• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Impor Beras Dengan Harga Beras Dan Produksi Beras Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan Impor Beras Dengan Harga Beras Dan Produksi Beras Sumatera Utara"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Tinjauan Pustaka

Harga suatu barang ekspor dan impor merupakan variabel penting dalam

merncanakan suatu perdagangan internasional. Harga barang ekspor berhadapan

dengan persaingan, berapa besarnya harga barang diluar negeri. Harga ditentukan

dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003)

Perbedaan relatif harga-harga atas berbagai komoditi antara dua negara

pada dasarnya mencerminkan keunggulan komparatif bagi masing-masing yang

menjadi pijakan setiap negara dalam melangsungkan hubungan dagang yang

saling menguntungkan. Negara yang harga relatifnya atas suatu komoditi lebih

rendah bisa diakatakan memiliki keunggulan komparatif (Salvatore, 1997)

Sisi permintaan daari setiap pasar ditentukan oleh selera dan pendapatan

para konsumen. Kendala selera dan pendapatan ini menentukan bagaimana

kuantitas barang yang diminta akan bereaksi terhadap perubahan harga

(Kindleberger, 1995)

Pada prinsipnya, impor suatu produk terjadi karena tiga alasan. Pertama,

produksi dalam negeri terbatas, sedangkan permintaan domestik tinggi (kelebihan

permintaan di pasar domestik). Jadi impor hanya sebagai pelengkap. Keterbatasan

produksi dalam negeri tersebut bisa karena dua hal, yakni (a) kapasitas produksi

memang terbatas (titik optimum dalam skala ekonomis sudah tercapai), misalnya

(2)

kecil atau (b) pemakaian kapasitas terpasang masih dibawah 100% karena

berbagai penyebab, bisa karena keterbatasan dana atau kurangnya tenaga kerja.

Kedua, impor lebih murah dibandingkan dengan harga dari produk sendiri, yang

dikarenakan berbagai faktor, seperti ekonomi biaya tinggi atau tingkat efisiensi

yang rendah dalam produksi dalam negeri, atau kualitas produk impor lebih baik

dengan harga yang relatif sama. Ketiga, dilihat dari sisi neraca perdagangan (atau

neraca pembayaran), impor lebih menguntungkan karena produksi dalam negeri

bisa untuk ekspor dengan asumís harga ekspor di pasar luar negri lebih tinggi

daripada harga impor yang harus dibayar (anonimousc,2011).

Realisasi impor juga ditentukan oleh kemampuan masyarakat suatu negara

untuk membeli barang-barang buatan luar negeri, yang berarti besarnya impor

tergantung dari tingkat pendapatan nasional negara tesebut. Makin tinggi tingkat

pendapatan, serta makin rendah kemampuan negara dalam menghasilkan

barang-barang tersebut, maka impor makin tinggi dan makin banyak terdapat

“kebocoran” dalam pendapat nasional (Deliarnov, 2005).

Nilai tukar Rupiah atau disebut juga kurs Rupiah adalah perbandingan

nilai atau harga mata uang Rupiah dengan mata uang lain. Perdagangan

antarnegara di mana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri

mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata

uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs (Salvatore, 1997).

Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang

akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. Jika kurs

(3)

nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan menyebabkan

ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing

mempunyai hubungan yang searahdengan volume ekspor. Apabila nilai kurs

dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat (Sukirno, 2002).

Kenaikan harga-harga menyebabkan barang-barang yang diproduksikan di

negara itu tidak dapat bersaing dengan barang yang sama di pasaran luar negeri.

Oleh sebab itu ekspor negara tersebut akan turun dan tidak berkembang.

Sebaliknya kenaikan harga-harga dalam negeri menyebabkan barang-barang dari

negara lain menjadi relatif lebih murah dan ini akan mempercepat pertambahan

impor. Inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor, maka selanjutnya inflasi

akan menyebabkan impor menjadi lebih besar dari ekspor. Apabila cadangan

devisa negara itu cukup besar, kelebihan impor ini dapat dibayar dari cadangan

itu. Tetapi apabilaTindakan ini akan menimbulkan kenaikan harga-harga lebih

lanjut. Jadi inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor dan berpengaruh

positif terhadap nilai impor.

Tingkat inflasi yang terjadi di dalam suatu negara akan sangat

mempengaruhi impor negara tersebut. Apabila barang-barang dari luar negeri

mutunya lebih baik, dan harganya lebih murah daripada barang-barang yang sama

dihasilkan di dalam negeri, maka akan terdapat kecenderungan bahwa negara

(4)

Penelitian Terdahulu

Azziz (2006) yang melakukan penelitian tentang “ Analisis Impor Beras

Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Beras Dalam Negeri. Penelitian tersebut

bertujuan menganalisis pengaruh impor terhadap harga beras dalam negeri dan

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga beras dalam negeri. Azziz

mengemukakan bahwa impor beras secara nyata mempengaruhi harga beras

dalam negeri dengan tingkat kepercayaan 85 dan berpengaruh negatif; dimana

ketika impor beras meningkat maka harga beras dalam negeri akan menurun.

Impor beras juga secara signifikan dipengaruhi oleh produksi beras dengan taraf

nyata 15%. Dan menunjukkan hubungan yang negatif.

Marisa S (2004), berjudul “Analisis Pengaruh Impor Beras Terhadap Pasar

Beras Domestik Di Indonesia Periode 1991-2001” Dengan mengunakan sampel

10 tahun (1991-2001) variabel yang digunakan adalah tingkat harga dan volume

impor beras dengan mengunakan model regresi linear sederhana, maka impor

beras mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga beras artinya setiap ada

penambahan volume impor maka akan menaikkan harga beras,dimana dengan

menggunakan uji t-tabel variabel impor beras signifikan mempengaruhi harga

beras dengan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa tarif atau bea

masuk impor dikenakan terhadap beras impor cukup efektif. Dengan asumsi tidak

ada beras ilegal atau tidak ada beras impor masuk tanpa dikenakan bea masuk

(5)

Landasan Teori

Teori Perdagangan Internasional

Dalam perekonomian terbuka, terdapat terdapat dua tingkat harga umum

yaitu harga umum yang berlaku didalam negeri dan tingkat harga yang berlaku

diluar negeri. Pengaruh dari adanya harga luar negeri ini terhadap proses ekonomi

makro khususnya terletak pada timbulnya kemungkinan bagi pelaku-pelaku

ekonomi untuk memilih apakah mereka akan membeli atau menjual dipasar luar

negeri atau pasar dalam negeri. Keputusan semacam ini jelas mempunyai

pengaruh yang penting terhadap posisi keseimbangan pasar barang dalam negeri

dan pasar uang dalam negeri. Secara umum bisa dikatakan bahwa bila harga

dipasar dalam negeri meningkat lebih cepat daripada harga diluar negeri, maka

pembeli dalam negeri akan cenderung untuk membeli dari pasar luar negeri ( jadi

impor cenderumg meningkat) sedangkan para penjual dalam negeri akan

cenderung untuk menjual barangnya dipasar dalam negeri yang menyebabkan

ekspor ke luar negeri berkurang ( Boediono, 2001).

Perdagangan internasional merupkan hubungan pertukaran komoditas antar

negara. Teori Heckser-Ohlin terjadi perdagangan internasional dikarena adanya

perbedaan kepemilikan faktor–faktor produksi dalam tiap negara. Mengenai

perdagangan internasional dirumuskan berdasar konsep keunggulan Komparatif yang

bersumber dari perbedaan dalam kepemilikan faktor produksi. Dalam terori ini bahwa

negara dicirikan oleh bawaan faktor yang berbeda sedang Fungsi produksi disemua

negara sama. Dengan mengunakan asumsi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa

dengan fungsi produksi yang sama dan bawaan faktor yang berbeda antar negara.

Suatu negara cenderung untuk mengekspor komoditas yang relatif intensif dalam

(6)

P3

negara tersebut akan mengimpor komoditas yang produktifnya memerlukan

umberdaya yang relatif langka dan mahal (Salvatore, 1997).

Mekanisme perdagangan internasional dapat dilihat pada Gambar 1.

Negara Eksportir Pasar Internasional Negara Importir

O O O

Gambar 1. Efek Impor tehadap Produksi, Konsumsi dan Harga

Pada Gambar 2 diatas memperlihatkan adanya dampak perdagangan internasional

terhadap produksi, konsumsi dan harga barang X. Apabila perdagangan tidak

dibuka, pasar barang X dinegara eksportir dan importir akan berlangsung pada

tingkat harga yang berbeda. Pada negara importir harga barang X akan berada di

titik A* pada tingkat harga P3.Sedangkan pada negara eksportir tanpa adanya

perdagangan harga barang X akan lebih rendah yaitu dititik A pada tingkat harga

P1. Dengan dibukanya perdagangan antara negara ekportir dan importir pada

pasar internasional pada tingkat harga P2, maka suatu negara akan

menyeimbangkan permintaan dan penawaran didalam negaranya masing-masing.

Hal ini akan membuka kesempatan bagi penjual dinegara ekportir dan pembeli

dinegara importir. Negara importir akan memutuskan untuk membeli barang X

(7)

sebesar B*E*. Sedangkan negara eksportir akan menyadari bahwa mereka tidak

perlu menetapkan harga yang lebih rendah (P1) apabila mereka dapat menjual

barangnya dipasar internasional dengan harga yang lebih tinggi (P2) sebesar BE.

Setelah hubungan perdagangan berlangsung di antara kedua negara tersebut,

hanya ada satu nisbah (rasio) harga dimana permintaan dunia dan penawaran

dunia berada dalam keseimbangan. Kelebihan permintaan dari penawaran

dinegara importir sebanding dengan kelebihan penawaran diatas permintaan

negara ekportir hanya pada satu tingkat harga yaitu P2 ( Kindleberger, 1995).

Adanya unsur keterbatasan atau perbedaan ketersediaan sumber daya yang

dimiliki setiap negara, merupakan faktor utama dari munculnya spesialisasi.

prinsip ini merupakan dasar berkembangnya ekonomi perdagangan dan keuangan

internasional. Kondisi tersebut menggiring setiap negara melakukan ekspor dan

impor. Ekspor adalah suatu kegiatan ekonomi menjual produk dalam negeri ke

pasar luar negeri. Impor adalah suatu kegiatan membeli produk luar negeri untuk

keperluan atau dipasarkan dalam negeri. Ekspor dan impor sangat penting untuk

membentuk dan mengendalikan neraca perdagangan disuatu negara. Impor harus

dibiayai dengan nilai yang sama dari ekspor untuk mempertahankan ekuilibrium

neraca perdagangan. Oleh karena itu negara harus melakukan ekpor untuk

membiayai impor yang dibayarkan dengan mata uang asing (Murni, 2006).

Dalam ekonomi terbuka terdapat kegiatan ekspor dan impor. Secara fisik,

ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang yang

diproduksi didalam negeri dan diluar negeri. Pengiriman ini akan menimbulkan

aliran pendapatan yang masuk kesektor perusahaan. Dengan demikian permintaan

(8)

meningkatkan pendapatan nasional. Sebaliknya impor adalah kegiatan membeli

barang dari luar negeri dan akan menimbulkan aliran pembayaran keluar negeri.

Aliran keluar negeri akan menurunkan pendapatan nasional. Hal ini menunjukkan

bahwa pengaruh ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan nasional

tergantung kepada besarnya ekspor dikurangi impor.

Fungsi impor sangat dipengaruhi oleh oleh besarnya pendapatan nasional.

Semakin tinggi pendapatan nasional maka semakin tinggi pula impor. Besarnya

impor suatu negara selain dipengaruhi pendapatan nasional, juga dipengaruhi oleh

faktor lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya impor

diantaranya :

1.Kecenderungan mengimpor

Kecenderungan mengimpor dipengaruhi oleh preferensi masyarakat akan

barang-barang impor.

2.Pengaruh inflasi dalam negeri

Pada tingkat pendapatan nasional tetap, nilai impor akan meningkat jika

terjadi inflaasi didalam negeri. Inflasi menyebabkan barang produksi dalam

negeri menjadi lebih mahal relatif dibandingkan dengan barang luar negeri.

3. Kemampuan suatu negara menghasilkan barang yang lebih baik

Fungsi impor juga mengalami perubahan jika terjadi perubahan teknologi

produksi maupun perubahan kemampuan menghasilkan barang dan jasa

yang lebih baik.

( Supriana T, 2008)

Menurut Gilarso (1992) Besarnya kecilnya impor terutama dipengaruhi

(9)

pendapatan nasional dan produksi mengalami kemajuan, maka impor pasti akan

naik pula, baik barang-barang konsumsi maupun barang-barang produksi dan

bahan-bahan baku.

Perdagangan luar negeri timbul karena pada hakikatnya tidak ada suatu

negara di dunia ini yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan seluruh penduduknya. Walaupun ada yang dapat

menghasilkan berbagai kebutuhan penduduknya, akan tetapi tidak akan dapat

mencukupi. Sehingga dalam banyak hal kegiatan mengimpor barang-barang lebih

murah daripada menghasilkanya sendiri didalam negeri. Hal ini yang

menyebabkan impor suatu barang dilakukan oleh suatu negara (Deliarnov, 2005).

Kegiatan ekspor-impor yang dilakukan suatu negara dengan negara lain

dalam perdagangan internasional akan memberikan manfaat bagi suatu negara.

kelangsungan ekspor dilatarbelakangi oleh excess supply oleh satu pihak dan

excess demand dipihak lain. Konsep excess supply terjadi disebabkan

kecenderungan tingkat harga suatu barang mengalami kenaikan diatas harga

keseimbangan yang berlaku dipasar, baik pasar domestik maupun internasional .

Sedangkan excess demand justru sebaliknya yaitu kecenderungan tingkat harga

dibawah harga keseimbangan. Besarnya ekspor suatu negara bergantung terhadap

permintaan impor negara lain sehingga mencapai keseimbangan perdagangan

internasional yang disebut balanced of international trade. (Nasution, 2008 ).

Untuk melindungi produsen lokal dari persaingan internasional ada dua

bentuk utama kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yaitu kebijakan

hambatan tarif dan hambatan non taarif. Kebijakan tarif dirancang untuk

(10)

merupakan alat yang dirancang untuk mengurangi arus dari barang impor

(Lipsey, et al,1990). Hanya hambatan tarif yang dapat diterapkan untuk produsen

lokal, non tarif tidak diperkenankan lagi oleh WTO. Tarif juga dapat diterapkan

dalam dua bentuk yaitu tarif spesifik yang dikenakan dengan jumlah uang tertentu

untuk tiap satuan unit produk dan tarif ad valorem yang dikenakan sebagai

persentase tertentu dari harga produk.

Kuota impor yaitu suatu pembatasan terhadap jumlah impor yang di

izinkan oleh suatu negara stiap tahunya. Kuota impor dilakukan dengan cara

memberikan lisensi impor yang sah dan terbatas serta melarang impor tanpa

lisensi. Sepanjang jumlah impor yang diizinkan lebih sedikit dibandingkan dengan

jumlah yang ingin diimpor apabila tanpa kuota, maka izin impor tersebut bukan

hanya mempunyai efek mengurangi jumlah yang dimpor tapi juga menaikkan

harga barang-barang didaalam negeri diatas harga dunia pada tingkat mana para

pemegang lisensi membeli barang luar negeri (Kindleberger. 1995)

Teori Permintaan Dan Penawaran Permintaan

Permintaan merupakan jumlah barang dan jasa yang bersedia dibeli pada

tingkat harga tertentu untuk memperoleh barang dan jasa yang dimintanya.

Permintaan pasar atau permintaan atas suatu komoditi menunjukkan jumlah dari

komoditi yang diminta per periode waktu pada berbagai harga alternatif oleh

(11)

Faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu :

- Harga Barang dan Jasa itu sendiri

Keadaan harga suatu barang mempengaruhi jumlah permintaan

terhadap barang tersebut. Bila harga naik maka permintaan akan barang

tersebut akan turun dan sebaliknya.

- Harga barang lain

Terjadinya perubahan harga pada suatu barang akan berpengaruh

padapermintaan barang lain. Keadaan ini bisa terjadi bila kedua barang

tersebut mempunyai hubungan, apakah saling menggantikan (substitusi)

atau saling melengkapi (komplemen)

- Selera

Selera merupakan variabel yang mempengaruhi besar-kecilnya

permintaan. Selera dan pilihan konsumen terhadap suatu barang bukan

saja dipengaruhi oleh struktur umur konsumen, tetapi juga karena faktor

adat dan kebiasaan setempat, tingkat pendidikan, atau lainnya.

- Jumlah penduduk

Semakin banyak jumlah penduduk makin besar pula barang yang

dikonsumsi dan semakin besar/naik juga jumlah permintaan akan barang

tersebut.

- Tingkat pendapatan

Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang

yang dikonsumsi. Secara teoritis, peningkatan pendapatan akan

meningkatkan konsumsi.

(12)

Penawaran

Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada

suatu pasar tertentu, pada periode waktu tertentu dan pada tingkat harga tertentu.

Sebagaimana juga halnya dengan permintaan, maka teori tentang penawaran juga

dikenal apa yang dinamakan jumlah barang yang ditawarkan dan penawaran.

Lebih khusus yang dimaksud dengan peawaran yaitu gabungan seluruh jumlah

barang yang ditawarkan oleh penjual pada pasar tertentu, periode tertentu dan

pada berbagai macam tingkat harga tertentu ( Putong, I. 2005)

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produsen menawarkan

produknya pada suatu pasar tertentu diantaranya adalah :

1. Harga barang itu sendiri

2. Harga barang-barang lain/ harga bahan baku

3. Kebijakan pemerintah

4. Anggaran/ dana/ budget

5. Daya konsumsi masyarakat

6. Ongkos dan biaya produksi

7. Tujuan produksi dari perusahaan

8. Teknologi yang digunakan.

Apabila faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran diatas dianggap

tetap selain harga barang itu sesndiri (harga barang subtitusi, ongkos dan biaya

produksi, tujuan perusahaan dan lainnya dianggap tidak berubah) maka

penawaran hanya ditentukan oleh harga, artinya besar kecilnya perubahan

penawaran dideterminasi / ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga

(13)

Keseimbangan Tingkat Harga , Kelebihan Permintaan dan Penawaran

Dalam teori permintaan dan penawaran secara singkat jika terjadi

kelebihan penawaran jika dibandingkan dengan jumlah permintaan maka tingkat

harganya akan mengalami penurunan. Sebaliknya jika terjadi kelebihan

permintaan dibandingkan dengan jumlah penawarannya maka tingkat harga akan

naik.

Tingkat harga ekuilibrium/ keseimbangan adalah tingkat harga yang

seimbang dimana jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang

ditawarkan. Jika terjadi kelebihan jumlah permintaan atau kelebihan jumlah

penawaran dipasar, maka pasar itu mengalami kondisi disekuilibrium, dan harga

pasar akan terus berubah ( Sanusi, B. 2003).

Kerangka Pemikiran

Beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat indonesia. Beras

menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh setiap

manusia untuk kelangsungan hidupnya.

Kegiatan impor yang dilakukan oleh pemerintah berhubungan dengan

tingkat produksi beras di Sumatera Utara, impor dilakukan pemerintah Sumatera

Utara karena tingkat produksi beras yang mengalami penurunan akibat terjadinya

penurunan luas areal penanaman padi di Sumatera utara yang disebabkan oleh

pembangunan pabrik dan perumahan serta alih fungsi lahan sawah menjadi lahan

perkebunan yang dianggap lebih menguntungkan. Terjadinya penurunan tingkat

produksi menyebabkan berkurangnya persediaan beras di Sumatera Utara

(14)

masyarakat di Sumatera Utara akibat pertambahan jumlah penduduk dan

peningkatan konsumsi perkapita akibat peningkatan pendapatan. Oleh karena itu

kebutuhan akan beras harus menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan oleh

pemerintah

Kegiatan Impor beras yang dilakukan pemerintah selain berhubungan

dengan produksi beras juga berhubungan dengan harga beras domestik Sumatera

Utara, dimana pemerintah melakukan impor karena harga beras domestik

Sumatera Utara yang terlalu tinggi, dan impor dianggap lebih menguntungkan

karena harga beras internasional jauh lebih murah dibandingkan dengan harga

beras yang berlaku dipasar domestik, selain itu impor beras dilakukan untuk

menjaga stok/ persediaan beras untuk mencukupi kebutuhan masyarakat dalam

jangka waktu yang panjang.

Untuk mengetahui hubungan impor beras terhadap harga beras domestik maka

digunakan salah satu pendekatan ekonometrika. Salah satu pendekatan yang

(15)

Impor Beras

Produksi Dalam Negeri

Harga Beras internasional Harga beras

domestik

Luas Lahan Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan:

: Berhubungan

Hipotesis penelitian

Berdasarkan uraian pada landasan teori dan kerangka pemikiran, maka

hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan Luas Lahan dengan Produksi beras di Sumatera Utara.

2. Ada hubungan Impor Beras dengan harga beras domestik

3. Ada hubungan Harga beras internasional dengan harga beras domestik.

Gambar

Gambar 1. Efek Impor tehadap Produksi, Konsumsi dan Harga
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara dengan DP. Pasien Skizofrenia Panti Rehabilitasi Cacat Mental dan Sakit Jiwa Nurussalam Sayung Demak.. Perempuan berusia paruh baya ini diantarkan oleh

Data Penelitian Prasangka Mahasiswa Jawa terhadap Etnis

Tujuan perencanaan ini adalah untuk mengetahui Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP) yang paling mungkin dengan harga satuan yang bervariasi pada Proyek Konstruksi dengan

Penetasan dengan mesin tetas juga dapat meningkatkan skala produksi dan daya tetas telur karena aspek lingkungan yang dibutuhkan dalam proses penetasan seperti

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih karuniaNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

1) Untuk pendaftaran peralihan hak karena pewarisan mengenai bidang tanah yang sudah didaftar dan hak milik atas satuan rumah susun sebagai yang diwajibkan

Setyaningsih, Titik dan Antin Okfitasari, Desember 2016, “Mengapa Wajib Pajak Mengikuti Tax Amnesty (Studi Kasus di Solo)” Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol..

Pejabat Lelang yang melelang obyek hak tanggungan tanpa dilengkapi persyaratan yang wajib, dalam hal ini Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) maka pejabat