• Tidak ada hasil yang ditemukan

03 Permenkes No.168 thn 2005 ttg Prekusor Farmasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "03 Permenkes No.168 thn 2005 ttg Prekusor Farmasi"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN M

DENGAN RAHMAT T ENTERI KESEHATA Menimbang :

Mengingat :

a. Bahw di sat kegiatan i disalahgu narkotika b. Bahwa

denga akan m instabilita keamanan oleh kare c. Bahwa se

u d

keten n Undang-U

Peraturan Menteri Kesehatan tentang Prekursor Farm ;

1. Unda U Kesehatan Nomor Nomor 34 2. Undang-U

Peng h Wor Pembentu Lernbaran Tambaha 3. Unda U

Peng h

Substances 1971( Konvensi Psikotropika 1971) , (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 100,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3657 ) 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang

ENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 168/Menkes/Per/ll/2005 TENTANG

OR FARMASI

UHAN YANG MAHA ESA N REPUBLIK INDONESIA, PREKURS

M

a precursor sebagai salah satu atau bahan u sisi sangat dibutuhkan dalam berbagai ndustri dan di sisi lain sangat potensial nakan untuk keperluan memproduksi atau psikotropiksae cara gelap;

penggunaan precursor tidak sesuai n peruntukkannya atau disalahgunakan

enimbulkan gangguan kesehatani, s bidang ekonomi, gangguan

serta kejahatan secaraz internasional, na itu perlu diawasi secara ketat.

hubungan dengan pertimbangan pada hur f a an huruf b, dan sebagai pelaksanaan tua Undang-Undang Psikotropika dan

ndang Narkotika, perlu ditetapkan asi

ng- ndang Nomor 23 Tahun 1992 tentang (Lembaran Negara Tahun 1992 100, Tambahan Lembaran Negara

95)

ndang Nomor 7 Tahun 1994 tentang esa an Agreement Establishingz The ld Trade Organization (Persetujuan

(2)

Psikotrop Nomor 10 3 671) 5. Undang-U

Pengesah llicit Traf Subs e Bang te Narkotika Negara Lem 6. Unda U

Narkotika Nomor 67 3698 7. Unda U

Perlindun Tahun 19 Nega 8. Kepu a

tentang Kew Departem 9. Keputusa

tenta Departem 10. Peraturan

Men Psiko 11. Peraturan

Men impo 12. Keputusa

Men Psiko 13. Keputusa

Men Nark

14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 12TT/ Menkes /SK/XI/ 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan

15. Keputusan Menteri Perindustrian dan ika (Lembaran Negara Tahun 1997

, Tambahan Lembaran Negara Nomor ndangN omor 7 Tahun 1gg7 tentang an United Nations Convention Againstl fic in Narcotic Drugs and Psychotropic tanc s 1988 (Konvens Perserikatan

Bangsa-sa ntang PemberantaBangsa-san Peredaran Gelap dan Psikotropika 1988),( Lembaran Tahun 1997 Nomor 17 Tambahan baran Negara Nomor 3673)

ng- ndang Nomor 22 Tahun 1997 tentang ( Lembaran Negara Tahun 1997

, Tambahan Lembaran Negara Nomor )

ng- ndang Nomor 8 Tahun 1999 tentang gan Konsumen (Lembaran Negara

99 Nomor 42, Tambahan Lembaran ra Nomor 3821):

tus n Presiden Nomor 102 Tahun 2001 Kedudukan dan Tugas Fungsi enangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja

en

n Presiden Nomor 109 Tahun 2001 ng Unit Organisasi dan Tugas Eselon I

en

Menteri Kesehatan Nomor 688/ kes/ per/ VIl/ 1997 tentang Peredaran

tropika

Menteri Kesehatan Nomor 7 88/ kes/ per/ Vll/ 1997 tentang Ekspor dan

r Psikotropika

n Menteri Kesehatan Nomor 917/ kes/ SK/ Vllll 1997 tentang Jenis Prekurso

tropika

n Menteri Kesehatan Nomor 8 90/ kes/ SK Vlll/ 1998 tentang Jenis Prekursor

(3)

Perdagangan n 2A04 tentang

Ket rsor

MEMUTUSKA

Menetap n : PERATURA HATAN

TENTANG PREKU RMASI

Dalam Pe 1. Prekursor

tertentu y keperluan 2. Narkotik tanaman penur meng dibedakan Undang Keseh 3. Psikot

narkotika susunan s menta 4. lmpor

Farmasi, menggun produ 5. lmpor Farma

penun k tribusikan kepada

industry farmasi sebagai pengguna akhir prekursor.

6. Menteri adalah Menteri yang bertanggun jawab di bidang kesehatan. 7. Direktur Jenderal adalah DirekturJenderal Kesehata Departemen

Kesehatan Pelayanan Kefarmasian dan Alat

Nomor 647 Tahu entuan lmpor Preku

N

ka N MENTERI KESE

SOR FA BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

raturan ini yang dimaksud dengan:

Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia ang dapat digunakan sebagai bahan baku/ penolong untuk proses produksi industry farmasi.

adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan unan atau perubahan kesadaran hilangnya rasa, mengurangi sampai hilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungayna, ng ke dalam golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-atau yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri atan.

ropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan yang berkhasiat sikoaktif melalui pengaruh selektif pada

araf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas l dan perilaku.

tir Produsen Prekursor Farmasi, selanjutnya disebut Prekursor adalah perusahaan memiliki industry farmasi yang akan precursor sebagai bahan baku atau bahan penolong proses ksi yang mendapat penunjukan untuk mengimpor sendiri prekursor. tir terdaftar Prekursor Farmasi selanjutnya disebut lT Prekursor

si adalah Pedagang Besar Bahan Baku Farmasyi ang mendapat an untuk mengimpor prekursor guna didis

(4)

BAB II

JENIS PREKURSOR FARMASI Pasal 2

Jenis prekursor yang dipergun dibidang farmasi sebagaimana tercantum dalam lampiran I peraturan ini.

1. Preku oleh p Farma ( Pedagan 2. Penunjuk

Pasal 1 bu

3. Untuk d imana

dimaksud harus

mengajuk ral dengan

melampir a. Foto k i b. Foto k i c. Foto k d. Foto k e. Re na f. Su

kebutu g. Foto k 4. At

ayat (3), lakan

sebagai lP prekursor Farmasi paling lambat dalam jangka waktu 15 (lima belas)hari kerja terhitung sejak permohonan di terima dengan lengkap. 5. Bentuk dokumen penunjukan sebagai lP Prekursor Farmasi

sebagaimana tercantum dalam Lampiran ll p ran ini.

akan untuk keperluan proses produksi

BAB III

PERSYARATAN PENUNJUKAN Pasal 3

rsor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hanya dapat diimpor erusahaan yang telah mendapat menunjukan sebagai lP_Prekursor si (lndustri Farmasi) atau penunjukan sebagai lT Prekursor Farmas

g Besar Bahan Baku Farmasi).

an sebagai IP Prekursor Farmasi sebagaimana di maksud dalam 4

tir ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

apat ditunjuk sebagai IP Prekursor Farmasi sebaga angkutan pada ayat (1), perusahaan yang bers

an permohonan tertulis kepada Direktur Jende kan dokumen:

op lzin Usaha Industri Farmasi

op Angka Pengenal lmporti Produsen( APlP ) opi Tanda Daftar Perusahaa (TDP)

opi Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP) nca produksi selama1 (satu) tahun

rat pernyataan dari penanggung jawab produksi yang menyatakan han precursor selama1 (satu) tahun dan

opSi IIVSP Apoteker penanggung jawab produksi.

as permohonan tertulis perusahaan sebagaimana dimaksud pada irektur Jenderal menerbitkan persetujuan dan atau peno D

(5)

Pasal 4

jukan sebagai lP Prekursor Farmasi sebagaimana dimaksu dalam ng mencakup masa berlaku penunjukan lP Prekursor Farmasir 1. Penun

Pasal 3 ya Negar diimpo 2. Penerbita

diterbitka selama 1

3. Perusahan yang telah mendapatkan penunjukan sebagai IP Prekursor Farmasi hanya dapat mengimpor precurs -mata untuk kebutuhan proses

diperd

1. Penunjukan sebagai IP Prekursor Farmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 berlaku selama1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang kembali. 2. Penun

ayat (1

1. Penunjuk Farmasi) DirekturJ

2. Untuk d ana

dimaksud harus

mengajuk dengan

melampir a. Surat b. Foto k i c. Foto k d. Foto k e. Foto k f. Foto

pengalam

g. Surat pernyataan tidak keberatan impor precursor dari apoteker penanggung Jawab pedagang besar bahan baku farmasi

h. Rencana pendistribusian ke industry farmasi pengguna akhir dan i. SIK atau SP Apoteker penanggung jawab pedagang besar bahan baku

farmasi.

a asal, pelabuhan tujuan jumlah dan jenis precursor yang dapat r.

n lP Prekursor Farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) n dengan memperhatikan kapasitas dan rencana produksi

atu) tahun. (s

or s matae

produksi industry farmasi yang dimilikinya dan dilarang agangkan dan atau dipindahtangankan.

Pasal 5

jukan sebagai lP Prekursor Farmasi sebagaimana dimaksud pada ) bila tidak diperpanjang dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 6

an sebagai lT Prekursor Farmasi( Pedagang Besar Bahan Baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal1 butir5 ditetapkan oleh

e end ral,

bagaim apat ditunjuk sebagai lT Prekursor Farmasi se

pada ayat (1), perusahaan yang bersangkutan Jenderal ane permohonan tertulis kepada Direktur

kan dokumen : n

lzi Usaha Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi op Surat lzin Usaha Perdagangan (SIUP) opi Angka Pengenal lmportir Umum (APlU) opi Tanda Daftar Perusahaa (TDP)

opi Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP) p

(6)

3. Atas p

2), Direk gai IT Prekursor

Farmasi Paling lambat dalam jangka w (lima belas) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima.

4. Bentu o tercantum

1. Penunjuk am

Pasal 6 berlaku paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang kembali.

2. Penun ana di maksud pada

ayat (1 u.

Perusahaa

a. Penunjukan sebagai IP Prekursor Farmasi d an b. Penunjukan sebagai IT Prekursor Farma

Dilarang untuk mengalihka si atau

lT Prekursor Farmasi dan epada

pihak lain.

1. Mente indust 2. Rencana

berda rk perkiraan kebutuhan precursor secara nasional

3. Menteri mengatur lebih lanjut penyusunan rencana kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) secarater koordinasi dengan instansi terkait.

ermohonan tertulis perusahaan sebagaimana di maksud pada ayat( tur Jenderal Menerbitkan Persetu uan Sebaj

aktu 15

k d kumen penunjukan sebagai lT Prekursor Farmasi sebagaimana dalam Lampiran lll peraturan ini.

Pasal 7

an sebagai IT Prekursor Farmasi sebagaimana dimaksud dal

jukan sebagai lT Prekursor Farmasi sebagaim p

) a abila tidak diperpanjan dinyatakan tidak berlak Pasal 8

n yang telah mendapat:

si

n atau mengatas namakan Prekursor Farma atau persetujuan imp r precursor tersebut ko

BAB IV

RENCANA KEBUTUHAN TAHUNAN Pasal 9

ri menyusun rencana kebutuhan precursor untuk kepentingan ry farmasi dan ilmu pengetahuan setiap tahun.

kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun an jumlah persediaan dan

(7)

BAB V PEREDARA

1. Setiap memb diedarkan.

2. Industri farmasi yang menggun dalam kegiatan industrinya harus membuat catatan penggunaan prekursor.

3. Industri farmasi dilarang menggunakan prekursor yang tidak sesuai dengan kegiatan usahanya.

Prekursor sebagaimana diimaksud dalam pasal 2 hanya dapat di impor oleh perusahaan yang telah mendapat penunjukan sebagai lP Prekursor Farmasi(i

Pedagang

1. Perusahaa Farmasi h langsung

2. Industri F ng memperoleh precursor dari lT Prekursor Farmasi sebagaimana di ada ayat (1) hanya menggunakan precursor dimaksud seba baku/ penolong proses produ

tangan

1. Setiap kali impor prekursor yang dilakukan oleh lT Prekursor Farmasi harus mendapat persetujuan impor terlebih dahulu dari Direktur Jenderal yang mencakup masa berlaku persetujuan impor jumlah dan jenis

N Bagian Pertama

Produksi Pasal 10

perusahaan yang memproduksi dan mengedarkan precursor wajib uat catatan tentang precursor farmasi yang diproduksi dan

akan precursor

Bagian Kedua Impor Pasal 11

ndustri Farmasi) atau penunjukan sebagai IT Prekursor Farmasi Besar Bahan Baku Farmasi).

Pasal 12

n yang telah mendapat menunjukan sebagai lT Prekursor anya dapat mengimpor prekursour untuk didistribusikan secara tanpa perantara kepada industry Farmasi pengguna akhir.

rmasi pengguna akhir ya a

maksud p gai b han a

ksinya dan dilarang memperdagangkan dan atau memindah kan pada pihak lain.

(8)

precur tujuan.

2. Persetujuan impor sebagaimana dimaks yat (1) ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

3. Bentu dalam

Prekursor yang diimpor tidak sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini harus dimusnahkan atau di ekspor kem uai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

1. Preku oleh p Farma 2. Setiap

terlebih dahulu dari Direktur Jenderal.

3. Persetujuan ekspor sebagaimana yat (2) Direktur Jenderal.

4. Bentuk dokumen persetujuan ekspor precursor sebagaimana lampiran IV peraturan ini.

1. Trans p atau p undan an

2. Setiap perubahan Negara tujuan impor dan ekspor precursor pada transito,harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal.

3. Ketentuan tentang tata cara memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri.

sor, tujuan penggunaan, nama eksportir, Negara asal, pelabuhan ud pada a

k dokumen persetujuan impor prekursor sebagaimana tercantum lampiran lV peraturan ini.

Pasal 14

bali ses

Bagian Ketiga Ekspor Pasal 15

rsor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hanya dapat diekspor erusahaan yang telah mendapat menunjukan sebagai lT Prekursor si (Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi)

kali ekspor precursor farmasi harus mendapat persetujuan ekspor dimaksud pada a

Bagian Keempat Transito Pasal 16

ito rekursor harus dilengkapi dengan dokumen persetujuan impor ersetujuan ekspor yang sah sesuai ketentuan peraturan

(9)

Pasal 17

an dan pengemasan kembali prekursor pada transito hanya 1. Pengemas

dapat dilakukan pada precursor dan kemasan precursor yang mengalami kerusakan.

2. Pengemasan dan pengemasan kemb gaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan dibawah pengawasan Pe jabat Bea dan Cukai.

1. Prekursor indust 2. Preku

disalurkan oleh industry farmasi yang bersangkutan dan atau pedagang besar bahan baku farmasi yang izin dari Direktur Jenderal.

3. Setiap kegiatan penyaluran prekursor harus dilengkapi dengan dokumen penyaluran.

1. Prekursor hanya dapat digunakan untuk tujuan industry farmasi dan ilmu pengetahuan.

2. Setiap industri farmasi dilarang menggunakan precursor untuk memp

untuk

Pasal 20

Industri farmasi yang menggunakan prekursor untuk memproduksinya narkotik dan psikotropika harus mendapat izin dari Menteri.

ali precursor seba

Bagian Kelima Penyaluran

Pasal 18

yang diproduksi dan diimpor hanya dapat disalurkan kepada ry farmasi atau lembaga ilmu pengetahuan.

rsor yang digunakan untuk tujuan industry farmasi hanya dapat telah mendapat

Bagian Keenam Penggunaan

Pasal 19

(10)

Pasal 21

Setiap prekursor yang disimpan dimiliki ata n harus dapat

dibuktikan diperoleh secara alam

Pasal 10, Pasal 11,Pasa12, Pasa 13, Pasa 14, Pasal 15, Pasa 16, Pasa 17,P asa 18 dan Pasal 19.

Pasal 22 Setiap in

industriny

1. Perus Farma setiap bu

paling lam berikutnya dari setiap bulan pelaksanaan impor dan penggunaannya.

2. Bentuk laporan, tertulis dari perusahaan yang telah memperoleh penun

lampi

1. Perus Preku Jenderal

prekursor al 15 (l a belas) bulan berikutnya dari setiap bulan pelaksanaan impor dan pendistribusiannya.

2. Bentuk laporan tertulis dari perusahaan yang telah memperoleh penunjukan sebagai lT Prekursor Farmasi sebagaimana tercantum dalam lampiran Vl peraturan ini.

u digunaka

sah sesuai ketentuan sebagaimana diatur d

BAB VI

PENCATATAN DAN PELAPORAN

dustry farmasi yang menggunakan prekursor dalam kegiatan a harus melakukan pencatatan.

Pasal 23

ahaan yang telah mendapat menunjukan sebagai lP Prekursor si wajib menyampaikan laporan tertulis kepada Direktur Jenderal

lan tentang pelaksanaan impor dan penggunaan prekursor, bat pada tanggal 15 bulan

jukan sebagai lP Prekursor Farmasi sebagaimana tercantum dalam ran V peraturan ini.

Pasal 24

(11)

BAB VII PENANDAAN

Pasal 25

rus diberi wadah atau kemasan, 1. Setiap precursor yang diedarkan ha

2. Wadah atau kemasan sebagaimana dim ayat (1) wajib diberi penandaan berupa tulisan

3. Ketentuan tentang pers aimana

dimaksud pada ayat(2) diatur lebih lanjut oleh Menteri.

1. Pembinaa dilakukan 2. Pemb

a. Te

b. Mencegah terjadinya pe

c. Melindungi masyarakat dari bahaya gunaan precursor dan d. Memberantas peredaran gelap preku

3. Dalam berba

1. Mente bawah tan 2. Pengawas

pengawas ses 3. Dalam rn

petugas p a. Melak

pr pe b. Meme

c. Melakukan pengamanan terhadap precursor yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana di atur dalam Peraturan Menteri ini.

4. Petugas pengawas dalam melaksanakan ketlap kegiatan pengawasan harus dilengkapi dengan surat tugas sesuai ketentuan yang berlaku.

aksud pada “PREKURSOR".

yaratan dan tata cara penandaan sebag

BAB VIII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 26

e

n t rhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan precursor oleh Menteri.

inaan sebagaimana di maksud pada ayat(1) diarahkan pada: rpenuhinya prekursor untuk kepentingan industry farmasi

nyalah gunaan precursor penyalah rsor.

melaksankan pembinaan, Menteri dapat bekerjasama dengan gai instansi, organisasi kemasyarakatan terkait lainnya

Pasal 27

ri melakukan pengawasan terhadap precursor yang berada di u

gg ng jawabnya

an sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh petugas uai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. elaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) engawas berwenang:

ukan pemeriksaan setempat dan atau mengambil contoh ecursor pada sarana produksi penyaluran, penyimpanan dan

redaran.

(12)

1. Pelanggaran dikenakan sanksi 2. Sanksi admin a

a. Pencabuta 1. Meng

denga a Farma 2. Memp

diimporny 3. Tidak me

2 (dua) ka 4. Terdapat

tin pe pengad denga mema a b. Pencabuta

1. Meng dengan ya 2. Tidak me

2(dua) ka 3. Terdapat

pe

penyalahgunaan narkotik dana atau psikotroplka yang memanfaatkan precursor yang diimpornya.

3. Pencabutan penunjukan lP Prekursor Farmasi dan lT Prekursor Farmasi sebagaimana di maksud pada ayat (2) dilakukan oleh Direktur Jenderal.

BAB IX SANKSI Pasal 28

terhadap ketentuan dalam administratif.Peraturan ini istr si sebagaimana dimaksud pada ayat( 1) dapat berupa:

n penunjukan sebagai IP Prekursor Farmasi apabila :

impor prekursor yang jenis atau jumlahnya tidak sesuai n y ng tercantum dalam dokumen penunjukan IP Prekursor

si.

erdagangkan atau memindahtangankan prekursor yang a.

laporkan realisasi impor dan penggunaannya se banyak li dalam waktu 3 (tiga) bulan.

cukup bukti melakukan pelanggaraan atau dugaan dak pidana yang befkaitan dengan penyalah gunaan nunjuk n lP Prekursor Farmasi atau dinyatakan bersalah oleh a

ilan atas pelanggaran dan tindak p idana yang berkaitan n penyalahgunaan narkotik dan atau psikotropika yang nfa tkan precursor yang diimpornya.

n penunjukan sebagai IT Prekursor Farmasi, apabila:

impor prekursor yang jenis atau Jumlahnya tidak sesuai ng tercantum dalam dokumen persetujuan impor.

laporkan realisasi impor dan pendistribusian sebanyak li dalam waktu 3 (tiga) bulan.

(13)

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 29

Industri Farmasi dan Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi harus menyesuaikan dengan ketentuan m Peraturan Menteri ini paling lambat 3 (tiga) bulan.

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik In

Ditetapkan di Jakarta Pa

Menteri Kesehatan ,

Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP(K) sebagaiman diatur dalaa

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 30

donesia.

(14)

Lampiran I

Peraturan Menteri Kesehatan / Menkes/Per.II/20

nggal : 2 Februari

ENIS PREKURSOR FARMA

No arang No H.S Cas

Nomor : 168 05

Ta 2005

DAFTAR J SI

Nama B No.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Anh Asa Asa f Aseton Etil Eter Kal e Met Tolu

Asa nilat dan

gara Efed Ergom nya Erg lsos Asa r

3,4- M tile il-2 prop

1-Fe p Piperonal

Pseudo efedrina (lNN) dan garam ya Safrol Nor n Asa r Dietil eter - MutuF - Lain-lain

Asam fenil asetat dan garamny Pipe

Asam sulfat :oleum

- Asam sulfat dari Copper smelter - Lain - lain

2915 24.00 2806.10.00 2807.00.00 2914.11.00 2909.1 1.00.00 2841.61.00 2914.12.00 2902.30.00 2924.23.00 2939.41.10 2939.61.10.00 2939.62.00 2932.91.00 2932.63.00 2932.92.00,00 2914.31.00 2932.93.00 2939.42.00,00 2932.94.00 2939.49.00 2922.43.00 2909.11 .11.10 2909.11.90.00 2916.34.00 2807.00.10.00 24-7 01-0 93-9 4-1 60-29-7 64-7 3-3 88-3 2-1 42-3 60-79-7 15-5 58-1 8-6 4676-39-5 79-7 57-0 4 9-7 41-6 92-3 60-29-7 82-2 89-4 -9 idrida Asetat m Klorida m Sul at

ium P rmanganat il Etil Keton

en

mN -asetial antra mnya

rin dan garamnya etrin (lNN) dan garam otamin (lNN) dan garamnya

afrol

m lise gat dan garamnya e n dioksifen anon

nil-2- ropanon

n

efedri (lain-lain) m ant anilat

armasi 2909

a

ridin dan garamnya 2933.32.00.00 110-.00 108-.00 7647-.00 7664-.00 67-6

.00 7722-.00 78-9 .00 108-.00 89-5

.00

299-.00 113-.00 120-.00 82-5

.00 103-.00

120-

90-82-.00 94-5 .00 154-.00

118-,00

.00

103-2807 7664-93

2807.00.90.00 Termasuk garam-garamnya kecuali asam klorida dan asam sulfat.

MENTERI KESEHATAN,

(15)

Lampiran II

Kop Surat DIREKT

DAN ALAT KESEH N

SEB

Se ubungan perihal dan ……

Nomor ………. tanggal ……….. tentang Pr diberikan penunjukan sebagai :

P (Je

Kepada:

Nama Ben …

Bidang U ……

Alamat Pe Penanggu Nomor Te Nomor lz Nomor A Produsen/ Nomor Ta

Prerusahaan (TDP) Nomor Po

Wajib Paj Rekomen

Dengan keten

1. Prekursor tersebut hanya untuk kebutuhan ………dan dilarang diperdagangkan atau dipindah tangankan.

2. Wajib dilakukan verifikasi atau penelusuran teknis surveyor yang ditunjuk Menter Perdagangan.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 168/Menkes/Per/Il/2005 Tanggal: 2 Februari 2005

ORAT JENDERAL PELAYANAN KEFARMASIAN ATAN DEPARTEMEN KESEHATA

PENUNJUKAN

AGAI IMPORTIR PRODUSEN PREKURSOR FARMASI Nomor ……….

h dengan permohonan Nomor …... tanggal ………… ………. mempertimbangkan Peraturan Menteri Kesehatan

ekursor Farmasi,denga ini

IMPORTIR PRODUSEN REKURSOR FARMASI nis, Jumlah dan Pos Tarif/ HS sebagaimana daftar terlampir)

tuk Perusahaan ……….

………. : ………

saha : ……

rusahaan dan Pabrik : ……….

: ……….

ng jawab

lepon/ Fax Perusahaan : ……….

i : ……….

in Usaha Industr ngka Pengenal lmporti

Terbatas (APl-P/T) : ………. nda Daftar

…….

: ………

kok

ak( NPWP) : ………. dadsi dari Dirjen IKAH : ……….

(16)

3. Wajib me Farma dilapo Pelayanan untuk set impor( ter 4. Wajib m sebagaim dicap Kefarmas precursor dari p 5. Wajib

gudang k Keseh tan

Perdagangan Ka Badan POM, Ka BNN dan Ka Bareskrim. 6. Penunjukan sebagai lP-Prekursor Farmasi berlaku sa

……… gan tanggal pendaf

Manif nya yan

Tembusan 1. Mente

2. Dirjen l

3. Dirjen

4. Kepala Badan POM

5. Kepala Badan Narkotika Nasional 6. Kabareskrim Polri

7. Bank Indonesia / ULN 8. Dinas Kesehatan setempat

karta, …

DIREKTUR JENDER L PELAYANAN KEFARMASIAN

DAN ALA

( ………..) nunjukkan lembaran asli surat penunjukan sebagai lP Prekursor si ini kepada petugas Bea dan Cukai setempat serta wajib rkan kepada Departemen Kesehatan. c.q. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatn Departemen Perdagangan Rl iap kegiatan impor guna pengisian Kartu Kendali Realisasi

lampir).

enyampaikan foto kopi Kartu Kendali Realisasi lmpor ana dimaksud pada angka 3 tersebut yang telah diparaf dan oleh petugas Bea dan Cukai kepala Direktur Jenderal Pelayanan ian dan Alat Kesehatan untuk setiap kegiatan importasi selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah barang dikeluarkan elabuhan tujuan.

menyampaikan laporan jumlah penggunaan dan stok yang ada di epada Direktur Jendera Pelayanan Kefarmasian dan Alat Dirjen Daglu c.q. Direktur lmpor, Dirjen IKAH Departemen a

mpai dengan tanggal taran pabean berupa ….. yang dibuktikan den

est (B.C.1.1) sesuai ketentuan Kepabean g berlaku.

………

: Ja

ri Kesehatan Rl

IKAH, Dep.Perdagangan R Bea dan Cukai Depkeu Rl

(17)

Surat Penunjukan

rodusen asi

Tanggal :

No raian Barang Pos Tarif/ HS Jumlah Sebagai ImportirP

Nomor :

Prekursor Farm

(18)

Lampiran III

Kop Surat

DIREKTORA DAN ALAT KESE

Sehubung

………… …… bulan ………….. tahun

………… lmportir/

Menteri Kesehatan Nomor …… tentang Prekursor Farmasi, dengan ini memberik

IMPORT Kepada :

Nama Per : …………

Bidang U Alamat Pe

Nama Pen : …………

Nomor Sl Nomor Te

Nomor Su ……

(SIUP) Nomor A NomoTan D Nomor Po Dengan keten

1. Penunjukan sebagai importir/Eksportir dafta Prrekursor tidak berlaku sebagai persetujuan impor.

2. Setiap kali melakukan impor/ekspor harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direktur Jendera Pelayanan Kefarmasian dan Alkes.

Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor : 168/Menkes/Per/II/2005 Tanggal : 2 Februar2i 005

T JENDERAL PELAYANAN KEFARMASIAN HATAN DEPARTEMEN K SESEHATAN

PENUNJUKAN

SEBAGAI IMPORTIR/EKSPORTIR TERDAFTAR PREKURSOR FARMASI

Nomor ………..

an dengan permohonan Saudara ………atas nama PT/CV Nomor………… tanggal……

……. Perihal permohonan untuk mendapatkan penunjukan sebagai Eksportir Terdaftar Prekursor Farmasi, maka berdasarkan Peraturan

an penunjukan sebagai :

IR/EKSPORTIR TERDAFTAR(lT) PREKURSOR FARMASI

usahaan ………

saha : ……… n/Pabrik/Gudang : ……… rusahaa

anggung Jawab Perusahaan ………

K/SP Pen, Jawab : ………

lepon/ Fax Perusahaan : ………

…… ………

rat lzin Usaha Perdagangan :

PI Umum( AP-U) : ……… da afta Prerusahaan (TDP) : ……… kok Wajib Pajak (NPWP) : ………

(19)

3. Wajib Pelaya hari setela 4. Wajib m pemer sa

5. Penunjukan sebagai lmportir/ Eksporttir dafta

sampa .. yang dibu

penda (B,C

kepab Tembusan 1. Mente 2. Dirjen

RI

3. Dirjen Bea dan Cukai Depkeu Rl 4. Badan

5. Kepal a Nasional

6. Kabareskrim Polri 7. Bank Indonesia/ULN 8. Dinas Kesehatan setemPat

a, ……… ….. DIREKTUR JENDER L PELAYANAN KEFARM

DAN ALAT KESEHAT

(………..) melaporkan setiap perubahan perusahaan kepada Direktur Jenderal

nan Kefarmasian dan Alkes selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) h terjadinya perubahan tersebut.

emberikan data/ informasi dan atau bersedia dilakukan an lapangan (lokasi usaha/ gudang kantor ) apabila diperlukan ik

r precursor ini berlaku ktik

i engan tanggal …....d an dengan tanggal .1.1) sesuai ketentuan ftaran pabean berupa Manifes

eanan yang berlaku. :

ri Kesehatan Rl

IKAH,Dep.Perdagangan

POM

B dan Narkotika a

Jakart …

A ASIAN

(20)

Lampiran lV

Kop Sura DIR

DA

Nomor :

Lampiran Perihal : P

Menunjuk P …….. tah permohon

………… ini d

bahwa ke

Nomor lm ………

Nomor Su …

Nomor A Umum (APl-U) : …

Nomor Tanda Daftar Perusahaan (TDP) : …

Nomor Po : …

Disetujui r

• Jenis Prekursor : …………

• Pos Ta : …………

• Jumlah ………

• Untuk ………

…………

dari 3 perusahaan terlampir). • Negara

• Nama

• Pelabuhan tujuan : ………

Dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan impor/ekspor precursor tersebut harus sesuai tatalaksana kapabeannya yang berlaku.

Peraturan Menterl Kesehatan

Nomor : l68/Menkes/Per/Il/2005 Tanggal : 2 Februari 2005

t

EKTORATJE NDERAL PELAYANAN KEFARMASIA

N ALAT KES TEMEN KESEHAT

N

EHATAN DEPAR AN

Jakarta, ………

: Kepada Yth :

ersetujuan Impor/ Sdr. Direktur ………

Ekspor Prekursor Jl. ……….. Farmasi di –

……… eraturan Menteri Kesehatan Nomor ………. tanggal …… bulan un ……… tentang Prekursor Farmasi dengan memperhatikan Surat an Saudara Nomor ………… tanggal ……….. perihal ………tersebut pada pokok surat diatas, dengan iberitahukan pada PT. ………….. pemilik:

portir terdaftar Prekursor (lT-Prekursor) :

t agangan (SIUP) :

………

ra ijin Usaha Perd ………

ngka Pengenal lm orti ………

……… kok Wajib Pajak ( NPWP ) ……… untuk melaksanakan impor/ekspo

…………

rif IHS No. …………

Barang : … …………

: …

memenuhi kebutuhan …………:

…………(lebih

A al : ………

(21)

2. Wajib dil ketent Perda g 3. Wajib me

Bea dan C guna peng 4. Wajib me dengan fo yang tela precur kepada Kabar setiap setelah Pr 5. Wajib e

diimpo 6. Persetujua

menam impor

7. Perset ekspor ini berlaku sampai dengan

…….. yang dibuktikan dengan tanggal pendaftaran pabean berupa

Manifest ya yang

Demikian agar m Tembusan:

1. Mente 2. Dirjen

Rl

3. Dirjen Bea dan Cukai Depkeu Rl

4. Kepal a 5. Ke al a Nasional

6. Kabareskrim Polri 7. Bank Indonesia / ULN 8. Dinas Kesehatan setempat

karta, …

DIREKTUR JENDER L PELAYANAN KEFARMASIAN

DAN ALA

( ………..) akukan verifikasi atau penelusuran teknis di Negara dengan uan muat barang oleh surveyor yang ditunjuk Menteri gan an.

nunjukan lembaran asli Surat Persetujuan ini kepada petugas ukai setempat untuk setiap kegiatan lmpor/ Ekspor precursor isian kartu kendali realisasi impor/ekspor (terlampir).

nyampaikan laporan realisasi impor/ekspor precursor di sertai to kopi kartu kendali sebagaimana pada angka 3 (tiga) tersebut h diparaf dan dicap oleh petugas Bea dan Cukai, laporan sor yang ada di gudang dan precursor yang telah didistribusikan

Dirjen Daglu c.q. Direktur lmpor/ekspor dengan tembusan eskrim Polri, Ka BNN, Ka Badan POM cq. Direktur NAPZA untuk kali lmportasi Prekursor selambat-lambatnya 2 (dua) minggu

ekursor dikeluarkan dari pelabuhan tujuan.

m ndistribusikan secara langsung tanpa melalui perantara yang r/ekspor tehadap pengguna akhir.

n impor/ekspor precursor di batalkan apabila mengubah , ng tercantum dalam persetujuan bah dan atau mengganti isi ya

kspor precursor /e

ujuan impor/ tanggal …….. bulan

(B.C.1.1) sesuai ketentuan kepabeann enjadi maklum.

berlaku.

ri Kesehatan Rl

IKAH, Dep.Perdagangan

a B dan POM a B dan Narkotika p

Ja ………

(22)
(23)

Lampiran V

Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor : 168/Menkes/Per/II/2005 Tanggal : 2 Februari 2005

LAPORAN REALISASI IMPOR DAN PENGGUNAAN PREKURSOR OLEH IMPORTIR PRODUSEN (IP) PREKURSOR 1. Nama Perusahaan :

2. Alamat Kantor : Kode Pos : 3. Alamat Pabr

4. No.Pengakuan IP : Tanggal : Volume : Kg/Ton*)

No.

Nam Al

PIB

ujua

No. Pos Tarif /

HS'

Realisa impor

Pen n S ang n

ik/ Gudang : Kode Pos :

a dan

dan Pelabuhan Uraian amat

Nomor T n Barang si

*) ggunaan da isa

Keter a Eksportir

Tanggal

V

K N an

olume

g/ Ton ilai Pengguna Sisa

(24)

Lampiran VI

Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor : 168/Menkes/ Per/II/2005 Tanggal : 2 Februari 2005

LAPORAN REALISASI IMPOR DAN PENDISTRIBUSIAN PREKUSOR OLEH IMPORTIR TERDAFTAR (IT) PREKURSOR FARMASI

1. Nama Perusahaan :

2. Alamat Kantor : Kode Pos : 3. Alamat Pabrik/ G

4. No.Penunjukan IT : Tanggal : :

Tanggal : Volume : Kg/Ton**)

ISA PENDITRIBUSIAN KEPADA PENGGUNA AKHIR **)

udang : Kode Pos :

Berlaku sampai dengan

REAL SI IMPOR *)

No

Nam dan Alamat Eksportir

Nomor PIB

Tujuan

o.Po Tarif/

U Ba N

Volu (Kg/Ton

)

N

t

ah

n

Keterangan

a Tanggal raian

dan Pelabuhan N s rang / me Nilai

ama

dan Bidang Nomor da

HS Jenis

Prekursor ama

US $ Alama Us tanggal

Volume (Kg/Ton) a

pengiriman

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Keterangan:

*) Lampirkan kartu kendali yang sudah ditandatangani/ dicap Bea dan Cukai **) Dapat dibuat dalam lembar tersendiri

***) Coret tang tidak perlu

Tembusan : Tempat ………. Tanggal ….bulan ……….tahun ……

1. Dirjen I Direktur PT.

CV…… 2. Ketua B 3. Kaberesk

Nama Jelas/ Cap Perusahaan

KAH Deperindag

……… NN

rim POLRI

Referensi

Dokumen terkait

Secara khusus tulisan tersebut bertujuan untuk melihat diskriminasi terhadap beberapa perempuan dalam novel tersebut dengan tinjauan feminisme multikultural Melalui penelitian

Demikian disampaikan dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.. Jakarta, 27 September

Pokja Pengadaan Barang Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/ Jasa Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali akan melaksanakan Pelelangan Pelelangan Sederhana

1) Pada pementasan kethoprak gamelan ini tidak banyak yang beda dengan kethoprak lesung, hanya dalam pementasan kethoprak ini kadangkala diselipi dengan misi atau pesan

yang direkomendasikan Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

Pembiayaan dari BPRS yang diberikan kepada ummat yang memiliki proyek/ usaha jangka pendek/ panjang yang potensial didukung pengalaman usaha & keahlian yang cukup matang di

Beliau sangat hati-hati dalam menimbang barang, jadi kalau kurang timbangannya bisa diganti, bukan tipe orang yang suka menunda pekerjaan, tidak memberikan

Dengan demikian, program Plangisasi telah terlaksana sesuai dengan rencana yang tertulis di dalam proposal program kerja KKN Alternatif IIB Kelurahan Susukan.. 70