• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II haris ibu Copy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II haris ibu Copy"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja (performance) menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct) yang bersifat multidimensional, pengukurannya juga bervariasi tergantung pada kompleksitas faktor-faktor yang membentuk kinerja.

Mangkuprawira dan Hubeis dalam bukunya Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia (2007:153) mengatakan bahwa kinerja meruapakan hasil dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta

organisasi. Kinerja merupakan bagian dari kajian ilmu administrasi publik.

Menurut Keban (2008), terdapat enam dimensi administrasi publik yaitu kebijakan, struktur, organisasi, manajemen, etika, lingkungan, dan akuntabilitas kinerja. Berkenaan dengan kinerja, Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil yang dapat dinilai menurut pelaku yaitu hasil yang diraih oleh individu, atau kelompok (kinerja kelompok), oleh institusi (kinerja organisasi) dan oleh suatu program atau kebijakan (kinerja program atau kebijakan).

Menurut Simanjuntak (2005:221), definisi kinerja adalah tingkat

pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja setiap orang dipengaruhi

oleh banyak faktor yang dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu kompetensi

individu orang yang bersangkutan, dukungan organisasi, dan dukungan

manajemen (Simanjuntak,2005:210). Harrington (1991), menetapkan bahwa pengukuran kinerja dimulai dari adanya keinginan untuk

(2)

peningkatan kinerja, oleh karena itu jika tidak dapat mengukur kinerja yang dilakukan, maka tidak akan dapat melakukan peningkatan kinerja dari aktivitas tersebut.

Syarat yang diperlukan untuk dapat menilai kinerja secara efektif adalah

adanya kriteria yang dapat diukur secara objektif dan adanya objektifitas dalam

proses penilaiannya. Ada tiga kriteria yang dapat dipakai untuk melakukan

penilaian kinerja secara efektif, yaitu relevancy, reliability dan discrimination. Relevancy menunjukkan tingkat kesesuaian antara kriteria dan tujuan kinerja. Reliability menunjukkan tingkat makna kriteria kinerja yang menghasilkan hasil

yang konsisten. Sedangkan discrimination digunakan untuk mengukur tingkat dimana suatu kriteria kinerja dapat memperlihatkan perbedaan-perbedaan dalam

kinerja. Jika nilai cenderung menunjukkan semuanya baik atau semuanya jelek,

berarti ukuran kinerja tidak bersifat diskriminatif. Menurut Ismail Nawawi Uha

(2013, p.212), kinerja didefinisikan berdasarkan 2 segi, yaitu kinerja individu dan

kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja perseorangan dalam

organisasi. Dan kinerja organisasi adalah hasil kerja keseluruhan suatu organisasi

dalam mencapai tujuan. Kinerja juga didefinisikan sebagai keberhasilan personel

dalam mewujudkan sasaran strategik di empat perspektif balanced scorecard

(Mulyadi, 2007, p363). Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan

pencapaian perusahaan dalam mencapai tujuannya dalam memuaskan pelanggan,

pertumbuhan yang baik dalam pembelajaran pada setiap tingkat managerial,

mencapai keseimbangan finansial melalui proses bisnis yang efektif dan juga

efisien.

(3)

Balanced Scorecard adalah suatu konsep manajemen yang membantu mengubah strategi ke dalam tindakan. Balanced scorecard adalah lebih dari sekedar suatu sistem pengukuran operasional atau taktis. Perusahaan-perusahaan

inovatif menggunakannya sebagai suatu sistem manajemen strategis yang

mengelola strategi perusahaan (Gapersz, 2005). Berdasarkan pengertian diatas

dapat disimpulkan bahwa balanced scorecard adalah tolak ukur kinerja yang terintegrasi berasal dari strategi perusahaan dan mendukung strategi perusahaan di

seluruh organisasi. Berikut ditampilkan framework balanced scorecard:

2.2 Penilaian Kinerja PDAM Tirta Daroy Banda Aceh Sesuai Kriteria Badan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Menggunakan Balanced Scorecard

Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(4)

27/PRT/M/Tahun 2016 pasal 17 ayat 2 Tentang Penyelenggaraan Sistem

Penyediaan Air Minum menetapkan kriteria penilaian Badan Penyelenggara

Sistem Penyediaan Air Minum (BPSPAM) untuk mengetahui tingkat kesehatan

BPSPAM meliputi 4 (empat) aspek yaitu :

1. Aspek Operasional

2. Aspek Perbaikan dan Pelayanan

3. Aspek Keuangan

4. Aspek Sumber Daya Manusia

Penilaian kinerja Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air

Minum (BPSPAM) dengan empat aspek tersebut menghasilkan nilai kinerja yang

mengelompokkan PDAM ke dalam tiga kategori:

1. Sehat ( > 2,8)

2. Kurang Sehat, dengan nilai 2,2 - 2,8

3. Sakit, dengan nilai < 2,2

2.2.1 Aspek Operasional

Penilaian kinerja aspek operasional bertujuan untuk mengukur tingkat

perspektif operasional seperti: efektifitas produksi dan distribusi, besarnya

kehilangan air, kontinuitas pelayanan air kepada pelanggan, apresiasi terhadap alat

ukur transaksi jualbeli, produk yang dijual kepada pelanggan serta tekanan air

rata-rata kepada pelanggan.Perspektif operasional tersebut diwakili oleh

indikator-indikator aspek operasionalseperti berikut:

(5)

Efisiensi produksi merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur

efisiensi sistem produksi.

Formulasi indikator efisiensi produksi (faktor pemanfaatan produksi) adalah:

realisasi produksi(m3) kapasitas terpasang(m3)x100

Keterangan:

Realisasi produksi adalah volume air yang diproduksi secara riil oleh PDAM (volumeproduksi riil).

Kapasitas terpasang adalah kapasitas unit produksi PDAM yang terpasang sesuai denganrencana.

2. Air Tak Berekening-ATR (NRW)

Air tak berekening merupakan selisih antara air yang masuk unit distribusi

dengan air yang berekening dalam jangka waktu selama periode evaluasi.

Formulasi air tak berekening adalah:

distribusiair(m3)−air terjual(m3) distribusi air(m3) x100 Keterangan:

Distribusi air adalah banyaknya air yang disalurkan kepada pelanggan melalui jaringanpipa distribusi selama periode evaluasi.

Air terjual adalah banyaknya air yang terpakai oleh pelanggan dan tercatat dalamIkhtisar Rekening Air (IRA) selama periode evaluasi.

3. Jam Operasi Layanan

Jam operasi layanan merupakan indikator untuk mengukur efisiensi sistem

(6)

minum dalam memanfaatkan sistem produksi, dimana semakin tinggi jam operasi, semakin baik pemanfaatan sistem penyediaan air minum yang ada.

Formulasi indikator jam operasi layanan adalah:

waktu distribusi air ke pelanggan selama periode evaluasi periode evaluasi(hari)

Keterangan:

Waktu distribusi air ke pelanggan adalah pelayanan distribusi air yang dapat disediakankepada pelanggan selama periode evaluasi.

4. Tekanan Air Pada Sambungan Pelanggan

Tekanan air pada sambungan pelanggan merupakan indikator untuk

mengukur jumlah pelanggan yang dilayani dengan tekanan sesuai dengan tekanan

minimum yangditentukan.

Formulasi indikator tekanan air pada sambungan pelanggan adalah:

jlh . pelangganterlayani dengan tekananminimal0,7(SR)¯

jumlah pelanggan(SR) x100

Keterangan:

Jumlah pelanggan terlayani dengan tekanan minimal 0,7 bar adalah banyaknya pelanggan yang dapat memperoleh pelayanan tekanan air

minimal padawaktu jam puncak (jam 07.00 – 08.00).

Jumlah pelanggan adalah banyaknya pelanggan aktif.

5. Penggantian Meter Air Pelanggan

Penggantian meter air pelanggan merupakan indikator untuk mengukur

(7)

Formulasi indikator penggantian/kalibrasi meter air pelanggan adalah:

jumlahmeter pelanggan yang diganti(SR) jumlah pelanggan(SR) x100 Keterangan:

Jumlah meter air yang diganti adalah banyaknya meter air pelanggan yang digantiselama periode evaluasi.

Jumlah pelanggan adalah banyaknya pelanggan aktif.

2.2.2 Aspek Perbaikan dan Pelayanan

Penilaian kinerja aspek perbaikan dan pelayanan bertujuan untuk

mengukur beberapa perspektif pelayanan yang menggambarkan tingkat

kemampuan PDAM Tirta Daroy Banda Aceh dalam memenuhi kebutuhan

pelanggannya. Perspektif yang tercakup diantaranya: kualitas, kuantitas,

kontinuitas, kepuasan pelanggan, kemampuan nyata pelayanan, dan pertumbuhan

pelanggan. Berdasarkan perspektif tersebut, maka disimpulkan bahwa terdapat 5

(lima) indikator yang diperkirakan dapat mewakili perspektif pelayanan seperti

dimaksud, yaitu:

1. Cakupan Pelayanan Teknis

Pengertian dari cakupan pelayanan teknis adalah suatu ukuran untuk

mengetahui berapa besar presentase jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM

dibanding dengan jumlah penduduk di wilayah pelayanan PDAM.

Formulasi indikator cakupan pelayanan teknis adalah:

jumlah penduduk terlayani(jiwa)

jumlah penduduk diwilayah pelayanan(jiwa)x100

(8)

Jumlah penduduk terlayani merupakan jumlah sambungan dikali rata-rata jiwa per KK (didasarkan pada data BPS). Jumlah sambungan

adalah jumlah sambungan aktif pada akhir periode penilaian.

Jumlah penduduk di wilayah pelayanan merupakan jumlah penduduk di wilayahpelayanan teknis (wilayah yang ada dalam perencanaan).

2. Pertumbuhan Pelanggan

Indikator ini digunakan untuk mengetahui berapa presentase peningkatan

jumlah pelanggan PDAM dalam satu periode (bulanan, triwulan, semester atau

tahunan). Indikator ini menunjukkan seberapa besar kemampuan PDAM dalam

memasarkan produknya. Selain itu, indikator ini juga dapat menunjukkan

kemampuan PDAM dalam berinvestasi untuk mengembangkan pelayanan air

minumnya.

Formulasi indikator pertumbuhan pelanggan adalah:

jumlah pelanggan periodeini−jumlah pelanggan periode lalu jumlah pelanggan periode lalu x100 Keterangan:

Jumlah pelanggan periodeini adalah jumlah pelanggan total yang tercatat di dalam administrasi pelayanan pada akhir periode evaluasi.

Jumlah pelanggan periode lalu adalah jumlah pelanggan total yang tercatat didalam administrasi pelayanan pada akhir periode lalu.

3. Tingkat Penyelesaian Pengaduan

Tingkat penyelesaian pengaduan merupakan ukuran untuk menilai respon

atau tanggapan PDAM terhadap pengaduan pelanggannya.

(9)

jumlah pengaduan pelanggan yang tertangani

jumlah pengaduan x100

Keterangan:

Jumlah pengaduan yang tertangani adalah banyaknya pengaduan pelanggan yang tercatat dan telah diselesaikan masalahnya dalam satu

periode evaluasi kinerja.

Jumlah pengaduan adalah banyaknya pengaduan dari pelanggan yang tercatat selama satu periode evaluasi kinerja.

4. Kualitas Air Pelanggan

Kualitas air pelanggan merupakan ukuran yang digunakan untuk

mengetahui apakah kualitas air yang didistribusikan oleh PDAM kepada

pelanggan telah memenuhi kualitas air minum seperti yang ditetapkan dalam

Permenkes Nomor 492/MENKES/PER/V/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum.

Formulasi indikator kualitas air pelanggan adalah:

jumlahuji yang memenuhi syarat jumlah yang diuji x100 Keterangan:

Jumlah uji yang memenuhi syarat adalah banyaknya hasil uji kualitas (sampel) air dititik pelanggan yang telah memenuhi syarat kualitas air

minum menurut Permenkes Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Jumlah sampel yang diuji adalah banyaknya pengambilan sampel yang harus dilakukan menurut ketentuan Permenkes Nomor

736/MENKES/PER/VI/2010.

(10)

Konsumsi air domestik merupakan ukuran yang digunakan untuk

menggambarkan tingkat pemakaian air oleh pelanggan kategori domestik (rumah

tangga).

Formulasi indikator konsumsi air domestik adalah:

jumlahair terjual pelanggandomestik per bulan(m3) jumlah pelanggandomestik(SR)

Keterangan:

Jumlah air terjual pelanggan domestik rata-rata per bulan adalah banyaknya air yangdikonsumsi oleh pelanggan domestik rata-rata per

bulan.

Jumlah pelanggan domestik adalah banyaknya pelanggan domestik yang masih aktif.

2.2.3 Aspek Keuangan

Penilaian kinerja aspek keuangan pada prinsipnya merupakan penilaian

yang mencakup kemampuan PDAM untuk menciptakan laba dan mengefisienkan

kegiatan operasionalnya.Aspek keuangan memiliki 3 (tiga) indikator utama yaitu:

Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas.

A. Rentabilitas

Rentabilitas merupakan ukuran kemampuan PDAM untuk menciptakan

keuntungan atau memperoleh laba dan menjamin kesinambungan operasional.

Ukuran tersebut digambarkan melalui besaran 2 (dua) indikator, yaitu:

1. Return on Equity (ROE) merupakan suatu rasio untuk mengukur tingkat kemampuan memperoleh laba dari modal (ekuitas) yang ada.

(11)

lababersih setelah pajak(Rp)

jumlah ekuitas(modal+cadangan)(Rp)x100

Keterangan:

Laba Bersih Setelah Pajak adalah Kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh beban untuk satu periode tertentu (satu tahun) setelah dikurangi

pajak penghasilan yang disajikan dalam Laporan Laba Rugi.

Jumlah Ekuitas adalah jumlah modal ditambah cadangan atau aset dikurangikewajiban.

2. Rasio Operasi, merupakan suatu rasio untuk mengukur tingkat efisiensi beban yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan.

Formulasi indikator rasio operasi adalah:

beban operasi(Rp) pendapatan operasi(Rp) Keterangan:

Beban operasi adalah seluruh beban usaha baik beban langsung usaha (beban sumber air, beban pengolahan air dan beban transmisi

&distribusi) maupun beban tidak langsung usaha (beban administrasi

dan umum).

Pendapatan operasi adalah seluruh pendapatan usaha yang meliputi pendapatan air dan pendapatan non air.

B. Likuiditas

Likuiditas dapat diartikan sebagai suatu ukuran untuk mengetahui

kemampuan PDAM Tirta Daroy Banda Aceh memenuhi kewajiban jangka

(12)

yang harus segera dibayar dengan harta lancarnya. Ukuran likuiditas digambarkan

melalui besaran 2 (dua) indikator, yaitu:

1. Rasio Kas, yang memiliki pengertian sebagai suatu rasio untuk mengukurkemampuan kas dalam rangka menjamin kewajiban jangka

pendek.

Formulasi rasio kas adalah:

jumlah kas+setara kas(Rp) jumlahkewajiban lancar(Rp)x100 Keterangan:

Jumlah Kas adalah seluruh jumlah uang kas yang ada baik yang berada di kas perusahaan (tunai) maupun yang ada di Bank.

Setara Kas adalah surat berharga yang dimiliki yang secara seketika dapat diuangkan termasuk deposito, surat berharga, promes dan cek

mundur (yang masuk dalam aset lancar).

Jumlah Kewajiban Lancar adalah seluruh kewajiban yang harus dapat dilunasi dalam satu tahun buku.

2. Efektivitas Penagihan, merupakan ukuran dalam menakarefektifitas kegiatan penagihan atas hasil penjualan air.

Formulasi efektifitas penagihan adalah:

(13)

Jumlah Penerimaan Rekening Air adalah penerimaan tunai (penerimaan melalui kas atau melalui bank) dalam satu tahun buku atas volume air

terjual (jumlah rekening air).

Jumlah Rekening Air adalah seluruh jumlah tagihan kepada pelanggan PDAM sesuai daftar rekening ditagih (DRD) air selama satu tahun

(DRD air terdiri atas harga air dan beban tetap).Pengertian ini

didasarkan bahwa penjualan air PDAM (pendapatan penjualan air)

dicatat berdasarkan jumlah air yang dikonsumsi pelanggan pada saat

transaksi terjadi, pelanggan tidak langsung membayar.

C. Solvabilitas

Solvabilitas diartikan sebagai suatu ukuran untuk mengetahui kemampuan

PDAM menjamin kewajiban-kewajiban jangka panjang dengan asetnya.

Solvabilitas juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh

kewajiban yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Kondisi

keuangan PDAM yang solvable menjadi salah satu faktor penting dalam penentuan kelayakan diberikannya pinjaman kepada PDAM terutama untuk

mengembangkan pelayanan air minumnya.

Formulasi indikator solvabilitas adalah:

jumlah aset(Rp)

jumlahkewajiban(Rp)x100 Keterangan:

Jumlah aset adalah sumber daya yang dikuasai PDAM sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas.

(14)

2.2.4 Aspek Sumber Daya Manusia

Penilaian kinerja aspek sumber daya manusia bertujuan untuk mengukur

tingkat inovasi dan pembelajaran dalam kaitannya dengan pengelolaan PDAM.

Aspek sumber daya manusia yang dimaksud meliputi: efektifitas, apresiasi,

peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Indikator-indikator yang

mewakili aspek sumber daya manusia adalah sebagai berikut:

1.Rasio Pegawai terhadap Pelanggan

Rasio pegawai terhadap pelanggan menggambarkan tingkat efisiensi dan

efektifitas penggunaan tenaga kerja untuk memberikan pelayanan kepada

pelanggan. Semakintinggi rasio yang terukur menggambarkan rendahnya efisiensi

dan efektifitas tenagakerja yang ada begitu pula sebaliknya.

Formulasi indikator rasio pegawai terhadap pelanggan adalah:

jumlah pegawai jumlah pelanggan/1000

Keterangan:

Jumlah pegawai adalah banyaknya pegawai yang tercatat sebagai pegawai tetap danhonorer.

Jumlah pelanggan adalah seluruh pelanggan PDAM.

2. Rasio Diklat Pegawai

Rasio diklat (pendidikan dan pelatihan) pegawai merupakan indikator yang

digunakan untuk mengukur kepedulian perusahaan dalam upaya meningkatkan

efektivitas pegawai. Indikator ini juga menunjukkan seberapa besar tingkat

kompetensi pegawai yang dimilikioleh PDAM sehingga dapat memberikan

(15)

Formulasi indikator rasio diklat pegawai adalah:

jumlah pegawai yang mengikuti diklat jumlah pegawai x100 Keterangan:

Jumlah pegawai yang mengikuti diklat adalah banyaknya pegawai yang tercatat mengikuti pendidikan dan latihan selama periode evaluasi.

Jumlah pegawai adalah banyaknya pegawai yang tercatat sebagai pegawai tetap dan honorer.

3. Rasio Beban Diklat Terhadap Beban Pegawai

Rasio beban diklat merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur

upaya perusahaan dalam hal peningkatan kompetensi pegawai. Rasio ini memiliki

korelasi eratdengan rasio diklat pegawai karena rasio beban diklat muncul sebagai

akibat daripelaksanaan diklat pegawai.

Formulasi indikator rasio beban diklat pegawai adalah: jumlahbeban diklat(Rp)

jumlahbeban pegawai(Rp)x100 Keterangan:

Jumlah beban diklat adalah seluruh beban yang dikeluarkan oleh PDAM terkait dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan pegawai

(termasuk SPPD dan transportasi/akomodasi).

Jumlah beban pegawai adalah seluruh beban pegawai yang tercatat sebagai pegawai tetap dan honorer.

2.3 Bobot Standar dan Nilai Standar Indikator Kinerja PDAM

Bobot, standar dan nilai standar indikator kinerja merupakan angka-angka

(16)

yang sama atau berbedauntuk setiap indikator kinerja PDAM seperti dijelaskan

berikut ini.

2.3.1 Aspek Operasional

Aspek operasional memiliki bobot sebesar 35% atau 0,35 meliputi:

1. Efisiensi produksi (faktor pemanfaatan produksi) dengan bobot sebesar 0,07

2. Air tak berekening-ATR (NRW) dengan bobot sebesar 0,07 3. Jam operasi layanan dengan bobot sebesar 0,08

4. Tekanan air pada sambungan pelanggan dengan bobot sebesar 0,065 5. Penggantian dan (atau) kalibrasi meter air pelanggan dengan bobot

sebesar 0,065.

Bobot standar dan nilai dari indikator kinerja aspek operasional tersebut

direkapitulasikan ke dalam tabel 2.3.

Tabel 2.1

indikator kinerja aspek operasional

No Indikator Kinerja Bobot Standar Nilai Standar

1 Efisiensi Produksi 0,07

≥ 90 %

2 Air Tak Berekening 0,07

≤25 %

3 Jam Operasi Layanan 0,08

21 – 24 jam 4 Tekanan Air pada

Sambungan

0,065 ≥ 80 %

60 - < 80 %

(17)

pelanggan

5 Penggantian Meter

Air Pelanggan 0,065

2.3.2 Aspek Perbaikan Dan Pelayanan

Aspek pelayanan memiliki bobot sebesar 25% atau 0,25 meliputi:

1. Cakupan pelayanan teknis dengan bobot sebesar 0,05

2. Pertumbuhan pelanggan dengan bobot sebesar 0,05

3. Konsumsi air domestik dengan bobot sebesar 0,05

4. Tingkat Penyelesaian Pengaduan dengan bobot sebesar 0,025

5. Kualitas Air Pelanggan dengan bobot sebesar 0,075.

Bobot standar dan nilai dari indikator kinerja aspek pelayaan tersebut

direkapitulasi ke dalam tabel 2.2.

Tabel 2.2

indikator kinerja aspek pelayanan

No Indikator Kinerja Bobot Standar Nilai Standar

1 Cakupan Pelayanan

(18)

< 20 % 1

4 Kualitas Air Pelanggan 0,075

≥ 80 %

5 Konsumsi Air Domestik 0,05

≥ 30 (m3/bln)

Aspek keuangan memiliki bobot 25% atau 0,25 meliputi:

1. Rentabilitas

a. Return on equity (ROE) dengan bobot sebesar 0,055

b. Rasio operasi dengan bobot sebesar 0,055.

2. Likuiditas

a. Rasio Kas dengan bobot sebesar 0,055

b. Efektifitas penagihan dengan bobot sebesar 0,055.

3. Solvabilitas, dengan bobot sebesar 0,03

Bobot standar dan nilai dari indikator kinerja aspek keuangan tersebut

direkapitulasi ke dalam tabel 2.3

Tabel 2.3

indikator kinerja aspek keuangan

No Indikator Kinerja Bobot Standar Nilai Standar

1 Rentabilitas

a. Return on Equity (ROE)

0,05 ≥ 10 %

7 - < 10 %

(19)

3 - < 7 %

b. Rasio Operasi 0,05

≤ 0,5

a. Rasio Kas 0,05

≥ 100 % Sumber : Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja PDAM, 2018

2.3.4 Aspek Sumber Daya Manusia

Aspek sumber daya manusia memiliki bobot sebesar 15% atau 0,15

meliputi:

1. Rasio pegawai terhadap 1000 pelanggan dengan bobot sebesar 0,07 2. Rasio diklat pegawai dengan bobot sebesar 0,04

3. Rasio beban diklat terhadap beban pegawai dengan bobot sebesar 0,04. Bobot standar dan nilai dari indikator kinerja aspek sumber daya manusia

(20)

Tabel 2.4

indikator kinerja aspek operasional

No Indikator Kinerja Bobot Standar Nilai Standar

1

2 Rasio Diklat Pegawai 0,04

≥ 80 %

3 Beban Diklat terhadap

Beban Pegawai 0,04 Sumber : Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja PDAM, 2018

2.4Parameter Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas Air Bersih

Meskipun target Pemerintah bahwa masyarakat Indonesia pada tahun 2020

akan memiliki akses 100 % terhadap air bersih yang layah tersebut dipandang

terlalu ambisius namun ini merupakan sebuah keniscayaan yang harus dikejar

(21)

berharap bahwa air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat terjamin kualitas,

kuantitas dan kontinuitasnya.

2.4.1 Parameter Kualitas Air Bersih

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 429/ Menkes /Per / VI /

2010 tentang mutu kualitas air minum adalah yang memenuhi kesehatan yang

dapat langsung diminum, sedangkan yang disebut sebagai air bersih adalah air

yang memenuhi syarat kesehatan, yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum

diminum.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907 / Menkes / SK /

VII /2002 yang merupakan standar kualitas air minum di Indonesia.

Parameter-parameter kualitas air tersebut seperti berikut:

1. Syarat Fisik

Unsur-unsur yang terdapat pada syarat fisik kualitas air minum seperti suhu

air minum sama dengan suhu kamar (berkisar antara 20° C - 26° C), warna,

bau, rasa dan kekeruhan.

2. Syarat Kimia

Unsur-unsur yang terdapat pada syarat kimia antara lain : Mangan (Mn),

Aluminium (Al), Besi (Fe), Nitrat, Sulfat, Kesadahan, Kalsium dan

Magnesium (Mg).

3. Syarat Radioaktif

Sinar radioaktif dapat mengakibatkan timbulnya kontaminasi radioaktif pada

lingkungan dan dapat mengakibatkan rusaknya sel-sel pada tubuh manusia.

(22)

sinar alfa maksimal yaitu 10-9 mc/ml dan kandungan sinar beta maksimal

adalah 10-8 mc/ml

4. Syarat Mikrobiologi

Unsur-unsur yang terdapat dalam syarat mikrobiologi antara lain total

coliform dan bakteri golongan coli sampai melebihi batas-batas yang telah

ditentukan yaitu 1 coli atau 100 ml air.

2.4.2Parameter Kuantitas Air Bersih

Menurut Sunjaya dalam Karsidi (1999:18) Ditinjau dari jumlah atau

kuantitas air yang dibuthkan manusia, kebutuhan dasar air bersih adalah jumlah

air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak

yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar

sehari-hari.

2.4.3Parameter Kontinuitas Air Bersih

Menurut Sutrisno (2004) kontinuitas (ketepatan waktu pengaliran) air

bersih adalah pencatatan debit air pada setiap saat, sehingga dengan demikian

akan dapat mengetahui air yang bermasalah. Selain itu juga mengontrol atau

memeriksa peralatan pencatatan debit serta peralatan lainnya (seperti pompa,

saringan, pintu air) untuk menjaga kontinuitas debit pengaliran.

2.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT menurut Kotler (2009) diartikan sebagai evaluasi terhadap

keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.,Sedangkan menurut

Freddy Rangkuti (2013), analisis SWOT diartikan sebagai : “analisa yang

(23)

kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats)”. Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang

dikenal luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif

akan meminimalkan kelemahan danancaman. Bila diterapkan secara akurat,

asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang besar atas rancangan suatu

strategi yang berhasil.

Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan

kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang

berdasarkan faktor eksternal dan faktor internal yaitu strength, opportunities,weaknesesses, threats.

2.5.1 Model Analisis SWOT

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan

ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Faktor internal

dimasukan kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi internal atau IFAS

(Internal Strategic Factor Analisis Summary). Faktor eksternal dimasukkan kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi eksternal EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary). Setelah matrik faktor strategi internal dan eksternal selesai disusun, kemudian hasilnya dimasukkan dalam model kuantitatif,

yaitu matrik SWOT untuk merumuskan strategi kompetitif perusahaan.

Tabel 2.5

Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Faktor

Strategi Eksternal

Bobot Ratimg Bobot *

Rating

Keterangan

(24)

Jumlah X X X X

Ancaman X X X X

Jumlah X X X X

Total X X X X

Sumber : Fredi Rangkuti (2013)

Tabel 2.6

Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS) Faktor

Strategi Internal

Bobot Ratimg Bobot *

Rating

Keterangan

Kekuatan X X X X

Jumlah X X X X

Kelemahan X X X X

Jumlah X X X X

Total X X X X

Sumber : Fredi Rangkuti (2013)

2.5.2 Matrik SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah

matrik SWOT. Matrik ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang

dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan 4 set

kemungkinan alternatif strategis.

Tabel 2.7 Matrik SWOT

IFAS EFAS STRENGHT (S)

Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

WEAKNESS ES (W) Tentukan 5-10

(25)

Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

strategi yang menggunak an kekuatan untuk memanfaatk an peluang

Ciptakan strategi yang meminimalka n kelemahan untuk memanfaatka n peluang THREATS (T) Tentukan

5-10 faktor ancaman eksternal

STARAEGI ST Ciptakan strategi yang menggunak an kekuatan untuk Mengatasi

ancaman

STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalka n kelemahan dan

menghindari ancaman

Strategi SO (Strength-Opportunities) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut

dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya. Strategi ST ( Strenghts-Threats) Adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi WO (Weknesses- Opportunities) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WT (Weknesses- Threats) Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.6 Penelitian Terdahulu

(26)

Tabel 2.8

Matriks penelitian terdahulu yang pernah dilakukan N di Kota Wisata Batu (Studi

Dari hasil penelitian Strategi yang digunakan oleh PDAM Kota Batu dalam meningkatkan kualitas air bersih adalah meningkatan pelayanan air bersih bagi penduduk dengan cakupan minimal 80% dengan mengembangkan kelembagaan sektor air bersih maka, PDAM Kota Batu dapat meningkatkan pendapatan dan meningkatkan efisiensi serta PDAM Kota Batu dapat memperoleh keuntungan dengan cara meningkatkan kuantitas dan

Sandayani, Jamal Amin, dan Rosa Anggraeny (2013)

Metode

accidental sampling

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja pelayanan publik PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda tergolong kurang baik, dengan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat sebesar 2,48 dan nilai konversi 62,21, ini berarti kualitas layanannya adalah C. Untuk analisis kinerja melalui Cartesian Diagram, menunjukkan bahwa ada beberapa dimensi yang sangat perlu diperbaiki, yaitu prosedur

(27)

ketidakberpihakan dan komplotan

Rafuad Siregar, Rumilia Harahap (2018)

Hasil penelitian ini didapat proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2034 sebanyak 129.076 jiwa dan debit air yang dibutuhkan untuk sektor domestik dan non domestik adalah sebesar 292.951 l/s.

Tabel 2.8 (Lanjutan) 4. Anlisis Sistem

Akuntansi

Hasilnya menunjukkan PDAM Tirta Daroy Banda Aceh telah menerapkan akuntansi yang rapi dan baik sistem sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Sistem akuntansi penggajian di PDAM Tirta Daroy Banda Aceh digunakan untuk mengatasi kesalahan dan penyimpangan dalam perhitungan dan pembayaran gaji.

5. Analisa Kinerja Jaringan Dan

Dari hasil penilaian kinerja sesuai kriteria BPPSPAM dari penilaian bidang teknis,

bidang keuangan dan bidang manajemen memperoleh nilai akhir 2,055 termasuk dalam kategori

Berdasarkan hasil Penialian kinerja BPSPAM setelah direkapitulasi maka diperoleh nilai akhir sebesar 2,081 (BPSPAM sehat). Hasil penentuan skala prioritas rehabilitasi SPAM Kabupaten Banjarnegara dengan metode AHP menunjukkan nilai tertinggi decision scors adalah BPSPAM Tirta Sari Kec. Pagedongan, artinya prioritas pertama rehabilitasi jaringan SPAM Kabupaten Banjarnegara dilakukan di

(28)

Punggelan, prioritas ketiga di BPSPAM Banyu Lestari Kec. Bawang, prioritas keempat di BPSPAM Tirta Modal Kec. Pagentan, dan prioritas kelima di BPSPAM Banyu Mulya Kec. Wanadadi.

Gambar

Tabel 2.1indikator kinerja aspek operasional
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variasi konsentrasi senyawa aktivasi zeolit dan penggunaan katalis zeolit teraktivasi H2SO4 terhadap biodiesel

Setelah tindakan demi tindakan dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian yang ada dapat dikemukakan hasilnya bahwa dengan diterapkannya metode kolaborasi kemampuan menulis

5 Desember 2012, sekaligus telah dilaksanakan pendaftaran dan pengambilan/ download dokumen pengadaan, di mana sampai dengan batas akhir pendaftaran, peserta lelang yang

• Hal ini bisa dilihat pada sistem diagnosa penyakit dimana pakar tidak dapat mendefinisikan hubungan antara gejala dengan penyebabnya secara pasti, Dan pasien

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) desain RPP yang dapat diimplementasikan ke dalam pembelajaran materi membaca peta lingkungan dengan menggunakan

Dari hal tersebut, perusahaan dapat mengefisienkan proses bisnis yang dilakukan mulai dari proses pemesanan produk oleh konsumen hingga proses penyiapan barang oleh

habisnya, terus terang saja, aku nggak percaya sama kamu Tak usah marah. Aku tahu kamu orangnya sederhana cuman, karena kamu merasa asing saja makanya kamu selalu bilang

This current framework therefore focuses on helping National Societies to plan and monitor activities, outputs and immediate impacts of DRR/CCA that ultimately contribute to