• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan Hardware dan Topologi Jaringan KOMPUTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengenalan Hardware dan Topologi Jaringan KOMPUTER"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Pe n ge n a la n H a r dw a r e da n Topologi Ja r in ga n

KOM PUTER

1 . Pe n da h u lu a n

Sej ak m em asyarakat nya I nt ernet dan berkem bangnya j aringan yang t erhubung baik dalam sat u lokasi m aupun yang berbeda lokasi yang berbeda m aupun yang bersam aaan m odel dan t ipe sist im operasi, m enghubungkan beberapa kom piut er baik kom piut er pribadi ( PC) m aupun server dengan sebuah j aringan dari j enis LAN (Local Area Net w ork) sam pai WAN (Wide Area Net w ork) m enj adi sebuah hal yang biasa. Dem ikian pula dengan konsep “ dow nsizing” m aupun “ light sizing” yang bert uj uan m enekan anggaran belanj a khususnya peralat an kom piut er, m aka sebuah j aringan m erupakan sat u hal yang sangat diperlukan. Pada pokok bahasan kali ini dibahas sebagian kom ponen yang diperlukan unt uk m em buat sebuah j aringan kom piut er.

2 . Se j a r a h Ja r in ga n

Konsep j aringan kom piut er lahir pada t ahun 1940- an di Am erika dari sebuah proyek pengem bangan kom piut er MODEL I di laborat orium Bell dan group riset Harvard Universit y yang dipim pin profesor H. Aiken. Pada m ulanya proyek t ersebut hanyalah ingin m em anfaat kan sebuah perangkat kom piut er yang harus dipakai bersam a. Unt uk m engerj akan beberapa proses t anpa banyak m em buang wakt u kosong dibuat lah proses berunt un (Bat ch Processing) , sehingga beberapa program bisa dij alankan dalam sebuah kom piut er dengan dengan kaidah ant rian.

(2)

Gam bar 1. Jaringan kom piut er m odel TSS.

Mem asuki t ahun 1970- an, set elah beban pekerj aan bert am bah banyak dan harga perangkat kom piut er besar m ulai t erasa sangat m ahal, m aka m ulailah digunakan konsep proses dist ribusi (D ist r ibu t e d Pr oce ssin g) . Sepert i pada Gam bar 2., dalam proses ini beberapa host kom piut er m engerj akan sebuah pekerj aan besar secara paralel unt uk m elayani beberapa t erm inal yang t ersam bung secara seri diset iap host kom piut er. Dala proses dist ribusi sudah m ut lak diperlukan perpaduan yang m endalam ant ara t eknologi kom piut er dan t elekom unikasi, karena selain proses yang harus didist ribusikan, sem ua host kom piut er w aj ib m elayani t erm inal- t erm inalnya dalam sat u perint ah dari kom piut er pusat .

(3)

Selanj ut nya ket ika harga- harga kom piut er kecil sudah m ulai m enurun dan konsep proses dist ribusi sudah m at ang, m aka penggunaan kom piut er dan j aringannya sudah m ulai beragam dari m ulai m enangani proses bersam a m aupun kom unikasi ant ar kom piut er (Pe e r t o Pe e r Syst e m) saj a t anpa m elalui kom piut er pusat . Unt uk it u m ulailah berkem bang t eknologi j aringan lokal yang dikenal dengan sebut an LAN. Dem ikian pula ket ika I nt ernet m ulai diperkenalkan, m aka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri m ulai berhubungan dan t erbent uklah j aringan raksasa WAN.

M e t ode Ak se s

Suat u saluran di dalam LAN dapat dipergunakan oleh suat u sim pul unt uk berhubungan dengan sim pul lain. Ada beberapa m acam m et ode akses yang dipergunakan, ant ara lain

1 . CSM A / CD

Met ode akses CSMA / CD ( Carrier Sense Mult iple Access / Collision Det ect ion) ini dikenal sebagai LAN Et hernet yang kem udian m enj adi st andar I EEE 802.3. Cara kerj anya sebagai berikut . Sem ua sim pul yang hendak berhubungan dengan sim pul lain berlom ba unt uk m endapat kan saluran yang dikehendaki. Tiap sim pul m em ant au j aringan akan ada t idaknya t ransm isi yang dilakukan oleh sim pul lain. Bila ada sim pul yang sedang m engirim dat a, sim pul lain m enunda keinginannya sam pai sim pul t ersebut selesai. Bila ada lebih dari sat u sim pul m enggunakan saluran, m aka secara ot om at is t erj adi gangguan ( collision) pada inform asi dan ini akan diulang kem bali. Dem ikian set erusnya sam pai saluran yang dikehendaki didapat kan.

2 . Tok e n Bu s

Dalam Token Bus dit ent ukan hak m engirim inform asi dengan cara m em berit ahukan secara khusus hak ini kepada sim pul yang bersangkut an. Hak ini dialihkan m enurut urut an at au at uran t ert ent u dari sat u sim pul ke sim pul lain. Unt uk m em berit ahukan giliran sim pul, digunakan ‘t oken’. Tiap sim pul dapat m em egang t oken t ersebut dalam j angka w akt u t ert ent u. Sim pul w aj ib m engirim t oken ke sim pul berikut nya j ika ia t idak m em punyai inform asi yang dikirim kan. Token bus m em iliki st andar I EEE 802.4.

3 . Tok e n Rin g

(4)

bila hendak m engirim kan dat a, ia akan m em asukkan dat a ke dalam t oken. St andar Token Ring adalah I EEE 802.5.

4 . TD M A

Dalam TDMA ( Tim e Division Mult iple Access) , t iap sim pul secara berurut an diberikan giliran w akt u unt uk m elakukan t ransm isi. Wakt u ini diberikan oleh m ast er sim pul. Sem ua sim pul akan m esinkronkan wakt u gilirannya berdasarkan inform asi pewakt u ( t im in) dari m ast er ini. I nform asi dari sim pul yang gilirannya t iba akan dikirim kan saat ini. Kalau t idak ada dat a yang dikirim kan, giliran ini t idak t erpakai. Sim pul dapat m em int a kepada m ast er unt uk m engirim dat a. Mast er akan m em berikan wakt u giliran unt uk sim pul t ersebut , dan sim pul t ersebut harus m enunggu sam pai gilirannya t iba.

5 . Pollin g

Sebuah sim pul m enj adi m ast er yang m elakukan polling, yait u ke sim pul lain guna m em berikan t ransm isi. Sim pul yang m endapat kan akan m engirim kan inform asi ke m ast er. Mast er kem udian akan m engirim kan inform asi t ersebut ke sim pul t uj uan at au m enyim pannya kalau m em ang dit uj ukan kepadanya. Polling kem udian dilanj ut kan ke sim pul yang lain.

Dari kelim a m et ode akses t ersebut , yang paling sering digunakan adalah CSMA / CD, Token Bus, dan Token Ring.

3 . M ode l r e fe r e n si OSI da n St a n da r isa si

(5)

M ode l r e fe r e n si OSI t e r dir i da r i 7 la pisa n, m ulai dari lapisan fisik sam pai dengan aplikasi. Model referensi ini t idak hanya berguna unt uk produk- produk LAN saj a, t et api dalam m em bangung j aringan I nt ernet sekalipun sangat diperlukan. Hubungan ant ara m odel referensi OSI dengan prot okol I nt ernet bisa dilihat dalam Tabel 1.

Model OSI Protokol TCP/IP

No Lapisan TCP/IP Nama Protokol Kegunaan

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

Protokol untuk distribusi IP pada jaringan dengan jumlah IP yang terbatas DNS (Domain Name

Server)

Data base nama domain mesin dan nomer IP FTP (File Transfer

Protocol)

Protokol untuk transfer file HTTP (HyperText

Transfer Protocol)

Protokol untuk transfer file HTML dan Web

MIME (Multipurpose Internet Mail Extention)

Protokol untuk mengirim file binary dalam bentuk teks NNTP (Networ News berbagai server file DOS dan Windows

Telnet Protokol untuk akses dari jarak jauh

6 Presentasi TFTP (Trivial FTP) Protokol untuk transfer file

NETBIOS (Network

SOCKET Input Output untuk network jenis BSD-UNIX

4 Transport Transport

UDP (User Datagram Protocol)

Protokol pertukaran data non-oriantasi

(connectionless)

3 Network Internet

(6)

RIP (Routing Information hardware dari nomer IP RARP (Reverse ARP) Protokol untuk

mendapatkan informasi nomer IP dari hardware PPP (Point to Point

Protocol)

Protokol untuk point ke point

LLC

SLIP (Serial Line Internet Protocol)

St andarisasi m asalah j aringan t idak hanya dilakukan oleh I SO saj a, t et api j uga diselenggarakan oleh badan dunia lainnya sepert i I TU (I n t e r n a t ion a l Te le com m u n ica t ion Un ion) , AN SI (Am e r ica n N a t ion a l St a n da r d I n st it u t e) , N CI TS (N a t ion a l Com m it t e e for I n for m a t ion Te ch n ology St a n da r diz a t ion), bahkan j uga oleh lem baga asosiasi profesi I EEE (I n st it u t e of Ele ct r ica l a n d Ele ct r on ics En gin e e r s) dan ATM- Forum di Am erika. Pada prakt eknya bahkan vendor- vendor produk LAN bahkan m em akai st andar yang dihasilkan I EEE. Kit a bisa lihat m isalnya badan pekerj a yang dibent uk oleh I EEE yang banyak m em buat st andarisasi peralat an t elekom unikasi sepert i yang t ert era pada Tabel 2.

Tabel 2. Badan pekerja di IEEE

Working Group

Bentuk Kegiatan

IEEE802.1 Standarisasi interface lapisan atas HILI (High Level Interface) dan Data Link termasuk MAC (Medium Access Control) dan LLC (Logical Link Control).

IEEE802.2 Standarisasi lapisan LLC.

IEEE802.3 Standarisasi lapisan MAC untuk CSMA/CD (10Base5,

10Base2, 10BaseT, dll.) IEEE802.3z (Gigabit Ethernet)

(7)

IEEE802.5 Standarisasi lapisan MAC untuk Token Ring.

IEEE802.6 Standarisasi lapisan MAC untuk MAN-DQDB

(Metropolitan Area Network-Distributed Queue Dual Bus.)

IEEE802.7 Grup pendukung BTAG (Broadband Technical Advisory

Group) pada LAN.

IEEE802.8 Grup pendukung FOTAG (Fiber Optic Technical

Advisory Group.)

IEEE802.9 Standarisasi ISDN (Integrated Services Digital Network) dan IS (Integrated Services ) LAN.

IEEE802.10 Standarisasi masalah pengamanan jaringan (LAN

Security.)

IEEE802.11 Standarisasi masalah wireless LAN dan CSMA/CD

bersama IEEE802.3.

IEEE802.12 Standarisasi masalah 100VG-AnyLAN

IEEE802.14 Standarisasi masalah protocol CATV

4 . Et h e r n e t

Et hernet adalah sist em j aringan yang dibuat dan dipat enkan perusahaan Xerox. Kecepat an Et hernet w akt u it u hanya 3 Mbps dan dikenali sebagai Experim ent al Et hernet . Et hernet adalah im plem ent asi m et oda CSM A/ CD (Ca r r ie r Se n se M u lt iple Acce ss w it h Collision D e t e ct ion) yang dikem bangkan t ahun 1960 pada proyek w ireless ALOHA di Haw aii Universit y diat as kabel coaxial. St andarisasi sist em et hernet dilakukan sej ak t ahun 1978 oleh I EEE. ( lihat Tabel 2.) Kecepat an t ransm isi dat a di et hernet sam pai saat ini adalah 10 sam pai 100 Mbps. Saat ini yang um um ada dipasaran adalah et hernet berkecepat an 10 Mbps – 100 Mbps yang biasa disebut seri 10Base / 100Base. Ada berm acam - m acam j enis 10Base diant aranya adalah: 10Base5, 10Base2, 10BaseT, dan 10BaseF yang akan dit erangkan lebih lanj ut kem udian.

(8)

t r a n sm isi da t a la in da n t e r j a di t a br a k a n (collision) , m a k a h ost k om piu t e r t e r se bu t dih a r u sk a n m e n gu la n g pe r m oh on a n (r e qu e st) pe n gir im a n pa da se la n g w a k t u be r ik u t n ya ya n g dila k u k a n se ca r a a ca k (r a n dom) . Te k n ik in i dise bu t de n ga n

ba ck off a lgor it h m D e n ga n de m ik ia n m a k a j a r in ga n e fe k t if bisa digu n a k a n se ca r a be r ga n t ia n .

Unt uk m enent ukan pada posisi m ana sebuah host kom piut er berada, m aka t iap- t iap perangkat et hernet diberikan alam at (address) sepanj ang 48 bit yang unik ( hanya sat u di dunia) . I nform asi alam at disim pan dalam chip yang biasanya nam pak pada saat kom piut er di st art dalam urut an angka berbasis 16, sepert i pada Gam bar 3.

Gam bar 3. Cont oh et hernet addr ess.

48 bit angka agar m udah dim engert i dikelom pokkan m asing- m asing 8 bit unt uk m enyet akan bilangan berbasis 16 sepert i cont oh di at as ( 00 40 05 61 20 e6) , 3 angka didepan adalah kode perusahaan pem buat chip t ersebut . Chip diat as dibuat oleh ANI Com m unicat ions I nc. Cont oh vendor t erkenal bisa dilihat di Tabel 3, dan inform asi lebih lengkap

lainnya dapat diperoleh di

ht t p: / / st andards.ieee.org/ regaut h/ oui/ index.ht m l

Tabel 3. Daftar vendor terkenal chip ethernet

Nomer kode Nama vendor 00:00:0C Sisco System 00:00:1B Novell 00:00:AA Xerox 00:00:4C NEC 00:00:74 Ricoh 08:08:08 3COM

(9)

08:00:20 Sun Microsystems 08:00:2B DEC

08:00:5A IBM

Dengan berdasarkan address eht ernet , m aka set iap prot okol kom unikasi ( TCP/ I P, I PX, AppleTalk, dll.) berusaha m em anfaat kan unt uk inform asi m asing- m asing host kom piut er dij aringan.

A. 1 0 Ba se 5

Sist em 10Base5 m enggunakan kabel coaxial berdiam et er 0,5 inch ( 10 m m ) sebagai m edia penghubung berbent uk bus sepert i pad Gam bar 4. Biasanya kabelnya berw arna kuning dan pada kedua uj ung kebelnya diberi konsent rat or sehingga m em punyai resist ansi sebesar 50 ohm . Jika m enggunakan 10Base5, sat u segm en j aringan bisa sepanj ang m aksim al 500 m , bahkan j ika dipasang penghubung (repeat er) sebuah j aringan bisa m encapai panj ang m aksim um 2,5 km .

Sepert i pada Gam bar 5, ant ara NI C (Net work I nt erface Card) yang ada di kom piut er ( DTE, Dat a Term inal Equipm ent) dengan m edia t ransm isi bus ( kabel coaxial) - nya diperlukan sebuah t ransceiver ( MAU, Medium At t achm ent Unit) . Ant ar MAU dibuat j arak m inim al 2,5 m , dan set iap segm ent hanya m am pu m enam pung sebanyak 100 unit . Konekt or yang dipakai adalah konekt or 15 pin.

(10)

Gambar 5. Struktur 10Base5.

B. 10Base2

(11)

Gambar 6. Jaringan dengan media 10Base2

Gambar 7. Struktur 10Base2.

C. 10BaseT

(12)

Gambar 8. Jaringan dengan media 10BaseT.

Gambar 9. Struktur 10BaseT.

(13)

Tabel 4. Jenis kabel UTP dan aplikasinya.

Kategori Aplikasi

Category 1 Dipakai untuk komunikasi suara (voice),

dan digunakan untuk kabel telepon di rumah-rumah.

Category 2 Terdiri dari 4 pasang kabel twisted pair dan bisa digunakan untuk komunikasi data sampai kecepatan 4 Mbps.

Category 3 Bisa digunakan untuk transmisi data

dengan kecepatan sampai 10 Mbps dan digunakan untuk Ethernet dan TokenRing.

Category 4 Sama dengan category 3 tetapi dengan

kecepatan transmisi sampai 16 Mbps.

Category 5 Bisa digunakan pada kecepatan transmisi

sampai 100 Mbps, biasanya digunakan untuk FastEthernet (100Base) atau network ATM.

(14)

gambar 11. UTP dengan sambungan cross

D. 10BaseF

(15)

Gambar 10. Struktur 10BaseF.

Gambar 11. Foto NIC jenis 10Base5, 10Base2, dan 10BaseT.

(16)

E. Fa st Et h e r n e t ( 1 0 0 Ba se T se r ie s)

(17)

F. Giga bit LAN

Ke m u n cu la n LAN Giga bit

Unt uk m em enuhi kebut uhan net work m endat ang, t eknologi LAN Gigabit m uncul dengan cepat . Dikenal sebagai Gigabit Et hernet dan 1G- AnyLAN, LAN ini beroperasi di at as berm acam - m acam m edia, t erm asuk fiber, coaxial, dan t w ist ed- pair copper wiring kat egori 5.

A br ie f h ist or y fr om Et h e r n e t t o Giga bit La n

Pada aw alnya, Et hernet didesin unt uk dij alankan di at as kabel koaksial pada kecepat an m aksim um 10 MBps. Sekarang Et hernet beroperasi pada kabel koaksial t hin- wide ( 10base2) dan unshielded t w ist ed- pair ( UTP) t elephone w iring ( 10baseT) . Devais pada net work – PC, w orkst at ion, print er, server, dll – secara fisik t erhubung ke kabel t unggal yang dikenal sebagai bus.

Pada perkem bangan berikut nya, m uncul t eknologi Sw it ch

Et hernet , unt uk m enghindari problem t abrakan paket . Sebuah Sw it ch Et hernet m enggant ikan pengkabelan hub. Berikut nya adalah Fast Et hernet , yang m em besarkan bandw idt h LAN dari 10 MBps m enj adi 100 MBps. I a m enggunakan 2 st andar: Gigabit 100Base- T ( I EEE 802.3u) dan Gigabit 100VG- AnyLAN ( I EEE 803.12) . Bila upgrade ke sw it ch Et hernet dilakukan t anpa perlu NI C baru dan pengkabelan, Fast Et hernet m em erlukan NI C baru dan m ungkin j uga pengkabelan baru.

St andar 100Base- T m enggabungkan dua skem a signaling yang dikenal sebagai 100Base- 4T dan 100Base- TX. 100Base- T m em punyai opt ion prot okol half- duplex yang beroperasi di at as kabel 4 pasang ( kat egori 3, 4 at au 5 UTP) , yang j uga digunakan unt uk 10Base- T, shielded Tw ist ed- pair ( STP) dan fiber. Tiga pasang digunakan unt uk t ransm isi dat a unt uk m asing- m asing arah, sedangkan pasangan keem at unt uk perlindungan kolisi.

(18)

dalam syst em bert ipe round robin. I a beroperasi di at as kabel 4 pasang kat egori 3 dan 5, STP at au Fiber.

Tok e n Rin g

Token- Ring berbasis st andar I EEE 802.5 dan beroperasi pada 4 at au 16 MBps. Dengan Token- Ring, devais net work secara fisik

t erhubung dalam konfigurasi ring dim ana dat a dilew at kan dari devais ke devais secara berurut an. Sebuah paket kont rol, yang dikenal sebagai kont rol t oken, j uga dilew at kan dalam ring. Devais yang ingin m ent ransm it dat a akan m engam bil t oken, m engisinya dengan dat a dan dikem balikan ke ring. Devais penerim a akan m engam bil t oken t ersebut , lalu m engosongkan isinya dan dikem balikan ke ring. Prot okol ini m encegah t erj adinya kolisi dat a dan m enghasilkan perform ansi yang lebih baik pada penggunaan high- level bandw idt h.

Ada t iga t ipe pengem bangan dari Token Ring dasar: full duplex, sw it ched dan 100VG- AnyLAN. Token Ring Full Duplex m enggandakan bandwidt h yang t ersedia bagi devais pada net w ork. Sw it ched Token Ring m enggunakan sw it ch yang m ent ransm isikan dat a ant ara segm en LAN, t idak ant ara devais LAN t unggal. St andar 100VG- AnyLAN

m endukung form at Et hernet dan Token Ring pada kecepat an 100 MBps.

Fibe r dist r ibu t e d D a t a I n t e r fa ce

FDDI adalah pasangan t eknologi LAN Et hernet I EEE 802 yang m endukung dat a t ransfer 100 MBps unt uk j arak sam pai 100 km . FDDI bukan st andar I EEE dan beroperasi di at as kabel fiber opt ik dengan m enggunakan arsit ekt ur ring count er- rut ing kem bar yang dapat m enghubungkan sam pai 500 devais per ring. Ring kem bar

m em ungkinkan LAN t et ap beroperasi bila t erj adi kegagalan pada salah sat u ring at au node.

Asyn ch r on ou s Tr a n sfe r M ode

(19)

dan w akt u int erval yang t et ap ant ar sel dat a, m em ungkinkan aplikasi suara dan video dikirim lew at LAN dan berbagai j enis t ipe dat a yang berbeda digabungkan dalam net w ork yang sam a. Walaupun ATM t idak m encapai kecepat an Gigabit di at as net w ork, feat ure delay dan w akt u int erval m enj adikannya t eknologi pot ensial unt uk LAN kecepat an t inggi m em baw a aplikasi m ult im edia.

D u a St a n da r

Problem t erbesar yang dihadapi LAN Gigabit adalah adanya dua st andar yang m enyebabkan adanya m asalah kom pat ibilit as. Selain it u, baik Gigabit Et hernet at aupun 1G- AnyLAN t idak m enj am in

pengoperasian suara at au video yang t im e- sensit ive. Pert anyaan lain yang belum t erj aw ab sekit ar t hroughput dan j arak capai ant ar node dengan kabel t em baga.

I su kom pat ibilit as m enj adi lebih kom pleks dengan adanya kebut uhan pem akaian Et hernet Gigabit di at as LAN bersam a. Unsw it ch Et hernet m enggunakan CSMA/ CD unt uk m enghindari t abrakan dat a. Di sisi lain Sw it ched Et hernet t idak m enghadapi m asalah t abrakan, karena desainnya yang full duplex. Oleh karena it u, prot okol CSMA/ CD dihent ikan. Pada kecepat an Gigabit di at as net w ork dim ana kedua t ipe prot okol Et hernet digunakan, t abrakan akan t erj adi denga j um lah besar, sehingga akan m em erlukan t ransm isi ulang yang dapat m engurangi perform ansi secara signifikan.

Dua prosedur sedang dievaluasi unt uk m asalah LAN Gigabit

bersam a. Yang pert am a m em erlukan perluasan carrier yang digunakan ket ika devais net work m em ulai t ransm isi unt uk m enj aga sinyal carier akt if lebih lam a. Perluasan ini m em ungkinakn fram e et hernet berj alan lebih j auh t anpa t abrakan. Ada negat if efek bila paket Et hernet nya besar.Dan bila paket lebih kecil ( 64 Kb) , efisiensi berkurang sebagai hasil dari kom binasi paket besar dan kecil.

Pendekat an kedua m enggunakan buffered repeat er unt uk m enj alankan prot okol CSMA/ CD. Secara t radisional, Lan bersam a berj alan half- duplex. Dengan m elet akkan t abrakan pada buffered repeat er, end st at ion t idak perlu m elakukan t ransm isi ulang.

(20)

LAN Giga bit ATM

Sat u argum en kuat yang m em favorit kan ATM adalah karena kem am puan m ult im edianya yang lebih berkem bang. Et hernet Gigabit didak m em punyai suat u skem a unt uk priorit as pengirim an t rafik t im e-sensit ive. 1G- AnyLan ( 100VG) m enyerahkan dua level priorit as unt uk t rafik, t et api pada LAN yang sibuk priorit as t ersebut t idak m enj am in suara dan video dat ang t epat w akt u. Sedangkan pada ATM, ket epat an w akt u diperoleh karena penggunaan sel berukuran t et ap,

dibandingkan paket berukuran t ak t et ap pada Et hernet . Sel t ersebut m em udahkan t ransport asi secara sim ult an berbagai j enis t ipe t rafik.

Keunt ungan besar LAN Et hernet Gigabit adalah t idak perlu penulisan ulang aplikasi, sedangkan ATM m em erlukannya unt uk m engakom odasi sw it ching dat a.

LAN 1 Giga bit Et h e r n e t

Sebuah produk LAN Gigabit dit awarkan oleh sebuah vendor. Mem punyai t eknologi konsent rat or m ult ichannel yang m enyediakan t ransport dat a sym et ric bebas t abrakan. Beroperasi pada kecepat an 1 GBps di at as kabel 4 pasang kat egori 5 UTP, dengan 320 MBps

dialokasikan unt uk kom unikasi dari w orkst at ion ke server, 320 unt uk respon server ke w orkst at ion, dan 320 sisanya unt uk fungsi rem ot e, sepert i e- Mail, video feed, video konferen, dan int ernet . Dat a

(21)

G. 1 0 Giga bit Et h e r n e t

Perkem bangan j aringan Et hernet yang selam a ini sekedar di dalam ruang lingkup LAN, selanj ut nya akan m encakupi MAN ( Met ropolit an Area Net w ork) dan WAN ( Wide Area Net w ork) . Saat ini di I ndonesia, sudah banyak yang m eng- upgrade infrast rukt ur dari sebelum nya 10 Mbps m enj adi 1 Gbps at au sering kali disebut Gigabit net w ork. Nam un dari sisi t eknologi, orang sudah m ulai m enyebut 10 Gbps Et hernet . Apa it u 10G Et hernet

St andar baru dari I EEE 802.3ae yait u 10 Gigabit Et hernet m em berikan evolusi dari t eknologi Et hernet dengan m em bawa t eknologi Et hernet 10G sepuluh kali lipat dalam kinerj a dibandingkan dengan 1 Gigabit Et hernet . Dan sebelum nya Et hernet hanya m endom inasi area LAN at au Local Area Net work, t idak halnya dengan 10G Et hernet di m ana aplikasi t idak hanya m encakup seput ar LAN saj a, nam un m elebihi it u yait u j uga t erm asuk WAN.

Beberapa st andar yang m elegenda & m enj adi acuan kit a dalam m engoperasikan peralat an LAN, MAN & WAN dapat kit a ingat ant ara lain sepert i:

I EEE 802.3 et hernet

I EEE 802.11 Wireless LAN

Bagi anda yang ingin m elihat dari dekat beberapa t eknologi yang m enarik khususnya unt uk LAN m enggunakan kabel / fiber

berkecepat an 1- 10Gbps dapat m em baca beberapa t ut orial sepert i

ht t p: / / grouper.ieee.org/ groups/ 802/ 802_t ut orials/ index.ht m

I de di balik 1Gbps & 10Gbps Et hernet , m ereka t et ap m enggunakan Medium Access Cont rol ( MAC) sepert i yang gunakan di t eknologi 10Base- T yang kit a pakai hari ini ( 1999- 2003) di banyak LAN. Tapi m ereka m em perlebar kecepat an hingga sangat t inggi, bahkan karena m enggunakan m edia fiber opt ik, t erut am a Single Mode Fiber ( SMF) m ereka bisa m engem bangkan akses t ersebut m enj adi WAN dengan j arak beberapa puluh kilom et er bukan hanya sekedar LAN yang j araknya hanya beberapa rat us m et er saj a. Dengan prot okol MAC I EEE 802.3 yang sam a dengan et hernet yang kit a gunakan hari ini

(22)

form at fram e. Nam un t idak sepert i 1 Gigabit Et hernet , 10 G Et hernet support full- duplex t ransm isi dan hanya bekerj a pada j aringan at au m edia opt ic. Gigabit Et hernet dapat bekerj a di m edia copper

( t em baga) . Spesifikasi dari 802.3ae j uga m endefinisikan dua int erface fisik t erm asuk unt uk LAN dan sat unya lagi unt uk WAN. Dan int erface fisik unt uk LAN adalah ant ara lain:

- 10 Gbase- SR dengan 850 nm serial int erface dengan j angkauan 990 feet m elalui m ult im ode fiber.

- 10 Gbase- LR dengan 1,310 nm serial int erface dengan j angkauan sedikit lebih dari 6 m il m elalui single- m ode fiber.

- 10 Gbase- ER dengan 1,550 nm serial int erface dengan j angkauan kurang lebih 25 m il m elalui single- m ode fiber.

Ke u n t u n ga n

Ada beberapa keunt ungan yang bisa diperoleh dengan m enggunakan LAN kecepat an t inggi ini, m isalnya:

• I nt erkoneksi server unt uk clust er server.

• Swit ch pada server.

• Aggregasi beberapa 1000BASE- T m enj adi 10Gigabit Et henet ( Gbit Et hernet ) .

• Sam bungan ant ar gedung.

• Penggunaan Media Single Mode Fiber ( SMF) dan Mult i Mode Fiber ( MMF)

Bagi I SP / Net work Service Provider ( NSP) penggunaan t eknologi Gbps Et hernet ( GbE) ini m enarik dipandang dari beberapa aplikasi sepert i:

• I nt erkoneksi Server Farm ( pet ernakan server) .

• Sam bungan int ra- POP m enggunakan Mult i Mode Fiber ( MMF) unt uk j arak < 300 m et er.

• POP uplink unt uk I nt er- POP unt uk j arak < 40 km .

• Akses Met ropolit an Area Access ( MAN) m elalui Wavelengt h Division Mult iplexing ( WDM) .

(23)

Cont oh t opologi gabungan j aringan 100Mbps, 1Gbps & 10Gbps dalam LAN diperlihat kan dalam gam bar t erlam pir.

(24)

Ada beberapa perbedaan yang m enyolok ant ara 1Gbps & 10Gbps et hernet . Pada 1Gbps yang sering dikenal j uga sebagai 1000Base- T, m ereka m asih m engusahakan m enggunakan j aringan fisik kabel UTP. Pada 1000Base- T Teknik m odulasi Mult i- Level Analog Signaling ( MAS) dit am bah Forward Error Correct ion ( FEC) dan proses equalisasi m em ungkinkan sepasang kabel UTP digunakan pada kecepat an 250Mbps ( dengan bandw idt h 62MHz) . Art inya sebuah kabel UTP Cat egory 5 sebanyak em pat ( 4) pasang dapat digunakan unt uk m em peroleh kecepat an 1Gbps pada j arak 100 m et er.

Pada kecepat an 10Gbps, kabel UTP sam a sekali t idak digunakan. Jaringan fisik fiber opt ik digunakan secara ekslusif dan full duplex. Single Mode Fiber ( SMF) & Mult i Mode Fiber ( MMF) dapat digunakan pada 10Gbps et hernet . Teknik Mult i- Level Analog Signaling ( MAS) yang digunakan unt uk m em odulasi dat a pada kecepat an 10Gbps sebet ulnya dapat di paksa unt uk bekerj a s/ d 40Gbps. MAS sendiri dit urunkan dari Pulse Am plit ude Modulat ion ( PAM) yang secara sederhana m erupakan proses On- Off Keying cocok unt uk m em odulasi sinar laser. Um um nya m enggunakan Reed Solom on Forw ard Error Correct ion ( FEC) unt uk m em peroleh Bit Error Rat e ( BER) sekit ar 10- 14 ( sangat t inggi sekali) . Dengan t eknologi Silicon CMOS subm icron dengan lebar gat e 0.18um diperoleh gat e delay sekit ar 30 ps ( sekit ar 30GHz frekuensi cut off) .

(25)

5. MEDIA DAN TRANSMISI DATA

Media t ransm isi dapat berupa :

• gelom bang elekt rom agnet

• sepasang kaw at ( t w ist ed pair)

• serat opt ik

• kabel coax

• Line- of- Sight

• Sat elit

• dan lain- lain

Beberapa m edia t ransm isi dapat digunakan sebagai channel ( j alur/ kanal) t ransm isi at au carrier dari dat a yang dikirim , dapat berupa kabel m aupun radiasi elekt rom agnet ik. Bila su m be r da t a da n pe n e r im a j a r a k nya t ida k t e r la lu j a u h da n da la m a r e a ya n g lok a l, m a k a da pa t digu n a k a n k a be l se ba ga i m e dia t r a n sm isin ya. Kabel dapat berbent uk kabel t em baga biasa yang digunakan pada t elepon, coaxial cable ( kabel koax) at au fiber opt ic ( serat opt ik) . Kabel koax m erupakan kabel yang dibungkus dengan m et al yang lunak dan m em punyai t ingkat t ransm isi dat a yang lebih t inggi dibanding dengan kabel biasa.t et api lebih m ahal. Se da n gk a n k a be l se r a t opt ik dibu a t da r i se r a bu t - se r a bu t k a ca ( opt ica l fibe r s) ya n g t ipis de n ga n dia m e t e r se be sa r dia m e t e r r a m bu t m a n u sia. Kabel j enis ini m em punyai kecepat an pengirim an dat a sam pai 10 kali lebih besar dari kabel koax.

(26)

yang t inggi, bukit - bukit at au gunung- gunung. Gelom bang m ikro biasanya digunakan unt uk j arak- j arak yang dekat saj a. Unt uk j arak yang j auh, harus digunakan st asiun relay yang berj arak 30 sam pai 50 kilom et er. St asiun relay diperlukan karena unt uk m em perkuat sinyal yang dit erim a dari st asiun relay sebelum nya dan m eneruskannya ke

st asiun relay berikut nya.

Karena gelom bang m ikro t idak boleh t erhalang m aka unt uk j arak-j arak yang arak-j auh digunakan sist em sat elit . Sat elit akan m enerim a sinyal yang dikirim dari st asiun gelom bang m ikro di bum i dan m engirim kannya kem bali ke st asiun bum i yang lainnya. Sat elit berfungsi sebagai st asiun relay yang let aknya di luar angkasa.

Ka pa sit a s Ka n a l Tr a n sm isi

Bandw idt h ( lebar band) m enunj ukkan sej um lah dat a yang dapat dit ransm isikan unt uk sat u unit w akt u yang dinyat akan dalam sat uan bit s per second ( bps) at au charact ers per second ( cps) . Ba n dw it h de n ga n sa t u a n n ya bps a t a u cps m e n ya t a k a n u k u r a n da r i k a pa it a s k a n a l t r a n sm isi, bu k a n u k u r a n k e ce pa t a n. Transm isi dat a dengan ukuran 1000 bps t idak dapat dikat akan lebih cepat dari t ransm isi dat a dengan ukuran 200 bps, t et api dapat dikat akan bahwa lebih banyak dat a yang dapat dikirim kan pada sat u unit w akt u t ert ent u ( det ik) .

Kapasit as at au t ransfer rat e ( t ingkat penyaluran) at au baud rat e dari kanal t ranm isi dapat digolongkan dalam narrow band channel, voice

band channel, w ideband channel.

Narrow band channel at au subvoice grade channel m erupakan kanal t ransm isi dengan bandwidt h yang rendah, berkisar dari 50- 300 bps. Biaya t ransm isi lew at narrow band channel lebih rendah, t et api biaya rat a- rat a per bit nya lebih m ahal dengan t ingkat kem am puan kesalahan yang besar. Jalur t elegraph m erupakan cont oh dari kanal

j enis ini.

Voice band channel at au voice grade channel m erupakan kanal t ransm isi yang m em punyai bandw idt h lebih besar dibandingkan dengan narrow band channel, yang berkisar dari 300 - 500 bps. Jalur t elepon m erupakan cont oh dari kanal j enis ini.

(27)

yang digunakan unt uk t ransm isi volum e dat a yang besar dengan bandw idt h sam pai 1 j ut a bps. Secara um um t ransm isi dat a dengan kanal ini sangat m ahal, t et api bila diperhit ungkan biaya per bit nya akan lebih m urah dan kem ungkinan kesalahan t ransm isi kecil. Jalur t elepon j arak j auh m enggunakan kanal w ideband, yait u m enggunakan m edia kabel koax yang dit anam di dasar at au gelom bang m ikro at au

sist em sat elit .

Tipe Ka n a l Tr a n sm isi.

Suat u channel t ransm isi dapat m em punyai t ipe t ransm isi sat u arah ( one w ay t arnsm ision) , t ransm isi dua arah bergant ian ( eit her way t ransm ision) at au t ransm isi dua arah serent ak ( bot h way t ransm ission) . Tipe t ransm isi sat u arah m erupakan kanal t ransm isi yang hanya dapat m em baw a inform asi dat a dalam bent uk sat u arah saj a, t idak bisa bolak- balik. Siaran radio at au t elevisi m erupakan cont oh dari t ransm isi dari arah, yait u sinyal yang dikirim kan dari st asiun pem ancar hanya dapat dit erim a oleh pesaw at penangkap siaran, t et api pesaw at penangkap siaran t idak dapat m engirim kan inform asi balik ke st asiun pem ancar. Pengirim an dat a dari sat u kom piut er ke kom piut er lain yang searah ( kom piut er yang sat u sebagai pengirim dan kom piut er yang lainnya sebagai penerim a)

m erupakan cont oh t ransm isi sat u arah.

Tipe t ransm isi dua arah bergant ian ( t w o w ay t ransm ission at au half duplex) m erupakan kanal t ransm isi dim ana inform asi dat a dapat m engalir dalam dua arah yang bergant ian ( sat u arah dalam suat u saat t ert ent u) , yait u bila sat u m engirim kan, yang lain sebagai penerim a dan sebaliknya, t idak bisa serent ak. Dengan t ransm isi dua arah bergant ian m aka dapat m engirim dan m enerim a dat a. Walkie- t alkie m erupakan cont oh dari t ransm isi dua arah bergant ian, yait u dapat m endengarkan at au berbicara secara bergant ian.

(28)

6 . D e sa in Ja r in ga n

Pada saat kit a t elah m enget ahui perangkat pendukung unt uk m em bangun sebuah j aringan, m aka langkah selanj ut nya adalah m endesain j aringan sesuai yang kit a perlukan. Apakah j a r in ga n ya n g a k a n k it a ba n gu n a k a n be r be n t u k ga r is lu r u s (bu s) , bin t a n g (st a r) , lin gk a r a n (r in g) , a t a u k a h j a r in g (m e sh) ya n g pa lin g r u m it ? Ju ga a pa k a h k e ce pa t a n t r a n sm isi j a r in ga n k it a m e r u pa k a n j a r in ga n r e n da h sa m pa i m e n e n ga h ( be be r a pa M s/ d 2 0 M bps) , j a r in ga n be r k e ce pa t a n t in ggi ( r a t u sa n M bps) a t a u be r k e ce pa t a n u lt r a t in ggi ( le bih da r i 1 Gbps)? Dem ikian pula m edia apa yang akan kit a gunakan, apakai berbent uk j aringan kabel (w ireline) at au m em anfaat kan gelom bang radio (w ireless) ? Yang t erakhir, apakah j aringan kit a unt uk j aringan ut am a ( backbone LAN) at aukah j aringan biasa ( floor LAN) yang t ent u saj a m em erlukan prasarana yang berbeda. Mungkin Tabel 5 bisa dibuat sebagai referensinya.

Tabel 5. Faktor-faktor mendesain LAN

Bus

Star

Token Ring Ring

Token Bus Topologi

Mesh

Menengah (beberapa s/d 20 Mbps)

Tinggi (100 s/d ratusan Mbps) Kecepatan

Ultra (lebih dari 1 Gbps)

Kabel (wireline) Media

transmisi

Gelombang radio (wireless)

Utama (backbone LAN) Jenis

LAN

Tingkatan LAN

Biasa (floor LAN)

(29)

ARSITEKTUR PROTOKOL ISDN

Sebelum menggunakan ISDN user-network interface, penting untuk

memahami protokol yang digunakan pada interface tersebut. Protokol adalah

kumpulan aturan pada suatu jalur komunikasi.

I.

PROTOCOL PLANES

Seperti jaringan telekomunikasi lainnya, termasuk jaringan telepon, ISDN

menyediakan sejumlah protokol. Message diantara user dan jaringan akan

mengalir secara simultan melalui channel akses ISDN. Data user dan

sinyal kontrol jaringan user mungkin menggunakan protokol yang

berbeda, meskipun protokol tersebut digunakan pada medium fisik yang

sama.

Untuk mensupport ide tentang signalling dan informasi user sebagai data

path yang terpisah, CCITT memperkenalkan konsep tentan control plane

(C-plane) dan user plane (U-plane. Protokol di dalam C-plane digunakan

untuk transfer atau informasi untuk mengatur koneksi user dan/atau

resource jaringan, seperti penetapan call, dan permintaan suplementari

servis.

Protokol di dalam U-plane digunakan untuk transfer atau informasi antara

aplikasi user, seperti digitized voice dan video, dan data user. Informasi di

U-plane mungkin dibawa di antara user secara transparan oleh jaringan

atau dimanipulasi (yaitu, A-1 ke konversi

µ

-law PCM)

Sebagai catatan bahwa tidak perlu semua dari tujuh layer protokol ada pada

(30)

membutuhkan persetujuan pada layer 1 untuk algoritma companding;

tidak ada layer protokol lainnya disupply. Aplikasi data sering hanya

terdiri dari dua atau tiga layer terbawah, karena fungsi end-to-end

disupply oleh host, bukan oleh jaringan.

Fungsi manajemen plane digambarkan seperti traffic manager dan

meyakinkan bahwa semua traffic protokol dibawa pada plane yang

bersangkutan dan protokol U-plane dibawa melalui medium fisik,

dipresentasikan disini sebagai transport plane.

II.PROTOKOL, CHANNELS DAN TITIK REFERENSI

Spesifikasi protokol ISDN memerlukan user-network interface, atau

signalling melalui D-channel. Ini bersesuaian dengan C-plane.

Protokol ISDN untuk D-channel ekivalen dengan tiga layer terbawah dari

model referensi OSI. Karena protokol-protokol menggambarkan hanya

intrerface user-network dan bukan komunikasi user-to-user, tidak ada

D-channel sebagai bagian dari layer OSI end-to-end.

Tiga layer protokol untuk D-channel adalah sebagai berikut :

Layer 1

Menggambarkan koneksi fisik antara TE dan NT, termasuk konektor, skema

pengkodean jalur, framing, dan karakteristik elektrik. Koneksi fisik adalah

sinkron, serial, dan full-duplex; mungkin juga point to point (PRI atau

BRI) atau point to multipoint (hanya BRI). Channel D dan B membagi

jalur fisik menggunakan TDM.

Layer 2

Menggambarkan prosedur untuk meyakinkan komunikasi yang bebas

(31)

user dan jaring. Protokol juga menyediakan aturan untuk multiplexing

multiple Tes pada satu channel fisik (multipoint) dalam lingkungan BRI.

Layer 3

Mendefinisikan interface jaringan pengguna dan signalling messages

digunakan untuk meminta servis dari jaringan.

Interaksi antara tiga layer protokol konsisten dengan model OSI. Layer 3

signalling messages dibawa di dalam field informasi pada frame LAPD,

yang ditransmisikan bit demi bit melalui link fisik.

Sebelum mendiskusikan layer protokol secara detail, perlu untuk mengetahui

di mana relevansi untuk masing-masing layer protokol. Protokol CCITT

ISDN menggambarkan D-channel interface jaringan pengguna pada titik

referensi S dan T. Layer-layer protokol yang berbeda melihat titik-titik

referensi secara berbeda.

Protokol layer 1 ISDN mendefinisikan koneksi fisik antara peralatan

terminal ISDN (TE1 atau TA) dan peralatan terminal jaringan (NT2 atau

NT1).

L3

L1 L2

L1 L2 L3

L1 L2 L3

L1

S T U

TE NT2 NT1 LE

Seperti dituliskan sebelumnya, rekomendasi ISDN CCITT tidak

menggambarkan koneksi fisik di antara NT1 dan LE karena jalur

transmisi diperhitungkan sebagai internal dari jaringan. Pada kasus

tertentu, komunikasi NT-LE melalui loop lokal (titik referensi U)

(32)

Protokol layer 2 dan 3 ISDN mendefinisikan lonk logika dan protokol

signaling, masing-masing di antara ISDN TE (TE1 dan TA),

customer-premises switching equipment (NT2) dan C.O switch (LE). NT1

menyediakan hanya servis layer 1, dan layer 2 dan layer 3 tranparent

untuk NT1.

Penting untuk menekankan bahwa protokol ISDN CCITT spesifik hanya

melalui titik S dan T saja pada D-channel. Pengguna harus memilih

protokol lain untuk bearer servis dan teleservis pada B-channel. B dan

D-channel berperan pada layer fisik yang sama karena B dan D D-channel

adalah time division multiplexed pada jalur fisik yang sama.

III. Kesimpulan

Protokol ISDN pada dasarnya dikategorikan digunakan untuk servis kontrol

pengguna (C-plane) dan pertukaran informasi user-to-user (U-plane).

Protokol yang berbeda bisa digunakan pada layer berbeda dari stack

protokol untuk fungsi berbeda. Lebih jauh, protokol berbeda akan

dipergunakan pada titik referensi protokol berbeda.

(33)

A S Y N C H R O N U O U S T R A N S F E R

M O D E ( A T M )

E VO LU S I M E N U JU JA R I N G A N

B-IDSN

overview

Layanan PASOPATI yang pernah ditawarkan oleh penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia beberapa waktu yang lalu ternyata kurang mendapat tanggapan dari pengguna jasa di Indonesia. ISDN berbasis 64 kbps ini (sering disebut sebagai N-ISDN) ternyata hanya dapat memberikan servis berupa (digital) telepon, data, telemetry, (digital) faksimile dan multimedia secara terbatas.

Konsep B-ISDN adalah merupakan ISDN yang mengakomodir service Broadband., sehingga mampu memberikan service terpadu yang berupa : data kecepatan tinggi, video phone, video conferencing, transmisi grafik dengan resolusi tinggi, video on demand dan lain sebagainya.

Asynchronuous Transfer Mode (ATM) merupakan model transfer yang digunakan dalam implementasi B-ISDN yang telah distandardisasikan melalui CCITT (ITU) series I. Transfer adalah istilah yang digunakan oleh ITU-T untuk menjelaskan suatu teknik yang digunakan dalam suatu network telekomunikasi yang meliputi aspek=aspek yang terkait dengan switching, multiplexing, dan transmisi.

definisi dasar atm

Pada ATM seluruh informasi yang akan ditransfer akan dibagi menjadi slot-slot dengan ukuran tetap yang disebut cell. Ukuran cell pada ATM adalah 53 octet (1 octet =8 bits) yang terdiri dari : ฀ 48 octet untuk filed informasi, dan

฀ 5 octet untuk heaDER.

ATM memiliki karakteristik umum sebagai berikut :

Pada basis link demi link tidak menggunakan proteksi error dan flow control.

(34)

฀ ATM beroperasi pada connection oriented mode

Sebelum informasi ditransfer dari terminal ke network, sebuah fase setup logical / virtual connection harus dilakukan untuk menyediakan resource diperlukan. Jika resource tersedia tidak mencukupi maka connection dari terminal akan dibatalkan. Jika fase transfer informasi telah selesai, maka resource yang telah digunakan akan dibebabskan kembali. Dengan menggunakan connection-oriented ini akan memungkinkan network untuk menjamin packet loss yang seminim mungkin.

฀ Pengurangan fungsi header

Untuk menjamin pemrosesan yang cepat dalam network, maka ATM header hanya memiliki fungsi yang sangat terbatas. Fungsi utama dari header adalah untuk identifikasi virtual connection (virtual connection identifier =VCI) yang dipilih pada saat dilakukan call setup dan menjamin routing yang tepat untuk setiap paket didalam network serta memungkinkan multiplexing dari virtual connection – virtual connection berbeda melalui satu link tunggal.

Selain fungsi VCI, sejumlah fungsi lain yang sangat terbatas juga dilakukan oleh header, terutama terkait dengan fungsi pemeliharaan. Karena fungsi header diabatasi, maka implementasi header processing dalam ATM node sangat mudah / sederhana dan dapat dilakukan pada kecepatan yang sangat tinggi (150 Mbps sampai 2.5 Gbps) dan hal ini akan menyebabkan processing delay dan queuing delay yang rendah.

฀ Panjang filed informasi dalam satu cell relatif kecil

Hal ini dilakukan untuk mengurangi ukuran buffer internal dalam switching node, dan untuk membatasi queuing delay yang terjadi pada buffer tersebut. Buffer yang kecil akan menjamin delay dan delay jitter rendah, hal ini diperlukan untuk keperluan service-service real time.

terminology cell

Istilah cell digunakan untuk definisi dalam ATM Layer maupun didalam Physical layer. Pengertian cell menurut rekomendasi ITU-T I.113 adalah :

฀ cell merupakan suatu blok dengan panjang yang tetap (fixed length) dan diidentifikasi dengan suatu label pada ATM layer dari BISDN PRM.

Berikut diberikan definisi untuk jenis cell yang berbeda sesuai dengan rekomendasi ITU-T I.321:

• Idle Cell (physical layer), merupakan yang disisipkan / dipisahkan oleh physical layer untuk mengadaptasi cell flow rate pada daerah batas (boundary) diantara ATM layer dan physical layer ke kapasitas payload yang ada dari sistem transmisi yang digunakan

• Valid Cell (physical layer), suatu cell yang mana bagian headernya tidak memiliki error atau belum dimodifikasi oleh proses verifikasi Header Error Control (HEC) • Assigned Cell (ATM layer), cell yang menyediakan suatu service ke satu aplikasi

dengan menggunakan ATM layer service.

(35)

Hanya assigned cell dan unassigned cell saja yang diteruskan dari physical layer ke ATM layer, sedangkan cell yang lainnya tidak membawa informasi yang terkait dengan ATM layer atau layer yang lebih tinggi lagi dan cell ini hanya akan diprosesoleh physical layer saja.

standar atm

Saat ini ada dua badan menangani standardisasi ATM yaitu: 1. CCITT /ITU-T dan

2. ATM Forum.

ITU-T lebih berkonsentrasi pada standardisasi ATM untuk public B-ISDN network. Definisi ATM secara detail telah difinalisasi oleh ITU-T SGXVIII. ITU-T telah menerbitkan beberapa rekomendasi yang terkait dengan ATM sebagai berikut:

฀ I.113 Vocabulary of Terms for Broadband Aspects of ISDN ฀ I.121 Broadband Aspect of ISDN

฀ I.150 BISDN ATM Functional Characteristic ฀ I.211 BISDN Service Aspect

฀ I.311 BISDN General Network Aspect

฀ I.321 BISDN Protocol Reference Model and Its Application ฀ I.327 BISDN Network Functional Architecture

฀ I.361 BISDN ATM Layer Specification

฀ I.362 BISDN ATM Adaptation Layer (AAL) Functional Description ฀ I.363 BISDN AAL Specification

฀ I.364 Support of Broadband Connectionless Data Service on BISDN ฀ I.371 Traffic and Congestion Control in BISDN

฀ I.413 BISDN User Network Interface

฀ I.414 Overview of Recommendations on Layer 1 for ISDN and BISDN Customer

Accesses

฀ I.432 BISDN User-Network Interface –Physical Layer Specification ฀ I.610 OAM Princples of BISDN Access

(36)

• Private User-Network Interface : antara ATM User dengan Private ATM Switch

• Public User-Network Interface : antara ATM User dengan Public ATM Switch.

Selain itu, ATM Forum juga memproses spesifikasi ATM di area operasi, signalling, NNI, kontrol kongesti, managemen trafik, aplikasi dan Adaptation Layer yang baru.

model protokol bisdn untuk atm

Pada sistem telekomunikasi modern, model OSI telah digunakan untuk menjelaskan organisasi dari seluruh fungsi-fungsi komunikasi dengan pendekatan layer (layer approach). Fungsi –fungsi dari layer dan hubungan layer satu dengan lainnya dijelaskan dalam suatu Ptotocol Reference Model (PRM).

Penjelasan PRM untuk BISDN dijelaskan pada rekomendasi ITU-T I.321. BISDN PRM terdiri dari tiga plane, yaitu :

1. User Plane 2. Control Plane 3. Management Plane

Management plane meliputi dua jenis fungsi yaitu : • Fungsi layer managemet

• Fungsi plane management

Seluruh fungsi manajemen yang terkait dengan keseluruhan sistem akan ditempatkan dalam plane management yang bertanggung jawab untuk menyediakan koordinasi diantara seluruh plane yang ada. Pada plane ini tidak digunakan struktur layer (layered structure).

Pada layer management digunakan struktur layer. Layer management melakukan fungsi-fungsi manajemen yang terkait dengan resources dan parameter-parameter yang ada dalam protocol entity (misalkan : meta signalling). Layer management menangani aliran informasi OAM (Operation and Maintenance) yang spesifik untuk setiap layer.

User Plane menyediakan fungsi pengiriman/transfer informasi user, dan meliputi seluruh mekanisme yang terkait transfer informasi misalnya flow kontrol dan error recovery. Didalam user plane digunakan pendekatan layer.

(37)

fungsi-fungsi layer

Sesuai dengan rekomendasi ITU-T I.321 dan I.413 layer BISDN PRM dapat dibagi-bagi lagi seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

Convergence CS

Segmentation & Reassembly SAR AAL Generic Flow control

Cell VPI/VCI Translation

Cell Multiplex & Demultiplex ATM Cell Rate Decuopling

HEC Header Seq. Generation Cell Delineation

Transmission Frame Adaptation

Transmission Frame Generation / TC

Bit Timing

Physical Medium PM

PHY

฀ Fungsi dan Sublayer BISDN PRM

CS :Convergence Sublayer SAR : Segmentation & Reassembly

TC : Transmission Convergence PM : Physical Medium AAL : ATM Adaptation Layer

BISDN PRM dibagi menjadi tiga layer yaitu:

1. PHY (Physical) layer, digunakan untuk mengirimkan (transport) informasi (bit/cell)

2. ATM layer, digunakan untuk melakukan fungsi multiplexing dan switching / routing

3. AAL (ATM Adaptation Layer), yang bertanggung jawab untuk melakukan adaptasi informasi service dari layer yang lebih tinggi ke ATM stream.

Layer-layer tersebut kemudian dibagi lagi menjadi sublayer-sublayer. Setiap sublayer melakukan sejumlah fungsi-fungsi yang akan dijelaskan pada bagian berikut ini.

physical layer

Physical layer dari BISDN dibagi menjadi dua sublayer, yaitu: ฀ Physical medium (PM) sublayer, dan

฀ Transmission Convergence (TC) sublayer

Physical Medium Sublayer:

(38)

Fungsi-fungsi bit timing dalam PM sublayer adalah membangkitkan dan rekonstruksi bit timing yang cocok dengan media yang digunakan, penyisipan dan pemisahan informasi bit timing, dan fungsi line coding jika dibutuhkan.

Transmission Convergence (TC) Sublayer:

TC sublayer melakukan lima fungsi, yaitu:

1. Membangkitkan dan melakukan recovery frame transmisi

2. Melakukan adaptasi terhadap cell flow sesuai dengan struktur payload dari sistem transmisi yang digunakan pada arah kirim dan pemisahan cell flow dari frame transmisi dilakukan pada arah sebaliknya. Frame transmisi yang digunakan dapat memanfaatkan sistem transmisi :

• SDH (Synchronuous Digital Hierarchy) sesuai dengan G.709, atau • PDH (Plesiochronuous Digital Hierarchy) sesuai dengan G.703, atau • Berbasis cell

Cell-cell tersebut ditempatkan dalam sistem transmisi dengan mengacu pada metode mapping yang telah distandardisasi. Sebagai tambahan, ATM Forum juga menambahkan FDDI (Fiber Distributed Data Interface) sebagai option untuk user-network interface.

3. Melakukan suatu mekanisme yang memungkinkan receiver untuk memulihkan kembali (recover) batas –batas cell (cell boundaries).

4. Membangkitkan HEC Sequence yang dilakukan pada arah kirim. HEC Sequence disisipkan dalam salah satu field pada header ATM cell. Pada sisi terima, nilai HEC dihitung kembali dan dibandingkan dengan nilai yang diterima, jika memungkinkan maka error pada header akan dapat dikoreksi.

(39)

atm layer

ATM layer merupakan layer diatas physical layer yang memiliki karakteristik yang independent terhadap media fisik yang digunakan. ATM layer melakukan fungsi-fungsi utama sebagai berikut:

฀ Cell multiplexing/demultiplexing, pada arah kirim cell-cell dari VP (Virtual Path) dan VC (Virtual Channel) individual akan dimultiplexing menghasilkan suatu cell stream. Pada sisi terima fungsi cell demultiplexing akan memisahkan cell stream yang diterima menjadi cell flow individual ke VP dan VC terkait.

฀ Translasi VPI dan VCI. Translasi VPI (VP Identifier) dan VCI dilakukan di ATM switching node. Didalam VP node nilai dari VPI field dari setiap incoming cell akan ditranslasikan ke nilai VPI yang baru untuk outgoing cell. Pada VC switch baik nilai VPI maupun VCI akan ditranslasikan ke nilai VPI dan VCI yang baru. ฀ Pembangkitan / pemisahan cell header, fungsi ini diterapkan pada titik-titik

terminasi dari ATM layer. Pada arah kirim, pada field informasi yang telah diterima dari AAL ditambahkan ATM cell header (kecuali field HEC) dan nilai VPI serta VCI dari cell header dapat diperoleh dengan melakukan translasi dari SAP (Service Access Point) identifier. Pada arah terima, fungsi pemisahan cell header akan memisahkan cell header , dan hanya filed informasi saja yang diteruskan ke AAL.

฀ Generic Flow Control (GFC). Fungsi GFC hanya digunakan pada BISDN UNI (User Network Interface) saja. GFC digunakan untuk mendukung kontrol dari ATM traffic flow dalam satu customer network dan dapat digunakan untuk mengurangi kondisi-kondisi overload pada UNI. Informasi GFC ditumpangkan dalam assigned cell dan unassigned cell.

Agar lebih jelasnya, berikut ini akan dibahas struktur cell dalam ATM layer.

Struktur Cell ATM Layer

Cell merupakan elemen dasar dari ATM layer. Cell terdiri dari: ฀ 5 octet header, dan

฀ 48 octet field informasi

(40)

Bit

8 7 6 5

4 3 2 1

Header (5 octets)

Field Informasi (48 octets)

.. ..

Cell Header

Pada ATM cell terdapat dua header yaitu cell header pada BISDN UNI dan cell header pada BISDN NNI. Pada gambar berikut akan diperlihatkan cell header yang digunakan pada masing-masing interface tersebut.

Bit

8 7 6 5

4 3 2 1

GFC VPI VPI VCI

VCI

VCI PT C

L P HEC

(41)

Bit

฀ Cell Header pada BISDN UNI

CLP : Cell Loss Priority PTI : Payload Type Identifier

GFC : Generic Flow control VCI : Virtual Channel Identifier HEC : Header Error Control VPI : Virtual Path Identifier

NNI : Network Node Interface UNI : User Network Interface

Untuk membedakan cell-cell yang digunakan pada ATM layer dengan cell-cell yang hanya digunakan pada physical layer serta untuk menentukan suatu unassigned cell maka diterapkan nilai-nilai header yang telah ditentukan untuk setiap jenis cell seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut ini.

Jenis Cell VPI VCI PTI CLP General broadcast cell xxxxxxx

x

10

0AA B Point-to-point signalling cell xxxxxxx

x

101

0AA B Segment OAM flow F4 cell yyyyyyy

yy

011

0A0 A End-to-end OAM flow F4

cell Segment OAM flow F5 cell yyyyyyy

yy

zzzzzzzz zzzzzzzz

100 A End-to-end OAM flow F5

cell Resource Management cell yyyyyyy

yy

zzzzzzzz zzzzzzzz

(42)

yy vvvvvvvv

A : bit yang disediakan untuk digunakan oleh ATM layer

B : bit yang diset ke “0 “ oleh originating entity, tetapi network mungkin dapat mengubah nilai tersebut C : bit yang menunjukkan telah terjadi kongesti

L : cell loss priority bit

U : ATM layer user to ATM layer user indication bit

X : semua nilai VPI, untuk VPI =0 maka nilai VCI valid untuk signalling dengan switching lokal Y : semua nilai VPI yang mungkin

Z : semua nilai VCI kecuali 0 V : semua nilai VCI diatas 0015 H

Penjelasan untuk setiap jenis cell yang terdapat pada tabel diatas adalah sebagai berikut: ฀ Meta signalling cell digunakan untuk negoisasi pada signalling VCI dan

signalling resources

฀ General broadcast signalling cell membawa informasi yang akan dibroadcastkan ke seluruh terminal pada satu UNI

฀ Point-to- point signalling cell digunakan untuk signalling pada satu UNI atau NNI yang memiliki konfigurasi point-point pada ATM layer

฀ Segment F4 flow dan end-to-end F4 flow dikodekan dengan VCI 0003H dan VCI 0004H dalam virtual path untuk membawa informasi OAM

฀ Segment F5 flow dan end-to-end F5 flow dikodekan dengan PTI 4H dan 5H dalam virtual container untuk membawa informasi OAM

฀ Nilai 6H dari PTI dicadangkan untuk resource management pada virtual channel.

atm adaptation layer (AAL)

AAL terdapat diantara ATM layer dan higher layer. Fungsi dasar dari AAL adalah untuk memperkaya service yang disediakan oleh ATM layer sehingga dapat memenuhi level yang diminta oleh higher layer.

Fungsi-fungsi yang dilakukan didalam AAL bergantung pada permintaan / keperluan dari higher layer. Fungsi AAL dibagi menjadi dua sublayer yaitu:

1. Segmentation & Reassembly (SAR) sublayer, dan 2. Convergence sublayer (CS)

Fungsi utama dari SAR adalah melakukan segmentasi dari informasi higher layer ke suatu ukuran yang cocok untuk payload dari ATM cell (48 octet) dari suatu virtual connection. Pada operasi sebaliknya SAR melakukan perakitan kembali (reassembly) pada isi dari cell-cell dari suatu virtual connection menjadi unit-unit data yang akan diteruskan ke higher layer.

CS melakukan fungsi-fungsi seperti identifikasi pesan (message identification), time/lock recovery, dan yangblainnya. Untuk beberapa jenis AAL, CS juga mendukung transport data melalui ATM. Untuk itu CS dibagi lagi menjadi:

(43)

Untuk beberapa aplikasi yang cukup hanya menggunakan ATM service saja maka tidak diperlukan SAR dan CS, sehingga protocol AAL dalam hal ini akan kosong. AAL Service Data Unit (SDU) dikirimkan dari satu AAL-SAP ke AAL-SAP yang lainnya melalui ATM network. Pemakai AAL akan memiliki kemampuan untuk memilih AAL yang sesuai dengan QOS (Quality Of Service) yang diperlukan untuk mengirimkan AAL-SDU.

Untuk mementukan spesifikasi kelas tersebut maka service dikelompokkan menurut tiga parameter dasar, yaitu:

1. Relasi waktu antara sumber (source) dan tujuan (dest.) dan biasa disebut real time service

2. Bit rate : CBR dan VBR.

3. Connection mode: connection oriented dan connectionless oriented. Dan pengelompokan kelas yang telah didefinisikan sampai saat ini adalah :

฀ Kelas A, dengan karakteristik sbb:

- real time service - CBR

- Connection oriented service ฀ Kelas B, dengan karakteristik sbb:

- real time service - VBR

- Connection oriented service ฀ Kelas C, dengan karakteristik sbb:

- tidak ada relasi waktu antar source dengan dest. - VBR

- Connection oriented service ฀ Kelas D, dengan karakteristik sbb:

- tidak ada relasi waktu antar source dengan dest. - VBR

- Connectionless oriented service

Hingga saat ini ITU-T telah mendefinisikan 4 AAL yaitu:

(44)

Selain keempat AAL tersebut, ATM Forum telah mendefinisikan satu AAL lagi yang disebut AAL 5. AAL 5 digunakan untuk adaptasi transfer data kecepatan tinggi. AAL 5 sedang distandardisasi oleh ITU-T (misalnya untuk keperluan frame relay).

Issue-isue yang menarik untuk disimal antar lain:

ATM LAN

(45)

Data Link Control

Pembahasan kita kali ini mengenai pengiriman sinyal melewati sebuah saluran transmisi, agar komunikasi dapat efektif banyak hal tentang pengendalian dan managemen pertukaran yang harus diperhatikan. Data link control ini bekerja di lapisan ke dua pada model referensi OSI.

Beberapa hal yang diperlukan untuk mengefektifkan komunikasi data antara dua stasiun transmiter dan receiver adalah:

¾ Sinkronisasi frame, data yang dikirimkan dalam bentuk blok disebut frame. Awal dan akhir suatu frame harus teridentifikasi dengan jelas.

¾ Menggunakan salah satu dari konfigurasi saluran, akan dibahas pada bab selanjutnya.

¾ Kendali Aliran, stasiun pengirim harus tidak mengirimkan frame sebelum memastikan bahwa data yang dikirimkan sebelumnya telah sampai.

¾ Kendali kesalahan, bit-bit kesalahan yang ditunjukkan oleh sistem transmisi harus benar.

¾ Pengalamat, pada sebuah saluran multipoint, indentitas dari dua buah stasiun dalam sebuah transmisi harus dikenali.

¾ Kendali dan data dalam beberapa saluran, biasanya tidak diperlukan sinyal kontrol dalam sistem komunikasi yang terpisah, maka penerima harus dapat membedakan informasi kendali dari data yang dirimkan.

¾ Managemen hubungan, inisiasi, perbaikan, akhir dari suatu data exchange memerlukan beberapa korodinasi dan kerja sama antar stasiun.

3.1 Konfigurasi Saluran

Tiga karakteristik yang membedakan macam-macam konfigurasi saluran adalah topologi, dupleksitas, dan disiplin saluran.

3.1.1 Topologi dan dupleksitas.

(46)

Saluran multipoint tradisional memungkinkan dibuat ketika sebuah terminal hanya mengirim pada satu saat. Gambar 3.1 menunjukkan keuntungan dari konfigurasi multipoint. Jika tiap-tiap komputer memiliki hubungan point-to-point ke suatu komputer jadi komputer harus harus mempunyai sebuah I/O port untuk masing-masing terminal. Jadi terdapat sebuah saluran transmisi yang terpisah dari komputer ke masing-masing terminal. Di dalam sebuah konfigurasi multipoint, komputer memerlukan hanya sebuah I/O port, hanya sebuah saluran transmisi yang diperlukan.

Dupleksitas dari sebuah hubungan berkenaan dengan arah dan waktu aliran sinyal. Dalam transmisi simpleks, aliran sinyal selalu dalam satu arah. Sebagai contoh, sebuah perangkat input hanya dapat mentransmisikan, dan tidak pernah menerima. Sebuah perangkat output misalnya sebuah printer atau aktuator dapat dikonfigurasi hanya sebagai penerima. Simpleks tidak lazim digunakan karena dia tidak mungkin mmngirim ulang kesalahan atau sinyal kontrol ke sumber data . Simpleks identik dengan satu jalan ada satu lintasan.

Terminal

Gambar 3.1 Konfigurasi terminal.

P

P mengirim disaat S menerima S

P

P menerima disaat S mengirim S

P dapat mengirim ke S3 selama

menerima dari S1

P mengirim disaat S3 menerima

P S1

S2

S3

(d) Multipoint half-duplex P menerima disaat S3 mengirim

P dan S3 dapat mengirim selama mereka menerima

P S1

S2

S3

(d) multipoint duplex

(47)

Sebuah hubungan half-dupleks dapat mengirim dan menerima tetapi tidak simultan. Mode ini seperti dua lintasan alternatif, dua stasiun dalam sebuah hubungan half-dupleks harus bergantian dalam mentransmisikan sesuatu. Hal ini dentik dengan satu jalan ada dua lintasan. Dalam sebuah hubungan full-dupleks, dua buah stasiun dapat mengirim dan menerima secara simultan data dari yang satu ke yang lain. Sehingga pada mode ini dikenal sebagai dua lintasan simultan, dan mungkin sebanding dengan dua jalan ada dua lintasan.

Sejumlah kombinasi dari topologi dan dupleksitas yang mungkin terjadi dapat dilihat pada gambar 3.2 yang melukiskan sebagian keadaan konfigurasi. Gambar selalu menunjukkan sebuah stasiun primer (P) tunggal dan lebih dari satu stasiun sekunder (S). Untuk hubungan point-to-point , dua kemungkinan dapat dijelaskan. Untuk hubungan multipoint, tiga konfigurasi mungkin terjadi:

¾ Primary full-duplex, secondaries half-duplex (multi-multipoint).

¾ Both primary and secondaries half-duplex (multipoint half-duplex).

¾ Both primary and secondaries full-duplex (multipoint duplex).

3.1.2 Disiplin saluran

Beberapa disiplin diperlukan dalam menggunakan sebuah hubungan tarnsmisi. Pada sebuah hubungan half-duplex, hanya sebuah stasiun pada suatu waktu yang harus mengirim. Pada kasus yang lain, hubungan half atau full-duplex, sebuah setasiun hanya dapat mengirim jika dia tahu bahwa di sisi penerima telah siap untuk menerima.

Hubungan point-to-point.

(48)

Stasiun 1 Stasiun 2

ENQ

Establishment

Invalid or no reply

NAK ACK

frame

Data transfer

Invalid or no replay

ERP

NAK ACK

EOT Termination

Stasiun 2 Stasiun 1

Gambar 3.3 Hubungan kendali point-to-point

Beberapa ciri tambahan ditambahkan pada gambar 3.3 untuk melengkapi proses transmisi dengan kontrol kesalahan. Sebuah negative acknowledgement (nak) digunakan untuk menandakan bahwa sebuah stasiun belum siap menerima atau data diterima dalam keadaan error. Sebuah stasiun mungkin mengabaikan jawan atau menjawab dengan pesan yang cacat. Hasil dari kondisi ini ditunjukkan oleh garis kecil di dalam gambar, garis tebal menandakan keadaan komunikasi yang normal. Jika sebuah keadaan tak diinginkan terjadi, seperti sebuah nak atau invalid reply, sebuah stasiun mungkin mengulang untuk memberikan aksi terakhir atau mungkin mengadakan beberapa prosedure penemuan kembali kesalahan (erp).

Terdapat tiga phase penting dalam prosedur pengontrolan komunikasi ini:

¾ Establishement, keputusan yang menentukan stasiun yang mana harus mengirim dan stasiun yang mana harus siap-siap untuk menerima.

¾ Data Transfer, data ditransfer dalam satu atau lebih blok pengiriman.

¾ Termination pemberhentian hubungan secara logika. (hubungan transmitter-receiver).

Hubungan Multipoint

Pilihan dari disiplin saluran untuk hubungan multipoint tergantung pada penentuan ada-tidaknya stasiun primer. Ketika terdapat sebuah stasiun primer, data hanya akan ditukar antara stasiun primer dan stasiun sekunder, bukan antara sesama stasiun sekunder. Sebagian besar disiplin bersama menggunakan situasi ini, yaitu semua perbedaan dari sebuah skema dikenal sebagai poll dan select.

(49)

¾ Sellect, stasiun primer memiliki data untuk dikirim dan diberitahukan ke stasiun sekunder bahwa data sedang datang.

Gambar 3.4 menunjukkan konsep ini, dimana stasiun primer poll ke stasiun sekunder dengan mengirim sebuah pesan singkat. Pada kasus ini, stasiun sekunder tidak mengirim dan menjawab dengan beberapa pesan nak. Waktu keseluruhan untuk urutan ini ditunjukkan dengan

TN = tprop + tpoll + tproc + tnak + tprop dimana :

TN : total waktu untuk poll tanpa mengirim tprop : waktu propagasi = t1-t0 = t5-t4

tpoll : waktu untuk mengririm poll = t2-t1

tproc : waktu untuk pross poll sebelum menerima jawaban = t3-t2

tnak : waktu untuk mengririm sebuah negative acknowledgment = t4-t3

Gambar 3.4 Poll and select sequences

Gambar 3.4 juga menjelaskan kasus dari sebuah keberhasilan poll, waktu yang dibutuhkan adalah:

TP = 3tprop + tpoll + tack + tdata + 2tproc TP = TN + tprop + tdata + tproc

disini kita asumsikan waktu proses untuk menjawab beberapa pesan adalah konstan. Sebagian besar bentuk polling bersama disebut roll-call polling, yang mana stasiun primer menyeleksi masing-masing poll dari satsiun sekunder dalam sebuah urutan pra penentuan. Dalam kasus sederhana, stasiun primer poll ke tiap-tiap stasiun sekunder dalam urutan round robbin S1, S2, S3, . . . Sn, sampai semua stasiun sekunder dan mengulang urutan. Waktu yang diperlukan dapat diekspersikan sebagai:

Tc = nTN + kTD dimana

Tc : waktu untuk satu siklus polling lengkap

TN : waktu rata-rata untuk poll sebuah stasiun sekunder dari data transfer TD: waktu transfer data

(50)

k : jumlah stasiun sekundert dengan data untuk dikirim selama siklus.

Fungsi penyeleksian ditunjukkan pada gambar 3.4c Terlihat bahwa empat transmisi terpisah menerima transfer data dari stasiun primer ke stasiun sekunder. Sebuah teknik alternatif disebut fast sellect. pada kasus ini penyeleksian pesan termasuk data ditransfer (gambar 3.4d). Pertama kali mengganti dari stasiun sekunder sebuah acknowledgement yang mengindikasikan bahwa stasiun telah dipersiapkan untuk menerima dan telah menerima data dengan sukses. Pemilihan cepat adalah teristimewa cocok untuk aplikasi dimana pesan pendek sering dikirimkan dan waktu transfer untuk pesan tidak cukup lama dibanding waktu reply.

Penggunaan dari roll-call polling untuk konfigurasi lain adalah mudah dijelaskan. Pada kasus multi-multipoint (gambar 3.2c), stasiun primer dapat mengirim sebuah poll ke salah satu stasiun sekunder pada waktu yang samadia menerima sebuah pesan kontrol atau data dari yang lain. Untuk multipoint duplex stasiun primer dapat digunakan dalam komunikasi full duplex dengan beberapa stasiun sekunder.

Sebuah karakteristik dari semua saluran disiplin multipoint adalah membutuhkan pengalamatan. Dalam kasus roll call polling pengirirman dari sebuah stasiun sekunder harus diidentifikasi. Pada sebuah situasi, kedua pengirim dan penerima harus diidentifikasi. Terdapat tiga keadaan, yaitu:

¾ point-to-point : tidak memerlukan pengalamatan

¾ primary-secundary multipoint : sebuah alamat diperlukan untuk mengidentifikasi stasiun sekunder.

¾ peer multipoint : diperlukan dua alamat, untuk mengiden-tifikasi pengirim dan penerima.

3.2 Kontrol Aliran

Flow control adalah suatu teknik untuk menjamin bahwa sebuah stasiun pengirim tidak membanjiri stasiun penerima dengan data. Stasiun penerima secara khas akan menyediakan suatu buffer data dengan panjang tertentu. Ketika data diterima, dia harus mengerjakan beberapa poses sebelum dia dapat membersihkan buffer dan mempersiapkan penerimaan data berikutnya.

Bentuk sederhana dari kontrol aliran dikenal sebagai stop and wait, dia bekerja sebagai berikut. Penerima mengindikasikan bahwa dia siap untuk menerima data dengan mengirim sebual poll atau menjawab dengan select. Pengirim kemudian mengirimkan data.

(51)

Tr

(a) Error free transmission (b) Transmission with loses and error

Tr

Gambar 3.5 Diagram waktu flow control saat transmisi tanpa kesalahan (a) dan saat terjadi kehilangan paket dan terjadi kesalahan (b)

Mekanisme Flow control yang sudah umum digunakan adalah Stop and Wait dan Sliding window, berikut ini akan dijelaskan kedua mekanisme tersebut.

3.2.1 Stop and wait

Protokol ini memiliki karakteristik dimana sebuah pengirim mengirimkan sebuah frame dan kemudian menunggu acknowledgment sebelum memprosesnya lebih lanjut. Mekanisme stop and wait dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar 3.6, dimana DLC mengizinkan sebuah message untuk ditransmisikan (event 1), pengujian terhadap terjadinya error dilakukan dengan teknik seperti VCR (Vertical Redundancy Check) atau LRC (Longitudinal Redundancy Check) terjadi pada even 2 dan pada saat yang tepat sebuah ACK atau NAK dikirimkan kembali untuk ke stasiun pengirim (event 3). Tidak ada messages lain yang dapat ditransmisikan selama stasiun penerima mengirimkan kembali sebuah jawaban. Jadi istilah stop and wait diperoleh dari proses pengiriman message oleh stasiun pengirim, menghentikan transmisi berikutnya, dan menunggu jawaban.

Pendekatan stop and wait adalah sesuai untuk susunan transmisi half duplex, karena dia menyediakan untuk transmisi data dalam dua arah, tetapi hanya dalam satu arah setiap saat. Kekurangan yang terbesar adalah disaat jalur tidak jalan sebagai akibat dari stasiun yang dalam keadaan menunggu, sehingga kebanyakan DLC stop and wait

sekarang menyediakan lebih dari satu terminal yang on line. Terminal-terminal tetap beroperasi dalam susunan yang sederhana. Stasiun pertama atau host sebagai penaggung jawab untuk peletakkan message diantara terminal-terminal (biasanya melalui sebuah terminal pengontrol yang berada di depannya) dan akses pengontrolan untuk hubungan komunikasi.

Gambar

Gambar 2. Jaringan kompiuter model distributed processing.
Tabel 2. Badan pekerja di IEEE
Tabel 3. Daftar vendor terkenal chip ethernet
Gambar 4. Jaringan dengan media 10Base5.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor latar be- lakang mempunyai pengaruh terhadap sikap, norma subjektif dan percieved behavior control dengan nilai t-statis- tik sebesar

Variabel Arah Kewirausahaan, Budaya Institusi dan Kapabilitas Manajemen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja pada PT.. Variabel Arah

Namun, dalam artikel ini saya menggabungkannya menjadi satu istilah yang sama, yakni “masyarakat adat.” Alasan saya dalam melakukan hal ini antara lain adalah: Pertama,

Tabel 4.9/ Table 4.9 Tenaga Kesehatan yang Praktek Swasta Perorangan Menurut Desa/Kelurahan Tahun

Menurut Etika Pariwara Indonesia, iklan Djarum 76 versi “Jin” ini melanggar etika pariwara karena dalam Etika Pariwara Indonesia, iklan tidak boleh mempermainkan rasa

2) Proses adalah tempat dimana kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses. Pada

Perilaku hubungan antara pria dan wanita tersebut terwujud da- lam hubungan sosial yang menyebabkan munculnya norma-norma dan nilai-nilai yang akan menentukan

Adapun ciri dan syarat proyeksi tersebut sebagai berikut : PROYEKSI PROYEKSI Proyeksi Piktorial Proyeksi Piktorial (Posisi benda) (Posisi benda) Proyeksi Ortogonal Proyeksi