P U T U S A N
Nomor 19/Pdt.G/2017/PA.Kras
مﯾﺣرﻟا نﻣﺣرﻟا ﷲ مﺳﺑ
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili
perkara pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah menjatuhkan putusan
perkara cerai gugat antara :
Penggugat, tempat/tanggal lahir Karangasem, 25 April 1985, Agama Islam,
pendidikan SMA, pekerjaan marketing di perusahaan swasta,
bertempat tinggal di Lingkungan Ujung Desa Islam, Kelurahan
Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem,
sebagai Penggugat;
melawan
Tergugat, tempat/tanggal lahir Denpasar, 28 Pebruari 1981, agama Islam,
pendidikan SLTP, pekerjaan Sopir meubel, bertempat tinggal di
Jalan Merpati, Desa Tegal Kerta,Kecamatan
Denpasar Barat, Kota Denpasar, sebagai Tergugat;
Pengadilan Agama tersebut;
Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini;
Telah mendengar keterangan Penggugat dipersidangan;
Hal. 2 dari 18 hal. Put.No :19/Pdt.G/2017/PA.Kras
DUDUK PERKARA
Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 21 Agustus
2017 telah mengajukan gugatan cerai yang telah didaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Agama Karangasem dengan register nomor 19/Pdt.G/2017/PA.Kras
tanggal 21 Agustus 2017 dengan dalil-dalil sebagai berikut:
1. Bahwa pada tanggal 08 Oktober 2004, Penggugat dengan Tergugat
melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah
Kantor Urusan Agama Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar
sebagaimana Kutipan Akta Nikah Nomor 338/10/X/2004, tanggal 08
Oktober 2004;
2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah
orangtua Tergugat di Jl. Merpati, Desa Tegal Kerta,Kecamatan Denpasar
Barat, Kota Denpasar kemudian sejak tanggal 05 Pebruari 2017 Penggugat
pulang ke rumah orangtua Penggugat di Lingkungan Ujung Desa Islam,
Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem,Kabupaten Karangasem
sedangkan Tergugat tetap tinggal di Jl. Merpati, Desa Tegal Kerta,
Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar;
3. Bahwa selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat telah hidup
rukun sebagaimana layaknya suami istri dan telah dikaruniai 2 orang anak
bernama:
a. Anak, umur 12 tahun;
b. Anak, umur 5 tahun dan sekarang anak yang pertama di bawah asuhan
4. Bahwa sejak tanggal 10 Oktober 2016 ketentraman rumah tangga
Penggugat dengan Tergugat mulai tidak harmonis dengan adanya
perselisihan dan pertengkaran terus menerus yang disebabkan :
- Bahwa Tergugat memberi nafkah kepada Penggugt namun tidak
mencukupi ;
- Bahwa Tergugat sering meninggalkan sholat lima waktu, puasa;
5. Bahwa puncak keretakan rumah tangga antara Penggugat denga Tergugat
terjadi sejak tanggal 05 Pebruari 2017 disebabkan hal tersebut di atas
sehingga antara Penggugat pisah rumah Penggugat pulang ke rumah
orang tua Penggugat di Lingkungan Ujung Desa Islam, Kelurahan
Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem
sedangkan Tergugat tetap tinggal di Jl. Merpati, Desa Tegal Kerta,
Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar;
6. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga antara Penggugat dengan
Tergugat sudah tidak dapat dibina dengan baik sehingga tujuan perkawinan
untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah
sudah sulit diwujudkan lagi; dan karenanya agar masing-masing pihak tidak
melanggar norma hukum dan norma agama maka perceraian merupakan
jalan terakhir bagi Penggugat untuk menyelesaikan permasalahan
Penggugat dengan Tergugat;
7. Bahwa Penggugat dan Tergugat sering dinasehati oleh orang tua Penggugat
Hal. 4 dari 18 hal. Put.No :19/Pdt.G/2017/PA.Kras
8. Bahwa Penggugat bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, Penggugat mohon agar Ketua
Pengadilan Agama Karangasem cq. Majelis Hakim segera memeriksa dan
mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya
berbunyi:
Primer :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menjatuhkan talak satu Ba’in Sughra dari Tergugat kepada Penggugat;
3. Membebankan biaya perkara ini sesuai hukum;
Subsider :
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya;
Bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Penggugat datang
sendiri menghadap di persidangan dan Tergugat tidak datang menghadap di
persidangan dan juga tidak mewakilkan kepada orang lain sebagai kuasanya
meskipun Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut oleh Juru sita
pengganti Pengadilan Agama Karangasem dengan cara delegasi relass melalui
Juru sita pengganti Pengadilan Agama Denpasar, sedangkan tidak ternyata
bahwa ketidak hadirannya didasarkan pada suatu alasan yang sah yang
dibenarkan oleh hukum ;
Bahwa majelis hakim telah berupaya menasehati Penggugat
namun tidak berhasil, dan pula Majelis Hakim menyatakan upaya mediasi
terhadap kedua belah pihak juga tidak dapat dilaksanakan karena Tergugat
tidak pernah hadir;
Bahwa kemudian dibacakan surat gugatan Penggugat yang maksud
dan isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat dengan tambahan keterangan
secara lisan sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat diberi nafkah oleh Tergugat setiap minggu sebesar Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah) sampai dengan Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu
rupiah) namun terkadang diminta kembali oleh Tergugat, sehingga nafkah
yang diberikan oleh Tergugat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari;
2. Bahwa Tergugat tidak pernah melaksanakan sholat 5 waktu dan ketika
Penggugat mengingatkan, Tergugat selalu marah sehingga terjadi
pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat;
3. Bahwa pada tanggal 5 Pebruari 2017, Tergugat mengantar Penggugat
beserta anak yang nomor 2 pulang kerumah orangtua angkat Penggugat di
Lingkungan Ujung, Desa Islam, Kelurahan Karangasem, Kecamatan
Karangasem, Kabupaten Karangasem, dan sejak itu pula antara keduanya
pisah tempat tinggal sampai dengan sekarang;
4. Bahwa selama berpisah tempat tinggal Tergugat pernah datang 2 kali
menemui Penggugat, kurang lebih 2 bulan yang lalu Tergugat datang
bersama dengan anak yang nomor 1;
Bahwa, untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat telah
Hal. 6 dari 18 hal. Put.No :19/Pdt.G/2017/PA.Kras
A. Surat;
1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 338/10/X/2004, tanggal 8 Oktober
2004 yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Denpasar Barat, Kota
Denpasar, telah bermaterai cukup, dinazzegelen dan cocok dengan
aslinya, diberi tanda P.1;
2. Asli surat keterangan tinggal sementara atas nama Nurhaini, Nomor
47/VIII/2017, yang dikeluarkan Kelurahan Karangasem tanggal 6
Agustus 2017, telah bermaterai cukup, dinazzegelen, diberi tanda P.2;
B. Saksi;
1. Saksi 1, umur 57, agama Islam, pekerjaan buruh harian lepas,
pendidikan SD, bertempat tinggal di Jalan Lingkungan Ujung, Desa
Islam, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangasem, dibawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada
pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat karena Penggugat
anak angkat dari saksi;
- Bahwa saksi hadir pada saat Penggugat dan Tergugat menikah di
Denpasar namun saksi lupa tanggalnya;
- Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal berumah
tangga di rumah orangtua Tergugat di Kota Denpasar;
- Bahwa selama masa pernikahan Penggugat dan Tergugat telah
dikaruniai 2 orang anak yang sekarang anak pertama diasuh oleh
- Bahwa saksi sering berkunjung ketempat kediaman Penggugat dan
Tergugat di Denpasar;
- Bahwa kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat rukun dan
harmonis, saksi juga tidak pernah melihat atau mendengar
Penggugat dan Tergugat berselisih dan bertengkar ketika saksi
berkunjung kerumah Penggugat dan Tergugat di Denpasar;
- Bahwa kemudian pada bulan Pebruari 2017 tiba-tiba Tergugat
bersama Penggugat dan anak yang nomor 2 datang kerumah saksi
dengan maksud Tergugat ingin mengembalikan Penggugat kepada
saksi dan sejak itupula keduanya pisah tempat tinggal sampai
dengan sekarang keduanya tidak berkumpul kembali;
- Bahwa menurut cerita Penggugat rumah tangga Penggugat dan
Tergugat tidak harmonis karena sering berselisih dan bertengkar;
- Bahwa perselisihan dan pertengkan antara Penggugat dan Tergugat
disebabkan karena Tergugat tidak pernah melaksanakan sholat 5
waktu, Tergugat juga tidak dapat memberikan nafkah yang cukup
kepada Penggugat, dalam seminggu Tergugat hanya memberikan
uang belanja sejumlah Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah);
- Bahwa selama berpisah Tergugat sering datang mengunjungi anak
Penggugat dan Tergugat dan memberikan uang sebesar Rp.
20.000,- (dua puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp. 30.000,- (tiga
Hal. 8 dari 18 hal. Put.No :19/Pdt.G/2017/PA.Kras
- Bahwa untuk memenuhi kebutuhan Penggugat beserta anaknya,
Penggugat bekerja di perusahaan yang bergerak dalam bidang
kesehatan (fisioterapi);
- Bahwa saksi sudah menasehati Penggugat dan Tergugat untuk
kembali rukun namun tidak berhasil;
2. Saksi 2, umur 65 tahun, agama Islam, pekerjaan jualan sayur,
pendidikan SD, tempat tinggal di Jalan Lingkungan Ujung, Desa Islam,
Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangasem, dibawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada
pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat karena saksi
ibu kandung Penggugat;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat merupakan pasangan suami isteri
yang menikah di Denpasar;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat tinggal dan berumah tangga di
rumah orangtua Tergugat di Kota Denpasar;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 orang anak, anak
pertama diasuh oleh Tergugat sedangkan anak yang kedua dalam
asuhan Penggugat;
- Bahwa saksi sering berkunjung ketempat kediaman Penggugat dan
Tergugat di Denpasar;
- Bahwa pada saat saksi berkunjung ketempat kediaman Penggugat
dan Tergugat di Denpasar saksi tidak pernah melihat atau
- Bahwa sejak 8 bulan yang lalu Penggugat dan Tergugat pisah
tempat tinggal, Tergugat mengembalikan Penggugat kepada ibu
angkat Penggugat yang bernama Ismiyati di Karangasem sedangkan
Tergugat tetap tinggal dirumah orangtuanya di Denpasar;
- Bahwa saksi mengetahui dari cerita Penggugat penyebab Penggugat
dan Tergugat pisah tempat tinggal karena Tergugat tidak pernah
melaksanakan sholat 5 waktu, Tergugat juga tidak dapat
memberikan nafkah yang cukup;
- Bahwa selama berpisah Tergugat sering datang mengunjungi anak
Penggugat dan Tergugat , Tergugat juga memberikan uang jajan
kepada anaknya kurang lebih sebesar Rp. 20.000,- (dua puluh ribu
rupiah);
- Bahwa Penggugat bekerja di perusahaan yang bergerak dalam
bidang kesehatan (fisioterapi) untuk memenuhi kebutuhan
Penggugat dan anaknya;
- Bahwa saksi sudah menasehati Penggugat dan Tergugat untuk
kembali rukun namun tidak berhasil;
Bahwa terhadap keterangan para saksi tersebut di atas, Penggugat
menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya;
Bahwa, Penggugat telah menyampaikan kesimpulannya secara lisan
bahwa Penggugat tetap pada pendiriannya untuk bercerai serta mohon
Hal. 10 dari 18 hal. Put.No :19/Pdt.G/2017/PA.Kras
Bahwa, untuk mempersingkat uraian putusan ini, ditunjuk hal-hal
sebagaimana termuat dalam berita acara sidang sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari putusan ini;
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat
sebagaimana telah diuraikan di atas;
Menimbang, bahwa perkara ini mengenai gugatan cerai yang diajukan
oleh pihak yang beragama islam dan atau peristiwa hubungan hukum
perkawinan yang dilakukan para pihak beragama islam, oleh karenanya
berdasarkan Pasal 49 (a) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang
Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun
2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009,
maka perkara aquo merupakan kewenangan absolute Peradilan Agama;
Menimbang Majelis Hakim telah berupaya menasehati Penggugat agar
Penggugat kembali hidup rukun dengan Tergugat namun tidak berhasil, upaya
damai mana telah dilaksanakan secara maksimal oleh Majelis Hakim sesuai
dengan ketentuan Pasal 82 Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang
Peradilan Agama sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun
2006 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 jo
pasal 31 Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 jo. Pasal 143 ayat (1)
Kompilasi Hukum Islam di Indonesia;
Menimbang, bahwa Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut
akan tetapi Tergugat tidak datang menghadap di persidangan dan tidak terbukti
Hakim menyatakan bahwa Tergugat yang telah dipanggil secara sah dan patut
untuk datang menghadap di persidangan tidak hadir, maka putusan atas
perkara ini dapat dijatuhkan secara verstek yaitu tanpa hadirnya Tergugat (vide
pasal 149 ayat 1R.Bg.);
Menimbang, bahwa mengenai kewajiban adanya mediasi sebagaimana
dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur
Mediasi di Pengadilan, Pasal 17 ayat (1) dari PERMA tersebut menentukan
kehadiran kedua belah pihak sebagai syarat formal untuk dapat
dilaksanakannya mediasi, oleh karena Tergugat tidak pernah hadir
dipersidangan maka upaya mediasi tidak dapat dilaksanakan;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 149 ayat (1) R.Bg
yaitu putusan yang dijatuhkan tanpa hadirnya Tergugat dapat dikabulkan
sepanjang berdasarkan hukum dan beralasan, oleh karenanya Majelis Hakim
tetap memerintahkan wajib bukti kepada Penggugat;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memerintahkan kepada
Penggugat untuk membuktikan dalil gugatannya, untuk itu Penggugat telah
mengajukan bukti tertulis dan dua orang saksi;
Menimbang, bahwa bukti P.1 (fotokopi kutipan akta nikah) yang
menjelaskan mengenai Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan
perkawinan pada tanggal 8 Oktober 2004 tercatat di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Majelis Hakim menilai sebagai
akta autentik karena dibuat oleh pejabat umum yang berwenang sebagaimana
Hal. 12 dari 18 hal. Put.No :19/Pdt.G/2017/PA.Kras
sebagai alat bukti serta mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan
mengikat;
Menimbang, bahwa dari bukti P.2 diketahui bahwa Penggugat tercatat
sebagai penduduk Kabupaten Karangasem yang merupakan wilayah Yuridiksi
Pengadilan Agama Karangasem sesuai ketentuan Pasal 73 ayat 1
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah
dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan terakhir diubah dengan
Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009;
Menimbang, bahwa saksi Penggugat, sudah dewasa dan sudah
disumpah, sehingga memenuhi syarat formal sebagaimana diatur dalam Pasal
172 ayat 1 angka 4 dan 5 R.Bg;
Menimbang, bahwa berkaitan alasan perceraian yang diajukan oleh
Penggugat dalam gugatannya mengenai adanya perselisihan dan pertengkaran
yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat, maka berdasarkan ketentuan
Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 134
Kompilasi Hukum Islam bahwa Majelis Hakim juga harus mendengar
keterangan saksi-saksi yang berasal dari keluarga atau orang dekat kedua
pihak tersebut;
Menimbang, bahwa keterangan saksi 1 dan saksi 2 yaitu mengenai
pisah rumah antara Penggugat dan Tergugat sejak bulan Pebruari 2017 sampai
sekarang merupakan fakta yang dilihat sendiri dan relevan dengan dalil angka 5
tersebut telah memenuhi syarat materiil sebagaimana telah diatur dalam Pasal
308 R.Bg. sehingga keterangan saksi tersebut memiliki kekuatan pembuktian
dan dapat diterima sebagai alat bukti;
Menimbang, bahwa keterangan saksi 1 dan saksi 2 mengenai
kejadian-kejadian dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat tersebut bersesuaian
dan cocok antara satu dengan yang lain oleh karena itu keterangan dua orang
saksi tersebut memenuhi Pasal 308 dan Pasal 309 R.Bg.;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 dan P.2, dan keterangan
para saksi, terbukti fakta kejadian sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat dengan Tergugat merupakan pasangan suami isteri yang
menikah pada tanggal 8 Oktober 2004;
2. Bahwa sejak bulan Pebruari 2017 antara Penggugat dan Tergugat telah
pisah rumah sampai dengan sekarang;
3. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah diupayakan damai namun tidak
berhasil;
Menimbang, bahwa meskipun saksi-saksi tidak ada yang mendengar
dan melihat pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat, namun Majelis
Hakim berpendapat bahwa pertengkaran dan perselisihan tidak selalu
berbentuk pertengkaran fisik, perbuatan adu otot atau perilaku aneh dalam
keluarga serta perselisihan dan pertengkaran suami isteri tidak selalu diketahui
orang lain, bahkan seringkali orang tidak mengetahui sama sekali adanya
pertengkaran suami isteri yang terjadi di sebelah rumahnya bahkan dalam satu
rumah, dan seringkali orang hanya mengetahui perpisahan tempat tinggal
Hal. 14 dari 18 hal. Put.No :19/Pdt.G/2017/PA.Kras
sudah merupakan petunjuk adanya pertengkaran dan perselisihan terus
menerus, sehingga keterangan para saksi yang mengetahui perpisahan tempat
tinggal dan tidak saling memperdulikan antara Penggugat dan Tergugat sudah
cukup menjadi bukti bahwa antara Penggugat dan Tergugat terjadi perselisihan
dan pertengkaran terus menerus, sebagaimana kaidah hukum yang terdapat di
dalam Yurisprudensi MARI Nomor : 1354 K/Pdt/2000, tanggal 08 September
2003;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas dapat
disimpulkan fakta hukum sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami istri yang sah;
2. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan
pertengkaran secara terus menerus;
3. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah diupayakan damai namun
tidak berhasil;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas Majelis
Hakim berpendapat telah terbukti rumah tangga Penggugat dan Tergugat
pecah, tidak ada lagi rasa saling mencintai, hak dan kewajiban masing-masing
telah terabaikan, oleh karena itu terlepas dari siapa yang salah dan siapa yang
benar yang menjadi penyebab keduanya bertengkar dan berselisih majelis
hakim berkesimpulan tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga yang yang
sakinah, mawaddah dan rohmah sebagaimana dimaksud Pasal 1
Hukum Islam di Indonesia 1991 serta maksud dalam surat ar-Rum ayat 21
sangat sulit diwujudkan;
Menimbang, bahwa rumah tangga mereka sudah sampai pada puncak
kritis, sehingga apabila perkawinan dipaksakan untuk diteruskan justru akan
berdampak negatif bagi keduanya dan membawa mafsadah yang lebih besar
dari pada maslahatnya, oleh karena itu menyelamatkan mereka dari keadaan
tersebut melalui perceraian merupakan tindakan yang lebih baik dan maslahat
bagi keduanya daripada tetap mempertahankan perkawinan, sesuai Hadits
Nabi SAW riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah dalam Kitab Jami’
Al-Shaghir Juz II halaman 203 yang berbunyi:
ﺮ ﺮ ﺿ ﻻ
ﺮ ا ﺮ ﺿ ﻻ ﻮ
Artinya: Tidak boleh berbuat madlorot dan tidak boleh pula memadlorotkan;
dan sesuai pula dengan qaidah fiqhiyyah dalam kitab al-Asybah wa an-Nadhoir
halaman 62 yang selanjutnya diambil alih sebagai pendapat Majelis Hakim
sebagai berikut:
ﺢ ﻟ ﺎ ﺻ ﻣ ﻟ ا ب ﻠ ﺟ ﻰ ﻠ ﻋ م د ﻘ ﻣ د ﺳ ﺎ ﻔ ﻣ ﻟ ا ء ر د
Artinya: Menolak kemafsadatan harus didahulukan dari pada menarik
kemaslahatan;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa gugatan Penggugat
beralasan hukum dan sesuai pula dengan ketentuan Pasal 19 huruf (f)
Hal. 16 dari 18 hal. Put.No :19/Pdt.G/2017/PA.Kras
Hukum Islam, maka gugatan Penggugat yang pada petitumnya mohon
dikabulkan sebagaimana petitum angka 1 dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa talak yang akan dijatuhkan dalam perkara ini
adalah talak yang dijatuhkan Pengadilan Agama yang merupakan salah satu
macam dari talak ba’in shughra sebagaimana ketentuan Pasal 119 ayat (2)
huruf c Kompilasi Hukum Islam, maka perkara ini akan diputus dengan talak
satu ba’in shughra;
Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 84 Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan
Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka secara exofficio Majelis Hakim
memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk menyampaikan
satu helai salinan putusan perkara ini yang telah berkekuatan hukum tetap
kepada Pegawai Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat perkawinan
Penggugat dan Tergugat dilangsungkan dan kepada Pegawai Pencatat Nikah
yang mewilayahi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan petitum Penggugat nomor 3 maka
berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang
Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2006 dan dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya
perkara ini harus dibebankan kepada Penggugat;
Memperhatikan segala peraturan dan perundang-undangan yang
MENGADILI
1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk
menghadap sidang tidak hadir;
2. Mengabulkan gugatan Penggugat secara verstek;
3. Menjatuhkan talak satu ba’in shugra Tergugat (Tergugat) terhadap
Penggugat (Penggugat);
4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk
mengirimkan salinan putusan perkara ini yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama
Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, dan Pegawai Pencatat Nikah
Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem
untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;
5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp. 472.500,- (empat ratus tujuh puluh dua ribu lima ratus rupiah);
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
yang dilangsungkan pada hari Rabu tanggal 4 Oktober 2017 Masehi bertepatan
dengan tanggal 13 Muharram 1439 Hijriyah, oleh kami AHMAD RIFA’I, S.Ag.,
M.H.I., sebagai Ketua Majelis, ABDURRAHMAN, S.Ag. dan NURUL LAILY,
S.Ag., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis
tersebut dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh
IRWAN ROSYADI S.H.I., sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh
Hal. 18 dari 18 hal. Put.No :19/Pdt.G/2017/PA.Kras
Hakim Anggota, Ketua Majelis,
ABDURRAHMAN, S.Ag. AHMAD RIFA’I, S.Ag., M.H.I.
Hakim Anggota,
NURUL LAILY, S.Ag.
Panitera Pengganti,
IRWAN ROSYADI, S.H.I.
Perincian Biaya Perkara :
1. Biaya Pendaftaran : Rp.
30.000,-2. Biaya Proses : Rp.
50.000,-3. Biaya Panggilan : Rp.
381.500,-4. Redaksi : Rp.
5.000,-5. Meterai : Rp.