• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lumpur Pemboran Jilid I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lumpur Pemboran Jilid I"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

LUMPUR PEMBORAN

Jilid - I

DISUSUN OLEH IR. KASWIR BADU

CEPU, APRIL 1998

i

FUNNEL

CUP

(2)

KATA PENGANTAR

Lumpur Pemboran merupakan faktor yang sangat penting dalam operasi pemboran. Keberhasilan suatu operasi pemboran sangat tergantung kepada lumpur yang digunakan.

Buku Lumpur Pemboran ini merupakan Jilid I yang berisikan tentang fungsi dari lumpur, komponen-komponen lumpur dan parameter-parameter atau sifat-sifat dari lumpur. Dalam buku ini juga diterangkan perhitungan tentang lumpur yang harus diketahui.

Untuk mendalami lumpur pemboran lebih lanjut, dapat dibaca pada buku Lumpur Pemboran Jilid II.

Buku ini dapat merupakan pegangan bagi pekerja pemboran dan mahasiswa di Jurusan Teknik Perminyakan, karena isinya merupakan hal-hal yang harus dikuasai. Buku-buku Teknik Pemboran saat ini sulit didapat yang sudah berbahasa Indonesia. Sedangkan kebutuhan pengetahuan tentang teknik pemboran sangat diperlukan bagi pekerja pemboran dan mahasiswa di Jurusan Teknik Perminyakan. Itulah sebabnya penulis berusaha membuat buku-buku di bidang pemboran minyak dan gas bumi, maupun panas bumi.

Mudah-mudahan Yang Maka Kuasa memberikan kekuatan dan waktu kepada penulis untuk membuat buku-buku Teknik Pemboran untuk topik-topik yang lain. Semoga tulisa ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi diri penulis sendiri.

Cepu, April 1998 Hormat penulis

ii

(3)

Bersama ini kami kabarkan bahwa telah terbit buku-buku Teknik Pemboran sebagai berikut:

1. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Jilid I 2. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Jilid II 3. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Jilid III 4. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Jilid IV 5. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Jilid V 6. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Jilid VI

7. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Latihan Soal-soal dan Kuncinya

8. Peralatan Pencegahan Semburan Liar (BOP) Jilid I 9. Lumpur Pemboran Jilid I

10. Lumpur Pemboran Jilid II 11. Hidrolika Pemboran Jilid I 12. Hidrolika Pemboran Jilid II 13. Peralatan Pemboran Jilid I 14. Peralatan Pemboran Jilid II

15. Perhitungan Teknik Pemboran Jilid I 16. Perhitungan Teknik Pemboran Jilid II 17. Perhitungan Teknik Pemboran Jilid III 18. Fishing Jilid I

19. Fishing Jilid II 20. Casing Jilid I 21. Cementing Jilid I 22. Pemboran Lurus Jilid I 23. Pemboran Berarah Jilid I 24. Mud Loss Jilid I

25. Pipa Terjepit Jilid I

26. Pemboran Lepas Pantai (Offshore Drilling) Jilid I 27. Latihan Soal Teknik Pemboran Jilid I

28. Latihan Soal Peralatan Pemboran Jilid I

Bagi anda yang berminat untuk mempunyai buku-buku tersebut diatas dapat menghubungi:

iii IR. KASWIR BADU

(4)

Telp : 0296 – 422130 HP : 0815 5033671

Rek : BNI Cabang Cepu 252000005733.901 Harga buku per buah adalah Rp. 40.000,-. Terima kasih atas perhatiannya.

Hormat penulis iv DAFTAR ISI Hal. KATA PENGANTAR ………. i DAFTAR ISI

(5)

……… iV

DAFTAR GAMBAR

……….. v

I. PENDAHULUAN

……….. 1

II. PANDANGAN UMUM LUMPUR PEMBORAN

………. 3

2.1 Fungsi Lumpur Bor

……….. 3

2.2 Komponen Lumpur Bor ………. 8

2.2.1 Zat cair lumpur pemboran ……… 8

2.2.2 Zat padat lumpur pemboran ……… 8

2.2.3 Additive ……… 9

2.3 Soal untuk Bab II

……….. 9

III. SIFAT-SIFAT LUMPUR PEMBORAN

………. 13

3.1 Berat Jenis

……… 13

3.2 Soal Pertanyaan Berat Jenis Lumpur ……….. 31 PENUTUP ……… 38 DAFTAR PUSTAKA ………. 39

(6)

v

DAFTAR GAMBAR Hal

Gb. 01 : Lumpur mengangkat cutting ke permukaan ………. 4

Gb. 02 : Lumpur menahan dinding lubang dari keruntuhan ……… 5

Gb. 03 : Lumpur menahan tekanan formasi ……… 6

Gb. 04 : Lumpur membuat suspensi cutting dalam lumpur ………. 6 Gb. 05 : Lumpur sebagai media logging ………. 7

Gb. 6 : Lumpur sebagai media informasi ………. 7

Gb. 07 : Tekanan hidrostatik ………. 15

Gb. 08 : Sket mud balance ………. 22

(7)

1 I. PENDAHULUAN

Sistim pemboran putar (rotary drilling) saat ini sudah maju sedemikian rupa. Diawal sistim rotary drilling lumpur hanya dimaksudkan untuk mengangkat serbuk bor (cutting) dari dasar sumur ke permukaan. Tetapi dengan majunya teknologi, lumpur mempunyai banyak fungsi dalam dunia pemboran dalam mengatasi problema-problema yang terjadi.

Lumpur bor merupakan cairan yang berbentuk lumpur, dibuat dari prcampuran zat cair, zat padat dan zat kimia. Zat cair disini sebagai bahan dasar agar lumpur yang terejadi dapat dipompakan.

Zat padat ada dua macam yaitu untuk memberikan kenaikan beeerat jenis dari lumpur dan untuk mmbuat lumpur mempunyai kekentalan tertentu. Sedangkan zat kimia dapat berupa zat padat maupun zat cair yang bertugas untuk mengontrol sifat-sifat lumpur agar sesuai dengan yang diinginkan.

Sifat-sifat lumpur harus disesuaikan dengan kondisi lapisan yang akan ditembus. Karena sifat lapisan-lapisan atau formasi-formasi yang akan ditembus atau dilalui oleh lumpur adalah bermacam-macam atau berubah-ubah, maka kita selalu mengubah sifat lumpur dengan menambahkan zat kimia yang sesuai. Untuk itu sifat-sifat lumpur harus selalu diukur, baik lumpur yang mau masuk kedalam lubang maupun lumpur yang baru keluar dari dalam sumur.

Ditinjau dari zat cair pembentuk lumpur, maka lumpur pemboran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu water base mud dan oil base mud.

(8)

Lumpur berfasa air atau water base mud mempunyai fasa yang kontinyu adalah air. Sedangkan lumpur berfasa minyak mempunyai fasa yang kontinyu adalah minyak. Pada lumpur berfasa minyak kalau terdapat air, fasa airnya merupakan fasa yang teremulsi. Lumpur ini lebih dikenal dengan emulsion mud atau oil in water emulsion mud atau disebut juga dengan inverts mud.

2 Pada pekerjaan penyelesaian sumur digunakan juga fluida. Fluida untuk penyelesaian sumur atau komplesi sumur disebut dengan completion fluid. Kegunaan dari banyak yang sama dengan drilling fluid, akan tetapi pada completion fluid yang harus dipikirkan adalah fluida ini jangan menyebabkan penurunan produktifitas dari lapisan produktif.

Pada pekerjaan well service dan workover juga digunakan fluida didalam sumur. Persyaratan dari fluida ini hampir sama dengan persyaratan dari completion fluid, karena fluida ini juga berhubungan langsung dengan formasi produktif.

(9)

3 II. PANDANGAN UMUM LUMPUR PEMBORAN

Didalam bab ini dijelaskan pandangan umum terhadap lumpur yang digunakan. Hal-hal yang dibicarakan adalah sbb:

- Fungsi lumpur bor - Komponen lumpur bor - Sifat lumpur bor - Masalah formasi shale

Pada akhir bab ini diberikan pertanyaan-pertanyaan untuk memperjelas pengertian dalam bab ini.

2.1 Fungsi Lumpur Bor

Sekarang lumpur mempunyai fungsi bermacam-macam, yaitu: - Mengangkat cutting dari dasar lubang ke permukaan

- Menahan dinding lubang agar jangan runtuh selama pemboran berlangsung - Melumasi dan mendinginkan bit dan rangkaian pemboran

- Mengontrol tekanan formasi

- Menahan cutting dan material pemberat selama sirkulasi berhenti agar jangan turun - Sebagai media logging

- Sebagai media informasi - Sebagai tenaga penggerak

- Menahan sebagian berat rangkaian pemboran

Pemboran menghasilkan lubang dan serpih bor (cutting). Cutting harus diangkat ke permukaan segera mungkin dan sebersih mungkin dari dasar lubang. Dengan jalan mensirkulasikan lumpur dari permukaan kedalam lubang sumur dan kembali ke permukaan, cutting akan terangkat disaat lumpur berjalan dari dasar lubang ke permukaan. Di permukaan lumpur disaring dengan shale shaker dan dibuang.

(10)

Gambaran sirkulasi lumpur dari permukaan kedalam lubang bor dan aliran dari dasar lubang yang membawa cutting ke permukaan dapat dilihat pada gambar 1.

4

Gb.1. Lumpur Mengangkat Cutting Ke Permukaan

Selama pemboran berlangsung dihindari agar dinding lubang jangan runtuh. Kalau runtuh maka rangkaian pemboran akan terjepit. Ini merupakan problema dalam dunia pemboran. Lumpur membentuk lapisan padatan pada dinding lubang dan lumpur memberikan tekanan ke dinding lubang. Dengan ini maka dinding lubang dapat terhindar dari keruntuhan buat sementara. Untuk lubang yang sudah cukup dalam dinding lubang cenderung untuk runtuh, sehingga harus dipasang casing. Gambaran lumpur menahan dinding lubang bor, dalam rangka menahan dinding lubang supaya tidak runtuh dapat dilihat pada gambar 2.

DRILL PIPE LUMPUR DRILL COLLAR CUTTING BIT LUMPUR SHALE SHAKER LUMPUR

(11)

5

Gb.2. Lumpur Menahan Dinding Lubang Supaya Tidak Runtuh

Bit yang selalu bersentuhan dengan formasi disaat sedang membor, akan cepat aus bila tidak ada yang mendinginkan. Dengan adanya sirkulasi lumpur maka bit akan didinginkan. Lumpur juga bertindak sebagai pelumas, sehingga putaran dari rangkaian pemboran akan lebih baik.

Formasi yang ditembus mempunyai tekanan. Adakalanya tekanan ormasi tinggi dan adakalanya pula tekanan formasi lemah. Bila tekanan formasi tinggi, lumpur harus dapat melawan tekanan tsb sehingga lumpur dapat menahan aliran fluida dari formasi. Kalau tidak, maka akan terjadi blowout. Sebaliknya bila tekanan formasi adalah rendah, maka tekanan yang diberikan oleh lumpur harus dikurangi pula agar formasi tidak pecah.

Tekanan lumpur untuk menahan tekanan formasi ini adalah tekanan hidrostatis. Gambaran lumpur menahan fluida formasi dapat dilihat pada gambar 3.

Disaat menambah drill pipe atau saat mencabut rangkaian sirkulasi dari lumpur dihentikan, cutting yang berada dalam perjalanan di annulus menuju permukaan juga akan berhenti. Disaat ini lumpur harus dapat menahan cutting tsb agar jangan turun ke dasar lubang, sebab kalau turun, cutting akan menjepit rangkaian pemboran.

6 LUMPUR DINDING LUBANG LAPISAN PADATAN

(12)

Gambaran cutting dalam keadaan suspensi didalam lumpur diwaktu tidak ada sirkulasi dapat dilihat pada gambar 4.

Dalam memperkirakan karakteristik formasi sering menggunakan logging listrik. Lumpur disini bertindak sebagai pengantar aliran listrik dari peralatan logging yang diturunkan kedalam lubang sumur ke formasi yang diselidiki. Dengan demikian dapat dikatakan lumpur sebagai media logging.

Logging yang dimaksud disini adalah elektrik logging. Lumpur yang berfungsi sebagai media logging ini adalah lumpur dengan dasar air, bukan lumpur dengan dasar minyak. Karena lumpur minyak daya hantar listriknya kecil.

Gb.3. Lumpur Menahan Tekanan Formasi

Gb.4. Lumpur Membuat Suspensi Cutting Dalam Lumpur

7 LUMPUR Ph = tekanan hidrostatik lumpur Pf = tekanan formasi Pf Ph CUTTINGS LUMPUR

(13)

Bila terjadi kick dimana fluida formasi masuk kedalam lubang sumur, akan dapat diketahui segera dengan naiknya permukaan lumpur didalam tangki. Disini lumpur bertindak sebagai media informasi. Gambarannya dapat dilihat pada gambar 6.

Gb.5. Lumpur Sebagai Media Logging

Diwaktu pembelokan lubang pada pemboran berarah, digunakan suatu alat yang disebut dengan dyna drill. Rangkaian pemboran disini tidak berputar, hanya bitlah yang berputar. Tenaga untuk memutar berasal dari lumpur.

Gb.6. Lumpur Sebagai Media Informasi

8 LUMPUR ARUS LISTRIK WIRE LINE SONDE LOGGING TRUCK LUMPUR FLUIDA FORMASI TAMBAHAN VD-LUME LUMPUR DALAM TANGKI

(14)

Lumpur memberikan gaya yang apung, menurut hukum Archimedes benda yang berada dalam cairan akan berkurang beratnya sebesar zat cair yang dipisahkan benda tsb. Jadi rangkaian pemboran dalam lumpur akan berkurang beratnya.

2.2 Komponen Lumpur Bor

Lumpur terdiri dari tiga kelompok komponen, antara lain: - zat cair

- zat padat - zat kimia

Ketiga kelompok komponen ini dicampur sedemikian rupa sehingga didapatkan lumpur pemboran yang sesuai dengan keadaaan formasi yang akan ditembus.

2.2.1 Zat cair lumpur bor

Zat cair dari lumpur bor merupakan fasa dasar dari lumpur yang mana dapat berupa air atau minyak. Dapat berupa air tawar maupun air asin, hal ini tentu disesuaikan dengan lokasi setempat, manakah yang mudah didapat dan juga disesuaikan dengan formasi yang akan ditembus.

Kalau fasa cair itu berupa minyak, maka sebaiknya minyak yang digunakan merupakan minyak yang sudah diolah (refined oil).

2.2.2 Zat padat lumpur bor

Zat padat lumpur bor ada dua macam, yaitu: - reactive solid

- inert solid Reactive solid

Padatan yang bereaksi dengan zat cair lumpur bor disebut dengan reactive solid. Padatan ini membuat lumpur menjadi kental atau berbentuk koloid.

Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari sebagai reactive solid adalah susu. Susu bila dicampurkan dengan air akan membuat air susu yang berbentuk koloid.

(15)

Dalam lumpur bor yang bertindak sebagai reactive solid adalah reactive solid adalah bentonite. Yang mana bila bentonite bercampur dengan air maka terbentuk lumpur bor yang berbentuk koloid.

Air yang bercampur dengan bentonite ini adalah air tawar. Bila sebagai bahan dasar air laut maka sebagai reactive solid adalah attapulgite. Attapulgite dapat bereaksi dengan air tawar maupun air asin.

Inert Solid

Inert solid merupakan padatan yang tidak bersaksi dengan zat cair lumpur bor. Dalam kehidupan sehari-hari pasir yang diaduk dengan air kalau kita diamkan beberapa saat, akan turun ke dasar bejana dimana kita mengaduknya. Disini pasir disebut dengan inert solid. Didalam lumpur bor inert solid berguna untuk menambah berat atau berat jenis dari lumpur yang tujuannya untuk menahan tekanan dari formasi. Sebagai contoh yang umum digunakan sebagai inert solid dalam lumur bor adalah barite.

2.2.3 Zat Kimia

Zat kimia lumpur bor seperti telah diungkapkan dalam bagian pendahuluan, berfungsi mengontrol sifat-sifat dari lumpur bpr. Atau dengan kata lain membuat lumpur supaya mempunyai sifat-sifat yang sesuai dengan yang diinginkan, yang mana tidak menimbulkan problema diwaktu operasi pemboran berlangsung.

Salah satu contoh dalam menurunkan viskositas dari lumpur karena viskositas lumpur yang keluar dari dalam lubang terlalu tinggi. Lumpur ditambahi spersene agar viskositasnya turun.

Macam-macam zat kimia yang digunakan dalam lumpur akan ditempatkan dalam halaman-halaman berikut.

2.3 Soal untuk Bab II

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar 1. Serbuk atau serpihan pemboran disebut dengan:

a. mud cake b. cutting c. filtrat

10 2. Fungsi lumpur adalah:

(16)

b. memasukkan cutting dari permukaan kedasar lubang c. mencuci rangkaian pemboran

3. Fungsi lumpur adalah:

a. menahan rangkaian supaya tidak runtuh

b. memasukkan cutting dari permukaan kedasar lubang

c. menahan dinding lubang agar jangan runtuh selama pemboran berlangsung 4. Fungsi lumpur adalah:

a. melumasi dan mendinginkan bit dan rangkaian pemboran b. melumasi rotary table

c. mendinginkan pompa 5. Fungsi lumpur adalah:

a. memecahkan formasi b. menahan tekanan formasi c. melarutkan cutting

6. Fungsi lumpur adalah:

a. menahan rangkaian pemboran selama sirkulasi berhenti agar jangan turun b. menahan cuttings dan material pemberat selama sirkulasi berhenti agar

jangan turun

c. membuat cutting dan material pemberat selama sirkulasi berhenti agar turu 7. Lumpur menghantarkan arus listrik ke formasi saat menentukan tahan listrik dari

formasi. Disini lumpur adalah: a. sebagai media logging b. sebagai media informasi c. sebagai tenaga penggerak

8. Saat sumur mengalami kick permukaan lumpur dalam tangki naik. Disini lumpur adalah:

a. sebagai media logging b. sebagai media informasi c. sebagai tenaga penggerak

11 9. Bila pemboran berarah menggunakan down hole motor, lumpur bertindak:

a. sebagai media logging b. sebagai media informasi c. sebagai tenaga penggerak

(17)

10. Berat rangkaian pemboran didalam lumpur bila dibandingkan dengan berat rangkaian diluar akan:

a. bertambah b. berkurang c. tetap saja

11. Zat cair dari lumpur bor merupakan fasa dasar dari lumpur yang mana dapat berupa:

a. air b. minyak

c. jawaban a dan b benar

12. Air yang digunakan untuk lumpur bor dapat berupa: a. air tawar

b. air asin

c. jawaban a dan b benar

13. Kalau fasa cair itu berupa minyak, maka sebaiknya minyak yang digunakan merupakan:

a. minyak yang sudah diolah (refined oil) b. minyak mentah

c. minyak dengan tingkat aromatik yang tinggi

14. Zat padat lumpur bor yang tidak bereaksi dengan fasa cairnya disebut dengan: a. reactive solid

b. inert solid c. active solid

15. Zat padat lumpur bor yanf bereaksi dengan fasa cairnya disebut dengan: a. reactive solid

b. inert solid c. active solid

12 16. Sebagai contoh zat padat lumpur bor yang tidak bereaksi dengan fasa cairnya

disebut dengan: a. barite b. bentonite c. CMC

(18)

17. Sebagai contoh zat padat lumpur bor yang bereaksi dengan fasa cairnya disebut dengan:

a. barite b. bentonite c. calcite

18. Bila sebagai bahan dasar lumpur adalah air laut maka sebagai reactive solid adalah:

a. attapulgite b. barite c. calcite

19. Makin banyak reactive solid dalam lumpur, lumpurnya akan: a. bertambah kental

b. semakin encer c. semakin ringan

20. Semakin banyak inert solid dalam lumpur, lumpurnya akan: a. bertambah ringan

b. semakin encer c. semakin ringan

21. Zat kimia lumpur bor berfungsi untuk: a. mengontrol sifat-sifat dari lumpur bor

b. membuat lumpur supaya mempunyai sifat-sifat yang sesuai dengan yang diinginkan

c. jawaban a dan b benar

13 III. SIFAT – SIFAT LUMPUR PEMBORAN

Sifat-sifat dari lumpur bor diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan problema diwaktu pemboran berlangsung. Kalau selama pemboran berlangsung terjadi perubahan sifat-sifat dari lumpur maka dilakukan perbaikan dengan segera dengan menambahkan zat-zat kimia.

(19)

- berat jenis (mud weight) - viskositas (viscosity) - gelstrength - water loss - sand content - Cl content - Resistivity 3.1. Berat Jenis

Berat jenis lumpur adalah berat lumpur dibagi dengan volume lumpur. Secara matematik dituliskan:

Gm

BJm = --- ... (1) Vm

Dimana:

BJm = berat jenis lumpur Vm = volume lumpur Gm = berat lumpur

Berat jenis lumpur bor (mud weight) sangat besar pengaruhnya dalam mengontrol tekanan formasi. Sebab dengan menaikkan berat jenis lumpur bor maka tekanan lumpur akan naik pula.

Hal ini diperlukan dalam hal formasi bertekanan tinggi. Seperti disebutkan dalam halaman sebelumnya barite merupakan padatan yang umum digunakan untuk menaikkan berat jenis lumpur bor. Selain dari barite adalah sbb:

- galena - ilmenite

14 - ottawa sand

Contoh soal

Berat lumpur adalah 10000 lbs dengan volume 1000 gal. Berapakah berat jenis lumpur tsb?

Penyelesaian:

Dengan menggunakan persamaan 1, maka: 10000 lb

BJm = 1000 gal

(20)

lb = 10 gal = ppg

Umumnya dalam dunia pemboran, berat jenis lumpur juga dinyatakan dalam bentuk specific gravity (SG). Specific gravity adalah perbandingan berat jenis lumpur bor dengan berat jenis air tawar.

Secara matematis dinyatakan sbb: BJm

SG = --- ... (2) BJw

Dimana:

SG = specific gravity, tanpa satuan BJm = berat jenis lumpur bor, berat per vol

BJw = berat jenis air tawar yang biasanya adalah 8.33 pound per gallon atau 1.0 gr/cc, atau 1.0 kg/ltr atau 62.4 lb/cuft

Contoh soal

Bila SG lumpur adalah 1.2. Berapakah berat jenis lumpur tsb dalam satuan: a. ppg

b. gr/cc c. pcf

15 Penyelesaian

Rumus 2, dapat diubah bentuknya menjadi: BJm = SGm x BJw a. BJm = 1.2 x 8.33 ppg = 9.996 ppg b. BJm = 1.2 x 1.0 gr/cc = 1.2 gr/cc c. BJm = 1.2 x 62.4 lb/cuft = 74.88 pcf

(21)

Untuk material lain hubungan antara specific gravity dengan berat jenis analog dengan persamaan (2).

Tekanan Hidrostatis

Dalam merencanakan lumpur selalu harus dibuat berat jenis dari lumpur memberikan tekanan hidrostatis lumpur yang lebih besar dari tekanan formasi yang akan diembus supaya menghindari terjadi kick.

Untuk menurunkan tekanan hidrostatis lihat gambar 7 berikut ini.

Gb.7. Tekanan Hidrostatik

Suatu bejana berisi lumpur dengan berat jenisnya adalah BJ. Luas alas bejana adalah A dan lumpur didalam bejana setinggi H.

Tekanan hidrostatis lumpur dalam bejana tsb didefinisikan berat per satuan luas yang secara matematik dinyatakan sbb:

16 G

Ph = --- ... (3) A

Dimana:

G = berat lumpur didalam bejana Ph = tekanan hidrostatis lumpur A = luas dasar bejana

Berat lumpur dalam bejana adalah: G = Vol x BJ ... (4) Dimana:

Vol = volume lumpur didalam bejana

BJ

Ph

A

(22)

BJ = berat jenis lumpur didalam bejana Volume lumpur didalam bejana adalah: Vol = A x H ... (5) Dimana:

H = tinggi lumpur didalam bejana

Bila digabungkan persamaan 3, 4 dan 5, maka: A x H x BJ

Ph = --- A

= H x BJ ... (6)

Persamaan 6 merupakan persamaan dasar untuk tekanan hidrostatis lumpur. Untuk kebanyakan kontraktor production sharing di Indonesia, satuan dari: Ph adalah lbin2 atau psi

BJ adalah lb/gal atau ppg H adalah ft

Sehingga, kalau disesuaikan satuan yang digunakan maka: lb lb --- = --- x ft in2 gal Dimana: 1 ft2 = 144 in2 1 ft3 = 7.48 gal 17 Maka lb lb 7.48 gal ft2 --- = --- x ft x -- x in2 gal ft3 144 in2 7.48 lb = --- 144 in2 lb = 0.0519 in2 lb = 0.052 in2

Jadi persamaan hidrostatis lumpur dengan menggunakan satuan-satuan diatas adalah:

(23)

Contoh soal

Berapakah tekanan hidrostatis lumpur pada kedalaman 2000 ft, bila berat jenis lumpur adalah 11 ppg.

Penyelesaian:

Tekanan hidrostatik lumpur adalah: Ph = 0.052 x H x BJ

Ph = 0.052 x 2000 x 11 = 1144 psi

Pertamina menggunakan satuan: Ph adalah kg/cm2 atau ks BJ adalah gr/cc H adalah meter Sehingga, kgr gr kg 100 cm --- = meter x --- x --- x ---cm2 cm3 1000 gr meter 100 kgr = -- 1000 cm2 18 kgr = 0.1 cm2

Jadi persamaan hidrostatis lumpur dengan menggunakan satuan-satuan diatas adalah:

Ph = 0.01 x H x BJ ... (8) Contoh soal

Berapakah tekanan hidrostatik lumpur pada kedalaman 2000 meter, bila berat jenis lumpur adalah 1.2 gr/cc.

Penyelesaian:

Tekanan hidrostatis lumpur adalah: Ph = 0.1 x H x BJ

Ph = 0.1 x 2000 x 1.2 = 240 ksc

(24)

Ph dalam Psi BJ dalam lb/cuft H dalam ft Sehingga, lb lb ft2 --- = ft x --- x in2 ft3 144 in2 1 lb = 144 in2 lb = 0.0069 in2 lb = 0.007 in2

Jadi persamaan hidrostatis lumpur dengan menggunakan satuan-satuan diatas adalah:

Ph = 0.007 x H x BJ ... (9)

19 Contoh soal

Berapakah tekanan hidrostatik lumpur pada kedalaman 2000 ft, bila berat jenis lumpur adalah 95 pcf.

Penyelesaian

Tekanan hidrostatik lumpur adalah: Ph = 0.007 x H x BJ

Ph = 0.007 x 2000 x 95 = 1330 psi

tekanan formasi

Dalam merencanakan lumpur diperkirakan terlebih dahulu tekanan formasi yang akan ditembus.

Tekanan formasi umumnya dinyatakan sbb: Pf = BPF x D ... (10)

Dimana:

Pf = tekanan formasi

GPF = gradien tekanan formasi D = kedalaman

(25)

Contoh soal

Bila gradien tekanan formasi adalah 0.6 psift, berapakah tekanan formasi pada kedalaman 3000 ft.

Penyelesaian

Tekanan formasi adalah: Pf = GPF x D

Pf = 0.6 psi/ft x 3000 ft = 1800 psi

Agar fluida formasi tidak masuk kedalam lubang, maka tekanan hidrostatik lumpur harus lebih besar dari tekanan formasi.

Jadi, Ph > Pf

Atau Ph = Pf (1 + ob) ... (11) Dimana cb: over balance

Over balance untuk lapangan yang berbeda, bisa berbeda pula. Harga over balance dapat dinyatakan dengan:

20 - persen

- satuan berat jenis - satuan tekanan Contoh soal

Gradient tekanan formasi adalah 0.55 psi/ft. Over balance adalah 8%. Kedalaman 3000 ft. Berapakah berat jenis lumpur yang diberikan.

Penyelesaian

Tekanan formasi = 0.55 psi/ft x 3000 ft = 1650 psi Tekanan hidrostatis = 1650 (1 + 0.03)

= 1782 psi

= 0.052 x 3000 x BJ Berat jenis lumpur yang diberikan

1782 BJ =

0.052 x 3000 = 11.42 ppg Contoh soal

(26)

Gradient tekanan formasi adalah 0.55 psi/ft. Over balancenya adalah 100 psi. Kedalaman 3000 ft. Berapakah berat jenis lumpur yang diberikan

Penyelesaian

Tekanan formal = 0.55 psi/ft x 3000 ft = 1650 psi Tekanan hidrostatis = 1650 + 100

= 1750 psi

= 0.052 x 3000 x BJ Berat jenis lumpur yang diberikan

1750 BJ = 0.052 x 3000 = 11.22 ppg 21 Contoh soal

Gradient tekanan formasi adalah 0.55 psi/ft. Over balancenya adalah 0.4 ppg. Kedalaman 3000 ft. Berapakah berat jenis lumpur yang diberikan.

Penyelesaian

Tekanan formasi = 0.55 psi/ft x 3000 ft = 1650 psi Berat jenis lumpur yang diberikan

1650

BJ = --- + 0.4 0.052 x 3000 = 10.98 ppg

Untuk gradient tekanan formasi antara 0.433 psi/ft sampai dengan 0.465 psi/ft, formasi dikatakan bertekanan normal. Bila gradient tekanan lebih besar dari 0.465 psi/ft, formasi bertekanan abnormal dan lebih kecil dari 0.433 psi/ft bertekanan sub normal.

Jadi tekanan hidrostatis lumpur harus berada diantara tekanan rekah formasi dan tekanan formasi. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut yang mana dapat dilihat tekanan hidrostatis lumpur berada diantara tekanan rekah dan tekanan formal untuk setiap kedalaman sumur.

(27)

Di lapangan berat jenis lumpur bor diukur dengan menggunakan suatu alat yang disebut dengan mud balance.

Bagian-bagian dari mud balance adalah sbb: - mangkok beserta tutupnya (cup)

- lengan bersekala (balance arm) - anak timbangan (rider)

- gelas pengatur level (level glass) - penyangga (base and fulcrum)

Untuk lebih jelasnya tentang bagian dari mud balance, lihat gambar 8. Prosedur pengukuran berat jenis adalah sbb:

1. Isi mangkok sampai penuh dan tutup

Pastikan bahwa ada lumpur yang keluar dari lubang penutup, supaya pasti dalam mangkok betul-betul penuh berisi lumpur.

22

Gb. 8. Mud Balance

KETERANGAN GAMBAR :

1. MUD CUP 4. CALIBRATION 2. BALANCE ARM 5. LEVEL GLASS 3. RIDER 6. PENTANGGA

2. Tutup lubang mangkok dengan jari, cuci lumpur yang ada pada penutup dan lengan mud balance. Ini agar lumpur yang ditimbang betul-betul yang berada dalam mangkok.

3. Letakkan diatas penyangga. Atur rider sampai posisi lengan betul-betul horizontal 4. Baca berat jenis lumpur yang ditunjukkan oleh rider

Pada lengan bersekala dapat terbaca berat jenis dalam satuan ppg, ataupun dengan satuan gr/cc. Juga ada yang menyatakan SG dari lumpur.

Peralatan ini harus dikalibrasi secara periodik, cara melakukan kalibrasi adalah sbb: 1

2

3 4

5

(28)

- isi mangkok dengan air tawar - tutup dan bersihkan

- tepatkan rider pada angka 8.33 ppg atau 1.0 gr/cc

- atur anak timah yang terdapat pada ujung lengan sampai posisi lengan betul-betul level (mendatar)

Perhitungan Berat Jenis Lumpur

Sebagaimana dijelaskan pada halaman-halaman sebelumnya, lumpur dibuat dari zat cair ditambah denganzat padat serta dikontrol oleh penambahan zat kimia.

Anggapan yang diambil dalam perhitungan adalah volume dan berat dari setiap komponen adalah kumulatif.

23 Bila:

Volume dari fasa cairan = Vc Volume dari fasa padatan = Vs Volume dari fasa kimia = Vk Berat dari fasa cairan = Wc Berat dari fasa padatan = Ws Berat dari fasa kimia = Wk Berat jenis dari fasa cairan = BJc Berat jenis dari fasa padatan = BJs Berat jenis dari fasa kimia = BJk

Dari gambar berikut, persamaan volume dapat dibuat bahwa Vc + Vs + Vk = Vm ... (12)

Persamaan berat dari komponen-komponen lumpur adalah Wc + Ws + Wk = Wm... (13) Karena W = BJ x V ... (14) Dimana: W = adalah berat V = adalah volume BJ = adalah berat jenis Maka:

(29)

Kalau lumpur yang dibuat dari air tawar ditambah dengan bentonite, berlaku suatu volume sbb: Vw + Vbt = Vm ... (16) Dimana: Vw = volume air Vbt = volume bentonite

Vm = volume lumpur yang terjadi Persamaan berat, juga berlaku disini

Ww = Wbt = Wm ... (17)

24 Dimana:

Ww = berat air Wbt = berat bentonite

Wm = berat lumpur yang terjadi

Persamaan berat dapat diubah bentuknya menjadi:

Vw x BJw x Vbt x BJbt = Vm x BJm ... (18)

Buat lumpur dengan mencampurkan 100 bbl air tawar (BJ = 8.4 ppg)d engan bentonite (SG = 2.6), 100 lb/sack.

Berapa sack bentonite yang dicampurkan dan berapa bbl lumpur yang terjadi? Penyelesaian:

Berat bentonite yang dicampurkan adalah W bent = 20 lb/bbl x 100 bbl

= 2000 lb

Jumlah barite yang dicampurkan: 2000 lb

= 100 lb/sack = 20 sack

Volume bentonite yang dicampurkan W bent Vol bent = BJ bent 2000 lb = 2.6 x 8.33 lb

(30)

gal bbl = 92.34 gal x ---42 gal = 2.20 bbl

Volume lumpur yang terjadi Vol m = 100 + 2.2 bbl

= 102.2 bbl

25 Berat air yang dicampurkan adalah:

8.4 lb 42 gal Ww = 100 bbl x x gal bbl = 35280 lb

Berat lumpur yang terjadi: Gm = G bent + Gw

= 2000 + 35280 lb = 37280 lb

Berat jenis lumpur yang terjadi: Gm BJm = Volm 37280 lb = --- 42 gal 102.2 bbl x bbl = 8.69 ppg

Menaikkan berat jenis lumpur

Untuk menaikkan berat jenis lumpur ditambahkan material pemberat. Atau ditambahkan lumpur dengan berat jenis yang jauh lebih tinggi.

Gambaran lumpur yang dinaikkan berat jenisnya dengan material pemberat (contohnya barite) dapat dilihat pada gambar 11.

(31)

VMI + Vbr = VmII ... (19) Dimana:

VmI : volume lumpur yang mau dinaikkan berat jenisnya Vbr : volume barite yang harus ditambahkan

VmII : volume lumpur yang terjadi

26 Dari gambar 11 dapat juga dibuat persamaan berat sebagai berikut:

WmI + Wbr = WmII ... (20) Dimana:

WmI : berat lumpur yang mau dinaikkan berat jenisnya Wbr : berat barite yang harus ditambahkan

WmII : berat lumpur yang terjadi

Karena, W = V x BJ, maka persamaan 16 dapat diubah menjadi: Vm I x BJm I + Vbr x BJbr = Vm II x BJm II ... (17) Dimana:

BJm I : berat jenis lumpur yang mau dinaikkan berat jenisnya Bjbr : berat jenis barite yang harus ditambahkan

BJm II : berat jenis lumpur yang terjadi Contoh soal

2000 bbl lumpur mempunyai berat jenis 10 ppg. Naikkan berat jenis lumpur tsb menjadi 12 ppg dengan menambahkan barite yang mempunyai berat jenis 35 ppg, berat barite 100 lb/sack. Berapa sack barite ditambahkan?

Penyelesaian:

Volume lumpur yang terjadi adalah: Vm II = Vm I + Vbr

= 2000 + Vb Berat lumpur yang terjadi:

(Vm II x BJm II) = (VM I x BJm I) + (Vbr x BJbr) (2000 + Vb)12 = (2000 x 10) + (Vb x 35) Vb (35-12) = 2000 (12 – 10)

2000 (12 – 10) Vbr =

(32)

(35 – 12) =173.91 bbl

27 Jadi volume barite yang ditambahkan adalah 173.91 bbl.

Berat barite yang ditambahkan adalah Wbr = Vbr x BJbr

lb 42 gal = 173.91 bbl x 35 --- x

gal bbl = 7304.35 lb

Jumlah sack barite yang ditambahkan adalah sack

= 7304.35 lb x 100 lb = 73.04 sack

Menaikkan Berat Jenis Lumpur dengan Menambahkan Lumpur Berat

Pada pemboran eksplorasi atau pada pemboran yang beresiko terjadi blowout, umumnya disediakan lumpur berat sebelum dilakukan pemboran. Hal ini dilakukan agar menaikkan berat jenis lumpur dapat dilakukan dengan cepat yaitu mencampurkan lumpur berat dengan lumpur lama lalu diaduk.

Volume lumpur yang terjadi adalah:

Vm III = Vm I + Vm II ... (21) Dimana:

VM III = volume lumpur yang terjadi VM I = volume lumpur lama

VM II = volume lumpur berat yang ditambahkan Berat lumpur yang terjadi:

Gm III = Gm I + Gm II Dalam bentuk lain:

Vm III x BJm III = Vm I x BJm I + Vm II x BJm II Dimana:

BjmI : berat jenis lumpur yang mau dinaikkan berat jenisnya BJ II : berat jenis lumpur berat yang harus ditambahkan

(33)

BJm III: berat jenis lumpur yang terjadi

28 Contoh soal:

1000 bbl lumpur mempunyai berat jenis 10 ppg. Naikkan berat jenis lumpur tersebut menjadi 11 ppg dengan menambahkan lumpur berat yang mempunyai berat jenis 16 ppg. Berapa bbl berat tsb harus ditambahkan?

Penyelesaian:

Volume lumpur yang terjadi: Volume lumpur yang terjadi: Vm III = Vm I + Vm II

= 1000 + Vm II Berat lumpur yang terjadi:

(Vm III x BJm III) = (Vm I x BJm I) + (Vm II x BJm II) (Vm III x 11 = (1000 x 10) + (Vm II x 16) (1000 + Vm II) x 11 = (1000 x 10) + (Vm II x 16) Vm II (16-11) = 1000 (11-10) 1000 (11-10) Vm II = (16-11) = 200 bbl

Jadi volume lumpur dengan berat jenis 16 ppg yang ditambahkan adalah 200 bbl. Menurunkan berat jenis lumpur

Untuk menurunkan berat jenis lumpur dapat ditambahkan air atau lumpur yang mempunyai berat jenis lebih rendah.

Volume lumpur yang terjadi:

Vm II = Vm I + Vw ... (23) Dimana:

Vm I : volume lumpur yang mau diturunkan berat jenisnya Vw : volume air yang harus ditambahkan

Vm II : volume lumpur yang terjadi Berat lumpur yang terjadi:

(34)

Dimana:

WmI : berat lumpur yang mau diturunkan berat jenisnya Ww : berat air yang harus ditambahkan

29 Wm II : berat lumpur yang terjadi

Karena W = V x BJ, maka persamaan 24 dapat diubah menjadi: Vm II x BJm II = Vm I x BJm I x Vw x BJw ... (25) Dimana:

BjmI : berat jenis lumpur yang mau diturunkan berat jenisnya BJw : berat jenis air yang harus ditambahkan

BJm II : berat jenis lumpur yang terjadi Contoh soal:

2000 bbl lumpur mempunyai berat jenis 12 ppg. Turunkan berat jenis lumpur tsb menjadi 11 ppg dengan menambahkan air yang mempunyai berat jenis 8.4 ppg. Berapa bbl air harus ditambahkan?

Penyelesaian:

Volume lumpur yang terjadi Vm II = Vm I + Vw

= 2000 + Vw Berat lumpur yang terjadi

(Vm II x BJm II) = (Vm I x BJm I) + (Vw x BJw) (2000 + Vw) II = (2000 x 12) + Vw x 8.4) Vw (11 – 8.4) = 2000 (12-11) 2000 (12 – 11) Vw = (11 – 8.4) = 769.23 bbl

Jadi volume air yang ditambahkan adalah 769.23 bbl.

Dalam perhitungan lumpur sering juga dilakukan perhitungan tentang prosentase padatan dalam bentuk volume atau dalam prosentase berat padatan dalam lumpur. Prosentase volume padatan dalam lumpur adalah:

Vs

% Vol solid = --- x 100% ... (27) Vm

Dimana Vs adalah volume padatan yang ada dalam lumpur. Sedangkan prosentase berat padatan dalam lumpur:

(35)

% Brt solid = --- x 100% ... (28) Vm x BJm

30 Kalau digabung persamaan (15) dengan (16) maka,

BJs

% brt solid = % vol solid x --- ... (29) BJm

Contoh soal

Lumpur dibuat dari 216.7 bbl bentonite dan 1748.3 air tawar. Berat jenis bentonite adalah 21.6 ppg dan air tawar adalah 8.4 ppg. Volume lumpur adalah 2000 bbl dan berat jenisnya adalah 10 ppg. Berapakah prosentase volume dan prosentase berat bentonite dalam lumpur tsb?

Penyelesaian:

Prosentase volume bentonite dalam lumpur adalah Vs % vol solid = --- x 100% Vm 216.7 % vol solid = --- x 100% 2000 = 10.84%

Prosentase berat bentonite dalam lumpur adalah: BJs

% brt solid = % vol solid x BJm 21.6 = 10.84 x 10 = 23.41%

(36)

31 3.2 Soal pertanyaan berat jenis lumpur

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar 1. Berat jenis lumpur adalah

a. berat lumpur dibagi dengan volume lumpur b. berat lumpur dikalikan dengan volume lumpur c. volume lumpur dibagi dengan berat lumpur 2. istilah populer dari berat jenis lumpur adalah:

a. mud cake b. mud weight c. mud balance

3. Satuan yang sering digunakan untuk berat jenis lumpur adalah: a. ppg

b. kgr/liter

c. jawaban a dan b benar

4. Material yang dapat ditambahkan untuk menaikkan berat jenis lumpur adalah: a. galena

b. ilmenite

c. jawaban a dan b benar

5. Material yang dapat ditambahkan untuk menaikkan berat jenis lumpur adalah: a. Ottawa sand

b. Barite

c. Jawaban a dan b benar

6. Specify gravity adalah perbandingan:

a. berat jenis zat padat atau zat cair dengan berat jenis air tawar b. berat jenis air tawar dengan berat jenis gas

c. berat jenis zat padat atau zat cair dengan berat jenis gas 7. Satuan dari specific gravity adalah:

a. ppg b. kgr/liter

c. jawaban a dan b benar

32 8. Berat jenis air tawar adalah:

(37)

a. 8.33 pound per gallon b. 1.0 gr/cc

c. jawaban a dan b benar 9. Berat jenis air tawar adalah:

a. 1.0 kg/ltr b. 62.4 lb/cuft

c. jawaban a dan b benar

10. Berat lumpur adalah 20000 lbs dengan volume 1500 gal. Berat jenis lumpur tsb adalah:

a. 11.33 ppg b. 12.33 ppg c. 13.33 ppg

11. Bila SG lumpur adalah 1.1. Berapakah berat jenis lumpur tsb: a. 9.26 ppg

b. 9.16 ppg c. 9.06 ppg

12. Bila SG lumpur adalah 1.1. Berapakah berat jenis lumpur tsb: a. 64.16 pcf

b. 66.14 pcf c. 68.64 pcf

13. Bila SG lumpur adalah 1.1. Berapakah berat jenis lumpur tsb: a. 1.1 gram/cc

b. 1.1 kgr liter

c. jawaban a dan b benar

14. Tekanan hidrostatik lumpur tergantung kepada harga: a. tinggi kolom lumpur

b. berat jenis lumpur c. jawaban a dan b benar

15. Bila lubang tidak penuh tekanan hidrostatik lumpur didasar lubang tergantung kepada harga:

a. tinggi kolom lumpur b. kedalaman lubang c. jawaban a dan b benar

33 16. Bila lubang penuh, tekanan hidrostatik lumpur didasar lubang tergantung kepada

harga:

(38)

b. kedalaman lubang c. jawaban a dan b benar

17. Kedalaman lubang yang mempengaruhi tekanan hidrostatik lumpur didasar lubang adalah:

a. measured depth b. true vertikal depth c. jawaban a dan b benar 18. Bila:

PH adalah lb/in2 atau psi

BJ adalah lb/gal atau ppg H adalah ft

Persamaan untuk menghitung tekanan hidrostatik lumpur adalah: a. Ph = 0.052 x H x BJ

b. Ph = 0.007 x H x BJ c. Ph = 0.100 x H x BJ 19. Bila:

PH adalah lb/in2 atau psi

BJ adalah lb/cuft atau pcf H adalah ft

Persamaan untuk menghitung tekanan hidrostatik lumpur adalah: a. Ph = 0.052 x H x BJ b. Ph = 0.007 x H x BJ c. Ph = 0.100 x H x BJ 20. Bila: PH adalah kg/cm2 atau ksc BJ adalah gr/cc H adalah meter

Persamaan untuk menghitung tekanan hidrostatik lumpur adalah: a. Ph = 0.052 x H x BJ

b. Ph = 0.007 x H x BJ c. Ph = 0.100 x H x BJ

34 21. Berapakah tekanan hidrostatik lumpur pada kedalaman 3000 ft bila berat jenis

lumpur adalah 11 ppg. a. 1617 psi

b. 1716 psi c. 1176 psi

(39)

22. Berapakah tekanan hidrostatik lumpur pada kedalaman 3000 meter, bila berat jenis lumpur adalah 1.2 gr/cc.

a. 160 ksc b. 260 ksc c. 360 ksc

23. Berapakah tekanan hidrostatik lumpur pada kedalaman 3000 meter, bila berat jenis lumpur adalah 95 pcf.

a. 1595 psi b. 1995 ksc c. 1995 psi

24. Bila gradien tekanan formasi adalah 0.5 psi/ft, berapakah tekanan formasi pada kedalaman 3000 ft.

a. 1500 psi b. 1600 psi c. 1700 psi

25. Kedalaman sumur 6000 ft MD, 5900 ft TVD. Permukaan lumpur di annulus pada kedalaman 100 ft TVD. Berat jenis lumpur didalam lubang adalah 11 ppg. Tekanan hidrostatis di dasar lubang adalah:

a. 3317 psi b. 3374 psi c. 3243 psi

26. Contoh (sample) lumpur untuk diukur berat jenisnya diambil dari: a. tangki isap (suction tank)

b. flow line

c. jawaban a dan b benar

27. Di lapangan berat jenis lumpur bor diukur dengan menggunakan: a. mud balance

b. marsh balance c. marsh funnel

35 28. Mangkok (cup) adalah:

a. tempat diisikan lumpur

b. tempat pembacaan berat jenis

c. alat yang digeser-geser untuk menentukan harga berat jenis 29. Lengan berskala (balance arm) adalah:

a. tempat diisikan lumpur b. tempat pe,bacaan berat jenis

(40)

c. alat yang digeser-geser untuk menentukan harga berat jenis 30. Anak timbangan (rider) adalah:

a. tempat diisikan lumpur

b. tempat pembacaan berat jenis

c. alat yang digeser-geser untuk menentukan harga berat jenis 31. Gelas pengatur (level glass) adalah:

a. alat untuk melihat apakah balance arm sudah datar b. tempat pembacaan berat jenis

c. alat yang digeser-geser untuk menentukan harga berat jenis 32. Sebagai tanda bahwa mangkok sudah penuh

a. ada lumpur yang keluar dari lubang penutup

b. lumpur sudah sampai pada garis tanda yang ada pada mud cup c. tidak ada lumpur yang keluar dari lubang penutup

33. Setelah mud cup penuh

a. Letakkan diatas penyangga

b. Tutup lubang mangkok dengan jari, cuci lumpur yang ada pada penutup dan lengan mud balance, lap sampai kering

c. Atur rider sampai posisi lengan betul-betul horizontal 34. Pada lengan bersekala dapat terbaca berat jenis dalam satuan

a. ppg b. gr/cc

c. jawaban a dan b benar

35. Mud balance harus dikalibrasi secara periodik, cara melakukan kalibrasi menggunakan:

a. air tawar b. air asin c. minyak diesel

36 36. Buat lumpur dengan mencampurkan 200 bbl air tawar (BJ = 8.4 ppg) dengan

bentonite 15 lb/bbl (SG = 2.6), 100 lb/sack. Berat barite yang dicampurkan: a. 2000 lb

b. 3000 lb c. 4000 lb

37. Buat lumpur dengan mencampurkan 200 bbl air tawar (BJ = 8.4 ppg) dengan bentonite 15 lb/bbl. (SG = 2.6), 100 lb/sack. Jumlah sack barite yang dicampurkan:

(41)

b. 30 sack c. 40 sack

38. 1000 bbl lumpur mempunyai berat jenis 10 ppg. Naikkan berat jenis lumpur tsb menjadi 12 ppg dengan menambahkan barite yang mempunyai berat jenis 35 ppg, berat barite 100 lb/sack. Volume barite ditambahkan.

a. 96.86 bbl b. 86.96 bbl c. 98.66 bbl

39. 1000 bbl lumpur mempunyai berat jenis 10 ppg. Naikkan berat jenis lumpur tsb menjadi 12 ppg dengan menambahkan barite yang mempunyai berat jenis 35 ppg, berat barite 100 lb/sack. Jumlah sack barite ditambahkan:

a. 1087 bbl b. 1187 bbl c. 1287 bbl

40. 1000 bbl lumpur mempunyai berat jenis 10 ppg. Naikkan berat jenis lumpur tsb menjadi 12 ppg dengan menambahkan barite yang mempunyai berat jenis 35 ppg, berat barite 100 lb/sack. Volume lumpur yang terjadi:

a. 3043 sack b. 127826 sack c. 1278 sack

37 41. 2000 bbl lumpur mempunyai berat jenis 10 ppg. Naikkan berat jenis lumpur tsb

menjadi 11 ppg dengan menambahkan lumpur berat yang mempunyai berat jenis 16 ppg. Volume berat tsb harus ditambahkan?

a. 1000 bbl b. 1500 bbl c. 2000 bbl

42. 2000 bbl lumpur mempunyai berat jenis 10 ppg. Naikkan berat jenis lumpur tsb menjadi 11 ppg dengan menambahkan lumpur berat yang mempunyai berat jenis 16 ppg. Volume lumpur yang terjadi:

a. 1500 bbl b. 2000 bbl

(42)

c. 3000 bbl

43. 200 bbl lumpur mempunyai berat jenis 12 ppg. Turunkan berat jenis lumpur tsb menjadi 11 ppg dengan menambahkan air yang mempunyai berat jenis 8.4 ppg. Volume air yang harus ditambahkan:

a. 76.9 bbl b. 67.9 bbl c. 96.7 bbl

44. Lumpur dibuat dari 200 bbl bentonite dan 1700 bbl air tawar. Berat jenis bentonite adalah 21.6 ppg dan air tawar adalah 8.4 ppg. Volume lumpur adalah 2000 bbl dan berat jenisnya adalah 10 ppg. Prosentase volume bentonite adalah: a. 9%

b. 10% c. 11%

45. Lumpur dibuat dari 200 bbl bentonite dan 1700 bbl air tawar. Berat jenis bentonite adalah 21.6 ppg dan air tawar adalah 8.4 ppg. Volume lumpur adalah 2000 bbl dan berat jenisnya adalah 10 ppg. Prosentase berat bentonite adalah: a. 21.6%

b. 26.1% c. 16.2%

38 PENUTUP

Puji syukur penulis haturkan kepada Ilahi, karena penulisan buku Peralatan Pemboran Jilid I ini dapat penulis selesaikan tanpa halangan yang berarti.

Buku ini merupakan revisi yang pertama dan terdapat koreksi dan tambahan dari seri yang pertama.

Buku ini berisikan peralatan pengangkat dan dengan mempelajari buku ini diharapkan pembaca sudah dapat menguasai sebagian peralatan pengangkat, yaitu: - menara

(43)

Mudah-mudahan penulis diberi kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk melanjutkan buku Peralatan Pemboran untuk jilid-jilid selanjutnya.

Semoga buku ini bermanfaat dan terima kasih. Cepu, 14 Maret 2002

Hormat Penulis

39 DAFTAR PUSTAKA

1. Eldin Edial: “Drilling Equipment”, Pendidikan dan Latihan Driller, PPT Migas, Cepu, 1983.

2. Huffco Indonesia: “Industri Perminyakan”, Operasi dan Perlengkapan Pemboran Edisi ke 3, Houston, Texas, 1983.

3. Petroleum Extension Service: “The Rotary Rig and Its Components”, IADC, The University of Texas, Austin, 1976.

(44)

Referensi

Dokumen terkait

Hilang lumpur terjadi saat pemboran menembus batuan gamping pada formasi Baturaja Pada lapisan batuan ini terdapat gua-gua dan rekahan – rekahan yang menyebabkan

ika lumpur ini dibuat dengan komposisi %ang tepat dan terus dipeli&ara maka  pemakaian dispersane atau pengen!er dapat di&indarkan. ika koloid dan

Sasaran yang hendak dicapai adalah penentuan besarnya gaya berat sendiri, tekanan lumpur, tekanan hidrostatis, uplift, tekanan tanah aktif dan gaya gempa yang

Sasaran yang hendak dicapai adalah penentuan besarnya gaya akibat berat sendiri, tekanan lumpur, hidrostatis, uplift, tekanan tanah aktif dan gaya gempa yang

Tinggi kolom lumpur di dalam string dan tinggi kolom minyak annulus akan setara dengan tinggi atau head yang diperlukan untuk mengimbangi tekanan formasi.. Periksa apakah

Bedasarkan penyebab terjadinya masalah hilang lumpur yang timbul pada operasi pemboran panasbumi sumur panasbumi B-1 disebabkan oleh lemahnya tekanan formasi dan adanya

Oleh karena dampak tekanan injeksi lumpur yang begitu besar terhadap performansi pengeboran, maka tekanan pada saat injeksi lumpur pada pengeboran minyak di rig- 136

• Kurangi berat Lumpur dengan memperhatikan tekanan formasi • Perlakuan sifat Lumpur dengan menurunkan tekanan surge dengan Yp dan Gel strength dan ECD dengan menurunkan SPM