• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MATERI CERITA PENDEK MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION SISWA KELAS V MI MAMBAUL ULUM JOMBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MATERI CERITA PENDEK MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION SISWA KELAS V MI MAMBAUL ULUM JOMBANG."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITA

FAK

PROGRAM STUD

SKRIPSI

Oleh :

ISNA FADLILATUL MUNJIYAH

NIM: D37212067

AS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SUR

KULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IB

2016

URABAYA

N

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Isna Fadlilatul Munjiyah, 2016.

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Materi

Cerita pendek Melalui Model Cooperative Integrated Reading And Composition

Siswa Kelas V MI Mambaul Ulum Jombang.

Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing M. Bahri Musthofa. M.Pd.I, M.Pd.

Kata kunci:

keterampilan membaca pemahaman, Bahasa Indonesia, Model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition

.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya keterampilan membaca pemahaman

cerpen pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Mambaul Ulum

Jombang. Hal ini dikarenakan banyak siswa yang masih belum mampu memahami

unsur-unsur yang terdapat pada cerpen, siswa kurang aktif dan bosan dalam pembelajaran, serta

kurangnya perbendaharaan kosa kata yang dimiliki siswa karena daya imajinasi siswa yang

rendah. Adapun cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu diterapkannya

model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa

yaitu dengan menggunakan model

Cooperative Integrated Reading and Composition

.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana tingkat

keterampilan membaca pemahaman cerita pendek anak sebelum dilakukan penerapan model

pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition

pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas V MI Mambaul Ulum Jombang. (2) Bagaimana penerapan model

Cooperative Integrated Reading and Composition

dalam rangka meningkatkan keterampilan

membaca pemahaman cerita pendek anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI

Mambaul Ulum Jombang. (3) Bagaimana peningkatan keterampilan membaca pemahaman

cerita pendek anak setelah menggunakan model

Cooperative Integrated Reading and

Composition

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Mambaul Ulum Jombang.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yang terdiri dari 2 siklus

dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah

siswa kelas V MI Mambaul Ulum Jombang berjumlah 20 siswa. Pengambilan data penelitian

menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, serta tes tulis uraian dan penilaian

performance. Kemudian data diolah melalui rumus prosentase Kriteria Ketuntasan Minimum.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...i

HALAMAN JUDUL...ii

HALAMAN MOTTO ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...v

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI...vi

ABSTRAK ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR DIAGRAM...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah...6

C. Tindakan yang dipilih ...6

D. Tujuan Penelitian ...7

E. Lingkup Penelitian ...8

F. Manfaat Penelitian ...8

G. Definisi Operasional ...10

BAB II

KAJIAN TEORI

...12

(8)

B. Pengertian Membaca Pemahaman ...13

1. Tujuan membaca...16

2. Manfaat membaca...17

3. Jenis-jenis membaca ...18

C. Indikator Keterampilan membaca...19

D. Cerita Pendek Anak ...22

1.

Unsur Intrinsik Cerpen ...23

2.

Unsur Ekstrinsik Cerpen...25

E.

Model Pembelajaran CIRC ...26

1. Pengertian CIRC ...27

2. Langkah-langkah Model CIRC...28

3. Penerapan Model CIRC dalam Kelas ...29

4. Kelebihan dan Kekurangan Model CIRC ...29

F.

Pembelajaran Bahasa Indonesia...31

1. Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia ...31

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ...32

BAB III PROSEDUR PTK ...34

A. Metode Penelitian ...34

B. Setting dan Subyek Penelitian ...36

C. Rencana Tindakan...37

D. Data dan Cara Pengumpulannya...40

E. Analisis Data...44

(9)

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ...49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian...51

B.

Pembahasan...74

BAB V PENUTUP

A. Simpulan...80

B. Saran ...81

DAFTAR PUSTAKA ...83

(10)

DAFTAR TABEL

[image:10.595.135.481.231.566.2]
(11)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru ...76

Diagram 4.2 Hasil observasi Aktivitas Siwa ...77

Diagram 4.3 Nilai rata-rata siswa kelas V ...78

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I RPP Siklus I dan siklus II

Lampiran 2 Hasil evaluasi nilai siswa pada Pra siklus, Siklus I dan Siklus II

Lampiran 3 Hasil observasi aktivitas guru dan siswa siklus I dan II

Lampiran 4 Hasil wawancara pra siklus

Lampiran 5 Identitas sekolah

Lampiran 6 Surat-surat pernyataan

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD/MI) meliputi

empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan

berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat

aspek keterampilan atau kemampuan berbahasa tersebut saling berkaitan.

Jika salah satu keterampilan mengalami masalah. Maka akan

mempengaruhi keterampilan yang lain.

1

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar

dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan,

pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan,

serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

2

Keterampilan membaca merupakan proses yang kompleks, proses

ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Proses membaca

dimulai dengan sensori visual yang diperoleh melalui pengungkapan

simbol-simbol grafis melalui indra penglihatan. Anak-anak belajar

membedakan secara visual diantara simbol-simbol grafis (huruf atau kata)

yang digunakan untuk mempresentasikan bahasa lisan. Membaca akan

1

Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia,(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1688. 2

(14)

2

membosankan jika siswa tidak diberi tantangan. Membaca juga akan lebih

hidup jika selesai membaca siswa dapat menyimpulkan dan mewujudkan

dari apa yang sudah dibaca.

Dengan membaca seseorang akan

memperoleh kosa kata baru yang dapat digunakan untuk menunjang

keterampilan lainnya. Seseorang yang memiliki keterampilan membaca

yang baik, akan lebih mudah memahami isi wacana yang dibacanya.

3

Dalam Al-

Qur’an surah Al

-alaq yang menerangkan betapa

pentingnya membaca yang artinya:

Bacalah dengan menyebut nama

Tuhanmu yamg menciptakan dia telah menciptakan manusia dari

segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang maha pemurah yang

mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada

manusia apa yang tidak diketahuinya

” (QS.AL

-Alaq1-5).

Seperti yang ditemui di MI Mambaul Ulum Jombang, siswa kelas

V sedang menghadapi permasalahan, dalam hal ini yaitu masalah

keterampilan membaca pemahaman cerpen. Berdasarkan wawancara

dengan ibu Na’imatus sholiha

, diperoleh data bahwa suasana pembelajaran

di kelas ini berlangsung aktif dan agak ramai. Beberapa siswa mengikuti

pembelajaran dengan baik, namun ketika guru menyuruh siswa untuk

membaca cerpen, banyak siswa yang masih belum bisa memahami

unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen. Selain itu, kurangnya perbendaharaan

kosa kata yang dimiliki siswa karena daya imajinasi siswa yang masih

rendah, sehingga ketika diberi pelajaran bahasa Indonesia khususnya

3

(15)

membaca cerita terlihat beberapa siswa yang tidak tertarik, beberapa siswa

selalu bercakap-cakap dengan teman sebangkunya, dan bacaan baru selesai

dalam waktu yang cukup lama, dan ketika diajukan pertanyaan semua

diam dan sibuk membaca kembali teks. Dari 20 siswa yang ada di kelas V

hanya 5 siswa yang mampu membaca dengan mengetahui tema dan

unsur-unsur dalam cerita pendek, sedangkan 15 siswa hanya mampu membaca

dengan benar namun tidak dapat mengetahui tema dan unsur-unsur yang

terdapat dalam cerpen anak.

4

MI Mambaul Ulum merupakan suatu lembaga pendidikan yang

berada di Jombang, tepatnya di kecamatan Jogoroto, desa Janti, dusun

Corogo. MI Mambaul Ulum dipimpin oleh bapak Habiburrohman S.Pd.

Bangunan yang dimiliki cukup bagus, beberapa fasilitas sudah ada, meski

kurang lengkap. Tenaga pendidik di MI Mambaul Ulum kebanyakan

sudah sarjana dari lulusan beberapa perguruan tinggi di Jawa Timur.

Ruang kelas V MI Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang. Di

dalam ruang terdapat jam dinding, lampu, kalender, jadwal piket, papan

tulis, kapur tulis, bangku dan kursi untuk guru dan siswa. Dan beberapa

media penunjang pembelajaran kelas V.

Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti, masalah mendasar

yang membuat anak tidak terampil dalam membaca cerpen adalah tidak

adanya model pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan

siswa dalam belajar di kelas. Pembelajaran menjadi monoton jika

4

(16)

4

didominasi oleh guru, siswa lebih banyak menggunakan indra

pendengarannya sehingga anak hanya pasif menerima penjelasan guru.

Kejenuhan belajar juga dapat dialami siswa apabila siswa telah kehilangan

konsentrasi dan tidak nyaman dalam sebuah pembelajaran. Ini akan

mengakibatkan siswa kurang memahami atau tidak menguasai materi yang

disampaikan.

Sebagai

upaya

untuk meningkatkan

keterampilan

membaca

pemahaman cerita pendek siswa kelas V MI Mambaul Ulum Jombang

dapat dilakukan dengan cara

menggunakan

model

pembelajaran

Koperative tipe

Cooperative Integrated Reading and Composition

(

CIRC

).

Hal ini dikarenakan

CIRC

merupakan model pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif untuk mengetahui

objek yang dipelajari. Melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam

belajar, dapat memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial dan siswa

akan memiliki pandangan yang lebih luas karena saling berbagi

pengetahuan, dan keterampilan sehingga kelompok dapat menyelesaikan

tugas yang diberikan melalui pemikiran bersama yang dianggap benar dan

baik.

Model pembelajaran

CIRC

akan membuat suasana pembelajaran

menjadi menyenagkan dan siswa tidak akan merasa bosan dalam belajar

karena siswa tidak hanya belajar memahami isi dalam bacaan namun siswa

juga akan terampil berfikir dan menimbulkan imajinasi dalam belajar.

(17)

membentuk kelompok yang anggotanya empat orang siswa secara

heterogen, guru memberikan wacana (topik pembelajaran) yang akan

didiskusikan, siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan

tema serta unsur-unsur dalam cerita, memberi tanggapan, menuliskan dan

membacakan hasil kelompok, dan terakhir guru dan siswa membuat

kesimpulan bersama. Kelompok yang memiliki nilai yang tertinggi akan

mendapatkan hadiah dari guru. Dengan menggunakan model pembelajaran

tipe

CIRC

ini diharapkan keterampilan membaca siswa semakin

meningkat dan dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan.

Atas dasar uraian latar belakang permasalahan di atas maka

dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul sebagai berikut:

“Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman

Materi Cerita

pendek

Melalui Model

Cooperative

Integrated

Reading And

(18)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

yang hendak dikaji oleh penulis dan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat keterampilan membaca pemahaman cerita

pendek anak sebelum dilakukan penerapan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition

pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Mambaul Ulum Jombang?

2. Bagaimana penerapan model

Cooperative Integrated Reading and

Composition

dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca

pemahaman cerita pendek anak pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas V MI Mambaul Ulum Jombang?

3. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca pemahaman cerita

pendek anak setelah menggunakan model

Cooperative Integrated

Reading and Composition

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

kelas V MI Mambaul Ulum Jombang?

C. Tindakan yang dipilih

Berdasarkan rumusan masalah di atas, untuk pemecahan masalah

yang dihadapi dalam peningkatan keterampilan membaca, maka peneliti

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe

CIRC

(

Cooperative

Integrated Reading and Composition

) sebagai tindakan pemecahan

masalah.

(19)

saling membacakan dan menemukan tema atau gagasan ide serta

unsur-unsur dalam cerita, memberi tanggapan, menuliskan hasil diskusi

kelompok,

kemudian membacakan

kembali cerita tersebut sesuai

pemahaman siswa. Dalam pembelajaran

CIRC

diharapkan siswa dapat

secara aktif dan kreatif menyampaikan tanggapannya karena pembelajaran

tersebut membutuhkan kerja sama dalam kelompok sehingga siswa dapat

lebih mudah memahami materi yang disampaikan.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat keterampilan membaca pemahaman cerpen anak

sebelum dilakukan penerapan model pembelajaran

Cooperative

Integrated Reading and Composition

pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas V MI Mambaul UlumJombang.

2. Mengetahui penerapan model pembelajaran

Cooperative Integrated

Reading and Composition

(

CIRC

) dalam rangka meningkatkan

keterampilan membaca pemahaman cerpen anak pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Mambaul Ulum Jombang.

3. Mengetahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman cerpen

(20)

8

E. Lingkup penelitian

Agar hasil penelitian ini lebih mendalam dan permasalahan yang

dikaji tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka peneliti membatasi

ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1.

Subjek penelitian adalah pada siswa kelas V MI Mambaul Ulum

Jogoroto Jombang tahun ajaran 2015/2016.

2.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada:SK: 5. Memahami cerita

tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan

secara lisan. Dan KD: 5.2 mengidentifikasi unsur cerita [tokoh, tema,

latar, dan amanat].

3.

Model pembelajaran kooperatif tipe

Cooperative Integrated Reading

and Composition

(

CIRC

) yaitu model pengajaran membaca yang

membimbingsiswa

dalam mengungkapkan gagasan ide

serta

mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam cerita pendek anak.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian tersebut di atas, maka

penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menghasilkan

temuan-temuan data di lapangan yang bermanfaat bagi:

1. Mahasiswa peneliti

a. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut terhadap penelitian tentang

keterampilan membaca.

b. Sebagai acuan pembanding dalam penelitian keterampilan

(21)

c. Sebagai informasi tambahan lebih lanjut untuk memperluas

wawasan tentang keterampilan membaca.

2. Guru bidang studi Bahasa Indonesia

a. Sebagai sumber informasi bagi guru untuk memantau sejauh mana

kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa dalam pelajaran

membaca.

b. Sebagai bahan acuan masukan dan mengajarkan pokok bahasan

keterampilan membaca.

c. Sebagai sumber informasi bagi guru sejauh mana kemampuan

siswa menguasaan tata bahasa dalam membaca.

3. Siswa

a. Siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan yang mereka

miliki dalam keterampilan membaca pemahaman.

b. Siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman

dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

4. Manfaat bagi sekolah:

Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan

bimbingan dan pelatihan bagi guru-guru agar menggunakan model

pembelajaran

Cooperative

Integrated

Reading

and

Composition

(

CIRC

) untuk diterapkan pada pembelajaran lain.

5. Manfaat bagi masyarakat:

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

(22)

10

G. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah yang menjadi

konsep pijakan bagi proses penelitian. Istilah tersebut dijelaskan dalam

definisi operasional sebagai berikut:

1. Keterampilan membaca merupakan suatu keadaan yang ditunjukkan

oleh siswa secara langsung selama mengikuti kegiatan pembelajaran

bahasa Indonesia melalui

pembelajaran kooperatif tipe

CIRC

.

Aktivitas dalam penelitian ini meliputi: (1) aktivitas ketika kerja

kelompok, (2) kemampuan memecahkan masalah secara

bersama-sama,(3)

kemampuan mempertanggung jawabkan hasil kerja

kelompok, dan (4) kemampuan menyusun laporan kerja kelompok.

Serta aspek yang diamati meliputi: keikut sertaan dalam berkelompok,

keseriusan dalam kerjasama dan aspek kekompakan, serta keseriusan

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition

(

CIRC

) merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang melibatkan

siswa secara berkelompok 2-4 siswa, untuk mengidentifikasi

unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen agar mendapatkan tema dalam

cerita, perwatakan tokoh, latar dan amanat dari suatu cerita pendek

atau bacaan sesuai dengan topik pembelajaran. Dalam penelitian ini

model

pembelajaran

Cooperative

Integrated

Reading

and

Composition

lebih sering disebut dengan pembelajaran kooperatif tipe

(23)

3. Bahasa Indonesia merupakan sebagai salah satu bahasa di dunia yang

memiliki peranan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia, Bahasa

Indonesia sebagai bahasa pemersatu serta mempunyai fungsi yang

sangat dominan dalam segala aspek kehidupan masyarakat.

5

5

(24)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Membaca

Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat

syaraf dan otot-otot

(neuromuscular)

yang lazimnya tampak dalam

kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya.

Meskipun sifatnya motorik, keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak

yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Dengan demikian, siswa yang

melakukan gerakan motorik dengan kesadaran yang rendah dapat

dianggap kurang atau tidak terampil.

6

Keterampilan membaca adalah kemampuan mengenali dan

memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan

melafalkan atau mencernanya di dalam hati. Membaca hakikatnya adalah

proses komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui teks yang

ditulisnya, maka secara langsung didalamnya ada hubungan kognitif antara

bahasa lisan dengan bahasa tulis. Tarigan berpendapat bahwa membaca

adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca melalui

media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca dengan demikian melibatkan

tiga unsur, yaitu makna sebagai unsur bacaan, kata sebagai unsur yang

6

(25)

membawakan makna dan simbol tertulis kedalam bahasa ujaran disebut

membaca.

7

Dengan demikian seseorang dikatakan mempunyai keterampilan

membaca jika sudah mampu menguasai lambang-lambang tertulis dengan

benar artinya seorang pembaca harus memiliki koordinasi gerak yang teliti

dimulai dari gerakan mata untuk melihat dan memahami

lambang-lambang tertulis kemudian dicerna dalam pikiran yang menghasilkan

lafal-lafal perkataan sehingga mampu membaca dengan lancar.

B. Pengertian Membaca Pemahaman

Membaca merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan

didahului oleh kegiatan melihat dan memahami tulisan. Kegiatan melihat

dan memahami merupakan suatu proses yang simultan untuk mengetahui

pesan atau informasi yang tertulis. Membutuhkan suatu proses yang

menuntut pemahaman terhadap makna kata-kata atau kalimat yang

merupakan suatu kesatuan dalam pandangan sekilas. Seseorang dikatakan

memiliki kemampuan membaca apabila ia dapat memahami fungsi dan

makna yang dibaca, dengan jalan: mengucapkan bahasa, mengenal bentuk,

memahami isi yang dibaca.

8

Membaca juga dapat dikaitan sebagai suatu metode yang kita

gunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang

dengan orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau

7

Iskandar wassit, dan Dadang Sunendar,Strategi Pembelajaran Bahasa,(Bandung: Remaja rosdakarya, 2009).289

8

(26)

14

tersirat pada lambang-lambang tertulis. Tingkat hubungan antara makna

yang hendak dikemukaan oleh penulis dan penafsiran atau interpretasi

pembaca turut menentukan ketepatan membaca. Makna bacaan tidak

terletak pada halaman tertulis tetapi berada dalam pikiran pembaca.

Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki

pengalaman yang berbeda-beda yang ia gunakan sebagai alat untuk

menginterpretasikan kata-kata tersebut.

9

Tarigan menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang

dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis.

10

Sedangkan Santoso menyatakan aktivitas membaca terdiri dari dua bagian,

yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca

sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan

membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang

dilakukan pada saat membaca.

11

Gilet dan temple berpendapat bahwa membaca adalah suatu proses

atau kegiatan yang mengacu pada aktivitas yang bersifat mental maupun

fisik yang melibatkan tiga hal pokok:

1. Pengetahuan yang telah dipunyai oleh pembaca.

2. Pengetahuan tentang struktur teks.

9

TIM STKIP Bina Insan Mandiri,Materi Pokok Keterampilan Membaca, (Surabaya: STKIP-BIM,2006),7

10

Tarigan,Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: angkasa, 2008),7 11

(27)

3. Kegiatan menemukan makna.

12

Jadi, berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

indra penglihatan dan pengucapan dengan memahami tulisan atau

lambang-lambang grafis untuk mendapatkan pemahaman.

Membaca pemahaman merupakan suatu proses memperoleh makna

yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah

dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan.

13

Selanjutnya

Tarigan menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan jenis

membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau

norma-norma kesastraan (

literal standar

), resensi kritis (

critikal review

), drama

tulis (

printed drama

) serta pola-pola fiksi (

patterns of ficion

).

14

Sejalan

dengan pendapat tersebut Sukirno mengungkapkan membaca pemahaman

merupakan membaca yang dilakukan dalam hati secara cermat dan teliti,

untuk mengetahui isi bacaan sampai kepada hal yang sekecil-kecilnya.

15

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut peneliti menyimpulkan

bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses membaca dimana

pembaca dapat mengingat kembali apa yang telah dibaca. Kegiatan

membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk

12

Samsu Somadayo, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2011),8

13

Samsu Somadayo……….,10 14

(28)

16

mendapatkan informasi yang mendalam serta pemahaman tentang apa

yang dibaca.

1. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang

yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami

dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam

kegiatan membacadikelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca

dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan

membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri.

(Menurut Blanton, dkk dan Irwin dalam Farida Rahim) tujuan

membaca mencakup:

a. Kesenangan.

b. Menyempurnakan membaca nyaring.

c. Menggunakan strategi tertentu.

d. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik.

e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah

diketahuinya.

f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tulis.

16

Menurut Tarigan tujuan utama dalam membaca adalah untuk

mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami

makna bacaan.

17

Sejalan dengan pendapat

tersebut

Nurma

16

Farida Rahim,Pengajaran Membaca.11 17

(29)

mengungkapkan tujuan dari setiap pembaca adalah memahami bacaan

yang dibacanya.

18

Dengan demikian, kegiatan membaca tidak hanya untuk

mendapatkan suatu informasi namun mencakup isi dan memahami

informasi-informasi penting yang diperoleh ketika membaca.

2. Manfaat Membaca

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut

terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif

antara lain dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang gemar

membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan

semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu

menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang.

Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam

suatu masyarakat terpelajar. Namun anak-anak yang tidak memahami

pentingnya belajar membaca, mereka tidak akan termotivasi untuk

belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terus-menerus, dan

anak-anak yang melihat tingginya nilai (

value

) membaca dalam

kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan

anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca.

Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang

semakin kompleks. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan

membaca. Tanda-tanda jalan mengarahkan orang yang bepergian

(30)

18

sampai pada tujuannya, menginformasikan pengemudi mengenai

bahaya di jalan, dan mengingatkan aturan-aturan lalu lintas. Disamping

itu, kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan

sehari-hari manusia. Beribu judul buku berjuta koran diterbitkan setiap

hari. Walaupun informasi bisa ditemukan dari media lain seperti

televisi dan radio, namun peran membaca tidak dapat digantikan

sepenuhnya. Membaca tetap memegang peranan penting dalam

kehidupan sehari-hari karena tidak semua informasi bisa didapatkan

dari media televisi dan radio

19

Berdasarkan paparan di atas begitu banyak manfaat yang dapat

diperoleh dalam membaca. Dengan membaca seseorang dapat

memperoleh pengetahuan dan wawasan baru karena dimulai dengan

membaca akan dapat memudahkan seseorang menjalani tuntutan

realitas kehidupan sehari-hari.

3. Jenis-jenis Membaca

Jenis membaca secara umum adalah membaca permulaan dan

membaca lanjut. Membaca permulaan diberikan pada siswa kelas 1

sampai kelas 2 sekolah dasar. Sedangkan membaca lanjut diberikan

kepada siswa sejak kelas 3 sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Jenis-jenis membaca lanjut adalah: (1) membaca kritis

bertujuan untuk menemukan fakta-fakta dalam bacaan, (2) membaca

cepat untuk menemukan gagasan pokok, (3) membaca telaah bahasa

19

(31)

untuk menelaah bahasa, (4) membaca bebas untuk mengisi waktu

luang.

20

Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca saat

membaca, proses membaca dapat dibedakan menjadi dua yaitu

membaca nyaring/ membaca bersuara dan membaca dalam hati.

Membaca dalam hati dapat dibagi menjadi membaca ekstensif yaitu

membaca secara luas. Termasuk dalam membaca ekstensif adalah

membaca survei: membaca dengan cara meneliti bahan bacaan,

membaca sekilas: membaca

dengan cepat, membaca dangkal:

membaca dangkal bertujuan untuk kesenangan seperti membaca

komik, novel, majalah dan sebagainya. Membaca intensif adalah study

seksama, telaah teliti dan penanganan terperinci.

21

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis

membaca terbagi menjadi dua yaitu membaca permulaan: tahap proses

belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal, prosesnya

berupa kegiatan mengamati tulisan untuk mengenali huruf dan

membedakan simbol-simbol gafis dan membaca tingkat lanjut:

merupakan tingkatan proses membaca untuk memperoleh isi pesan

yang terkandung dalam wacana dan menekankan pada pemahaman.

C. Indikator Keterampilan Membaca

Pada dasarnya proses membaca sangat kompleks dan rumit karena

melibatkan beberapa aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan

20

Nurma, Penerapan Strategi PQ4R, 32 21

(32)

20

mental. Sehingga proses membaca terdiri dari beberapa aspek yang

nantinya dapat disimpulkan menjadi suatu indikator yang diharapkan

untuk peningkatan keterampilan membaca pada siswa kelas V MI

Mambaul Ulum Jombang.

Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah :

1. Aspek sensori : yaitu keterampilan untuk memahami simbol-simbol

tertulis

2. Aspek perceptual : yaitu keterampilan untuk menginterpretasikan apa

yang dilihat sebagai symbol. Aspek ini akan berkembang dengan baik

jika dirangsang dan difungsikan melalui interaksi dengan lingkungan.

Jadi perlu ada pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan

perkembangan perceptual anak, yang akan membuat pembelajaran

menjadi menyenangkan.

3. Aspek schemata : yaitu keterampilan menghubungkan informasi

tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada. Schemata ini

berupa pengetahuan yang telah kita dapatkan yang tersimpan di dalam

memori kita.

4. Aspek berfikir : yaitu keterampilan membuat evaluasi dari materi yang

dipelajari. Aspek berfikir dimaksud adalah keterampilan mengingat,

(33)

5. Aspek afektif : yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca

yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca.

22

Kelima aspek tersebut secara harmonis akan menghasilkan

keterampilan membaca, yaitu terciptanya komunikasi yang baik antara

penulis dan pembaca. Penelitian ini disusun oleh peneliti dengan

maksud untuk meningkatkan keterampilan membaca cerpen pada

siswa kelas V. adapun indikator keterampilan membaca dibagi menjadi

dua kategori sebagai berikut:

a. Kuantitas

Kemampuan siswa dalam membaca dengan cepat (lancar

dan tidak terbata-bata). Dalam buku Jauharoti Alfin dipaparkan

pendapat dari Tampubolon yang menerangkan bahawa membaca

cepat bukan berarti asal membaca saja, sehingga setelah selesai

membaca tidak ada yang diingat dan dipahami. Dua hal pokok

yang harus diperhatikan ketika membaca cepat adalah tingkat

kecepatan dan presentase pemahaman bacaan yang tinggi.

23

b. Kualitas

Pandangan yang menganggap membaca sebagai proses

menerapkan perangkat keterampilan dengan tokoh terkemuka dari

teori ini: William S Gray. Pendapatnya: membaca tidak lain dari

kegiatan pembaca menerapkan sejumlah keterampilan mengolah

tuturan tertulis (bacaan) yang dibacanya dalam rangka memahami

22

Moh. Hanum, et. al,Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2007), hal 134

23

(34)

22

bacaan itu. Jenis-jenis keterampilan yang dianggapnya mendasar

sifatnya ialah:

1)

Keterampilan mengenal atau merekognisi kata.

2)

Keterampilan memahami isi tersurat, yang mencakup:

a)

Keterampilan menangkap ide pokok paragraf dan ide-ide

penjelas.

b)

Keterampilan menemukan hubungan antara ide dalam

bacaan.

c)

Keterampilan menangkap isi pokok bacaan.

3)

Keterampilan memahami isi yang tersirat yang meliputi:

a)

Keterampilan mengidentifikasi tujuan atau maksud

pengarang, “mood”, serta sikapnya terhadap pembaca.

b)

Keterampilan menalarkan pemilihan kata-kata, gaya

bahasa, dan retorik dari pengarang.

c)

Keterampilan menentukan nilai dan fungsi isi bacaan

berdasarkan pengetahuan serta pengalaman yang telah

dimiliki sebelumnya oleh pembaca.

24

D. Cerita Pendek Anak

Cerita pendek adalah karya sastra berbentuk prosa yang berupa

karangan narasi dan sebagian besar merupakan cerita fiksi. Cerita pendek

anak merupakan cerita pendek yang dibuat khusus untuk anak. Isi cerita

disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak untuk menafsirkannya.

24

(35)

Cerita pendek anak selain dibuat oleh anak, juga dapat dibuat oleh orang

yang lebih dewasa dengan tidak melupakan hakikat cerpen anak tersebut.

Cerita pendek anak sama seperti cerita pendek lainnya yang

memiliki beberapa unsur pembangun cerita. Unsur-unsur tersebut sengaja

diciptakan oleh pengarang untuk membangun jalannya cerita (unsur

intrinsik). Selain unsur intrinsik yang dibangun oleh pengarang, unsur lain

seperti lingkungan, adat, dan cara hidup masyarakat yang menjadi latar

cerita juga turut membangun cerita tersebut (unsur ekstrinsik).

25

1. Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya

sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra

hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara factual dapat

dijumpai jika seseorang membaca karya sastra. Berikut penjelasan

mengenai unsur intrinsik.

a. Tokoh dan Karakter Tokoh

Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita,

sedangkan watak, perwatakan, atau karakter menunjuk pada sifat

dan sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas pribadi

seorang tokoh.

b. Latar (

Setting

)

Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian

tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya

25

(36)

24

peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Unsur latar dapat dibedakan

ke dalam tiga unsur pokok, yaitu sebagai berikut.

1)

Latar Tempat : menunjukkan tempat terjadinya

.

2)

Latar Waktu: menunjukkan kapan terjadinya suatu peristiwa.

3)

Latar Sosial: menunjukkan prilaku social berupa adat istiadat,

tradisi.

c. Alur (

Plot

)

Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum

sebab akibat.alur biasa disebut juga susunan cerita atau jalan cerita.

d. Sudut Pandang (

Point of View

)

Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang

suatu peristiwa dalam cerita. Untuk mengetahui sudut pandang,

kita dapat mengajukan pertanyaan siapakah yang menceritakan

kisah tersebut?. Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya

sudut pandang orang pertama (gaya bercerita dengan sudut

pandang "aku"), sudut pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut

pandang campuran.

e. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan

penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan. Ruang lingkup dalam

tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi, penggunaan

majas,dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni

(37)

f.

Tema

Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut

juga ide pokok yang mendasari cerita.

g. Amanat

Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu,

baik hal yang bersifat positif maupun negatif. Dengan kata lain,

amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang berupa

pemecahan atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam

cerita.

2. Unsur Ekstrinsik Cerpen

Adapun unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di

luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun

cerita sebuah karya. Yang termasuk unsur ekstrinsik karya sastra

antara lain sebagai berikut.

a. Latar belakang masyarakat: yaitu pengaruh dari kondisi latar

belakang masyarakatlah yang sangat berpengaruh besar terhadap

terbentuknya sebuah cerita khususnya cerpen.

b. Latar belakang pengarang: biasanya berisikan biografi mengenai

riwayat hidup pengarang cerita yang ditulis secara keseluruhan,

kondisi psikologis: berisi kondisi mood atau keadaan yang

mengharuskan seorang pengarang menulis cerita, aliran sastra:

seorang penulis biasanya mengikuti aliran sastra tertentu.

26

26

(38)

26

E. Model Pembelajaran

CIRC

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran

hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang

dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan

implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat

diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum,

mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Menurut

Arends, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan

digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap

dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, pengelolaan

kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan

sebagai kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

27

Model pembelajaran Cooperative mewadahi bagaimana siswa

dapat bekerja sama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan

bersama. Situasi kooperatif merupakan bagian dari siswa untuk mencapai

tujuan kelompok, siswa harus merasakan bahwa mereka akan mencapai

tujuan, maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan

27

(39)

artinya, tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesama

anggota kelompoknya.

28

Jadi, model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

terprogram

untuk

membuat

siswa

belajar

dengan

aktif

dan

mengembangkan kreatifitas berfikir untuk meningkatkan penguasaan

terhadap materi pelajaran sehingga terciptanya suasana pembelajaran yang

menyenangkan.

1. Pengertian

CIRC

Salah satu model pembelajaran yang menekankan kerjasama tim

dalam menguasai kemampuan memahami bacaan adalah dengan

menggunakan model kooperatif tipe CIRC (

Cooperative Integrated

Reading And Composition

). Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini

pada umumnya digunakan untuk pembelajaran membaca di sekolah dasar

pada tingkat kelas atas.

Slavin (2010: 200) menyebutkan

Cooperative Integrated Reading

And Composition

(CIRC), yaitu sebuah program yang komprehensif untuk

mengajari pelajaran membaca, dan menulis pada kelas yang lebih tinggi di

sekolah dasar. Siswa bekerja dalam tim pembelajaran kooperatif yang

beranggotakan empat orang, mereka terlibat ke dalam serangkaian

kegiatan satu sama lain termasuk membacakan satu sama lain, membuat

perkiraan tentang isi cerita naratif, meringkas cerita, menuliskan

tanggapan atas cerita dan mereka juga bekerja sama untuk menguasai

28

(40)

28

gagasan utama.

29

Hal ini berkaitan dengan tujuan utama dari

CIRC

yaitu

menggunakan kelompok-kelompok kooperatif untuk membantu siswa

dalam mempelajari kemampuan dalam memahami bacaan yang dapat

diterapkan secara luas.

Dalam pembelajaran

CIRC

, setiap siswa bertanggung jawab

terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan

ide- ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas, sehingga

terbentuk pemahaman dan pengalaman belajar yang lama. Proses

pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi dengan lingkungan.

30

2. Langkah- Langkah model

CIRC

Model

CIRC

ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru membentuk kelompok- kelompok yang masing-masing terdiri

dari 4 siswa.

b. Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran.

c. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok,

mengidentifikasi unsur-unsur cerita kemudian memberikan tanggapan

terhadap wacana yang ditulis pada lembar kertas.

d. Siswa mempresentasikan/ membacakan hasil diskusi kelompok.

e. Guru memberikan penguatan (reinforcement).

f. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan.

31

29

Robert E Slavin,Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, (Jakarta:PT.Indeks Permata Puri Media,2011), 23

30

Miftahul huda,Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran, (PUSTAKA PELAJAR: Yogyakarta, 2013), 221

31

(41)

3. Penerapan model

CIRC

dalam pembelajaran di kelas

Penerapan model pembelajaran

CIRC

untuk meningkatkan

keterampilan membaca dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Guru menerangkan pokok bahasan yaitu tentang materi cerpen kepada

siswa, dapat digunakan buku paket atau LKS yang berisi materi yang

akan dibahas.

b. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

c. Guru membagikan teks cerita dan lembar kerja yang akan dibaca dan

dijawab oleh siswa secara berdiskusi bersama kelompoknya.

d. Setiap kelompok berdiskusi bersama untuk menjawab soal yang

diberikan guru, saling membacakan dan memberikan tanggapan pada

wacana yang dibaca.

e. Siswa menuliskan jawabannya pada lembar jawaban yang tersedia.

f. Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk membacakan hasil

dari kerja kelompok.

g. Guru dan siswa bersama-sama memberikan kesimpulan dari topik yang

dipelajari.

h. Guru memberikan tugas evaluasi guna mengetahui pemahaman siswa

terhadap materi cerpen.

4. Kelebihan dan Kekurangan Model

CIRC

a. Kelebihan model

CIRC

Adalah:

1)

seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga

(42)

30

2)

pembelajaran

CIRC

dapat menumbuh-kembangkan keterampilan

berpikir anak.

3)

pembelajaran

CIRC

menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis

(bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemuai

dalam lingkungan anak.

4)

pembelajaran

CIRC

dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa

kearah belajar yang dinamis, optimal dan tepat guna menumbuh

kembangkan interaksi sosial anak seperti kerjasama, toleransi,

komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain.

5)

dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.

6)

membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan

aspirasi guru dalam mengajar.

b. Kekurangan Model

CIRC

:

Kekurangan dari model pembelajaran

CIRC

tersebut antara

lain:

Dalam model pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata

pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga model ini tidak dapat

dipakai untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran

lain yang menggunakan prinsip menghitung.

32

Selain itu karena model

CIRC

ini merupakan sistem kerja berkelompok, pada saat presentasi

tidak semua siswa bisa aktif tampil.

32

(43)

F. Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa

memiliki

peran

sentral

dalam

perkembangan

intelektual, social, dan emosional peserta didik. Bahasa juga

merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik

mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan

gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang

menggunakan bahasa tersebut.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa

Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karyakesastraan Indonesia.

33

Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan, bahwa

pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan suatu pembelajaran yang

memiliki peranan penting karena Bahasa Indonesia merupakan bahasa

nasional. Dalam kurikulum 2006 disebutkan bahwa pembelajaran

bahasa Indonesiabertujuan untuk memberikan kemampuan berbahasa,

sehingga siswa

dapat menggunakan

Bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional

dan sosial. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia siswa dapat

menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

33

(44)

32

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan

dan kemampuan berbahasa.

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Agar peserta didik memiliki beberapa kemampuan yaitu:

a.

Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

b.

Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan dan bahasa negara.

c.

Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat

dan kreatif untuk berbagai tujuan.

d.

Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan social.

e.

Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

f.

Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai

khasanah budaya dan Intelektual manusia Indonesia.

34
(45)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan (

Action

Research

) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di kelas.

34

Dalam pelaksanaanya, penelitian tindakan kelas ini, menggunakan

model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model yang selama ini

menjadi acuan pokok dari berbagai model

action research,

terutama

classroom action research

(CAR). Lewin adalah orang pertama yang

memperkenalkan

action reserch.

Konsep pokok

action reserch

menurut

Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (

planning

), (2)

aksi atau tindakan (

acting

), (3) observasi (

observing

), dan (4) refleksi

(

reflecting

), hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan

sebuah siklus.

35

Berdasarkan uraian di atas, tujuan PTK adalah agar terjalinnya

hubungan antara guru dengan siswa melalui pembelajaran yang baik. Dan

guru mampu mengevaluasi kekurangan dalam pembelajarannya sehingga

kemampuannya sebagai seorang pengajar dapat lebih meningkat dan lebih

profesional. Serta dapat mempengaruhi terhadap peningkatan kualitas

34

Ibadullah Malawi, Penelitian Pendidikan, (Madiun: IKIP PGRI Madiun, 2011), 56 35

(46)

35

siswanya dalam belajar di kelas baik dalam segi pengetahuan maupun

kreatifitas dalam berfikir.

[image:46.595.140.524.234.536.2]

Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model

Kurt

Lewin

akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut.

Tabel 3.1 Model PTK menurut Kurt Lewin

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif walaupun

data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian tindakan

kelas berbeda dengan penelitian formal yang bertujuan untuk menguji

hipotesis dan mengembangkan teori yang bersifat umum (

general

).

Penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja,

sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun

Identifikasi Masalah

SIKLUS I

SIKLUS II Perencanaan

ulang Observasi (observing) Refleksi

(reflecting

)

Perencanaan (planning)

Tindakan (acting)

(47)

demikian hasil PTK dapat saja diterapkan oleh orang lain yang

mempunyai latar yang mirip dengan yang dimiliki peneliti.

36

B.

Setting Penelitian Dan Subyek Penelitian

1.

Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Mambaul Ulum Jogoroto

Jombang. Sekolah ini dipimpin oleh, Bapak Habiburrohman S.Pd. MI

Mambaul Ulum memiliki 8 ruang kelas dan satu ruang laboratorium,

satu ruang kantor dan serta satu ruang perpustakaan. Kelas yang

digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah ruang kelas V.

Alasan pemilihan sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian

adalah karenaadanya permasalahan yang terjadisebagaimana peneliti

sampaikan pada latar belakang. selain itu lokasinya yang mudah

dijangkau oleh peneliti, serta waktu dan biayapenelitian dapat

dijangkau dengan mudah oleh peneliti sehingga peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di sekolah tersebut.

2.

Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VMI Mambaul Ulum.

Tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 8 siswa

perempuan dan 12 siswa laki-laki.

3.

Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016

4.

Variabel yang diteliti

36

(48)

37

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik fokus untuk

menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu :

a.

Variabel

Input

:

Variabel

input

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

siswa kelas VB MI Mambaul Ulum Jogoroto Jombang tahun ajaran

2015/2016

b.

Variabel Proses:

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

CIRC

(

Cooperative Integrated Reading and Composition

).

c.

Variabel

Output

:

Variabel

output

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan siswa dalam peningkatan keterampilan membaca

pemahaman cerita pendek pada pelajaran Bahasa Indonesia.

C.

Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian Kurt

Lewin. Model penelitian tindakan kelas menurut Lewin terdiri dari empat

komponen, yaitu: (1) perencanaan (

planning

), (2) aksi atau tindakan

(

acting

), (3) observasi (

observing

), dan (4) refleksi (

reflecting

).

37

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tindakan dengan

menggunakan model

CIRC

, mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek

pengajaran keterampilan membaca pemahaman. Dengan harapan adanya

peningkatan dalam keterampilan membaca cerpen. Beberapa prosedur

37

(49)

yang peneliti lakukan di kelas VB MI Mambaul Ulum Jombang sebagai

berikut:

1.

Siklus I

a.

Perencanaan (

planning

)

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus

dilakukan peneliti antara lain:

1)

Membuat RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran).

2)

Membuat instrument penilaian Tes.

3)

Mempersiapkan instrument panduan wawancara.

4)

Mempersiapkan instrument lembar observasi guru dan siswa.

b.

Pelaksanaan (

acting

)

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah

dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual. Meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

c.

Pengamatan (

Observing

)

Pada tahap pengamatan ini, kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai berikut:

1)

Mengamati guru dalam proses pembelajaran.

2)

Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

3)

Melakukan wawancara kepada guru.

(50)

39

Pada tahap ini guru dan observer mengevaluasi seluruh

tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil observasi. Hasil

observasi dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk mengetahui

tingkat

keberhasilan

dan

mencari

kendala-kendala

atau

kekurangan-kekurangan selama pembelajaran berlangsung. Jika

ternyata hasil yang diperoleh belum berhasil maka akan dilakukan

siklus selanjutnya.

2.

Siklus II

a.

Perencanaan (

planning

)

1)

Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pada

siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

2)

Mengembangkan tindakan dari siklus I.

b.

Tindakan (

acting

)

Melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia materi

cepen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

CIRC

sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran dari siklus I.

c.

Pengamatan (

observing

)

1)

Mengamati perilaku guru dan siswa-siswi dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran siklus II.

2)

Memantau

kegiatan

diskusi

siswa-siswi

terhadap

pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan RPP pada

siklus II.

(51)

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan

siklus II serta diskusi dengan guru untuk mengevaluasi dan

membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran Bahasa

Indonesia materi membaca cerpen dengan menggunakan model

CIRC

dalam meningkatkan keterampilan membaca setelah

dilaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari siklus I sampai

siklus II.

D.

Data dan Cara Pengumpulannya

1.

Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk

statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang

dimaksud.

38

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ada dua

macam, yaitu:

a.

Data kualitatif

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi:

1)

Materi yang disampaikan dalam penelitian Tindakan Kelas.

2)

Model yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas.

b.

Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud

angka-angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif pada

penelitian ini meliputi:

38

(52)

41

1)

Data jumlah siswa kelas V.

2)

Data prosentase ketuntasan minimal.

3)

Data nilai siswa.

4)

Data prosentase aktivitas guru dan siswa.

2.

Cara Pengumpulan Data

Malawi menyatakan bahwa teknik pengumpulan data

merupakan teknik yang digunakan untuk menjaring data yang

diperlukan sesuai dengan sampel yang telah ditentukan.

39

a.

Observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku

dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara

langsung.

40

Dalam penelitian tindakan kelas, pada siswa kelas VB di MI

Mambaul Ulum Jombang. Observasi dilakukan untuk mengamati

aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan

penerapan model kooperatif tipe

CIRC

. Observasi terhadap guru

difokuskan pada kinerja guru dalam menerapkan model

pembelajaran

CIRC

. Sedangkan observasi siswa difokuskan pada

aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran

CIRC

pada pelajaran Bahasa

Indonesia.

39

Ibadullah Malawi, Penelitian Tindakan Kelas...hal 14 40

(53)

b.

Wawancara

Wawancara dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang

dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan

mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada para responden.

41

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data pra siklus atau sebelum penerapan model

pembelajaran

CIRC

dan wawancara ini dilakukan untuk

mengetahui kesulitan apa saja yang dialami oleh guru pada saat

melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia. Wawancara tersebut

dilakukan di MI Mambaul Ulum dengan guru mata pelajaran

Bahasa Indones

ia yaitu ibu Na’imatus Sholi

ha, S.Pd, sehingga

peneliti menemukan gambaran tentang kemampuan siswa pada

kelas VB di MI Mambaul Ulum.

c.

Tes

Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakkan atau

sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk

mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan cakupan materi

yang dipersyaratkan dan sesuai dengan pengajaran tertentu.

42

Tes yang diberikan berupa tes tertulis uraian yang

diberikanketika siswa berdiskusi kelompok untuk mengetahui

pemahaman siswadalam menentukan ide pokok, menentukan tokoh

41

Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), 39

42

(54)

43

dan perwatakan, menentukan amanat, serta menentukan latar suatu

cerpen.

d.

Penilaian performance

Penilaian performance digunakan peneliti dalam menilai

kegiatan peserta didik dalam menyimpulkan isi cerita anak dengan

bahasa sendiri, tes tersebut diberikan pada siswa kelas VB MI

Mambaul Ulum guna mendapatkan

Gambar

Tabel 3.2 Tingkat keberhasilan belajar ..........................................................47
Tabel 3.1 Model PTK menurut Kurt Lewin
  Tabel 3.2           Tingkat keberhasilan belajar

Referensi

Dokumen terkait

Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa tindak pidana yang dimaksud dalam Pasal 136 bis tersebut adalah tindak pidana biasa yakni tindak pidana yang dilakukan “dengan lisan”

[r]

” Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang diteliti yaitu 2 variabel bebas yaitu perilaku kewirausahaan (X1) dan diferensiasi produk (X2), serta varibel terikat

[r]

Pelanggan Pengguna Jasa Lapangan Futsal (Studi Kasus Pada IFI Futsal Bandung)”. Bandung: Fakultas Ekonomi

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan kasih dan sayang-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang

Hasil BER yang didapatkan dapat digunakan sebagai perbandingan nilai ketika sistem OFDM diimplementasikan pada WARP menggunakan teknik PTS dan tanpa teknik PTS

Data tersebut oleh penulis dihitung dengan menggunakan rasio keuangan, dianalisis dan dicari arti atau maksud dari rasio tersebut sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan dari