• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN DALAM PENDI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN DALAM PENDI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN DALAM PENDIDIKAN ANTI KORUPSI PADA PEMBELAJARAN

PKn DI SMPN 3 MALANG

Rahma Titis Mahira, Edi Suhartono, Siti Awaliyah Universitas Negeri Malang

E-mail: Rahma_2904@yahoo.com

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian: (1) bentuk penanaman: kantin kejujuran, kas kelas, piket, slogan, pos kehilangan, yel-yel, mengoreksi, sholat dhuha, berkata jujur, tidak mencontek, dan disiplin; (2) pengintegrasian: (a) silabus: mengidentifikasi SK, KD, dan merelevankan dengan nilai kejujuran; (b) RPP: menyisipkan nilai kejujuran pada setiap poin; (3) pembelajaran tercapai dengan maksimal; (4) kendala: faktor guru, siswa, dan lingkungan; (5) solusi: faktor guru, siswa, dan lingkungan.

Kata Kunci: nilai kejujuran, pendidikan anti korupsi, pembelajaran PKn

ABSTRACT: This research aims to describe integrating valuess honesty through anti corruption education implemented in learning civics. The research uses qualitative descriptive method. The result shows: (1) the forms of investment: the honesty canteen, class cash, picket, slogans, postal procurement, yells, correcting, the dhuha pray, telling the truth, no cheating, and discipline; (2) the integration: (a) syllabus: identify standar of competition and basic of competences, relevanted value honesty; (b) RPP: integrated value honesty in every point; (3) the learning was achieved the maximum; (4) constraints: teacher’s factor, student, and environmental; (5) solutions: teacher’s factor, student, and environmental.

Key words: values of honesty, education of anti corruption, Civics learning

(2)

lingkungan dan masyarakat sosial. Masyarakat yang kering dari kejujuran akan hidup dalam kegersangan.

Menanamkan nilai kejujuran, terutama di lingkungan pendidikan terasa semakin sulit, salah satu penyebabnya adalah krisis keteladanan. Sering menyaksikan secara terang tidak ada kesamaan antara kata-kata dan perbuatan yang semakin merambah hampir di setiap ranah kehidupan. Di lembaga pendidikan, perilaku tidak jujur banyak dilakukan oleh individu di sekolah, mulai dari siswa yang menyontek, alasan tidak masuk kelas, sering telat masuk kelas, alasan tidak memngerjakan PR dan lain-lain. Dari permasalahan tersebut, dapat menumbuhkan generasi bangsa yang korup dan dapat merembet ke faktor keamanan.

Di Indonesia masih jauh dari kalimat bebas atau bersih dari korupsi. Berita terbaru ketika hari peringatan anti korupsi sedunia yang jatuh pada tanggal 9 Desember 2012 meluncurkan Corruption Perception Index (CPI) tahun 2012. Berdasarkan hasil CPI, Indonesia berada di peringkat 118 dari 176 negara yang diukur. Ketua Transparency International (TI) Indonesia Natalia Subagyo mengatakan lompatan skor Indonesia tahun 2011 sebesar 3,0 dan 3,2 tahun 2012 bukanlah pencapaian yang signifikan karena Indonesia sebelumnya telah menargetkan mendapatkan skor 5,0 dalam CPI 2014 mendatang. Jadi sungguh besar harapan masyarakat terhadap keberhasilan gerakan pemberantasan korupsi di negeri tercinta ini, agar indonesia kedepan tidak lagi terpuruk sebagai salah satu negara yang sangat korup di dunia (Soemodihardjo, 2012:16).

(3)

sepatutnya kita merasa prihatin terhadap korupsi sebagai sebuah penyimpangan dari nilai kejujuran. Hal ini bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat secara umum. Di antaranya ialah tugas guru sebagai orang yang menyiapkan atau mendidik generasi masa depan yang bebas dari segala macam perbuatan buruk seperti halnya korupsi.

Menyadari hal tersebut, pemerintah saat ini gencar melakukan pemberantasan dan pecegahan korupsi. Pemberantasan korupsi ditempuh dengan melakukan penegakkan hukum terhadap para koruptor sedangkan dalam hal pencegahan korupsi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui jalur pendidikan, dalam hal ini dengan mengintegrasikan nilai kejujuran melalui Pendidikan Anti Korupsi pada pembelajaran PKn, karena antara Pendidikan Anti Korupsi dan Pendidikan Kewarganegaraan memiliki keterkaitan baik dari sisi konsep, tujuan, karakteristik, sasaran, Standar Kelulusan (SKL), dan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). PKn berisi pengetahuan, keterampilan, dan karakter kewarganegaraan sementara PAK membina karakter warga negara melalui penanaman nilai kejujuran sebagai ruh sikap dan perilaku antikorupsi.

(4)

SMPN 3 Malang sebagai lingkungan pendidikan serta lingkungan kedua bagi anak yang menjadi tempat untuk mengoptimalkan pembentukan karakter, watak dan mindset sehingga memberikan nuansa dan atmosfer yang mendukung upaya untuk menginternalisasikan nilai dan etika yang hendak ditanamkan, termasuk di dalamnya perilaku anti korupsi. Maka dari itu, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk-bentuk penanaman nilai kejujuran di SMP Negeri 3 Malang pada pembelajaran PKn; (2) pengintegrasian nilai kejujuran dalam pembelajaran PKn; (3) pelaksanaan pembelajaran nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn; (4) kendala-kendala implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn; dan (5) solusi dalam mengatasi kendala-kendala implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2010:4) bahwa metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode ini digunakan untuk mendiskripsikan implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn.

(5)

nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn, dan; (3) dokumentasi: profil SMPN 3 Malang, RPP PKn, silabus PKn.

Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah (1) analisis isi dokumen, untuk mendapatkan data berupa dokumen RPP, dokumen silabus serta dokumen bentuk-bentuk penanaman nilai kejujuran; (2) wawancara, wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Subyek yang diwawancarai adalah kepala sekolah, guru PKn, guru bidang studi lainnya, dan perwakilan beberapa siswa; (3) observasi, hal ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi bentuk-bentuk penanaman nilai kejujuran pada pembelajaran PKn serta peristiwa yang terjadi di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn, dan; (4) dokumentasi, untuk mendapatkan data tentang profil SMPN 3 Malang, RPP, silabus, foto bentuk-bentuk penanaman nilai kejujuran pada pembelajaran PKn serta foto kegiatan siswa pada saat pembelajaran nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn.

(6)

menyerupai cerita. Bentuk narasi tersebut dimulai dari langkah awal penelitian sampai peneliti mengakhiri kegiatan penelitiannya; (3) Menarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bentuk-bentuk Penanaman Nilai Kejujuran pada Pembelajaran PKn

Anak-anak di jenjang pendidikan menjadi harapan untuk memperbaiki masa depan bangsa indonesia yang kini sedang diterpa krisis moral dan karakter terutama masalah kejujuran. Untuk memperbaiki karakter bangsa ini, sudah saatnya nilai kejujuran diintegrasikan dalam kehidupan serta pada jenjang pendidikan untuk mendukung efektifitas pendidikan anti korupsi sendiri. Hal ini sependapat dengan Yulita T.S (2010) menyatakan bahwa dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini (sportif, tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras, mandiri, adil, berani, peduli) kedalam kehidupan/proses belajar siswa diharapkan siswa mampu berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, dan akhirnya akan bersikap anti koruptif.

Para guru harus mempunyai kompetensi sehingga mampu mengemban dan melaksanakan tanggungjawabnya khususnya dalam internalisasi nilai kejujuran sebagai upaya anti korupsi. Hal ini sependapat dengan pernyataan Hamalik (dalam Wibowo, 2013:126) menyatakan bahwa guru akan mampu mengemban dan melaksanakan tanggungjawabnya khususnya dalam internalisasi pendidikan anti korupsi jika memiliki berbagai kompetensi yang relevan.

(7)

mengoreksi hasil ulangan dan tugas serta sholat dhuha. Bentuk penanaman berupa pembiasaan yaitu berkata jujur, tidak mencontek, dan disiplin waktu.

(8)

dalam mengumpulkan tugas dan hasil ulangan sesuai dengan waktu yang telah diberikan oleh guru.

Pengintegrasian Nilai Kejujuran dalam Pembelajaran PKn

Berdasarkan temuan penelitian langkah yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PKn di SMPN 3 Malang dalam mengimplementasikan nilai kejujuran dalam silabus yaitu, (1) mengidentifikasi SK dan KD yang akan menjadi materi pengintegrasian nilai kejujuran. Pengidentifikasian ini dikhususkan pada KD yang mengandung aspek afektik dan psikomotorik serta melihat SK dan KD yang sesuai dengan nilai-nilai kejujuran (2) menambahkan nilai kejujuran ke dalam kolom pendidikan karakter, (3) menambahkan indikator tentang nilai kejujuran pada kolom indikator, (4) menambahkan materi pokok tentang nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada kolom materi pokok yang akan menjadi materi pengintegrasian nilai kejujuran sesuai dengan indikatornya, (5) pada kolom penilaian, ditambahkan atau disisipkan soal-soal yang berkaitan dengan nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi sebagai bahan evaluasi bagi peserta didik, (6) menambahkan sumber belajar yang relevan mengenai nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi.

(9)

antikorupsi, dan (5) menambah sumber belajar (SB) tentang korupsi. Hanya saja disini perlu menambahkan nilai pendidikan anti korupsi pada kolom pendidikan karakter.

Sedangkan RPP yang dikembangkan oleh guru pelajaran PKn untuk mengintegrasikan nilai kejujuran dilakukan dengan cara (1) menyisipkan nilai kejujuran pada poin indikator dan pada poin pendidikan karakter pengintegrasiannya cukup mengacu dari silabus karena sebelumnya telah diintegrasikan nilai kejujuran, (2) menyisipkan nilai kejujuran pada tujuan pembelajaran yang mengacu pada indikator, (3) menguraikan indikator materi nilai kejujuran pada materi pembelajaran dengan jelas dan sistematis, (4) merencanakan pemberian materi nilai kejujuran ke dalam langkah-langkah pembelajaran, (5) menambahkan sumber belajar mengenai nilai kejujuran, (6) menyisipkan instrumen/soal-soal tentang materi nilai kejujuran sebagai bahan evaluasi.

(10)

Pelaksanaan Pembelajaran Nilai Kejujuran dalam Pendidikan Anti Korupsi pada Pembelajaran PKn

Pelaksanaan pembelajaran PKn yang memuat nilai kejujuran sebagai antisipasi tindakan korupsi di SMPN 3 Malang pada intinya sama dengan pembelajaran-pembelajaran mata pelajaran yang lain, hanya pada pembelajaran ini siswa di tuntut untuk aktif dan kritis dalam kegiatan pembelajaran sehingga potensi dalam dirinya dapat dikembangkan. Hal ini sependapat dengan Dikti (dalam Wibowo, 2013:54) ada beberapa model pembelajaran yang dapat mengaktifkan anak didik diantaranya adalah model pembelajaran berpusat pada siswa atau student centered learning (SCL).

(11)

pertama, guru memberikan tugas kelompok yang berhubungan dengan nilai kejujuran serta mempresentasikannya, hal ini akan menumbuhkan sikap jujur sekaligus tanggung jawab. Selanjutnya pada pertemuan minggu kedua, guru menampilkan gambar sesuai materi yang berkaitan dengan nilai kejujuran lalu guru memberikan tugas berbentuk check list untuk dikerjakan secara individu. Dengan adanya materi serta evaluasi tersebut peserta didik diharapkan tertanam nilai kejujuran dalam dirinya. Kegiatan penutup, terlihat guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan. Guru juga memberikan post test. Diakhir pembelajaran guru bersama siswa secara bersama-sama menyucapkan yel-yel anti KKN hal ini mencerminkan penolakan terhadap perbuatan korupsi.

(12)

Kendala-kendala Implementasi Nilai Kejujuran dalam Pendidikan Anti Korupsi pada Pembelajaran PKn

Kendala-kendalanya terdiri dari: (a) faktor guru, guru mengalami kesulitan dalam menentukan materi yang sesuai dengan nilai kejujuran yang telah diintegrasikan, siswa terlihat bosan saat pembelajaran PKn dengan media power point yang diberikan oleh guru, dan keterbatasan waktu pembelajaran PKn; (b) faktor siswa, pemahaman siswa yang salah terhadap kebiasaan yang dianggap lumrah atau wajar yang merupakan bagian dari tindakan korupsi seperti mencontek dan tidak disiplin; (c) faktor lingkungan, pengaruh negatif dari lingkungan siswa. Lingkungan tempat tinggal siswa sangat mempengaruhi perilaku siswa. Teman yang baik akan membawa perilaku yang baik pada diri individu begitu juga sebaliknya.

Solusi dalam Mengatasi Kendala-kendala Implementasi Nilai Kejujuran dalam Pendidikan Anti Korupsi pada Pembelajaran PKn.

(13)

bagi siswa; (c) faktor lingkungan, peran orang tua untuk selalu mendidik dan mengawasi pergaulan putra anaknya di lingkungan rumah sehingga anak selalu dalam pengawasan orang tua.

PENUTUP Kesimpulan

(14)

tenang dan aktif; (4) kendala: faktor guru yaitu, (a) guru mengalami kesulitan dalam menentukan materi, (b) siswa terlihat bosan dengan media power point, serta, (c) keterbatasan waktu pembelajaran, faktor siswa yaitu pemahaman siswa yang salah dan faktor lingkungan yaitu pengaruh negatif lingkungan. (5) solusi: faktor guru, (a) guru harus teliti, cermat, berkreativitas dalam menetukan materi, (b) dengan memberikan variasi media yang berbeda, (c) memberikan tugas, faktor siswa, guru senanatiasa mendidik siswa dan faktor lingkungan, peran orang tua.

DAFTAR RUJUKAN

Moleong, Lexi.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soemodihardjo, Dyatmiko, R. 2012. Memberantas Korupsi di Indonesia. Yogyakarta: Shira Media.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Anti Korupsi di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis finansial investasi kapal khusus angkutan ternak baru dengan skenario rute Celukan Bawang-Tanjung Priok- Cirebon, menunjukkan, bahwa investasi

English Teachers’ Strategies in Assisting Students to Meet the Minimum Criterion of Mastery Learning (MCML)..

Sumatera Selatan pada tanggal 27-28 November 2015 atas kerjasama Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Palembang,

Mahkamah Konstitusi juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa penghianatan terhadap Negara,

Untuk memudahkan dalam melihat secara keseluruhan waktu kerja relay arus lebih dan relay gangguan tanah pada sisi penyulang maupun sisi incoming di berbagai lokasi

Anda tidak akan Saya tolak mentah-mentah. Dua contoh pada orang yang sama. Tapi hanya apa yang Anda katakan dan apa yang Anda lakukan, itu membuat apakah Saya menjadi

2) Guru melakukan refleksi dan penilaian pertanyaan tentang materi menulis dan menyunting teks eksposisitentang adat Jawa tradisi mantuyang dilaksanakan. 3) Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioaktivator, limbah organik, serta interaksi bioaktivator dan limbah organik pada proses fermentasi tidak berpengaruh nyata