• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo ecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013 T2 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo ecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013 T2 BAB IV"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran Subyek/Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Bandarjo 02 Ungaran Barat Kabupaten Semarang yang berlokasi di Jl. Sindoro II No. 21 Bandarjo Ungaran Barat, dengan nomor telepon 024-76910027 serta E-mail

sdbandarjodua@yahoo.com. Mempunyai NSS

101032214022, dan NPSN 20320795. Daya listrik SD Negeri Bandarjo 02, 2.300 watt dan telah dilengkapi Wifi sebagai kelengkapan media informasi, luas lantai 900 m2 dengan rasio luas lantai terhadap peserta didik

4,05/m2 di atas tanah seluas 1.312 m2, rasio luas

lahan terhadap peserta didik 1,54/m2 yang terletak di

pusat Kota Ungaran Kabupaten Semarang.

SDN Bandarjo 02 pada tahun pelajaran 2013/2014 memiliki siswa sejumlah 254 orang, tenaga pendidik sejumlah 10 orang (6 PNS dan 4 WB), dan tenaga kependidikan honorer sejumlah 3 orang yang bertugas sebagai staf Tata Usaha, Petugas Perpustakaan dan petugas kebersihan.

Visi SD Negeri Bandarjo 02 adalah “Menjadi

sekolah terpercaya di masyarakat untuk

(2)

sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat. Adapun tujuan SD Negeri Bandarjo 02 yaitu a) Meningkatkan pelayanan secara menyeluruh kepada peserta didik b) Meningkatkan profesionalisme kinerja guru dan tenaga kependidikan c) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam tanggung jawab kependidikan d) Meningkatkan hasil kelulusan yang optimal.

4.2

Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan unsur konteks, input, proses, dan produk program swakelola DAK pendidikan (perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

4.2.1 Konteks Program Swakelola DAK Pendidikan (perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013

(3)

Tabel 4.1. Kondisi Sarpras

(4)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sekolah yang terletak di pusat kota, namun tidak mempunyai perpustakaan sekolah. Perpustakaan memang sangat dibutuhkan sebagi faktor penunjang dalam merealisasikan visi, misi dan tujuan sekolah. Untuk melengkapinya, pihak sekolah memprogramkan pembangunan perpustakaan tersebut dengan mengajukan bantuan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang tahun 2012.

Mutu sebuah sekolah juga erat kaitannya dengan program kerja sekolah yang juga akan menjadi perhatian dari masyarakat serta bisa menjadi sarana promosi kepada warga masyarakat. Salah satu usaha sekolah agar dapat mendapat kepercayaan dari masyarakat adalah terwujudnya peningkatan kualitas prestasi peserta didik. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh kepala sekolah sebagai berikut.

Masyarakat mengharapkan adanya prestasi peserta didik dalam bidang akademik diantaranya peningkatan hasil UN, adanya peserta didik yang mampu memperoleh juara dalam lomba kesiswaan, peningkatan KKM dan kemampuan peserta didik dalan berbahasa yang meningkat.Hal ini dibutuhkan sarana perpustakaan. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)

(5)

Bandarjo 02 untuk menambah wawasan pengetahuan, teknologi, dan ilmu pendidikan. Kebutuhan tersebut dapat dilihat dari ungkapan peserta didik kelas VI yang bernama Yasinta sebagai berikut:

Kami sangat mengharapkan sekolah kami memiliki perpustakaan, karena pada waktu istirahat atau waktu luang maupun di saat menunggu jemputan kami bisa membaca di perpustakaan, dan kami juga bisa meminjam buku-buku cerita dari perpustakaan. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)

Pada bagian lain juga diungkapkan oleh guru kelas V yang bernama Karsono. Beliau menyatakan sebagai berikut ini.

Sudah saatnya SDN Bandarjo 2 ini memiliki perpustakaan sekolah.Selain untuk menambah pengetahuan peserta didik, perpustakaan juga sebagai tempat rekreatif yakni tempat membaca yang menyenangkan.Selanjutnya perpustakaan juga dapat digunakan untuk tempat pembinaan peserta didik yang dipersiapkan untuk mengikuti lomba olimpiade MIPA, lomba cerdas cermat, lomba menulis synopsis, dan pembinaan peserta didik berprestasi. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)

Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Budi Suharsono, S.Pd SD selaku guru kelas IV tentang kebutuhan perpustakaan adalah sebagai beikut.

Sekolah kami sangat membutuhkan

perpustakaan.Adanya perpustakaan sekolah dapat dijadikan sarana untuk menyalurkan minat baca peserta didik dan sekaligus dapat dijadikan sebagai pemicu budaya membaca bagi peserta didik di sekolah kami ini. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)

(6)

perpustakaan sekolah, seperti yang diungkapkan sebagai berikut:

Pengadaan sarana sekolah yakni perpustakaan adalah suatu kebutuhan yang sangat mendesak bagi SDN Bandarjo 2 ini. Selain sebagai pendukung proses belajar peserta didik, perpustakaan juga sangat dibutuhkan guru untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas profesinya. Untuk itu kami akan mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mengenai pengadaan perpustakaan di sekolah kami melalui program DAK pendidikan tahun anggaran 2013. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)

Pendapat kepala sekolah tersebut mendapat dukungan dari pihak komite sekolah yang diwakili oleh saudara Sunyoto mengatakan sebagai berikut.

Kami mendukung langkah kepala SDN Bandarjo 02 yang berkeinginan mengajukan bantuan ke pemerintah untuk pengadaan perpustakaan sekolah.Dengan adanya perpustakaan nanti anak-anak kami dapat meminjam buku pelajaran di perpustakaan sehingga kami dapat menghemat biaya sekolah anak-anak kami. (wawancara tanggal 29 Januari 2015)

(7)

dasar adalah untuk SD/SDLB baik negeri maupun swasta. Kegiatan DAK bidang pendidikan dasar jenjang SD diarahkan untuk rehabilitasi ruang kelas rusak sedang, pembangunan perpustakaan, dan pengadaaan peralatan pendidikan.

4.2.2Input Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Tahun Anggaran 2013

Input program DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 meliputi sumber daya manusia (SDM), skala prioritas, anggaran, dan sistem prosedur pelaksanaan program DAK. Syarat berjalannya suatu program adalah kepemilikan terhadap sumber daya atau dengan kata lain efektifitas kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan tidak akan berjalan dengan baik ketika tidak didukung oleh potensi-potensi sumber daya yang tidak tersedia. Sumber-sumber yang penting tersebut meliputi staf yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik untuk melaksanakan tugas-tugas mereka, wewenang dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk menerjemahkan usul-usul di atas kertas guna melaksanakan pelayanan-pelayanan publik (Winarno, 2012).

(8)

terlibat pelaksanaan program adalah konsultan, dan pejabat pembuat komitmen.

Selain SDM, input dari program swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 adalah memprioritaskan untuk membangun gedung perpustakaan yang berkualitas yang sesuai dengan juklak dan juknis dari pemerintah.

Anggaran program swakelola DAK perpustakaan

yang diberikan pemerintah sejumlah

Rp.111.192.000,00. Untuk fisik sejumlah Rp98.192.000,00 dan untuk mebelair sejumlah Rp.13.000.000,00.

Adapun sistem prosedur program swakelola DAK, untuk pengajuan dana untuk pekerjaan dilakukan dalam 3(tiga) tahap. Tahap pertama sebesar 40% dapat dicairkan setelah penandatanganan kontrak, selanjutnya 30% berikutnya dibayar pada saat progres pelaksanaan kegiatan sudah mencapai minimal 30%, dan sisanya sebesar 30% dibayar pada saat proses pelaksanan kegiatan sudah mencapai minimal 60%. Semua pembayaran dilakukan secara bebas tetap (SPP-BT) yang dibebankan pada DPPA Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013 nomor : 2327/DPPA/2013 tanggal 16 April 2013. Pembayaran dilakukan melalui Bank BPD Cabang Ungaran kepada pihak kedua yang mempunyai rekening Bank Jateng Cabang Ungaran dengan nomor rekening 3-022-28071-5 atas nama PPS SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat.

(9)

mencantumkan nomor rekening PPS, (1) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan atau berita acara penyelesaian pekerjaan, (3) Laporan kemjuan fisik dan keuangan yang telah diverivikasi oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), (4) Rencana penggunaan dana yang telah diverifikasi oleh PPTK, (5) Berita Acara Pembayaran, (6) Kuitansi yang disetujui oleh kuasa pengguna anggaran/ pejabat yang ditunjuk, (7) ringkasan Kontrak, (8) Bukti pendukung berupa buku laporan harian pelaksanaan kegiatan, buku kas umum, fotokopi buku rekening bank, dan bukti pengeluaran (nota-nota pengeluaran) untuk pencairan tahap II dan III.

Anggaran dan kredibilitas pengelola ini menjadi input yang penting bagi pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02. Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah berikut ini.

Untuk dapat mewujudkan adanya perpustakaan di sekolah kami ini progam DAK dari pemerintah sangat tepat untuk menjadi salah satu anggaran pendidikan yang berfungsi untuk melengkapi sarana dan prasana sekolah.Namun demikian, dalam pelaksanaannya secara swakelola sangat dibutuhkan kredibilitas yang tinggi, dan kami

yakin mampu untuk melaksanakannya.

(wawancara tanggal 26 Januari 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh Karsono guru kelas V :

(10)

Hampir sama dengan pendapat di atas , seorang komite sekolah, Sunyoto juga menyatakan sebagai berikut:

Menurut kami pengadaan sarana ruang

perpustakaan sekolah di SDN Bandarjo 2 tanpa bantuan dana dari pemerintah tidak akan bisa terlaksana, dengan dicairkannya DAK ini merupakan program yang baik bagi sekolah. Saya kira pihak sekolah bersama kami komite sekolah mampu untuk melaksanakannya secara swakelola. (wawancara tanggal 29 Januari 2015)

4.2.3 Proses Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013

Pada unsur proses program swakelola DAK pendidikan (perpustakaan) diawali perencanaan dengan pengajuan proposal bantuan sarana pendidikan berupa gedung perpustakaan oleh kepala sekolah kepada Kepada Bupati Semarang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang.

(11)

awal kegiatan, termin kedua setelah prestasi pekerjaan mencapai 40%, dan termin ketiga setelah pekerjaan mencapai 70%.

Pada proses berikutnya adalah penandatanganan surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan (SP3) pembangunan ruang perpustakaan DAK tahun anggaran 2013 antara Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang dengan Panitia Pembangunan Sekolah (PPS) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat. Surat perjanjian tersebut bernomor 050/005/SWK-PERPUS/DAK-2013/2013. Penandatangan Pejabat Pembuat Komitmen dari Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang adalah Drs. Supandi, M.Pd sebagai pihak pertama, sedangkan ketua pelaksana pembangunan sekolah adalah Sunyoto sebagai pihak kedua. Selain kedua belah tersebut, dalam SP3 tersebut diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, yakni Dra. Dewi Pramuningsih, M.Pd.

(12)

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Ruang Perpustakaan

No Uraian Pekerjaan

Bulan

I II

1 2 3 4 1 2 3 4

I Persiapan & Pembongkaran II Galian & Urugan

III Pondasi

IV Dinding

V Kusen, Daun Pintu & Daun Jendela

VI Rangka Atap & Penutup Atap

VII Langit-langit

VII I

Lantai Keramik

IX Penggantung & Pengunci X Listrik

XI Instalasi Plumbing & Dranasi

XII Finishing & Perapihan

Sumber: Juknis Program Swakelola DAK 2013, diolah

4.2.4 Produk Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013

(13)

pembelajaran sehingga dapt menciptakan sekolah yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari berdirinya gedung perpustakaan serta diterimanya laporan pertanggungjawaban kegiatan pembangunan gedung perpustakaan tersebut oleh pejabat pembuat komitmen. Peneliti juga berusaha memastikan bahwa gedung perpustakaan tersebut sudah sesuai dengan gambar perencanaan. Setelah mempelajari dokumen foto pada perencanaan, melihat foto gedung yang sudah berdiri dan melihat wujud nyata gedung perpustakaan tersebut, ternyata bahwa pembangunan gedung perpustakaan tersebut sudah sesuai dengan gambar perencanaan pada juklak dan juknis. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah SDN Bandarjo 02 sebagai berikut.

Setelah saya cermati gambar perencanaan pembangunan gedung perpustakaan ini dengan wujud gedung yang sudah berdiri, saya tidak menemukan perbedaan, artinya pembangunan gedung perpustakaan ini sesuai dengan juklak dan juknis. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)

Pernyataan yang sama disampaikan oleh Sunyoto selaku ketua pelaksana pembangunan sekolah sebagai berikut.

Pembangunan gedung perpustakaan sekolah di SDN Bandarjo 02 ini yang dibiayai dengan DAK tahun anggaran 2013 ini sudah sesuai dengan gambar perencanaan. Tidak ada pengurangan maupun pengembangan yang kami lakukan. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)

(14)

Untuk lebih detilnya bisa dilihat pada bagian lampiran dari hasil penelitian ini.

Keberhasilan PPS SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat dalam melaksanakan pembangunan ruang perpustakaan melalui program swakelola DAK bidang pendidikan mendapat kepercayaan dari masyarakat. Masyarakat sebagai pengguna layanan pendidikan di lingkungan sekolah ini merasa bangga dengan keberhasilan PPS SDN Bandarjo 02 mewujudkan ruang perpustakaan sekolah. Apalagi terdapat unsur komite dan wali murid yang dilibatkan dalam kepanitiaan pembangunan gedung perpustakaan tersebut.

Berikut ini salah satu pendapat dari masyarakat/ wali murid kelas VI yang bernama Eni Kurniawati

Kami sangat senang atas terselesainya pembangunan ruang perpustakaan di SDN

Bandarjo 02 tempat anak-anak kami

bersekolah.Kami percaya kepada pihak sekolah dalam memajukan prestasi anak-anak kami.Kami

percaya bahwa pembangunan gedung

perpustakaan sekolah yang menggunakan DAK sudah sesuai dengan aturan yang berlaku, karena kami punya wakil dalam PPS. (wawancara tanggal 28 Januari 2015)

Pendapat tersebut didukung oleh Wawan seorang anggota komite sekolah yang termasuk di dalam tim PPS sebagai mana berikut ini.

(15)

Pelaksanaan program swakelola pelaksanaan DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 2 memberikan pengalaman yang berharga kepada kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Pengalaman ini sangat berguna bagi sekolah untuk mengembangkan sekolah di masa yang akan datang. Selama ini guru dan kepala sekolah belum pernah mengelola dana langsung dari pemerintah untuk pembangunan fisik. Proyek pembangunan fisik gedung sekolah, ruang perpustakaan di waktu-waktu sebelumnya dikerjakan oleh rekanan. Melalui program swakelola ini pihak sekolah mendapatkan pengalaman dalam bekerja sama, memiliki pengetahuan tentang yuridis formal program DAK, bertambah pengalaman dalam melaksanakan program pemerintah dalam hal perencanaan, proses pekerjaan, dan menyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan dana program. Pengalaman–pengalaman tersebut seperti diungkapkan oleh kepala sekolah berikut ini:

Sebagai kepala sekolah saya belum pernah dibekali tentang teknis pelaksanaan suatu bangunan fisik, namun dengan adanya program swakelola DAK perpustakaan di sekolah kami, saya bisa belajar bersama dengan konsultan, dan tim PPS. Saya kira guru-guru yang terlibat dalam panitia juga bertambah pengalaman dalam hal penyusunan administrasi program DAK, prosedur kerja, dan pelaporan. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)

(16)

program itu sangat penting, hal ini sangat disadari oleh pihak sekolah sebagai pelaksana program swakelola DAK perpustakaan. Kerja sama antara konsultan dengan PPS menghasilkan RAB yang logis untuk dikerjakan dalam sebuah proyek bangunan. Adanya kerja samaantara Pejabat Pembuat Komitmen dengan pihak sekolah atau PPS dapat berjalan dari awal sampai akhir pembangunan gedung. Kerja sama antara PPS dengan Toko Bangunan dapat memperlancar pasokan bahan material bangunan dan jasa. Kerja sama antara PPS dengan masyarakat atau komite dapat mengatasi permasalahan yang muncul di saat proses pembangunan sedang berjalan.

Hasil kerjasama dalam pembangunan ruang perpustakaan di SDN Bandarjo ini seperti diungkapkan oleh kepala sekolah sebagi berikut:

Keberhasilan kami dalam melaksanakan

pembangunan gedung perpustakaan di SDN Bandarjo 02 melalui swakelola program DAK bidang pendidikan adalah berkat kerja sama yang kompak antara PPS, Konsultan, Dinas Pendidikan, Komite Sekolah, Wali murid, alumni, dan Toko Bangunan. Saya pikir, tanpa adanya kerjasama yang kompak dari semua unsur tersebut mungkin belum bisa selesai sesuai alokasi waktu yang ditentukan. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)

Selaras dengan pendapat tersebut di atas, juga disampaikan oleh Karsono seorang guru kelas V sebagai berikut:

Keberhasailan kami membangun gedung

(17)

sekolah kami makin bertambah baik. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)

Gedung perpustakaan yang sudah berdiri ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh warga sekolah SDN Bandarjo 02 secara maksimal dan sesuai dengan fungsinya. Seperti yang telah peneliti kemukakan pada bab sebelumnya bahwa perpustakaan berfungsi secara edukatif, informatif, administratif, dan rekreatif. Guru dan peserta didik dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah sesuai dengan fungsi tersebut. Dampak positif lainnya adalah menumbuhkan budaya baca bagi guru dan peserta didik di SDN Bandarjo 02.

Mengenai kebermanfaatan gedung perpustakaan di SDN Bandarjo 02, bisa kita cermati dari berbagai pendapat berikut ini. Pendapat pertama dari guru kelas II Futiyani, S.Pd, yang menyatakan sebagai berikut:

Saya bersyukur dan merasa senang dengan terwujudnya gedung perpustakaan sekolah hasil pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan di sekolah kami. Selaku guru saya bisa menambah pengetahuan dengan membaca buku-buku yang ada di sana. Peserta didik juga merasa senang dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah.Pada saat istirahat saya melihat banyak peserta didik yang beraktifitas di dalam perpustakaan. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)

Senada dengan pendapat tersebut di atas, Sagiyo guru kelas VI menyatakan sebagai berikut:

(18)

Hal yang senada juga disampaikan oleh Budi Suharsono, S.Pd SD guru kelas IV sebagai berikut.

Para peserta didik banyak yang merasa senang dengan adanya perpustakaan di sekolah kami.Semangat membaca mereka sudah mulai tampak, banyak yang meminjam buku-buku cerita di perpustakaan.Ketika pembelajaran bahasa Indonesia, saya memberi tugas untuk menulis sinopsis dari buku cerita fiksi.Para peserta didik dengan

mudah mendapatkan buku-buku tersebut di

perpustakaan sekolah.

Agak berbeda dengan beberapa pendapat di atas, Karsono guru kelas V menyatakan sebagai berikut.

Selain sebagai tempat membaca untuk menambah pengetahuan, perpustakaan sekolah ini dapat kami manfaatkan untuk tempat membina peserta didik yang akan mengikuti lomba akademik di tingkat kecamatan Ungaran Barat. Misalnya, untuk melatih peserta didik menghadapi lomba LCC, Siswa Berprestasi, Lomba Pidato, lomba menulis sinopsis, dan lomba cipta puisi.

(19)

lingkungan sekolah dalam mengelola program pendidikan.

4.3

Pembahasan

4.3.1 Konteks Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013

SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang sangat membutuhkan ruang perpustakaan sekolah. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka. Salah satu cara untuk menumbuhkan budaya baca bagi warga sekolah adalah adanya perpustakaan sekolah. Adanya program swakelola DAK pendidikan (perpustakaan) sekolah sangat bermanfaat untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas. Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Foni Susanti dkk (2014) dengan judul

“Evaluasi Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Pendidikan di Kabupaten Cilacap tahun 2013”. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan dasar sudah memberikan hasil yang diharapkan secara maksimal, berdampak positif yaitu kegiatan belajar-mengajar menjadi nyaman dan lancar.

(20)

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang merupakan sebuah usaha untuk mencapai salah satu standar sarana prasarana bagi sekolah. Dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA disebutkan bahwa Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: (1) ruang kelas, (2) ruang perpustakaan, (3) laboratorium IPA, (4) ruang pimpinan, (5) ruang guru, (6) tempat beribadah, (7) ruang UKS, (8) jamban, (9) gudang, (10) ruang sirkulasi, dan (11) tempat bermain/berolahraga.

Kebutuhan ruang perpustakaan bagi SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang bersifat sangat mendesak. Dari hasil wawancara oleh kepala sekolah dan guru diketahui bahwa peserta didik di sekolah ini tidak memiliki ruang baca dan buku-buku pengayaan untuk menambah pengetahuannya. Minat baca peserta didik masih rendah karena kurangnya buku-buku bacaan sebagai pendorong tumbuhnya minat baca. Guru-guru pun kurang berkreasi dalam melaksanakan proses pembelajaran, karena kurangnya buku-buku referensi untuk menambah pengetahuannya dalam merancang kegiatan pembelajaran. Belum adanya ruang perpustakaan ini juga berpengaruh pada nilai akreditasi sekolah pada aspek sarana prasarana sekolah. Melihat kondisi SDN Bandarjo 2 yang di pusat kota Ungaran ini semestinya sudah dilengkapi dengan sarana perpustakaan sekolah.

(21)

perpustakaan sekolah. Dukungan tersebut disampaikan oleh komite sekolah SDN Bandarjo 02 kepada kepala sekolah dan guru pada tiap kesempatan. Misalnya ketika rapat pembentukan panitia penerimaan siswa baru, dan rapat kerja komite sekolah. Menurut komite sekolah bahwa SDN Bandarjo 02 sudah saatnya memiliki ruang perpustakaan.

Melihat kondisi tersebut, kepala sekolah SDN Bandarjo 02 mengajukan proposal bantuan pengadaan ruang perpustakaan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang melalui DAK Pendidikan tahun 2012.

Tujuan program DAK perpustakaan ini adalah untuk melengkapi sekolah agar sesuai dengan standar sarpras yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas peserta didik. Pelaksanaan program DAK perpustakaan melalui sistem swakelola bertujuan agar dalam pelaksanaan kegiatan berlangsung secara transparan yang dapat dikontrol oleh siapapun yang terlibat, serta menghasilkan bangunan yang berkualitas sesuai juklak dan juknis.

4.3.2 Input Program Swakelola DAK Pendidikan

(Perpustakaan) SDN Banadarjo 02 Kecamatan

Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun

Anggaran 2013

(22)

program DAK dengan swakelola ini mendapat dukungan dari berbagai pihak diantaranya warga sekolah, komite sekolah, dan dinas pendidikan setempat. Pihak sekolah memiliki kapasitas yang tinggi sebagai penerima program, pelaksana program, dan pengguna hasil program DAK perpustakaan. Hal ini berkaitan dengan kualitas hasil bangunan yang menjadi jaminan keberhasilan program DAK perpustakaan tersebut. Sebagai input program swakelola DAK perpustakaan ini adalah kredibilitas pengelola program dalam hal ini panitia pembangunan sekolah atau tim pelaksana, konsultan, dan komite sekolah menunjukkan kerja sama yang solid untuk menyelesaikan program dengan baik sesuai juklak dan juknis yang ditentukan oleh pemerintah dan pejabat pembuat komitmen. Hal ini menjadi input yang baik untuk bisa saling mengontrol selama pelaksanaan program.

(23)

dengan komite sekolah dan konsultan pelaksana dapat memperlancar pelaksanaan program tersebut, sehingga tidak muncul gesekan kepentingan dalam melaksanakan pembangunan gedung perpustakaan di SDN Bandarjo 02. Prinsip pelaksanaan swakelola ini sejalan dengan pendapat Fattah (2002: 49) menyatakan bahwa:

anggaran juga harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem manajemen dan organisasi, adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran, adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi, dan adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling bawah.

Peran komite sekolah dalam program swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 yang aktif, baik dalam hal pemikiran, pengawasan, dan bantuan material juga termasuk dalam prinsip penyusunan anggaran yang dikemukakan oleh Fattah sebagaimana tersebut di atas. Selebihnya, peran komite sekolah dalam pelaksanaan program ini bentuk partisipasi masyarakat terhadap sekolah sesuai dengan norma dan aturan didalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sehingga dapat menjamin akuntabilitas dan efektivitas di dalam pelaksanaannya. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 juga mengamanatkan keterlibatan partisipasi masyarakat yang diberi nama Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.

(24)

kondisi keuangan pemerintah dalam hal ini Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN). DAK Bidang Biaya Pendidikan Dasar adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas Nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana satuan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang belum mencapai standar tertentu atau percepatan pembangunan daerah di bidang pendidikan dasar. Dasar Hukum Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dasar Tahun Anggaran 2013 diatur dalam Permendikbud Nomor 12 Tahun 2013 dan peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 17809/A/LL/2013 tanggal 22 Maret 2013.

(25)

a) Jumlah ruang perpustakaan yang dibangun

disesuaikan dengan kebutuhansekolah

berdasarkan hasil pemetaan oleh Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota. Kegiatan

pembangunan ruang perpustakaan menggunakan standar bangunan dengan konstruksi bangunan tahan gempa; b) besaran biaya pembangunan satu unit ruang perpustakaan (60,8m2) beserta perabotnya dihitung dengan rumus:

Standar luas ruang perpustakaan SD berikut selasar = 60,8m2, dengan rincian: standar luas lahan minimal 72m2 (9x8) dengan luas ruang perpustakaan (7x8)m2 ditambah selasar (2x2,4)m2. N=Jumlah biaya yang diperlukan untuk

pembangunan satu ruang perpustakaan.

Z=Rp.115.520.000 (seratus lima belas juta lima ratus dua puluh ribu rupiah) yaitu harga satuan bangunan ruang perpustakaan deng an IKK= 1,0000 dikalikan standar luas bangunan perpustakaan berikut selasar sesuai dengan surat Direktur Jendral Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum nomor BU.0106-Dc./47 tanggal 21 Februari 2013, tentang Rekomendasi Penetapan Harga Satuan Bangunan dan Biaya Konstruksi Fisik untuk Pembangunan dan Perawatan Sekolah di Lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2013. IKK adalah indeks kemahalan konstruksi kabupaten/ kota yang bersumber dari buku kegiatan percepatan penyediaan data statistik dalam rangka kebijakan dana perimbangan tahun 2012, Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012. Rp.13.000.000 adalah satuan biaya pengadaan perabot untuk satu ruang perpustakaan.

Besaran dana tersebut diturunkan dalam tiga termin. Termin 0%, termin kedua pekerjaan 40%, dan termin ketiga pekerjaan 70%. Untuk dapat mencairkan dana pada masing-masing termin pelaksana harus membuat laporan pekerjaan atau Laporan Pertanggungjawaban sesuai prestasi pekerjaan yang telah dicapai. Dari tahapan tersebut, ternyata

(26)

pelaksana dapat melaksanakan pekerjaan sesuai tahapan yang ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kesiapan dan kerja keras dari pelaksana untuk melaksanakan program pembangunan gedung perpustakaan di SDN Bandarjo 02 dengan baik.

Pencairan dana alokasi khusus yang menggunakan sistem termin dan swakelola ini merupakan suatu metode pelaksanaan program untuk menghindari kebocoran dana dalam pelaksanaan program DAK perpustakaan. Dengan diturunkan dana pada tahapan termin pelaksanaan pembangunan gedung perpustakaan tersebut dapat dikontrol dan diawasi. Jika dana 40% pada tahap pertama setelah digunakan tidak mencapai prestasi pekerjaan yang dipersyaratkan juklak dan juknis maka pelaksana tidak dapat mencairkan dana pada termin berikutnya. Dengan demikian pelaksana harus mampu menggunakan dana sesuai dengan RAB yang telah ditetapkan. Pengawasan pelaksanaan yang ketat ini tidak ditemukan pada sistem rekanan.

Machinese juga sebagai input pelaksanaan program swakelola perpustakaan SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

(27)

Kondisi market juga menjadi pendukung program swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran barat Kabupaten Semarang. Dengan adanya sarana perpustakaan sekolah yang berkualitas ini menjadi daya tarik masyarakat. Masyarakat Kota Ungaran akan melihat bahwa gedung

perpustakaan merupakan “fasilitas wajib” yang harus

dimiliki oleh sekolah. Dengan demikian mereka akan tetap memberikan kepercayaan kepada sekolah sebagai tempat pendidikan yang layak bagi putra putrinya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada aspek input didukung oleh berbagai komponen yang memadai. Komponen tersebut meliputi kredibilitas pengelola, sistem pengawasan, dana yang cukup, material yang tersedia, dan market yang dapat dijalankan untuk kemajuan sekolah. Dengan demikian aspek input dari evaluasi program swakelola DAK pendidikan (perpustakaan) SDN Bandarjo 02 ini sesuai dengan yang diharapkan.

4.3.3 Proses Program Swakelola DAK Pendidikan

(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan

Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun

Anggaran 2013

(28)

pembangunan pengadaan ruang perpustakaan tersebut sebesar Rp 111.192.000,00 dengan ukuran luas bangunan 56 meter pesegi, dengan rincian panjang 8 meter dan lebar 7 meter. Dana sebesar itu diturunkan dalam 3 (tiga) termin. Termin pertama pada awal kegiatan, termin kedua setelah prestasi pekerjaan mencapai 40%, dan termin ketiga setelah pekerjaan mencapai 70%.

Pada tahap awal pelaksanaan program DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02, Tim Pelaksana Pembangunan Sekolah menyusun perencanaan pelaksanaan atau Rencana anggaran Biaya (RAB). Dalam RAB tersebut diuraikan jenis-jenis pekerjaan yakni, pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan pasangan dan plesteran, pekerjaan daun pintu dan jendela, pekerjaan rangka atap dan penutup atap, pekerjaan langit-langit, pekerjaan cat, pekerjaan kunci dan penggantung, pekerjaan pemasangan keramik, dan penyediaan mebelair.

(29)

Petunjuk Teknis yang diterbitkan oleh berbagai K/L sangat bervariasi yang menimbulkan berbagai masalah terutama menu dalam juknis sangat rinci tapi seringkali terdapat kebutuhan daerah yang tidak ada dalam menu sehingga membatasi keleluasaan daerah dalam pengadaan, juknis sering berubah-ubah dan penerbitannya terlambat. Demikian juga dengan hasil Laporan Akhir Sistem Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2011) menyebutkan bahwa Dalam aspek implementasi, permasalahan muncul ketika terjadi mismatch antara rencana yang diharapkan dengan realisasi DAK, seperti jumlah dana dan barang yang kurang sesuai dengan proposal yang diajukan, rigiditas juknis, waktu yang tidak mencukupi untuk melaksanakan kegiatan yang dibiayai DAK,

(30)

Dasar wajib menyediakan dana pendamping dari APBD minimal sebesar 10% (sepuluh persen) dari alokasi dana yang diterima.

Pada tahap pelaksanaan, kepala sekolah dan tim pelaksana pembangunan sekolah selalu mengawasi pekerjaan agar dapat selesai sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. Adanya musim penghujan yang dapat membuat pekerjaan terhenti dapat dicarikan solusi dengan kerja lembur. Sedangkan biaya tambahan untuk lembur dapat diatasi oleh komite sekolah. Proses pelaksanaan tersebut sesuai dengan prinsip swakekola program sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 20 Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 (Perpres 54/2010) sebagaimana telah diubah melalui Perpres 70/2012 menyebutkan bahwa Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.

(31)

4.3.4 Produk Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013

Adanya gedung perpustakaan sekolah di SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang merupakan tahap akhir yang akan dicapai. Produk yang berupa gedung perpustakaan dan mebeler yang sesuai dengan gambar di RAB merupakan ciri utama keberhasilan pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

Pembangunan gedung perpustakaan di SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang ini sesuai dengan kriteria teknis yang diamanatkan oleh UU No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Peraturan Pemerintah Daerah pasal 40. Kriteria teknis tentang pengadaaan gedung perpustakaan sekolah ini juga ditentukan oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa Program DAK perpustakaan diperuntukkan bagi SD/SDLB: untuk sekolah yang (1) belum punya ruang perpustakaan dan isinya;(2) Kekurangan alat peraga dan sarana penunjang pembelajaran; (3)Kekurangan buku pengayaan, referensi dan panduan pendidik.

(32)

juklak dan juknis yang ditentukan oleh pemerintah. Tidak ditemukannya pelanggaran pada proses pelaksanaan pada saat tim monitoring DAK dari Kabupaten Semarang maupun Tim Monitoring dari Irjen Propinsi, serta diterimanya laporan pertanggungjawaban kegiatan pembangunan gedung perpustakaan tersebut oleh pejabat pembuat komitmen. Hal ini berbeda dengan Evaluasi yang dilakukan oleh dirjen perimbangan keuangan RI (2012) yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan DAK mengalami kelemahan dalam hal pengadministrasian pelaporan.

Gambar

Tabel 4.1. Kondisi Sarpras
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Ruang Perpustakaan
gambar perencanaan. Setelah mempelajari dokumen

Referensi

Dokumen terkait

Dalam beradaptasi dengan lingkungan, berkomunikasi secara efektif, dan empatik, santun berkomunikasi beliau cukup baik hal ini terbukti ketika peneliti meminta izin untuk

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan Pada Program Studi DIII Akuntansi. Jurusan Akuntansi Politeknik

Communication and Informatics Ministry announced public consultation period on 16-21 Oct 2018 on Ministrial Regulation plan regarding usage of 2.3Ghz spectrum..

Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang saya peroleh selama melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di THE RITZ CARLTON MEGA KUNINGAN ,yang dimulai pada tanggal

Dalam melaksanakan PPL 2 di MAN 1 Semarang penulis selalu dibimbing oleh guru pamong dan dosen pembimbing. Dimana kualitas dari guru pamong dan dosen pembimbing di MAN

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah praktik yang harus diikuti oleh semua mahasiswa UNNES terutama yang mengambil program kependidikan sebagai salah

Wujud keseluruhan adat dari Sedekah Bumi ini memunculkan pesan yang dalam akan pentingnya penanman pendidikan karakter anak, mengajak anak supaya mampu berkhidupan sosial

Laporan prakerin ini disahkan pada Februari 2014.