• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG MENGGUNAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG MENGGUNAKAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG MENGGUNAKAN METODE

SHARED STORAGE PADA KANTOR PENJUALAN PT. SINAR SOSRO

(Cabang Bangkalan)

Muhammad Husein Rifai [1], Sugeng Purwoko,S.T.,M.T.[2], Issa Dyah Utami, S.T.,M.T., Ph.D.[3]

Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura huseinmrifai@gmail.com

ABSTRAK

PT.Sinar Sosro merupakan perusahaan air minum dalam kemasan yang memproduksi berbagai macam jenis produk minuman. Kantor penjualan PT.Sinar Sosro yang berada di Bangkalan mempunyai permasalahan tentang buruknya sistem pergudangannya. Berdasarkan kondisi lapangan pada kantor KP Bangkalan maka metode shared storage menjadi pilihan yang paling tepat dalam usaha untuk memperbaiki tatanan produk pada gudang. Jumlah tumpukan maksimal pada produk RGB sebanyak 10, sedangkan untuk produk non RGB sebanyak 8. Produk yang mempunyai frekuensi keluar masuk paling banyak adalah teh botol sosro, sehingga produk tersebut ditempatkan pada slot paling depan pada gudang RGB. Jarak perpindahan terpendek pada gudang RGB terletak pada slot C1 dengan total jarak sebesar 2,52 m. Sedangkan untuk jarak perpindahan terpendek pada gudang non RGB terletak pada slot 5 dengan jarak 2 m. Penataan ulang produk pada layout usulan dapat dilihat pada gambar lampiran 1.

Kata Kunci : Tata Letak Gudang, Shared Storage, Penyimpanan

1. PENDAHULUAN

Penyimpanan merupakan hal yang mempunyai peran penting dalam dunia industri. Sebuah produk jadi membutuhkan tempat yang digunakan untuk menyimpan hingga proses distribusi dilakukan. PT Sinar Sosro merupakan perusahaan teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia. PT Sinar Sosro mempunyai pabrik yang tersebar di Pulau Jawa, salah satu pabrik tersebut berada di Mojokerto. PT Sinar Sosro sendiri mempunyai kantor penjualan pada beberapa daerah yang tersebar di seluruh Jawa Timur. Konsep kantor penjualan ini sendiri hampir sama dengan gudang barang jadi, dimana pabrik pusat yang ada di Mojokerto akan melakukan pengiriman produk pada masing-masing kantor penjualan sesuai dengan kebutuhan tiap kantor penjualan. Setelah itu kantor penjualan akan melakukan distribusi produk ke seluruh otlet sesuai dengan permintaan.

Permasalahan yang ada pada kantor penjualan adalah sistem penataan produk yang tidak rapi dimana pada saat produk datang akan langsung ditempatkan pada lokasi yang kosong tanpa memperhatikan jenis produknya. Hal tersebut menyebabkan pada saat proses pengambilan produk yang akan didistribusikan banyak memakan waktu untuk memilih produk yang dimaksud. Banyak produk yang diletakkan dekat dengan pintu sehingga berpotensi mengganggu lalu lintas keluar masuk manusia maupun produk.

2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tata Letak

Wignjosoebroto (2009) mengungkapkan bahwa tata letak adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Sedangkan James Apple (1990) mengungkapkan bahwa perancangan tata letak sebagai perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar operator, peralatan, dan proses transformasi material dari bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman produk.

(2)

2.2 Pengertian Gudang

Gudang merupakan suatu tempat untuk kegiatan yang berhubungan dengan penyimpanan barang. Terdapat dua istilah gudang dalam dunia manufaktur. Kedua istilah tersebut adalah storage dan warehouse.

Storage/stores merupakan tempat

penyimpanan bahan baku, komponen, dan bahan-bahan pendukung lainnya. Setiap stores

memerlukan ruang dan hal ini harus dipikirkan pada saat perhitungan luas lantai. Stores bahan baku dan stores komponen yang sudah jadi membutuhkan ruang yang paling besar. Sedangkan warehouse merupakan tempat penyimpanan produk akhir. Dalam warehouse

dilakukan kegiatan penyimpanan, order filling

dari permintaan dan persiapan sebelum pengiriman produk.

Apple (1990) menjelaskan gudang yang berperan sebagai media penyimpanan ini berpengaruh pada seluruh proses yang ada pada perusahaan, mulai dari penerimaan, proses produksi sampai proses pengiriman produk jadi. Persoalan penyimpanan menyeluruh bisa di kategorikan sebagai berikut:

1) Penerimaan, berlangsung selama proses penerimaan hingga sebelum proses penyaluran.

2) Gudang, proses penyimpanan bahan baku, material pendukung dan barang jadi sampai tiba saatnya bahan-bahan tersebut diperlukan.

3) Perlengkapan, bukan termasuk barang utama tetapi mempunyai fungsi untuk mendukung proses produksi.

4) Ditengah proses, barang setengah jadi yang menunggu proses selanjutnya. 5) Komponen jadi, suatu komponen yang

sudah jadi tetapi masih menunggu proses perakitan.

6) Sisa, bahan yang dihasilkan dari hasil proses produksi yang nantinya akan diolah kembali.

7) Buangan, sebuah komponen sisa yang sudah tidak berguna lagi.

8) Macam-macam, merupakan peralatan dan perlengkapan yang tidak berguna untuk digunakan kembali pada masa yang akan dating.

Produk jadi, merupakan hasil akhir dari proses produksi yang siap untuk didistribusikan.

2.3 Tujuan Gudang

Tujuan dari tempat penyimpanan secara umum adalah untuk memaksimalkan penggunaan sumber yang ada dengan diiringi dengan memaksimalkan pelayanan terhadap pelanggan dengan sumber yang terbatas. Maka di dalam proses perancangan sistem pergudangan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu (Purnomo, 2004):

1) Memaksimalkan penggunaan ruang 2) Memaksimalkan menggunakan

peralatan

3) Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja

4) Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan dan pengambilan barang Sedangkan jika dilihat dari fungsi, maka gudang memiliki beberapa fungsi utama seperti di bawah ini (Harjono & Prasetyawan, 2012):

1) Menyediakan tempat penampungan sementara

2) Mengumpulkan permintaan konsumen 3) Sebagai fasilitas pelayanan bagi

konsumen

4) Melindungi barang

5) Memisahkan barang yang mudah terkontaminasi dan berbahaya

2.4 Jenis Layout Gudang

Pentingnya peran gudang sebagai salah satu bagian dari sistem perusahaan membuat pihak perusahaan harus pintar dalam menentukan lokasi serta luasan gudang. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan besar kapasitas gudang antara lain: 1) Besar ukuran dari masing-masing barang

yang akan disimpan.

2) Waktu tenggang (lead time) dari pemesanan barang.

3) Jumlah atau banyaknya barang yang harus disimpan dan frekuensi keluar masuknya barang.

4) Faktor yang hendak diambil oleh pihak manajemen gudang meliputi factor kehabisan barang.

(3)

diperhatikan yaitu jenis barang yang disimpan apakah termasuk barang :

1) Fast moving, yaitu barang yang mempunyai sirkulasi/pergerakan cepat. 2) Slow moving, yaitu barang yang

mempunyai sirkulasi/pergerakan lambat.

2.5 Metode-metode Penyimpan Produk Pada Gudang

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyimpan produk pada gudang, antara lain adalah metode shared storage, dedicated storage, randomized storage

dan class based storage. Berikut akan dijelaskan mengenai metode-metode tersebut secara singkat.

2.5.1 Metode Shared Storage

Metode shared storage merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk proses penempatan produk pada gudang. Shared storage sendiri memperhatikan kondisi luas lantai gudang dimana produk yang akan segera dikirim akan ditempatkan pada titik paling dekat dari pintu keluar masuk I/O. Metode ini akan lebih baik digunakan pada jenis pabrik yang mempunyai ukuran produk yang sama atau tidak jauh berbeda. Hal tersebut dikarenakan area penyimpanan bisa ditempati oleh jenis produk yang berbeda.

2.5.2 Metode Dedicated Storage

Metode dedicad storage mempunyai prinsip yang berbeda jika dibandingkan dengan metode sharedstorage. Metode ini dapat juga disebut metode fixedslotstorage. Hal tersebut karena pada metode ini lokasi penyimpanan barang dibagi menjadi beberapa tempat yang berbeda sesuai karakteristik barang. Sehingga barang tidak dapat diletakkan pada sembarang lokasi. Kelemahan metode ini membutuhkan

space yang lebih banyak karena tidak setiap jenis barang dapat dimasukkan dalam area kosong yang tersedia. Sedangkan untuk kelebihannya lokasi penyimpanan menjadi lebih teratur dan terorganisir karena sudah ditetapkan sebelumnya. Sehingga proses pencarian dan penempatan produk menjadi lebih cepat.

2.5.3 Metode Randomized Storage

Metode ini mampu mengatasi kekurangan dari metode dedicated storage

yang berhubungan dengan utilitas ruang yang rendah. Metode randomized storage ini sendiri menempatkan produk yang datang ke sembarang area penyimpanan yang masih kosong dengan memprioritaskan penempatan

pada titik terdekat dari pintu. Kekurangan dari metode ini adalah sulitnya proses pencarian produk karena produk diletakkan pada sembarang area sehingga mengakibatkan tercampurnya beberapa jenis produk pada satu area penyimpanan. Hal tersebut semakin dipersulit ketika jumlah produk yang ada pada gudang sangat banyak dan mempunyai macam-macam jenis yang berbeda.

2.5.4 Class Based Storage

Metode ini merupakan metode gabungan dari metode dedicated storage dan randomized storage. Pada metode ini produk yang ada akan dibagi menjadi beberapa kelas. Jika dalam proses pembagiannya sama dengan produk, maka akan digunakan prinsip dari metode

dedicated storage. Tetapi jika produk hanya dibagi menjadi satu kelas saja, maka akan digunakan prinsip dari metode randomized storage. Proses pembagian kelas itu sendiri didasarkan nilai rasio perbandingan antara

throughput (T) dengan storage (S).

Metode ini merupakan metode dimana penempatan produk didasarkan atas kesamaan suatu jenis bahan kedalam suatu kelompok. Kelompok tersebut nantinya akan ditempatkan pada suatu lokasi khusus yang ada pada gudang. Pada satu kelompok yang sama terdapat kesamaan bahan atau material produk atau jenis kemasan yang sama.

2.5.5 Perpindahan Produk

Sebuah produk yang ada pada gudang mengalami aktifitas perpindahan pada saat proses bongkar muat terjadi. Proses perpindahan produk dilakukan dengan menempatkan produk yang berasal dari luar gudang ke tempat area penyimpanan yang telah ditentukan. Jarak perpindahan produk tersebut dapat dihitung dengan menggunakan beberapa metode, antara lain:

1. Rectilinear distance

Cara ini dilakukan dengan mengukur jarak sepanjang lintasan dengan memperhatikan garis tegak lurus (orthogonal) satu dengan yang lainnya. Rumus yang digunakan pada metode ini adalah:

(4)

2. Euclideandistance

Jarak yang akan diukur dengan menggunakan metode ini menggunakan lintasan garis lurus antara dua buah titik. Jarak euclidean dapat diimajinasikan sebagai conveyor lurus yang memotong dua buah stasiun kerja. Rumus yang digunakan pada metode ini adalah:

� = √[( − )2+ ( − )2] … … … . .

Gambar 2 Metode Euclidean distance

3. Squareeuclideandistance

Metode ini dilakukan dengan cara mengukur sepanjang lintasan yang dilalui oleh produk dalam menempuh dua titik tersebut. Sehingga membuat metode ini menghasilkan jarak lebih besar jika dibandingkan dengan dua metode sebelumnya. Rumus yang digunakan adalah:

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian terapan karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan suatu masalah yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah buruknya tata letak gudang pada kantor penjualan PT. Sinar Sosro cabang Bangkalan. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif yang digunakan untuk mencari solusi terbaik dari masalah di atas.

3.2 Variabel Penelitian dan Data yang Diperlukan

Terdapat variabel yang akan dicari pada penelitian ini yaitu jarak perpindahan barang mulai dari yang terpendek hingga terpanjang. Variabel tersebut akan digunakan untuk patokan penempatan produk dengan melihat karakteristik produk tersebut apakah tergolong

fast moving atau slow moving. Produk fast moving akan ditempatkan pada titik yang mempunyai nilai jarak perpindahan paling pendek dan disusul dengan produk lain setelahnya.

Selain variabel diatas, penelitian ini membutuhkan beberapa data serta parameter yang digunakan dalam proses analisis. Parameter serta data yang digunakan pada penelitian ini adalah luas gudang, macam-macam jenis barang yang ada digudang, dimensi packaging dari masing-masing produk, jumlah permintaan, stock barang dalam gudang,

lead time, jenis material handling, jumlah operator gudang, serta data lain yang dibutuhkan dalam proses analisis.

3.3 Jenis atau Tipe Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Berikut akan dijelaskan penjabaran tentang data primer dan sekunder pada penelitian ini:

a) Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung melalui proses wawancara dan observasi lapangan. Data primer yang akan dipakai adalah luasan gudang, nama produk yang disimpan, jumlah produk, material handling, operator/tenaga kerja, dimensi packaging

produk, dan tumpukan maksimal packaging

produk.

b) Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari catatan maupun laporan yang ada pada perusahaan. Data sekunder yang akan digunakan adalah data frekuensi keluar masuk produk tiap bulan, stock

produk tiap bulan, lead time dan harga produk.

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian

(5)

3.5 Alat dan Teknik Pengambilan Data Pada penelitian ini data yang akan digunakan akan dikumpulkan dengan cara dan menggunakan alat sebagai berikut:

a. Teknik observasi

Peneliti akan melakukan pengamatan langsung pada gudang untuk mencari segala macam informasi yang dibutuhkan. Informasi yang dibutuhkan adalah waktu bongkar muat barang pada gudang, jarak yang ditempuh

material handling pada saat bongkar muat barang, serta luas dan layout gudang. Alat yang akan digunakan oleh peneliti adalah

stopwatch, dan meteran. b. Teknik wawancara

Selain observasi langsung, peneliti juga akan melakukan wawancara kepada manager serta operator yang ada pada gudang. Wawancara tersebut digunakan untuk menggali lebih dalam tentang sistem yang ada pada gudang tersebut serta data-data sekunder yang diperlukan. Peralatan yang diperlukan adalah buku dan alat tulis, serta kuesioner jika dibutuhkan.

3.6 Flowchart Penelitian

Langkah-langkah yang akan penulis lakukan dalam penelitian ini dapat dilihat melalui flowchart dibawah ini:

MULAI

PERTINJAUAN AWAL

IDENTIFIKASI MASALAH

SELESAI PENENTUAN TUJUAN PENELITIAN

STUDI LITERATUR STUDI LAPANGAN

PENETAPAN VARIABEL PENELITIAN

Pengolahan Data dengan Metode Shared Storage 1. Menghitung jumlah rata-rata permintaan produk per bulan 2. Menghitung rata-rata frekuensi pemesanan 3. Menghitung jumlah produk per pemesanan 4. Memanajemen kebutuhan ruang yang ada 5. Menghitung frekuensi keluar masuknya produk 6. Menghitung jarak tempuh produk 7. Menyusun produk ke slot pada layout usulan

KESIMPULAN DAN SARAN PENGUMPULAN DATA

ANALISIS dan PENGOLAHAN DATA

Gambar 3 Flowchart penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data

4.1.1 Layout awal

Berikut adalah layout awal gudang:

SLOT 2 kantor penjualan PT.Sinar Sosro cabang Bangtkalan, maka selanjutnya adalah pengumpulan data dari macam-macam produk yang diproduksi oleh PT.Sinar Sosro. Pengumpulan data tersebut meliputi nama produk, jenis produk berdasarkan kemasannya, volume produk, jumlah produk dalam satu

packaging dan harga produk tersebut.

Tabel 1Jenis-jenis produk PT.Sinar Sosro

Nama Produk Jenis Produk Volume (mL) Isi / dus Harga

Tetra 200 24 Rp45.000,00

PET 300 24 Rp94.500,00

250 24 Rp73.000,00

1000 12 Rp168.600,00

PET 300 24 Rp109.000,00

Freso Tea cup 250 24 Rp185.000,00

RGB 318 24 Rp45.000,00

Tetra 330 24 Rp51.000,00

12 Rp25.000,00

24 Rp50.000,00

cup 240 48 Rp18.000,00

330 24 Rp24.000,00

600 24 Rp28.000,00

1500 12 Rp27.000,00

Galon 19 L 1 Rp11.500,00

RGB 220 24 Rp45.000,00

200 24 Rp50.000,00

250 24 Rp54.500,00

330 24 Rp61.000,00

1000 12 Rp85.000,00

Pouch 230 12 Rp19.000,00

12 Rp39.000,00

24 Rp78.000,00

12 Rp56.500,00

24 Rp112.000,00

RGB 235 24 Rp45.000,00

Tetra 200 24 Rp50.000,00

Pouch 230 24 Rp35.000,00

Can 318 24 Rp77.000,00

350 12 Rp39.000,00

12 Rp56.000,00

24 Rp112.000,00

RGB 230 24 Rp48.000,00

can 330 24 Rp82.000,00

12 Rp65.500,00

Kantor penjualan melakukan pemesanan produk ke KPW Jawa Timur yang ada di

(6)

kebutuhan/permintaan pada masing-masing jenis produk. Data pemesanan tiap produk dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2 Data pemesanan tiap jenis produk

Me i Juni Juli

1 Teh Botol Sosro TBS 220 ML 4000 5000 4000

2 Fruit Tea FTB AP 235 ML 100 100 100

30 Teh Freso FSP JS 214 ML K24 Cup 1000 1000 1000

RGB

Tetra

PET

Pouch

Jumlah pe rmintaan

Nama Produk Kode Produk Je nis Produk

No

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Rata-rata jumlah permintaan produk per periode

Perhitungan untuk menentukan rata-rata permintaan produk per periode dapat dilihat seperti dibawah ini:

DI

Untuk perhitungan jumlah permintaan rata-rata produk per periode pada jenis produk yang lain dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3 Rata-rata jumlah permintaan produk per periode

1 Teh Botol Sosro 13000 3 4333

2 Fruit Tea 300 3 100

10 Fruit Tea 1100 3 367

11 Fruit Tea 1100 3 367

12 Fruit Tea 900 3 300

13 S-Tee 150 3 50

14 Country Choice 20 3 7

15 Teh Botol Sosro 1300 3 433

27 Fruit Tea 1200 3 400

28 Fruit Tea 1400 3 467

29 Teh Botol Sosro 1000 3 333

30 Teh Freso 3000 3 1000

No Jumlah Total Pe rmintaan se lama 3 bulan

lama pe ne litian

Jumlah pe rmintaan produk rata2 pe r

pe riode Nama Produk

4.2.2 Rata-rata frekuensi pemesanan per bulan

Perhitungan untuk menentukan rata-rata frekuensi pemesanan produk per bulan dapat dilihat seperti dibawah ini:

��

Tabel 4 Rata-rata frekuensi pemesanan produk per bulan

i Jumlah pe rmintaa Nama Produk Rata-rata

Tabel 4.7 menunjukkan tentang hasil dari perhitungan rata-rata frekuensi permintaan produk per bulan pada masing-masing jenis produk yang ada pada KP Bangkalan.

4.2.3 Kebutuhan ruang

(7)

SLOT 2

SLOT 1

SLOT 3

SLOT 4

Kantor

Ruang Manager

SLOT 5 SLOT 6

Gudang non RGB

Gambar 5 Ruang penyimpanan pada kantor KP Bangkalan

Berikut akan dijabarkan dimensi dari gambar diatas:

Luas Kantor : 144 m2

Panjang Total : 18 m Lebar Total : 8 m

Ukuran Slot 1 : 2,4 m x 2,8 m Ukuran Slot 2 : 2,4 m x 2,8 m Ukuran Slot 3 : 1,6 m x 1,6 m Ukuran Slot 4 : 2,4 m x 2 m Ukuran Slot 5 : 3,6 m x 1,6 m Ukuran Slot 6 : 3,6 m x 1,6 m

Berikut akan ditampilkan gudang

untuk produk RGB:

Gambar 6 Gudang produk RGB

Untuk ukuran dari gudang tersebut adalah:

Panjang Gudang : 14 m Lebar Gudang : 5 m

4.2.4 Frekuensi keluar masuk produk Proses pengolahan data selanjutnya adalah dengan mengumpulkan data tentang

frekuensi keluar masuk dari setiap jenis produk. Jenis produk yang mempunyai frekuensi keluar masuk yang tinggi nantinya akan ditempatkan pada titik paling dekat dengan pintu.

Tabel 5 Frekuensi keluar masuk barang

Teh Botol Sosro TBS 220 ML 101 Fruit Tea FTB AP 235 ML 52 Fruit Tea FTB BC 235 ML 53

S-Tee STB 318 ML 18

Tebs TSB SR 230 ML 71

Teh Botol Sosro TBK 200 ML K24 44 Teh Botol Sosro TBK 250 ML K24 35 Teh Botol Sosro TBK 250 ML K24 LESS SUGAR 12 Teh Botol Sosro TBK 330 ML K24 22 Fruit Tea FTG AP 200 ML K24 69 Fruit Tea FTG BC 200 ML K24 68 Fruit Tea FTG GV 200 ML K24 65

S-Tee STK 330 ML 15

Country Choice CCK GV 250 ML K24 7 Teh Botol Sosro TBE 350 ML K12 74 Teh Botol Sosro TBE 450 ML K12 63 Fruit Tea FTE AP 350 ML K12 62 Fruit Tea FTE BC 350 ML K12 53 Fruit Tea FTE GV 350 ML K12 45 Fruit Tea FTE AP 500 ML K12 14 Fruit Tea FTE BC 500 ML K12 14 Fruit Tea FTE GV 500 ML K12 13 Fruit Tea FTE SB 500 ML K12 13 Fruit Tea FTE XT 500 ML K12 13

S-Tee STE 350 ML K12 42

Tebs TSE 500 ML K24 32

Fruit Tea FTO AP 230 ML K24 70 Fruit Tea FTO BC 230 ML K24 77 Teh Botol Sosro TBO 230 ML K12 70 Teh Freso FSP JS 214 ML K24 81

Nama Produk Kode Produk Fre kue nsi Total

4.2.5 Menghitung jarak perpindahan Perhitungan jarak perpindahan tersebut menggunakan metode rectilinear distance,

berikut akan diberikan satu contoh perhitungan manual pada slot A1 gudang non RGB:

� = | − | + | − | � = | , − , | + | − | � = | , | + | |

� = ,

Tabel 6 Jarak perpindahan pada gudang non RGB

x y x y

A1 1,2 4 4,8 0 7,6

A2 1,2 3,2 4,8 0 6,8

A3 1,6 4 4,8 0 7,2

A4 1,6 3,2 4,8 0 6,4

B1 1,2 2 4,8 0 5,6

B2 1,2 1,2 4,8 0 4,8

B3 1,6 2 4,8 0 5,2

B4 1,6 1,2 4,8 0 4,4

C1 4,4 4 4,8 0 4,4

D1 1,2 2,8 4,8 0 6,4

D2 2 2,8 4,8 0 5,6

SLOT 5 4,8 2 4,8 0 2

SLOT 6 6,8 2 4,8 0 4

Jarak Perpindahan

(8)

Tabel 7 Jarak perpindahan pada gudang RGB Slot koordinat (m) titik I/O (m)

Pada tabel 4.11 dan 4.11 adalah hasil dari perhitungan jarak perpindahan yang akan ditempuh oleh produk. Semua hasil dari perhitungan jarak perpindahan barang ini akan digunakan untuk proses penempatan produk. Produk yang bersifat fast moving nantinya akan ditempatkan pada slot yang mempunyai jarak terpendek.

4.3 Penataan produk pada layout usulan Tahap terakhir pada penelitian ini adalah dengan mengalokasikan barang ke dalam slot sesuai jenis produknya dengan mempertimbangkan frekuensi keluar masuk dan jarak perpindahan. Berikut akan ditampilkan pengalokasian produk pada slot yang tersedia pada gudang RGB dan non RGB: Tabel 8 Usulan penataan produk pada

slot gudang RGB

Teh Botol Sosro TBS 220 ML 101 2,52 C1

Nama Produk Kode Produk Fre kue ns i Total

Tabel 9 Usulan penataan produk pada slot gudang non RGB

Teh Freso FSP JS 214 ML K24 81 2 SLOT 5

Teh Botol Sosro TBK 250 ML K24 LESS SUGAR 12 9,8 A3

Country Choice CCK GV 250 ML K24 7 7,4 C1

Jarak Perpindahan Nama Produk Kode Produk Fre kue nsi Total Slot

Langkah terakhir adalah membuat layout

sesuai dengan pengalokasian masing-masing produk pada slot yang telah ditetapkan. Layout

usulan ini nantinya akan dipisah menjadi dua yaitu gudang produk RGB dan gudang barang non RGB.

Gambar 7 Usulan penataan produk di gudang RGB

Gambar 7 menunjukkan usulan penataan produk pada gudang RGB. Berikut adalah penggolongan produk berdasarkan warna slot pada gambar:

Teh Freso Fruit Tea (pouch) TBE TBO

Gambar 8 Usulan penataan produk non RGB didalam kantor KP Bangkalan

5. KESIMPULAN 5.1Kesimpulan

Hasil yang didapat pada pengolahan data pada bab IV adalah sebuah peletakan produk-produk pada slot yang tersedia dengan melihat jumlah frekuensi keluar masuk barang dan jarak perpindahan pada masing-masing slot. Penyimpanan pada kantor KP Bangkalan dibedakan antara produk RGB dan non RGB. Hasil penataan produk pada layout usulan dapat dilihat pada gambar 7 dan 8.

5.2Saran

Saran untuk penelian selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian ini adalah memperhitungkan waktu yang dibutuhkan saat bongkar muat, waktu mencari produk, waktu peletakan produk pada slot yang tersedia.

DAFTAR PUSTAKA

Apple, J. M. (1990). TATA LETAK PABRIK

DAN PEMINDAHAN BAHAN (3rd

ed.). BANDUNG: ITB.

(9)

Santoso, P. S., Herlina, L., & Febianti, E. (2015). Usulan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode Shared Storage Dan Pendekatan Simulasi Di PT.Lotte Chemical Titan Nusantara. Wignjosoebroto, S. (2009). TATA LETAK

PABRIK DAN PEMINDAHAN

BAHAN (3rd ed.). Surabaya: Guna Widya.

Gambar

Gambar 2 Metode  SquareEuclidean distance  euclidean distance
Gambar 3 Flowchart penelitian
Tabel 2 Data pemesanan tiap jenis produk
Gambar 5 Ruang penyimpanan pada kantor KP Bangkalan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari total jarak antara layout usula dan layout awal, terdapat perbedaan sebesar 22,8 meter, layout usulan memiliki total jarak keseluruhan yang lebih kecil, hal ini

Diperlukan pengaturan tata letak gudang agar terdapat layout yang pasti (dedicated) untuk penyimpanan masing-masing barang sehingga jarak perpindahan dan material handling cost

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, barang yang mempunyai assignment tertinggi harus ditempatkan pada rak pertama atau terdekat dari pintu (I/O) dimana total jarak

Penempatan produk pada layout usulan perbaikan 2 adalah dengan berdasarkan pada nilai T/S terbesar yang ditempatkan pada jarak tempuh terpendek, sehingga urutan

Hasil layout yang didapatkan dari metode ini yaitu perancangan fasilitas yang lebih efektif dan efisien dalam penempatan dan pengambilan produk karena dapat meminimasi jarak,

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tata letak area kerja yang dapat meminimasi jarak dan fleksibel, meminimasi jarak perpindahan material, dan meminimasi biaya

Tahapan penelitian dilakukan dengan menghitung utilitas gudang pada layout awal, frekuensi perpindahan, jumlah tempat penyimpanan, jarak perpindahan dan ongkos

dilakukan penataan ulang layout pabrik ditentukan dengan menghitung jarak perpindahan bahan. Dengan jarak perpindahan bahan yang pendek diharapkan tata letak hasil rancangan dapat