• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Seminar Nasional APROBSI 2016 (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Seminar Nasional APROBSI 2016 (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP BAHASA MAHASISWA JURUSAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA,

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERHADAP BAHASA INDONESIA

Baharman dan Abdul Haliq Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNM

email: baharman@unm.ac.id dan abdul.haliq@unm.ac.id

ABSTRAK

Penggunaan bahasa Indonesia yang cenderung menyalahi aturan sebagai akibat dari sikap negatif pengguna bahasa terhadap bahasa Indonesia, tidak terkecuali mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan “Sikap Bahasa Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar terhadap Bahasa Indonesia”. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal. Sampel yang diambil dari populasi menggunakan teknik Probability Sampling (Simple Random Sampling). Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (kuesioner/angket). Teknik pengolahan data yang digunakan, yaitu teknik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris masih berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris masih tetap bangga, setia, dan tetap memberikan perhatian pada bahasa Indonesia. Mahasiswa masih sering menggunakan bahasa Indonesia dalam aktivitas baik di luar kelas maupun di dalam kelas yang tidak mewajibkan mahasiswa menggunakan bahasa Inggris.

Kata Kunci: sikap, bahasa, dan bahasa Indonesia

PENDAHULUAN

Bahasa menjadi bagian yang terpenting bagi kehidupan manusia karena digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Manusia sebagi makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, akan tetapi membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Untuk mampu berinteraksi satu sama lain, maka diperlukanlah kehadiran bahasa untuk digunakan sebagai media dalam berkomunikasi.

(2)

Bahasa Indonesia kali pertama mendapat pengakuan pada sumpah pemuda yang digelar pada 28 Oktober 1928. Salah satu butir sumpah pemuda tersebut

menyatakan bahwa „menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia‟. Inilah

yang merupakan tonggak lahirnya bahasa Indonesia yang dijadikan sebagai lingua franca bagi seluruh suku bangsa yang ada di wilayah nusantara hingga sekarang. Selain itu, bahasa Indonesia juga telah diakui dalam konstitusi negara, yaitu pada UUD 1945 pasal 36 yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa negara yang mempunyai dasar hukum. Dengan diakuinya bahasa Indonesia di dalam UUD maka semakin kuatlah kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dapat digunakan untuk berkomunikasi antarsuku di seluruh wilayah nusantara.

Sepatutnya, bahasa Indonesia menjadi kebanggaan karena tidak semua negara di dunia memiliki bahasa sendiri yang dijadikan sebagai bahasa nasional dan sekaligus menjadi salah satu identitas negara. Fungsi Bahasa Indonesia yang kedudukannya sebagai bahasa nasional, yaitu sebagai lambang kebanggaan bangsa, lambang identitas nasional, alat perhubungan antardaerah, alat pemersatu berbagai suku bangsa yang ada di nusantara. Sedangkan fungsi Bahasa Indonesia yang kedudukannya sebagai bahasa Negara, yaitu sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional, alat pengembangan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Dalam kaitannya dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, sudah sepatutnya selaku warga negara Indonesia menyadari akan adanya norma dalam bahasa Indonesia. Bahasa tidak dipergunakan sesuka hati pengguna bahasanya, akan tetapi ada aturan yang melekat dalam bahasa tersebut. Dalam kaitannya dengan kondisi yang mengharuskan untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar (kondisi formal) maka sepatutnya aturan-aturan kebahasaan diperhatikan agar bahasa yang digunakan efektif dan benar. Lain halnya pada kondisi-kondisi nonformal, bahasa yang digunakan memang tidak harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, akan tetapi lebih mementingkan komunikasi itu berjalan dengan baik.

Sebagai warga negara yang baik, sudah selayaknya penggunaan bahasa Indonesia harus tetap dijaga keberlangsungannya. Selain sebagai bentuk penghargaan terhadap bahasa Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia juga menjaga eksistensi dari bahasa tersebut. Namun, sesuai dengan hasil pengamatan banyak dari masyarakat terutama dari kalangan muda yang tidak memerhatikan penggunaan bahasa tersebut. Bahkan, banyak dari kalangan muda tersebut lebih senang memperdalam ilmu bahasa Inggrisnya dibanding ilmu bahasa Indonesia. salah satu penyebab merosotnya penghargaan terhadap bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia tanpa dipelajari pun sudah dapat digunakan dengan baik, sehingga perhatian untuk memperbaiki penggunaan bahasa Indonesia tidak ada.

(3)

tersebut. Meskipun hanya sebuah opini, namun ketika kita peka terhadap kondisi bahasa Indonesia saat ini pernyataan tersebut memang ada benarnya. Hal ini dapat dilihat dari fenomena masyarakat Indonesia yang kini lebih bangga ketika berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya daripada menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan dalam beberapa kasus terkadang masyarakat juga menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baku dalam forum-forum resmi.

Penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, atau penggunaan bahasa yang menyimpang dari aturan-aturan kebahasaan terkadang digunakan secara sengaja oleh penggunanya. Hal ini berpotensi akan merusak bahasa Indonesia dan bahkan mungkin pengguna bahasa Indonesia secara perlahan akan meninggalkan bahasanya sendiri dan beralih menggunakan bahasa lain. Penyimpangan-penyimpangan itu terjadi pada dasarnya tidak terjadi begitu saja, akan tetapi ada faktor yang menyebabkan hal tersebut. Salah satu faktor yang sangat riskan terjadi, yaitu mengenai sikap bahasa seseorang terhadap bahasanya. Penggunaan bahasa Indonesia yang cenderung menyalahi aturan sebagai akibat dari sikap negatif pengguna bahasa terhadap bahasa Indonesia.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis melakukan penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan “Sikap Bahasa Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar terhadap Bahasa Indonesia”.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris, FBS UNM. Populasi yang ditetapkan, yaitu mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar sebanyak 178 orang. Sampel yang diambil dari populasi menggunakan teknik Probability Sampling (Simple Random Sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sampel yang diambil dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 30 orang mahasiswa.

(4)

diinterprestasikan. Data yang akan dianalisis merupakan data hasil penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, serta diikuti dengan pengujian terhadap hipotesis penelitian, kemudian peneliti melakukan analisis untuk menarik kesimpulan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah Peneliti melakukan pengumpulan data dengan, kemudian ditentukan alat untuk memperoleh data dari elemen-elemen yang akan diselidiki. Alat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat responden tentang fenomena sosial. Dalam skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang alternatifnya berupa pertanyaan. Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Adapun alternatif jawaban dengan menggunakan skala likert, yaitu dengan memberikan skor pada masing-masing jawaban pertanyaan alternatif sebagai berikut:

Untuk mendapatkan kecenderungan, jawaban responden akan didasarkan pada nilai rata-rata skor jawaban yang selanjutnya akan dikategorikan pada rentang skor berikut ini:

Dengan demikian kategori skala dapat ditentukan sebagai berikut :

Kategori Skala

(5)

Penggunaan bahasa yang yang tidak sesuai dengan situasinya mencerminkan sikap bahasa yang negatif. Sebaliknya, seseorang yang mampu menjaga cara penggunaan bahasanya yang disesuaikan dengan konteks atau situasinya mencerminkan sikap bahasa yang positif. Sudah sewajarnya pengguna bahasa memerhatikan situasi bahasa yang berkaitan dengan pemilihan bahasa yang digunakan. Hal ini akan mempermudah dan memperlancar komunikasi antarsesama komunikan.

Sesuai dengan konteks pada masyarakat Indonesia, sudah sepatutnya warga negaranya mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah komunikasinya. Artinya, pengguna bahasa mampu menyituasikan ragam pilihan bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi kebahasaan yang dialami penutur. Warga negara Indonesia sudah sewajarnya mencintai dan menjujunjung tinggi bahasa Indonesia dan mampu menggunakan bahasa Indonesia tersebut pada situasi kebahasaan apapun.

Ada tiga hal yang menjadi aspek penilaian sikap bahasa terhadap bahasa Indonesia, yaitu (1) kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, (2) kesetiaan menggunakan bahasa Indonesia, dan (3) kesadaran akan norma bahasa. Apabila seorang warga Indonesia sudah menyadari tiga hal ini dan mampu mempraktikkannya dalam situsi kebahasaan apapun, maka dapat dikatakan seseorang tersebut sudah memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia.

Rasa bangga terhadap bahasa sendiri akan membangun kepercayaan diri dalam menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini mampu memengaruhi cara seseorang dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia. Kebanggaan akan bahasa Indonesia dapat juga memengaruhi cara pandang terhadap bahasa Indonesia. Dengan rasa bangga, seseorang dengan sendirinya akan timbul rasa percaya bahwa bahasa Indonesia akan mampu bersaing dengan bahasa-bahasa lain di dunia.

Setia menggunakan bahasa Indonesia pada situasi kebahasaan apapun. Penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari akan lebih intens dan lebih senang menggunakan bahasa Indonesia di mana pun berada. Setia dapat juga diartikan sebagai loyalitas dalam menggunakan bahasa Indonesia.

Norma bahasa disadari sangat penting dalam menjaga komunikasi dengan lawan penutur. Penggunaan norma ataupun aturan dalam bahasa Indonesia sebaiknya disutuasikan pada tempatnya. Dalam arti bahwa pada situasi kebahasaan yang berbeda akan mengakibatkan pemilihan ragam bahasa yang berbeda dan tentunya akan berpengaruh terhadap norma bahasa pula. Penggunaan norma bahasa pada situasi tertentu harus diperhatikan agar menjaga keutuhan makna yang digunakan dalam penyampain pesan kepada lawan tutur.

Tanggapan Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris terhadap Aspek Kebanggaan Terhadap Bahasa Indonesia

(6)

No. Item

Frekuensi Jawaban

N= 30 Jumlah

Skor Mean Penilaian S/SB Sr/B KK/Bi TP/TB

1. 3 13 13 1 30 78 2,6 Baik

2. 16 10 4 0 30 102 3,4 Sangat

Baik

3. 18 10 2 0 30 106 3,53 Sangat

Baik

4. 20 9 1 0 30 109 3,63 Sangat

Baik

5. 14 14 2 0 30 102 3,4 Sangat

Baik

6. 17 12 1 0 30 106 3,53 Sangat

Baik

7. 8 15 5 2 30 89 2,97 Baik

8. 10 11 8 0 30 89 2,97 Baik

9. 7 9 11 3 30 80 2,67 Baik

Rata-rata Kebanggaan Terhadap Bahasa Indonesia 3.19 Baik

Keterangan: S: selalu SB: sangat baik Sr: sering B: baik

KK: kadang-kadang Bi: biasa TP: tidak pernah TB: tidak baik

Hasil perhitungan di atas, menunjukkan bahwa kebanggaan terhadap bahasa Indonesia masuk ke dalam kriteria baik, hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,19. Berdasarkan rentang skor rata-rata-rata-rata berada pada interval 2,51–3,25 yang berarti masuk dalam klasifikasi penilaian baik. Namun demikian, ada beberapa aspek yang sudah masuk pada kategori sangat baik seperti pada item (2) menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama pada setiap mata kuliah umum, (3) senang menggunakan bahasa Indonesia ketika berdiskusi di kelas pada mata kuliah umum, (4) bertanya menggunakan bahasa Indonesia pada mata kuliah umum ketika kurang mengerti mengenai materi pelajaran yang dijelaskan oleh dosen, (5) menggunakan bahasa Indonesia ketika dosen memberikan pertanyaan pada mata kuliah umum, dan (6) senang menggunakan bahasa Indonesia ketika berdiskusi dengan teman.

Tanggapan Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Terhadap Aspek Kesetiaan Menggunakan Bahasa Indonesia

(7)

No.

Nilai Rata-rata Aspek Kesetiaan Terhadap Bahasa Indonesia 3,52 Sangat Baik

Hasil perhitungan di atas, menunjukkan bahwa aspek kesetiaan terhadap bahasa Indonesia masuk ke dalam kriteria sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,52 dan berdasarkan rentang skor rata-rata berada pada interval 3,26–4,00 yang berarti masuk dalam klasifikasi penilaian sangat baik. Semua item pernyataan dalam aspek kesetiaan terhadap bahasa Indonesia berada pada kategori sangat baik. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris tetap setia menggunakan bahasa Indonesia pada setiap kesempatan kuliah yang tidak mewajibkan mahasiswanya menggunakan bahasa Inggris.

Tanggapan Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Terhadap Aspek Kesadaran akan Norma Bahasa Indonesia

Berdasarkan jumlah total skor jawaban responden atas item pernyataan pada aspek kesadaran akan norma bahasa Indonesia, diakumulasi skor jawaban tersebut sebagai berikut:

Nilai Rata-rata Aspek Kesadaran akan Norma B.Indonesia 3,31 Sangat Baik

(8)

Indonesia baku untuk mengajukan pertanyaan kepada dosen ketika ada materi yang kurang dipahami pada mata kuliah umum, dan (5) menggunakan bahasa Indonesia yang baku sesuai dengan situasi saat menjawab pertanyaan dosen yang diajukan kepada mahasiswa pada mata kuliah umum.

Sikap Bahasa Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Terhadap Bahasa Indonesia

Sikap bahasa mencerminkan tiga aspek yang dikemukakan sebelumnya, yaitu aspek kebanggaan, kesetiaan, dan kesadaran akan norma bahasa. Ketiga aspek ini saling berkaitan dalam membentuk sikap bahasa. Untuk menilai sikap bahasa maka dibutuhkan setidaknya tiga aspek tersebut. Adapun sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris dapat dilihat pada tabel berikut:

(9)

18. 18 10 1 1 30 105 3,5 Sangat Nilai Rata-rata Sikap Bahasa Mahasiswa Jurusan Bahasa

Inggris 3,33

Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris menunjukkan sikap bahasa yang positif karena nilai rata-rata dari hasil perhitungan, yaitu: 3,33. Berdasarkan pada rentang skala 3,26–4,00 berada pada kategori sangat baik. Hal ini mengindikasikan bahwa sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris menunjukkan sikap bahasa yang positif walaupun mahasiswa tersebut kuliah pada Jurusan Bahasa Inggris atau mempelajari bahasa asing.

Jika dilihat pada setiap aspeknya, kebanggaan terhadap bahasa Indonesia berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata 3,19. Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris masih memiliki rasa bangga terhadap bahasa sendiri. Kebanggaan itu dapat dilihat dari masih intensnya mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris menggunakan bahasa Indonesia dalam kegiatan di kelas pada mata kuliah umum. Pada aspek kesetiaan terhadap bahasa Indonesia, mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris berada pada kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 3,52. Hasil ini mengindikasikan bahwa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris setia terhadap bahasa Indonesia. Setia dapat juga diartikan sebagai loyalitas terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Aspek kesadaran akan norma bahasa Indonesia masuk ke dalam kriteria sangat baik dengan skor rata-rata 3,31. Berdasarkan rentang skor rata-rata berada pada interval 3,26–4,00 yang berarti masuk dalam klasifikasi penilaian sangat baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris masih berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris masih tetap bangga, setia, dan tetap memberikan perhatian pada bahasa Indonesia. Mahasiswa masih sering menggunakan bahasa Indonesia dalam aktivitas baik di luar kelas maupun di dalam kelas yang tidak mewajibkan mahasiswa menggunakan bahasa Inggris.

KESIMPULAN

(10)

penggunaan bahasa Indonesia. Aspek kesadaran akan norma bahasa Indonesia masuk ke dalam kriteria sangat baik walaupun sebenarnya diperlukan tuntutan kaidah pada mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris untuk menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Hal ini yang terkadang membuat seseorang tidak mampu membedakan pilihan bahasa yang digunakan pada situasi kebahasaan tertentu. Terkadang hanya menyamakan bahasa yang digunakan pada situasi nonformal dan juga situasi formal, begitu pula dengan penggunaan bahasa Indonesia oleh mahasiswa yang mempelajari bahasa Inggris. Untuk mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baku, maka diperlukan ketekunan untuk belajar dan juga kebiasaan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku pada setiap situasi formal baik lisan maupun tulis. Hanya dengan cara inilah sehingga dengan mudah dapat membedakan situasi kebahasaan dan pilihan bahasa yang digunakan dalam bertutur ataupun menulis.

Sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris menunjukkan sikap bahasa yang positif karena berada pada kategori sangat baik. Hal ini mengindikasikan bahwa sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris menunjukkan sikap bahasa yang positif walaupun mahasiswa tersebut kuliah pada Jurusan Bahasa Inggris atau mempelajari bahasa asing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris masih berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris masih tetap bangga, setia, dan tetap memberikan perhatian pada bahasa Indonesia.

UCAPAN TERIMA KASIH

Rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada nama-nama di bawah ini atas bantuan, partisipasi, dan kerja sama yang diberikan dalam rangka pelaksanaan penelitian ini:

1. Rektor Universitas Negeri Makassar;

2. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar;

3. Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar; 4. Ketua dan Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia; 5. Ketua dan Sekretaris Jurusan Bahasa Inggris;

6. Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris; 7. Ketua Prodi Sastra Inggris;

8. Ketua Prodi Business English;

9. Dosen-Dosen pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia;

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta

Hanifudin, Hani. 2012. Tips Memilih Tema Skripsi plus Menggarapnya dengan Tuntas. Jogjakarta: Diva Press.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah. . 1994. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.

Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Kredit bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan penghapusan yang besar, sehingga mengurangi

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha pengasih dan Maha penyayang, karena dengan segala rahmat-Nya penulis dapat menyelesikan penyusunan skripsi dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel harga, distribusi dan promosi secara parsial dan simultan memiliki pengaruh terhadap nilai penjualan dan untuk

Penambahan vitamin C dalam media pengencer dapat mempengaruhi tingkat motilitas, viabilitas, abnormalitas dan integritas membran plasmaa spermatozoa tanpa sexing

[r]

Bersesuaian dengan itu, makmal Sains telah diwujudkan di sekolah-sekolah rendah dan juga menengah, di mana makmal Sains merupakan tempat yang penting dan kondusif bagi guru

6HKXEXQJDQ GHQJDQ SHUDQ WUDGLVLRQDO WHUVHEXW VXPEHU XWDPD ZRUN IDPLO\ FRQÀLFW \DQJ GLKDGDSL ROHK ZDQLWD EHNHUMD SDGD XPXPQ\D DGDODK XVDKDQ\D GDODP PHPEDJL ZDNWX DWDX

Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Veronica & Utama (2006) menemukan bahwa praktik corporate governance yang diukur dari