• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resume Pengertian Hierarki dan Tujuan Ta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Resume Pengertian Hierarki dan Tujuan Ta"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

DEFINISI, HIERARKI DAN TUJUAN TASAWUF

1.PENGERTIAN TASAWUF

Tasawuf merupakan salah satu ilmu islam yang menekankan dimensi dan aspek spiritual dari islam. Dalam kaitannya dengan manusia, tasawuf lebih menekankan aspek rohani dari pada aspek jasmaninya. Dalam kaitannya dengan kehidupan, tasawuf lebih menekankan kehidupan di akhirat dari pada kehidupan didunia yang hanya bersifat sementara. Dalam kaitannya dengan pemahaman dalam hal agama, tasawuf juga lebih menekankan aspek esoterik dari pada aspek eksoterik, maksudnya lebih menekankan aspek penafsiran batin dari pada aspek penafsiran lahir.

Tasawuf lebih menekankan spiritual dalam berbagai aspek dikarenakan para ahli tasawuf atau yang biasa disebut sufi, sangat mempercayai keutamaan “spirit” daripada “jasad”, sangat

mempercayai dunia spiritual dari pada dunia material. Mereka percaya bahwa dunia spiritual lebih real atau nyata dari pada dunia jasmani. Tasawuf bukan merupakan ilmu empiris, logis, rasional, dan sistematis, karena mereka tidak bisa mentransformasikan ilmunya kepada orang lain. Lebih tepatnya ilmu tasawuf adalah kumpulan pengalaman yang mengadakan komunikasi dengan Nur Ilahi dengan penuh rasa dalam berbagai bentuk kehidupan yang menjauhi segala kemewahan yang ada didunia dan lebih memilih menghabiskan waktu beribadah kepada Allah, dan rindu untuk bertemu dengan Allah.

Tasawuf juga bisa dikatakan petualangan batin dengan pesan-pesan spiritual yang dapat mententramkan batin umat manusia. Tasawuf juga disebut sebagai suatu sistem penghayatan keagamaan yang bersifat esoterik. Ada beberapa asal usul dari kata tasawuf. Menurut kitab Kasyf al-Mahjub, al-Hujwiri menjelaskan kata-kata tasuf terbagi menjadi 3.

Yang pertama berasal dari kata al-shu’f, yang artinya adalah wol. Karena pada saat itu orang-orang sufi menggunakan pakaian yang terbuat dari wol yang melambangkan kesederhanaan. Hal ini ditunjukkan sebagai reaksi terhadap kemewahan hidup yang dinikmati oleh golongan pemerintah, yaitu pada pemerintah Bani Umayyah dan pemerintahan Bani Abbas. Para kaum sufi ini berusaha menghindari kemaksiatan dan penyelewengan terhadap contoh teladan yang telah diberikan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Mereka lebih memilih mengasingkan diri dan dan tekun dalam beribada dan serta lebih mengutamakan masalah kesucian jiwa. Para sufi ini pertama kali mulai muncul di Kufah dan Basrah.

Yang kedua istilah tasawuf berasal dari kata al-shaf, yang artinya barisan pertama. Maksudnya barisan pertama ialah para kaum sufi yang ingin pada barisan pertama di hadapan Tuhan, karena begitu besarnya keinginan mereka terhadap Tuhan, kecenderungan didalam hati para kaum sufi terhadap Tuhan dan tinggalnya bagian-bagian rahasia didalam diri para kaum sufi di hadapan Tuhan.

Yang ketiga istilah tasawuf juga berasal dari kata ahl al-shuffah karena para kaum sufi mengaku sebagai golongan ahl al-shuffah yang diridai Allah Swt. Mereka dinamakan sufi karena sifat-sifat mereka yang menyamai sifat orang-orang yang tinggal di serambi masjid (shuffah) yang pada kala itu hidup pada masa Nabi Muhammad Saw.

(2)

menjaga moral dan mensucikan diri mereka dari berbagai kejahatan dan keinginan duniawi yang begitu banyak, karena itulah mereka disebut sufi.

Menurut ‘Abd al-Qadir al-Jailani seseorang dapat dikatan sufi karena adanya 3 alasan. Yang pertama karena terjadinya proses penjernihan terhadap hati mereka karena cahaya makrifat. Yang kedua mereka dinisbahkan kepada ashhab al-shuffah, yaitu para sahabat yang meninggalkan segala sesuatu yang mereka punya karena cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Yang ketiga, mereka memakai shuf (pakaian yang terbuat dari bulu), untuk sufi yang berada ditingkatan pemula mereka mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu biri-biri, untuk sufi yang berada ditingkatan

pertengahan mereka mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu kambing, sedangakan sufi yang berada ditingkatan paling tinggi mereka mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu mir’izza (bulu halus kambing).

Dari berbagai arti dari kata tasawuf yang sudah dijelaskan, bisa kita pahami bahha tasawuf itu adalah kedisiplinan ilmu yang sangat erat kaitannya dengan penyucian jiwa manusia untuk mendekatkan diri kita kepada Allah Swt. Pembahasan tasawuf ini akan sangat erat kaitannya dengan upaya nenumbuhkan akhlak mulia, sikap konsisten dalam segala hal yg bertujuan untuk mengendalikan diri kita dari hawa nafsu kebinatangan dan kehidupan duniawi, dan juga ini merupakan jalan yang terbaik untuk mendekatkan diri kita pada Allah Swt. Dari segi aspek epistemologi, tasawuf juga berupaya untuk memurnikan jiwa dan hati sebagai syarat utama mendekatkan diri kepada Allah Swt.

2. HIERARKI TASAWUF

Ibn Khaldun mengkategorikan tasawuf sebagai salah satu dari ilmu-ilmu syariah.

Dalam pembagian ilmu menurut al-Ghazali ilmu terdiri atas dua yaitu ilmu yang

dihadirkan dan ilmu yang dicapai, kalau tasawuf dikategorikan sebagai ‘ilm

al-hudhuri. Ibn al-Qayyim al-Jauziyah membagi ilmu menjadi tiga derajat yaitu: ‘ilm

jaliyun, ‘ilm khafiyun, dan ‘ilm laduniyun, tasawuf dikelompokkan dalam ‘ilm

khafiyun dan ‘ilm laduniyun. Menurut Syed Muhammad Naqulib al-Attas taaawuf

dikategorikan sebagai matafisika Islam yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu

agama.

Dari berbagai aspek sumber, tasawuf adalah salah satu dari ilmu syariah,

menurut Ibn Khaldun bersumber dari Alquran dan hadis, dan akal tidak ada perannya

ilmu-ilmu syariah kecuali untuk menarik kesimpulannya. Tasawuf sebagai dari salah

satu ilmu-ilmu syariat ternyata telah dipraktikkan pada zaman Nabi Muhammad Saw,

para sahabat dan tabiin, dan pada kala itu tasawuf masih berupa bentuk ibadah

semata. Dari segi aspek pembahasan tasawuf berbicara tentang empat permasoalan

yaitu: pertama, pembahasan tentang mujahadah, zauq, introspeksi diri dan juga

tingkatan-tingkatan spiritual. Yang kedua, penyingkapan spiritual dan hakikat alam

gaib. Yang ketiga adalah keramat wali. Yang keempat adalah istilah-istilah kaum sufi

yang diungkapkan pasca ‘mabuk’ spiritual.

(3)

tasawuf falsafi yaitu aliran yang cenderung kepada ungkapan-ungkapan yang ganjil,

memadukan antar visi mistis dan visi rasional dan banyak menggunakan terminologi

filosofi dan juga banyak dipengaruhi ajaran filsafat.

3. TUJUAN TASAWUF

Tujuan tasawuf sangat erat kaitannya dengan tujuan manusia yang telah dijelaskan didalam ajaran Islam. Didalam Al-qur’an mengaskan bahwa manusia diciptakan dengan tujuan seperti

syahadah, ibadah, khlaifah, dan juga hasanah. Para sufi sudah merumuskan tujuan dari tasawuf. Ibn Khalid telah menjelaskan bahwa puncak perjalanan spiritual para penempuh jalan tasawuf setelah melewati berbagai tingkatan spiritual adalah kemantapan tauhid dan makrifat. Junaid al-Baghdadi bilang makrifah adalah awal dari kebutuhan hamba dari hikmah. Pernyataan tersbutu mendukung penagasan bahwmbia tujuan dari bertasawuf adalah bermakrifat kepada Allah Swt. Tujuan ajaran tasawuf juga untuk membing kita agar beribadah kepada Allah lebih ikhlas, berusaha membina rohani menjadi bersih yang akan sangat berpengaruh pada kepada kebersihan jasmani. Menurut al-Ghazali tujuan tasawuf adalah tuntunan yang dapat menyampaikan manusia kepada mmengenal Tuhan dengan sebenar-benarnya ma’rifat, karena itu adalah jalan atau thoriqat yang sangat baik.

Dari dua sumber ajaran Islam yaiti Alquran dan hadis, bahwa manusia sangat berpotensi untuk mendekatkan diri kita kepada Allah Swt, bertauhid dan juga bermakrifat kepada Allah Swt. Spperti yang sudah dijelaskan sebelumnya para kaum sufi mengatakan bahwa ajaran tasawuf menghendaki pelajar sufi untuk mampu mendekatkan diri mereka kepada Allah, dan memiliki akhlak yang mulia. Menurut ajaran tasawuf hati kita harus dibersihkan. Jika seseorang sudah bersih lahir dan batin dari kemaksiatan, maka dia akan terangkatlah dinding ma’rifatullah yang ingin dicapai oleh para sufi. Dengan cara tersebut manusia akan merasakan bertemu dengan Tuhan pada saat kita beribadah kepada Allah. Dari beberapa uraian diatas dapat kita pahami bahwa tujuan para sufi adalahengenal Allah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan segala pengenalan dan pengabdiannya. Pada hakikatnya pengenalan para sufi adalah bentuk keyakinan yang teguh kepada Allah, sehingga betul-betul dapat merasakan dan menyaksikan keagungan Allah Swt dengan keimanannya.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah RUU disetujui DPR dan disahkan menjadi UU, presiden membentuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang anggota-anggotanya adalah wakil dari partai politik dan wakil dari

The results showed that anthocyanin from purple sweet potato increases the level of both BDNF and VEGF expression in the cerebellum of ischemic stroke rats.. It is

Tabel 3.4 Penafsiran Data Self Control dalam Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat berkaitan dengan Mengkonsumsi Makanan dari. Kantin

Hasil dari penelitian ini adalah perencanaan strategis pengembangan sistem informasi smart campus di Politeknik Indonusa Surakarta yang terdiri dari 24 sistem

Hasil observasi siswa menggunakan lembar observasi siswa yang telah dipersiapkan sebelumnya. Aspek pengamatan pada lembar observasi siswa disesuaikan dengan

In this paper, the hybrid control architecture uses hierarchical structure of IT2 fuzzy sets (IT2FS) to avoid the huge rule base due to the embedded platform and modular

Setelah menambahkan plugin UndaBeans akan ada tambahan menu-menu baru pada Pallete Beans... Buat Form-form dengan NewJInternalFrameFrom kemudian pada Menu Utama (

SIA terdiri atas tiga subsistem: (1) sistem pemrosesan transaksi (TPS) yang mendukung operasi harian melalui berbagai laporan, dokumen, dan pesan untuk pengguna di seluruh