Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 46 No. 1 Mei 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
103
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS
TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2015)
Jonathan Hasudungan Dwiatmanto
Zahroh ZA
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
This research purpose to know and explaining the effect of capital structure and profitability on stock prices case of studies at the food and beverage companies that listed on the Indonesia Stock Exchange from period time of 2012 until 2015. The type of research used is explanatory causality research with quantitative approach. The population studied were all food and beverage companies during the time period of research, of 15 companies. Based on sampling technique “purposive sampling” researcher used 10 companies that meets the criteria. The method of analysis used in this research is statistical descriptive analysis and multiple linear analysis. The result of the methods shows that 1) there is influence together (simultaneously) by three variables which used in this research to the r espondent variable that is stock price 2) each variable has difference influences; Debt Ratio (DR) has significant inffluence and the variable values are negative effect to the stock price; Return on Equity (ROE) has an insignificant and variable values are positive effect on stock price; Earnings per Share (EPS) has both significant positivelly effect also most dominant influence on the stock price.
Keywords: Capital Structure, Profitabillity, Stock Price
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 sampai dengan 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekplanatori kausalitas dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang diteliti adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman selama periode penelitian yaitu 15 perusahaan. Berdasarkan teknik sampel purposive sampling yang digunakan, diperoleh 10 perusahaan yang memenuhi kriteria. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif statistik dan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh secara bersama-sama (simultan) oleh ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian, terhadap variabel responden yaitu Harga Saham 2) secara masing-masing setiap variabel memiliki pengaruh yang berbeda; Rasio Hutang (DR) berpengaruh signifikan dan bernilai negatif terhadap harga saham; Rentabilitas Modal Sendiri (ROE) berpengaruh tidak signifikan dan bernilai positif terhadap harga saham;Laba per-lembar Saham (EPS) berpengaruh signifikan dan bernilai positif, serta EPS berpengaruh dominan terhadap harga saham.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 46 No. 1 Mei 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
104 PENDAHULUAN
Sifat alami manusia dalam memenuhi kebutuhan serta permintaan atas suatu barang mendasari perusahaan sebagai pelaku ekonomi.
Memanfaatkan peluang tersebut perusahaan
memperoleh keuntungan melalui produk-produk yang dihasilkan. Harapan setiap perusahaan tentu agar dapat mempertahankan usahanya di masa mendatang, sehingga perusahaan harus dapat menjamin kecukupan dana yang dimiliki untuk membiayai kegiatannya dalam menghasilkan produk. Keberadaan perusahaan dapat dipandang sebagai entitas legal yang terdiri dari
hubungan-hubungan kontraktual. Demi menjaga
kepercayaan yang telah diberikan, perusahaan bertugas untuk mensejahterahkan berbagai pihak yang telah terlibat didalamnya (Budihardjo et al. 2011:97).
Bagi perusahaan, dana memiliki fungsi yang luas. Ketersediaan dana dalam jumlah memadai dapat digunakan untuk membiayai aktivitas investasi perusahaan. Apabila dana yang dimiliki perusahaan tidak mampu membiayai kegiatan-kegiatan tersebut, perusahaan dapat mencari sumber pendanaan alternatif. Sumber dana yang diperoleh perusahaan pada umumnya berupa pembiayaan hutang dan pembiayaan ekuitas. Setiap keputusan terkait penggunaan dana, membawa dampak bagi kondisi finansial perusahaan.
Menentukan suatu struktur modal, dapat
membantu perusahaan dalam mentargetkan
tingkat hutang dan ekuitas secara strategis. Jika tingkat pinjaman dengan modal atau ekuitas dibawah target, langkah yang diambil perusahaan yaitu menerbitkan surat hutang seperti wesel atau obligasi. Jika tingkat pinjaman dengan modal atau
ekuitas diatas target, perusahaan akan
menerbitkan saham (Halim, 2015:81).
Debt Ratio menilai seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi DR berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Syamsudin, 2006:30). Selama tingkat hutang lebih tinggi menaikkan laba per saham yang diharapkan, leverage bekerja mengungkit harga saham; namun tingkat hutang yang lebih tinggi juga meningkatkan risiko perusahaan yang menaikkan ekuitas dan selanjutnya menurunkan harga saham (Brigham & Houston, 2010:143).
Keberhasilan perusahaan ditunjukkan
dengan efektivitas kinerja manajemen dalam
memaksimalisasi profit melalui aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan (Hery, 2016:104). Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana
pertumbuhan profitabilitas perusahaan
(Tandelilin, 2010:372). Perusahaan yang telah terbukti memiliki reputasi baik dan secara historis memiliki catatan pertumbuhan keuntungan (profit growth) dari tahun ke tahun, serta konsiten memberikan dividen kepada investor; harga sahamnya relatif tinggi dan tingkat return dalam
bentuk dividen juga setimpal (Tambunan,
2008:21-22). Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).
Return on Equity adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan modal sendiri yang dimiliki (Sutrisno, 2005:239). Investor dan calon investor memonitor rasio ini secara ketat karena rasio ini menunjukkan
pengembalian terakhir atas investasi para
pemegang saham (Madura 2007:362). ROE yang semakin tinggi, berarti manajemen perusahaan
semakin mampu memberikan return bagi
pemegang saham. Earning per Share merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk setiap lembar saham yang beredar (Baridwan, 2008:443). Perhitungan EPS dapat
dipakai untuk memprediksi kenaikan atau
penurunan harga saham (Karnadjadja et al. 2007:215). Nilai EPS tinggi maka semakin besar
keuntungan atau dividen yang diperoleh
pemegang saham.
Harga saham merupakan refleksi dari
keputusan-keputusan investasi, pendanaan
(termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan aset (Martono, 2007:13). Harga suatu jenis saham
dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan
kemungkinan risiko yang dihadapi perusahaan; kinerja perusahaan tercermin dari laba operasional dan laba bersih per saham serta beberapa rasio
keuangan yang menggambarkan kekuatan
manajemen dalam mengelola perusahaan (Samsul, 2006:200). Sehingga, harga saham yang cukup
tinggi merupakan indikator keberhasilan
perusahaan dalam mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki.
Peran Bursa Efek Indonesia bagi
perusahaan go public, selain untuk pengembangan modal juga untuk mengawasi kinerja perusahaan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 46 No. 1 Mei 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
105
pengelolaan modal dan profitabilitas untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat guna mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi seluruh pemegang saham. Salah satu
kebijakan Bursa Efek Indonesia yaitu
Penghapusan Pencatatan (Delisting), apabila saham yang tercatat di Bursa mengalami penurunan kriteria sehingga tidak memenuhi persyaratan pencatatan; seperti kasus yang terjadi pada dua perusahaan sektor makanan dan minuman yaitu PT Sekar Bumi, Tbk (SKBM) dan PT Davomas Abadi, Tbk (DAVO). Kedua perusahaan tersebut memiliki struktur modal yang tidak berimbang, sehingga berpengaruh terhadap kelangsungan usaha, baik secara finansial ataupun kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka (antaranews.com).
Kondisi SKBM menunjukkan pemulihan semenjak dilakukannya restrukturisasi hutang dengan mengonversi menjadi saham kepada beberapa kreditur pada tahun 2005. Sejak 2010 perseroan melepas anak usaha, PT Alam Sumber Lestari yang berdampak negatif kepada saldo ekuitas konsolidasi perseroan. Mulai pada 28 September 2012 SKBM melakukan proses
pencatatan saham kembali di BEI. Kasus
selanjutnya saham DAVO terhitung mulai 20 Januari 2015 disuspensi dikarenakan gagal melunasi hutang ke PT Heradi Utama dan PT Aneka Surya Agro senilai total Rp 2,93 triliun. DAVO juga gagal membayar hutang ke pemegang saham sebesar Rp 319,11 miliar dan hutang
lainnya senilai Rp 1,26 miliar
(market.bisnis.com).
Saham-saham di Bursa Efek Indonesia terdiri dari berbagai sektor berdasarkan jenis produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Salah satu kategori sektor industri di BEI yang
mempunyai peluang untuk tumbuh dan
berkembang adalah perusahaan makanan dan minuman. Berikut adalah pergerakkan harga saham perusahaan sektor makanan dan minuman di BEI selama tahun 2012-2015 yang memiliki kelengkapan closing price:
Gambar 1. Grafik Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman
Gambar 1. menunjukkan grafik pergerakkan harga saham yang terjadi selama empat tahun. Terjadi perubahan harga saham yang pada umumnya semakin meningkat beberapa tahun dan kemudian menurun. Oleh karena itu, peneliti tertarik dengan fenomena yang terjadi pada perusahaan sektor makanan dan minuman, bagaimana struktur modal dan profitabilitas mempengaruhi harga saham.
Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, maka peneliti mengangkat judul penelitian
“Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Harga Saham (studi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)”.
KAJIAN PUSTAKA A. Struktur Modal
Struktur modal merupakan komposisi sisi hutang dalam neraca suatu perusahaan, atau bauran sumber pendanaan yang digunakan perusahaan untuk mendanai kegiatan operasinya (Higgins, 2004:372). Struktur modal sebagai pembiayaan permanen terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland 2011:45).
B. Pendekatan Teori Struktur Modal
Teori struktur modal bertujuan membantu perusahaan dalam menentukan struktur modal yang optimal. Husnan dan Pudjiastuti (2006), menjelaskan beberapa pendekatan teori struktur modal sebagai berikut:
Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisonal mengasumsikan, bila memperhitungkan tidak adanya pajak.
Merubah struktur modal, yaitu dengan
memaksimalkan penggunaan hutang jangka
panjang dan meminimalisasikan penggunaan modal sendiri (laba ditahan dan saham) dapat meningkatkan nilai perusahaan (p. 265).
Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)
MM menunjukkan bahwa pendekatan
tradisional adalah tidak benar. Kemungkinan munculnya proses arbitrage yang akan membuat harga saham (atau nilai perusahaan) yang tidak menggunakan hutang, akhirnya sama. Pada akhirnya MM mendukung pendapat Pendekatan
Tradisional. Dalam keadaan Pasar Modal
Sempurna dan memperhitungkan adanya pajak, keputusan pendanaan menjadi relevan. Hal ini
disebabkan biasanya bunga hutang bisa
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 46 No. 1 Mei 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
106 Pendekatan Pecking Order Theory
Menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai. Teori ini mendasarkan diri atas informasi asimetrik, yang menunjukkan bahwa manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak daripada pemodal publik. Secara ringkas teori pecking order sebagai berikut:
1) Perusahaan lebih menyukai pendanaan
internal.
2) Perusahaan akan berusaha menyesuaikan
rasio pembagian dividen dengan kesempatan investasi yang dihadapi.
3) Pembayaran dividen yang cenderung konstan
dan fluktuasi laba yang diperoleh
mengakibatkan dana internal kadang-kadang berlebih ataupun kurang untuk investasi. 4) Perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang
paling aman terlebih dulu. Penerbitan sekuritas akan dimulai dari penerbitan obligasi yang dapat dikonversikan menjadi modal sendiri, baru akhirnya menerbitkan saham baru (p. 276-278).
Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah pengukuruan
keberhasilan keputusan perusahaan dalam
usahanya menghasilkan laba. Menurut Robinson (2008:251), rasio profitabilitas adalah kemampuan dari suatu perusahaan untuk beroperasi dalam jangka panjang bergantung pada perolehan tingkat laba yang memadai; Perusahaan yang dikelola secara strategis pada umumnya memiliki tujuan laba, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk lembar per saham atau tingkat pengembalian atas ekuitas.
Saham dan Harga Saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan Terbatas (Riyanto, 2001: 240). Menurut Koetin (2000: 22) saham adalah hak atas sebagian dari suatu perusahaan yang dapat diartikan sebagai
suatu bukti/partisipasi modal dalam suatu
perusahaan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat bukti kepemilikan seseorang terhadap suatu perusahaan. Harga saham adalah harga di bursa efek
pada saat tertentu yang ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham oleh para pelaku pasar modal. Menurut Siegel dan Shim (1999:441) harga saham merupakan tingkat harga saham equilibrium dimana terdapat kesepakatan antara pembeli dan penjual pada pasar modal di Bursa.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif (penelitian hubungan)
kausalitas dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian eksplanatif kausalitas dengan
pendekatan kuantitaif dimaksudkan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan sebab-akibat antar variabel berdasarkan pengumpulan data statistik, hasil penelitian berupa dukungan atau penolakan terhadap suatu teori.
A. Definisi Operasional dan Variabel
Definisi operasional dan variabel
menunjukkan gambaran dari variabel-variabel yang digunakan untuk mendukung analisis yang akan dilakukan. Tujuannya agar pengukuran
variabel atau pengumpulan data (variabel)
konsisten antara sumber data (responden) yang satu dengan responden yang lain.
Variabel Bebas (X)
Debt Ratio (X1) untuk mengukur jumlah aset yang
dibiayai oleh hutang. Rasio ini sangat
penting untuk melihat solvabilitas perusahaan
yaitu kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan segala kewajiban jangka
panjangnya.
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi para pemegang saham. Semakin besar ROE menandakan saham prioritas yang bisa dihasilkan dari setiap lembar saham.
ROE =
proposional dan laba perusahaan yang dapat diklaim oleh setiap lembar saham yang sedang
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah harga saham, dengan berdasarkan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 46 No. 1 Mei 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
107 B. Metode Analisis Data
Untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel yang ada dalam penelitian, dilakukan analisis statistik deskriptif. Setelah itu dilakukan Uji Asumsi Klasik untuk menganalisis jika model penelitian sudah memenuhi asumsi klasik yang harus dipenuhi. Asumsi klasik terpenuhi, dilakukan Analisis Regresi Linear untuk mencari nilai variabel. Peneliti juga melakukan hipotesis kompatibilitas untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menilai nilai aktual, uji ini meliputi uji R², uji t, uji F, dan uji dominan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Deskriptif Statistik
Perusahaan makanan dan minuman dengan tingkat rata-rata DR, ROE, EPS, dan Harga Saham tertinggi hingga tingkat rata-rata terendah selama tahun 2012-2015, adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Rata-Rata Total Variabel Penelitian
Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif Statistik Descriptive Statistics
Saham 40 718.75 370000 33327.131 87252.612 27904.739
Harga Saham (Y) memiliki total rata-rata keseluruhan sebesar 33.327,131. Standar deviasi yang besar, pada sekuritas menunjukkan semakin besar sebaran imbal hasil dan risiko investasi yang lebih tinggi.
DR (X1) memiliki total rata-rata sebesar 0,467 dan standar deviasi sebesar 0,145. Standar deviasi yang kecil tersebutmenunjukkan sedikitnya varian atau kesenjangan pada setiap unit data terhadap rata-rata hitung (mean).
ROE (X2) memiliki total rata-rata 0,278 dengan standar deviasi sebesar 0,322. Standar deviasi yang kecil tersebut menunjukkan sedikitnya varian atau kesenjangan pada setiap unit data terhadap rata-rata hitung (mean).
EPS (X3) memiliki total rata-rata 3.361.050 dengan standar deviasi sebesar 9.945,441. Standar deviasi yang besar, pada sekuritas menunjukkan semakin besar sebaran imbal hasil dan risiko investasi yang lebih tinggi.
Hasil Uji Asumsi Klasik A. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik, jika nilai signifikansi uji K-S lebih
besar dari α yang digunakan.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
Asumsi normalitas berdasarkan nilai signifikansi dari nilai K-S pada model sebesar 0,784, yang
lebih besar dari α (0.05), maka dapat disimpulkan
bahwa residual data pada model berdistribusi normal (asumsi normalitas terpenuhi).
B. Uji Multikolinearitas
Mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, yaitu variance inflation factor (VIF). Nilai cut-off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10 (Ghozali, 2001: 57).
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel diatas masing-masing variabel bebas yang signifikan menunjukkan nilai VIF yang tidak lebih dari nilai 10, maka disimpulkan
bahwa asumsi non-multikolinieritas telah
terpenuhi.
Tertinggi 2.065 4.157 47171.5 1467242 Terendah 0.691 0.366 147.33 3821.875 Norm al Param etersa, b
Abs ol ute Pos iti ve
Negative Mos t Extrem e
Differences
Kolm ogorov-Sm i rnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Uns tandardi z ed Resi dual
Tes t dis tribution is Norm al. a.
Cal culated from data. b.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 46 No. 1 Mei 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
108 C. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk
mengetahui apakah data memiliki varians yang sama (Gujarati, 2006:177).
Gambar 2. Heteroskedastisitas dengan
Scatterplot
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola.Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi tersebut, sehingga model regresi layak dipakai untuk analisa berikutnya.
D. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t (saat ini/berjalan) dengan kesalahan penganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Kriteria pengujian bebas
autokorelasi adalah nilai statistik d diapit diantara nilai du dan 4-du. Adapun nilai dL adalah 1,34 (k=3; n=40) dan nilai dU adalah 1,66 (k=3; n=40)
Gambar 3. Kurva Pengujian Autokorelasi DR (X1), ROE (X2) dan EPS (X3) terhadap Harga Saham (Y) diperoleh nilai d sebesar 1,593. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai dL dan dU pada tabel titik kritis Durbin-Watson. Karenad terletak di antara daerah B yang cenderung mendekati daerah A, maka diputuskan bahwa data pada model dinyatakan bebas dari masalah autokorelasi.
Hasil Analisis Linear Berganda
Dalam pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari pengaruh variabel independen terhadap dependen. Hasil
pengolahan data diperoleh ringkasan seperti pada tabel berikut.
Tabel 5. Hasil Analisis Linear Berganda
Berdasarkan Tabel 6, diperoleh model regresi linier sebagai berikut:
Y = 4,221 + (-2,281) X1 + 0,141 X2 + 0,459 X3 Persamaan di atas dapatdiartikan sebagai berikut:
a) Nilai Konstanta sebesar 4,221
b) Koefisien regresi DR (X1) sebesar -2,281 c) Koefisien regresi ROE (X2) sebesar 0,141 d) Koefisien regresi EPS (X3) sebesar 0,459
Hasil Koefisiensi Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat persentase pengaruh yang diberikan variabel DR (X1), ROE (X2) dan EPS (X3), terhadap variabel Harga Saham (Y).
Tabel 6. Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R2)
Setelah diketahui nilai R sebesar 0,715, maka koefisien determinasi dihitung dengan rumus:
KD = R2X 100% yang digunakan dalam model regresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y.
Tabel 7. Hasil Uji F
Diperoleh nilai nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (12,527>2,866). Sehingga disimpulkan bahwa DR (X1), ROE (X2) dan EPS (X3) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y) dikarenakan H0 ditolak pada taraf α = 5%.
Model Summaryb
,715a ,511 ,470 1,39470 1,593
Model
Predictors : (Cons tant), EPS (X3), DR (X1), ROE (X2) a.
Dependent Variable: Harga Saham (Y) b.
Y X
Koef.
Regresi thitung p-value Keterangan
Harga
73,101 3 24,367 12,527 ,000a
70,027 36 1,945
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors : (Cons tant), EPS (X3), DR (X1), ROE (X2) a.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 46 No. 1 Mei 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
109 B. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas pembentuk model regresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y.
Variabel bebas pembentuk model regresi
disimpulkan berpengaruh signifikan jika nilai thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel atau nilai signifikansi (p-value) < 0,05. Berikut hasil uji variabel secara parsial:
Tabel 8. Hasil Uji t
C. Uji beta
Dari hasil pengujian regresi linier berganda didapatkan nilai koefisien beta dari setiap variabel yang distandarisasi.
Tabel 9. Hasil Uji beta
Berdasarkan tabel 9 nilai Beta yang terbesar dimiliki oleh variabel X3 yaitu Earning per Share (EPS), sebesar 0,431 dengan Sig. 0,010
dibandingkan dengan signifikasi α = 0,05, maka 0,010 > 0,05 sehingga nilai Sig. > α.
PEMBAHASAN
Pengaruh Variabel Bebas secara Simultan terhadap Harga Saham
Harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh struktur modal yaitu kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki dan
profitabilitas yaitu kemampuan dalam
menghasilkan keuntungan bagi para pemilik perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ketiga variabel bebas yaitu Rasio Hutang (Debt Ratio), Rentabilitas Usaha (Return on Equity), dan Laba per Saham (Earning per Share) secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Perusahaan maupun pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mengenanalisis kinerja suatu perusahaan dapat menggunakan variabel DR, ROE, dan EPS sebagai dasar penilaian harga saham. Namun perlu diperhatikan faktor lain diluar ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini juga memiliki pengaruh terhadap pergerakaan harga saham suatu perusahaan.
Hal tersebut didasari melalui hasil Uji F dimana nilai Fhitung yaitu 12,527 lebih besar dari Ftabel yaitu 2,866 yang dapat disimpulkan bahwa DR, ROE, dan EPS secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan, pengujian Uji Koefisiensi Determinasi (R²) menunjukkan terdapat pengaruh simultan (bersama-sama) sebesar 51,07% terhadap Harga Saham, selebihnya terdapat pengaruh faktor lain yang tidak diamati sebesar 48,93%. Hasil penelitian sesuai dengan pendapat Samsul (2006:200), yang mengemukakan harga suatu jenis saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan
dan kemungkinan risiko yang dihadapi
perusahaan; kinerja perusahaan tercermin dari laba operasional dan laba bersih per saham serta beberapa rasio keuangan yang menggambarkan
kekuatan manajemen dalam mengelola
perusahaan.
Pengaruh Variabel Bebas secara Parsial terhadap Harga Saham
A. Debt Ratio (DR)
Debt Ratio berdasarkan hasil uji-t memperoleh nilai negatif, yaitu sebesar -3,628 dengan nilai –t tabel yaitu sebesar -2,028. Sehingga variabel DR memenuhi asumsi uji-t yaitu -thitung < -ttabel ; karena t hitung DR lebih kecil daripada t tabel
(apabila nilai yang dipatkan adalah
minus/negatif). Dapat disimpulkan bahwa DR berpengaruh signifikan negatif terhadap Harga Saham dengan penafsiran; jika DR meningkat sebesar Rp 1, maka variabel Harga Saham akan menurun sebesar 2,281. Hal tersebut dapat dilihat
dari analisis deskriptif statistik, yang
menunjukkan bahwa sampel perusahaan yang mengalami tingkat rata-rata DR yang rendah, memiliki Harga Saham yang tinggi; yakni perusahaan:
1) PT Delta Djakarta
DR = 0,69 / Harga Saham = 957.741,7
2) PT Indofood CBP Sukses Makmur
DR = 1,193 / Harga Saham = 28.933,34
3) PT Indofood Sukses Makmur
DR = 1,58 / Harga Saham = 20.658,85 4) PT Ultrajaya Milk Industry
DR = 0,866 / Harga Saham = 9.829,397
Hasil penelitian sesuai dengan penelitian Muniarti (2015). Sebaliknya, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan peneliti Ircham (2011) dan Eviandari (2015), masing-masing menunjukkan pengaruh berbeda. Ircham menunjukkan DR berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Sedangkan, Eviandari menunjukkan DR tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap
4,221 1,448 2,916 ,006
-2,281 ,629 -,447 -3,628 ,001
,141 ,417 ,052 ,338 ,737
,459 ,168 ,431 2,734 ,010
(Constant)
Dependent Variable: Harga Saham (Y) a.
Variabel
Independen thitung p-value Keterangan
DR (X1) -3,628 0,001 Signifikan ROE (X2) 0,338 0,737 Tidak Signifikan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 46 No. 1 Mei 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
110
harga saham. Perusahaan yang memiliki tingkat
hutang yang rendah, dapat dikatakan
menggunakan Pendekatan Pecking Order Theory sebagai dasar pengambilan keputusan pendanaan; yang menjelaskan selama dana internal cukup untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan, penggunaan dana eksternal berupa hutang atau
ekuitas akan digunakan apabila memang
diperlukan. Berdasarkan pemahaman P ecking
Order Theory terdapat dua kemungkinan yaitu perusahaan memiliki cadangan dalam jumlah yang besar atau memang perusahaan cukup profitable dalam menjalankan bisnisnya. Kondisi tersebut tentu akan ditanggapi positif oleh investor
maupun calon investor, yang selanjutnya
mengungkit harga saham perusahaan (Chang, 1977; Harris & Raviv, 1991).
B. Return on Equity (ROE)
Return on Equity berdasarkan hasil uji-t
memperoleh nilai sebesar 0,338 dengan nilai t tabel yaitu sebesar 2,028. Sehingga variabel ROE tidak memenuhi asumsi uji-t yaitu thitung > ttabel ; karena t hitung ROE lebih kecil daripada t tabel (thitung < ttabel). Dapat disimpulkan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap Harga Saham yang berarti jika ROE meningkat sebesar Rp 1, maka variabel Harga Saham akan meningkat sebesar 0,141 namun tidak berlaku pada sebagian sampel. Hal tersebut dapat dilihat
dari analisis deskriptif statistik, yang
menunjukkan bahwa sampel perusahaan dengan tinggi atau rendahnya tingkat rata-rata ROE tidak
terlalu mempengaruhi Harga Saham yang
dimiliki; yakni perusahaan:
1) PT Nippon Indosari Corporindo
ROE = 0,681 / Harga Saham = 3.821,875 2) PT Siantar Top
ROE = 0,490 / Harga Saham = 4.988,958
3) PT Wilmar Cahaya Indonesia
ROE = 0,366 / Harga Saham = 5.208,126 4) PT Tiga Pilar Sejahtra Food
ROE = 0,400 / Harga Saham = 4.557,813 Hasi penelitian bertolak belakang dengan penelitian Ircham (2013) dan Murniati (2015), sedangkan penelitian oleh Novianti (2011) dan Eviandari (2015) mendukung hasil penelitian oleh peneliti. ROE memiliki pengaruh tidak signifikan positif terhadap Harga Saham yang berarti peningkatan ataupun penurunan ROE tidak berpengaruh terhadap pergerakkan Harga Saham. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar investor tidak tertarik untuk mendapatkan laba jangka panjang berupa dividen akan tetapi lebih tertarik pada laba jangka pendek yaitu
capital gain. Sehingga dalam mempertimbangkan
pembelian saham investor tidak
memperhitungkam ROE perusahaan, tetapi
mengikuti trend yang terjadi di pasar. Harga saham merupakan pertemuan permintaan dan penawaran, yang bisa dipicu oleh berbagai penyebab–termasuk rumor; atas keyakinan itu, prinsip investasi value adalah membeli pada saat harga rendah (murah) dan menjual pada saat harga tinggi; secara umum harga dianggap rendah bila nilai buku lebih besar dari harga pasar, dan sebaliknya harga dianggap mahal jika nilai buku lebh kecil dari harga pasar (Widoatmodjo 2008:47).
C. Earning per Share (EPS)
Hasil uji-t Earning per Share memperoleh nilai sebesar 2,734 dengan nilai t tabel yaitu sebesar 2,028. Sehingga variabel EPS memenuhi asumsi uji-t yaitu thitung > ttabel ; karena t hitung EPS lebih besar daripada t tabel. Dapat disimpulkan bahwa EPS berpengaruh signifikan positif terhadap Harga Saham yang berarti jika EPS meningkat sebesar Rp 1, maka variabel Harga Saham akan meningkat sebesar 0,459. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis deskriptif statistik, yang menunjukkan bahwa sampel perusahaan yang mengalami tingkat rata-rata EPS yang tinggi memiliki Harga Saham yang juga tinggi; yaitu perusahaan:
1) PT Multi Bintang Indonesia
EPS = 77.528 / Harga Saham = 30.297,38 2) PT Delta Djakarta
EPS = 47.171,5 / Harga Saham = 957.741,7
3) PT Mayora Indah
EPS = 2.909 / Harga Saham = 71.967,18
4) PT Indofood CBP Sukses Makmur
EPS = 1.331,75 / Harga Saham = 28.933,34
5) PT Indofood Sukses Makmur
EPS = 1.101,25 / Harga Saham = 20.658,85
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Novianti (2011) dan Ircham (2013) yang menunjukkan EPS memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Harga Saham, dengan
penafsiran; peningkatan EPS akan diikuti
kenaikkan Harga Saham, begitupula sebaliknya.
Perhitungan EPS bisa digunakan untuk
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 46 No. 1 Mei 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
111 Variabel Bebas yang berpengaruh Dominan
terhadap Harga Saham
Hasil pengujian regresi linier berganda didapatkan nilai koefisien beta dari setiap variabel yang distandarisasi. Pengaruh dominan dapat dilihat pada variabel yang memiliki nilai koefisiensi Beta terbesar.Variabel yang memiliki nilai Beta terbesar, terdapat pada variabel EPS yakni 0,431.
Investor melakukan investasi pada saham
suatu perusahaan dengan harapan dapat
meningkatkan kekayaanya di masa mendatang.
Sedangkan perusahaan menerbitkan saham
dengan tujuan mengumpulkan dana untuk membiayai kegiatan bisnisnya. Berdasarkan EPS investor dapat menilai keuntungan yang akan diperoleh sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menanamkan modalnya pada saham, dan perusahan apabila mampu meningkatkan rasio EPS akan menarik investor karena anggapan, perusahaan tersebut memiliki prospek bisnis yang menjanjikan. Faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya harga saham, beberapa diantaranya adalah tingkat keuntungan suatu perusahaan dan
permintaan-penawaran. Tingkat keuntungan,
mencerminkan kinerja perusahaan sehingga
permintaan investor terhadap suatu saham akan
tinggi dan perusahaan dapat memberikan
penawaran harga pada saham yang dipasarkan dengan harga yang tinggi pula.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Struktur Modal dengan pengukuran Rasio Hutang (Debt Ratio) serta Profitabilitas dengan pengukuran Rentabilitas Usaha (Return on Equity) dan Laba per Saham
(Earning per Share) secara simultan
berpengaruh singnifikan terhadap Harga Saham
2. Struktur Modal dengan pengukuran Rasio Hutang (Debt Ratio) dan Profitabilitas dengan pengukuran Laba per Saham (Earning per Share), secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham. DR berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Harga Saham. EPS berpengaruh signifikan dan positif terhadap Harga Saham. Sedangkan Profitabilitas dengan pengukuran Rentabilitas Usaha (Return on Equity) memiliki pengaruh tidak signifikan dan positif terhadap Harga Saham.
3. Profitabilitas dengan pengukuran Earning per Share berpengaruh dominan terhadap Harga Saham. Sehingga tingginya Harga Saham bergantung pada peningkatan EPS.
Saran
1. Bagi perusahaan sebaiknya perlu
memperhatikan struktur modal terkait
keputusan penggunan hutang, karena tinggi atau rendahnya jumlah hutang yang dimiliki perusahaan dapat mempengaruhi Harga Saham perusahaan tersebut. Selain itu
perusahaan perlu memperhatikan
kemampuannya dalam menghasilkan
keuntungan berupa Earning per Share, apabila ingin meningkatkan Harga Saham yang dimiliki.
2. Bagi investor sebaiknya dalam mengambil keputusan untuk membeli saham perlu mengutamakan tujuan jangka panjang, dan sebelum memutuskan berinvestasi, hindari penilaian saham berdasarkan spekulasi,
tetapi lakukan pengamatan laporan
keuangan; karena bisa saja perusahaan yang biasanya kurang diminati investor memiliki tingkat keuntungan yang tinggi dan mampu memberikan return yang besar.
3. Peneliti selanjutnya lebih baik
menambahkan periode tahun penelitian dan lebih banyak menggali variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Harga Saham terutama pada segi Rasio Keuangan; selain variabel-variabel yang telah dibahas dalam penelitian ini. Penambahan populasi dan sampel seperti jenis sektor industri, menjadi sangat informatif agar hasil penelitian kedepannya lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan , Zaki., 2003 . Intermediate Accounting. Edisi Kedua. Yogyakarta: Badan Penerbit FE-UGM.
Brigham, Eugene dan Houston, Joel F., 2010.
Manajemen Keuangan II.Jakarta:Salemba4
Budihardjo, Andreas., Kristamuljana, Sammy., Sidik, Ignas G., Simanjuntak Djisman., Soehadi, Agus W., Wintoro, Djoko., 2011. Pijar-Pijar Manajemen Bisnis Indonesia. Jakarta: Prasetya Mulya Publishing.
Ghozali, Imam., 2010. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga.Semarang:Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar., 2006. Dasar-Dasar
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 46 No. 1 Mei 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
112
Halim, Abdul., 2015. Manajemen Keuangan
Bisnis;Konsep dan Aplikasinya. Malang: Mitra Wacana Media.
Hery., 2016. Financial Ratio for Business: Analisis Keuangan untuk Menilai Kondisi Finansial dan Kinerja Perusahaan, Jakarta: Grasindo.
Higgins, Robert C., 2004. Analysis for financial
Management. New York: McGraw-Hill.
Husnan, Suad. Pudjiastuti, Enny., 2006, Dasar –
Dasar Manajemen Keuangan, Edisi
Keenam, Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Karnadjadja, Agustino., Ong, Edianto., Wijaya,
Chris., Tanujaya, Budi., Effendi, Janto., 2007. Smart Investment for Mega Profit: Strategi Menuju Kebebasan Finansial, Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Koetin, E.A., 2000. Suatu Pedoman Invetasi
Indonesia. Jakarta : Sinar Harapan. Madura, Jeff., 2007, Pengantar Bisnis, Edisi 4
Buki 1. Jakarta: Salemba Empat.
Martono dan Agus Harjito., 2001. Manajemen
Keuangan, Yogyakarta: EKONISIA.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusaha an, Edisi. Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE.
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusaha an, Edisi.
Keempat, Cetakan Kedelapan.Yogyakarta: BPFE.
Robinson Jr., Richard B., 2008, Manajemen Strategis–Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.
Syamsuddin, Lukman, 2009. Man. Keuangan
Perusahaan, Jakarta: Raja Grafindo.
Samsul, Mohamad., 2006, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga.
Siegel, Joel G., Shim, Jae K., 1999. Kamus Istilah
Akuntansi.Jakarta:Elex Media Komputindo
Syafri Harahap, Sofyan., 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan
Manajemen Portofolio. Yogyakarta : BPFE
Tambunan, Andy Porman., 2008, Menilai Harga
Wajar Saham, Elex Media Komputindo.
Wahyudiono, Bambang.,2014, Mudah Membaca
Laporan Keuangan, Jakarta: Raih Asa
Sukses.
Weston, F.J dan T.E Copeland., 2011. Manajemen Keuangan. Jakarta: Binarupa Aksara.
Widoatmodjo, Sawidji., 2008. Cara Sehat
Investasi Di Pasar Modal, Jakarta: Elex Media Komputindo.
Jurnal
Eviandari, Elisa., 2015.P engaruh Rasio Aktivitas, Profitabilitas, Leverage, dan Rasio Penilaian terhadap Harga Saham Perusahaan Food & Beverage. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Harris, Milton., Raviv, Arthur., 1991. “The Theory of Capital Structure”. The Journal of Finance,Vol. 46, No.1:297-355
Ircham, Muhammad., 2013. Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadapHarga Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI Tahun 2009-2012),Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
Murniati, Siti., 2015. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Dosen DPK STIE Wira Bhakti Makassar.
Novianti, Endah., 2011. Pengaruh ROE, ROI,
EPS, dan PER terhadap Harga Saham.
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
Website
Ismail Fahmi. 2014. Januari 2015, Saham
Davomas Delisting dari BEI, diakses pada 9 Agustus 2016 dari: http://market.bisnis.com