序論
日本語 い 命令形 いう文型 あ 文 命令文 あ こ 示
使わ い 普通 命令 文型 もいう 庵 2000:146-147 命
令形 話 手 相手 対 権力 示 権限 持 場合や関係 使う表現 あ
本研究 う 剣心追憶編 び う 剣心星霜編 いうOVA あ
命令形 い 分析 命令形 文 命令文 示 い
話 手 社会的地位 場面 状況 文型 依頼文 も 命令文若
命令形 見 さ
石沢 (2002:80-81) 記 様 命令形 い 機能 所有 い
:
1. 普通 年 男 人や地位 高い男 人 使わ い
2. 達 あ 男同士 使う 時 依頼形 使わ い
3. 工場 い 指示 例え 地震 火事等 いう緊急事態 場合
4. 命令 出 場合
5. 運動大会 応援 場合
文 い 意味 使い方 説明 為 こ 分析 い 記述的分析方法
使わ い データ ビデオ 由来 為 データ 集 電子媒体 文献調査
方法 使う
本論
命令形 あ 文 文 使わ 場合 状況 見 普通 命令
形 動詞 付 付 動詞 命令形 形 変化 記 文例 説
明 あ :
1. 飯塚 : ここ 出 !
Iizuka : Sugu ni koko wo dero!
Iizuka : Cepat keluar dari sini!
剣心 : う ま
Kenshin : Doushimashita?
Kenshin : Apa yang terjadi?
飯塚 : 桂さ 危 い!
Iizuka : Katsura san ga abunai!
Iizuka : Katsura dalam bahaya!
( う 剣心 追憶編 : 21.54)
飯塚 ここ 出 いう命令形 形 使う話 手 あ 命令
形 聞 手 剣心 あ 飯塚 剣心 仲間 剣心 同 組 者 あ
あ 剣心 自分 組 新人 あ 巴 話 い 真面目
話 い 際 飯塚 店 入 口 入 剣心 巴 店 出 様
使 ま こ こ 剣心 飯塚 同 地位 あ 緊急 場面
あ 為 許さ こ 見 さ 飯塚 言 出 いう命令形 辞書
形 出 あ 出 出 いう命令形
2. 薫 : 人 戻 い
Kaoru : Hitokiri ni modoranai de.
Kaoru : Jangan kembali menjadi pembunuh.
剣心 : 薫
Kenshin : Kaoru dono..
Kenshin : Nona Kaoru..
( う 剣心 星霜編 : 18.41)
こ セリフ 戻 い いう命令形 あ 戻 い 戻 .
戻 い ~ い いう未然形 あ 為 戻 こ いう意味
持 薫 剣心 社会的地位 同 為 薫 未然形 非公式 文 使
3. 巴 : 私何 ?
Tomoe : Watashi nani wo?
Tomoe : Apa yang harus kulakukan?
女 1 : こ 芋さ 皮 頼むわ
Onna 1 : Soko no oimosan no kawa, tanomuwa
Onna 1 : Tolong kupas kulit kentang yang ada disana!
巴 自分 仕事 終え 為 彼女達 手伝う為 何 いい
確認 女 1 芋 剥 こ 手伝 欲 い為 回答 ここ
命令形 願い ま いう意味 持 頼むわ いう文 示さ い
結論
命令形 形 使い方 文 構成や 命令形 使わ 場面 状況
見 こ 命令形 動詞 ~ 形 変化 形 あ 文 あ 命
令形 形 使うわ も い 記 文例 見 様 ~ い いう未
然形も 社会的地位や 形 使わ 場面 状況 命令形 見 さ
こ 頼む 等 いう依頼形も 話 手 誰 文 使わ 場
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... .ii
DAFTAR ISI...iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ...1
1.2Rumusan Masalah ...4
2.2.1 Definisi Sosiolinguistik ... 9
2.2.2 Masalah Sosiolinguistik ... 10
2.3 Faktor Sosial dan Dimensi Sosial ... 12
2.3.1 Faktor Sosial ... 12
2.3.2 Dimensi Sosial ... 13
2.4 Bahasa Sebagai Alat Komunikasi Sosial ... 13
2.5 Bahasa dan Kalimat ... 14
2.6 Jenis-jenis Kalimat ... 14
2.7 Hubungan Kalimat Imperatif dengan Tata Bahasa Lisan ... 17
2.8 Kalimat Imperatif ... 18
BAB III ANALISIS DATA
3.1 Kalimat Meireikei Antar Teman ... 20
3.2 Kalimat Meireikei Antara Guru dan Murid ... 30
3.3 Kalimat Meireikei Antara Atasan dan Bawahan ... 32
3.4 Kalimat Meireikei Antara Wanita dan Pria ... 37
3.5 Kalimat Meireikei Antara Musuh dan Musuh ... 42
3.6 Rangkuman Analisis ... 52
BAB IV KESIMPULAN ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
SINOPSIS ... vi
LAMPIRAN DATA ... x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah alat komunikasi untuk berinteraksi dengan manusia lainnya.
Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berinteraksi, karena bahasa adalah sumber untuk
terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak
akan saling mengerti satu sama lain, walaupun berasal dari suku atau daerah yang
sama. Menurut Suwarna (2002:4) bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi
dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun kolektif sosial.
Salah satu jenis kalimat bahasa Indonesia yang dipakai dalam berkomunikasi
adalah kalimat imperatif. Menurut Kridalaksana (2009:104) kalimat imperatif
merupakan kalimat yang mengandung intonasi imperatif dan pada umumnya
mengandung makna perintah atau larangan; dalam ragam oleh tulis ditandai (.) dan
(!).
Contoh :
1. Cepat pergi dari sini!
2. Berikan kue ini pada Sheila.
Dua kalimat di atas adalah contoh-contoh dari kalimat imperatif. Pada contoh
nomor 1 adalah kalimat imperatif dengan suruhan keras, sedangkan di contoh nomor
2 adalah kalimat imperatif suruhan halus.
Menurut Kitahara kalimat perintah atau imperatif disebut sebagai meireikei
命令形 命令 意 表 つつ 文 終え 時 使わ 形 あ
Meireikei wa, meireikei no imi wo arawashitsutsu, bun wo owaeru toki ni tsukawareru kei de aru.
dari film Rurouni Kenshin OVA Reflection. Dalam contoh kalimat nomor 3 tersebut,
Kaoru yang merupakan teman dan bisa dikatakan kakak dari Yahiko bertanya
mengapa seseorang bisa dengan mudahnya membunuh lain. Yahiko menjawab dengan
bentuk kalimat imperatif, menyuruh agar Kaoru tidak bertanya hal-hal seperti itu
kepadanya. Matsumura (1989:830) menjelaskan bahwa meirei adalah :
聞 手 対 話 手 望む行為や状態 遂行・実現 う 命
言語表現
Kikite ni taishite, hanashite ga nozomu koui ya jyoutai wo, suikou・jitsugen suru youni meijiru gengo byouken.
Bagi pendengar, ungkapan perintah adalah ungkapan bahasa yang memerintahkan untuk melaksanakan kondisi atau perbuatan yang diinginkan pembicara.
Dapat dipahami bahwa ungkapan meirei atau ungkapan perintah adalah suatu
kondisi di mana seseorang atau penutur ingin pendengar atau kawan tuturnya
Meireikei merupakan salah satu dari suatu ungkapan dalam tata bahasa lisan
maupun tulisan yang sehari-hari dipergunakan oleh masyarakat. Kemudian Ishizawa
(2002:80) menjelaskan situasi digunakannya meireikei adalah sebagai berikut:
相手 あ 動作 強要 使う 非常 強い響 持つ
使う場面 限 い
Aite ni aru dousa wo kyouyou suru toki ni tsukau. Hijyou ni tsuyoi hibiki wo motsu node, tsukau bamen wa kagirarete iru.
Digunakan untuk memaksa lawan bicara bertindak. Karena memiliki pengaruh yang kuat, situasi penggunaannya terbatas.
Penelitian ini dikaji berdasarkan kajian sosiolinguistik. Fasold (1993:ix)
mengemukakan bahwa inti sosiolinguistik tergantung dari dua kenyataan. Pertama,
bahasa bervariasi yang menyangkut pilihan bahasa-bahasa bagi para pemakai bahasa.
Kedua, bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan
pikiran-pikiran dari seseorang kepada orang lain.
Dari contoh-contoh tersebut, fungsi meireikei dalam kalimat bahasa Jepang
sangat beragam sehingga penulis tertarik untuk menganalisis fungsi dari meireikei
tersebut, terutama penulis ingin membahas bentuk-bentuk meireikei dalam film
Rurouni Kenshin OVA Reflection dan Rurouni Kenshin OVA Trust and Betrayal.
1.2Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan meireikei yang digunakan tokoh-tokoh dalam film
Rurouni Kenshin Reflection dan Trust and Betrayal?
2. Meireikei apa sajakah yang terdapat pada film Rurouni Kenshin Reflection
dan Trust and Betrayal?
1. Mendeskripsikan penggunaan meireikei yang digunakan tokoh-tokoh
dalam film Rurouni Kenshin Reflection dan Trust and Betrayal.
2. Mendeskripsikan meireikei apa sajakah yang terdapat pada film Rurouni
Kenshin Reflection dan Trust and Betrayal.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.
Metode deskriptif analisis merupakan metode penulisan yang digunakan untuk
membahas suatu permasalahan dengan cara meneliti, mengolah data, menganalisis,
menginterprestasikan, hal yang ditulis dengan pembahasan yang teratur dan
sistematis, dan diakhiri dengan kesimpulan.
Menurut Whitney (1960:160) metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara
mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Analisis tidak
semata-mata menguraikan melainkan juga memberi pemahaman dan penjelasan
secukupnya. Metode deskriptif analisis juga dapat digabungkan dengan metode
formal. Mula-mula data dideskripsikan, dengan maksud menemukan unsur-unsurnya,
kemudian dianalisis, bahkan juga diperbandingkan.
Selain itu menurut Nazir (1988: 63) metode deskriptif merupakan suatu metode
dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antarfenomena yang diselidiki. Terdapat ciri-ciri yang pokok pada metode deskriptif,
1. Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat penelitian
dilakukan atau permasalahan yang bersifat aktual
2. Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang diselidiki sebagaimana
adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang seimbang.
3. Pekerjaan peneliti bukan saja memberikan gambaran terhadap
fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis,
membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu
masalah.
Menurut Nazir (1988: 64-65) mengemukakan bahwa ditinjau dari jenis masalah
yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan, serta tempat dan waktu, maka
penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a) Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh
fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan
secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari
suatu kelompok ataupun suatu daerah.
b) Metode deskriptif berkesinambungan atau continuity descriptive research
meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu
objek penelitian.
c) Penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian
yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas.
manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan
rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.
e) Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada penerapan
tindakan yang dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan
permasalahan pada suatu kelompok subjek yang diteliti dan diamati
tingkat keberhasilannya atau dampak dari tindakannya.
f) Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai literatur
yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat baik itu
berupa buku, makalah ataupun tulisan yang sifatnya membantu sehingga
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses penelitian.
g) Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan.
Penulis akan mengambil contoh-contoh kalimat dalam film Rurouni Kenshin
OVA Reflection dan film Rurouni Kenshin OVA Trust and Betrayal dengan
menggunakan metode deskriptif. Mengapa menggunakan metode tersebut
dikarenakan penulis melakukan observasi kalimat meireikei yang terdapat pada
film-film tersebut, menganalisis masalah dan menjelaskan apa yang terdapat dalam
kalimat meireikei.
1.5 Teknik Penelitian
Teknik yang digunakan adalah pengumpulan data dan studi pustaka. Studi
kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun
informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.
karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku
tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik
lain.
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti
dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan.
Penulis mengobservasi film yang akan dijadikan topik dalam skripsi ini, setelah
penulis menemukan segala hal yang berkaitan dengan skripsi ini, penulis mencatatnya
BAB IV KESIMPULAN
Setelah penulis menganalisis bentuk-bentuk meireikei, penulis dapat menyimpulkan, bahwa
bentuk-bentuk meireikei terdiri dari beberapa macam, tergantung dengan siapa penuturnya, status
sosialnya, situasi terjadinya bentuk meireikei tersebut, dan kepada siapa bentuk meireikei itu
digunakan.
Bentuk meireikei umumnya digunakan seseorang yang statusnya lebih senior atau lebih
tinggi dibanding pendengarnya. Penggunaan meireikei yang digunakan oleh seseorang dengan
statusnya lebih tinggi, terkesan keras dan menggunakan kalimat dengan bentuk informal.
Selain itu, terdapat penggunaan meireikei dari wanita kepada pria dan contoh wanita
menggunakan kalimat meireikei kepada pria. Tetapi penggunaan meireikei tersebut lebih kepada
meireikei secara halus dan bisa dikatakan mereka lebih memohon dibanding memerintah teman
prianya tersebut. Karena wanita lebih sering menggunakan tata bahasa yang teratur dan sopan.
Penggunaan meireikei pun sering digunakan kepada sesama teman. Dengan statusnya yang
sebagai teman, maka penggunaan meireikei tersebut lebih leluasa. Biasanya digunakan oleh
sesama pria kepada teman prianya. Berbeda dengan wanita, bahasa yang digunakan pria kepada
teman prianya lebih keras dan menggunakan meireikei dengan bentuk ~ろ, yaitu bentuk
meireikei yang bisa diartikan kalimat perintah secara keras.
Dalam hal situasi dan keadaan, bentuk meireikei digunakan disaat genting atau terdesak.
Karena arti dari meireikei tersebut adalah bentuk imperatif. Dilihat dari situasinya, penggunaan
keadaan yang tidak memungkinkan. Seperti di saat kita kabur dari kejaran musuh, atau saat di
mana kita memaksa lawan bicara kita untuk melakukan sesuatu yang kita perintahkan. Terdapat
bentuk meireikei yang terpaksa digunakan di saat genting, walaupun status sosial dari penutur
lebih rendah sedangkan pendengar mempunyai status sosial yang lebih tinggi.
Berdasarkan struktur kalimat saat digunakannya bentuk meireikei, penggunaan bentuk
meireikei digunakan di akhir kalimat, dan mengubah bentuk kata kerja menjadi bentuk meireikei
yaitu ~ろ. Selain itu, bentuk ~ない pun bisa dikatakan sebagai bentuk meireikei karena arti dari
~ない adalah ‘jangan’. Contohnya seperti 食べる + ない = 食べない yang mempunyai arti
ANALISIS PENGGUNAAN
命令形
DALAM FILM RUROUNI
KENSHIN OVA REFLECTION DAN TRUST AND BETRAYAL
(Kajian Sosiolinguistik)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi persyaratan akademik dalam mencapai gelar Strata satu pada Fakultas Sastra dan Program Studi Sastra Jepang
disusun oleh
CHIKITTA F. 0942026
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
るろうに剣心
OVA
追憶編と星霜編にある禁止の意味を持つ命令
形の仕分けについての分析
概要
チキッタ
0942026
マ
タキ
ス
教大学
文学部
日本文学科
バン
ン
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus atas segala berkat yang diberikan
oleh-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Penulisan
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Jurusan Sastra Jepang,
Fakultas Sastra Universitas Kristen Maranatha.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan serta
masih bersifat sederhana, mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis. Dalam
penulisan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari berbagai
pihak yang dengan kesediaannya telah membantu penulis untuk menyelsaikan skripsi ini. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Yang terhormat Bapak Anton Sutandio, S.S., M.Hum., Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Sastra, Universitas Kristen Maranatha.
2. Yang terhormat Bapak Drs. Dance Wamafma, M.Si selaku dosen wali dan dosen
pembimbing I yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi dan
Ketua Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Kristen Maranatha.
3. Ibu Elyzabeth Esther Fibra Simarmatata, S.S., M.A. selaku dosen pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak Kamaga Masamu, Ph.D., selaku dosen pembimbing sinopsis yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk mengoreksi dan mengarahkan dalam pembuatan sinopsis.
6. Seluruh dosen Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Kristen Maranatha
yang telah banyak memberikan pengetahuan dan ilmunya kepada penulis selama
7. Mama, Om Wawa, Kak Ia, Aa Baron, Brian, Makeyla, Oma Nancy serta keluarga
tercinta yang senantiasa mendoakan, memberikan dukungan dan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuanganku Ari, Sherly, Santi, Ain, Priska serta teman-teman satu
angkatan 2009.
9. Teman-teman semasa sekolah, Inge, Riri, Febri, dan Jessi yang selalu menyemangati
setiap bertemu juga teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu meminjamkan majalah, buku, dan mencari ide serta memberikan semangat kepada
penulis.
10.Bapak Agus selaku Gojek langganan saya yang selalu mengantar saya selamat sampai
Universitas Maranatha.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis
secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, walaupun penulisan skripsi ini belum sempurna penulis telah berusaha dengan
sebaik-baiknya dan penulis menerima segala kritik dan saran bagi pembaca skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat dalam dunia pendidikan khusunya dalam proses
pembelajaran bahasa Jepang.
Bandung, 16 November 2016
Penulis,
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
AOTS. 1994. Shin Nihongo no Kiso. Tokyo:3A Corporation
Brown, Gillian dan George Yule. (1983). Analisis Wacana. Terjemahan I. Soetikno. 1996. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Chaer, Abdul & Leonie Agustina. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. 1995. Jakarta: Rineka Cipta
Dahidi, Ahmad & Sudjianto. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.
Dardjowidjojo, Soenjono. 1988. “Morfologi Generatif : Teori dan Permasalahannya” dalam Peliba I, Soejono (Peny.). Jakarta : Lembaga Bahasa Atma Jaya
Felicia. 2001. Pengertian Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Fishman, JA. Ed (1972) The Sociology of Language. Rowley Massachusetts : New Buy House Publisher
Hayashi.1990.Gengokousou. Tokyo. Kuroshio Shuppan
Holmes, Janet. 2001. An Introduction to Sociolinguistics. New York : Longman.
Iori, Isao et al. 2000. Shokyuu o Oshieru Hito no Tame no Nihongo Bunpou Handobukku. Tokyo: Surii Ee Nettowaaku.
Kazuhiro, Furuhashi. 1999. Rurouni Kenshin OVA Trust and Betrayal. Studio Deen.
Kazuhiro, Furuhashi. 2001. Rurouni Kenshin OVA Refelction. Studio Deen.
Kitahara, Yasuo. 1988. Nihonggogaku. Tokyo : Sakai Shoten
Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Leech, Geoffrey.(1993). Prinsip-Prinsip Pragmatik.Jakarta: UI Press
Muhammad Nazir, 1988, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Nababan, P.W.J. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE.
Nitta, Yoshio. 1997. Nihongo Bunpou Kenkyuu Josetsu. Tokyo: Kuroshio Shuppan.
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga
Ramlan. 1987. Sintaksis Ilmu Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Karyono
Sibarani, Robert. 1992. Hakikat Bahasa. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Sanada, Shinji. 1992. Shakaigengogaku. Japan, Tokyo: Oufuu
Supardo, Susilo. 1988. Bahasa Indonesia dalam Konteks. Proyek PLPTK Dirjen Dikti: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.
Teramura, Hideo. 1987. Nihongo no Sintaksis to Imi. Japan: Kuroshiosyuppan.
Tomita, Takayuki. 1993. Bunpo No Kiso Chishiki To Sono Oshiekata. Tokyo: Bojinsha.