• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.1.2 Kebiasaan Belajar

2.1.2.3 Aspek-aspek Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar tentunya ada kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar yang baik akan memperoleh hasil yang maksimal. Slameto (2013: 82-91) menjelaskan kebiasaan belajar yang dapat memengaruhi prestasi belajar yaitu: (1) pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, (2) membaca dan membuat catatan, (3) mengulangi bahan pelajaran, (4) konsentrasi, dan (5) mengerjakan tugas.

Kebiasaan belajar yang baik dimulai dari membuat jadwal. Proses belajar akan berjalan dengan baik dan berhasil apabila siswa dapat membagi waktu belajarnya, yaitu dengan membuat jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur, disiplin dan efisien. Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Siswa yang menyusun jadwal dan melaksanakannya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat menandakan siswa mampu memanfaatkan waktu-waktu yang tersedia setiap harinya untuk kegiatan belajar, tidur, makan, mandi, olahraga, dan sebagainya. Membuat jadwal dan melaksanakannya dengan baik merupakan hal yang termasuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Membaca dan membuat catatan juga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca karena membaca adalah alat belajar. Kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik

adalah sebagai berikut: memerhatikan kesehatan mata, memiliki jadwal belajar, membuat tanda-tanda atau catatan-catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh semua buku-buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya, dan membaca dengan konsentrasi penuh. Setiap siswa yang ingin meningkatkan prestasi belajar, ia harus teratur membaca buku pelajaran setiap harinya. Belajar tidak hanya berpedoman pada satu sumber saja, siswa perlu membaca sumber belajar lain untuk memperluas pengetahuan mereka. Tidak hanya buku pelajaran, buku lain yang berkaitan dengan materi pelajaran juga penting agar pengetahuan siswa bertambah. Semakin banyak membaca buku, maka semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh.

Siswa terkadang lupa dengan hal-hal yang telah dibacanya sehingga perlu untuk membuat catatan kecil agar siswa dapat mengingat kembali apa yang telah dibacanya. Membuat catatan juga besar pengaruhnya dalam belajar karena membantu siswa dalam mengingat hal-hal penting pada setiap materi pelajaran yang dipelajarinya. Dalam membuat catatan sebaiknya tidak semua yang dipelajari atau dibaca itu ditulis, tetapi diambil intisarinya saja sehingga siswa mencatat rangkuman materi dari mata pelajaran yang telah dipelajari. Catatan yang dibuat dengan rapi dan ditulis dengan jelas akan membuat siswa mudah untuk mempelajari semua materi secara umum dalam belajar sehingga dapat meraih prestasi belajar yang diharapkan.

Catatan materi yang telah dibuat siswa dapat digunakan untuk mengulang agar materi pelajaran tetap diingat oleh siswa. Mengulangi bahan pelajaran penting karena dengan adanya pengulangan (review), bahan pelajaran yang belum

dikuasai akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Caranya adalah dengan membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan itu. Agar dapat mengulang dengan baik, maka perlu menyediakan waktu untuk mengulang dan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya untuk menghafal dengan bermakna dan memahami bahan yang diulang dengan sungguh-sungguh. Metode menghafal bermacam-macam, yaitu dapat dengan cara diam tetapi otak berusaha untuk mengingat-ingat, dapat dengan membaca keras atau mendengarkan, dan dapat juga dengan cara menulisnya.

Dalam setiap kegiatan belajar, konsentrasi sangat diperlukan karena menentukan prestasi belajar seseorang. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Pemusatan pikiran merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, bukan bakat atau pembawaan. Seseorang yang belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik dalam belajar. Siswa harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran dalam belajar karena konsentrasi merupakan kunci untuk berhasil dalam belajar. Agar dapat berkonsentrasi dengan baik, siswa harus memiliki minat dan motivasi yang tinggi, tempat untuk belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya kebosanan, menjaga kesehatan dan memerhatikan kelelahan, menyelesaikan masalah yang mengganggu belajar dan bertekad untuk mencapai tujuan dan hasil terbaik dalam setiap belajar.

Menguji pemahaman siswa mengenai materi pelajaran yang telah dipelajarinya dapat dilakukan dengan cara mengerjakan tugas. Mengerjakan tugas

dengan baik akan membuat siswa berhasil dalam belajarnya karena dapat melatih kemampuan siswa terhadap materi pelajaran. Tugas itu mencakup mengerjakan tes/ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik, akan mengerjakan semua tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Hal itu karena siswa memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Menunda mengerjakan tugas merupakan hal yang tidak baik dalam membentuk kebiasaan belajar yang baik.

Pada dasarnya, dalam proses pembelajaran ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Aunurrahman (2014: 185) mengemukakan beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak baik dalam belajar yang sering dijumpai pada sejumlah siswa, yaitu: (1) belajar tidak teratur, (2) daya tahan belajar rendah (belajar secara tergesa-gesa), (3) belajar bilamana menjelang ulangan atau ujian, (4) tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap, (5) tidak terbiasa membuat ringkasan, (6) tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran, (7) senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya diri di dalam menyelesaikan tugas, (8) sering datang terlambat, dan (9) melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk (misalnya merokok). Dimyati dan Mudjiono (2010: 246) menyatakan kebiasaan belajar yang kurang baik, yaitu: (1) belajar pada akhir semester, (2) belajar tidak teratur, (3) menyia-nyiakan kesempatan belajar, (4) bersekolah hanya untuk bergengsi, (5) datang terlambat bergaya pemimpin, (6) bergaya jantan, seperti merokok, sok menggurui teman lain, dan (7) bergaya minta belas kasihan tanpa belajar.

Berdasarkan penjelasan tentang aspek-aspek kebiasaan belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang tidak baik. Siswa yang ingin memperoleh prestasi belajar yang optimal, maka siswa harus memiliki kebiasaan belajar yang baik. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik akan mudah dalam memahami dan menguasai materi pelajaran yang pada akhirnya dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang tidak baik akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai materi pelajaran. Hal itu akan menghambat kemajuan belajarnya yang pada akhirnya mengalami kegagalan dalam prestasi. Kebiasaan belajar yang baik ini perlu ditanamkan dan dikembangkan dalam diri setiap siswa. Oleh karena itu, kebiasaan belajar yang kurang baik harus dihindari dan diubah melalui kegiatan pembiasaan, pembinaan disiplin belajar pada siswa, dan dengan memberikan penguatan dalam belajar. Hal itu dikarenakan kebiasaan belajar bukan bakat alamiah, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan sengaja. Dengan demikian, akan dapat mengurangi kebiasaan belajar yang tidak baik dan membangkitkan kepercayaan diri siswa untuk lebih giat belajar sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang diharapkan.

Dokumen terkait