• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Inkuiri Berbantuan Media KIT IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Inkuiri Berbantuan Media KIT IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang "

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan. Dimana pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan observasi dan tindakan, hasil tindakan, dan refleksi yang dijabarkan per siklus pada setiap pertemuan. Kemudian dilengkapi analisis data rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II serta pembahasan hasil penelitian. Secara rinci akan diuraikan sebagai berikut.

4.1 Deskripsi Siklus I 4.1.1 Rencana Tindakan

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran di dalam silabus IPA Kelas 5 Semester 2. RPP siklus I dirancang dalam 3 kali pertemuan dimana pertemuan pertama dan kedua penyampaian materi dengan menerapkan Metode Inkuiri dan pertemuan ketiga adalah pemantapan materi dengan diadakannya tes formatif siswa. Tes formatif digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tahapan perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

(2)

Pada pertemuan kedua siklus I materi dilanjutkan mengenai gaya gesek dan gaya grafitasi. Siswa akan melakukan 2 percobaan yaitu pada percobaan pertama mengenai gaya gesek. Siswa difasilitasi bahan – bahan yang menunjang percobaan, yaitu antara lain balok kayu, papan, papan ( dilapisi kertas minyak, karton, dan kain ). Untuk percobaan kedua mengenai gaya grafitasi bahan – bahan yang digunakan adalah kertas, kertas yang diremas, buku, pensil, daun kering, dan daun basah. Pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari hasil belajar dan kekurangan / kelebihan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyiapkan lembar kerja siswa, lembar evaluasi yang berisi butur-butir soal uraian setelah di uji validitas dan reliabilitas untuk mengukur hasil belajar dari siklus I, dan lembar observasi peneliti.

Langkah-langkah pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan Metode Inkuiri. Untuk mengetahui penerapannya di kelas, yang dilakukan peneliti yakni menyiapkan lembar observasi penerapan Metode Inkuiri tersebut. Dengan adanya lembar observasi ini peneliti dengan bantuan observer 2 dapat mengamati lebih jelas kesesuaian tindakan yang dilakukan di kelas dengan langkah – langkah yang seharusnya dilakukan. Di dalam lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus di centang ( √ ) yakni Terlaksana jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan metode, serta Belum Terlaksana jika langkah tersebut tidak diimplementasikan di dalam kelas. Sebelum dilaksanakannya tindakan di kelas, instrumen yang dibutuhkan untuk mengukur hasil belajar siswa juga disusun berdasarkan indikator yang telah ditetapkan peneliti.

4.1.2 Pelaksanaan Observasi dan Tindakan 4.1.2.1Pelaksanaan Observasi

(3)

Tabel 16

Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Aspek kesimpulan dari materi yang baru saja dipelajari

√ _ √ _

Refleksi berupa penanaman nilai moral. √ _ √ _

Jumlah 8 2 9 1

(4)

diberikan tanda (-) yaitu antara lain pada saat kegiatan tanya jawab guna merangsang siswa untuk memecahkan masalah, guru hanya terfokus pada beberapa siswa saja, serta saat membagikan lembar kerja siswa, guru belum maksimal menyampaikan langkah kerja yang akan dilakukan. Hal ini dikarenakan kondisi kelas yang cenderung sedikit ramai.

Pada pertemuan kedua dapat diketahui bahwa 90% dari 10 pernyataan sudah dilakukan dengan baik, hanya ada 1 pernyataan yang belum dilakukan sesuai rencana, yaitu masih dengan kondisi kelas yang saat akan dibagi dalam kelompok kembali ramai seperti saat pelaksanaan pertemuan pertama, sehingga guru belum maksimal dalam memberikan petunjuk langkah kerja siswa. Meskipun demikian, pada pertemuan kedua ini terdapat peningkatan dari pertemuan pertama dimana guru memberikan kesempatan yang luas pada siswa untuk mengadakan tanya jawab.

4.1.2.2Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Masing–masing pertemuan berlangsung selama 2 jam pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 10 April 2015 serta pertemuan kedua dan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 April 2015.

(1) Pertemuan Pertama

(5)

Guru membagikan lembar kerja masing masing kelompok untuk dibaca bersama – sama kemudian membagikan KIT Magnet tiap kelompok. Guru menjelaskan langkah kerja sebelum melakukan percobaan. Selanjutnya masing – masing kelompok mengidentifikasi benda – benda yang sudah dibagikan guru termasuk benda magnetis atau benda non magnetis. Selama siswa melakukan percobaan dalam rangka mengumpulkan data, guru berkeliling memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan.

Selanjutnya, setiap perwakilan kelompok menunjukkan hasil diskusi didepan kelas, sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan dari jawaban kelompok yang sedang presentasi. Kegiatan presentasi berulang dari satu kelompok ke kelompok lain. Guru bersama dengan siswa membuka jawaban sementara yang telah dibuat oleh siswa diawal pembelajaran, dan guru memberikan penguatan atas jawaban beberapa siswa serta menghubungkan dengan hasil percobaan.

Guru bersama siswa merangkum dan membuat kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.

(2) Pertemuan Kedua

(6)

Guru membagikan lembar kerja masing masing kelompok untuk dibaca bersama – sama. Guru menjelaskan langkah kerja sebelum melakukan percobaan yang terdiiri dari 2 percobaan. Percobaan pertama mengenai gaya gesek dan percobaaan kedua mengenai gaya grafitasi. Untuk percobaan gaya gesek masing – masing kelompok mendapatkan bahan – bahan yang dapat dilakukan dan didiskusikan didalam ruang kelas, sedangkan untuk percobaan gaya gravitasi guru memfasilitasi siswa untuk keluar kelas menguji cobakan percobaannya dilapangan sekolah.

Selama siswa melakukan percobaan dalam rangka mengumpulkan data, guru berkeliling memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan. Selanjutnya, setiap perwakilan kelompok menunjukkan hasil percobaannya didepan kelas, sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan dari jawaban kelompok yang sedang presentasi. Kegiatan presentasi berulang dari satu kelompok ke kelompok lain. Untuk menguji hipotesis yang sudah dilaksanakan diawal pembelajaran tadi, guru bersama dengan siswa membuka jawaban sementara yang telah dimasukkan kedalam botol. Guru memberikan penguatan atas jawaban beberapa siswa serta menghubungkan dengan hasil percobaan.

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka alami dan menjelaskan kembali bagian yang ditanyakan oleh siswa. Guru bersama siswa merangkum dan membuat kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.

(3) Pertemuan Ketiga

(7)

Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan sebelum siswa mengerjakan soal evaluasi. Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi yang terdiri dari 7 soal uraian. Soal yang diberikan kepada siswa sudah melalui proses uji validitas dan reliabilitas. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran selama 3 kali pertemuan tersebut.

4.1.3 Hasil Tindakan Siklus I

Hasil Tindakan pada siklus I ini berupa hasil belajar IPA yang diperoleh siswa setelah pembelajaran selesai dilaksanakan yaitu pada pertemuan ketiga siklus I. Pada akhir pertemuan ketiga, siswa mengerjakan tes sesuai dengan materi yang sudah disampaikan guru selama dua hari tersebut. Siswa mengerjakan tes dengan jumlah 7 soal uraian yang sudah di uji tingkat validitas dan reliabilitasnya.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran IPA di SDN Dadapayam 02 adalah 60. Berdasarkan skor yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi siklus I, maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa. Untuk mempermudah dalam membuat tabel distribusi frekuensi, menurut Subana (2000:48) rentang skor hasil belajar yang perlu dilakukan yaitu menentukan Jangkauan (J), Banyaknya kelas (K), dan Panjang kelas (P). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Jangkauan = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah = 92 - 52

= 40

Kelas Interval = 1+3,3 (log n) = 1 + 3,3 (log 24) = 1 + 3,3 ( 1,38)

= 5,55  boleh 5 atau 6, dalam penelitian siklus I ini digunakan pembulatan 6

(8)

Setelah melakukan perhitungan diatas, maka berdasarkan nilai yang diperoleh siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 disajikan tabel distribusi frekuensi hasil belajar siklus I yang dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17

Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus I

Nilai Frekuensi Presentase

50 – 56 9 37,5 %

57 – 63 1 4,2 %

64 – 70 4 16,7 %

71 – 77 3 12,5 %

78 – 84 2 8,3 %

85 − 91 5 20,8 %

Jumlah 24 100 %

Nilai Rata – Rata 68,3

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 50

Berdasarkan tabel 17 distribusi hasil belajar IPA Siklus I, hasil yang diperoleh siswa pada Siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Dapat dilihat dari nilai rata-rata pada kondisi awal yaitu 59,3 meningkat menjadi 68,3 dari jumlah 24 siswa. Sedangkan untuk ketuntasan siswa dapat dilihat pada Tabel 18 berikut :

Tabel 18

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase

Tuntas ≥60 15 62,5 %

Belum Tuntas <60 9 37,5 %

Jumlah 24 100%

(9)

Gambar 2 4.1.4 Refleksi

Melalui refleksi dapat diketahui bahwa sesuai dengan rencana dan langkah

Inkuiri berbantuan media KIT IPA. Pada pertemuan pertama masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,

guna merangsang siswa untuk memecahkan masalah, guru hanya terfokus pada beberapa siswa saja, serta saat membagikan lembar kerja siswa

maksimal menyampaikan

kondisi kelas yang cenderung sed

kelompok belum mau memberikan tanggapan atas presentasi kelompok lain yang sedang membacakan hasil percobaan maupun diskusinya.

kedua, kekurangan tersebut sudah bisa teratasi namun belum semua.

mendapati kondisi kelas yang saat akan dibagi dalam kelompok kembali ramai seperti saat pelaksanaan pertemuan pertama, sehingga guru belum maksimal dalam memberikan petunjuk langkah kerja siswa

pertemuan kedua ini terdapat peni

memberikan kesempatan yang luas pada siswa untuk mengadakan tanya jawab. Beberapa siswa sudah mulai berani memberikan tanggapan mereka dan kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana dan sintaks.

Dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA menggunakan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA mengalami peningka

dapat dilihat dari jumlah siswa yang sudah memen kondisi awal (prasiklus)

Gambar 2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Melalui refleksi dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran cukup sesuai dengan rencana dan langkah – langkah pembelajaran menggunakan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA. Pada pertemuan pertama masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, kegiatan tanya jawab guna merangsang siswa untuk memecahkan masalah, guru hanya terfokus pada beberapa siswa saja, serta saat membagikan lembar kerja siswa

maksimal menyampaikan langkah kerja yang akan dilakukan. Hal ini dikarenakan as yang cenderung sedikit ramai, serta pada masing

kelompok belum mau memberikan tanggapan atas presentasi kelompok lain yang sedang membacakan hasil percobaan maupun diskusinya. Namun pada pertemuan kedua, kekurangan tersebut sudah bisa teratasi namun belum semua.

kondisi kelas yang saat akan dibagi dalam kelompok kembali ramai seperti saat pelaksanaan pertemuan pertama, sehingga guru belum maksimal dalam memberikan petunjuk langkah kerja siswa. Meskipun demikian

pertemuan kedua ini terdapat peningkatan dari pertemuan pertama

memberikan kesempatan yang luas pada siswa untuk mengadakan tanya jawab. Beberapa siswa sudah mulai berani memberikan tanggapan mereka dan kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana dan sintaks.

tan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA menggunakan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA mengalami peningkatan. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siklus I dapat dilihat dari jumlah siswa yang sudah memenuhi KKM. Dimana pada

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

kegiatan pembelajaran cukup langkah pembelajaran menggunakan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA. Pada pertemuan pertama masih terdapat kegiatan tanya jawab guna merangsang siswa untuk memecahkan masalah, guru hanya terfokus pada beberapa siswa saja, serta saat membagikan lembar kerja siswa, guru belum langkah kerja yang akan dilakukan. Hal ini dikarenakan serta pada masing – masing kelompok belum mau memberikan tanggapan atas presentasi kelompok lain yang Namun pada pertemuan kedua, kekurangan tersebut sudah bisa teratasi namun belum semua. Masih kondisi kelas yang saat akan dibagi dalam kelompok kembali ramai seperti saat pelaksanaan pertemuan pertama, sehingga guru belum maksimal Meskipun demikian, pada ngkatan dari pertemuan pertama dimana guru memberikan kesempatan yang luas pada siswa untuk mengadakan tanya jawab. Beberapa siswa sudah mulai berani memberikan tanggapan mereka dan kegiatan

(10)

setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 15 anak ( 62,5 % ) namun belum mencapai inkdikator kinerja yang telah ditetapkan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA sudah meningkatkan hasil belajar IPA siswa namun belum berhasil mencapai indikator yang telah ditetapkan. Serta belum semuanya sesuai dengan rencana yang telah dibuat, terutama pada proses pembelajaran yang menunjukkan kondisi kelas yang cenderung ramai untuk guru menyampaikan langkah kerja dan masih terdapat siswa yang belum mau menyampaikan pendapat ketika kelompok lain presentasi, sehingga harus dilanjutkan ke siklus II.

Berdasarkan observasi siklus I, hal – hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajran pada siklus berikutnya antara lain :

(1) Untuk mengatasi kekurangan dari tiap pertemuan yang telah dilakukan, maka guru harus lebih mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran, dimana pembelajaran belum akan dimulai ketika kondisi belum tenang, sehingga pembelajaran akan berjalan lebih optimal. (2) Dilakukan pengarahan ulang dalam menyampaikan langkah kerja.

Diusahakan dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa, sehingga siswa tidak ramai sendiri saat melakukan diskusi / percobaan karena belum memahami langkah kerjanya.

(3) Saat kegiatan presentasi, guru memberikan motivasi pada siswa kelompok lain untuk lebih mencermati apa yang dipresentasikan kelompok yang maju didepan, sehingga kelompok lain dapat memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang presentasi.

4.2 Deskripsi Siklus II

(11)

siswa dalam menyampaikan pendapatnya. Selain itu masih adanya siswa yang belum mencapai KKM, maka di dalam siklus II ini dilakukan perbaikan kembali agar catatan – catatan yang terdapat pada siklus I tidak terulang kembali.

4.2.1 Rencana Tindakan

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran di dalam silabus IPA Kelas 5 Semester 2. RPP siklus II dirancang dalam 3 kali pertemuan dimana pertemuan pertama dan kedua penyampaian materi serta penerapan Metode Inkuiri dan pertemuan ketiga adalah pemantapan materi serta diadakannya tes formatif siswa. Tes formatif untuk mengukur hasil belajar siswa. Tahapan perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Pada pertemuan pertama peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 5 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu disiapkan. Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “Pesawat sederhana ( Pengungkit dan bidang miring )”. Persiapan alat dan bahan menggunakan media KIT IPA tentang pesawat sederhana ( pengungkit dan bidang miring ) antara lain: Percobaan pertama ( Pengungkit ), selain KIT Pengungkit yang digunakan perlu ditambahkan benda – benda yang menunjang untuk mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana berupa pengungkit. Bahannya antara lain : Gunting, Pinset, Pemotong Kuku, Stapler, dan Pembuka botol. Untuk percobaan kedua ( Bidang miring ) diperlukan bahan – bahan diantarannya KIT bidang miring, Papan, dan tali.

(12)

Pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari hasil belajar dan kekurangan / kelebihan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyiapkan lembar kerja sisiwa, lembar evaluasi yang berisi butur-butir soal setelah di uji validitas dan reliabilitas untuk mengukur hasil belajar dari siklus II, dan lembar observasi peneliti.

Langkah-langkah pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan Metode Inkuiri. Untuk mengetahui penerapannya di kelas, yang dilakukan peneliti yakni menyiapkan lembar observasi penerapan Metode Inkuiri tersebut. Di dalam lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus di centang ( √ ) yakni Terlaksana jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan metode, serta Belum Terlaksana jika langkah tersebut tidak diimplementasikan di dalam kelas. Sebelum dilaksanakannya tindakan di kelas, instrumen yang dibutuhkan untuk mengukur hasil belajar siswa juga disusun berdasarkan indikator yang telah ditetapkan peneliti.

4.2.2 Pelaksanaan Observasi dan Tindakan 4.2.2.1Pelaksanaan Observasi

(13)

Tabel 19

Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Aspek

Guru merangsang dan mengajak siswa berfikir memecahkan masalah dengan mengadakan tanya jawab dan menyampaikan materi secara singkat.

Guru memfasilitasi siswa dengan media yang telah disiapkan dalam mengumpulkan informasi

yang tepat untuk memcahkan permasalahan. √ _ √ _ Guru memberikan petunjuk langkah kerja dan

mengatur jalannya presentasi dari

masing-masing kelompok. √ _ √ _

Guru memberikan konfirmasi jawaban dari hasil

(14)

4.2.2.2Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pembelajaran dalam siklus II dilakukan dalam 3 kali pertemuan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Masing– masing berlangsung selama 2 jam pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 April 2015, pertemua kedua dan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14 April 2015.

(1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari tiga pertemuan. Pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 April 2015 pada pukul 09.30-10.40 guru mengawali pembelajaran dengan mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya dan memberikan apersepsi yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari yaitu dengan menunjukkan sebuah gambar – gambar benda yang menggunakan prinsip kerja pengungkit dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok, masing masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Siswa diminta mengidentikasi permasalahan – permasalahan yang berhubungan dengan gambar dan menuliskan jawabannya digulungan kertas yang dimasukkan kedalam botol.

Guru membagikan lembar kerja masing masing kelompok untuk dibaca bersama – sama kemudian membagikan KIT pengungkit dan bidang miring tiap kelompok. Guru menjelaskan langkah kerja sebelum melakukan percobaan. Selanjutnya masing – masing kelompok mengidentifikasi benda – benda yang sudah dibagikan guru termasuk golongan pengungkit jenis berapa dan prinsip kerja pada bidang miring. Selama siswa melakukan percobaan dalam rangka mengumpulkan data, guru berkeliling memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan. Selanjutnya, setiap perwakilan kelompok menunjukkan hasil percobaannya didepan kelas, sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan dari jawaban kelompok yang sedang presentasi. Kegiatan presentasi berulang dari satu kelompok ke kelompok lain.

(15)

jawaban beberapa siswa serta menghubungkan dengan hasil percobaan. Guru bersama siswa merangkum dan membuat kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.

(2) Pertemuan Kedua

Penelitian siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa 14 April 2015 pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran dengan meminta salah satu siswa untuk mengangkat ember yang berisi batu yang ada didepan kelas tanpa diangkat. Jika ember tidak berpindah, guru meminta tambahan dua siswa lagi untuk mengangkat ember tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotifasi siswa untuk memperhatikan pembelajaran hari ini. Selanjunya guru mengadakan tanya jawab mengenai kegiatan yang baru saja teman mereka lakukan, siswa mengidentifikasi apa yang menyebabkan ember sulit dipindahkan dan meminta siswa untuk menuliskannya pada selembar kertas kemudian memasukkan pada botol yang telah disediakan oleh guru sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang dimunculkan guru.

Guru membagikan lembar kerja masing masing kelompok untuk dibaca bersama – sama. Guru menjelaskan langkah kerja sebelum melakukan percobaan yang terdiri dari 2 percobaan. Percobaan pertama mengenai katrol dan percobaaan kedua mengenai roda. Untuk percobaan katrol masing – masing kelompok mendapatkan bahan – bahan dan Kit Katrol. Pada percobaan katrol, masing – masing kelompok diminta mengidentifikasi bagaimana prinsip katrol bebas, katrol tetap, katrol rangkap, dan katrol ganda sehingga siswa mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari mereka.

(16)

dilaksanakan diawal pembelajaran tadi, guru bersama dengan siswa membuka jawaban sementara yang telah dimasukkan kedalam botol. Guru memberikan penguatan atas jawaban beberapa siswa serta menghubungkan dengan hasil percobaan.

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka alami dan menjelaskan kembali bagian yang ditanyakan oleh siswa. Guru bersama siswa merangkum dan membuat kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.

(3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dari siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 April 2015 pukul 09.30 – 10.40. Kegiatan pembelajaran diawali guru dengan merivew pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua. Dimana guru mengadakan tanya jawab untuk mengukur pemahaman siswa sebelum mengadakan tes dan memberikan motivasi ataupun semangat untuk mengerjakan soal tes.

Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan sebelum siswa mengerjakan soal evaluasi. Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi yang terdiri dari 4 soal uraian. Soal yang diberikan kepada siswa sudah melalui proses uji validitas dan reliabilitas. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran selama 3 kali pertemuan tersebut.

Hasil pengamatan pada pertemuan ketiga, dapat diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sudah sangat sesuai dengan perencanaan. Peran guru di dalam kegiatan pembelajaran siklus II sudah berkurang, guru hanya sebagai fasilitator saja, kegiatan lebih berpusat pada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa indikator proses telah tercapai, dan kegiatan pembelajaran sudah baik.

4.2.3 Hasil Tindakan Siklus II

(17)

materi yang sudah disampaikan guru. Siswa mengerjakan tes dengan jumlah 4 soal uraian yang sudah di uji tingkat validitas dan reliabilitasnya.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran IPA di SDN Dadapayam 02 adalah 60. Berdasarkan skor yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi siklus II, maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa. Untuk mempermudah dalam membuat tabel distribusi frekuensi, menurut Subana (2000:48) rentang skor hasil belajar yang perlu dilakukan yaitu menentukan Jangkauan (J), Banyaknya kelas (K), dan Panjang kelas (P). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Setelah melakukan perhitungan diatas, maka berdasarkan nilai yang diperoleh siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 disajikan tabel distribusi frekuensi hasil belajar siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 20.

Jangkauan = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah = 93 - 53

= 40

Kelas Interval = 1+3,3 (log n) = 1 + 3,3 (log 24) = 1 + 3,3 ( 1,38)

= 5,55  boleh 5 atau 6, dalam penelitian siklus II ini digunakan pembulatan 6

(18)

Tabel 20

Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus II

Nilai Frekuensi Presentase

53 − 59 2 8,3 %

60 – 66 1 4,2 %

67 – 73 5 20,8 %

74 – 80 4 16,7 %

81 – 87 6 25 %

88 − 94 6 25 %

Jumlah 24 100 %

Nilai Rata – Rata 80,7

Nilai Tertinggi 93

Nilai Terendah 53

Berdasarkan Tabel 20 destribusi hasil belajar IPA yang diperoleh siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar siklus I. Dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siklus I yaitu 68,3 meningkat menjadi 80,7 dari jumlah 24 siswa. Sedangkan untuk rekapitulasi ketuntasan hasil belajar IPA siklus II dapat dilihat pada Tabel 21 berikut :

Tabel 21

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase

Tuntas ≥60 22 91,7%

Belum Tuntas <60 2 8,3%

Jumlah 24 100%

(19)

Gambar 3.Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Inkuiri berbantuan media KIT IPA

pengamatan tidaklah jauh berbeda. Siswa sudah berani dalam menyatakan pendapat mereka. Siswa menjadi lebih aktif, lebih berantusias, terlihat senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar IPA dan lebih tenang tidak ramai seperti pembelajaran siklus I sebelumnya. Langkah

dilakukan sudah sesuai dengan sintak, dengan kata lain lembar observasi sudah menyatakan “Terlaksana” ta

pembelajaran yang dilakukan telah mencapai indikator proses yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan tindakan kelas yang dilakukan, pelajaran IPA dengan menerapkan

mengalami peningkatan. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II di kelas, pene

indikator kinerja bahkan melampaui indikator yang ditetapkan yakni 80% Persentase hasil belajar

berarti lebih besar dari indikator kinerja

Gambar 3.Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Hasil belajar siswa setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran

selama 3 pertemuan mengalami peningkatan dari hasil belajar siswa pada Siklus I.

Melalui refleksi dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran sangat sesuai dengan rencana dan langkah – langkah pembelajaran menggunakan Metode berbantuan media KIT IPA. Pada pertemuan pertama dan kedua hasil pengamatan tidaklah jauh berbeda. Siswa sudah berani dalam menyatakan pendapat mereka. Siswa menjadi lebih aktif, lebih berantusias, terlihat senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar IPA dan lebih tenang tidak ramai seperti pembelajaran siklus I sebelumnya. Langkah

dilakukan sudah sesuai dengan sintak, dengan kata lain lembar observasi sudah menyatakan “Terlaksana” tanpa ada catatan apapun. Hal ini berarti kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah mencapai indikator proses yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan tindakan kelas yang dilakukan, hasil belajar siswa dalam mata n IPA dengan menerapkan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA mengalami peningkatan. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II di kelas, peneliti dan guru kelas memperoleh hasil yang memenuhi bahkan melampaui indikator yang ditetapkan yakni 80% Persentase hasil belajar siswa setelah siklus II berlangsung sebesar

berarti lebih besar dari indikator kinerja yang telah ditetapkan.

91,70% 8,30%

Hasil Belajar Siklus II

Tuntas BelumTuntas

Gambar 3.Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

aksanaan kegiatan pembelajaran Siklus II siswa pada Siklus I.

kegiatan pembelajaran sangat langkah pembelajaran menggunakan Metode . Pada pertemuan pertama dan kedua hasil pengamatan tidaklah jauh berbeda. Siswa sudah berani dalam menyatakan pendapat mereka. Siswa menjadi lebih aktif, lebih berantusias, terlihat lebih senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar IPA dan lebih tenang tidak ramai seperti pembelajaran siklus I sebelumnya. Langkah –langkah yang dilakukan sudah sesuai dengan sintak, dengan kata lain lembar observasi sudah npa ada catatan apapun. Hal ini berarti kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah mencapai indikator proses yang telah

hasil belajar siswa dalam mata Inkuiri berbantuan media KIT IPA mengalami peningkatan. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siklus I dan hasil yang memenuhi bahkan melampaui indikator yang ditetapkan yakni 80%. siswa setelah siklus II berlangsung sebesar 91,7 % yang

(20)

Pelaksanaan tes setelah Siklus II juga menunjukkan bahwa sebagian besar siswa atau 91,7 % siswa telah mencapai ketuntasan. Meskipun belum semua siswa tuntas, tetapi presentase ketuntasan hasil belajar sudah berada di atas indikator kinerja yang ditetapkan. Hanya ada dua orang siswa yang belum mencapai KKM. Pada siklus II ini nilai tertiggi yang diperoleh siswa meningkat yakni mendapatkan nilai 93. Meskipun demikian rata – rata kelas yang diperoleh pada siklus II ini meningkat yakni 80,7.

Masing – masing variabel terikat sudah menunjukkan hasil yang berada di atas indikator kinerja yang telah ditetapkan, oleh sebab itu guru dan peneliti membuat kesepakatan tentang akhir tindakan kelas ini. Karena hasil yang diperoleh sudah berada di atas indikator kinerja yang ditetapkan, maka penelitian cukup sampai siklus II dan tidak diadakan siklus selanjutnya lagi.

4.3 Analisis Data Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil tindakan dari prasiklus, Siklus I dan Siklus II maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar IPA kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II setelah mengikuti proses belajar mengajar menggunakan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA dapat dilihat pada Tabel 22 berikut:

Tabel 22

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Kategori Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Tuntas 10 41,7 15 62,5 22 91,7

Belum Tuntas 14 58,3 9 37,5 2 8,3

Jumlah 24 100 24 100 24 100

(21)

Siklus II presentase ketuntasan menjadi 91,7 pembelajaran dengan mengunakan

belajar siswa. Diagram r

dan Siklus II dapat dilihat pada Gambar 4

Gambar 4 Diagram Rekapitulasi K

Berdasarkan Gambar 5 diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan peningkatan yang sigifi

dengan setiap siklus nya selalu meningkat dalam jumlah presentase siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan

Dadapayam 02 pada mata pelajaran

bahwa terjadi peningkatan dari kondisi awal

Dalam penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan, diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar yang selalu me Persentase Kondisi awal (

resentase ketuntasan menjadi 91,7%. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan mengunakan metode Inkuiri dapat meningkatkan hasil

Diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar Prasiklus s II dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus I dan Siklus II

Berdasarkan Gambar 5 diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan peningkatan yang sigifikan dimana dapat dibandingkan dari awal pra dengan setiap siklus nya selalu meningkat dalam jumlah presentase siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan, hasil belajar siswa Kelas 02 pada mata pelajaran IPA Tahun Pelajaran 2014

bahwa terjadi peningkatan dari kondisi awal (prasiklus) hingga akhir siklus II. Dalam penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan, dapat dilihat pada diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar yang selalu mengalami peningkatan,

Kondisi awal ( Pra Siklus ) hasil belajar IPA yaitu 41,7

meningkat pada Siklus I yakni 62,5 % siswa yang tuntas

Berdasarkan Gambar 5 diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan na dapat dibandingkan dari awal prasiklus dengan setiap siklus nya selalu meningkat dalam jumlah presentase siswa yang

(22)

pada ada akhir Siklus II juga terlihat bahwa hasil belajar siswa meningkat menjadi 91,7% siswa yang tuntas.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjar Wikaningrum ( 2009 ) yang berjudul “ upaya meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA dengan materi pokok

pesawat sederhana di SD N 3 Kaloran tahun ajaran 2009 / 2010” menunjukkan

bahwa hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa mengalami peningkatan dan penelitian yang dilakukan oleh Rokhmat ( 2009 ) dalam skripsi yang berjudul “ Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA untuk kelas IV dengan menggunakan metode inkuiri di SDN Tulusrejo

Malang “. Menurut penelitiannya secara umum ditinjau dari keaktifan dan hasil

belajar siswa melalui penerapan metode inkuiri memperoleh kemajuan yang lebih baik dibandingkan sebelum menerapkan metode inkuiri.

Penerapan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata IPA kelas 5 SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. Harapan yang diinginkan peneliti setelah pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yakni guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Selain itu pengetahuan dan keterampilan guru juga semakin berkembang dengan penggunaan metode - metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Guru juga dapat menerapkan tindakan perbaikan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan profesionalisme kerja.

Gambar

Tabel 16 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Tabel 17 Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus I
Gambar 2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus IGambar 2
Tabel 19 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berfokus pada pengaruh harapan wisatawan, persepsi kualitas, citra tempat tujuan, kualitas layanan dengan mediasi nilai yang dirasakan terhadap kepuasan wisatawan

Farid Sufian Shuaib, Tajul Aris Ahmad Bustami &amp; Mohd Hisham Mohd Kamal, Administration of Islamic Law in Malaysia Text and Materials, 2001, MLJ..

Jika banyaknya kamar hotel 46 kamar dan daya tampung keseluruhan i+8 orang, model matematika dari permasalahan tersebut adalah

Mohamed Ismail bin Mohamed Shariff, “ Salient Features of Islamic Banking Act 1983 and Banking and Financial Institutions Act 1989”, working paper presented during

Mohamed Ismail bin Mohamed Shariff, “ Salient Features of Islamic Banking Act 1983 and Banking and Financial Institutions Act 1989”, working paper presented during

Sebelum proses klasifikasi dapat dilakukan, sistem akan melewati proses ekstraksi ciri citra dataset (3 jenis kendaraan) menggunakan fitur local binary pattern

Membuat baju model pertama saja paling untung, jika harga model kedua lebih murah dari model

Telah berhasil dibuat implementasi sistem pentautan citra udara menggunakan algoritme SURF dan metode reduksi data dengan melakukan pengujian terhadap variasi