• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL SAYEMBARA RUANG TERBUKA HIJAU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL SAYEMBARA RUANG TERBUKA HIJAU."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Green Place for Srikandi

2012

PROPOSAL

GREEN PLACE FOR SRIKANDI

Taman Perumahan Srikandi Jalan Comal Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang Jawa Timur

A. Latar Belakang

Menurut Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Proporsi ruang terbuka hijau disuatu kota paling sedikit adalah 30% yang terdiri dari 20% RTH publik dan 10% RTH privat.

Berdasarkan evaluasi Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) tahun 2010, dijelaskan bahwa tingkat deviasi pembangunan Kota Malang tergolong cukup tinggi. Prosentase deviasi pertumbuhan penduduk Kota Malang 15% dari yang direncanakan, sedangkan secara kualitatif terjadi deviasi implementasi pembangunan dari perencanaan (terutama terjadi pada lahan-lahan konservasi dan ruang terbuka hijau kota). Tercatat oleh Pemerintah Kota Malang (Bappeko, 2007) bahwa jumlah ruang terbuka hijau publik di Kota Malang meliputi, hutan kota (71,6 ha), taman yang dikelola masyarakat (2,8 ha), dan jalur hijau yang dikelola Dinas Pertamanan (14,1 ha). Oleh karena itu perlu adanya pelestarian ruang terbuka tersebut agar dapat mengimbangi pertumbuhan penduduk di Kota Malang. Pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan tingginya kebutuhan untuk tempat tinggal. Keadaan tersebut berbanding terbalik dengan semakin berkurangnya lahan yang sesuai untuk peruntukan kawasan permukiman, sehingga berdampak pula pada berkurangnya lahan terbuka hijau.

(2)

Green Place for Srikandi

2012

dengan desain yang tidak membahayakan penduduk seperti misalnya desain yang menggunakan permukaan lantai licin atau bahan-bahan yang berujung tajam.

Fakta yang terdapat pada daerah tapak perencanaan yakni tanaman yang ditanam di taman tersebut tidak terawat, banyak pohon yang asli dari taman tersebut menjadi kering karena jarang dilakukan penyiraman air, hanya tanaman yang tumbuh dan berdekatan dengan rumah warga saja yang mendapatkan air cukup atau terawat dengan baik.

Dengan alasan dan fakta-fakta yang telah disebutkan diatas maka tujuan utama dari perencanaan yang ada di taman comal tersebut adalah mengakomodir kegiatan warga yang sudah cukup baik dengan menambahkan perbaikan-perbaikan fasilitas yang ada maupun menambahkan dan menganalisis penggunaan taman hingga saat ini oleh warga sekitar. Dengan begitu dapat diperoleh persetujuan rencana desain dari masyarakat sekitar dan juga masyarakat dapat diberdayakan dengan cara ikut membantu, mendukung dan juga merawat taman comal tersebut dengan baik karena merasa memiliki taman tersebut bersama-sama.

B. Gambaran Umum Tapak

Gambaran umum daerah perencanaan tapak ruang terbuka hijau yakni terltak di Kota Malang, Kecamatan Blimbing dan di Kelurahan Bunulrejo, karena taman yang dipilih adalah taman lingkungan maka taman yang bernama taman comal tersebut juga terletak di dalam permukiman warga yaitu tepatnya di Perumahan Srikandi. Penggunaannya sebagian besar oleh anak kecil, orang dewasa dan juga lansia. Yang diakomodasi dari daerah tapak yakni aktivitas kegiatan warga sekitar dan juga kecenderungan pemakaian lahan taman tersebut.

(3)

Green Place for Srikandi

2012

pengecatan ulang saja, sedangkan dengan lahan yang belum terbangun maka akan ditambahkan vegetasi dan elemen-elemen pelengkap maupun infrastruktur yang menunjang aktivitas warga sekitar di dalam taman comal tersebut (tempat duduk, meja, ayunan, pohon, bunga, dan lain-lain).

Delineasi wilayah perencanaan tapak yang akan di desain yaitu samping kanan, kiri, depan, belakang taman comal berupa drainase kering yang tidak terpakai, drainase tersebut melingkar mengelilingi daerah perencanaan tapak, kemudian berbatasan dengan jalan lingkungan yang memutar mengelilingi daerah tapak kemudian setelah jalan akan ada permukiman warga yang juga sama mengelilingi taman dengan pohon-pohon rindang disekitar permukiman. Lebar jalan yang berada diantara rumah warga dengan taman comal seluas ± 3 meter.

Gambar Masyarakat menggunakan taman sebagai tempat olahraga (senam lansia)

C. Identifikasi Potensi dan Masalah

Identifikasi potensi dan masalah yang berada di wilayah perencanaan akan dijelaskan sesuai dengan kondisi eksisting setelah dilakukan survey ke daerah tersebut. Potensi yang ada di daerah perencanaan tapak yakni:

1. Lapangan serbaguna yang berfungsi sebagai tempat bermain untuk anak-anak dan juga dapat ditempati oleh kegiatan olahraga seperti olahraga voli

(4)

Green Place for Srikandi

2012

3. Terdapat minat dan kemauan warga untuk menanam vegetasi yang

dapat dimanfaatkan oleh lingkungan sekitarnya (sebagai fungsi estetika, ekologi maupun fingsi kerindangan/ peneduh)

4. Terdapat warga yang aktif dalam melakukan diskusi dan memberikan saran-saran yang harus ada di daerah perencanaan tapak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan warga sekitar.

5. Kesediaan dan jiwa gotong royong warga untuk membantu penyelesaian ruang terbuka hijau, terlihat dari aktifnya warga dengan menanam sendiri pohon-pohon dan vegetasi lain untuk mendukung keasrian lingkungan ruang terbuka hijau.

Masalah yang ada sesuai dengan eksisting lokasi untuk membantu menentukan desain tapak yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yakni:

1. Drainase di sekelilingi daerah perencanaan tapak merupakan drainase yang tidak aktif karena banyak terdapat sampah daun kering dan juga sebagian drainase rusak karena sudah tak terawat.

2. Terdapat banyak sampah di daerah tapak, banyak daun kering dan sering digunakan sebagai tempat pembakaran sampah.

3. Belum adanya fasilitas yang digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan warga (ditekankan pada lansia dan anak-anak).

4. Taman kurang menarik dan tidak ada vegetasi berupa bunga yang berwarna-warni.

5. Jalan setapak dan kondisi tapak yang tidak terawat karena jarang digunakan sebagai tempat yang semestinya, hanya digunakan sebagai tempat senam saja.

D. Bentuk Pelibatan Aktor (Participatory Planning)

Aktor yang terlibat dalam pembuatan Taman ini, adalah Pemerintah, Stakeholder, Perangkat RW, dan Masyarakat.

(5)

Green Place for Srikandi

2012

2. Stakeholder, berperan dalam pengambilan keputusan dan desain taman

agar taman yang tercipta dapat sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan yang telah penduduk aspirasikan kepada Ketua RW.

3. Perangkat RW yang terkait hal ini adalah Ketua RW Bapak Wahyu. Beliau berperan aktif dalam pengumpulan aspirasi para penduduk tentang kebutuhan-kebutuhan pelengkap di rencana tapak tersebut. 4. Masyarakat yang dimaksud adalah para penduduk di Perumahan

Srikandi. Para penduduk berperan sebagai partisipator dalam pembuatan ataupun dalam perawatannya.

a. Fase Konstruksi

Dalam pembuatan taman para penduduk bertugas pada penanaman bibit tanaman hias seperti penanaman rumput, dan tanaman hias lainnya dalam bentuk acara kerja bakti dan di pandu oleh stakeholder yang bersangkutan. Kegiatan ini dapat dikordinasikan dengan para remaja karang taruna setempat untuk membuat acara ini lebih menarik atau sebagai pesta pembukaan taman srikandi. b. Fase Perawatan

Dalam perawatan, penduduk diarahkan agar mengadakan kerja bakti rutin untuk merawat taman setiap 2 atau 3 bulan sekali. Pemilihan jenis vegetasi juga menjadi pertimbangan agar perawatan taman lebih praktis dan mudah, karena perlu diketahui bahwa Perumahan Srikandi, memiliki penduduk dengan mata pencaharian yang bervariasi.

E. Dampak Pengembangan Tapak terhadap Masyarakat

Taman di Perumahan Srikandi telah menjadi bagian dari masyarakat Perumahan Srikandi, meskipun tidak semua zona di taman dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Agar taman di Perumahan Srikandi dapat seutuhnya bermanfaat bagi masyarakat, maka diperlukan suatu rencana pengembangan potensi-potensi yang terdapat di taman tersebut.

(6)

Green Place for Srikandi

2012

penduduk usia lanjut setiap 3 kali dalam seminggu serta menyediakan jalur terapi bagi penduduk usia lanjut. Selain itu karena penduduk kelompok anak-anak juga mendominasi Perumahan Srikandi maka pengembangan yang dilakukan juga akan menyediakan kegiatan bermain yang saat ini tidak tersedia di Taman Perumahan Srikandi.

Pengembangan Taman Perumahan Srikandi meskipun lebih mengakomodir kegiatan anak-anak dan usia lanjut namun tidak membatasi akses bagi kegiatan remaja dan orang dewasa. Salah satu upayanya adalah penyediaan bangku taman untuk tempat interaksi serta iklim taman yang asri, sehingga penduduk yang lain dapat menikmatinya.

F. Dampak Pengembangan Tapak terhadap Lingkungan

Topik yang di usung dalam pengembangan tapak di Taman Comal Perumahan Srikandi yakni Green Place For Srikandi, dengan topik itu diharapkan Taman Comal menjadi taman yang hijau tidak hanya dilihat mata namun memiliki siklus hijau yang berkaitan dengan lingkungan sekitar tapak.

Pengembangan di Taman Comal tentunya memberi dampak terhadap lingkungan, dimana pengembangan merupakan salah satu proses dari pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengendalian lingkungan hidup. Proses pengelolaan lingkungan hidup tersebut diselenggarakan dengan mempertimbangkan manfaat yang akan dirasakan, sehingga tujuan dari pengelolaan lingkungan adalah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Dampak pengembangan Taman Comal terhadap lingkungan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Menjadikan Taman Comal lebih asri dikarenakan pengembangan atas vegetasi berdampak pada estetika lingkungan.

2. Pengembangan Taman Comal tidak hanya menghijaukan namun juga memberi perhatian lebih terhadap biota yang ada di Taman Comal dengan pembuatan Lubang Resapan Biopori .

(7)

Green Place for Srikandi

2012

menggunakan listrik PLN. Asumsi tersebut didasari lampu LED memiliki efisiensi lebih banyak dibandingkan dengan lampu jenis lainnya sehingga menekan pemanasan global. terbuka yang belum berfungsi secara optimal;

3. Survei lokasi

a. Mengidentifikasi kondisi eksisting wilayah tapak,

b. Mengidentifikasi keterkaitan fungsi tapak dengan aktivitas masyarakatnya,

c. Mengidentifikasi sejarah ruang terbuka tersebut,

d. Mengidentifikasi potensi dan masalah yang ada di dalam tapak yang akan direncanakan,

e. Untuk mengetahui seberapa jauh minat masyarakat untuk membantu mendukung perbaikan kembali ruang terbuka yang sudah tidak terawat tersebut,

4. Survei ekologi (vegetasi, penghijauan, lingkungan kehidupan di luar manusia)

a. Untuk mengetahui tanaman-tanaman apa yang cocok dan dapat di tanam oleh masyarakat sesuai dengan lokasi,

b. Untuk mengetahui kemampuan lahan disesuaikan dengan vegetasi yang berada di sekitarnya,

c. Untuk mengetahui tanaman apa saja yang memiliki kegunaan dan fungsi bagi masyarakat sekitar,

(8)

Green Place for Srikandi

2012

e. Untuk mengetahui suasana dan lingkungan eksisting (seperti

hewan: burung, capung, dan lain-lain)

f. Untuk mengetahui perbaikan dan inovasi apa saja yang akan dapat diterapkan pada daerah tapak guna membantu mewujudkan lingkungan ruang terbuka hijau secara berkelanjutan (misalnya: lubang biopori, penggunaan lampu hemat energi, dan lain-lain) 5. Survei Estetika (keindahan)

a. Untuk penentuan bunga apa yang cocok untuk kawasan tapak tersebut (yang dapat memberikan warna cerah dan indah);

b. Untuk penataan taman yang bagaimana agar dapat tetap bersinergi dengan penggunaan masyarakat yang sebagian besar lansia dan anak-anak; dan

c. Untuk memperkirakan segala kemungkinan-kemungkinan dari peletakan suatu atribut taman yang aman dan nyaman saat digunakan.

Pada tahap pelaksanaan akan lebih banyak melibatkan masyarakat sekitar perumahan dikarenakan partisipasi yang baik akan membantu untuk menciptakan taman yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat disekitarnya, pada tahap pelaksanaan ini dapat di jelaskan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan akan melibatkan partisipasi masyarakat sekitar perumahan srikandi tersebut, sudah didiskusikan dengan warga setempat bahwa mereka akan ikut turun tangan membantu penyelesaian rencana ruang terbuka hijau;

2. Pelaksanaan membutuhkan dana kurang lebih Rp 24.455.000,-. Pelaksanaan juga akan melibatkan 1 tukang dan 2 pekerja kuli, serta bantuan dari masyarakat Perumahan Srikandi;

(9)

Green Place for Srikandi

2012

4. Kemudian dilanjutkan untuk pemasangan vegetasi disekitar taman,

yakni menanam rumput yang rencananya akan ditanam di bagian belakang taman karena nantinya bagian tersebut akan dipergunakan sebagai sarana bersantai dan rekreasi, dan yang bagian depan digunakan untuk berolahraga;

5. Setelah pemasangan vegetasi berupa rumput-rumputan, dilakukan penanaman bunga dan pohon yang rencananya akan ditanam disekitar taman (memutari taman) dan bagian belakang taman juga akan diisi bunga bugenvil dan juga bunga sepatu. Untuk pohon akan digunakan pohon yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar yakni pohon nangka dan mangga yang secara eksisting pohon tersebut sudah terdapat di kawasan taman;

6. Dilanjutkan dengan pemasangan bangku-bangku taman dan juga beberapa ayunan untuk sarana rekreasi bagi anak-anak dan juga tempat bersantai bagi warga sekitar;

7. Dilanjutkan dengan pembersihan selokan (drainase) yang mengelilingi taman kemudian dilanjutkan dengan pembuatan biopori disekitar taman yang berguna untuk penyerapan air yang nanti akan melimpas atau tidak tertampun di dalam tanah, jadi dapat meminimalisir banjir dikawasan tersebut;

8. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian rumah burung di tengah lokasi tapak, yang rencananya rumah burung tersebut akan diisi dengan burung dara dan merpati agar dapat memberikan kesan hidup pada taman tersebut, dan agar penduduk maupun anak-anak dapat bersantai dengan memberi makan burung;

9. Kemudian pemasangan kran air dan juga rotary sprinkle yang nantinya akan digunakan untuk menyirami vegetasi yang ada di dalam taman, rotary sprinkle dipasang dengan menggunakan cara menghubungkan kran air dengan pipa khusus yang berukuran sama dengan input yang dimiliki rotary sprinkle, dan pemasangan sprinkle

(10)

Green Place for Srikandi

2012

bagian belakang. Untuk air akan menggunakan air PDAM yang dihubungkan dengan perumahan tersebut; dan

10. Kemudian pemasangan infrastruktur berupa lampu taman rencananya akan dipasang dipinggir taman dan tengah taman, lampu taman direncanakan akan menggunakan lampu yang tinggi dan terang, spesifikasi lampu akan menggunakan lampu jenis LED yang dapat menghemat banyak biaya pengeluaran untuk listrik, dan listrik akan disambungkan pada PLN perumahan tersebut.

Pada tahap pengelolaan awal, yang perlu diperhatikan disini adalah kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar untuk dapat termotovasi merawat dan menjaga segala yang sudah ada di lingkungan taman tersebut. Pengelolaan dapat dilakukan pada infrastruktur berupa lampu, kran air, rotary sprinkle, jalan setapak, kursi, meja, ayunan. Pengelolaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Lampu taman: lampu taman harus dikelola dengan baik, bekerjasama untuk mejaga dan merawat lampu taman agar tetap dalam kondisi baik. Jika lampu LED mati wajib mengganti dan masyarakat juga harus bertanggung jawab untuk mematikan maupun menyalakan lampu taman,

2. Kran air: masyarakat bekerjasama dengan baik untuk merawat dan menjaga tetap berfungsinya kran air yang terdapat di taman tersebut, melakukan rutinitas secara bergiliran untuk menyalakan dan mematikan kran setiap 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari dikarenakan kran air telah tersambung dengan sprinkle yang berada di tengah taman dan berguna untuk menyirami tanaman di sekitarnya, Menyalakan kran air untuk kegiatan penyiraman sprinkle dilakukan dengan lama 15 menit setiap pagi dan sore hari.

(11)

Green Place for Srikandi

2012

royong untuk bersama-sama menyikat permukaan paving yang terkena lumut agar tidak licin,

4. Rotary Sprinkle: pemeriksaan berkala pada rotary sprinkle dapat dilakukan oleh warga sekitar dikarenakan menghindari kerusakan

rotary sprinkle oleh tangan anak-anak yang dapat merusak alat tersebut,

5. Kursi dan meja: peletakan kursi dan meja yang menggunakan bata dan semen tersebut memang harganya lumayan mahal tetapi dapat bertahan dalam jangka waktu lama daripada penggunaan kayu untuk kursi, pengelolaan yang dilakukan pada kursi dan meja tidak terlalu banyak, perawatan dapat dalam bentuk menyikat jika terdapat lumut seperti yang dilakukan pada paving block,

6. Ayunan: perawatan ayunan dapat dilakukan dengan menggunakan ayunan dengan benar agar tidak merusak ayunan tersebut, kemudian jika ayunan yang terbuat dari besi tersebut warnanya mengelupas dapat dilakukan pengecatan ulang khusus untuk cat besi. Hal tersebut dapat dilakukan oleh masyarakat dikarenakan telah memiliki tanggung jawa karena ikut menggunakan dan memiliki taman tersebut.

7. Batu refleksi: batu refleksi rentan sekali terkena kotoran berupa lumut dan pasir-pasir, cara perawatan dan pengelolaan yang dapat dilakukan yakni dengan menyikat seperti yang dapat dilakukan pada jalan setapat dan juga kursi dan meja, dan juga berpasir atau berdebu dapat disapu,

(12)

Green Place for Srikandi

2012

Pada tahap pengelolaan yang dilakukan untuk vegetasi dalam taman yakni yang berupa pohon, rumput gajah kecil, dan juga bunga-bunga. Pengelolaan yang dapat dilakukan yakni:

1. Bunga dan rumput: Pengelolaan yang dapat dilakukan yakni partisipasi warga/ masyarakat untuk menyirami bunga-bunga dan rumput yang terdapat di dalam taman tersebut, penyiraman juga dapat dilakukan dengan mudah yakni warga dapat menyalakan kran air dan dengan otomatis rotary sprinkle bergerak memutar menyirami sekitarnya, Jika terdapat bunga yang layu seharusnya segera dibersihkan agar tidak membuat kotor taman tersbut,

2. Pohon: Pengelolaan untuk pohon yang berbuah pada lingkungan taman tersebut yakni dapat menyirami pohon tersebut dengan rutin, penyiraman tersebut dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar yang memiliki selang, dikarenakan pohon yang ada terletak dipinggir taman yang jaraknya berdekatan dengan rumah warga di samping-samping taman. Untuk daun-daun yang berguguran dapat dilakukan pembersihan setiap harinya oleh warga, warga sekitar dapat bergiliran maupun bersama-sama menjaga kebersihan taman tersebut.

H. Konsep Rencana

1. Paving Blok

(13)

Green Place for Srikandi

2012

a. Ukuran paving block yaitu 21 x 10,5 x 8cm,

b. Menggunakan paving block model bata dengan dua warna yakni, warna merah dan warna abu-abu,

c. Harga paving block berwarna merah dan abu-abu yakni Rp. 60.000/ meter persegi,

d. Kuantitas: 44 Pcs/ meter persegi,

e. Perkiraan banyaknya penggunaan paving block pada daerah tapak yakni sepanjang 30 meter, 15 meter berwarna merah dan 15 meter berwarna abu-abu,

f. Paving block akan disusun sesuai dengan rencana desain jalan setapak pada taman,

g. Harga total untuk keseluruhan paving block yang akan digunakan sebanyak Rp. 1.800.000, hal ini di dapatkan dari harga per meter Rp. 60.000 dan dikalikan dengan penggunaan paving block sepanjang 1 meter x 30 meter. 30 meter x Rp. 60.000 = 1.800.000.

Gambar contoh paving block rencana Pemasangan paving block:

Beberapa pilihan desain pemasangan paving blok yang sering dilakukan adalah seperti gambar dibawah ini :

(14)

Green Place for Srikandi

2012

Keterangan:

Jenis pemasangan yang biasa dilakukan adalah : 1. Penyusunan miring 45 derajat

2. Penyusunan Siku 3. Penysunan bentuk tikar 4. Penyusunan susun bat

Untuk penyusunan paving block dipergunakan penyusunan seperti gambar pada nomor empat yakni penyusunan dengan jenis susun bat karena selain bertujuan estetika dapat juga bertujuan untuk mengarahkan pengguna jalan setapak, kemudian warnanya divariasi dengan warna merah dan abu-abu agar tidak monoton dan memberi kesan estetika yang rapi tetapi tidak mahal harganya.

Perawatan:

Pemeliharaan sehari-hari yang perlu dilakukan adalah membersihkan permukaan paving blok dengan menyapu paving blok untuk menghilangkan debu. Jika ditemukan ganggang hijau atau sejenis rerumputan diantara paving block, dapat dilakukan pembersihan dengan cara menyikat ganggang dan memberi obat untuk membunuh ganggang, dan juga rerumputan harus segera dicabut. Hal ini untuk menghindari jangan sampai akar rerumputan bertumbuh di paving sehingga akan cepat merusak paving block. Tetap memperhatikan permukaan paving blok jangan sampai lama tergenang oleh air. Segera perbaiki sistim drainase karena jika paving terlalu lama terendam oleh air maka akan melemahkan kekuatan paving blok.

Dianjurkan supaya paving blok dua kali setahun diberikan obat pembunuh rumput-rumputan umum seperti natrium klorat, untuk mencegah lumut dan gulma tinggal di sendi pasir

2. Sprinkle (Penyiraman tanaman/ vegetasi dan rerumputan)

(15)

Green Place for Srikandi

2012

a. Jenis sprinkle yang digunakan adalah sprinklerotary,

b. Harga sprinklerotary adalah sebesar kurang lebih Rp 180.000, c. Rencana penggunaan sprinkle rotary pada tapak yakni sebanyak 3

buah,

d. Total pengeluaran untuk 2 sprinklerotary yakni 2 buah rotary x Rp 180.000 = Rp 360.000,

e. Bentuk sprinkle rotary ini mirip pipa cabang tiga. Tiap ujung cabangnya memiliki memiliki tiga lubang pemancar. Daya pancar air yang keluar menyebar dan teratur searah jarum jam dan sudut putarnya 360°. Memiliki dudukan yang berfungsi untuk membuat posisis stabil.

Gambar Contoh Sprinkle Rotary 3. Bangku Taman

(16)

Green Place for Srikandi

2012

Bangku taman yang akan digunakan berkonsep sederhana namun nyaman. Bentuknya silinder dengan diameter 30 cm dan tinggi 50 cm namun berkelompok memutar, serta terbuat dari campuran semen dan batu/batu bata agar terkesan masih alami.

Gambar meja-meja yang terbuat dari semen bentuk silinder 4. Ayunan

Perumahan Srikandi memiliki jumlah penduduk berusia anak-anak cukup lebih dominan daripada kelompok umur lainnya, sehingga salah satu fasilitas yang dapat mendukung aktivitas anak-anak tersebut adalah ayunan. Konsep ayunan yang dipilih adalah ayunan yang terbuat dari besi dan tempat yang digunakan untuk duduk saling berhadap-hadapan. Konsep tersebut dipilih karena lebih aman dan nyaman untuk anak-anak. Selain itu kecepatan pergerakannya terbatas, sehingga dapat mengurangi resiko terjatuh. (harganya Rp 1.600.000,00)

(17)

Green Place for Srikandi

2012

5. Kandang Burung Merpati

Dalam menciptakan suatu kawasan yang asri, nyaman sehingga memiliki daya tarik untuk di kunjungi salah satunya memberi kegiatan yang selain menghibur dan memberi rasa alami menyatu dengan alam, strategi yang digunakan dalam pencitraan adalah memberi kandang burung dara dan memelihara burung dara sehingga pada taman comal nantinya ada aktifitas hewan yang memberi nuansa ekologis namun juga estetika diharapkan dengan adanya burung dapat menciptakan daya tarik bagi penduduk setempat.

Dengan adanya burung tersebut juga diharapkan memberi aktivitas baru di lokasi tapak seperti memberi makan burung yang didasari penduduk setempat yang mayoritas orang tua dan anak-anak.

Contoh Kandang Merpati

Kandang burung merpati yang akan digunakan yakni kandang burung merpati dengan empat pintu, dengan biaya kandang merpati Rp

110.000,-6. Biopori

Lubang biopori fungsinya dapat dijadikan sebagai bidang peresapan air dan juga biopori dapat mempermudah pemanfaatan sampah organik, dengan memasukkannya ke dalam tanah untuk menghidupkan biota dalam tanah sehingga nantinya dapat mempercepat proses pengomposan secara alami.

Cara pengelolaan:

(18)

Green Place for Srikandi

2012

b. Perkuat sekeliling mulut lubang dengan adonan semen selebar 2-3

cm dengan tinggi 10 cm, atau memasang pipa paralon 12 meter di atasnya

c. Masukkan sampah organik ke dalam lubang tersebut. Sampah organik ini memancing binatang-binatang kecil seperti cacing atau rayap masuk kedalam lubang dan membuat rongga biopori sebagai saluran-saluran kecil yang dapat mengalirkan air di dalam tanah.

Gambar Biopori

Dalam rancangan Taman Comal ini, tidak hanya ekologis jika dilihat dari luar namun dalam taman juga mengedepankan ekologis didalam tapak wilayah Taman Comal. Ekologis di luar dimana menyangkut vegetasi yang menjadikan Taman Comal sebagai Ruang Terbuka Hijau yang asri. Dari dalam Taman Comal memberikan kesan ekologis dimana menerapkan teknologi tepat guna untuk mengatasi permasalahan drainase dan sampah organik yang ramah lingkungan.

Lubang Resapan Biopori (LRB) menjadi solusi yang ekologis, dimana Taman Comal baik eksisting saat ini maupun Taman Comal pada rencana pengembangan merupakan taman yang akan dipenuhi vegetasi baik pohon maupun rumput. Pemotongan rumput dan daun gugur dari pohon sering menimbulkan masalah sampah. Solusi dengan dibakar justru melepaskan CO2 ke udara. LRB diharapkan dapat mengurangi resiko polusi. Oleh karena itu dengan membenamkan sampah organik kedalam LRB disekitar Taman Comal dapat membantu mengatasi masalah sampah taman.

(19)

Green Place for Srikandi

2012

Bahan yang digunakan dalam pembuatan Lubang Resapan Biopori: a. Bor biopori

b. Semen

c. Sampah organik d. Paving blok 7. Air Mancur

Elemen air sebagai penambah estetika taman,

Gambar Contoh Kolam Waterfall (Sumber: www.ideaonline.com)

Elemen air yang satu ini selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna ruang publik. Kolam waterfall ini dapat menjadikan taman terlihat lebih sejuk dan damai. Selain untuk menyejukkan, tempat

refreshing, serta mencari inspirasi, taman juga bisa sebagai tempat bermain.

Façade kolam menyerupai air terjun mini. Pada umumnya air terjun ini di buat dari batu alam menjadi bagian yang membuat menarik pada kolam. Harga pembuatan berkisar 500-700 ribu setiap meter perseginya.

(20)

Green Place for Srikandi

2012

Gambar Desain kolam waterfall

Pemeliharaan air yang berada dalam kolam, yaitu dengan menambahan ikan air tawar di dalamnya. Ikan air tawar adalah cara pemeliharaan air kolam dan berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan bibit nyamuk. Hal ini, dikarenakan ikan air tawar suka memakan bibit nyamuk atau lumut-lumut pada dinding kolam.

8. Drainase

Drainase taman ini berfungsi sebagai penampung air limpasan dari rumah warga saat musim hujan dan mengarahkan ke sungai yang berada di kampung sebelah. Desain drainase direncanakan untuk menampung air limpasan air hujan dah mengarahkan ke sungai yang berada di desa sebelah, namun tidak mengganggu daya resap taman karena fungsi utama taman adalah sebagai daerah resapan. Maka, perkerasan hanya akan dilakukan pada dinding kanan dan kiri sedalam ±50cm drainase, namun bagian dalamnya dibiarkan tanah agar air limpasan itu dapat mengalami resapan.

9. Penerangan

(21)

Green Place for Srikandi

2012

Lampu ini berasal dari bahan semikonduktor, jadi tidak diproduksi dari bahan karbon. Adapun beberapa pertimbangan yang digunakan sebagai berikut.

Gambar kiri adalah LED dan kanan adalah LED yang dipasang pada lampu jalan Sumber: www.google.co.id

a. Aspek biaya:

Jika ditinjau dari aspek keberlanjutan dalam penghematan biaya yang dikeluarkan, maka LED akan lebih murah jika dibandingkan dengan bohlam/neon jari. Berikut adalah perbandingannya.

Tabel. Perbandingan Harga dan Daya Tahan LED dengan Bohlam dan Neon Jari

Bohlam Neon Jari LED

Daya tahan (jam) 1.500 10.000 60.000

Harga per buah (Rp.) 10.000 28.000 125.000 *Harga tersebut didasarkan dengan daya lampu (watt) yang cocok cukup untuk penerangan sebuah taman.

Perbandingan bohlam dengan LED:

Daya tahan bohlam 40 kali lipat dari LED, maka 1 penggunaan LED sama dengan 40 kali penggunaan bohlam. Jika membandingkan harga, maka bohlam akan menghabiskan biaya 40 x Rp. 10.000,- = Rp. 400.000,-. Selisih Rp. 275.000,- dengan LED. Perbandingan neon jari dengan LED:

(22)

Green Place for Srikandi

2012

Penempatan LED di lokasi perencanaan akan diletakkan di atas (pada tiang lampu), agar terhindar dari jangkauan anak-anak. dan meminimalisir pencurian lampu.

c. Aspek Alternatif

Energi alternatif yang sedang dikembangkan di dunia antara lain adalah dengan memanfaatkan energi terbaharukan. Salah satu produk yang telah ditemukan adalah solar cell/panel surya. Saat ini, solar cell merupakan salah satu komponen elektronik yang dapat menghemat penggunaan listrik, contohnya lampu penerangan. Pada produk LED, juga telah berkembang menggunakan solar cell sebagai sumber energy listriknya. Akan tetapi harga produk tersebut masih tergolong mahal jika dibandingkan dengan penggunaan listrik dari PLN.

Jika dibandingkan keberlanjutan penggunaan maupun biaya, LED menggunakan listrik dari PLN lebih murah dan hemat biaya. Berikut adalah perhitungannya.

1) LED menggunakan solar cell

Biaya pembelian 1 set lampu penerangan (LED) menggunakan solar cell adalah Rp. 8.000.000,-. Meskipun tidak mengeluarkan biaya listrik perbulannya, akan tetapi solar cell ini memiliki umur hanya ±2 tahun seperti sebuah aki. Maka dalam 1 kali penggunaan (2 tahun) LED dengan solar cell menghabiskan biaya Rp. 8.000.000,-.

2) LED menggunakan listrik PLN

(23)

Green Place for Srikandi

2012

LED menggunakan solar cell lebih meningkatkan resiko terjadinya pencurian barang (solar cell). Sehinnga keamanan kurang terjamin.

10. Rumput

Rumput yang direncanakan pda lokasi perencanaan adalah Rumput Gajah Mini.

Sumber: www.google.co.id

Adapun pertimbangan menggunakan rumput ini sebagai berikut. a. Aspek biaya:

Harga Rumput Gajah Mini tergolong ekonomis, yaitu Rp. 15.000,-per m2. Jadi dapat meminimalisasi pengeluaran anggaran untuk penghijauan lahan yang memiliki luas lebih dari 100 meter persegi (>100m2).

b. Aspek ketahanan:

Rumput ini memiliki kemampuan hidup tinggi dan tidak sensitive terhadap patogen tanah. Meskipun ada perubahan cuaca, kondisi rumput tidak pernah drop. Rumput Gajah Mini tidak banyak ditumbuhi gulma seperti rumput lain karena kemampuan hidupnya yang tinggi.

c. Aspek perawatan dan estetika:

Rumput ini termasuk rumput tropis, tetapi di musim panas rumput ini tidak akan kering, meskipun 2 bulan dibiarkan. Begitu masuk musim hujan, daunya akan tumbuh lagi. Sehingga pada musim hujan rumput ini relative tidak perlu disiram.

(24)

Green Place for Srikandi

2012

agar rumput tetap terjaga. Rumput gajah mini memiliki karakter yang unik, daunnya tidak tumbuh ke atas melainkan menyamping, sehingga membuat tampilan rumput ini menjadi lebih bagus. Jadi dalam perawatannya, pemotongan rumput tidak perlu dilakukan. 11. Pohon Berbunga

Pohon merupakan vegetasi yang digunakan sebagai pelindung maupun estetika pada taman. Pohon yang digunakan di Taman Perumahan Srikandi merupakan jenis pohon yang dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar Perumahan Srikandi. Salah satunya adalah Pohon Mangga dan Pohon Nangka. Pada dasarnya kedua pohon ini telah berada di lokasi perencanaan sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap taman tersebut. Sehingga pada rencana pengembanganya pohon-pohon tersebut tetap dilestarikan.

Pohon lain yang akan dilestarikan di Taman Perumahan Srikandi adalah Pohon Kuning, pohon ini berbunga warna kuning dan merupakan salah satu pohon khas Kota Malang. Pohon ini dapat menambah estetika Taman Perumahan Srikandi, sehingga taman akan terkesan nyaman. Penambahan pohon atau bunga-bunga untuk keindahan taman juga membutuhkan partisipasi masyarakat, yaitu dengan mengajak masyarakat ikut serta dalam menanam bunga atau pohon.

Gambar Pohon Kuning

12. Batu Koral Refleksi

(25)

Green Place for Srikandi

2012

manusia. Karena itulah, jika seseorang memiliki penyakit, ketika berjalan di atas batu refleksi rasanya benar-benar sakit. Sebaliknya, jika kondisi tubuh sehat, maka berjalan di atas batu tersebut rasanya biasa saja. Jika dilakukan secara rutin, terapi batu refleksi ini dapat menjaga kesehatan tubuh atau menyembuhkan penyakit dalam. Pada awal-awal penggunaannya, rasanya mungkin sangat menyakitkan, tapi setelahnya peredaran darah akan terasa lebih lancar. Tempat yang paling ideal untuk menempatkan batu refleksi tersebut, antara lain: kamar mandi. Batu dapat dihamparkan pada area shower , di mana penghuni rumah pasti akan menggunakan fasilitas ini. Mau tidak mau, ia pasti akan berjalan di atasnya dan melakukan terapi ringan selagi mandi.

Bila merasa membangun lantai dengan jajaran batu refleksi terlalu ekstrim, gunakan batu koral sebagai gantinya. Cukup dengan membuat wadah khusus di area shower dan meletakkan taburan batu koral di sana. Kebaradaan batu ini juga membuat suasana kamar mandi terasa lebih segar dan natural. Sementara sambil mandi, kesehatan tubuh luar dalam pun tetap terjaga.

Koral cocok untuk modifikasi carpot, taman, lantai, trotoar, refleksi, kolam hias dan lain-lain. Daftar Harga per Kg yaitu,

(26)

Green Place for Srikandi

2012

13. Giok ( cina) Rp 5.000, 00

14. Bgl Gepeng Rp 2.000, 00

Untuk Batu refleksi memilih Pancawarna yang harganya hanya sekitar Rp. 2000 per kilogram, dan rencananya akan disebar pada jalur yang khusus diperuntukkan bagi para lansia atau warga sekitar yang membutuhkan kesehatan atau hanya ingin berolahraga. Untuk penggunaan batuan refleksi akan dipakai sekitar 40 kilogram batu refleksi yang akan ditotal harganya menjadi 40 x Rp 2.000 jadi akan dikeluarkan total biaya untuk batuan efleksi sebesar Rp. 80.000.

Gambar batu untuk refeksi

I. Jadual Rencana Aksi

JADUAL RENCANA AKSI

Pelaksanaan : Konstruksi

Tahun Anggaran : 2013

Lokasi : Jalan Comal, Kel. Bunulrejo,

Kec. Blimbing, Kota Malang

KEGIATAN

MARET 2013 MINGGU

I II III IV

(27)

Green Place for Srikandi

2012

2. Pencarian tukang

3. Pemesanan bahan untuk pengembangan taman B. Pelaksanaan Pengembangan

1. Penataan pohon dan pembersihan taman 2. Penanaman pohon baru

2. Pembangunan jalan setapak 3. Pembangunan air mancur

4. Pemasangan ayunan, kursi, meja, rumah burung dan lampu penerangan

(28)

Green Place for Srikandi

2012

J. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

No Uraian Satuan Volume Biaya Per Satuan Jumlah Biaya Per

Satuan

A BIAYA PERSONIL

I. Tenaga Pekerja

1 Tukang 7 jam/org = 85000 x 14 hari 1 60.000 840.000 2 Kuli 7 jam/org = 65000 x 14 hari 2 50.000 1.400.000

B BIAYA NON PERSONIL

II. Bahan

1 Pohon Kuning Buah 2 100.000 200.000

2 Ayunan Buah 2 1.600.000 3.200.000

3 Rumput Gajah Mini m2 100 15.000 1.500.000

4 Tiang Lampu 5m 6 850.000 5.100.000

5 Lampu LED Spotlight Osram Buah 6 85.000 510.000

6 Tempat sampah karet Buah 6 20.000 120.000

7 Paving blok m3 205 29.000 5945.000

8 Pompa air mancur Buah 1 200.000 200.000

9 Springkle rotary Buah 2 180.000 360.000

10 Rumah burung Buah 1 110.000 110.000

11 Batu refleksi Kg 40 2.000 80.000

12 Semen Tiga Roda 50 kg 10 55.000 550.000

13 Pasir urug m3 7 100.000 700.000

14 Batu Bata Pres Mesin Buah 300 500 150.000

(29)

Green Place for Srikandi

2012

No Uraian Satuan Volume Biaya Per Satuan Jumlah Biaya PerSatuan

C. BIAYA TIDAK TERDUGA (10% dari biaya total) 2.500.000

(30)

K. LAMPIRAN

(31)

Gambar

Gambar Masyarakat menggunakan taman sebagai tempat olahraga (senam lansia)
Gambar contoh paving block rencana
Gambar Ayunan
Gambar Biopori
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengunjung yang datang rekreasi ke RTH Taman Bunga Pematangsiantar, menghitung nilai ekonomi RTH Taman Bunga

Ruang Terbuka Hijau publik yang terdapat pada Kecamatan Banjarmasin Selatan terdiri dari jalur hijau jalan dan sempadan sungai (taman siring) sedangkan RTH Privat

Bentuk dan ukuran daunnya ada yang besar, lebar, menengah, dan kecil (jarum dan rumput-rumputan) dan campuran. Tekst ur daun ada yang keras, papery dan sekulen. Coverage

Partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat pada tahap perencanaan di keempat kelurahan menunjukkan bahwa bentuk partisipasi masyarakat yang paling beragam adalah

Fungsi Taman Ayodia Kota Jakarta Selatan sebagai ruang publik harus dapat menjadi wadah interaksi sosial warga, dapat menciptakan kreativitas dan aktivitas motorik

Elemen dalam perhitungan ini yaitu taman RT, taman RW, taman kelurahan, taman kecamatan, pemakaman dan fungsi tertentu dengan total luas perkapitanya 15,7m 2 dan

Dari fakta dan kasus yang terjadi di Jawa Barat, dapat kita periksa bahwa penyediaan ruang terbuka hijau seperti taman-taman kota, hutan kota dan ruang terbuka hijau

Elemen dalam perhitungan ini yaitu taman RT, taman RW, taman kelurahan, taman kecamatan, pemakaman dan fungsi tertentu dengan total luas perkapitanya 15,7m 2 dan