• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional-2015-Profil Pengembangan Keprofesionalan Guru SMK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Seminar Nasional-2015-Profil Pengembangan Keprofesionalan Guru SMK"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

IV

(5)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Vokasi dalam Rangka Dies Natalis Ke-54 FT UNY ISBN 978-602-7981-38-6

V

SAMBUTAN KETUA PANITIA

Sambutan Ketua Panitia

Assalamualaikum Wr. Wb.

(6)

VI

SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK

UNY

Sambutan Dekan Fakultas Teknik UNY

Assalamualaikum Wr.Wb.

(7)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Vokasi dalam Rangka Dies Natalis Ke-54 FT UNY ISBN 978-602-7981-38-6

VII

DAFTAR ISI

Daftar Isi

COVER

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR ... IV

SAMBUTAN KETUA PANITIA ... V

SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNY ... VI

DAFTAR ISI ... VII

ASEAN ECONOMIC COMMUNITY DAN PENDIDIKAN VOKASIONAL ABAD 21

Putu Sudira ... 1

EMPLOYABILITY SKILL PADA ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (Bahan

Kajian Untuk Pengembangan Pendidikan Vokasi)

Sumarno ... 10

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI KINERJA GURU

PROFESIONAL DI SMK DALAM MENYONGSONG MEA

Mujahid Wahyu ... 21

GURU BAHASA INGGRIS VOKASI DI ERA GLOBAL: PERLUNYA PERUBAHAN

ORIENTASI PEMBELAJARAN

Kun Aniroh Muhrofi-Gunadi ... 28

IDENTIFIKASI KOMPETENSI SMK JURUSAN TEKNIK SEPEDA MOTOR

Bambang Sulistyo, Tawardjono Usman, Ibnu Siswanto ... 37

IMPLEMENTASI

FLATE RATE

DAN PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR PADA

MATA KULIAH PRAKTIK TEKNOLOGI PEMBENTUKAN DASAR (TPD)

MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FT UNY

Amir Fatah ... 45

IMPLEMENTASI LESSON STUDY GUNA PENINGKATAN KUALITAS PROSES

PEMBELAJARAN PRAKTIK KEJURUAN

Sudarwanto ... 52

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COMPETENCE BASED TRAINING

(CBT) BERBASIS KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PROSES PEMESINAN

DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FT UNY

Paryanto ... 61

IMPLEMENTASI MODEL

PROJECT BASED LEARNING

PADA MATA KULIAH

TUNE-UP

MOTOR BENSIN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF UNM

Muhammad Yahya

1

, Darmawang

2

... 69

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN

FLIPPED CLASSROOM

PADA

PEMBELAJARAN CNC DASAR

(8)

VIII

KEMAMPUAN MENGENAL HURUF ANAK USIA DINI MELALUI MULTIMEDIA

PEMBELAJARAN INTERAKTIF

Martha Christianti ... 86

KESIAPAN GURU SMK TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA DALAM MENGHADAPI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Martubi, Lilik Chaerul Yuswono, dan Sukaswanto ... 90

KESIAPAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DALAM IMPLEMENTASI

KURIKULUM 2013 Di KABUPATEN SLEMAN DIY

Herminarto Sofyan, Moch. Solikin, Zainal Arifin, dan Kir Haryana ... 96

KOMBINASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD/

E-LEARNING

MATAKULIAH KIMIA FISIKA I PADA SEKOLAH VOKASI

Yuli Rohyami dan Reni Banowati Istiningrum ... 102

KOMPETENSI MECHANICAL DRAFTER PADA INDUSTRI PERMESINAN

IMPLIKASINYA PADA PENGEMBANGAN KURIKULUM MENGGAMBAR MESIN

PADA PENDIDIKAN VOKASI

Pardjono

1

dan Murdani

2

... 108

LITERASI INFORMASI DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

PEMBELAJARAN JARAK JAUH

Satrianawati ... 120

MODEL PEMBELAJARAN PRAKTIK PERMESINAN BERBASIS

COLLABORATIVE

SKILL

SEBAGAI UPAYA PENYIAPAN KESIAPAN KERJA MAHASISWA DI

INDUSTRI MANUFAKTUR

Dwi Rahdiyanta

1

, Putut Hargiyarto

2

, Asnawi

3

... 127

MODEL UNIT PRODUKSI SMK

THREE WHEELS

SEBAGAI WAHANA

PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI

KREATIF

Raswa ... 137

OPTIMALISASI IQ EQ DAN SQ BERBASIS SINERGI POTENSI OTAK KIRI OTAK

KANAN ALAM BAWAH SADAR PADA GELOMBANG OTAK YANG SESUAI

Subiyono ... 147

PEDAGOGI VOKASI: PENGEMBANGAN METODE PENGAJARAN DAN

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEJURUAN UNTUK MENINGKATKAN

PROFESIONALISME GURU

Sutopo ... 158

PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTIK INDUSTRI DI JURUSAN PENDIDIKAN

TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI

YOGYAKARTA

Noto Widodo, Bambang Sulistyo, Kir Haryana ... 168

PERBEDAAN PENGEMBANGAN

HIGHER ORDER THINKING SKILL

PADA

PEMBELAJARAN PRAKTIK MENGGUNAKAN GI DAN JIGSAW II

Pipit Utami

1

dan Pardjono

2

... 175

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HYBRID LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

VOKASI DI POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF

(9)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Vokasi dalam Rangka Dies Natalis Ke-54 FT UNY ISBN 978-602-7981-38-6

IX

PENDIDIKAN VOKASI, KKNI, DAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERJA

Budi Tri Siswanto

1

... 192

PENERAPAN ANDROID LOGIC SIMULATOR DENGAN PENDEKATAN

SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA

PELAJARAN SISTEM KONTROL TERPROGRAM

Fhatarani Hasya Adila, dan Mukhidin ... 199

PENERAPAN PRIVENTIVE MAINTENANCE BERBASIS MAHASISWA PADA

PROSES PEMBELAJARAN PRAKTIK PEMESINAN FT

UNY

Thomas Sukardi

1

... 216

PENGARUH INJEKSI

BIOFUEL TERPENTINE

SEBAGAI

SOLUSI

BAHAN BAKAR

ALTERNATIF BENSIN YANG RAMAH LINGKUNGAN PADA SEPEDA MOTOR

Bambang Sulistyo ... 226

PENGATURAN SISTEM KENDALI ROBOT

INTELLIGENT DIRECTION DETECTOR

DENGAN LOGIKA FUZZY

Haryanto ... 233

PENGEMBANGAN E-MODUL PRAKTIK MESIN BUBUT SEBAGAI SUMBER

BELAJAR KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

Widodo

1

... 241

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BENGKEL KERJA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Syahrina Ramadhina ... 250

PENGEMBANGAN SISTEM TES DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR

KOMPETENSI DASAR KEJURUAN SISWA SMK

Samsul Hadi

1

, K. Ima Ismara

2

, dan Effendie Tanumihardja

3

... 262

PENGEMBANGAN TES KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SMK BIDANG

KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN

Zulkifli Matondang

1

... 268

PENGEMBANGAN TES MINAT DAN BAKAT DENGAN METODE JARINGAN

SYARAF (JST) TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI SISWA BIDANG

ROBOTIKA

Andik Asmara

1

dan Haryanto

2

... 275

PENGUATAN LINI SISTEM PENDIDIKAN KEJURUAN BERBASIS

PENGEMBANGAN KAPABILITAS DAN PENILAIAN Imtikhanah

1

Pramudi Utomo

2

... 287

PENINGKATAN AKURASI HASIL PENGUKURAN UNTUK PENINGKATAN

KUALITAS PENILAIAN HASIL BELAJAR DENGAN PENDEKATAN

COMPUTERIZED INTELLIGENT MEASUREMENT

MODEL LOGIKA

FUZZY

Haryanto ... 294

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN VOKASI MELALUI SISTEM

PEMBELAJARAN DAN SISTEM PENILAIAN (STUDI KASUS PADA POLITEKNIK

UBAYA SURABAYA)

(10)

352

PROFIL PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN GURU

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

Istanto Wahju Djatmiko

1

, Samsul Hadi

2

, dan Haryanto

3

12Pendidikan Teknik Elektro,Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta

Jalan Colombo No. 1 Yogyakarta 55281 Telp (0274) 586168 3Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta

Jalan Colombo No. 1 Yogyakarta 55281 Telp (0274) 586168 Email: istanto_wj@uny.ac.id

Abstrak

Makalah ini merupakan kajian hasil penelitian dengan tujuan untuk mengetahui profil Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) bagi guru SMK yang mencakup komponen kegiatan: (1) pengembangan diri, (2) publikasi ilmiah, dan (3) karya inovatif, dalam pelaksanaan PKB.

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan evaluasi berorientasi tujuan (goal oriented evaluation). Subyek penelitian adalah guru pada Program Studi Keahlian Ketenagalistrikan SMK Negeri dan Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah guru SMK sebanyak 50 orang dari 24 SMK Negeri dan 26 SMK Swasta di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo, Sleman, dan Kota Yogyakarta. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket tertutup dan angket terbuka. Validitas angket tertutup ditentukan dengan analisis butir dengan nilai rxy antara 0,53 sampai dengan 0,86, sedangkan reliabiliitasnya dengan koefisien alpha sebesar 0,96. Data dianalisis dengan deskritif yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan grafik. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa: (1) sebagian guru SMK (70,0%) telah mengikuti pengembangan diri dalam rangka PKB dengan rerata tidak lebih dari 4 kali, (2) sebagian kecil guru SMK (18,8%) telah melaksanakan publikasi ilmiah dalam rangka PKB dengan rerata tidak lebih dari 2 kali, dan (3) sebagian kecil guru SMK (16,0%) telah menciptakan karya inovatif ilmiah dalam rangka PKB dengan rerata tidak lebih dari 3 kali.

Kata Kunci: pengembangan keprofesionalan berkelanjutan, pengembangan diri, publikasi ilmiah, karya inovatif.

Pendahuluan

Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar-mengajar dan guru memegang peran penting dalam proses belajar-mengajar tersebut. Menurut Moh. Uzer Usman (2008), peran guru tidak dapat digantikan sekalipun dengan mesin canggih, karena tugas guru menyangkut pembinaan sifat mental manusia yang terkait dengan aspek-aspek yang bersifat manusiawi yang unik dalam arti berbeda satu dengan lainnya. Dengan demikian, guru merupakan kunci pengembangan SDM dalam unit terkecil di kelas yang dilakukan dalam bentuk kegiatan belajar mengajar.

Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan nasional pendidikan, khususnya penyelenggaraan pendidikan formal di sekolah. Pemerintah telah menghargai guru sebagai tenaga profesi sebagaimana dengan diterbitkan

(11)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Vokasi dalam Rangka Dies Natalis Ke-54 FT UNY ISBN 978-602-7981-38-6

353

Namun dalam implementasinya, profesi

guru masih belum memenuhi sebagaimana harapan. Hasil penelitian Djohar MS (2009) diketahui bahwa sekitar 100 orang guru, sebanyak 25 persen diantaranya belum menunjukkan perilaku yang profesional. Indikasi ini dapat dimaknai bahwa tugas pokok dan fungsi guru yang ketiga, pengembangan profesi (pengembangan profesional), perlu memperoleh perhatian dari berbagai pihak sehingga profesi guru memperoleh pengakuan dari masyarakat sebagaimana jabatan profesi lainnya, seperti dokter, notaris, apoteker, pengacara, akuntan, dan sebagainya.

Pengembangan profesional guru melalui pendidikan dalam-jabatan ini masih belum memenuhi harapan. Sebagaimana dinyatakan Soedijarto dalam Ikhwanuddin Syarif dan Dodo Murthadlo (2002:319) bahwa upaya pembinaan profesional guru yang telah berjalan masih dalam wujud penataran yang dilaksanakan bersifat massal dan kurang didasarkan atas hasil evaluasi, supervisi, dan diagnosis kinerja guru sehingga tidak efisien dan efektif dari segi peningkatan kemampuan profesional guru dan perbaikan mutu, proses, dan hasil pendidikan. Hal ini berarti pembinaan pengembangan keprofesionalan guru (PKB) secara tepat perlu dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan guru. Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdyaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, PKB guru merupakan kegiatan yang juga diperhitungkan dalam angka kredit dan pengembangan karir guru. Dalam Permennegpan tersebut juga dijelaskan tiga kegiatan dalam PKB bagi guru, yang mencakup: pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Makalah ini akan diuraikan profil PKB dengan tujuan, yaitu: (1) mengetahui kualitas pengembangan diri guru SMK dalam pelaksanaan PKB, (2) mengetahui kualitas publikasi ilmiah guru SMK dalam pelaksanaan PKB, dan (3) mengetahui kualitas karya inovatif guru SMK dalam pelaksanaan PKB.

Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas harus mampu menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi, baik perubahan teknologi, ilmu pengetahuan, maupun struktur ketenagakerjaan. Salah satu tindakan yang perlu dilakukan guru agar dapat

beradaptasi dengan perubahan adalah guru secara terus menerus melaksanakan pengembangan keprofesionalan dirinya. Sebagaimana dinyatakan Adey (2004: 2-4) tujuan pengembangan keprofesionalan adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang dilakukan secara kontinyu, apapun keberhasilan yang dapat dicapai dalam pelaksanaannya. Blandford (2003: 11) mendefinisikan pengembangan keprofesionalan guru sebagai penguatan pengetahuan dan pemahaman, serta kemampuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Hal ini berarti pengembangan keprofessionalan merupakan bentuk peningkatan kompetensi guru yang diperlukan bagi setiap guru, sedangkan pengembangan teknis dan pengembangan umum lebih bersifat khusus sesuai dengan kebutuhan masing-masing guru.

Pengembangan keprofesionalan bagi guru tidak dapat dipisahkan dari profil seorang guru. Menurut Grollmann (2009: 1186), profil keprofesionalan guru pendidikan kejuruan, yaitu: (1) guru mengajar di sekolah formal dan mengajarkan mata pelajaran kejuruan, dan (2) guru melaksanakan pengalaman di industri dalam rangka pendidikan dan latihan untuk meningkatkan keahlian dan kemampuan bekerja. Pendapat ini dapat dipahami bahwa guru pendidikan kejuruan dituntut untuk melakukan pengembangan diri agar mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam melaksanakan tugasnya. Dengan demikian, pengembangan keprofesionalan guru merupakan salah satu bagian dari pengembangan personil yang tidak dapat dipisahkan dari peran sekolah.

Menurut Finch dan McGough (1982:135), pengembangan personil (personnel development) merupakan bagian penting dalam pendidikan kejuruan, terutama bagi guru dalam rangka peningkatan keterampilannya. Pengembangan personil didefinisikan oleh Ely sebagaimana dikutip Finch dan McGough (1982:136) sebagai semua aktivitas yang dirancang untuk memberikan sumbangan terhadap peningkatan efektifitas pembelajaran dan efisiensi keprofesionalan guru dan staf. Lebih lanjut, kemanfaatan pengembangan keprofesionalan bagi guru disampaikan Brown

(2000)μ ‘to ensure that professional development

(12)

354

need to be self-directed in their pursuit of learning and take responsibility for matching

opportunities to their teaching needs’. Pendapat

ini dapat dipahami bahwa pengembangan keprofesionalan merupakan proses kegiatan belajar yang diikuti guru pendidikan kejuruan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, pengembangan keprofesionalan berkelanjutan (PKB) didefinisikan sebagai pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Menurut Buku 4 Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesionalan dan Angka Kreditnya, Kementerian Pendidikan Nasional (2010b: 1), terdapat tiga macam kegiatan dalam pengembangan keprofesioanal berkelanjutan bagi guru, yaitu: pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Kegiatan pengembangan diri meliputi kegiatan mengikuti pendidikan dan latihan fungsional dan melaksanakan kegiatan kolektif guru. Kegiatan publikasi ilmiah meliputi kegiatan membuat publikasi ilmiah atas hasil penelitian dan membuat publikasi buku. Kegiatan karya inovatif diwujudkan dalam empat bentuk kegiatan: menemukan teknologi tepat guna, menciptakan karya seni, membuat/memodifikasi alat pelajaran, mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya.

Metode Penelitian

[image:12.595.322.521.73.179.2]

Penelitian evaluasi dengan pendekatan evaluasi berorietasi tujuan (goal oriented evaluation) dipilh dalam penelitian ini. Pendekatan penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara faktual profil PKB di SMK, terutama pada Program Keahlian Ketenagalistrikan di SMK, yang ditinjau dari tiga komponen, yaitu: pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif yang diperoleh guru selama ini. Prosedur penelitian diilustrasikan sebagaimana Gambar 1.

Gambar 1. Prosedur Evaluasi Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru dengan Program Keahlian Ketenagalistrikan sebanyak 50 orang dari 9 SMK Negeri dan 14 SMK Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta, meliputi: Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulonprogo, dan Kota Yogyakarta.

Terdapat dua bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: angket semi tertutup dan angket terbuka. Angket semi tertutup berisi sejumlah pernyataan terhadap tiga aspek utama dari PKB, yaitu: pengembangan diri, pubikasi ilmiah, dan karya inovatif, dengan empat jawaban dengan nilai penilaian (skor),

yaituμ (1) skor 1 jika “Sangat Tidak Baik/Tidak Pernah”, (2) skor 2 jika “Tidak Baik/Jarang”, (3) skor 3 jika “Baik/Sering”, dan (4) skor 4 jika

“Sangat Baik/Selalu”. Jika responden

memberikan jawaban dengan skor 1 atau 2, maka responden diminta untuk memberikan masukan pembinaan yang diperlukan yang terkait dengan pernyataan yang diberikan. Tetapi jika responden memberi jawaban dengan skor 3 atau 4, maka responden diminta untuk memberikan contoh pembinaan yang telah dilaksanakan pimpinan sekolah terkait dengan pernyataan yang diberikan. Selanjutnya, angket terbuka berisi pertanyaan tentang pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan/diikuti responden terhadap ketiga aspek PKB tersebut selama ini.

Validitas dan reliabilitas angket dilakukan melalui uji empirik, dimana validitas angket dilakukan dengan analisis butir dengan Pearson Product Moment sedang reliabiltas dengan Alpha Cronbach. Hasil uji validitas setiap aspek PKB diperoleh nilai r sebagai berikut: (1) pengembangan diri dengan nilai r sebesar 0,530 sampai dengan 0,747, (2) publikasi ilmiah dengan nilai r sebesar 0,701 sampai dengan 0,860, dan (3) karya ilmiah dengan nilai r sebesar 0,731 sampai dengan 0,850. Hasil uji validitas angket ini dapat diketahui semua butir angket dinyatakan valid karena memiliki nilai r lebih

Kegiatan Pengembangan Diri Kegiatan Publikasi Ilmiah Kegiatan Karya Inovatif Tujuan Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) Hasil PKB

(13)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Vokasi dalam Rangka Dies Natalis Ke-54 FT UNY ISBN 978-602-7981-38-6

355

besar dari 0,3. Selanjutnya, hasil uji reliabilitas

angket diketahui nilai koefisien Alpha sebesar 0,9601 yang berarti angket dinyatakan reliabel. Data empirik dianalisis secara diskriptif yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi kategori dan grafik.

Pembahasan

Profil setiap kegiatan pengembangan diri dan rerata frekuensinya ditunjukkan seperti Gambar 2. Gambar 2 dapat diketahui kegiatan pengembangan diri yang banyak dilakukan guru SMK adalah lokakarya/ musyawarah kerja guru/ in house training (72,0%) dengan frekuensi tidak lebih dari 4 kali, kemudian disusul diklat pertemuan ilmiah (70,0%) dengan frekuensi tidak lebih dari 4 kali, dan diklat fungsional (68,0%) dengan frekuensi juga tidak lebih dari 4 kali.

Dengan rerata pengalaman mengajar responden sebesar 13,76 tahun, rerata jenis kegiatan yang pernah diikuti guru dalam pengembangan diri termasuk sangat kecil. Dengan demikian, kualitas pengembangan diri bagi guru SMK perlu ditingkatkan. Banyak saran atau masukan guru untuk memperbaiki kondisi ini, antara lain: (1) perlu sosilaisasi kepada guru untuk mengikuti diklat mandiri, (2) perlu ditambahkan dalam kalendar ajar kegiatan pembinaan seperti seminar diskusi dll, sehingga guru dapat termotivasi, (3) kepala sekolah lebih aktif memberi dorongan kepada guru untuk mengembangkan diri, (4) biaya pengembangan diri tidak dibebankan kepada guru, (5) kegiatan pengembangan diri tidak mengganggu tugas mengajar guru, dan (5) mengoptimalkan fungsi MGMP kejuruan. Uraian hasil pengembangan diri para guru SMK ini dapat diketahui bahwa profil pengembangan diri masih perlu ditingkatkan jumlah frekuensi kegiatannya.

[image:13.595.314.519.449.559.2]

Gambar 2. Profil Kegiatan Pengembangan Diri

Selanjutnya, hasil penelitian terhadap profil kegiatan publikasi ilmiah yang dilaksanakan para guru SMK dalam PKB dapat diketahui bahwa sebagian kecil guru SMK (18,8%) telah melaksanakan publikasi ilmiah dalam rangka PKB dengan rerata tidak lebih dari 2 kali. Terdapat lima kegiatan dalam publikasi ilmiah ini, yaitu: (1) sebagai pemakalah/ pemrasaran/ presenter, (2) hasil penelitian di bidang pendidikan, (3) gagasan inovatif, (4) membuat buku pelajaran/ buku pengayaan/ modul/ diktat atau sejenisnya, dan (5) membuat artikel ilmiah. Profil dari kelima kegiatan publikasi ilmiah ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 dapat diketahui secara berurutan bahwa sebagian kecil guru SMK (32,0%) menyusun buku pelajaran/ buku pengayaan/ modul/ diktat atau sejenisnya dengan jumlah frekuensi tidak lebih dari 2 kali, sebagian kecil guru SMK (18,0%) sebagai pemakalah/ pemrasaran/ presenter dengan jumlah frekuensi tidak lebih dari 3 kali, sebagian kecil guru SMK (16,0%) telah menuangkan gagasan inovatif dengan jumlah frekuensi tidak lebih dari 2 kali, dan yang terakhir dapat diketahui pula bahwa sebagian kecil guru SMK (14,0%) jarang melaksanakan penelitian dan membuat artikel ilmiah dengan jumlah frekuensi tidak lebih dari 2 kali.

Gambar 3. Profil Kegiatan Publikasi Ilmiah

[image:13.595.88.295.606.729.2]
(14)

356

terhadap kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah bagi guru SMK perlu dilakukan oleh pimpinan sekolah dan guru dalam rangka PKB.

Akhirnya, profil kegiatan karya inovatif dalam rangka PKB dapat diketahui pula dari hasil penelitian ini. Terdapat empat kegiatan karya inovatif ini, yaitu: (1) menciptakan teknologi tepat guna, (2) membuat karya seni, (3) membuat alat pelajaran/ peraga/ praktik, dan (4) menyusunan standar, pedoman, soal, atau sejenisnya pada tingkat provinsi dan atau tingkat nasional. Profil dari keempat kegiatan karya inovatif ini dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 diketahui rerata secara keseluruhan hanya sebagian kecil guru SMK (16,0%) telah menciptakan karya inovatif ilmiah dalam rangka PKB dengan rerata tidak lebih dari 3 kali.

[image:14.595.89.295.491.610.2]

Tiga kegiatan karya inovatif yang dibuat guru SMK, yaitu: (1) pembuatan alat pelajaran/ peraga/ praktik dilakukan sebagian kecil guru SMK (34,0%) dengan jumlah frekuensi tidak lebih dari 4 kali, (2) pembuatan teknologi tepat guna dilakukan sebagian kecil guru SMK (20,0%) dengan jumlah frekuensi tidak lebih dari 2 kali, dan (3) penyusunan standar, pedoman, soal, atau sejenisnya di tingkat provinsi dilakukan sebagian kecil guru SMK (16,0%) dengan jumlah frekuensi tidak lebih dari 3 kali, serta terdapat kegiatan karya inovatif yang jarang dilakukan oleh guru SMK, yaitu karya seni dan penyusunan standar atau sejenisnya di tingkat nasional.

Gambar 4. Profil Kegiatan Karya Inovatif

Terkait dengan kualitas kegiatan karya inovatif sebagaimana diuraikan di atas, para guru SMK memberikan beberapa masukan, antara lain sekolah dan dinas pendidikan bekerjasama untuk menyelenggarakan pembinaan guru dalam kegiatan karya inovatif serta memotivasi kepada guru SMK untuk menghasilkan karya inovatif. Hal ini berarti kerjasama dan perhatian pimpinan sekolah dan guru SMK perlu ditingkatkan kualitasnya agar para guru SMK mampu

menciptakan kegiatan karya inovatif yang bermanfaat bagi guru SMK maupun sekolah. Hal ini berarti pembinaan terhadap kualitas dan kuantitas karya inovatif bagi guru SMK perlu dilakukan oleh pimpinan sekolah dan guru dalam rangka PKB.

Simpulan

Berdasarkan uraian di atas, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) sebagian guru SMK (70,0%) telah mengikuti pengembangan diri dalam rangka PKB dengan rerata tidak lebih dari 4 kali dengan kecenderungan kegiatan yang diikuti para guru, yaitu lokakarya/ musyawarah kerja guru/ in house training, diklat pertemuan ilmiah, dan diklat fungsional, (2) sebagian kecil guru SMK (18,8%) telah melaksanakan publikasi ilmiah dalam rangka PKB dengan rerata tidak lebih dari 2 kali dengan kecenderungan kegiatan yang dilakukan para guru secara berurutan, menyusun buku pelajaran/ buku pengayaan/ modul/ diktat atau sejenisnya, sebagai pemakalah/ pemrasaran/ presenter, gagasan inovatif, dan kegiatan penelitian dan membuat artikel ilmiah yang jarang dilakukan oleh para guru, dan (3) sebagian kecil guru SMK (16,0%) telah menciptakan karya inovatif ilmiah dalam rangka PKB dengan rerata tidak lebih dari 3 kali dengan kecenderungan kegiatan yang dilaksanakan para guru SMK secara berurutan, yaitu pembuatan alat pelajaran/ peraga/ praktik, pembuatan teknologi tepat guna, penyusunan standar berupa pedoman, soal, atau sejenisnya di tingkat provinsi, serta terdapat kegiatan karya seni dan penyusunan standar atau sejenisnya di tingkat nasional yang jarang dilakukan oleh guru SMK.

Daftar Pustaka

Adey, P. (2004). The professional development of teacher: Practice and theory. Dordrecht. Netherlands: Kluwer Academic Publisher. Blandford, S. (2003) Professional development

manual: A practical guide to planning and evaluating successful staff development. London: Pearson Education Limited.

Brown, B.L. (2000). Vocational teacher professional development. Diambil pada tanggal 29 Agustus 2009, dari http://www.calpro-online.org/ERIC/

docs/pab00020.pdf

(15)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Vokasi dalam Rangka Dies Natalis Ke-54 FT UNY ISBN 978-602-7981-38-6

357

kualitas guru belum sesuai harapan.

Kedaulatan Rakyat, hal. 15, kolom 1-4. Finch, C.R., & McGough, R.L. (1982).

Administering and supervising occupational education. Englewood Cliff, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Grollmann, P. (2009). Professionalization of VET teachers and lecturers and practices in TVET institutions in an international perspective. Dalam Maclean, R., & Wilson, D. (Eds.). International handbook for changing world of work: Bridging academic and vocational learning. Bonn: Springer Ikhwanuddin Syarif & Dodo Murthadlo (Eds).

(2002). Pendidikan untuk masyarakat Indonesia baru: 70 tahun Prof. Dr. H.A.R Tilaar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2009). Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2010a). Pedoman pengelolaan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan, Buku 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2010b). Pedoman kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan dan angka kreditnya, Buku 4. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Moh. Uzer Usman. (2008). Menjadi guru profesional, Cetakan ke-20. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Gambar

Gambar 1. Prosedur Evaluasi Penelitian
Gambar 2. Profil Kegiatan Pengembangan Diri
Gambar 4. Profil Kegiatan Karya Inovatif

Referensi

Dokumen terkait

Responden dari penelitian ini sebanyak tiga puluh pasien CKD berusia lebih dari dua puluh tahun yang menjalani terapi hemodialisis antara satu sampai dengan 24 bulan, tidak

Daftar Perusahaan Real Estate dan Property yang menjadi sampel... All requested

(1) Proses keterampilan manajemen kelas yang dilakukan dengan konsisten akan menciptakan kondisi kesiapan fisik, kesiapan berpikir, kesiapan pemusatan, dan kesiapan fokus yang

You have Gypsy ladies peering in a psychic glass ball and calling spirits of the dead people you want to get in contact with.. Forget the common man, British aristocracy has been

Salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang mengembangkan komoditas ikan hias air tawar adalah Kabupaten Bogor. Secara geografis, Kabupaten ini terletak di wilayah Jawa

Penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Geovany (2016) dalam penelitian “Perbedaan Kemandirian Anak Usia Dini ditinjau dari Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja (di

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan dapat diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

Dimana dengan metode statistik ini, dapat menen- tukan faktor – faktor manajemen tower crane yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek dengan menggunanakan data