• Tidak ada hasil yang ditemukan

Internet Propaganda dan Proses Radikalis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Internet Propaganda dan Proses Radikalis"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Adhe Nuansa Wibisono

Kajian Terorisme dan Keamanan Internasional UI NPM : 1206299023

Literature Review III – Radikalisasi dan Deradikalisasi

Sumber Utama : Bruce Hoffman, “The Use of the Internet By Islamic Extremist”, (Santa Monica : RAND Corporation, 2006)

Radikalisasi Dunia Maya

Dalam artikel “The Use of the Internet By Islamic Extremist”, Bruce Hoffman mencoba menjelaskan dampak penggunaan internet oleh kelompok radikal dalam melakukan penyebaran informasi mengenai radikalisme. Internet menyediakan sarana yang efektif bagi kelompok radikal untuk mempromosikan “dialektika global” dimana kebangkitan, kesadaran, aktivisme dan radikalisme dapat dirangsang di tingkat lokal dan dimobilisasi kepada proses yang lebih luas melalui protes dan perbedaan pendapat. “Kelompok dari berbagai tingkat, dari dua hingga jutaan,” Professor Dorothy E. Denning dari Universitas Georgetown menyebutkan, “dapat menjangkau satu sama lain dengan menggunakan internet untuk mempromosikan agenda kelompok radikalisme. Anggota dan pengikutnya dapat berasal dari berbagai wilayah geografis di internet dan mereka dapat berusaha untuk mempengaruhi kebijakan luar negeri dimanapun di seluruh dunia”.1

Internet juga memiliki kelebihan lain, ia dapat menghindarkan kelompok radikal dari sensor pemerintah, pesan dapat dikirim secara anonim dan juga cepat dan mudah, dan karena itu secara biaya sangat efektif untuk melakukan komunikasi massa. Hal ini juga memungkinkan kelompok radikal untuk melakukan apa yang dikatakan Professor Denning sebagai “manajemen persepsi” : yaitu menggambarkan diri mereka dan tindakan mereka secara tepat dan jelas dan konteks apa yang mereka inginkan untuk dihindarkan dari filter, penyaringan dan spin dari media mainstream. Dan juga apa yang disebut sebagai “pencucian informasi”, yaitu mengambil video yang menarik perhatian dan provokatif, dan dengan menampilkan dan berfokus pada hal itu kemudian menciptakan “internet buzz” dan berharap

untuk memindahkannya kepada media mainstream.2

Menurut pendapat seorang pakar di bidang komunikasi terorisme dan internet, Professor Gabriel Weimann, “Sejarah keberadaan kelompok teroris di dunia maya baru saja terjadi”. Ia mencatat pada tahun 1998, sekitar kurang dari separuh akan 30 kelompok yang dinyatakan oleh Kementrian Luar Negeri Amerika Serikat sebagai “Foreign Terrorist Organizations” (FTO) yang memiliki situs web, tetapi pada akhir tahun 1999, hampir sebagian dari mereka telah memiliki situs web.3

Propaganda Online Al Qaeda

Salah satu dari empat divisi operasional Al Qaeda yang orisinal adalah divisi yang mengurusi media dan publikasi gerakan (yang lainnya bertanggungjawab untuk operasi militer, bisnis dan keuangan, dan fatwa serta studi keagamaan). Ahli komputer Mesir yang telah berperang bersama Osama bin Laden di Afghanistan melawan Tentara Merah Uni Soviet selama tahun 1980-an direkrut secara khusus untuk membangun jaringan situs web yang ekstensif, kapasitas email, dan buletin elektronik yang terus berfungsi hingga saat ini meskipun Al Qaeda telah diusir dari Afghanistan, penghancuran basis 1 Bruce Hoffman, “The Use of the Internet By Islamic Extremist”, (Santa Monica : RAND Corporation, 2006), hal 3

2 Bruce Hoffman, “The Use of the Internet By Islamic Extremist”, (Santa Monica : RAND Corporation, 2006), hal 4 3 Bruce Hoffman, “The Use of the Internet By Islamic Extremist”, (Santa Monica : RAND Corporation, 2006), hal 4

(2)

operasional di negara tersebut dan kampanye terus menerus akan perang global melawan terorisme yang dipimpin oleh AS. Internet sejak lama telah memfasilitasi tiga fungsi mendasar untuk Al Qaeda : (1) Propaganda untuk rekrutmen dan penggalangan dana, serta untuk membentuk opini publik dalam komunitas muslim global, (2) Sarana pelatihan dan instruksi untuk aksi terorisme, (3) Perencanaan operasional untuk menyerang baik melalui komunikasi email dan akses yang tersedia untuk berbagai informasi open source.4

Bagi Al Qaeda, internet telah menjadi suatu perlindungan virtual, menyediakan sarana yang efektif, cepat dan anonim dimana gerakan ini dapat secara lanjut berkomunikasi dengan para pejuang, pengikut, simpatisan dan pendukungnya di seluruh dunia. Misalnya, sebelum peristiwa 9/11, Al Qaeda hanya memiliki satu stitus web yaitu : www.alneda.com , hari ini Al Qaeda hadir di 50 situs web yang berbeda-beda. “Semakin banyak situs web, semakin baik untuk kami”, sebuah pernyataan jihadis yang diposting di www.azzam.com pada tahun 2002 memproklamasikan, “Kita harus membuat internet menjadi alat kami”. Pada awalnya, www.alneda.com sendirian saja mampu untuk memenuhi persyaratan ini. Situs ini yang diterbitkan hanya dalam bahasa Arab ini, mengisyaratkan tiga pesan inti yang menjadi pokok dasar dari Al Qaeda dan situs web jihadi lainnya, yaitu : (1) Barat benar-benar bermusuhan dengan Islam, (2) Satu-satunya cara untuk mengatasi ancaman ini adalah satu-satunya bahasa yang dimengerti oleh Barat adalah bahasa kekerasan, (3) Jihad merupakan satu-satunya pilihan yang tersedia.5

Situs alneda juga digunakan dalam menarik perhatian muslim dikarenakan adanya pengendalian, penekanan dan pembatasan informasi akan perjuangan jihad yang dilakukan oleh Barat dan media mainstream. “AS sang musuh, tidak mampu untuk mendapatkan keunggulan atas Mujahidin di medan peperangan,” Pada Juni 2002 terdapat pernyataan, “sejak 11 September, AS telah mencoba untuk membungkam media internasional, semakin AS mencoba untuk membungkan kebebasan berekspresi, semakin banyak usaha untuk memecah kebuntuan tersebut. AS akan kalah pada peperangan media juga”. Sementara postingan lainnya berjudul, “Amerika mendekati jurang keruntuhan”, yang membandingkan kerusakan yang dialami oleh ekonomi AS akibat serangan 9/11 pada serangan yang dilakukan oleh Mujahidin Afghanistan pada tahun 1980-an, yang telah menggerakkan rangkaian perisitiwa dan mengakibatkan kejatuhan Uni Soviet dan runtuhnya komunisme. Kondisi yang sama diperkirakan akan menimpa AS dengan melihat : melemahnya nilai mata uang Dollar AS, ketidakstabilan dari pasar saham AS, dan menurunnya kepercayaan baik di dalam maupun luar negeri mengenai kondisi ekonomi AS.6

Situs alneda juga berfungsi secara sporadis sepanjang tahun 2002, berulang kali pindah dari satu penyedia jasa internet kepada lainnya untuk menghindari upaya pemerintahan AS dan lainnya untuk menutup situs itu secara permanen. Dalam dinamika yang terjadi sepanjang tahun itu, situs ini berpindah selama priode delapan minggu dari provider di Malaysia, berpindah ke Texas dan kemudian terakhir ke Michigan sebelum menghilang sepenuhnya. Sejak saat itu, berbagai varian majalah online bermunculan dan mempertahankan kehadiran Al Qaeda di internet. Yang pertama muncul tidak lama setelah peristiwa 9/11 dan menampilkan serangkaian artikel berujudul “In the Shadow of the Lances”. Awalnya ditulis jurubicara Al Qaeda, Sulaiman Abu Ghaith, yang mengatakan lima hal utama yang merupakan isu teologis atau ideologis. Isu-isu umum yang muncul adalah “Amerika tidak mengerti dialog, tidak juga perdamaian, tidak dengan perbandingan, tidak dengan kutukan dan tidak pula kritik. Amerika hanya dapat dihentikan oleh darah”.7

Percampuran antara ideologi dan propaganda disertai panduan praktis tentang perang gerilya dan berbagai aktivitas terorisme lainnya telah menjadi karakteristik profil situs-situs Al Qaeda saat ini. Berkaitan dengan situs sebelumnnya, sebuah situs online baru bernama Sawt al-Jihad (Voice Of Jihad) muncul pada bulan Februari 2004. Diluncurkan oleh cabang organisasi Al Qaeda di Arab Saudi, pesannya

4 Bruce Hoffman, “The Use of the Internet By Islamic Extremist”, (Santa Monica : RAND Corporation, 2006), hal 6 5 Bruce Hoffman, “The Use of the Internet By Islamic Extremist”, (Santa Monica : RAND Corporation, 2006), hal 7 6 Bruce Hoffman, “The Use of the Internet By Islamic Extremist”, (Santa Monica : RAND Corporation, 2006), hal 7 7 Bruce Hoffman, “The Use of the Internet By Islamic Extremist”, (Santa Monica : RAND Corporation, 2006), hal 8

(3)

antara lain adalah menyerang AS dan negara Barat lainnya kemudian juga pentingnya memobilisasi opini publik muslim dan memberikan dukungan terhadap jihad. Sehubungan dengan panduan praktis, publikasi online lainnya juga diluncurkan cabang organisasi Al Qaeda di Arab Saudi, Mu’askar al-Battar (Camp of the Sword) yang memberikan informasi operasional. Pada edisi pertama, yang diterbitkan pada Januari 2004, menjelaskan bagaimana cara “untuk bergabung dengan kamp pelatihan utama, anda tidak harus melakukan perjalanan ke negara lain. Dengan sendirian di rumah atau bersama dengan saudara-saudara anda, kalian pun dapat melakukan program pelatihan, kalian semua dapat bergabung dengan Kamp Pelatihan Al Battar.8

Bersamaan dengan propaganda dan pelatihan, Al Qaeda juga melakukan penggunaan internet yang ekstensif untuk target dan tujuan pengumpulan intelijen. Dokumen yang disebut sebagai “Manchester Manual”, sebuah panduan terorisme yang disusun Al Qaeda selama tahun 1990-an menyatakan secara eksplisit “secara terbuka dan tanpa menggunakan cara ilegal, sangatlah mungkin untuk mengumpulkan setidaknya 80 persen informasi tentang musuh”. Memang 9/11 Commission Report menyebutkan empat kasus tertentu dimana KSM dan 19 pembajak mengakses informasi dari internet untuk merencanakan atau memfasilitasi serangan 9/11. Sebuah komputer Al Qaeda yang ditemukan oleh pasukan militer Amerika di Afghanistan memuat model arsitektur sebuah bendungan di AS dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menstimulasi berbagai variasi kegagalan serta petunjuk pemrograman untuk pengoperasian digital yang menggerakkan jaringan listrik, air, transportasi dan komunikasi di seluruh AS.9

Pada Maret 2005, tiga anggota Al Qaeda berkebangsaan Inggris didakwa oleh pengadilan federal AS atas tuduhan telah melakukan pengintaian target keuangan di distrik Manhattan, Newark, New Jersey dan Wahington DC. Selain perekaman video di Citigroup Center Center dan New York Stock Exchange di New York City, gedung Prudential Financial di Newark, kantor pusat dari International Monetary Fund dan World Bank di Washington DC, orang-orang itu diduga telah mengumpulkan lebih dari 500 foto situs, banyak diantaranya hanya didownload melalui internet. Laporan Pemerintah Inggris mengenai asal dan pelaksanaan serangan bom bunuh diri pada 7 Juli 2005 yang menargetkan tiga kereta bawah tanah dan bus dalam kota London menyimpulkan bahwa ini merupakan “hanya pekerjaan yang mudah dan sederhana oleh empat orang pria yang terlihat normal dalam menggunakan internet”.10

Analisa dan Kesimpulan

Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat kemudian mengubah cara orang dalam berkomunikasi, kelompok radikal Al Qaeda termasuk salah satunya yang melakukan perubahan tersebut. Al Qaeda dengan sangat baik memanfaatkan perkembangan teknologi informasi seperti internet, situs web, media sosial dan youtube dalam menyebarkan propaganda nilai-nilai radikalisme kepada publik. Perkembangan dalam dunia informasi ini bisa dikatakan sebagai fenomena komunikasi berbasis 3.0 yaitu ketika semua orang bisa berpengaruh dalam penyebaran informasi dan pembentukan opini publik. Dalam dunia berbasis 1.0 yang menjadi aktor yang berpengaruh adalah aktor negara dan pemerintah, dalam dunia berbasis 2.0 yang menjadi aktor berpengaruh adalah multinational corporation atau sektor swasta, sedangkan dalam dunia berbasis 3.0 semua orang memiliki peluang untuk membentuk opini dan menggerakkan orang lain. Hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya perkembangan teknologi informasi, internet dan media sosial yang digunakan secara baik oleh kelompok radikal termasuk Al Qaeda.

Fenomena berkembangnya radikalisme dalam dunia online kemudian juga bisa dilihat sebagai pergeseran cara pandang mengenai medan pertempuran (battle front), yang secara tradisional dimaknai sebagai ruang realitas seperti arena konflik, wilayah perang dan kemudian bergeser kepada ruang-ruang dunia maya seperti situs web, forum diskusi online dan media sosial. Hal ini sesuai dengan

8 Bruce Hoffman, “The Use of the Internet By Islamic Extremist”, (Santa Monica : RAND Corporation, 2006), hal 10 9 Bruce Hoffman, “The Use of the Internet By Islamic Extremist”, (Santa Monica : RAND Corporation, 2006), hal 11-12 10 Bruce Hoffman, “The Use of the Internet By Islamic Extremist”, (Santa Monica : RAND Corporation, 2006), hal 12

(4)

pernyataan Ayman Az-Zawahiri, pimpinan utama Al Qaeda pasca meninggalnya Osama bin Laden yang menyatakan, “bahwa kita (Al Qaeda) berada di tengah peperangan, dan sebagian besar peperangan ini berada pada peperangan media. Kita berada pada peperangan media yang akan memenangkan hati dan pikiran dari ummah”.11 Pencapaian keberhasilan dalam peperangan bentuk baru ini tidak hanya dilihat

dari seberapa besar kerusakan infrastruktur dan jumlah korban jiwa yang diderita oleh pihak lawan tetapi juga dilihat dari seberapa besar dukungan dan penerimaan publik yang didapatkan oleh kelompok radikal.

Selain itu juga berbagai perangkat yang tersedia di dalam dunia maya seperti forum diskusi online, situs web dan media sosial digunakan pula oleh kelompok radikal untuk melakukan rekrutmen kepada simpatisan dan anak muda yang tertarik dengan ide-ide radikalisme. Al Qaeda dengan sangat baik menggunakan dunia maya sebagai sarana rekrutmen yang efektif, seperti yang dinyatakan oleh Abu Mus’ab Al-Sury, jurubicara Al Qaeda, yang menyatakan bahwa daripada menghadirkan para rekrutmen datang ke Afghanistan atau tempat lain dimana Al Qaeda bermarkas, “menjadi sangat penting untuk memindahkan pelatihan pada setiap rumah, pada setiap kelompok dan pada setiap daerah di basis-basis negara muslim”.12 Pada titik ini terjadi suatu proses yang disebut sebagai self-entrepreneur radicalization,

yaitu ketika proses radikalisasi dilakukan oleh inisiatif mandiri dipicu oleh maraknya informasi mengenai radikalisme yang tersebar di dunia maya.

Pada kesimpulan ini saya menilai bahwa terorisme telah menyentuh satu level yang disebut sebagai cyber-terrorism, dimana internet dan dunia maya kemudian menjadi salah satu arena pertempuran yang juga massif, pertempuran akan informasi, media, nilai dan keyakinan dalam penyebaran nilai radikalisme. Kelompok radikal kemudian secara efektif menggunakan internet sebagai sarana promosi, fundraising, sosialisasi, rekrutmen dan counter-opinion aksi radikalisme. Sehingga para pakar keamanan dan peneliti terorisme harus menyadari bahwa kelompok radikal saat ini tidaklah sama dengan pengertian terorisme tradisional yang sebelumnya ada. Perlu dibuat satu kebijakan yang spesifik untuk menghadapi fenomena cyber-terrorism ini sehingga penyebaran nilai radikalisme dan aksi terorisme bisa dicegah dan ditangani secara lebih baik di masa depan.

Referensi

Bruce Hoffman, “The Use of the Internet By Islamic Extremist”, (Santa Monica : RAND Corporation, 2006)

Philip Seib and Dana M. Janbek, “Global Terrorism and New Media : The Post-Al Qaeda Generation”, (London : Routledge, 2011)

11 Philip Seib and Dana M. Janbek, “Global Terrorism and New Media : The Post-Al Qaeda Generation”, (London : Routledge, 2011), hal 31 12 Philip Seib and Dana M. Janbek, “Global Terrorism and New Media : The Post-Al Qaeda Generation”, (London : Routledge, 2011), hal 33

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan keaktifan peserta didik kelas V Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa (1) pembelajaran IPA Terpadu melalui LKS sebagai penunjang media virtual PhET untuk melatih

Selanjutnya hasil penerapan Reliability Centered Maintenance dengan mengaplikasikan Grey FMEA diperoleh komponen yang harus dirawat secara terjadwal (time directed) adalah

Dalam merencanakan lumpur selalu harus dibuat berat jenis dari lumpur memberikan tekanan hidrostatis lumpur yang lebih besar dari tekanan formasi yang akan diembus supaya

Hasil data output yang sama dari pengujian Simulink dan pengujian pada DSK membuktikan bahwa model simulasi baseband PLC yang dibuat telah berhasil diterapkan pada

Dari hasil penelitian ini diperoleh ke- simpulan bahwa pembelajaran FM1 dengan menggunakan bahan ajar berbasis SRL telah membantu mahasiswa untuk dapat belajar secara

Dari kandungan TDS, Cl - dan Ca 2+ letak tipe air agak asin, tipe air tawar agak payau dan tingginya kandungan karbonat, secara geologi lokasi ini terletak

Hangi fiyat üzerinden muhasebeleştirileceği, kar veya zararın tutarını etkilemese dahi (bir taraftan maliyet, bir taraftan hasılat veya gelir yazılacağı için) , TMS 39