• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN PASAR TRA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN PASAR TRA (1)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

SPESIFIKASI TEKNIS

(2)

== SPESIFIKASI TEKNIS ==

A. PENJELASAN UMUM

Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL SILAEN, Pasar adalah tempat yang memiliki unsur sosial, ekonomis, kebudayaan, dan politis, tempat pembeli dan penjual saling bertemu dan mengadakan kegiatan tukar menukar. Pasar juga dikategorikan sebagai organisasi tempat para penjual dan pembeli saling berhubungan. Ditinjau dari pengertian tersebut maka pasar berfungsi sebagai sarana yang bersifat umum dalam pelayanan terhadap masyarakat. Tingkat pelayanan terhadap masyarakat tidak akan dapat berjalan maksimal jika sarana yang dibutuhkan dalam pelayanan tersebut tidak memadai, baik dari segi kualitas fisik bangunan/konstruksi, kapasitas, dan kelengkapan utilitas.

Untuk melaksanakan Pekerjaan Sipil, digunakan peraturan umum yang lazim dipakai yakni Syarat-syarat Umum untuk Pelaksanaan Bangunan Umum yang dilelangkan, kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknik ini.

Peraturan Bangunan yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknik ini adalah :

 SK SNI T-15-1991 (Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Bangunan Indonesia)  PBI-1971/NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)

 PKKI-1971/NI-5 (Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia)  PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia)  PMI-1970/NI-18 (Peraturan Muatan Indonesia)

 PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia)

 Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-peraturan daerah setempat.

B. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan.

(3)

C. Rapat Bersama Membicarakan Pekerjaan.

Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan pekerjaan yang sedang dilakukan , pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

D. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK

Papan nama proyek harus dibuat oleh penyedia jasa atau kontraktor pelaksana. Ukuran dan bentuk papan nama proyek harus sesuai dengan petunjuk dari direksi teknis. Papan nama proyek harus berisikan keterangan - keterangan seperti sebagai berikut :

1. Nama instansi pemberi tugas 2. Nomor Kontarak Proyek 3. Nama proyek

4. Nilai dan harga Kontrak proyek 5. Jangka waktu pelaksanaan 6. Sumber dana proyek

7. Tahun anggaran proyek, dan

8. Nama perusahaan penyedia jasa pemboronga

2. DIREKSI KEET, KANTOR PEMBORONG, BANGSAL PEKERJA, GUDANG DAN RUANG RAPAT LAPANGAN

a) Bangsal untuk pekerja, gudang dan ruang rapat di lapangan telah dibuat di sekitar bangunan yang letaknya ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor pada tahap ini diharuskan mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan pada bangunan yang sudah ada.

b) Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat perlindungan, harus disimpan di dalam gudang yang cukup menjamin perlindungan terhadap bahan-bahan tersebut.

c) Pemborong wajib mengikuti rapat-rapat lapangan yang diselenggarakan oleh Direksi bersama-sama dengan Pemberi Tugas untuk membicarakan segala sesuatu mengenai pembangunan proyek tersebut.

3.PEMBONGKARAN BANGUNAN EXISTING

Pembonkaran bangunan lama / existing harus dilakukan dengan izin dari sipemberi kerja (owner). Apabila belum diberikan izin oleh owner maka pembongkaran belum dapat dilaksanakan, apabila kontraktor membongkar bangunan lama tanpa seizin owner maka segala akibat yang timbul akan dibebankan kepada kontraktor.

(4)

Mobilisasi peralatan dan material atau bahan - bahan yang akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan harus dilakukan oleh kontraktor sampai kelokasi pekerjaan.

Besi profil dipotong dan dibentuk sesuai gambar kerja di bengkel kerja, kemudian setelah semua selesai dipotong dan dibentuk sesuai dengan gambar kerja dan diangkut kelokasi pekerjaan dan dirakit dilokasi pekerjaan sampai dengan selesai, atau dengan cara membeli dan mendatangkan material atau bahan - bahan ke lokasi pekerjaan kemudian dipotong, dibentuk dan dirakit langsung dilokasi pekerjaan.

5.PEKERJAAN PENGUKURAN DAN BOWPLANK

a. Pengukuran rencana perletakan-perletakan bangunan harus dilakukan dengan teliti dan seksama sehingga sesuai dengan gambar rencana.

b. Penempatan ukuran-ukuran titik duga dan titik-titik pokok lainnya harus dibuat/dipasang dengan profil-profil atau bouwplank yang cukup kuat dari kayu dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi, jika Konsultan Supervisi tidak ada maka harus disetujui oleh PPK atau Pengawas Lapangan.

c. Titik-titik duga/patok tersebut tidak boleh dipindahkan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi, jika Konsultan Supervisi tidak ada maka harus disetujui oleh PPK atau Pengawas Lapangan.

d. Pemasangan patok-patok maupun titik-titik duga yang telah terpasang pada bouwplank, jika Konsultan Supervisi, PPK, atau Pengawas Lapangan meneliti/ mempertimbangkan merasa perlu merubah/ memperbaiki/ merevisi, pemborong harus melakukan petunjuk Konsultan Supervisi, jika Konsultan Supervisi tidak ada maka harus disetujui oleh PPK atau Pengawas Lapangan.

e. Ketinggian lantai bangunan adalah setinggi minimal 20 cm diatas tanah permukaan halaman.

f. Ketinggian muka lantai bangunan (±0,00) yang tertera dalam gambar rancangan dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan, yang mana hal ini kemudian ditetapkan dilapangan, yang mana akan dijelaskan pada "RAPAT PEKERJAAN" dan dituangkan pada "RAPAT ACARA PENJELASAN PEKERJAAN"

g. Patok-patok titik duga/pokok yang dipasang pemborong harus memperhitungkan mutu bahannya sehingga patok tersebut cukup kuat sampai selesai pekerjaan.

(5)

i. Jika terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan keadaan lapangan yang sebenarnya, maka pejabat pembuat komitmen (PPK) akan mengeluarkan keputusan tentang hal tersebut diatas. Kontraktor wajib melakukan pengambaran kembali (Construction Drawing atau Shop Drawing) dari setiap pekerjaan yang akan dilakukan dan dimintakan persetujuan dari Direksi Lapangan. Gambar Shop Drawing harus berisikan tentang dimensi - dimensi bangunan, elevasi tanah, dan lain sebagainya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas.

j. Semua ketepatan pengukuran pekerjaan dan sudut siku - siku harus terjamin dan diperhatikan ketelitiannya. Untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi dapat digunakan alat waterpass dan theodolith. Sedangkan pengukuran sudut siku - siku dengan prisma atau benang hanya diperkenankan untuk bagian - bagian pekerjaan yang kecil saja.

E. PEKERJAAN TANAH

1) Galian Tanah dan Urugan Tanah Pondasi

a.Semua galian tanah dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau dibuang jauh - jauh dari lokasi pekerjaan.

b.Galian tidak boleh dibiarkan sampai waktu yang lama, tetapi selelah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)harus segera dimulai tahapn pekerjaan yang berikutnya untuk menghindari dari galian longsor, tergenang air dan lain sebagainya.Pengalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk kelancaran pekerjaan pengecoran pondasi, memasang maupun memindahkan bekisting yang diperlukan serta pembersihannya.

c. Untuk tanah yang diragukan kekerasannya harus dipasang cerucuk dari kayu laut dengan diameter minimal 4" atau kayu yang tahan dan tidak busuk apabila ditanam kedalam tanah dan pemasangannya harus sipancang tegak lurus. Untuk penambahan cerucuk tersebut apabila memang diperlukan akan dinilai sebaga kerja tambahan.

2) Timbunan Tanah Bawa Lantai

1.Pekerjaan pengurugan / timbunan tanah adalah pematangan permukaan tanah untuk permukaan lantai. Urugan tanah digunakan untuk menaikan elevasi muka lantai yang sisesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana yang tertuang dalam gambar kerja.

(6)

3.Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan sebagainya.

4.Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20 cm material lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat pemadat dan mencapai peil permukaan yang direncanakan.

5.Material - material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan untuk dipadatkan dengan alat - alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimum 10 cm material lepas dan dipadatkan dengan mesin stamper.

6.Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan adalah 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.

(7)

F. PEKERJAAN BALERONG

1. PEKERJAAN PONDASI, BATU DAN BETON

Ø

Pekerjaan

Pasangan Batu Belah / Padas

a. Pekerjaan Batu Belah / Padas meliputi pondasi, tembok penahan dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas sebelum dipasang harus dibersihkan dan dibasahi permukaannya dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan

d. PC harus memakai produksi dalam negeri dengan jenis type I.

e. Pasir pasangan harus bersih dari lumpur max.5 % kualitas baik diambil dari daerah setempat atau sesuai petunjuk Pengawas/Direksi.

f. Pasangan berumur 24 jam harus dibasahi dengan air untuk menjamin proses pengerasan pasangan, maka perlu dilakukan penyiraman minimum 4 (empat) kali sehari.

g. Neat/ siar/ vori antara batu tidak boleh lebih dari 1,5 cm, bila terdapat rongga besar maka rongga tersebut harus diisi dengan batu yang ukurannya lebih kecil/ batu pengunci.

h. Bagian atas pondasi belah yang berhubungan dengan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam pada bagian beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan batu belah sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali ditentukan lain.

i. Tidak diperkenankan memasang Batu Belah yang patah dua melebihi 5% (lima persen)

j. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI.2 - 1971) dan uji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung pihak Kontraktor.

k. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

>

Pekerjaan Cor Lantai Rabat Beton 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr , T = 5 Cm

(8)

Pekejaan sub lantai beton plat/rabat beton meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar sebagai alas lantai finishing keramik pada lantai dasar.

3. Persyaratan Bahan

Sub lantai beton tumbuk menggunakan campuran beton K-175. 4. Syarat-Syarat pelaksanaan

Untuk pemasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang dipasang sebagai sub lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk memperoleh daya dukung tanah yang maksimum digunakan alat timbris.

>

Pekerjaan Cor Beton Bertulang 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr

1.1. BETON COR DI TEMPAT 1.1.1. Lingkup

Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa-jasa lain sehubungan dengan pekerjaan beton biasa, beton bertulang dan lain-lain sesuai dengan gambar-gambar persyaratan teknis ini Dalam hal ini Pemborong yang harus menyediakan tenaga, peralatan seperti Lift/Crane berikut Concrete Mixer dan peralatan-peralatan lain yang harus selalu berada di lapangan sesuai dengan standard dan kapasitas untuk pekerjaan tersebut.

1.1.2. Pengendalian Pekerjaan

Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti tertera

Untuk seluruh Pekerjaan Struktur digunakan Beton Cor adukan 1PC : 2Pasir : 3 Kerikil dan cara pelaksanaannya harus rnenggunakan adukan beton seperti molen (conrete mixer).

1.1.4. Bahan-bahan

a) Agregat beton

 Agregat Beton berupa batu pecah/ kerikil

(9)

 Ukuran terbesar Agregat Beton adalah 2,5 cm

 Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan

 Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5% (lima persen)

b) Agregat Kasar

 Agregat Kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20% dari jumlah berat keseluruhannya

 Agregat Kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50% kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles ASTM-C 131-55

 Agregat Kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak beton

Gradasi

Saringan Ukuran Lewat Saringan (%)

1" 25,00 mm 100

3/

4" 20,00 mm 90 - 100

3/8" 95,00 mm 20 - 55

No. 4 04,76 mm 0 - 10

c) Agregat Halus

 Agregat Halus dapat menggunakan pasir alam yang berasal dari Quarry yang telah disepakati pihak Pengawas

 Pasir harus bersih dari zat organis, zat alkali tanah dan substansi lain yang dapat merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung substansi tersebut lebih dari 5 %

 Pasir Laut tidak boleh digunakan untuk beton

(10)

 Cara dan penyimpanan harus baik agar menjamin kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjaga tidak terjadi kontaminasi yang tidak diinginkan

Gradasi

Saringan Ukuran Lewat Saringan (%)

3/8" 9,500 mm 100

Semen yang dipakai harus dari mutu yang diisyaratkan dalam Nl-8 Bab 3.2. Kontraktor harus mengusahakan agar semen yang dipakai untuk seluruh pekerjaan beton berasal dari satu merk saja. Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik dan terlindung serta harus dalam jumlah sesuai dengan urutan pengirimannya.

Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan lantai terangkat dan ditumpuk dalam urutan pengiriman. Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.

e) Pembesian

- Besi tulangan harus memenuhi persyaratan PBI NI - 2 1971 dengan tegangan leleh (Ã = 2400 kg/cm2) atau Baja U-24.

- Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masing-masing. Besi penulangan rata maupun besi penulangan bergelombang (Deformed Bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.7, yang dinyatakan sebagai U-NI-24 seperti dinyatakan dalam gambar-gambar dengan persyaratan sebagai berikut :

(11)

- Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain, apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter

penampang besi, atau dengan bahan cairan sejenis "Vikaoxy Off" yang disetujui

Pengawas.

- Direksi/Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan di tempat yang dianggap perlu sampai maksimum 5% dari tulangan yang ada di tempat tersebut, meski tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa biaya tambahan.

f) Kawat Pengikat

Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti diisyaratkan dalam Nl-2 Bab 3.7. g)Air

Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.6. Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu disetujui Pengawas dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. Dan Kontraktor harus menyediakan air atas biayanya sendiri.

h)Additive

Untuk mencapai slump yang diisyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk POZZOLITK 300 atau yang setara. Bahan tersebut harus disetujui oleh Pengawas. Additive yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipergunakan.

1.1.5. Pelaksanaan

Pengecoran Beton

Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat izin secara tertulis dari Pengawas. Permohonan izin rencana pengecoran harus diserahkan paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya. Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah menyiapkan seluruh steak-steak maupun anker-anker dan sparing-sparing yang diperlukan, pada kolom-kolom, balok-balok beton untuk bagian yang akan berhubungan dengan dinding belah maupun pekerjaan instalasi. Kecuali dinyatakan lain pada gambar, maka stek-stek dan anker-anker dipasang dengan jarak setiap 1 (satu) meter.

(12)

 Persetujuan Direksi ini berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.

 Persetujuan di atas tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh

 Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi menganggap perlu didasarkan pada kondisi tertentu

(13)

 Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boieh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 2 (dua) meter. Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan baru yang dituang

 Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "intialset" atau yang telah mengeras dalam belah dimana akan terjadi plastis karena getaran  Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus

diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah

 Bila pengecoran harus berhenti untuk

sementara sedang beton sudah menjadi keras dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari air semen (laitances) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tejadi beton yang padat.

 Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

Pemadatan Beton

 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk

menyediakan peralatan untuk mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan

(14)

 Penggetaran tidak boleh dilakukan bila dengan maksud untuk mengalirkan beton

 Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetar dengan frekwensi tinggi 0,2 cm, agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik

 Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan terlatih

Lantai Kerja

Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus diurug pasir padat setebal 5 atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, kemudian dipasang lantai kerja dengan mutu beton cor adukan 1PC : 3Pasir : 5Kerikil setebal 5 cm atau sesuai dengan gambar kerja, di bawah konstruksi beton tersebut

1.2. CETAKAN BETON

a.

Standard

Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan normalisasi dibawah ini: - Nl-2-1971 - Nl-3-1970

b.

Bahan-bahan

 Bahan pelepas acuan (Realising Agent) harus

sepenuhnya digunakan pada semua acuan untuk pekerjaan beton.  Cetakan beton ditempat biasa

 Bahan cetakan harus dibuat dari multiplex dengan diberi penguat secukupnya sehingga keseluruhan form work dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu pengecoran serta dapat menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan belahs-belahs yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.

 Pada cetakan kolom, balok, harus diadakan perlengkapan dan peralatan khusus untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kawat pengikat dan lain-lain.

(15)

yang khusus, maka harus dibuat perhitungan-perhitungan dan gambar kerja, guna mengetahui beban pelaksanaan, termasuk beban vertikal dan horizontal dan kegiatan-kegiatan serta faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi.

 Sebelum beton dibuang, konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan sehingga dapat terjamin kedudukan yang tepat, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang serta bersih dan segala benda dan kotoran-kotoran yang tidak diinginkan. Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan (Form Oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaannya dilakukan di tempat pabrikasi bekisting.

 Sebelum pengecoran dimulai, permukaan cetakan harus dibasahi terlebih dahulu dengan rata agar tidak terjadi penyerapan air beton yang harus dituang.

 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

- Bagian sisi balok 48 jam

- Balok tanpa beban konstruksi 7 hari - Balok dengan beban konstruksi 21 hari - Pelat Lantai/Atap 21 hari

Dengan persetujuan Direksi, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh Direksi sekali-kaii tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut. Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton dan tetap menghasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.

c. Hasil Pengecoran dan Finishing

(16)

b. Permukaan beton yang akan difinish dengan cat, tidak akan diplester lagi tetapi langsung diberi plamur dan cat

c. Pengecatan dapat dilakukan setelah Pengawas memeriksa dan menyatakan persetujuannya.

1.3.

PERAWATAN

Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang disebabkan oleh alat-alat. Semua beton harus dalam keadaan basah, paling sedikit 7 hari.

>

Pekerjaan Pasangan Batu Bata

>

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.

>

Persyaratan Bahan

Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata besar press dengan mutu terbaik, dan yang disetujui Konsultan Supervisi. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-10.

>

Syarat-Syarat Pelaksanaan

 Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir pasang.

 Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam atau drum hingga jenuh.  Setelah bata terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm

dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.

 Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan.

 Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis per harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 1/2 batu

dan 3/4 batu yang luasnya maksimal 9 m2 harus

ditambahkan kolom penguat praktis dengan kolom ukuran 13 x 13 cm dan tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm, beugel diameter : 6 mm jarak 20 cm untuk kolom 13 x 13, sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter.

(17)

 Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua.

 Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 13 cm setelah diplseter (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapih dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.

 Pasangan batu bata trasraam bawah permukaan tanah/lantai harus diisi dengan adukan 1PC : 2 pasir.

 Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum diaci/diplester).

Ø

Pekerjaan plesteran batu bata  Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi. Plesteran.

Plesteran halus/aci halus.

dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja.

Pekerjaan Plesteran ini untuk semua permukaan pasangan batu bata baru serta permukaan beton yang terlihat, dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan untuk difinish.

 Persyaratan Bahan

Persyaratan bahan Semen, Pasir dan Air lihat Bab Pekerjaan Beton.  Persyaratan Pelaksanaan

 Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 menit.

(18)

Plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian dalam bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.  Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa

sehingga mendapatkan

campuran yang homogen. Plesteran halus ini adalah

pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 7 hari (sudah kering benar).

 Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.

 Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang, penuh & padat, tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda benda lain yang membuat cacat.

 Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata dan beton yang akan difinish dengan cat.

 Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik dan lainnya,maka permukaan plesterannya harus diberi alur alur garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cat.

 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/ kolom/lantai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai peil peil yang diminta dalam Gambar Kerja.

 Tebal plesteran minimal 1 cm, maximal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.

 Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pen cembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.

(19)

penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang kurangnya dua kali sehari sampai jenuh. Jika terjadi keretakan, Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima oleh Konsultan Supervisi.

Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 minggu.

2. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI a. Pekerjaan Lantai Keramik

1. Lingkup Pekerjaan

>

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan

termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik

>

Seluruh finishing lantai dikerjakan sesuai dengan yang

disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar. 2. Persyaratan Bahan

>

Bahan dan jenis keramik adalah buatan dalam negeri yang bermutu baik

produksi Roman, IKAD, KIA atau produksi lain yang setara atau yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi.

>

Warna akan ditentukan kemudian. untuk masing-masing warna harus

seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak.

>

Ketebalan minimum 7 cm, finish permukaan berglazur, kekuatan lentur 250

kg/cm2.

>

Bahan pengisi siar dan Grout semen berwarna/lba Grouf/Tile Grout. Bahan

perekat adukan Spesi 1 PC : 3 Pasir ditambah bahan perekat/lbafix.

>

Ukuran-ukuran bahan yang dipakai sesuai dengan yang ditentukan gambar

atau petunjuk pengawas lapangan.

>

Pengendalian pekenaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan

ASTM, NI-19, PUBI 1982 Pasal 31 dan SII-0023-81

>

Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982

Pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat ditentukan dalam PUBI 1982 Pasal 9.

(20)

>

Sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor diwajibkan membuat Shop Drawing dan pola keramik yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

>

Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 produk yang berlainan) kepada Konsultan Pengawas.

>

Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,.tidak cacat dan tidak bernoda.

>

Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Pasir dan ditambah bahan perekat seperti yang diisyaratkan.

>

Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar-lebar siar) harus sama lebar dengan lebar maksimunn 3 mm dan dalam kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Konsultan Pengawas, yang membentuk garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus tegak lurus sesamanya.

>

Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan dalam persyaratan bahan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasang.

>

Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus, sesuai dengan persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.

>

Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala bentuk noda hingga benar-benar bersih Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau hal-hal lain seperti ditunjukkan dalam gambar.

>

Sebelum pasangan keramik, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai jenuh.

>

Diperhatikan adanya pada tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan lantai atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

>

Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.

3. PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA BAJA

1. Material Dan Fabrikasi

(21)

>

Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan

'Hot Rolled Structural Steel'

dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI-83) atau ASTM A36 atau SS42 (JIS.U 3101-1970). Tegangan leleh = 2400 kg/cm2.

>

Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di work shop, kecualli hal-hal yang tidak

dapat dilakukan di work shop dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

>

Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabnkasi dimulai pelat-pelat baja harus rata dan tidak boleh bertekuk dan bengkok.

>

Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh pekerjaan baja setelah difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja dan dicat.

>

Kekurang tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki atau diganti dengan yang baru atas biaya kontraktor.

>

Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan fabrikasi kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum 2.400 kg cm2 bilamana perlu atas biaya kontraktor.

>

Semua bahan untuk pekerjaan baja fabrikasi di work shop, kecuali atas persetujuan Konsultan Pengawas.

>

Seluruh pekerjaan pengadaan, penekukan dan pengelasan listrik harus dilakukan/ difabrikasi di work shop.

>

Semua baut, baik yang dikerjakan di work shop maupun di lapangan harus selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersendiri.

>

Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode

dengan jelas sesuai bagtian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.

(22)

2.

SAMBUNGAN

>

Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan batang.

>

Hanya diperkenankan 1 sambungan dalam 1 bentang. Yang dimaksud dengan 1 bentang adalah panjang komponen batang baja dimana hanya ujung ujungnya terdapat sambungan dengan menggunakan bolt.

3.

BAUT PENGIKAT

>

Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diametemya. Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin Konsultan Pengawas.

>

Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis (maksimum 10 mm), boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan mesin las sama sekali tidak diperkenankan.

>

Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.

>

Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang digunakan adalah baut HTB A-325. Khusus untuk pertemuan balok anak dengan balok induk digunakan baut hitam, kecuali ditentukan lain pada gambar struktur.

>

Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.

>

Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen torsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk mengencangkan masing-masing baut.

>

Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih terdapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.

>

Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.

(23)

cat, guna menghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.

4.

PEMOTONGAN BESI

>

Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya boleh dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali kali tidak diperkenankan.

5.

Pekerjaan Las

>

Pengelasan harus dilakukan sesuai dengan AWS atau AISC specification, baru dapat dilaksanakan dengan seijin Konsultan Pengawas dan menggunakan mesin las listrik.

>

Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahil yang berpengalaman. Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari masing-masing tukang lasnya. Sertifikat Grade VI untuk tenaga ahli yang mengerjakan bagian-bagian konstruksi ini.

>

Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan kerusakan pada beban bajanya.

>

Elektroda las yang digunakan harus disimpan pada tempat yang terjamin komposisinya dari sifat-sifat elektroda selama masa penyimpanan.

>

Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dan cairan elektroda tersebut.

>

Teknik/cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan kualitas dari las yang dikerjakan.

>

Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih dari aspal, cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar, besar potongan api harus digrenda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.

>

Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih rendah 00 F. Pada temperatur 00 F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh 7,5 m juga dijaga temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.

>

Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan berputar atau berbengkok.

(24)

dahulu dari kerak-kerak las/slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang benpori-pori atau retak atau rusak dibuang sama sekali

6.

PENYIMPANAN MATERIALS

>

Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah sehingga tidak merusak material.

>

Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.

>

Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari pabrik ke lapangan, guna pengecekan Konsultan Pengawas.

>

Penempatan elemen konstruksi baja di lapangan harus di tempat yang kering/cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut.

>

Konsultan Pengawas berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi baja yang rusak karena salah penempatan.

7.

ERECTION

>

Penempatan konstruksi baja di lapangan harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan pekerjaan

erection

. Kontraktor harus memberitahukan

Konsultan Pengawas sebelum pengiriman Konstruksi baja dan menjamin bahwa di lapangan konstruksi baja tetap tidak rusak dan kotor. Bilamana temyata yang dikirim rusak dan bengkok, kontraktor harus mengganti dengan yang baru.

>

Sebelum erection dimulai, kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan angker-angker baja dan memberitahukan kepada Konsultan Pengawas metode dan urutan pelaksanaan

erection

.

>

Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah lainnya diukur dengan theodolith oleh kontraktor dan disetujui Konsultan Pengawas.

>

Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker harus tetap dan akurat untuk mencegah ketidakcocokan dalam erection, untuk itu harus dijaga agar selama pengecoran angker-angker tersebut tidak bergeser.

>

Dasar kolom dan bidang bawah pelat pemegang angker harus dalam satu bidang yang rata betul.

(25)

>

Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari kabel baja.

>

Toleransi dan kelurusan batang ataupun komponen batang tidak boleh lebih dari

1/1000 panjang batang/komponen batang.

>

Penyimpangan pertemuan sumbu perletakan dengan sumbu kolom tempat

perletakan maksimum 0,5 cm dari kedudukan pada gambar kerja kearah horizontal dan 1 cm kearah vertikal.

>

Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi tidak akan diperbolehkan dipakai untuk erection.

>

Untuk pekerjaan

erection

di lapangan, kontraktor harus menyediakan tenaga ahli.

>

Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja sesuai dengan

ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja dan Departemen Tenaga Kerja. Untuk itu kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.

>

Kegagalan dalam

erection

ini menjadi tanggung jawab kontraktor, oleh sebab itu kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini.

8. PERSYARATAN PENGUJIAN

>

Untuk sambungan baut dan las dilakukan pemeriksaan visual, kecuali pengelasan dengan full penetration harus dilakukan pemeriksaan dengan radiographie test atau test X-ray test secara random sebesar 2 % dan seluruh pengelasan yang minimal 1 buah sambungan full penetration.

>

Konsultan Pengawas berhak meminta kontraktor untuk melakukan radiographie test/X-ray test untuk bagian-bagian tertentu pada konstruksi baja yang biayanya ditanggung oleh kontraktor.

>

Mesin las yang digunakan harus mencapai kapasitas 25-40 volt dan 200 400 amphere.

4. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

> Atap Genteng Metal / Atap Spandek Tebal 0,3 mm

Genteng Atap Metal / Atap Spandek dengan Tebal 0,3 mm adalah Jenis genteng dengan bahan dasar lembaran metal/baja yang lapisan permukaannya mengalami pengolahan kembali, dengan atau tanpa bahan campuraan lainnya.

Adapun Data Teknis Atap yang dipakai adalah : 1. Lapisan Terdiri dari :

Bahan Dasar Metal Baja sesuai standard JIS G. 3141 Lapisan I Zincalume Coated dengan Zincalume G 300 (

Aluminium 55 %)

Lapisan II Anti Karat (Epoxy Primer) Lapisan III Acrylic Base Coat

(26)

Lapisan V Anti Lumut. (Acrylic Overglass )

a. Pekerjaan Cat Struktur Rangka Baja

1. Permukaan profil harus dibersihkan dari semua debu, kotoran, minyak gemuk dan karat dengan cara di sand blasting sampai mencapai mutu standar SDA 2.5 2. Paling lambat 2 jam setelah disand blasting semua permukaan profil harus

dicover dengan cat dasar/primer cat.

3. Sebelum mulai pengecatan, kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari semua bahan cat.

4. Cat dasar pertama adalah cat zin chromed primer 1 kali di workshop dengan menggunakan kuas. Cat ini setebal 50 mikron.

5. Cat finish dilakukan 2 kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua konstruksi selesai dipasang dengan menggunakan kuas.

6. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera di cat ulang sesuai dengan persyaratan cat yang digunakan.

H. PEKERJAAN AKHIR

>

Pembersihan Akhir

Pekerjaan pembersihan akhir harus dilaksanakan oleh kontraktor sebelum serah terima pekerjaan kepada pihak owner, semua bahan / material sisi dan peralatan yang ada di lapangan harus sudah tidak berada di lokasi pekerjaan pada saat serah terima pertama pekerjaan .

>

Foto Dokumentasi Kemajuan Pekerjaan

Kontraktor harus menyerahkan foto berwarna kepada Direksi mengenai kemajuan pekerjaan (dengan ukuran tidak kurang 8 x 12 cm) pada lokasi yang telah ditentukan oleh Direksi selama masa Kontrak. Foto diambil pada waktu awal/sebelum dilaksanakan, sedang

dilaksanakan dan waktu selesainya pelaksanaan pekerjaan , serta pada waktu yang ditentukan oleh Direksi.

(27)

foto ini akan merupakan milik pemberi pekerjaan dan tidak akan disediakan cetakan dari negatif ini kepada orang seseorang tanpa seizin pemberi pekerjaan.

>

Pelaporan Dan As Built Drawing

Selama masa pelaksanaan, kontraktor harus memelihara satu set gambar pelaksanaan yang terbaru untuk setiap item pekerjaan. Dimana gambar tersebut memperlihatkan perubahan yang dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap "SUDAH DILAKSANAKAN" untuk setiap uraian pekerjaan sementara.

Gambar pelaksanaan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi dan apabila ditemukan hal - hal yang tidak memuaskan dan dilaksanakan, pekerjaan tersebut harus diperiksa kembali dalam waktu selambat - lambatnya 6 ( enam ) hari kerja.

Sesudah hampir seluruh pekerjaan permanen yang sesuai dengan gambar Kontrak diselesaikan, gambar pelaksanaan yang tepat setelah mendapatkan persetujuan Direksi, akan ditandatangani bersama - sama Direksi dan Kontraktor.

Gambar pelaksanaan harus dibuat pada kertas kualitas baik dan mudah dicetak, sehingga dapat dibuat salinan yang dapat dibaca dengan jelas. Satu set gambar pelaksanaan pada kertas tersebut diatas bersama dua set cetakan harus diserahkan pada Direksi selambat - lambatnya dalam waktu 60 ( enam puluh ) hari kerja, setelah diterbitkan Berita Acara Penyelesaian oleh Direksi.

>

Laporan Harian

Kontraktor harus membuat laporan harian, yang berisi antara lain : 1.Kuantitas dan macam bahan yang didatangkan.

2.Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya. 3.Jumlah, jenis dan kondisi peralatan.

4.Kuantitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.

5.Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.

6.Catatan - catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

>

Laporan Mingguan

Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu.

>

Laporan Bulanan

(28)

1. Persentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan dan persentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.

2. Persentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan, disertai dengan persentase rencana yang diprogramkan dan diberi keterangan mengenai kemajuan pekerjaan. 3. Jadwal rencana kegiatan mendatang akan dilaksanakan dalam waktu 2 (dua) bulan

berturut - turut dengan perkiraan tanggal permulaan dan penyelesaiannya.

4. Daftar tenaga buruh setempat, serta penempatannya selama periode waktu pembuatan laporan.

5. Daftar alat produksi, peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang datang di lokasi pekerjaan dan telah disingkirkan dari lokasi.

6. Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan permanen. 7. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.

8. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan pembayaran yang diperlukan pada bulan berikutnya.

9. Hal - hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.

Dibuat Oleh :

CV.DONGAN MARSADA

WISMAN SIMANJUNTAK

Referensi

Dokumen terkait

Campuran adalah materi yang tersusun dari dua jenis zat murni atau lebih dan masih memiliki sifat-sifat dari zat penyusunnya.Untuk memperoleh zat murni, kita harus

Jumlah petani responden yang tidak tepat dalam mengadopsi sistem tanam padi Jajar Legowo dalam tahap pemeriksaan kurang memperhatikan anjuran melakukan pemeriksaan

Menentukan Zona Akuifer Berdasarkan Data Geolistrik Metode Schlumberger Daerah Randublatung dan Sekitarnya, Blora, Jawa Tengah.. Beserta perangkat yang ada

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan Tinjauan Tentang Sistem Marga dalam Struktur Kekerabatan Dalihan Na Tolu di Desa Balam Sempurna Kecamatan

Dalam makalah ini pembahasan mengenai kawasan wisata lebih difokuskan pada penguraian konsep dan praktek good governance, proses dan prosedur kelembagaan, pembiayaan pembangunan

Obesitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya : kurangnya aktifitas fisik, sindroma makan malam sebelum tidur, faktor emosional, efek samping dari

Jika dilihat berdasarkan interval nilai dari kelayakan desain buku saku oleh pengguna (user) maka nilai X sebesar 47,9 berada pada X>45,5 yang masuk dalam kategori sangat

1) Tidak ada satu media pembelajaran tunggal yang paling unggul untuk semua tujuan pembelajaran. Masing-masing media pembelajaran hanya cocok untuk tujuan