• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Journal implementasi ICT di sek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Journal implementasi ICT di sek"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Sikap Pendidik dan Peserta Didik Terhadap ICT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sistem Informasi

dengan Dosen Pengampu H. Slamet, MM. Ph.D

Oleh:

Abdul Halim Wicaksono 13710036

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(2)

- 1 -

Implementasi ICT di Sekolah

Seiring berjalanya maju, segala sesuatu bergerak dan berkembang pesat. Hal ini

sebagaimana juga dalam bidang teknologi. Sekolah sebagai tempat dan wahana pengembangan

sumber daya manusia, tentunya tak ingin ketinggalan apalagi teknologi dibutuhkan untuk lebih

mempercepat lagi proses transformasi ilmu pengetahuan. Hal ini menjadi alasan kuat banyaknya

sekolah yang menerapkan ICT (Information and Communication Technology).

Negara Turki melalui Turkish Ministry of National Education (MNE) telah mengusahakan

penerapan ICT di bidang pendidikan sebagai sebuah alternatif solusi permasalahan pendidikan dan

untuk memacu inovasi dalam bisang pendidikan. Dalam statistiknya, sekolah-sekolah di Turki yang

telah dilengkapi dengan fasilitas internet meningkat dari 40% pada 2005 menajdi 68,1% pada tahun

2006. Selain itu, pada 2001, 67% dari 520 ribu guru telah mengikuti kursus komputer untuk

meningkatkan kecakapan dalam penggunaan teknologi ini. Hingga tahun 2008, diperkirakan 87%

dari 45.973 sekolah formal di Turki telah memiliki koneksi internet.1

Negara-negara ASEAN yang banyak diduduki oleh negara berkembag, kecuali Singapura

yang telah maju dan Laos, Vietnam, Myanmar dan Kamboja yang masih terus berjuang dalam

menstabilkan ekonomi, telah turut serta berinvestasi dalam penyebaran ICT di sekolah-sekolah.

Walaupun nilai investasi ini masih tergolong rendah.2 Hasil dari penelitian ini menggambarkan

bahwa terdapat tiga negara yang berkembang pesat setelah penerapan ICT di bidang pendidikan,

ketiga negara tersebut yaitu Australia, Singapura, dan Malaysia.

Sedangkan Filipina, Indonesia, dan Thailand, masih belum merasakan dampak yang besar

sebagai hasil dari investasi dalam pembangunan ICT. Khususnya di Indonesia, sebagai negara agraris

memang ICT belum digunakan dengan efektif bagi sebagian besar masyarakatnya. Namun,

tantangan kedepan bangsa ini bukan hanya terletak pada pemanfaatan sumber daya alam, melainkan

juga pengelolaanya. ICT memiliki andil yang sangat besar dalam pengelolaan informasi agar SDA

yang ada dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien. Saran dari peneliti ini, agar ketiga negara

berkembang ini lebih banyak lag menginvestasikan ICT sehingga dapat meningkatkan pengolahan

informasi dan komunikasi untuk mengembangkan sumber daya yang ada.3 Negara-negara

1 Erdoğan Tezci, mengutip Turkish Ministry of National Education (MNE) 2008, dalam jurnalnya Attitudes and

Knowledge level ofteachers in ICT use: The case of Turkish teachers, International Journal of Human Science, Volume 7, Issue 2, 2010. Hlm, 20

2

Ali Salman Saleh, Fostering ICT Development for Growth: Measuring the Payoffs for Australia and the Asean-5 Countries, American Journal of Applied Sciences, vol. 5, 2008. Hlm, 1677

3

(3)

- 2 -

berkembang biasanya terganjal tiga faktor dalam investasi ICT di dunia pendidikan, faktor tersebut

adalah: pendapatan per-kapita yang rendah, biaya ICT yang masih tinggi, dan minimnya atau

terbatasnya fasilitas ICT yang umum.

Di Irlandia, ada sebuah pengembangan metode cerita dengan menggunakan teknologi.

Bahkan, penggunaanya digagas sebagai metode utama dalam menyajikan sebuah cerita kepada

peserta didik di ruang-ruang kelas. Dalam hasil penelitianya, meskipun metode ini hanya dapat

efektif kepada sebuah group peserta didik, mampu memberikan sentuhan yang menarik minat,

kemudian peserta didik juga dituntun untuk memberikan perhatian pada sesuatu yang menarik dan

memberikan pelajaran berharga dari cerita tadi. Pendidik juga dapat dengan mudah melibatkan

peserta didik dalam kegiatanya, selain itu juga untuk menunjang skill pemanfaatan teknologi di abad

ke 21 ini.4 Namun sebenarnya hal ini bukan tanpa kritikan, penggunaan teknologi akan tepat bila

perencanaanya jelas dan matang. Bila perencanaan materi masih kabur dan kurang jelas, maka hal ini

malah akan menimbulkan pengalihan fokus peserta didik pada hal lainya.

Bangladesh, yang merupakan negara berkembang dengan hanya 65% dari populasinya

bebas buta aksara, memilih pendekatan ICT untuk mengentaskan permasalahan pendidikan ini.

Walaupun memang banyak tantanganya, namun kemajuan teknologi diharapkan menjadi sebuah

wahana dan fasilitas untuk mengangkat kualitas pendidikan, khususnya dalam pemberantasan buta

aksara. Di negara ini, peran ICT lebih pada pembelajaran yang berfokuskan pada peserta didik.

Dalam penerapanya, Bangladesh telah menginstalasi perangkat komputer dalam bisang administrasi

terendah atau yang dinamakan Union. Selain itu, mengenalkan pula multimedia classroom pada

jenjang pendidikan menengah pertama. Pengembangan perdagangan berbasis elektronik juga mulai

diselenggarakan, dan terakhir mereka telah mendirikan dan memproduksi laptop dalam negeri.5

4

Nuala Sweeney-Burt, Implementing Digital Storytelling as a Technology Integration Approach with Primary School Children, Irish Journal of Academic Practice, Vol. 3, Issue 1, Dublin Institute of Technology. 2014. Hlm, 21

5

(4)

- 3 -

Sikap Masyarakat Sekolah Terhadap ICT

Pada tataran sikap sekolah, dalam hal ini pendidik terdapat beberapa penelitian yang

menggambarkanya. Di Maharashtra, sebuah provinsi India bagian barat dilakukan penelitian

mengenai apakah jenis gender pendidik di sekolah menengah tingkat pertama berpengaruh dalam

peningkatan skill penguasaan terhadap ICT. Dan disana ditemukan tiga kesimpulan, yaitu: baik pria

maupun wanita memiliki prespektif yang sama dalam penggunaan hardware dan software terbaru

dalam penggunaanya sebagai media pendidikan. Kedua, baik pria maupun wanita memiliki

kompetensi yang sama dalam mengembangkan kecakapan skill dalam mengoperasikan teknologi

terbaru. Ketiga, kompetensi skill dalam mengoperasikan ICT akan berpengaruh pada kualitas

pemakaianya sebagai sarana pendidikan. Bila kompetensi atau skillnya tinggi, maka pendidik akan

memiliki prespektif yang positif dan lebih efektif dalam penggunaan ICT untuk pendidikan.6

Di Swaziland, kementrian pendidikanya telah membangun sebuah sistem yang mengajarkan

ICT sebagai subject dan mengintegrasikanya kedalam kegiatan pendidikan. Dalam pelaksanaanya,

memang pembelajaran tentang ICT tidak memiliki kurikulum yang baku. Sebagian kurikulum masih

berpatokan pada kurikulum Inggris dalam pengenalan teknologi informasi ini. Guru-gurunya pun

sebagian masih ada yang belum bersertifikat sebagai pengajar ICT, hal ini dikarenakan negara yang

dalam keadaan kurang stabil serta adanya krisis ekonomi. Sebuah penelitian pada tahun 2012 dengan

mengambil sampel 42 sekolah baik di kota maupun pedesaan yang memiliki fasilitas ICT,

menunjukkan bahwa 32% dari jumlah keseluruhan guru ditugaskan untuk mengajarkan ICT.7

Sedangkan ICT sebaga integrasi dalam dunia pendidikan, dilaksanakan dengan penggunaanya untuk

mengajarkan pengetahuan umum, pertanian, dan berhitung atau matematika. Namun, memang masih

banyak guru yang belum menggunakan sepenuhnya bahkan belum mengerti bagaimana

penggunaanya. Maka pemerintah Swaziland mendidik pra-guru atau persiaapan sebagai guru, dalam

hal penggunaan dan pemanfaatan ICT sebagai sarana pembelajaran, sehingga diharapkan mereka

dapat menerapkanya setelah benar-benar ditugaskan sebagai guru di sekolah-sekolah.8

Di kota Yogyakarta, ICT telah diterapkan di sekolah-sekolah guna menigkatkan kualitas

pembelajaran. Penelitian ini melibatkan 341 responden yang terdiri dari peserta didik, pendidik,

tenaga pengajar ICT, Staff, dan kepala sekolah. Sampel ini dipilih secara random dari 11 sekolah

menengah tingkat atas kota Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 8 orang (2,3%)

6

Chandrakant Borase, Secondary School Teachers Attitude Towards New Technology in Teaching in Relation to Their Competency of ICT, Monthly Multidisciplinary Research Journal, Vol 3, Issue 12 Sept 2014, Maharashtra, India. Hlm. 4

7

Nomsa Mndzebele, Teachers Readiness in Using ICT in the Classroom: The Case of a Developing Country, International Journal of Information and Education Technology, Vol. 3, No. 4, August 2013. Hlm. 410

8

(5)

- 4 -

memiliki kompetensi yang sangat rendah, 54 orang (15,8%) tingkat rendah, 115 orang (33,5%)

tingkat menengah, 128 orang (37,5%) tingkat tinggi, dan 36 orang (10,6%) menempati level tingkat

yang sangat tinggi. ICT telah diterapkan secara sistematis melalui desain, pengembangan,

pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi. Sedangkan hambatan dalam melaksanakan ICT berasal dari

kurangnya personil, infrastruktur, perangkat keras, dan perangkat lunak.9 Implementasi ICT di Kota

Yogyakarta pada umumnya telah dilaksanakan secara sistematis dengan mengikuti model mulai dari

disain, pengembangan/produksi, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi.

Di Malaysia, telah diadakan penelitian bagaimana sikap dan kreativitas anak-anak pedesaan

dalam menghadapi pendidikan berbasis ICT. Data untuk penelitian ini telah dikumpulkan dari survei

pada 585 siswa di Sekolah Menengah Kebangsaan Tengku Temenggung Ahmad (SMKTTA) di

distrik pedesaan Kundang Ulu, Johor. Area spesifik telah dipilih oleh Universiti Kebangsaan

Malaysia di bawah salah satu proyek pelayanan masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

anak-anak pedesaan di Malaysia memiliki sikap positif terhadap ICT, pengetahuan dan ketrampilan

penggunaan ICT berkisar antara rendah hingga sedang, namun masih memiliki informasi yang

terbatas atas internet.10 Hal ini kebanyakan dikarenakan letak geografis dimana mereka tinggal, yang

mana sangat minim dan terbatas ditemukan fasilitas ICT dan internet.

9

Herman Dwi Surjono dan Abdul Gafur, Potensi Pemanfaatan ICT Untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran SMA di Kota Yogyakarta, Cakrawala Pendidikan, Th. XXIX, No. 2, Juni 2010.hlm, 171

10Hairulliza Mohamad Judi, Rural Students’ Skills and Attitudes Towards Information and Communication Technology,

(6)

- 5 -

Referensi Jurnal

Erdoğan Tezci, Attitudes and Knowledge level ofteachers in ICT use: The case of Turkish

teachers, International Journal of Human Science, Volume 7, Issue 2, 2010.

Ali Salman Saleh, Fostering ICT Development for Growth: Measuring the Payoffs for Australia and the Asean-5 Countries, American Journal of Applied Sciences, vol. 5, 2008.

Nuala Sweeney-Burt, Implementing Digital Storytelling as a Technology Integration Approach with Primary School Children, Irish Journal of Academic Practice, Vol. 3, Issue 1, Dublin Institute of Technology. 2014

Shahnaj Parvin, Integrations of ICT In Education Sector For The Advancement of The Developing Country: Some Challenges and Recommendations-Bangladesh Perspective, International Journal of Computer Science & Information Technology (IJCSIT), Vol 5, No 4, August 2013.

Chandrakant Borase, Secondary School Teachers Attitude Towards New Technology in Teaching in Relation to Their Competency of ICT, Monthly Multidisciplinary Research Journal, Vol 3, Issue 12 Sept 2014, Maharashtra, India.

Nomsa Mndzebele, Teachers Readiness in Using ICT in the Classroom: The Case of a Developing Country, International Journal of Information and Education Technology, Vol. 3, No. 4, August 2013.

Herman Dwi Surjono dan Abdul Gafur, Potensi Pemanfaatan ICT Untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran SMA di Kota Yogyakarta, Cakrawala Pendidikan, Th. XXIX, No. 2, Juni 2010

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk kesadaran lain adalah bahwa rasa syukur dari diri pemberi kepada yang diberi tersebut merupakan diri sendiri, sehingga ungkapan terima kasih dalam

dankonsistensaatpenelitikembalikelapanganmengumpulkan data, makakesimpulan yang dikemukakanmerupakankesimpulan yang kredibel. Analisis data kuantitatif. Data

Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Komponen Kimia Teh Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides(L.)M.G Price.).[Skripsi].Padang: Fakultas Teknologi Pertanian.. Optimization

Tingkat pencemaran Turbidity terjadi hanya pada kategori kelas pencemaran Tidak Tercemar meliputi areal seluas 3348,15 Ha atau 61,54% dari luas Sub DAS Way Kandis Hulu

Berdasarkan analisis kebutuhan guru dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran di kelas I pada tema keluargaku subtema anggota keluargaku belum memiliki

Sistem memberikan solusi dengan membuat standar penilain pelatih untuk setiap posisi dibantu dengan menggunakan metode Profile Matching dan untuk pelatih yang tidak

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa role playing berpengaruh terhadap pengenalan literasi numerasi anak di Taman Kanak-kanak

Melihat kondisi perkembangan jumlah kasus penderita Leptospirosis sangat memprihatikan dan belum ada tindakan selanjutnya untuk mengatasi mencegah penyakit tersebut, maka dari