• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kampus USU Medan 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kampus USU Medan 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERHITUNGAN STABILITAS BENDUNG PADA PROYEK PLTM AEK

SILANG II DOLOKSANGGUL

Tumpal Alexander Pakpahan1, Ahmad Perwira Mulia2 1

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan

Email : Shikamarupakpahan@gmail.com

2Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan

Email : Perwira_mulia@yahoo.co.id

ABSTRAK

Stabilitas bendung sangat perlu diperhatikan karena bendung merupakan bagian yang sangat penting dari suatu bangunan PLTM yang berfungsi menaikkan muka air yang akan disalurkan untuk menggerakkan turbin listrik. Saat bendung tidak stabil dan terjadi kerusakan maka produksi listrik akan terganggu. Sasaran yang hendak dicapai adalah penentuan besarnya gaya akibat berat sendiri, tekanan lumpur, hidrostatis, uplift, tekanan tanah aktif dan gaya gempa yang akan dipergunakan sebagai acuan untuk memeriksa keamanan bendung terhadap gaya guling dan geser. Debit banjir rencana untuk kala ulang 100 tahun adalah 485 m3/det dan ketinggian air banjir adalah 7,91meter dari dasar saluran. Berdasarkan hasil dari perhitungan variabel sasaran yang hendak dicapai di atas maka faktor keamanan gaya guling adalah 1,57 dan faktor keamanan gaya geser adalah 1,6. Berdasarkan hasil perhitungan dapat ditarik kesimpulan bahwa bendung aman terhadap gaya guling dan geser dengan mengacu pada persyaratan untuk gaya guling Sfg > 1,5dan syarat untuk gaya geser Sfge > 1,1.

Kata kunci : Bendung, stabilitas, guling, geser

ABSTRACT

Weir stability is considerably essential because the weir works to raisen the level of water which is channeled to drive the turbin. When the weir is not stable and not working properly, then production of electricity will be disturbed. This paper is about to estimate the values of weir’s weight, mud pressure, hydrostatic force, uplift, active soil stress, and earthquake force which are used to calculate weir stability in response to rolling and shear forces. Flow rate for 100 year period is calculated to be 485 m3/sec which imply a water level of 7,91m above the river bed. It is found that the safety factor for rolling force is 1.57 and the shear safety factor is 1.6. it is concluded that the weir is stable based on the criteria of safety factor for overturning Sfg> 1.5, and for shear Sfge >1.1.

Keywords: Weir, stability, rolling, shear

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bendung yang menjadi salah satu komponen penting dalam proyek PLTM harus direncanakan dan dibangun semaksimal mungkin dan mampu bertahan lama, bendung yang dibangun harus memenuhi persyaratan stabilitas yang menjadi salah satu persyaratan penting guna menjamin umur bendung dan kemampuannya untuk menaikkan muka air yang mengalir menuju bagian produksi PLTM, dengan kata lain dengan keadaan bendung yang demikian maka PLTM dapat berjalan untuk selalu memenuhi kebutuhan listrik masyaarakat. Stabilitas bendung adalah bentuk gambaran yang mendefenisikan bahwa bendung tersebut dalam keadaan sempurna dapat dimamfaatkan sebagai suatu bendung,yang ditinjau dari ketahanan bendung menerima gaya-gaya internal dan eksternal yang dialaminya seperti, gaya guling, pergeseran, keruntuhan dan gaya eksternal yang diakibatkan oleh gempa.

Beberapa kejadian kerusakan bendungan di indonesia yang prinsip stabilitasnya sama dengan bendung adalah peristiwa jebolnya bendungan sempor di kabupaten kebumen pada 27 novembe 1967,bendungan Lodah di Grobokan, dan bendungan Situ Gintung yang jebol pada 17 maret 2009 ( Surya online, Kementrian PU Wajibkan

waduk Gondang buat RTD 5 Februari 2013). Untuk mencegah kejadian yang seperti inilah makanya perlu dilakukan

perhitungan stabilitas bendung.

Dalam hal ini bendung yang akan dilakukan perhitungan stabilitas bendung adalah PLTM Aek Silang II yang berada di Doloksanggul Kabupaten Humbanghasundutan Sumatera Uatara . PLTM ini dibangun sejalan dengan program pemerintah untuk mengatasi krisis energi yang terjadi di negara ini khususnya di daerah PLTM tersebut dibangun. Untuk itu penulis mengambil bahasan tentang stabilitas bendung tersebut sehingga bisa

(2)

bermamfaat untuk penelitian selanjutnya dengan topik yang sama, karena di Sumatera utara banyak terdapat daerah-daerah yang memiliki sumber daya alam yang dapat dimamfaatkan sebagai PLTM, yaitu daerah-daerah yang berada di jajaran Bukit Barisan seperti Dairi,Pakpak Barat, Karo, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Tengah

.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Gaya-gaya yang Bekerja pada Bendung

Suatu bendung secara relatif haruslah kedap air dan mampu menahan semua gaya-gaya yang bekerja

kepadanya.Yang paling penting diantara gaya-gaya tersebut adalah gaya berat, tekanan hidrostatik, gaya angkat, tekanan gaya aktif dan gaya gempa serta gaya lain yang berpengaruh secara mayoritas dan sangat besar terhadap bendung tersebut seperti gaya yang timbul yang menghasilkan reaksi pondasi.

Berat Sendiri Bangunan

Berat sendiri bangunan diperhitungkan dari dimensi bangunan dan jenis bahan yang dipergunakan. Momen yang terjadi merupakan semua berat gaya dikalikan dengan jarak ke titik tinjau, yakni pada titik yang dianggab terlemah.

Tekanan Lumpur

Gaya tekanan akibat lumpur diperhitungkan dengan anggapan lumpur tertahan setinggi mercu dan adanya peninjauan tentang kandungan lumpur tersebut. Formula yang dipergunakan adalah ( Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, 2009)

Ps = ½ Ka x Ni X d2 (1)

di mana Ka (koefisien tekanan lateral) = 1-sin 1+sin

, Ps = tekanan horizontal (kg/m),

= sudut geser,

Ni = berat bahan deposit yang terbenam ( ton/m3), dan d = kedalaman lumpur ( m ).

Gaya Hidrostatis

Garis kerja gaya ini bekerja melalui titik berat penampangnya. Gaya-gaya yang bekerja baik dari permukaan bendung bagian hulu maupun bagian hilir. Komponen mendatar Wh serta komponen vertikal Wv dari

gaya hidrostatik merupakan gaya yang bekerja pada proyeksi tegak dari permukaan bendungan, yang besarnya untuk setiap satuan lebar adalah ( Departemen Pekerjaan Umum-KP06, 2009)

2 γh W =h

2

(2) di mana Wh,v= besar gaya hidrostatik (kg), (horizontal, vertikal),

γ

=berat jenis air (kg/m

3

), dan h=kedalaman air (m). Kedalaman air (h) dalam keadaan normal diambil setinggi mercu. S dan berat jenis air diambil 1000 kg/m3/m’. Debit banjir rencana kala ulang 100 tahun

adalah 485 m3/det, dan ketinggian air pada saat banjir adalah 7,906 meter dari dasar saluran.

Gaya Tekanan Air ke Atas ( Uplift Pressure )

Air yang berusaha keluar dari bendung akan menimbulkan gaya angkat. Besarnya gaya angkat tergantung pada sifat pondasi serta metode konstruksinya, dengan anggapan bahwa gaya berubah secara linier dari tekanan hidrostatik penuh pada permukaan bagian hulu hingga tekanan air buangan penuh pada bagian hilir. Formula yang digunakan adalah ( Departemen Pekerjaan Umum-KP06, 2009)

h +h 1 2

U=γ t

2 (3)

di mana U = gaya tekanan ke atas (kg),

γ

= berat jenis air (kg/m3), h1 = kedalaman air pada tumit depan (m),

(3)

Perhitungan gaya angkat untuk tiap titik dapat digunakan teori Lane maupun Bligh, dengan perhitungan sebagai berikut ( Departemen Pekerjaan Umum-KP06, 2009)

Lane Lv (x) + 1/3 Lh (x) Ux = Hx - x ΔH Lt  

(4) Bligh Lv (x) + Lh (x) Ux = Hx - x ΔH Lt  

(5)

Gaya Akibat Tekanan Tanah Aktif

Tekanan tanah aktif adalah reaksi tanah yang bersentuhan dengan banguan yang menunjukkan pergerakan kedepan menekan dinding samping bangunan tersebut. Berat tekanan sesuai dengan jenis dan parameter tanah ( Departemen Pekerjaan Umum-KP02, 1984)

2

Pa=1/2γKa.H

(6)

di mana Pa = besar tekanan tanah aktif akibat q ( kg/m),

γ

= berat jenis tanah (kg/m3),

 

1-sinj 3

Ka(koefisien tekanan lateral) = , C = hambatan lekat kg/m , dan =sudut geser.

1+sinj

maka 1 sin 2 Pa=1/2γ .H 1 sin    

(7)

Gaya Akibat Gempa

Prinsip perhitungan pengaruh gaya gempa terhadap stabilitas suatu bendung adalah perkalian gaya berat sendiri bangunan bendung dengan koefisien gempa.

Koefisien gempa dapat dihitung dengan persamaan (Soedibyo, 1993) a d α = g (8) ad = n ( ac . z )m (9)

di mana ad = percepatan gempa rencana (cm/det 2

), α = koefisien gempa (kg/m), (n, m) = koefisen untuk jenis tanah, aC = percepatan kejut dasar (cm/det2), g = percepatan gravitasi (cm/det2), dan z = faktor yang tergantung kepada

letak geografis.

Faktor gempa yang diperoleh dari persamaan (8) di atas digunakan dalam perhitungan stabilitas dimana faktor akan dikalikan dengan berat sendiri bangunan dan dihitung sebagai gaya geser horizontal. Besar gaya tersebut adalah

g

F =αxG

(10)

di mana Fg = gaya gempa (kg/m),

α

= koefisen gempa, dan G = berat bangunan (kg/m).

Pemeriksaan Terhadap Guling

Untuk melakukan pemeriksaan terhadap bahaya guling ditentukan dahulu titik terlemah yang mungkin akan terjadi patah, kemudian dari titik tersebut dihitung gaya-gaya yang bekerja yang dapat diperkirakan dapat menyebabkan terjadinya guling. Gaya-gaya tersebut antara lain tekanan tanah aktif, tekanan lumpur, gaya hidrostatik, gaya uplift horizontal dan juga uplift vertikal akibat tekanan air bawah bangunan.

Sedangkan gaya yang menahan agar tidak terjadi guling adalah gaya-gaya seperti berat sendiri bangunan, dan juga gaya hidrostatik yang berlawanan arahnya dengan gaya hidrostatik penyebab guling. Pemeriksaan terhadap guling harus memenuhi syarat ( Departemen Pekerjaan Umum-KP06, 2009).

Mt Sf = 1,5 Mg    (11)

(4)

di mana Sf = faktor keamanan,Mt= jumlah momen tahan (kgm/m), dan Mg= jumlah momen guling (kgm/m).

Pemeriksaan Terhadap Geser

Gaya yang menimbulkan geser pada bangunan tersebut adalah gaya-gaya yang horizontal, yang akan ditahan oleh gaya tekanan gesek pondasi dan gaya lain yang berlawanan arah dengan gaya penyebab geser tersebut.

Gaya yang cenderung menyebabkan terjadinya geser adalah gaya tekanan tanah aktif, gaya hidrostatik, gaya uplift horizontal, tekanan lumpur dan juga gaya akibat gempa. Sedangkan gaya yang melakukan perlawanan adalah gaya berat sendiri dikalikan dengan, gaya hidrostatis yang berlawanan dengan arah gaya geser ( Departemen Pekerjaan Umum-KP06, 2009) Pv Sf = 1,1 Ph    (dengan gempa) (12) Pv Sf = 1, 3 Ph    (tanpa gempa) (13)

d imana Sf = faktor keamanan, f = koefisien gesek tanah dengan struktur bangunan, Pv= jumlah gaya vertikal, C = kohesi, B = lebar struktur, dan Ph= jumlah gaya horizontal.

3. METODE PENELITIAN

.

Alur pembahasan analisa stabilitas bendung pada PLTM Aek Silang II Doloksanggul dipaparkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram Metodologi Penelitian MULAI

STUDI LITERATUR

PENGUMPULAN DATA

Detail Lokasi Gambar Eksisting Data Tanah

ANALISA STABILITAS Kesimpulan Dan Saran Berat Sendiri Gaya Gempa T.Lumpur T.Tanah Aktif Hidrostatis Uplift Faktor keamanan Guling Faktor keamanan Geser

(5)

Setelah melakukan analisa yang dilakukan maka akan diperoleh kesimpulan dari penelitian yang penulis lakukan terkait bendung PLTM Aek Silang II Doloksanggul.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk melakukan analisa stabilitas bendung maka penulis akan membuat suatu gambar sket yang menunjukkan pergerakan gaya yang terjadi pada bendung sesuai batasan gaya yang dipaparkan pada diagram metodologi penelitian diatas. Gambar penguraian gaya ditunjukkan pada Gambar 2. Dengan asumsi ada garis potong pada titik O dengan alasan penulis hanya melakukan pemeriksaan dan peninjauan, dimana hingga batas titik O dianggap sudah dapat mewakili gaya pada bendung.

Gambar 2 Diagram gaya-gaya yang bekerja pada bendung

Gaya Akibat Berat Sendiri

Pencacahan bentuk bendung menjadi beberapa bagian datar seperti yang ditunjukkan Gambar 2 diatas dimaksudkan untuk mempermudah perhitungan gaya akibat berat sendiri. Analisa gaya berat sendiri dapat ditunjukkan oleh Tabel 2.

(6)

Tabel 2 Rekapitulasi gaya akibat berat sendiri No Bentuk x y beton

(t/m3 ) Luas Gaya berat Lengan Momen Momen Tahan

seg. segmen (m) (m) (ton) (m) (ton. m)

G1 Segi4 1 5 2,4 5 12 8,35 100,2 G2 Segi4 0,5 4,75 2,4 2,375 5,7 7,939 45,2523 G3 Segi4 0,823 0,2 2,2 0,1646 0,36212 7,939 2,875 G4 Segi4 6,006 0,274 2,2 1,64564 3,62042 5,316 19,246 G5 Segi4 2,303 0,274 2,2 0,63102 1,38825 2,104 2,921 G6 Segi3 1 1 2,4 0,5 1,2 0,5 0,6 G7 Segi3 0,3 0,25 2,2 0,0375 0,0825 8,25 0,681 G8 Segi3 4,423 4,328 2,2 9,57137 21,057 6,053 127,458 G9 Segi4 4,423 0,461 2,2 2,039 4,48581 5,316 23,8465 G10 Segi3 1 0,667 2,2 0,3335 0,7337 3,838 2,815 G11 Segi4 0,4 0,472 2,2 0,1888 0,41536 3,304 1,372 G12 Segi4 1 0,148 2,2 0,148 0,3256 2,904 0,945 G13 Segi3 2,104 0,887 2,2 0,93312 2,05287 2,403 4,933 G14 Segi4 2,504 0,578 2,2 1,44731 3,18409 2,252 7,17 G15 Segi3 1,504 0,148 2,2 0,1113 0,24485 2,003 0,49 Total 56,8526 340,807

Tekanan Lumpur

Tekanan lumpur ditentukan sesuai Persamaan (1) Ps = ½ Ka x Ni X d2

Koefisien tekanan berdasarkan jenis material lumpur adalah pasir, sehingga koefisien tekanan lateral (Ka) = 0,39, berat bahan deposit yang terbenam (Ni) = 0,96 dan kedalaman lumpur d = 4m

Berdasarkan Persamaan 1 dan Gambar 2 di atas, maka Ps = ½ Ka x Ni x d2 = 0,5 x 0,39 x 0,96 x 42 = 3,744

P = 3,7 /m’, lengan = 3,34 m mom (τ ) τ = 3,744 x 3,34 = 12,504 ton m/m’

Hidrostatis

Gaya hidrostatis adalah gaya akibat fluida atau air yang ada dalam bendung yang berdiam dalam bendung. Gaya hidrostatis yang terjadi pada bendung (dalam kondisi banjir) dapat ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Rekapitulai gaya hidrostatis pada bendung

No Gaya Berat (ton) Vertikal Horizontal

Lengan Momen (m) Momen (ton.m) Tahan Guling H1 1,0 x (4,0 x 4,0) /2 8,000 3,983 31,864 H2 1,0 x (4,0 x 3,906) 15,624 4,649 72,64 H3 1,0 x (1,323 x 3,906 ) 5,167 8,189 42,317 H4 1,0 x (4,533 x 4,163)/2 9,435 4,505 42,507 H5 1,0 x ( 1,994 x 4,163 ) 8,301 1,997 16,577 H6 1,0 x (1,994 x 0,841) /2 0,838 1,665 1,396

(7)

H7 1,0 x (1,000 x 5,000) 5,000 0,500 2,500

H8 1,0 x (7,527 x 1,121) 8,438 3,764 31,760

H9 1,0 x (6,120 x 6,120)/2 18,727 3,033 56,800

Total 37,179 42,351 137,057 161,304

Uplift

Perhitungan gaya angkat ( Up lift ) dengan dasar bahwa γair = 1.00 t/m3. Analisa gaya uplift dilakukan dengan mengacu pada Gambar 2. Hasil analisa untuk creep line ditunjukkan Tabel 4. Sedangkan untuk perhitungan gaya horizontal dan vertikal untuk up lift pada kondisi banjir terdapat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 4 Perhitungan gaya up Lift

Titik Garis Panjang

horizontal LV Lx Panjang creep ∆H Hx Ux LH 1/3 LH L 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 10-9 9-8 8-7 7-6 6-5 5-4 4-3 3-2 2-1 1-0 - 1,00 3,02 1,00 1,5 1,00 - 0,333 1,01 0,333 0,5 0,333 1,00 - 0,70 0,64 0,54 0,20 0,00 1,00 1,333 2,033 3,043 3,683 4,223 4,556 5,056 5,256 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 7,906 7,906 7,906 7,906 7,906 7,906 7,906 7,906 7,906 7,906 7,906 7,906 8,906 8,906 8,706 8,706 9,306 9,856 9,856 9,706 9,906 9,906 7,906 7,494 7,024 5,835 4,41 4,106 3,894 3,423 2,568 2,485 2 Tabel 5 Perhitungan gaya horizontal untuk up Lift

Segmen Perkalian H Lengan Momen

ton m ton.m H 10-9 1 x 7,906 7,906 1,525 12,0567 H' 10-9 (0,5 x 1 )(7,494-7,906) 0 1,358 0 H 8 - 7 (0,7x7,024) 4,9168 1,127 5,54123 H' 8 - 7 (0,5x0,7)(5,835-7,024) 0 1,093 0 H 6 -5 (0,64x4,41) 2,8224 0,918 2,59096 H' 6 - 5 (0,5x0,64)(4,106-4,41) 0 0,814 0 H 5 - 4 0,54x4,106 2,21724 0,342 0,7583 H' 5 - 4 (0,5x0,54)(3,894-4,106) 0 0,254 0 H 2 - 1 0,2x2,568 0,5136 0,09 0,04622

(8)

H' 2 - 1 (0,5x0,2)(2,458-2,568) 0 0,052 0

TOTAL 18,376 20,9934

Tabel 6 Perhitungan gaya vertikal akibat gaya up lift Segmen Perkalian V Lengan Momen ton m t.m v 9-8 1x7,024 7,024 8,35 58,6504 v' 9-8 (0,5x1)(7,494-7,024) 0,235 8,517 2,001495 v 7-6 3,023x4,41 13,33143 6,01 80,12189 v' 7-6 (0,5x3,023)(5,835-4,41) 2,1538875 6,52 14,04335 v 4-3 1x3,423 3,423 3,004 10,28269 v' 4-3 (0,5x1)(3,894-3,423) 0,2355 3,171 0,746771 V 3-2 1,504x2,568 3,862272 1,752 6,766701 V' 3-2 (0,5x1,504)(3,423-2,568) 0,64296 2,003 1,287849 V 1-0 1x2 2 0,5 1 V' 1-0 (0,5x1)(2,485-2) 0,2425 0,67 0,162475 total 33,1505495 175,0636

Tekanan Tanah Aktif

Data rekapitulasi tentang tanah di lokasi bendung dapat dilampirkan pada Tabel 7. Tabel 7 Rekapitulasi data tanah di lokasi bendung

Parameter tanah satuan Data Hasil rata-rata

pengujian

I II II

Berat isi tanah Berat isi tanah kering Kandungan air Angka pori* Sudut geser tanah* Liquid limit Plastis limit Hambatan lekat Jenis tanah Kg/m3 Kg/m3 % Derajat % % Kg/m2 1611,5 1389,9 16,8 0,65 30 31 17,06 0 pasir 1633,3 1399 17,41 0,65 30 0 Pasir 1653,3 1410,9 17,41 0,65 30 0 Pasir 1632,7 1399,9 17,2 0,65 30 0 pasir

*Data merupakan hasil asumsi

Data tanah yang diperlukan terkait tekanan tanah aktif adalah sebagai berikut :

berat isi tanah γ =1,633; sudut geser tanah= 30; hambatan lekat C = 0

Berdasarkan Persamaan (6) dapat diperoleh nilai tekanan tanah aktif, dimana tekanan tanah aktif adalah 2 Pa=1/2γKa.H

 

1-sin

di mana Ka = = 1-sin 30 / 1+sin 30 = 0,333 1+sin

maka Pa = ½ x 1,633 x 0,333 x 0,7042 =0,135 T/ m2 =135 kg / m2

Dari gambar 2 diatas diketahui lengan momen = 0,235 m, sehingga momen (τ) yang terjadi τ = Pa x lengan momen = 0,135 x 0,235 = 0,032 tm

(9)

Akibat pengaruh Gempa

Data-data perhitungan yang diketahui terkait gaya gempa sesuai kondisi lapangan n = 1,56, m = 0,89, ac = 85, z =1

Merujuk pada Persamaan (9) percepatan gempa adalah ad = n ( ac . z )m = 1,56 (85 x 1) 0,89 = 81,34

Sedangkan koefisien gempa dihitung berdasarkan persamaan (8)

ad 81,34

α = = =0,0829

g 9,8x100

Dengan nilai koefisien gempa yang dibulatkan menjadi α = 0,1maka gaya gempa yang terjadi ditampilkan Tabel 8.

Tabel 8 Perhitungan gaya akibat gempa

No. Koef. Gaya berat (ton) Berat akibat Gempa (ton) Lengan Momen (m) Momen guling (ton. m) Seg. Gempa 1 0,1 12 1,2 2,5 3 2 0,1 5,7 0,57 2,067 1,178 3 0,1 0,36212 0,0362 0,1 0,00362 4 0,1 3,62042 0,362 2,325 0,84155 5 0,1 1,38825 0,1388 4,642 0,644 6 0,1 1,2 0,12 5,5 0,66 7 0,1 0,0825 0,0825 4,83 0,40 8 0,1 21,057 2,1057 3,287 6,92 9 0,1 4,48581 0,4486 4,54 2,036 10 0,1 0,7337 0,07337 4,8 0,35 11 0,1 0,41536 0,041536 4,98 0,206 12 0,1 0,3256 0,3256 5,876 1,913 13 0,1 2,05287 0,2052 5,05 1,04 14 0,1 3,18409 0,318 5,506 1,751 15 0,1 0,24485 0,0245 5,83 0,14 Total 56,8526 5,685 21,08317

Pemeriksaan Terhadap Bahaya Guling dan Geser

Untuk memeriksa gaya guling dan geser terlebih dahulu dilakukan pengkalkulasian gaya-gaya, dan momen yang terjadi pada kondisi normal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 9.

Tabel 9 Ringkasan nilai gaya dan momen pada bendung kondisi banjir

Sumber gaya Gaya vertikal

(ton) Gaya horizontal(ton) Momen tahan (ton.m) Momen guling(ton.m) Berat sendiri 56,68526 340,807 Gaya gempa 5,68526 21,337

(10)

T.lumpur 3,744 12,504

G.hidrostatis 37,179 42,351 137,057 161,304

Uplift(67%) 22,21 12,3 14,06 117,25

T.tanah 0,135 0,032

∑ 116,0743 64,21526 491,924 312,427

Pemeriksaan terhadap bahaya guling dilakukan berdasarkan persyaratan Safety factor yang mengacu pada Persamaan (11) Mt Sf = 1, 5 Mg    Mt 491,924 Sf = = = 1,57 1,5 (ok) Mg 312, 427   

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa bangunan aman terhadap guling

Sedangkan pemeriksaan terhadap bahaya geser dilakukan berdasarkan Persamaan (12) untuk persyaratan safety

factor tanpa ada pengaruh gaya gempa sebagai berikut. Pv Sf = 1, 3 Sf 116, 0743 / 58, 53 1, 96 1, 3 (ok) Ph      

Sedangkan untuk persyaratan safety factor dengan pengaruh gaya gempa mengacu pada Persamaan (13) maka safety

factor menjadi Pv Sf = 1,1 Sf 1 16, 0743 / 64, 2156 1 , 6 1 ,1 (ok) Ph      

5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan topik stabilitas bendung PLTM Aek Silang II Doloksanggul adalah bahwa bendung aman, dan dapat menahan semua gaya-gaya yang terjadi pada bendung, di mana faktor keamanan guling adalah 2,84 dan faktor keamanan geser merujuk pada ada tidaknya pengaruh gempa masing-masing adalah 1,6 dan 1,9. Sehingga bendung tidak akan mengalami guling dan geser.

6. SARAN

Yang menjadi perhatian penulis pada bendung adalah perawatan lokasi sekitar bendung. Sebaiknya pengelola lebih memperhatikan pengelolaan lingkungan DAS sekitar lokasi bendung.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum, Sub Direktorat Jenderal Pengairan, 1984, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria

Perencanaan Bagian Bangunan :(KP02), Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, Sub Direktorat Jenderal Pengairan, 2009, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria

Perencanaan Bagian Parameter Banguna : (KP-06), Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, 2009, Pengembangan Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Medan.

Gambar

Gambar 1 Diagram Metodologi Penelitian MULAI
Gambar 2 Diagram gaya-gaya yang bekerja pada bendung  Gaya Akibat Berat Sendiri
Tabel 2 Rekapitulasi gaya akibat berat sendiri  No  Bentuk  x  y  beton (t/m3 )  Luas  Gaya berat  Lengan Momen  Momen Tahan
Tabel 4 Perhitungan gaya up Lift   Titik  Garis  Panjang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan deteksi dan identifikasi dini penyakit tanaman maka penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pakar yang telah dibangun dari penelitian

Dengan berlatar pada kondisi sistem politik Indonesia waktu itu, dimana sebagai sebuah Negara yang masih baru merdeka dan masih mengalami banyak guncangan baik itu dari luar,

Anggota komite audit yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan dipandang dapat meningkatkan kualitas dari laporan keuangan perusahaan dalam hal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa EDK tidak berpengaruh nyata terhadap berat badan dan pertambahan berat badan, tetapi secara nyata menurunkan konsumsi pakan (PcC,05)

Persentase paling besar dari pernyataan responden mengenai “Topping Donat J.CO Donuts & Coffee rapih” mendapatkan persentase 87,4% masuk dalam kategori “sangat

untuk motivasi perawat dalam melakukan cuci tangan 6 langkah yang benar masih kurang hal ini disebabkan karena perawat merasa terlalu rumit, merasa kurang bersih

Hasil analisa univariat didapatkan ternyata rata-rata siklus menstruasi oligomenorea lebih tinggi kadar AMH nya di bandingkan dengan rata-rata AMH pada siklus

Hasil uji statistik diperoleh nilai p- value = 0,012 artinya p < 0,05 sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan