25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 1
KONSEP-KONSEP
KONSEP-KONSEP
DASAR KUALITAS
DASAR KUALITAS
PELAYANAN
PELAYANAN
PUBLIK
PUBLIK
ENDANG WIRJATMI TRILESTARI
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 2
A. PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
1.
1.
Pemerintah adalah “
Pemerintah adalah “
public servant
public servant
”
”
2.
2.
Kesadaran tentang arti pentingnya pelayanan
Kesadaran tentang arti pentingnya pelayanan
umum dan manajemennya di kalangan
umum dan manajemennya di kalangan
pemerintahan masih sangat lemah.
pemerintahan masih sangat lemah.
3.
3.
Alasan-alasannya antara lain sbb :
Alasan-alasannya antara lain sbb :
a.
a. Kegiatan pemerintah bersifat monopoli, tanpa kompetisi Kegiatan pemerintah bersifat monopoli, tanpa kompetisi
tidak akan tercapai efisiensi. tidak akan tercapai efisiensi.
b.
b. Lebih mengandalkan kewenangan daripada mekanisme Lebih mengandalkan kewenangan daripada mekanisme
pasar maupun kebutuhan konsumen. pasar maupun kebutuhan konsumen.
c.
c. Belum adanya akuntabilitas secara lengkap pada Belum adanya akuntabilitas secara lengkap pada
kegiatan pemerintahan. kegiatan pemerintahan.
d.
d. Lebih mengutamakan pandangan diri sendiri daripada Lebih mengutamakan pandangan diri sendiri daripada
pandangan konsumen yang dilayaninya. pandangan konsumen yang dilayaninya.
e.
e. Kesadaran masyarakat sebagai konsumen produk Kesadaran masyarakat sebagai konsumen produk
pemerintahan masih sangat lemah, sehingga pemerintahan masih sangat lemah, sehingga masyarakat lebih banyak berposisi sebagai obyek. masyarakat lebih banyak berposisi sebagai obyek.
f.
f. Terbatasnya alokasi anggaran untuk kepentingan Terbatasnya alokasi anggaran untuk kepentingan
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 3
B. Pengertian dan Hakekat
B. Pengertian dan Hakekat
Pelayanan Publik
Pelayanan Publik
Pengertian
Pengertian
P
P
elayanan merupakan suatu usaha untuk
elayanan merupakan suatu usaha untuk
mempertinggi kepuasan pelanggan
mempertinggi kepuasan pelanggan
.
.
Pelayanan Publik (
Pelayanan Publik (
Public Services
Public Services
) adalah:
) adalah:
“
“
Segala kegiatan pelayanan yang
Segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara
dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya
pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan
maupun pelaksanaan ketentuan peraturan
maupun pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan
perundang-undangan
”.
”.
(
(Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003)
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 4
B. Hakekat Pelayanan
B. Hakekat Pelayanan
Publik
Publik
Melayani masyarakat baik sbg
Melayani masyarakat baik sbg
kewajiban maupun sbg kehormatan,
kewajiban maupun sbg kehormatan,
merupakan dasar bagi terbentuknya
merupakan dasar bagi terbentuknya
masyarakat yg manusiawi.
masyarakat yg manusiawi.
(Tjosvold, 1993 : x).
(Tjosvold, 1993 : x).
Pelayanan publik pada hakekatnya
Pelayanan publik pada hakekatnya
pemberian pelayanan prima kepada
pemberian pelayanan prima kepada
masyarakat yang merupakan
masyarakat yang merupakan
kewajiban aparatur negara sebagai
kewajiban aparatur negara sebagai
abdi masyarakat
abdi masyarakat
.
.
(Keputusan Menteri (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) NomorPendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003),
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 5
Hakekat Pelayanan Publik
Hakekat Pelayanan Publik
(lanjutan) (lanjutan)
Bagi organisasi, melayani konsumen
Bagi organisasi, melayani konsumen
merupakan “saat yang menentukan”
merupakan “saat yang menentukan”
(moment of thruths),
(moment of thruths),
peluang bagi
peluang bagi
organisasi untuk menunjukkan
organisasi untuk menunjukkan
kredibilitas dan kapabilitasnya.
kredibilitas dan kapabilitasnya.
Abad ke-21 adalah “abad pelanggan”
Abad ke-21 adalah “abad pelanggan”
(Carlzon, (Carlzon,1987).
1987).
Prinsip “ Close to the customers”
Prinsip “ Close to the customers”
Semakin maju sebuah negara, akan
Semakin maju sebuah negara, akan
semakin banyak masyarakatnya yang
semakin banyak masyarakatnya yang
bekerja di sektor jasa.
bekerja di sektor jasa.
Pelayanan umum adalah pemberian jasa
Pelayanan umum adalah pemberian jasa
baik yang diberikan oleh pemerintah,
baik yang diberikan oleh pemerintah,
swasta atas nama pemerintah, atau swasta,
swasta atas nama pemerintah, atau swasta,
dengan atau tanpa pembayaran guna
dengan atau tanpa pembayaran guna
memenuhi kebutuhan dan kepentingan
memenuhi kebutuhan dan kepentingan
masyarakat.
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 6
Pelayanan publik oleh instansi pemerintah
Pelayanan publik oleh instansi pemerintah
bermotif sosial dan politik yakni untuk
bermotif sosial dan politik yakni untuk
menjalankan visi & misi serta mencari dukungan
menjalankan visi & misi serta mencari dukungan
suara.
suara.
Pelayanan publik oleh swasta dapat bermotif
Pelayanan publik oleh swasta dapat bermotif
sosial (volunteer), tetapi lebih banyak bermotif
sosial (volunteer), tetapi lebih banyak bermotif
ekonomi yakni mencari keuntungan.
ekonomi yakni mencari keuntungan.
Pelayanan publik kepada masyarakat
Pelayanan publik kepada masyarakat
dapat
dapat
diberikan secara cuma-cuma sebagai
diberikan secara cuma-cuma sebagai
kompensasi dari pembayaran pajak, ataupun
kompensasi dari pembayaran pajak, ataupun
ditarik bayaran.
ditarik bayaran.
Tarif pelayanan publik oleh pemerintah
Tarif pelayanan publik oleh pemerintah
ditetapkan berdasarkan harga produksi atau
ditetapkan berdasarkan harga produksi atau
tarif yang paling terjangkau.
tarif yang paling terjangkau.
Pemberian pelayanan publik secara seragam
Pemberian pelayanan publik secara seragam
kepada semua warganegara sebenarnya justru
kepada semua warganegara sebenarnya justru
tidak adil karena kebutuhan & kepentingan
tidak adil karena kebutuhan & kepentingan
masyarakat berbeda-beda.
masyarakat berbeda-beda.
Hakekat Pelayanan Publik
Hakekat Pelayanan Publik
(lanjutan)
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 7
Sudah saatnya instansi pemerintah
Sudah saatnya instansi pemerintah
mengubah paradigma dalam bidang
mengubah paradigma dalam bidang
pelayanan yakni:
pelayanan yakni:
paradigma monopoli
paradigma monopoli
paradigma
paradigma
kompetisi;
kompetisi;
paradigma”no public choice
paradigma”no public choice
paradigma
paradigma
“public choice”.
“public choice”.
Tujuan Otonomi Daerah
Tujuan Otonomi Daerah
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatkan Pelayanan Umum
Meningkatkan Pelayanan Umum
Meningkatkan Daya Saing Daerah
Meningkatkan Daya Saing Daerah
{UU Nomor 32 {UU Nomor 32Tahun 2004, Pasal 2 Ayat (3)}
Tahun 2004, Pasal 2 Ayat (3)}
Hakekat Pelayanan Publik
Hakekat Pelayanan Publik
(lanjutan)
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 8
KARYAWAN CEO
MANAJEMEN
PELANGGAN
IMPLEMENTASI
PARADIGMA LAMA
MANAJEMEN
PELANGGAN
IMPLEMENTASI
KARYAWAN
PARADIGMA BARU
CEO
PARADIGMA PELAYANAN
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 9
KATEGORI BARANG DAN
KATEGORI BARANG DAN
JASA:
JASA:
Barang/jasa Privat (
Barang/jasa Privat (
Private
Private
Goods
Goods
),
),
Barang/jasa Tol (
Barang/jasa Tol (
Toll Goods
Toll Goods
),
),
Barang/jasa Umum (
Barang/jasa Umum (
Common-Pool
Common-Pool
Goods
Goods
),
),
Barang/jasa Kolektif (
Barang/jasa Kolektif (
Collective
Collective
Goods
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 10
KLASIFIKASI PELAYANAN
KLASIFIKASI PELAYANAN
PUBLIK
PUBLIK
Pelayanan Administratif
Pelayanan Administratif
yaitu
yaitu
pelayanan yang menghasilkan berbagai
pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan
bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan
oleh publik;
oleh publik;
Pelayanan Barang
Pelayanan Barang
yaitu pelayanan
yaitu pelayanan
yang menghasilkan berbagai
yang menghasilkan berbagai
bentuk/jenis barang yang digunakan
bentuk/jenis barang yang digunakan
oleh publik;
oleh publik;
Pelayanan Jasa
Pelayanan Jasa
yaitu pelayanan yang
yaitu pelayanan yang
menghasilkan berbagai jasa yang
menghasilkan berbagai jasa yang
dibutuhkan oleh publik; dan
dibutuhkan oleh publik; dan
Pelayanan Regulatif
Pelayanan Regulatif
yaitu pelayanan
yaitu pelayanan
melalui penegakan hukum dan
melalui penegakan hukum dan
peraturan perundang-undangan,
peraturan perundang-undangan,
maupun kebijakan publik yang mengatur
maupun kebijakan publik yang mengatur
sendi-sendi kehidupan masyarakat;
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 11
PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN
PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN
PUBLIK
PUBLIK
Kesederhanaan
Kesederhanaan
,
,
Kejelasan
Kejelasan
,
,
Kepastian Waktu
Kepastian Waktu
,
,
Akurasi
Akurasi
,
,
Keamanan
Keamanan
,
,
Tanggungjawab
Tanggungjawab
,
,
Kelengkapan sarana dan prasarana
Kelengkapan sarana dan prasarana
,
,
Kemudahan Akses
Kemudahan Akses
,
,
Kedisiplinan
Kedisiplinan
,
,
Kesopanan dan Keramahan
Kesopanan dan Keramahan
Kenyamanan
Kenyamanan
,
,
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 12
KUALITAS PELAYANAN
KUALITAS PELAYANAN
PUBLIK
PUBLIK
1.
1.
Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan
: Prosedur pelayanan yang
: Prosedur pelayanan yang
dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengaduan.
termasuk pengaduan.
2.
2.
Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian
: ditetapkan sejak saat
: ditetapkan sejak saat
pengajuan permohonan sampai dengan
pengajuan permohonan sampai dengan
penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
3.
3.
Biaya pelayanan
Biaya pelayanan
dalam hal ini biaya/tarif
dalam hal ini biaya/tarif
pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan
pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan
dalam proses pemberian layanan.
dalam proses pemberian layanan.
4.
4.
Produk pelayanan
Produk pelayanan
,
,
hasil pelayanan yang akan
hasil pelayanan yang akan
diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
ditetapkan.
5.
5.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana
harus disediakan secara
harus disediakan secara
memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.
memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.
6.
6.
Kompetensi petugas
Kompetensi petugas
pemberi pelayanan, harus
pemberi pelayanan, harus
ditetapkan dengan tepat berdasarkan
ditetapkan dengan tepat berdasarkan
pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan
pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan
perilaku yang dibutuhkan.
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 13
Karakteristik
Karakteristik
Organisasi Pelayanan Prima
Organisasi Pelayanan Prima
Setiap anggota/pegawai memahami tujuan organisasi dan Setiap anggota/pegawai memahami tujuan organisasi dan mengerti peranan masing-masing dalam proses operasional
mengerti peranan masing-masing dalam proses operasional
organisasi;
organisasi;
Menghargai keberadaan setiap orang dalam organisasi dan Menghargai keberadaan setiap orang dalam organisasi dan memberi kesempatan dan dorongan untuk mengembangkan
memberi kesempatan dan dorongan untuk mengembangkan
potensi masing-masing;
potensi masing-masing;
Fokus utama adalah melayani klien/masyarakat;Fokus utama adalah melayani klien/masyarakat;
Kerjasama dan Kerja-Tim menjadi budaya kerja sehari-hari;Kerjasama dan Kerja-Tim menjadi budaya kerja sehari-hari; Para Pemimpin/Pejabat sepenuhnya terlibat dalam program dan Para Pemimpin/Pejabat sepenuhnya terlibat dalam program dan
inisiatif peningkatan kualitas pelayanan;
inisiatif peningkatan kualitas pelayanan;
Setiap orang dalam organisasi berkonsentrasi pada pencapaian Setiap orang dalam organisasi berkonsentrasi pada pencapaian kinerja dan kualitas pelayanan;
kinerja dan kualitas pelayanan;
Berorientasi kepada perbaikan kinerja secara berkelanjutanBerorientasi kepada perbaikan kinerja secara berkelanjutan Organisasi dan seluruh anggota/pegawai sangat menghargai Organisasi dan seluruh anggota/pegawai sangat menghargai
dan mampu memahami harapan-harapan para
dan mampu memahami harapan-harapan para StakeholderStakeholder
dan mengetahui bagaimana memberikan kepuasan kepada
dan mengetahui bagaimana memberikan kepuasan kepada
mereka; dan
mereka; dan
Quality and Innovation Driven Quality and Innovation Driven
(Sumber: Innovative and Quality Services Group - Financial and Information
(Sumber: Innovative and Quality Services Group - Financial and Information
Management Branch, Treasury Board Secretariat – Canada)
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 14
Kendala Pengembangan Pelayanan
Kendala Pengembangan Pelayanan
Prima
Prima
1.
1. Kurangnya komitmen dari aparatur pelayananKurangnya komitmen dari aparatur pelayanan
2.
2. Kurangnya pemahaman tentang manajemen Kurangnya pemahaman tentang manajemen
kualitas
kualitas
3.
3. Ketidakmampuan merubah Kultur & PerilakuKetidakmampuan merubah Kultur & Perilaku
4.
4. kurang akuratnya perencanaan kualitaskurang akuratnya perencanaan kualitas
5.
5. Kurang efektifnya program pengembangan SDMKurang efektifnya program pengembangan SDM
6.
6. Sistem dan Struktur kelembagaan tidak Sistem dan Struktur kelembagaan tidak
kondusif
kondusif
7.
7. Keterbatasan sumber-sumberKeterbatasan sumber-sumber
8.
8. Lemahnya sistem insentif (terutama non Lemahnya sistem insentif (terutama non
finansial)
finansial)
9.
9. Penerapan sistem manajemen kualitas belum Penerapan sistem manajemen kualitas belum
efektif
efektif
10.
10. Berorientasi jangka pendekBerorientasi jangka pendek
11.
11. Sistem informasi kinerja pelayanan belum Sistem informasi kinerja pelayanan belum
dikembangkan
dikembangkan
12.
12. Lemahnya integritas aparaturLemahnya integritas aparatur
13.
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 15
LANGKAH STRATEGIS YANG DAPAT
LANGKAH STRATEGIS YANG DAPAT
DILAKUKAN DALAM PENINGKATAN
DILAKUKAN DALAM PENINGKATAN
PELAYANAN PUBLIK
PELAYANAN PUBLIK
1.
1.
Membangun kesadaran melayani bagi aparatur
Membangun kesadaran melayani bagi aparatur
2.
2.
Membangun kesadaran masyarakat sebagai konsumen
Membangun kesadaran masyarakat sebagai konsumen
dengan membuka kesempatan yang seluas-luasnya
dengan membuka kesempatan yang seluas-luasnya
kepada masyarakat baik langsung maupun melalui
kepada masyarakat baik langsung maupun melalui
media massa untuk menyampaikan saran dan atau
media massa untuk menyampaikan saran dan atau
pengaduan mengenai pelayanan masyarakat.
pengaduan mengenai pelayanan masyarakat.
3.
3.
Memberikan “
Memberikan “
reward and punishment
reward and punishment
” yang seimbang;
” yang seimbang;
4.
4.
Mengadakan kompetisi pelayanan utk instansi yang
Mengadakan kompetisi pelayanan utk instansi yang
memberikan pelayanan sejenis.
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 16
1.
1. Melaksanakan perbaikan mutu pelayanan publik: Melaksanakan perbaikan mutu pelayanan publik: menciptakan standar pelayanan umum; diupayakan
menciptakan standar pelayanan umum; diupayakan
dengan:
dengan: a.
a. Menerbitkan pedoman pelayanan yang memuat persyaratan, Menerbitkan pedoman pelayanan yang memuat persyaratan,
prosedur, biaya/tarif pelayanan dan batas waktu
prosedur, biaya/tarif pelayanan dan batas waktu
penyelesaian pelayanan,
penyelesaian pelayanan,
b.
b. Menempatkan petugas yang bertanggung jawab melakukan Menempatkan petugas yang bertanggung jawab melakukan
pengecekan kelengkapan persyaratan permohonan untuk
pengecekan kelengkapan persyaratan permohonan untuk
kepastian mengenai diterima atau ditolaknya berkas
kepastian mengenai diterima atau ditolaknya berkas
permohonan tersebut pada saat itu juga.
permohonan tersebut pada saat itu juga.
c.
c. Menyelesaikan permohonan pelayanan sesuai dengan batas Menyelesaikan permohonan pelayanan sesuai dengan batas
waktu yang ditetapkan
waktu yang ditetapkan
d.
d. Melarang dan atau menghapus biaya tambahan yang Melarang dan atau menghapus biaya tambahan yang
dititipkan pihak lain dan meniadakan segala bentuk
dititipkan pihak lain dan meniadakan segala bentuk
pungutan liar
pungutan liar
e.
e. Menerapkan pola pelayanan secara terpadu (satu atap atau Menerapkan pola pelayanan secara terpadu (satu atap atau
satu pintu)
satu pintu)
f.
f. Melakukan penelitian kepuasan pelanggan/masyarakat atas Melakukan penelitian kepuasan pelanggan/masyarakat atas
pelayanan yang diberikan,
pelayanan yang diberikan,
g.
g. Menata sistem dan prosedur pelayanan secara Menata sistem dan prosedur pelayanan secara
berkesinambungan sesuai dengan tuntutan dan
berkesinambungan sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan dinamika masyarakat
perkembangan dinamika masyarakat..
LANGKAH STRATEGIS PENINGKATAN
LANGKAH STRATEGIS PENINGKATAN
KAPASITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KAPASITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN
PUBLIK BERKUALITAS
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 17
PAKET KEMASAN PELAYANAN
PAKET KEMASAN PELAYANAN
PUBLIK
PUBLIK
1.
1. Fasilitas Penunjang (Fasilitas Penunjang (Supporting FacilitiesSupporting Facilities):): adalah adalah
berbagai prasarana dan sarana fisik (Infrastruktur) yang berbagai prasarana dan sarana fisik (Infrastruktur) yang harus sudah tersedia sebelum sesuatu pelayanan publik harus sudah tersedia sebelum sesuatu pelayanan publik tertentu dapat diselenggarakan atau ditawarkan kepada tertentu dapat diselenggarakan atau ditawarkan kepada
masyarakat. masyarakat.
2.
2. Barang/Jasa Pelengkap (Barang/Jasa Pelengkap (Complimentary Complimentary
Products/Services
Products/Services):): adalah barang / material / bisa juga adalah barang / material / bisa juga dokumen, maupun jasa-jasa lainnya yang harus disediakan, dokumen, maupun jasa-jasa lainnya yang harus disediakan,
dibeli, dan atau digunakan oleh masyarakat calon pengguna dibeli, dan atau digunakan oleh masyarakat calon pengguna
layanan publik sebagai pelengkap atau kelengkapan layanan publik sebagai pelengkap atau kelengkapan
sebelum / sesudah memperoleh pelayanan publik tertentu. sebelum / sesudah memperoleh pelayanan publik tertentu.
3.
3. Layanan Eksplisit (Layanan Eksplisit (Explicit ServicesExplicit Services):): adalah wujud adalah wujud
nyata sebagai substansi atau inti manfaat dari pelayanan nyata sebagai substansi atau inti manfaat dari pelayanan
publik yang diterima atau dirasakan oleh masyarakat. publik yang diterima atau dirasakan oleh masyarakat.
4.
4. Manfaat Tersirat (Manfaat Tersirat (Implicit ServicesImplicit Services) :) : adalah manfaat adalah manfaat
yang secara psikologis dapat dirasakan oleh masyarakat yang secara psikologis dapat dirasakan oleh masyarakat
secara ekstrinsik dari suatu layanan publik yang secara ekstrinsik dari suatu layanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah. diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
(James A Fitzsimmons dan Mona J.
(James A Fitzsimmons dan Mona J.
Fitzsimmons, 1994)
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 18
PELAYANAN PUBLIK OLEH
PELAYANAN PUBLIK OLEH
PEMERINTAH DAN
PEMERINTAH DAN
PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAH
-
Prinsip “equal treatment”, dalam arti
Prinsip “equal treatment”, dalam arti
semua warga
semua warga
negara mempunyai hak untuk
negara mempunyai hak untuk
memperoleh pelayanan
memperoleh pelayanan
setara, sesuai standar yang ditetapkan
setara, sesuai standar yang ditetapkan
oleh pemerintah.
oleh pemerintah.
muncul Standar Pelayanan Minimal
muncul Standar Pelayanan Minimal
(SPM)
(SPM)
- Prinsip adil dan “non-diskriminasi”.
- Prinsip adil dan “non-diskriminasi”.
-Prinsip menghitung “ biaya yang
Prinsip menghitung “ biaya yang
terjangkau”, bukan
terjangkau”, bukan
biaya produksi, karena dikompensasi
biaya produksi, karena dikompensasi
melalui
melalui
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 19
Fungsi utama Pemerintah Daerah pada masa UU
Fungsi utama Pemerintah Daerah pada masa UU
Nomor 5 Tahun 1974 semula adalah sebagai promotor
Nomor 5 Tahun 1974 semula adalah sebagai promotor
pembangunan, pada masa UU Nomor 22/1999 maupun
pembangunan, pada masa UU Nomor 22/1999 maupun
UU Nomor 32/2004 telah berubah menjadi “pelayan
UU Nomor 32/2004 telah berubah menjadi “pelayan
masyarakat”.
masyarakat”.
Konsekuensi logisnya, unit-unit pemerintahan yang
Konsekuensi logisnya, unit-unit pemerintahan yang
memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
seperti dinas daerah, kecamatan, kelurahan perlu
seperti dinas daerah, kecamatan, kelurahan perlu
memperoleh perhatiann yang lebih besar baik dari segi
memperoleh perhatiann yang lebih besar baik dari segi
kewenangan, personil, pembiayaan maupun dukungan
kewenangan, personil, pembiayaan maupun dukungan
logistik.
logistik.
Perlu ada pembagian fungsi yang jelas antara unsur
Perlu ada pembagian fungsi yang jelas antara unsur
staf, unsur lini, serta unsur penunjang. Tugas pokok
staf, unsur lini, serta unsur penunjang. Tugas pokok
unsur staf adalah melayani ke dalam dan berpikir.
unsur staf adalah melayani ke dalam dan berpikir.
Tugas pokok unsur lini adalah pelayanan langsung dan
Tugas pokok unsur lini adalah pelayanan langsung dan
bersifat operasional. Tugas pokok unsur penunjang
bersifat operasional. Tugas pokok unsur penunjang
adalah menjalankan fungsi khusus dan bersifat
adalah menjalankan fungsi khusus dan bersifat
koordinatif.
koordinatif.
MODEL PELAYANAN UMUM
MODEL PELAYANAN UMUM
OLEH PEMERINTAH DAERAH
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 20
Dinas Pelayanan Prima Kepada
Hak cipta : Sadu Wasistiono Keterangan :
: Pelayanan langsung kepada masyarakat sangat terbatas (Unsur staf)
: Pelayanan langsung kepada masyarakat luas (Unsur lini)
: Pelayanan langsung kepada masyarakat relatif terbatas (Auxiliary)
MODEL PELAYANAN UMUM
MODEL PELAYANAN UMUM
OLEH PEMERINTAH DAERAH
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 21
Best Practices
Best Practices
Pelayanan yang dilakukan
Pelayanan yang dilakukan
oleh Beberapa Pemerintah Daerah
oleh Beberapa Pemerintah Daerah
A.
A.
KABUPATEN JEMBRANA-BALI (PENDIDIKAN)
KABUPATEN JEMBRANA-BALI (PENDIDIKAN)
1.
1. Memberikan kesempatan belajar yang seluas-luasnya Memberikan kesempatan belajar yang seluas-luasnya
kepada masyarakat
kepada masyarakatnya, (nya, (sekolah Swasta maupun sekolah Swasta maupun Negeri
Negeri)), melalui, melalui::
a.
a. pembebasan SPP pembebasan SPP ((sekolah negerisekolah negeri: : SD, SLTP, SLTASD, SLTP, SLTA))
b.
b. pemberian bea siswa pemberian bea siswa ((sekolah Swasta sekolah Swasta ))
c.
c. bonus bea siswa bonus bea siswa (yg berprestasi)(yg berprestasi)
2.
2. Peningkatan kualitas guru melalui:Peningkatan kualitas guru melalui:
a.
a. Kesempatan melanjutkan sekolahKesempatan melanjutkan sekolah
b.
b. Insentif Rp. 5.000,-/hari diluar tunjungan guru; Bonus Insentif Rp. 5.000,-/hari diluar tunjungan guru; Bonus
Rp. 1.000.000,-/th; diberi waktu cuti semester.
Rp. 1.000.000,-/th; diberi waktu cuti semester.
3.
3. Peningkatan Sarana dan prasarana dengan pola Peningkatan Sarana dan prasarana dengan pola Block Block
Grand
Grand dan bukan proyek. Agar terjadi efisiensi dan dan bukan proyek. Agar terjadi efisiensi dan adanya partisipasi masyarakat.
adanya partisipasi masyarakat.
4.
4. Pengembangan Model Pola Pendidikan (Pengembangan Model Pola Pendidikan (Sekolah Sekolah
Kajian
Kajian)), bidang: Budi pekerti, Ketrampilan IPTEK, , bidang: Budi pekerti, Ketrampilan IPTEK,
Kesenian dsb., pembelajaran dimulai dari pukul 07.00 Kesenian dsb., pembelajaran dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 16.00 wita. Anak didik diberi
sampai dengan pukul 16.00 wita. Anak didik diberi snack/ susu sehat/makan siang.
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 22
Best Practices
Best Practices
Pelayanan yang dilakukan
Pelayanan yang dilakukan
oleh Beberapa Pemerintah Daerah
oleh Beberapa Pemerintah Daerah
A.
A.
KABUPATEN JEMBRANA-BALI (KESEHATAN)
KABUPATEN JEMBRANA-BALI (KESEHATAN)
1.
1. Program Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ). Program Program Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ). Program
JKJ ini merupakan pemberian asuransi kesehatan JKJ ini merupakan pemberian asuransi kesehatan
kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Jembrana. kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Jembrana.
a.
a. Meringankan beban masyarakat dalam pembiayaan Meringankan beban masyarakat dalam pembiayaan
kesehatan
kesehatan
b.
b. Memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih Memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih
baik kepada masyarakat
baik kepada masyarakat
c.
c. Menciptakan kompetisi pelayanan yang sehat antara Menciptakan kompetisi pelayanan yang sehat antara
Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) baik negeri
Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) baik negeri
maupun swasta.
maupun swasta.
2.
2. EEvaluasi pelayanan Puskesmas, evaluasi pemanfaatan valuasi pelayanan Puskesmas, evaluasi pemanfaatan
Puskesmas dan puskesmas Pembantu. Pada tahun Puskesmas dan puskesmas Pembantu. Pada tahun
2001 telah dilakukan restrukturisasi dan merger 2001 telah dilakukan restrukturisasi dan merger
puskesmas dari 11 Puskesmas di merger menjadi 6 puskesmas dari 11 Puskesmas di merger menjadi 6
Puskesmas. Puskesmas.
3.
3. Penilaian pegawai secara obyektif dengan Penilaian pegawai secara obyektif dengan
memberikan
memberikan punishmentpunishment pada pegawai yang tidak pada pegawai yang tidak disiplin (327 orang, dengan berbagai tingkatan disiplin (327 orang, dengan berbagai tingkatan
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 23
Best Practices
Best Practices
Pelayanan yang dilakukan
Pelayanan yang dilakukan
oleh Beberapa Pemerintah Daerah
oleh Beberapa Pemerintah Daerah
B. KABUPATEN TANAH DATAR.
B. KABUPATEN TANAH DATAR.
1.
1.
KESEHATAN:
KESEHATAN:
mengembangkan program
mengembangkan program
Puskesmas Swadana.
Puskesmas Swadana.
2.
2.
Mengembangkan program pelayanan
Mengembangkan program pelayanan
perizinan satu atap
perizinan satu atap
3.
3.
Pelayanan akta catatan sipil dengan unit
Pelayanan akta catatan sipil dengan unit
keliling.
keliling.
4.
4.
Restrukturisasi & Reformasi Kepegawaian:
Restrukturisasi & Reformasi Kepegawaian:
a.
a. Innovasi & Kreatifitas(test kompetensi ulang, fit Innovasi & Kreatifitas(test kompetensi ulang, fit
and profertest pejabat, menetapkan standar and profertest pejabat, menetapkan standar kinerja pegawai untuk naik pangkat.
kinerja pegawai untuk naik pangkat.
b.
b. Penempatan pegawai yang tepat: beban kerja, Penempatan pegawai yang tepat: beban kerja,
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 24
Best Practices
Best Practices
Pelayanan yang dilakukan
Pelayanan yang dilakukan
oleh Beberapa Pemerintah Daerah
oleh Beberapa Pemerintah Daerah
C. KOTA TARAKAN.
C. KOTA TARAKAN.
1.
1.
Dana Cadangan Anggaran Pembangunan
Dana Cadangan Anggaran Pembangunan
(CAP): menyisihkan dana dalam bentuk
(CAP): menyisihkan dana dalam bentuk
tabungan untuk berjaga-jaga
tabungan untuk berjaga-jaga
.
.
2.
2.
Pemberian Fasilitas Askes bagi Keluarga
Pemberian Fasilitas Askes bagi Keluarga
miskin
miskin
3.
3.
Pemberlakuan Tarif Dasar Listrik (TDL)
Pemberlakuan Tarif Dasar Listrik (TDL)
lokal.
lokal.
4.
4.
E-Government (NOC, LAN, WLAN)
E-Government (NOC, LAN, WLAN)
5.
5.
Pemberian Perlakuan Khusus Kepada
Pemberian Perlakuan Khusus Kepada
Investor (Tax holiday, Percepatan
Investor (Tax holiday, Percepatan
pengurusan perijian, pembangunan
pengurusan perijian, pembangunan
infrastruktur terutama menjamin suplai
infrastruktur terutama menjamin suplai
enerji)
enerji)
6.
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 25
Terima
Terima
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 26
C. Jenis-jenis Pelayanan Umum
C. Jenis-jenis Pelayanan Umum
Pengelompokan jenis pelayanan
Pengelompokan jenis pelayanan
umum pada dasarnya dilakukan dgn
umum pada dasarnya dilakukan dgn
melihat jenis jasa yang dihasilkan
melihat jenis jasa yang dihasilkan
oleh suatu organisasi.
oleh suatu organisasi.
Jasa adalah “
Jasa adalah “
setiap tindakan ataupun
setiap tindakan ataupun
perbuatan yang dapat ditawarkan oleh
perbuatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain, yang
suatu pihak kepada pihak lain, yang
pada dasarnya bersifat tidak berwujud
pada dasarnya bersifat tidak berwujud
fisik (intangible) dan tidak
fisik (intangible) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu.
menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Produksi jasa dapat berhubungan
Produksi jasa dapat berhubungan
dengan produk fisik maupun tidak”.
dengan produk fisik maupun tidak”.
(Kotler, 1994).
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 27
1.
1. Dilihat dari pangsa pasarnya, dibedakan Dilihat dari pangsa pasarnya, dibedakan
antara :
antara :
a. jasa kepada konsumen akhir;a. jasa kepada konsumen akhir;
b. jasa kepada konsumen organisasional.b. jasa kepada konsumen organisasional.
2.
2. Dilihat dari tingkat keberwujudan, dibedakan Dilihat dari tingkat keberwujudan, dibedakan
antara :
3. Dilihat dari ketrampilan penyedia jasa, Dilihat dari ketrampilan penyedia jasa, dibedakan antara :
dibedakan antara :
a. pelayanan profesional;a. pelayanan profesional;
b. pelayanan non-profesional.b. pelayanan non-profesional.
1.
1. Dilihat dari tujuan organisasi, dibedakan antara Dilihat dari tujuan organisasi, dibedakan antara
:
C. Jenis-jenis Pelayanan Umum
C. Jenis-jenis Pelayanan Umum
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 28
KATEGORI BARANG DAN
KATEGORI BARANG DAN
JASA:
JASA:
Barang/jasa Privat (
Barang/jasa Privat (
Private
Private
Goods
Goods
),
),
Barang/jasa Tol (
Barang/jasa Tol (
Toll Goods
Toll Goods
),
),
Barang/jasa Umum (
Barang/jasa Umum (
Common-Pool
Common-Pool
Goods
Goods
),
),
Barang/jasa Kolektif (
Barang/jasa Kolektif (
Collective
Collective
Goods
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 29
Duabelas Karakteristik Jasa
Duabelas Karakteristik Jasa
1.
1.
Pelayanan merupakan output tidak
Pelayanan merupakan output tidak
berbentuk
berbentuk
(
(
intangible output).
intangible output).
2.
2.
Pelayanan merupakan output variabel,
Pelayanan merupakan output variabel,
tidak standar.
tidak standar.
3.
3.
Pelayanan tidak dapat disimpan dalam
Pelayanan tidak dapat disimpan dalam
inventori, tetapi dapat dikonsumsi dalam
inventori, tetapi dapat dikonsumsi dalam
produksi.
produksi.
4.
4.
Terdapat hubungan langsung yang erat
Terdapat hubungan langsung yang erat
dengan pelanggan melalui proses
dengan pelanggan melalui proses
pelayanan.
pelayanan.
5.
5.
Pelanggan berpartisipasi dalam proses
Pelanggan berpartisipasi dalam proses
memberikan pelayanan.
memberikan pelayanan.
6.
6.
Ketrampilan personil “diserahkan” atau
Ketrampilan personil “diserahkan” atau
diberikan secara langsung kepada
diberikan secara langsung kepada
pelanggan.
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 30
1.
1.
Pelayanan tidak dapat diproduksi secara
Pelayanan tidak dapat diproduksi secara
massal.
massal.
2.
2.
Membutuhkan pertimbangan pribadi yang
Membutuhkan pertimbangan pribadi yang
tinggi dari individu yang memberikan
tinggi dari individu yang memberikan
pelayanan.
pelayanan.
3.
3.
Perusahaan jasa pada umumnya bersifat
Perusahaan jasa pada umumnya bersifat
padat karya.
padat karya.
4.
4.
Fasilitas pelayanan pada umumnya berada
Fasilitas pelayanan pada umumnya berada
dekat lokasi pelanggan.
dekat lokasi pelanggan.
5.
5.
Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat
Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat
subyektif.
subyektif.
6.
6.
Option
Option
penetapan harga lebih rumit.
penetapan harga lebih rumit.
(Sumber : Gasperz, 1997 : 241).(Sumber : Gasperz, 1997 : 241).
Duabelas Karakteristik Jasa
Duabelas Karakteristik Jasa
(lanjutan)
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 31
5. Dilihat dari pengaturannya, dibedakan antara :
5. Dilihat dari pengaturannya, dibedakan antara :
a. pelayanan yang diatur;a. pelayanan yang diatur;
b. pelayanan yang tidak diatur.b. pelayanan yang tidak diatur.
6. Dilihat dari tingkat intensitas karyawan,
6. Dilihat dari tingkat intensitas karyawan,
dibedakan menjadi:
dibedakan menjadi:
a. pelayanan yang berbasis pada alat;a. pelayanan yang berbasis pada alat;
b. pelayanan yang berbasis pada orang.b. pelayanan yang berbasis pada orang.
7. Dilihat dari tingkat kontak penyedia jasa dan
7. Dilihat dari tingkat kontak penyedia jasa dan
pelanggan, dibedakan menjadi :
pelanggan, dibedakan menjadi :
a. pelayanan dengan kontak tinggi;a. pelayanan dengan kontak tinggi;
b. pelayanan dengan kontak rendah.b. pelayanan dengan kontak rendah.
(Sumber : Tjiptono, 1996 : 8-13).
(Sumber : Tjiptono, 1996 : 8-13).
C. Jenis-jenis Pelayanan Umum
C. Jenis-jenis Pelayanan Umum
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 32
Langkah Strategis Penyusunan
Langkah Strategis Penyusunan
Standar Pelayanan Prima
Standar Pelayanan Prima
1.
1.
Identifikasi Masyarakat Pengguna Layanan
Identifikasi Masyarakat Pengguna Layanan
2.2.
Pahami kebutuhan Masyarakat
Pahami kebutuhan Masyarakat
3.3.
Identifikasi jenis-jenis layanan
Identifikasi jenis-jenis layanan
4.4.
Tetapkan persyaratan suatu layanan
Tetapkan persyaratan suatu layanan
5.5.
Tetapkan standar-standar pelayanan:
Tetapkan standar-standar pelayanan:
a.
a. Sistem dan prosedur pelayananSistem dan prosedur pelayanan
b.
b. Infrastruktur pelayananInfrastruktur pelayanan
c.
c. Waktu pelayananWaktu pelayanan
d.
d. Sikap dan perilaku pelayananSikap dan perilaku pelayanan
e.
e. harga/biaya pelayananharga/biaya pelayanan
6.
6.
Tetapkan jumlah dan kualifikasi SDM
Tetapkan jumlah dan kualifikasi SDM
7.7.
Tetapkan jenis dan jumlah peralatan
Tetapkan jenis dan jumlah peralatan
8.8.
Siapkan unit atau petugas penerima keluhan
Siapkan unit atau petugas penerima keluhan
masyarakat
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 33
Orientasi Perilaku Pelayanan
Orientasi Perilaku Pelayanan
Prima
Prima
Memiliki harga diri (Self Esteem)
Memiliki harga diri (Self Esteem)
Melampaui yang diharapkan (Exceed
Melampaui yang diharapkan (Exceed
Expectation)
Expectation)
Berorientasi pada pembenahan
Berorientasi pada pembenahan
(Recovery)
(Recovery)
Memiliki wawasan ke depan (Vision)
Memiliki wawasan ke depan (Vision)
Berorientasi pada peningkatan/perbaikan
Berorientasi pada peningkatan/perbaikan
(Improvement)
(Improvement)
Perhatian terhadap kualitas (Care)
Perhatian terhadap kualitas (Care)
Berorientasi pada pemberdayaan
Berorientasi pada pemberdayaan
(Empowerment)
(Empowerment)
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 34
Karakteristik
Karakteristik
Aparatur Profesional
Aparatur Profesional
Melaksanakan
Melaksanakan
tugas
tugas
dengan
dengan
terampil,
terampil,
kreatif dan inovatif,
kreatif dan inovatif,
Mempunyai komitmen yang kuat terhadap
Mempunyai komitmen yang kuat terhadap
tugas dan program,
tugas dan program,
Komitmen terhadap pelayanan publik,
Komitmen terhadap pelayanan publik,
Bekerja
Bekerja
berdasarkan
berdasarkan
sifat
sifat
dan
dan
etika
etika
profesional,
profesional,
Memiliki daya tanggap (
Memiliki daya tanggap (
responsiveness
responsiveness
) dan
) dan
akuntabilitas (
akuntabilitas (
accountability
accountability
),
),
Memiliki derajat otonomi yang penuh rasa
Memiliki derajat otonomi yang penuh rasa
tanggung jawab dalam membuat keputusan,
tanggung jawab dalam membuat keputusan,
dan
dan
Memaksimalkan efisiensi dan kreativitas
Memaksimalkan efisiensi dan kreativitas
(Stilman H., 1992),
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 35
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
PROFESIONALISME DALAM PELAYANAN
PROFESIONALISME DALAM PELAYANAN
PUBLIK
PUBLIK
1.
1. Mengembangkan modernisasi, kualitas, Mengembangkan modernisasi, kualitas,
efisiensi, dan kepekaan. efisiensi, dan kepekaan.
2.
2. Pendekatan yang pragmatis dan bukan Pendekatan yang pragmatis dan bukan
dogmatis dogmatis
3.
3. Berorientasi kepada kepuasaan pelanggan Berorientasi kepada kepuasaan pelanggan
(masyarakat) (masyarakat)
4.
4. Bekerja atas dasar kemitraan dengan sektor Bekerja atas dasar kemitraan dengan sektor
swasta swasta
5.
5. Mengembangkan jaringan kerja dalam Mengembangkan jaringan kerja dalam
pelaksanaan pelayanan publik pelaksanaan pelayanan publik
6.
6. Kontrak Karya digunakan jika kualitas Kontrak Karya digunakan jika kualitas
output dapat ditingkatkan dengan harga output dapat ditingkatkan dengan harga yang lebih murah (value for money)
yang lebih murah (value for money)
1
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 36 1.
1.
Sumber daya, keterampilan, dan komitmen staf
Sumber daya, keterampilan, dan komitmen staf
adalah
aset
yang
terbaik
di
dalam
adalah
aset
yang
terbaik
di
dalam
memodernisasi pelayanan umum
memodernisasi pelayanan umum
2.
2.
Pimpinan departemen/LPND tetap bertanggung
Pimpinan departemen/LPND tetap bertanggung
jawab terhadap proses contracting out kepada
jawab terhadap proses contracting out kepada
pihak swasta.
pihak swasta.
3.
3.
Perlunya antisipasi yang tepat terhadap
Perlunya antisipasi yang tepat terhadap
perubahan yang terjadi
perubahan yang terjadi
4.
4.
Perlindungan
Perlindungan
terhadap
terhadap
pegawai
pegawai
tetap
tetap
diutamakan dengan kompensasi yang layak.
diutamakan dengan kompensasi yang layak.
2
2
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
PROFESIONALISME DALAM
PROFESIONALISME DALAM
PELAYANAN PUBLIK
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 37
PRINSIP-PRINSIP
PRINSIP-PRINSIP
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN
PROFESIONALISME DALAM
PROFESIONALISME DALAM
PELAYANAN PUBLIK
PELAYANAN PUBLIK
1.
1.
Komunikasi yang efektif dan terus menerus
Komunikasi yang efektif dan terus menerus
adalah kunci kesuksesan penyempurnaan dan
adalah kunci kesuksesan penyempurnaan dan
perubahan
perubahan
2.
2.
Adanya informasi dan komunikasi terbuka
Adanya informasi dan komunikasi terbuka
antara pelanggan (masyarakat) dan stake
antara pelanggan (masyarakat) dan stake
holder
holder
3.
3.
Hubungan dengan sektor swasta adalah dua
Hubungan dengan sektor swasta adalah dua
arah, dengan menerapkan prinsip keterbukaan
arah, dengan menerapkan prinsip keterbukaan
dan kejujuran
dan kejujuran
4.
4.
Pejabat senior memberikan kepemimpinan
Pejabat senior memberikan kepemimpinan
yang merangsang motivasi dan
yang merangsang motivasi dan
penyempurnaan yang berkelanjutan
penyempurnaan yang berkelanjutan
3
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 38
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
PROFESIONALISME ADMINISTRASI
PROFESIONALISME ADMINISTRASI
PELAYANAN PUBLIK
PELAYANAN PUBLIK
1.
1.
Meningkatkan kualitas pelayanan dengan
Meningkatkan kualitas pelayanan dengan
biaya yang lebih efisien
biaya yang lebih efisien
2.
2.
Justifikasi didasarkan atas dasar
Justifikasi didasarkan atas dasar
pertimbangan yang obyektif dan
pertimbangan yang obyektif dan
komprehensif
komprehensif
3.
3.
Sejauh mungkin pelayanan publik diserahkan
Sejauh mungkin pelayanan publik diserahkan
kepada sektor swasta jika memang lebih baik
kepada sektor swasta jika memang lebih baik
dan efisien
dan efisien
4
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 39
ANATOMI URUSAN
ANATOMI URUSAN
PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN
(Sumber : Bahan Penataran DPRD yang disiapkan oleh (Sumber : Bahan Penataran DPRD yang disiapkan oleh
Badan Diklat DDN, 2004) Badan Diklat DDN, 2004)
URUSAN PEMERINTAHAN
ABSOLUT
(Mutlak kewenangan Pusat)
CONCURRENT (Kewenangan bersama Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)
PILIHAN/OPTIONAL (Sektor Unggulan)
WAJIB/OBLIGATORY (Pelayanan Dasar)
SPM
(Standar Pelayanan Minimal)
- Hankam
-Moneter&fiskal nasional
- Yustisi
- Politik Luar Negeri
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 40
1.
1.
perencanaan dan pengendalian
perencanaan dan pengendalian
pembangunan;
pembangunan;
2.
2.
perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan
perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan
tata ruang;
tata ruang;
3.
3.
penyelenggaraan ketertiban umum dan
penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat;
ketentraman masyarakat;
4.
4.
penyediaan sarana dan prasarana umum;
penyediaan sarana dan prasarana umum;
5.
5.
penanganan bidang kesehatan;
penanganan bidang kesehatan;
6.
6.
penyelenggaraan pendidikan;
penyelenggaraan pendidikan;
untuk
untuk
Propinsi ditambah dengan alokasi sumber
Propinsi ditambah dengan alokasi sumber
daya manusia potensial.
daya manusia potensial.
7.
7.
penanggulangan masalah sosial;
penanggulangan masalah sosial;
untuk
untuk
Propinsi ditambah yang bersifat lintas
Propinsi ditambah yang bersifat lintas
kabupaten/kota.
kabupaten/kota.
Urusan Wajib Yang Menjadi
Urusan Wajib Yang Menjadi
Kewenanga
Kewenanga
n
n
Pemerintahan Daerah
Pemerintahan Daerah
Menurut UU 32/2004
Menurut UU 32/2004
meliputi:
25 Januari 2006 Endang Wirjatmi (STIA-UI) 41
1.
1. PPelayanan bidang ketenagakerjaan;elayanan bidang ketenagakerjaan; untuk Propinsi untuk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota.
yang bersifat lintas kabupaten/kota.
2.
2. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, danFasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah;
menengah; utk Propinsi yang bersifat lintas utk Propinsi yang bersifat lintas
kabupaten/kota.
kabupaten/kota.
3.
3. Pengendalian lingkungan hidup;Pengendalian lingkungan hidup;
4.
4. Pelayanan pertanahan;Pelayanan pertanahan;untuk Propinsi yang bersifat untuk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota.
lintas kabupaten/kota.
5.
5. PPelayanan kependudukan, dan catatan sipil; elayanan kependudukan, dan catatan sipil;
6.
6. PPelayanan administrasi umum pemerintahan;elayanan administrasi umum pemerintahan;
7.
7. PPelayanan administrasi penanaman modal ; elayanan administrasi penanaman modal ; untuk untuk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota.
Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota.
8.
8. PPenyelenggaraan pelayanan dasar lainnyaenyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; ; untuk untuk Propinsi yang belum dapat diselenggarakan oleh
Propinsi yang belum dapat diselenggarakan oleh
kabupaten/kota.
kabupaten/kota.
9.
9. UUrusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh rusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
peraturan perundang-undangan.