• Tidak ada hasil yang ditemukan

gambaran Koleksi Semen Segar di Balai Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "gambaran Koleksi Semen Segar di Balai Pe"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki potensi ternak sapi yang besar. Jumlah sapi dan kerbau pada tahun 2013 tercatat sebanyak 278 100 ekor, terdiri dari 4.326 ekor sapi perah, 272.794 ekor sapi potong, dan 980 ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina sebanyak 195.368 ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 82.732 ekor (BPS 2014). Kebutuhan atau besaran konsumsi daging sapi di DIY mencapai 36.000 ekor per tahun (Dinas Pertanian DIY 2013). Dari gambaran ini apabila laju pemotongan sapi tidak diimbangi pertambahan populasi maka suatu saat poipulasi sapi potong di DIY bisa habis. Hal inilah yang menuntut peran dari Pemerintah DIY dalam hal ini Dinas Pertanian DIY untuk melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka meningkatkan populasi sapi di DIY.

(2)

Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penulisan yang bertujuan untuk mengetahui gambaran Koleksi Semen Segar di Balai Pengembangan Bibit, Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (BPBPTDK) D.I. Yogyakarta Tahun 2014. Penelitian ini bermanfaat memberikan informasi tentang koleksi semen segar yang meliputi jumlah ekor, ras, intensitas koleksi dan informasi tentang semen segar. Informasi tentang semen segar ini meliputi nama pejantan, kode, warna, volume, konsistensi, gerakan massa, konsentrasi dan motilitas. Informasi ini penting sebagai salah satu bahan menentukan kebijakan tentang produksi semen beku yang digunakan untuk IB di Yogyakarta.

(3)

Gambaran Koleksi Semen Segar Unit Pengembangan Semen Beku Balai Pengembangan Bibit Pakan Ternak Dan Diagnostik Kehewanan Tahun 2014 diperoleh dari data Produksi di Unit Pengembangan Semen Beku UPTD BPBPTDK DIY Jalan Palagan Tentara Pelajar Km.15,5 Sumedang, Purwobinangun, Pakem, Sleman Yogyakarta.

Materi

Materi digunakan data Produksi tahun 2014 di Unit Pengembangan Semen Beku UPTD BPBPTDK DIY Jalan Palagan Tentara Pelajar Km.15,5 Sumedang, Purwobinangun, Pakem, Sleman Yogyakarta.

Metode

Data Produksi diolah dan dibahas berdasarkan literatur buku, jurnal atau sumber pustaka lainnya.

Analisis Data

Data yang ada dibuat table kemudian dianalisis dengan Program Komputer Microsoft excel 2003 yang meliputi data statistic berupa rata-rata, nilai tengah, Mode, standar deviasi, variasi sampel, kurtosis, kelengkungan, rentang, nilai minimum, nilai maksimal, jumlah total, nilai terhitung, nilai terbesar, nilai terkecil, tingkat kepercayaan 5%.

(4)

PROFIL UPTD BPBPTDK DIY

Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Bibit, Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (UPTD BPBPTDK) merupakan salah satu unit kerja dari Dinas Pertanian Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (UPTD BPBPTDK DIY) yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian di bidang pengembangan bibit, pakan ternak dan diagnostik kehewanan. UPTD BPBPTDK mempunyai fungsi: penyusunan program Balai; pengembangan semen; pengembangan pakan ternak; pengembangan ternak bibit; pelaksanaan diagnosa dan surveilans; pengendalian mutu produk asal hewan; penyelenggaraan ketatausahaan; pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Balai; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya.

Susunan UPTD BPBPTDK DIY meliputi 1. Kepala Balai;

2. Subbagian Tata Usaha yang mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan, kepegawaian, pengelolaan barang,

kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan, serta penyusunan program dan laporan kinerja;

3. Seksi Pengembangan Semen, Ternak Bibit dan Pakan Ternak yang mempunyai tugas melaksanakan pengembangan semen, ternak bibit dan pakan ternak;

4. Seksi Diagnostik Kehewanan yang mempunyai tugas

melaksanakan diagnosa dan surveilans serta pengendalian mutu produk asal hewan;

(5)

Unit Pengembangan Semen Beku bertugas memproduksi semen beku untuk memenuhi sebagain kebutuhan di Yogyakarta. Tugas ini didukung dengan adanya ternak sapi jantan yang berjumlah 20 ekor per 1 Januari 2014. Rincian ternak milik Unit Pengembangan Semen Beku UPTD BPBPTDK DIY per 1 Januari 2015 pada tabel 1.

No Kode Nama Sapi Jenis Kelamin Ras

1 60511 Sembada Jantan Simmental

Tabel 1. Data pejantan UPTD BPBPTDK DIY 2014

(6)

Koleksi semen segar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menampung semen segar sapi. Kegiatan ini meliputi tahap persiapan, tahap koleksi dan tahap evaluasi kualitas. Tahap persiapan dilakukan sejak pagi hari sekitar pukul 06.00-08.00 yang terdiri dari pembersihan kandang, tempat pakan dan minum serta memandikan sapi. Sapi dimandikan dengn cara disemprot air kemudian disikat pada seluruh badan sapi dari kepala sampai ujung kuku lalu dibilas kembali. Bagian khusus yang harus benar benar bersih adalah praeputium, perut dan pantat sapi. Selanjutnya sapi diberi pakan berupa hijauan pakan ternak berupa rumput gajah dan leguminosa. Sebelum dilakukan koleksi terlebih dahulu dilakukan persiapan alat koleksi semen segar berupa vagina buatan (VB), termometer, KY jeli, lap kain, tisu gulung, air panas dan glove plastik.

(7)

Tahap berikutnya merupakan tahap pemeriksaan kualitas dan kuantitas semen segar hasil koleksi. Pada tahap ini pemeriksaan dilakukan dengan teliti dan hati-hati serta memperhatikan hal-hal sebagi berikut : dilakukan dengan cepat agar energi spermatozoa tidak cepat habis, dilakukan berurutan, alat dan pemeriksaan diatur berurutan serta penurunan suhu dilakukan bertahap untuk menghindari temperatus shock

: 0,+,++,+++ (nol, normal, baik, sangat baik) :<29%, 30-50%, 50-70%, >70% (lemah, normal, baik, sangat baik)

: spektofotometer >1000 juta/ ml.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(8)

data diperoleh bahwa rata-rata koleksi per ekor adalah 48 kali. Rincian koleksi dapat dillihat pada grafik 1.

Grafik 1. Jumlah koleksi per ekor per tahun

(9)

total volume hasil koleksi 2.952 ml dengan rata-rata volume 3,8 ml dan rata-rata konsentrasi adalah 1,585 x 109/ml.

No Nama Sapi putih kekuningan

Tabel 2. Persentase Warna Semen Segar

(10)

Hasil pemeriksaan motilitas massa semen sapi segar pada berbagai

(11)

No NamaSapi Kode Ras

1 Sembada 60511 Simmental 59 4,4 1,567

2 Esmond 60918 Simmental 45 4,0 1,227

3 Egan 60917 Simmental 50 3,9 1,497

4 Orlando 21003 PO 47 4,1 1,571

5 Ontoseno 21004 PO 56 4,1 1,302

6 Lorenzo 80605 Limousin 38 4,2 1,824

7 Lucky 80906 Limousin 40 3,7 1,774

8 Eyser 60916 Simmental 59 3,4 1,738

9 Suryo 61013 Simmental 58 3,6 1,728

10 Samodro 61014 Simmental 45 3,7 1,064

11 Satrio 61015 Simmental 52 3,3 1,763

12 Aster 61120 Simmental 55 3,7 1,699

13 Lion 21101 PO 27 3,2 1,386

14 Java 21102 PO 37 3,5 1,706

15 Brawijaya 41103 Brahman 51 4,2 1,734

16 Brajamusti 41104 Brahman 58 3,7 1,787

Rata-rata keseluruhan 48,6 3,8 1,585

Tabel 4. Volume rata-rata koleksi per ekor tahun 2014 UPTD BPBPTDK DIY

Hasil pemeriksaan motilitas massa semen segar pada masing-masing pejantan, motilitas massa 2+ mempunyai persentase tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semen segar tersebut mempunyai gerakan aktif. Motilitas semen sapi ada yang bernilai 0 (Tabel 3), ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi sapi yang kurang sehat pada saat ditampung, selain itu kemungkinan disebabkan kondisi suhu vagina buatan tidak sesuai. Rendahnya daya adaptasi sapi import terhadap iklim dan cuaca di Indonesia mempengaruhi produksi semen segar yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Sarastina (2006) yang menyatakan bahwa sapi lokal akan memiliki daya adaptasi lebih baik dibandingkan dengan bangsa sapi import.

(12)

ml, Orlando 4,1±0,6 ml, Ontoseno 4,1±0,9, Lorenzo 4,2±0,6 ml, Lucky 3,7±0,6 ml, Eyser 3,4±0,7 ml, Suryo 3,6±0,6 ml, Samodro 3,7±0,6 ml, Satrio 3,3±0,8 ml, Aster 3,7±0,6 ml, Lion 3,2±0,6 ml, Java 3,5±0,7 ml, Brawijaya 4,2±0,8 ml dan Brajamusti 3,7±0,8 ml. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Almquist (1968) bahwa volume semen yang dihasilkan sapi pejantan sebanyak 8 ml dengan kisaran 2-15 ml. Lebih lanjut dinyatakan oleh Hafez (1993) bahwa volume sapi pejantan sebanyak 5-8 ml. Berdasarkan tabel statistik, seluruh sapi menghasilkan volume semen yang sama dengan volume normal semen ejakulasi sapi. Hal tersebut disebabkan oleh kesamaan spesies hewan yaitu spesies Bos (Williamsoon dan Payne, 1993). Hal serupa juga dikemukakan oleh Hafez (1993) bahwa spesies mempengaruhi volume semen yang dihasilkan. Disamping dipengaruhi oleh bangsa volume semen juga dipengaruhi oleh umur dan bobot badan yang berkaitan dengan proses reproduksi sapi jantan. Gambaran umur dari 20 ekor sapi yang diteliti dapat dilihat pada tabel 5. Data ini menunjukkan sapi yang dikoleksi telah mencapai reproduksi sapi jantan telah matang dalam memproduksi semen.

(13)

8 Eyser 60916 Simmental 5 752

9 Suryo 61013 Simmental 4 702

10 Samodro 61014 Simmental 4 792

11 Satrio 61015 Simmental 4 788

12 Aster 61120 Simmental 4 768

13 Lion 21101 PO 3 744

Tabel 5. Berat badan dan umur sapi jantan UPTD BPBPTDK DIY per 2014

Sato (1992) menyebutkan bahwa bobot badan sapi jantan berhubungan erat dengan ukuran testis, pejantan dengan volume testis dan lingkaran skrotum lebih besar menghasilkan sperma yang juga lebih banyak. Salisbury dan Van Demark (1985) menyatakan bahwa semakin tinggi berat badannya, semakin tinggi pula berat testisnya karena kelenjar aksesoris yang menghasilkan plasma semen juga berkembang. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Lindsay et al. (1982) bahwa ukuran testis

mempengaruhi volume semen yang dihasilkan. Metode penampungan semen dan frekuensi ejakulasi pejantan yang relatif sama tidak menyebabkan perbedaan volume semen yang dihasilkan antar bangsa. Toelihere (1985) menyebutkan bahwa metode vagina buatan umum digunakan untuk penampungan semen karena lebih mendekati bentuk vagina alami, sehingga kualitas semen yang diejakulasikan lebih optimal. Menurut Masuda (1992), frekuensi ejakulasi mempengaruhi volume semen, dimana ejakulasi 2 kali sehari setiap 2-4 hari mampu menghasilkan volume semen yang optimal.

No Nama Sapi Kode Ras Jumlahkoleksi per tahun

Rata-rata motilitas(%)

(14)

2 Esmond 60918 Simmental 45 22,0±21

12 Aster 61120 Simmental 55 46,5±17

13 Lion 21101 PO 27 32±25

14 Java 21102 PO 37 48,9±16

15 Brawijaya 41103 Brahman 51 59,0±11

16 Brajamusti 41104 Brahman 58 60±9

Rata-rata keseluruhan 48,6

Tabel 6. Motilitas rata-rata koleksi per ekor tahun 2014

Prestimulasi yang relatif sama tidak menyebabkan perbedaan volume semen yang dihasilkan oleh kedua ekor sapi. Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh Malore dan Laing (1979) bahwa prestimulasi yang cukup pada saat penampungan dapat meningkatkan volume tanpa menurunkan konsentrasi. Lebih lanjut dijelaskan oleh Salisbury dan Van Demark (1985) bahwa false mount (menaikturunkan pejantan tanpa ejakulasi), mengganti teaser, dan menciptakan suasana tenang di sekitar tempat penampungan dapat meningkatkan libido pejantan. Selain itu, kemungkinan kedua ekor sapi mempunyai daya adaptasi yang sama dengan iklim di Indonesia, faktor pakan, dan kondisi tempat penampungan yang sama sehingga volume semen tidak berbeda antar bangsa.

(15)

56,3±9, Suryo 54,5±9, Samodro 31,0±24, Satrio 57±12, Aster 46,5±17, Lion 32±25, Java 48,9±16, Brawijaya 59,0±11 dan Brajamusti 60±9.

Hasil pemeriksaan di atas menunjukkan bahwa motilitas individu spermatozoa kurang baik, karena motilitas individu kurang dari 70%. Motilitas individu pada hasil penelitian menunjukkan bahwa motilitas di atas 55 % diperoleh dari 8 pejantan. Perbedaan motilitas spermatozoa semen segar pada masing-masing bangsa diduga disebabkan perbedaan ketersediaan sumber energi berupa fruktosa, glycerylphosporilcholine (GPC) dan sorbitol pada berbagai umur sapi yang menyebabkan motilitas spermatozoa berbeda (Susilawati, dkk, 1993). Perbedaan motilitas semen segar antar bangsa ini bisa disebabkan juga karena pengaruh iklim, cuaca dan suhu pada saat penampungan. Sarastina (2006) menyatakan bahwa sapi lokal mempunyai nilai adaptasi yang tinggi, sehingga sapi seperti bangsa po dan Brahman.

Rata-rata konsentrasi semen hasil koleksi sepanjang tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4, yakni sembada 1,567±0,5x109/ml, Esmond 1,227±0,7 x109/ml, Egan 1,497±0,5 x109/ml, Orlando 1,571±0,6 x109/ml, Ontoseno 1,302±0,9 x109/ml, Lorenzo 1,824±0,5 x109/ml, Lucky 1,774±0,5 x109/ml, Eyser 1,738±0,7 x109/ml, Suryo 1,728±0,6 x109/ml, Samodro 1,064±0,6 x109/ml, Satrio 1,763±0,8 x109/ml, Aster 1,699±0,6 x109/ml, Lion 1,386±0,6 x109/ml, Java 1,706±0,7 x109/ml, Brawijaya 1,734±0,8 x109/ml dan Brajamusti 1,787±0,8 x109/ml.

(16)

spermatozoa. Lindemann (2011) menyatakan bahwa rata-rata jumlah spermatozoa sapi sekali ejakulasi adalah 3000 juta.

KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

Untuk hasil yang lebih baik perlu dilakukan rancangan penelitian dengan lebih baik. Beberapa ekor yang menunjukkan data kurang optimal perlu dilakukan kajian yang lebih dalam untuk mencari sebab dan solusi yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Almquist, J.O. 1968. Dairy Cattle. In : E.J.Perry (Ed.). The Artificial Insemination of Farm Animals. Fourth Revised Edition, Rutgers University Press, New Jersey.

BPS. 2014. http://st2013.bps.go.id/st2013esya/booklet/at3400.pdf

Dinas Pertanian DIY. 2013.

http://distan.jogjaprov.go.id/images/stories/peternakan/Data_Pet

ernakan_2009-2013/tabel_9_pemotongan_ternak_tercatat_di_diy.pdf

(18)

Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Alfabeta Bandung

Hafez E.S.E. 1993. Anatomy of male reproduction. In. E.S.E Hafez (Ed). Reproduction in Farm Animals. Sixth Edition, Lea and Febiger, Philadelphia. Hafez, B., R.L. Ax, M. Dally, B.A. Didion, R.W. Lenz, C.C. Love, D.D. Varner da M.E. Berlin. 2000. Semen evaluation. In : E.S.E. Hafez (Ed.). Reproduction in Farm Animals. Seventh Edition, Lea and Febiger, Philadelphia.

Hafez, B., R.L. Ax, M. Dally, B.A. Didion, R.W. Lenz, C.C. Love, D.D. Varner da M.E. Berlin. 2000. Semen evaluation. In : E.S.E. Hafez (Ed.). Reproduction in Farm Animals. Seventh Edition, Lea and Febiger, Philadelphia.

Nursyam. 2007. Perkembangan Iptek Bidang Reproduksi Ternak Untuk

Meningkatkan Produktivitas

ternak.http//:www.unlam.ac.id./journal/pdf_file. Diakses tanggal 12 November 2011.

Sarastina1, T. Susilawati , G. Ciptadi. 2006. Analisa Beberapa Parameter Motilitas Spermatozoa Pada Berbagai Bangsa Sapi Menggunakan Computer assisted Semen Analysis (casa). J. Ternak Tropika Vol. 6. No.2: 1-12.

Toelihere. 1993. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa Bandung

Gambar

Tabel 1. Data pejantan UPTD BPBPTDK DIY 2014
Grafik 1. Jumlah koleksi per ekor per tahun
Tabel 2.  Persentase Warna Semen Segar
Tabel 3. Persentase Motilitas Massa Semen Segar setiap ekor
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran metode inspeksi teknik yang digunakan dalam menentukan kualitas hasil perbaikan dan kualitas hasil perbaikan beton

Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan efektifitas penyelengaraan pemerintahan, serta pembangunan maka kecamatan Teluk Keramat dikembangkan dengan

5 T.. Selain itu badan amil zakat yang didirikan oleh pemerintah kurang optimal, karena banyak masyarakat yang menyerahkan zakatnya secara pribadi ataupun kepada kyai

Intervensi keperawatan yang disusun adalah dengan manajemen energi dimana dalam NIC : Energy management : Energy Management : kaji aktivitas pasien sehari- hari,

pembiayaan secara adil antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Asas penyelenggaraan pemerintahan yang mampu menciptakan demokratisasi dan pemberdayaan

Semakin menigkatnya umur sapi Simmental mengakibatkan peningkatan volume semen, akan tetapi terjadi penurunan persentase motilitas individu dan konsentrasi

Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah motilitas semen segar dan before freezing sapi Simmental lebih tinggi (P&lt;0,05) dibandingkan dengan sapi Limousin dan

Pada bangsa Simmental uji lanjut BNJ menunjukkan bahwa dari setiap BCS menunjukkan perbedaan yang nyata antara BCS sedang dan BCS optimum (P&gt;0,05),