• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI REVITALISASI SITUS SEJARAH HOS. COKROAMINOTO DI PENELEH KECAMATAN GENTENG KALI KOTA SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI REVITALISASI SITUS SEJARAH HOS. COKROAMINOTO DI PENELEH KECAMATAN GENTENG KALI KOTA SURABAYA."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

PengembanganMasyarakatMelaluiRevitalisasiSitusSejarah

HOS.Tjokroaminoto Di PenelehKecamatanGenteng Kali Kota Surabaya

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi

SalahSatuPersyaratandalamMemperolehGelarSarjanaIlmuSosial

Islam (S. Sos. I)

Oleh :

Nike Khobir NIM. B02211008

PROGRAM STUDIPENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Nike Khobir. NIM. B02211008. Pengembangan masyarakat melalui revitalisasi

sejarah HOS. Cokroaminoto di Peneleh Kecamatan Genteng Kali Kota

Suarabaya

Wilayah Peneleh merupakan wilayah yang terletak di Kecamatan Genteng Kali

Kota Surabaya. Penduduk yang berdomisili di wilayah Peneleh rata

rata sebagai

pegawai swasta. Sehingga banyak penduduk yang jarang ada dirumah, sehingga

tidak ada waktu untuk berkumpul dengan masyarakat. Mereka acuh tak acuh

sesama warga masyarakat, Dengan begitu kampung mereka di juluki kampung

mati atau kampung yang jarang ada kegiatan apapun. Peran pemuda diwilayah

Peneleh menginginkan wilayahnya menjadi wilayah yang aktif dalam hal kegiatan

yang berdampak positif bagi masyarakat melalui aset situs bersejarah tersebut.

Pendampingan yang dilakukan kepada pemuda menggunakan metode

assed based

community development

(ABCD). Pendampingan ini mengutamakan pemanfaatan

potensi yang dimiliki oleh pemuda. Mulai dari mengetahui aset yang dimiliki

sampai tindakan yang akan dilakukan oleh pemuda mengenai kesadaran

masyarakat akan aset situs sejarah tersebut. yang diambil sebagai tindakan adalah

berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan situs tersebut dan membangun

kesadaran masyarakat untuk peningkatan jiwa sosial dan ekonominya dalam

memanfaatkan aset sirus sejarah. Pendampingan ini juga menghasilkan perubahan

pola pikir pemuda menjadi pola pikir yang kritis. Pola pikir pemuda merupakan

salah satu upaya untuk menghasilkan pembangunan wilayah yang peduli dengan

masyarakat. Peran partisipasi aktif pemuda merupakan upaya untuk pembangunan

berkelanjutan (

sustainability

) di wilayah Peneleh.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABLE ... xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Fokus Pendampingan ... 3

(7)

D.

Agenda Pendampingan ... 5

E.

Sistematika Pendampingan ... 8

BAB II

PENGEMBANGAN MASYARAKAT BERBASIS ASET (TINJAUAN

TEORITIK)

A.

Metode ABCD (

Aset Based Community Development)

………

10

B.

Asumsi Teori Perubahan

………....14

C.

Teori Perubahan Dalam Pendekatan

Berbasis Aset ………….16

D.

Kerangka Teori Perubahan yang digunakan ………....18

1.

Keberlimpahan Masa Kini ... ....18

2.

Pembangunan ‘

Inside Out’

atau dari Dalam ke Luar ... ....18

3.

Proses Apresiatif ... ....18

4.

Pengecualian Positif ... ....19

5.

Konstruksi Sosial atas Realitas ... ....19

6.

Hipotesis Heliotropik ... ....20

7.

Dialog Internal ... ....21

8.

Keterlibatan Seluruh Sistem ... ....21

9.

Teori Naratif ... ....22

E.

Teori Sosial Budaya yang Tertinggal (Pariwisata) ... ....23

F.

Prinsip Pengembangan Masyarakat dengan Pengembangan

Berbasis Aset ... 26

(8)

Bil Hal .... ... 29

BAB III

PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN

A.

Letak geografis ... 38

B.

Demografi (kependudukan) ... 40

C.

Sejarah Berdirinya Kampung Peneleh ... 41

D.

Kesehatan ... 42

E.

Perekonomian ... 44

F.

Pendidikan ... 45

G.

Keagamaan ... 46

H.

Pembangunan ... 48

BAB IV

PROSES PENDAMPINGAN MASYARAKAT PENELEH DALAM

REVITALISASI

SITUS

SEJARAH

NAPAK

TILAS

HOS.

COKROAMINOTO

A.

Pendampingan Masyarakat Peneleh ... 50

B.

Mengapa Napak Tilas HOS.Cokroaminoto ... 52

C.

Menemukan Kembali Aset Masyarakat Peneleh ... 58

D.

Menggapai Mimpi Menuju Perubahan ... 69

E.

Design Kegiatan Menuju Perubahan ... 72

(9)

BAB V

HASIL PENDAMPINGAN BERBASIS ASET

A.

Manfaat yang didapat Masyarakat Menuju Perubahan ... 78

B.

Perubahan Midset Masyarakat ... 85

C.

Partisipasi Pemuda dalam Pembangunan di Peneleh ... 88

BAB VI

REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG

PENELEH

………...91

A.

Pendekatan Berbasis Kekuatan ... 96

B.

Peran Fasilitator ... 98

BAB VI

PENUTUP

A.

Kesimpulan ... 101

B.

Rekomendasi ... 102

DAFTAR PUSTAKA

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang Masalah

Situs-situs sejarah merupakan aset bagi masyarakat yang ada di sekitar situs tersebut. situs tersebut juga bisa berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Kota Surabaya merupakan salah satu kota yang mempunyai banyak situs sejarah di indonesia. Kota surabaya juga mempunyai sebutan yaitu kota pahlawan. Situs sejarah yang ada di kota surabaya salah satunya adalah napak tilas HOS. Cokroaminoto. Situs ini jarang dikunjungi masyarakat dikarenakan banyak yang belum mengetahui situs ini.

(11)

2

keberadaan situs ini bisa digerakan dengan manfaat apa yang didapat oleh masyarakat sekitar.

Pembangunan bisa berjalan dengan lancar dan berkelanjutan maka sangat membutuhkan partisipasi semua elemen masyarakat. Partisipasi aktif dari semua masyarakat salah satunya adalah pemuda. Partisipasi pemuda merupakan salah satu mendorong kesuksesan pembangunan yang berkelanjutan terhadap masyarakat. Menurut Goldsmith dan Blustain partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yang sudah ada ditengah-tengah masyarakat yang bersangkutan, agar partisipasi tersebut menberikan manfaat langsung kepada masyarakat. didalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol yang dilakukan oleh masyarakat1. Partisipasi masyarakat ternyata berkurang jika mereka tidak atau kurang berperan dalam pengambilan keputusan. Dengan begitu organisasi dan lembaga masyarakat mampu menggerakkan dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Pembangunan masyarakat tidak saja bermaksud membina hubungan dan kehidupan setiap orang untuk hidup bermasyarakat, melainkan juga untuk membangun masyarakat karena setiap satuan masyarakat mempunyai kekuatan sendiri yang disebut community power oleh Nelcial W. polsby misalnya kerukunan, keakraban, solidaritas, dan kebersamaan2.

Realitas yang ada di perkampungan Peneleh tentang organisasi pemuda adalah belum ada pembentukkan organisasi tersebut, dan pemuda belum menyadari bahwa mereka merupakan agen perubahan yang memiliki kemampuan

1

(12)

3

yang kreatif bagi perkampungan mereka. Melihat jumlah pemuda yang ada di perkampungan Peneleh ini lebih banyak maka dalam peningkatan partisipasi bisa dilakukan dengan mengembangkan potensi dari pemuda untuk membentuk organisasi pemuda melalui aset situs sejarah tersebut. Pengembangan potensi tersebut bertujuan untuk membuktikan kalau membentuk organisasi tersebut semata-mata ingin membangun perkampungan menjadi perkampungan yang

lebih baik dan maju.

B. Fokus Pendampingan

Fokus pendampingan ini adalah Upaya yang dilakukan membangun kesadaran masyarakat untuk peningkatan ekonominya dalam memanfaatkan aset wisata. Aset tersebut berupa situs sejarah HOS. Cokroaminoto. Penyadaran masyarakat dilakukan dengan metode pendampingan ABCD (Asset Based Community

Development). Proses pendampingan ini fokus pada masyarakat sekitar situs

sejarah HOS Cokrominoto di peneleh.

(13)

4

C. Pihak-pihak yang terkait

Pihak pihak yang terkait berada pada upaya membangun kesadaran masyarakat melalui peningkatan ekonomi masyarakat Peneleh, Kecamatan Genteng Kali Kota Surabaya sebagaiman berikut;

1. Perangkat (Ketua RT/RW)

Dalam proses pendampingan ini perangkat Desa sangat berperan penting. Karena tanpa perizinan dan persejutuan dari RT/RW dan perangkat lainnya peneliti tidak mungkin bisa terjun ditengah masyarakat dan melakukan pendampingan. Selain itu perangkat juga berperan dalam mengorganisir masyarakat setempat, dan masyarakat lebih muda terorganisir dikarenakan ada dukungan dan kepedulian perangkat terhadap masyarakat.

2. Masyarakat Perkampungan Peneleh

Masyarakat disini merupakan pihak yang akan melancarkan kegiatan dari awal pendampingan sampai kepada tujuan yakni aksi. Karena peneliti mengetahui informasi, keluhan harapan dan aset adalah dari masyarakat sewaktu pendampingan berlangsung

3. Ibu-ibu PKK

(14)

5

4. Remaja

Selain keterlibatan ibu-ibu PKK dalam membantu proses pendampingan, Remaja juga berperan aktif dan terlibat langsung dalam proses pendampingan dan penyusunan rencana program.

D. Agenda Pendampingan

Agenda pendampingan pengembangan masyarakat melalui revitalisasi situs sejarah napak tilas HOS. Cokroaminoto di Peneleh Kecamatan Genteng Kali Kota Surabaya sebagaimana berikut:

Tabel 01.01: Jadwal Pendampingan

NO. NAMA KEGIATA N JADWAL KET. OKTO BER 2015 NOVEMB ER 2015 DESEM BER 2015 JANUA RI 2016

1 Inkulturasi X 1 bulan

2 Discovery X 1

pertemu an

3 Dream X 1

pertemu an

4 Design X 1

pertemu an

5 Difine X 1

pertemu an

6 Destiny X X 1

(15)

6

7 Evaluasi X 1

pertemu an

8 Pelaporan X 1 bulan

Penjabaran tabel diatas adalah jadwal pendampingan revitalisasi situs sejarah sebagaimana berikut :

1. Inkulturasi

Proses inkulturasi ini berlangsung selama hampir dua bulan, lebih tepatnya di bulan Oktober 2015. Banyak sekali hal yang dilakukan mulai dari wawancara, dan mengikuti kegiatan masyarakat, menjadi bagian dari mereka hingga mempunyai modal sosial yang cukup untuk melakukan proses pendampingan selanjutnya.

2. Discovery

Discovery ini terjadi pada pada tanggal 11 Oktober 2015, proses ini lebih menekankan pada bagaimana proses pemaparan pengungkapan hal hal yang sudah ada dimasyarakat, berkaitan dengan kesadara masyarakat terhadap napak tilas HOS. Cokroaminoto.

3. Dream

(16)

7

4. Design

Proses ini berlangsung pada Ahad, 22 November 2015. Proses ini merancang apa saja baik yakni hal yang dibutuhkan baik itu pengetahuan, pembentukan anggota berserta surat-surat, dan lain sebagainya. Langkah ini merancang dari mimpi yang telah diilustrasikan pada minggu sebelumnya.

5. Difine

Proses ini menentukan langkah langkah selanjutnya setelah dari proses dream dan design. Pada proses ini dilakukan pada 06 Desember 2015, setelah define ini diteruskan lagi pada proses destiny agar proses

pendampingan yang dilakukan agar efektif dan linier.

6. Destiny

Proses ini berlangsung selama 1 minggu pada tanggal 27 Desember sampai 03 Januari 2016, proses dimana masyarakat memulai bersama membangun impian mereka atas semua yang ditentukan pada proses difine. Destiny ini sebagai klimaks atas semua proses yang ada pada pendampingan

Asset Bassed Community Decelopment.

7. Evaluasi

(17)

8

8. Pelaporan

Pelaporan ini dilakukan sebagai kewajiban akademis, agar bisa dibaca dan dilihat agar menjadi releksi bersama. Serta sebagai bahan pendampingan membangun kesadaran masyarakat dalam pengelolahan asset napak tilas HOS. Cokroaminoto.

E. Sistematika Pendampingan

Sistematika penulisan pada penulisan pendampingan upaya pengembangan masyarakat melalui revitalisasi situs sejarah HOS. Cokroaminoto di Peneleh Kecamatan Genteng Kali Kota Surabaya, sebagaimanaberikut:

x Bab I

Membahas tentang realitas problematika yang ada di di Peneleh Kecamatan Genteng Kali Kota Surabaya, yang meliputi latarbelakang masalah, fokus masalah, pihak-pihak yang terkait, agenda pendampingan

x Bab II

Membahas teori dan konsep yang menjadi acuaan metode pendampingan

x Bab III

(18)

9

x Bab IV

Membahas lebih banyak proses pendampingan mulai proses discovery,

dream¸ design, define. Kesemua itu diulas lebih mendalam dalam bab ini.

x Bab V

Membahas proses pendampingan tahap terakhir yakni Destiny dan mengulas lebih mendalam tentang analisis perubahan yang terjadi di masyarakat Peneleh setelah berlangsungnya pendampingan.

x Bab VI

Membahas tentang refleksi atas dampingan yang dilakukan mulai dari proses pra-dampingan, saat dampingan, pasca-dampingan serta simpulan refleksi atas ketiga sub proses tersebut.

x Bab VII

(19)

BAB II

PENGEMBANGAN MASYARAKAT BERBASIS ASET

(TINJAUAN TEORITIK)

A. Asset Bassed Community Development (ABCD)

Pendampingan ini menggunakan pendekatan Asset Based Community

Development (ABCD), yang mengutamakan pemanfaatan aset dan potensi yang

ada disekitar dan dimiliki oleh pemuda / komunitas / masyarakat. Pemuda merupakan potensi yang berharga bagi sebuah desa. Adanya pemuda merupakan generasi penerus untuk melanjutkan dan mengisi pembangunan yang berlangsung atau yang akan datang. Keberagaman pemuda desa dapat digabungkan dengan melihat keterampilan / potensi yang ada pada setiap pemuda. Ketrampilan dari setiap pemuda ditampung dalam wadah organisasi pemuda. Organisasi ini bertujuan untuk pembinaan dan pengembangan keterampilan bagi generasi pemuda.

Lembaga pemuda bisa menjadikan perubahan yang berkelanjutan. Perubahan ini bisa mengikutkan partisipasi aktif bagi pemuda sehingga pemuda bisa mengetahui perubahan yang diinginkan dan bisa dilanjutkan kedepannya. Pemuda juga bisa mengkontrol pembanguna yang ada di Perkampungan. Pemuda juga bisa sebagai aktor berjalannya pembangunan perkampungan dengan dampingan pihak

(20)

11

Dalam Metode ABCD memiliki lima langkah kunci untuk melakukan proses riset pendampingan diantaranya:1

1. Discover (Menemukan)

Proses menemukan kembali kesuksesan dilakukan lewat proses percakapan atau wawancara dan harus menjadi penemuan personal tentang apa yang menjadi kontribusi individu yang memberi hidup pada sebuah kegiatan atau usaha. Pada tahap discovery, kita mulai memindahkan tanggung jawab untuk perubahan kepada para individu yang

berkepentingan dengan perubahan tersebut yaitu entitas lokal.

Pendamping melakukan wawancara kepada masyarakat Peneleh tentang kondisi kampung. Wawancara tersebut dapat digiring untuk mengetahui potensi yang ada. Wawancara ini bersifat cerita antara masyarakat dengan pendamping sehingga yang banyak berbicara nantinya adalah masyarakat Peneleh.

2. Dream (Impian)

Dengan cara kreatif dan secara kolektif melihat masa depan yang mungkin terwujud, apa yang sangat dihargai dikaitkan dengan apa yang paling diinginkan. Pada tahap ini, setiap orang mengeksplorasi harapan dan impian mereka baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk

1

Christopher Dureau, Pembaru dan kekuatan lokal untuk pembangunan,

(21)

12

organisasi. Sebuah mimpi atau visi bersama terhadap masa depan yang bisa terdiri dari gambar, tindakan, katakata, lagu, dan foto.

Setelah melakukan wawancara kepada masyarakat dan pemuda Peneleh pendamping mulai mengetahui impian / keinginan masyarakat Peneleh. Setelah mengetahui keinginan / impian maka langkah selanjutnya yaitu merancang sebuah kegiatan untuk memenuhi impian masyarakat.

3. Design (Merancang)

Proses di mana seluruh komunitas (atau kelompok) terlibat dalam proses belajar tentang kekuatan atau aset yang dimiliki agar bisa mulai memanfaatkannya dalam cara yang konstruktif, inklusif, dan kolaboratif untuk mencapai aspirasi dan tujuan seperti yang sudah ditetapkan sendiri.

Proses merencanakan ini merupakan proses cara mengetahui aset –

aset yang ada pada masyarakat dan pemuda Peneleh. Aset yang terlihat di wilayah Peneleh adalah lembaga pemuda. Aset ini yang akan

dimanfaatkan untuk memenuhi impian masyarakat Peneleh

4. Define (Menentukan)

Kelompok pemimpin sebaiknya menentukan ‘pilihan topik positif’:

tujuan dari proses pencarian atau deskripsi mengenai perubahan yang diinginkan.

Pendamping dengan pemuda terlibat dalam Focus Group

(22)

13

fokus pembahasan. Fokus pembahasan yang akan dibahas berupa hal yang positif. Poses FGD tersebut bisa berjalan dengan lancar kalau sudah disepakati pembahasan yang akan dibahas dalam diskusi antara pendamping dan pemuda Kampung Peneleh.

5. Destiny (Lakukan)

Serangkaian tindakan inspiratif yang mendukung proses belajar

terus menerus dan inovasi tentang “apa yang akan terjadi.” Hal ini

merupakan fase akhir yang secara khusus fokus pada cara-cara personal

dan organisasi untuk melangkah maju.

Langkah yang terakhir adalah melaksanakan kegiatan yang sudah disepakati untuk memenuhi impian masyarakat dari pemanfaatan aset lembaga pemuda yang ada di Peneleh. Selain untuk memenuhi impian

masyarakat lembaga pemuda juga bisa lebih berkembang.

Teori pada dasarnya adalah petunjuk (guide) dalam melihat realitas di masyarakat. teori dijadikan pola pikir dalam memecahan suatu masalah yang ada masyarakat. Pendampingan ini menggunakan pendekatan teori

Asset Based Community Development (ABCD), yang mengutamakan

(23)

14

B. Asumsi Teori Perubahan

Perubahan sosial merupakan gejala umum yang terjadi dalam masyarakat yang perlu didekati dengan model pemahaman yang lebih rinci dan khusus. Upaya tersebut untuk mendapatkan kejelasan substansial sehingga berguna untuk memahami dinamika kehidupan masyarakat.2 Menurut teori perubahan sosial yang dikemukakan oleh August Comte membagi dalam dua konsep penting yaitu

Social Static (bangunan structural) dan Social Dynamics (dinamika structural).

Yang mana bangunan structural merupakan hal-hal yang mapan, berupa stuktur yang berlaku pada suatu masa tertentu. Bahasan utamanya mengenai struktur sosial yang ada di masyarakat yang melandasi dan menunjang orde, tertib dan kestabilan masyarakat.

Sedangkan dinamika sosial merupakan hal-hal yang berubah dari suatu waktu ke-waktu yang lain, yang dibahas adalah dinamika sosial dari struktur yang berubah dari waktu kewaktu. Dinamika sosial adalah daya gerak dari sejarah tersebut, yang pada setiap tahapan evolusi manusia mendorong ke masa (generasi) ke masa berikutnya. Struktur dapat digambarkan sebagai hierarchy masyarakat yang memuat pengelompokan masyarakat berdasarkan kelas-kelas tertentu (elite,

middle, dan lower class). Sedangkan dinamika sosial adalah proses perubahan

kelas-kelas masyarakat itu dari satu masa kemasa yang lain.

Perubahan sosial pun memiliki ciri yaitu berlangsung terus menerus dari waktu kewaktu, apakah direncanakan atau tidak yang terus terjadi tak tertahankan. Perubahan adalah proses yang wajar, alamiah sehingga segala sesuatu yang ada di

2

(24)

15

dunia ini akan selalu berubah. Perubahan akan mencakup suatu sistem sosial, dalam bentuk organisasi sosial yang ada di masyarakat, perubahan dapat terjadi dengan lambat, sedang atau keras tergantung situasi yang mempengaruhinya.3

Masyarakat kampung Peneleh merupakan salah satu wilayah yang mengalami banyak perubahan dari tahun ke tahun. Dimana yang dulunya wilayah tersebut masih bangunan tempo dulu atau yang lebih dikenal dengan wilayah prasejarah. Sekarang menjadi wilayah yang mulai diperhatikan. tetapi tempat prasejarah yang ada di Peneleh ini belum semua dilestarikan keberadaannya.

Perubahan sosial menurut Roy Bhaskar bahwa perubahan sosial biasanya terjadi secara bertahap dan berjalan sebagaimana wajarnya (naturaly) serta tidak pernah terjadi secara radikal melainkan terjadi karena proses mengulang-ulang,menghasilkan kembali segala hal yang diterima4. Tentu setiap masyarakat mempunyai impian-impian yang di inginkan untuk kehidupan mereka kedepannya. Karna bayangan tentang masa depan akan mengarahkan jalannya perubahan dalam masayarakat itu. Dalam artian positif impian tentang masa depan berfungsi mengarahkan tindakan apa saja yang akan dilakukan maupun direncanakan oleh masyarakat. Dengan adanya impian tersebut masyarakat mengerti apa yang mereka inginkan maupun butuhkan.

Setiap perubahan yang terjadi dimasyarakat, tidak selalu berarti bahwa semua harus seragam dan harus semodern barat. Namun bagimana masyarakat menyiasati perubahan tersebut sebagai peubahan yang menuju kebaikan. Dalam

3

Ibid,. Hal. 9-10 4

(25)

16

artian merubah pola pikir atau mindset yang ada dalam masyarakat, ketika pola pikir berubah maka dengan sedirinya masyarakat akan sadar apa yang menjadikan masyarakat berdaya dan mampu memanfaatkan potensi di sekelilingnya.

C. Teori Perubahan Dalam Pendekatan Berbasis Aset

Pengembangan masyarakat ada dua pendekatan yakni berbasis kelemahan dan pendekatan berbasis kekuatan. Pendekatan berbasis aset memasukkan cara pandang baru yang lebih holistis dan kreatif dalam melihat realitas seperti: melihat gelas setengah penuh; mengapresiasi apa yang berkerja dengan baik di masa lampau, dan menggunakan apa yang kita miliki untuk mendapatkan apa yang kita inginkan5. Pendekatan ini lebih memilih cara pandang bahwa masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dapat diberdayakan.

Pendekatan berbasis kekuatan melihat relitas dengan cara yang jauh lebih alami dan holistik. Kegiatan pembangunan harus diterapkan dalam konteks organisme hidup yang memiliki sejarah dan aspirasi untuk masa depan yang lebih baik. Selain menggunakan logika dan analisis, memori dan imajinasi juga penting dihidupkan dalam menciptakan perubahan. Proses perubahan adalah upaya bersengaja menggumpulkan apa yang memberi hidup pada masa lalu (memori) dan apa yang member harapan untuk masa depan (imajinasi). Proses tersebut didasarkan pada apa yang sedang terjadi sekarang dan memobilisasi apa yang sudah ada sebagai potensi.

5

(26)

17

Aset adalah segala bentuk yang berharga, bernilai sebagai kekayaan atau perbendaharaan. Segala yang bernilai disebut memiliki guna untuk memenuhi kebutuhan.6 Pendekatan berbasis aset membantu komunitas melihat kenyataan mereka dan kemungkinan perubahan secara berbeda. Mempromosikan perubahan fokus pada apa yang mereka ingin capai dan membantu mereka menemukan cara baru dan kreatif unutk mewujudkan visi mereka. Datangnya fasilitator pada komunitas mereka tidak hanya sekedar sebagai pengamat yang melihat keseharian mereka. Akan tetapi ikut berperan penting dalam mendorong pengelolahan situs napak tilas HOS. Cokroaminoto di wilayah Peneleh untuk membangun kesadaran masyarakat untuk peningkatan ekonominya dalam memanfaatkan aset wisata. Perlu diperhatikan dalam hal ini adalah bukan fasilitator yang menjadi tokoh utama, akan tetapi masyarakatlah yang menjadi aktor penting untuk menuju perubahan yang diinginkan. Tugas fasilitator bagaimana membangun paradigma diantara mereka dan membangun masyarakat menjadi lebih baik.

6

(27)

18

D. Kerangka Teori Perubahan Yang Digunakan

Dalam teori perubahan ada beberapa kerangka dasar atau fondasi teori menjadi bagian dari teori perubahan bagi pendekatan berbasis kekuatan.7

1. Keberlimpahan Masa Kini

Setiap orang punya kapasitas, kemampuan, bakat dan gagasan. Setiap kelompok punya sistem dan sumber daya yang bisa digunakan dan diadaptasi untuk sebuah proses perubahan. Begitu pula dengan pemuda di kampung Peneleh, mereka mempunyai suatu kapasitas, kemampuan, bakat dan gagasan serta mempunyai sistem dan sumberdaya yang bisa dimanfaatkan, digunakan dan di adaptasi untuk proses menuju perubahan.

2. Pembangunan ‘Inside Out’ Atau Dari Dalam Ke Luar

Perubahan yang bermakna dan berkelanjutan pada dasarnya bersumber dari dalam dan orang merasa yakin untuk menapak menuju masa depan saat mereka bisa memanfaatkan kesuksesan masa lalunya. Impian masyarakat Peneleh untuk menjadi yang lebih baik, tidak terlepas dari kesuksesan di masa lampau yang ingin masyarakat ulang kembali. Dengan melakukan perubahan untuk meraih masa depannya. 3. Proses Apresiatif

Setiap orang atau kelompok punya pilihan untuk melihat realitas dari sisi positif maupun negative. Seperti melihat sebuah gelas sebagai

7

(28)

19

setengah penuh atau setengah kosong. Pendekatan berbasis kekuatan menggunakan teori ini untuk menawarkan pandangan bahwa sementara selalu ada dua sisi untuk realitas apa pun, memusatkan perhatian pada kedua sisi positif dan negative akan memberi gambaran realitas yang lebih lengkap, tetapi memusatkan perhatian pada hal yang positif. Pendekatan berbasis kekuatan bersengaja mengamati dan mendorong sisi realitas yang bisa di gunakan atau dimanfaatkan. Pendekatan berbasis kekuatan melacak apa yang ingin dilihat lebih banyak dan mengembangkan apa yang telah berhasil sejauh ini.

4. Pengecualian Positif

Dalam setiap komunitas sering sekali ada sesuatu yang bekerja dengan baik dan seseorang yang berhasil secara istimewa, kendati menggunakan sumber daya yang sama. Ini adalah prinsip yang mendasari teori Positive Deviance. Menurut teori ini titik mula adalah mencari dan menganalisi contoh- contoh mereka lebih berhasil meski menggunakan sumber daya yang sama. Titik awal perubahan adalah mengamati perilaku yang patut untuk di contoh.

5. Konstruksi Sosial Atas Reliatas

(29)

20

menyatakan bahwa kita bergerak menuju realitas yang paling menarik perhatian. Apa yang di bicarakan menjadi focus dan apa yang diinginkan sangat mungkin terwujud karena kita selalu menciptakan peluang dan membuat pilihan untuk mewujudkannya. Bahkan apa yang ingin diketahui, dan saat mulai proses pencarian, maka mulailah proses perubahan. Jadi jika ingin perubahan yang positif maka harus cari tahu tentang berbagai hal yang paling mungkin membuat perubahan itu terjadi. sama halnya jika ini terjadi di masyarakat Peneleh ingin mengalami sebuah perubahan, maka masyarakat harus mencari tahu hal apa yang bisa merubah menjadi lebih baik tersebut 6. Hipotesis Heliotropik

(30)

21

7. Dialog Internal

Mengukur dan mempengaruhi bagaimana sebuah organisasi berfungsi dengan memperhatikannya dan mengubah dialog internal yang terjadi di dalam organisasi tersebut. Riset oleh Profesor Marsial Losada dan Barbara Fredrickson tentang organisasi dengan kinerja tinggi dan rendah memperlihatkan efek ini. Mereka memberikan beberapa bukti untuk menunjukkan bahwa jika sebagian besar hubungan berdasarkan interaksi positif, maka besar kemungkinan hubungan tersebut akan berkembang. Akibatnya jika dialog internal positif, terbuka terhadap perubahan dan kalaboratif maka organisasi itu akan menjadi lebih kuat. Mengambil teori ini dengan menyatakan bahwa jika suatu komunitas yang ada focus pada kekuatan dan kesuksesan maka akan bisa menemukan energy yang lebih besar untuk perubahan dan bisa menciptakan lingkungan yang mendukung terjadinya perubahan, itulah yang harus dilakukan oleh masyarakat Peneleh.

8. Keterlibatan Seluruh Sistem

(31)

22

bahwa sebuah organisasi atau kumpulan kelompok yang bekerja menuju tujuan bersama dapat berubah dengan menemukan cara untuk mempengaruhi bagian-bagian dalam rantai unit yang saling berinteraksi. AI menggunakan sebagian teori dibalik Systems Thinking dan Soft Systems Metodology (SSM) dengan menawarkan bahwa jika ingin melakukan perubahan seluruh sistem harus dilibatkan keseluruhan organisasi dan mitranya, semua yang berhubungan dengan apa yang sedang diusahakan.

9. Teori Naratif

(32)

23

E. Sosial Budaya yang tertinggal (Pariwisata)

Sosial budaya yang tertinggal, yang biasa disebut Pariwisata adalah fenomena kemasyarakatan, yang menyangkut manusia, masyarakat, kelompok, organisasi, kebudayaan, dan sebagainya, yang merupakan obyek kajian sosiologi. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa pariwisata pada awalnya lebih dipandang sebagai kegiatan ekonomi, dan tujuan utama pengemembangun pariwisata adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, baik bagi masyarakat maupun daerah. namun belakangan ini aspek sosial dan budaya mulai di kaitkan dalam pembangunan pariwisata dikarena mereka merupakan pusat dan penggerak, sekaligus untuk siapa pembangunan tersebut dilakukan sesuai dengan konsep people-centred

development. Jadi manusia bukan sekedar faktor produksi8.

Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan pariwisata mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorfose dalam berbagai aspeknya yakni aspek ekonomi dan aspek sosial budaya. Dampak yang diharapkan dari aspek ekonomi yakni meningkatkan pendapatan masyarakat, adanya peluang kerja untuk masyarakat dengan begini penggangguran yang ada di wilayah tersebut berkurang, sehingga akan menglami kesejahteraan sosial dan peluang usaha untuk masyarakat juga menjadi salah satu dri kesejahteraan masyarakat, dengan adanya peluang usaha berdagang di sekitar tempat wisata tersebut maka pendapatan masyarakat lebih

8

(33)

24

meningkat. Sedangkan dampak dari aspek sosial budaya yakni masyarakat sebagai proses belajar dalam hal menggerakan dan mengelolah perkembangan pariwisata tersebut, dengan demikian masyarakat juga memiliki tanggung jawab atas kepemilikan dari aset ini. bahkan dari pariwisata ini dapat merangsang munculnya komunikasi yang lebih intensif di dalam masyarakat dan kekerabatan yang ada di warga setempat menjadi lebih baik.

Dampak sosial budaya yang ditimbulkan adalah cenderung dari dampak datangnya para wisatawan yang berasal dari beragam budaya yang kemudian mempengaruhi masyarakat local yang kemudian akan menimbulka perubahan sosial budaya. Peranan obyek wisata dalam bidang budaya yaitu melestarikan budaya sehingga lebih dikenal oleh masyarakat luar dan nili-nilai luhur bangsa tidak hilang oleh perkembangan zaman. Selain itu obyek wisata juga mendatangkan pendapatan bagi masyarakat pengelolah sekitar sehingga meningkatkan taraf hidup dan mengangkat potensi daerah mereka.

(34)

25

strategi mereka dalam mengelolah pariwisata ini agar nantinya berjalan dengan lancar pembangunan wisata mereka.

Menurut teori sosiologi pariwisata yang dikemukan oleh Robinson (1976) bahwa pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana baru. Dengan masyarakat merupakan penggerak dan pengelolah dari pariwisata tersebut agar meningkatkan pendapatan masyarakat melalui adanya pedangan kaki lima di sekitar pariwisata tersebut, selain itu dengan adanya pariwisata ini nilai sosial (kekerabatan) mereka menjadi lebih baik, semua ini harus di dasari dengan adanya kerjasama dan kesepakatan bersama.

(35)

26

F. Prinsip Pengembangan Masyarakat Dengan Pengembangan Berbasis

Aset

Daya tarik pendekatan berbasis aset dengan pengembangan masyarakat ini, menjadikan masyarakat bangga dengan apa yang dimiliki. Mengajarkan kesederhanaan dan kekuatan, karena kekuatan yang ada dalam diri masyarakat itulah yang mendorong masyarakat dalam melakukan perubahan. Dalam kaitan ini, sengaja sumberdaya dikaji dalam lima dimensi yang biasa disebut Pentagonal Asset, yaitu :

a. Aset Fisik

Aset fisik disini berarti sumberdaya yang bersifat fisik, biasanya lebih dikenal dengan lingkungan sekitar. Dalam hal ini keadaan fisik yang ada di Kampung Peneleh adalah pembangunan seperti masjid tempat untuk beribadah bagi umat islam, sekolah, tempat bersejarah dan puskesmas untuk masyarakat setempat. Selain itu senagian masyarakat Peneleh juga memiliki sumber daya alam seperti penanaman tumbuhan di depan rumah untuk penghijauan dan membuat kampung mereka tampak sejuk.

b. Aset Ekonomi

(36)

27

mayoritas karyawan dan pedagang kaki lima, yang mana itu tergolong dalam aset ekonomi. Karena dari sinilah mereka bisa memenuhi kebutuhannya.

Aset yang di miliki masyarakat ini harus di kembangkan dengan baik. Tapi pada kenyataanya dalam suatu usaha pasti ada kendalanya. Namun masyarakat harus bertahan atau survive di tengah-tengah permasalahan ekonomi yang terjadi saat ini.

c. Aset Lingkungan

Segala sesuatu yang mengelilingi atau melingkupi masyarakat yang bersifat fisik maupun nonfisik. Aspek fisik disini dapat diartikan segala sesuatu yang berada di lingkungan Kampung Peneleh. Letak perkampungan yang sangat strategis dan lingkungan mereka bisa dikatakan kampung sejarah karena lingkungan mereka tempat prasejarah dan model rumah yang masih kuno, dan bisa menjadikan tempat bersejarah tersebut aset yang bisa membuat kampung mereka mengalami perubahan dari berbagai aspek yakni ekonomi, sosial dan budaya.

d. Aset Manusia

(37)

28

adalah pengetahuan masyarakat dalam menjalankan perubahan- perubahan yang ada.

e. Aset Sosial

Segala hal yang berkenan dengan kehidupan bersama masyarakat, baik potensi-potensi yang terkait dengan proses sosial maupun realitas yang sudah ada. Seperti halnya Masyarakat Peneleh belum bisa dikatakan memiliki jiwa sosial yang tinggi di antara sesama manusia. Dan masih Belum adanya pengorganisiran yang membuat masyarakat memiliki jiwa saling peduli antar sesam. Hal itu yang menjadikan kurang adanya kekompakan dan saling berkerjasama untuk membangun perubahan di Kampung mereka.

Dengan pendekatan ABCD, setiap orang didorong untuk memulai proses perubahan dengan menggunakan aset mereka sendiri. Harapan yang timbul atas apa yang mungkin terjadi dibatasi oleh apa yang bisa mereka sendiri tawarkan, yaitu sumber daya apa yang mereka bisa identifikasi dan kerahkan. Mereka kemudian menyadari bahwa jika sumber daya ini ada atau bisa didapatkan, maka bantuan dari pihak lain menjadi tidak penting. Komunitas bisa memulainya sendiri besok. Proses ini membuat mereka menjadi jauh lebih berdaya.9

Oleh karena itu, untuk menciptakan kuasa masyarakat atas milik, kelola dan manfaat aset mereka harus dilakukan pemberdayaan. Yang mana arti pemberdayaan disini berarti proses menciptakan masyarakat agar mampu dan

9

(38)

29

memiliki kuasa atas miliknya, kelola atas miliknya, dan memanfaatkan miliknya untuk sebesar-besarnya demi kesejahteraan mereka.10

G. Pengembangan Masyarakat Islam Menggunakan Dakwah Bil Hal

Pengembangan masyarakat Islam adalah suatu sistem tindakan nyata yang menawarkan alternatif model pemecahan masalah umumnya pada bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam perspektif Islam. Menstransformasikan dan melembagakan semua segi ajaran Islam dalam kehidupan keluarga, kelompok usaha (jamaah), dan masyarakat (ummah). Model empiris pengembangan perilaku individual dan kolektif dalam dimensi amal sholeh (karya terbaik), dengan titik tekan pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial seperti yang diterangkan dalam Al- Qur’an yang berbunyi :

                             

Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.11

10

Agus Afandi,dkk.,. Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.2013. Hal. 137

11

(39)

30

Kegiatan dakwah bil-hal lebih menekankan pada pengembangan kehidupan dan penghidupan masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup yang lebih baik sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.12 Dakwah bil – haal selain meningkatkan taraf hidup secara materi juga merupakan meningkatkan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia biasanya disebut dengan

pembedayaan atau empowerment.

Pendampingan pemuda masyarakat Peneleh merupakan salah satu dakwah bil – haal sebagai upaya pemberdayaan pemuda. Pemberdayaan tersebut dengan tujuan untuk merubah menset pemuda yang masih berfikir seenaknya menjadi pemuda yang mempunyai pemikiran luas dan kritis. Pemikiran pemuda yang luas dan kritis dapat berguna menjadi social change. Perubahan sosial yang terjadi merupakan perubahan yang diawali dari pemuda untuk wilayah tersebut.

Para pemuda yang tergabung di lembaga karang taruna menginginkan wilayahnya menjadi wilayah yang aman, nyaman, tenang, dan sejahtera. Keinginan tersebut bisa terjadi kalau ingin merubah nasibnya, maka mereka sendirilah yang harus bertindak untuk merubah dirinya. Sesuai dengan firman Allah SWT pada Q. S. Ar –Ra’d ayat 11.

12

(40)

31























































































Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat

menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia13.

Firman Allah SWT diatas memperjelaskan Kondisi sosial masyarakat pada dasarnya adalah diskonstruksi oleh manusia sendiri, bukan oleh Tuhan. Oleh sebab itu pengembangan dan perubahan akan terjadi jika manusia itu sendiri yang akan melakukakan perubahan, bukan oleh Tuhan, meskipun tuhan sendiri punya kuasa untuk melakukan itu. Pemberdayaan secara partisipasi meupakan pemberdayaan yang sangat baik untuk digunakan sebagai perubahan sosial. Seperti pendampingan pemuda masyarakat Peneleh dengan partisipasi aktif dalam pembangunan desa. Pembanguna desa yang dilakukan oleh pemuda di Peneleh

13

(41)

32

adalah membangun kesadaran masyarakat untuk peningkatan ekonominya dalam memanfaatkan aset wisata.

Pada hakekatnya dakwah adalah usaha atau upaya untuk merubah suatu keadaan menjadi suatu keadaan yang lebih baik menurut tolak ukur agama Islam. Perubahan yang dimaksud adalah dengan menumbuhkan kesadaran dan kekuatan pada objek diri dakwah. Dengan demikian aktivitas dakwah Islam bukan hanya sekedar suatu dialog lisan melainkan dengan perbuatan atau karya yaitu dakwah bil hal.14 Maka dari itu dalam model pemberdayaan manapun partisipasi aktif suatu masyarakat adalah prasyarat utama dalam pola perubahan.

Jika ingin meningkatkan taraf hidupnya dan membangun sosialnya, haruslah berangkat dari diri masing-masing. Bukan semacam pembangunan model

top down yang telah banyak terbukti kurang efektif dalam membangun

masyarakat. Karena pembangunan masyarakat yang ideal menekankan keterlibatan masyarakat secara sadar dalam pembangunan.15 Pemanfaatan potensi pengetahuan pedagang tentu saja digunakan sebagai alat untuk memberdayakan mereka sendiri. Pengetahuan yang dimiliki, dikembangkan serta diaplikasikan didalam kehidupan jika ingin mencapai kesuksesan yang diharapkan.

14

Saefuddin. Strategi Dakwah Bil Hal. Jakarta. 1989. Hal. 13 15

(42)

33

Jika dirujuk pada Al-Qur’an, Allah pun telah menjelaskan dalam surat Al-Khafi ayat 10 yang berbunyi :









































Artinya: (ingatlah) tatkala Para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini).16"

Pemuda merupakan aset sebuah bangsa / negara. Seperti halnya pemuda di wilayah Peneleh merupakan aset dari kampung Peneleh kecamatan Genteng Kali. Pemuda merupakan modal yang sangat berharga untuk menuju perubahan sosial. Selain perubahan sosial juga bisa menjadi pelopor pembangunan desa dengan berkelanjutan / sustainable. Pendampingan yang dilakukan bersama pemuda merupakan salah satu bentuk dakwah yang terkandung dalam unsur – unsur

dakwah. Unsur – unsur dakwah yang terkandung dalam proses pendampingan

tersebut adalah Subyek (pelaku dakwah), Obyek (peneima dakwah), maddah

(materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek

dakwah).17

16

Q.S Al-Khafi : 10

17

(43)

34

Subyek dakwah adalah pelaku / orang yang melaksanakan dakwah baik

beupa lisan, tulisan atau perbuatan. Dakwah tersebut bisa dilakukan dengan cara

individu, kelompok, atau lemabaga. Dalam proses pendampingan yang menjadi

subyek dakwah adalah pendamping. Pendamping melakukan / melaksanakan /

mengajak pemuda untuk berubah menjadi yang lebih baik. Mengajak pemuda

dalam poses pendampingan merupakan salah satu dakwah yang berupa dakwah

dengan perbuatan. Dakwah juga termasuk menjadikan pola pikir manusia menjadi

pola pikir yang tidak salah dan tidak melenceng dalam hukum islam.

Obyek / penerima dakwah adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah.

Manusia yang menjadi sasaran dakwah bisa sebagai individu, kelompok /

lembaga, dan manusia seluruhnya. Obyek dakwah dalam proses pendampingan

adalah pemuda. Pemuda di kampung Peneleh untuk menjadi pemuda yang

mempunyai pola pikir kritis dan tanggap akan lingkungan sekitar. Pemuda diajak

untuk memikirkan kampung Peneleh kedepannya saat pemuda tersebut

menggantikan pemeintahan yang ada saat ini. Sehingga pembangunan yang sudah

dimulai saat ini bisa dilanjutkan oleh pemuda.

Maddah / materi dakwah adalah pesan yang akan disampaikan kepada

obyek dakwah. Pesan yang disampaikan bisa berupa materi akhlak / budi pekerti.

Pada pendampingan pemuda materi yang disampaikan adalah materi tentang

tingkah laku yang peduli dengan lingkungan sekitar. Kepedulian terhadap

lingkungan merupakan salah satu bentuk syukur atas kenikmatan yang sudah di

(44)

35

bumi wajib untuk menjaga dan melestarikan sehingga kelak anak cucu kita bisa

merasakan seperti apa yang kita rasakan saat ini.

Wasilah / Media dakwah adalah alat yang digunakan saat melaksanakan

kegiatan dakwah kepada obyek dakwah. Media yang digunakan dalam proses

pendampingan yaitu lisan, tulisan, dan akhlak. Lisan yang dimaksud adalah proses

wawancara dan apprecative inquiry untuk memperoleh cerita dari pemuda dan

warga dalam kesuksesan yang sudah di dapat pada masa lalu. Tulisan ini

merupakan media untuk menuliskan hasil atau proses saat pendampingan

dilakukan. Sedangkan akhlak merupakan sebuah perbuatan yang bisa

menghasilkan perubahan untuk wilayahnya serta untuk pemuda tersebut.

Thariqah / metode dakwah yang dilakukan dalam proses pendampingan

adalah metode ABCD. Metode ini meupakan metode yang sangat bagus untuk

memotivasi pemuda dengan apa yang dimilikinya saat ini. Pemuda bisa

memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk menjadikan pemuda yang bisa

membangun desanya dengan baik dan benar serta menjadikan kesejahteraan bagi

masyarakat sekitar.

Atsar / Efek dakwah merupakan setiap aktifitas memiliki dampak atau efek

terhadap obyek dakwah. Dalam pendampingan pemuda efek yang didapat pemuda

adalah mejadikan peubahan pola pikir pemuda serta peduli lingkungan sekitar.

Efek ini bisa berdampak positif pada pembangunan yang ada di kampung Peneleh.

(45)

36

paling mendasar dan mendesak, dakwah dalam bentuk aksi-aksi nyata.18 Pada dasarnya dakwah adalah upaya untuk mengubah situasi yang lebih baik dan lebih sempurna, baik terhadap individu maupun masyarakat. Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang di manifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur, untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak.

Pendampingan yang dilakukan bersama pemuda merupakan salah satu

bentuk dakwah yang terkandung Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa pemuda

Islam merupakan pemuda yang memiliki sifat dan perilaku yang sesuai dengan

kaidah-kaidah Islam, yang ada di dalam surat Al-Khafi ayat 13-14 yang berbunyi :



















































































Artinya: Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada

Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka. “Dan Kami

meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri. lalu mereka pun berkata, "Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya Kami kalau demikian telah mengucapkan Perkataan yang Amat jauh dari kebenaran" maksudnya: berdiri di

hadapan raja Dikyanus (Decius) yang zalim dan menyombongkan diri”19.

18

(46)

37

Karakter dan perilaku pemuda merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan pembangunan suatu kampung. Selain memiliki rasa tanggung jawab mereka juga harus memiliki sifat sebagai pemuda beriman yang menaati perintahNya dan menjauhi laranganNya. Begitu pula dengan sifat sabar dan penolong sesama manusia. Dengan begitu pemuda memiliki ilmu pengetahuan dan pemikiran yang bisa merubah dan mengembangkan pembangunan yang ada di dalam perkampungan mereka. Begitu pula dengan pemuda kampung Peneleh, mereka harus memiliki kreteria pemuda ideal yang sudah diterangkan dalam

Al-Qur’an, bahwasannya pemuda harus memiliki jiwa yang beriman kepada Tuhan

dan memiliki pemikiran yang inovatif. Semua ini harus diterpakan di dalam jiwa pemuda perkampungan Peneleh.

Pada hakekatnya dakwah adalah usaha atau upaya untuk merubah suatu keadaan menjadi suatu keadaan yang lebih baik menurut tolak ukur agama Islam. Perubahan yang dimaksud adalah dengan menumbuhkan kesadaran dan kekuatan pada objek diri dakwah. Dengan demikian aktivitas dakwah Islam bukan hanya sekedar suatu dialog lisan melainkan dengan perbuatan atau karya yaitu dakwah bil hal.20 Maka dari itu dalam model pemberdayaan manapun partisipasi aktif suatu masyarakat adalah prasyarat utama dalam pola perubahan.

20

(47)

BAB III

PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN

A. Letak Geografis

Kampung Peneleh terletak di Kecamatan Genteng Kali, Kota Surabaya. Peneleh merupakan Kampung yang letaknya bisa dikatakan sangat strategi karena perkampungan ini dekatan dengan Balai Kota Surabaya dan Moument Tugu Pahlawan merupakan salah satu pusat Kota Surabaya. Kecamatan Genteng Kali ini bersebelah kecamatan lain yakni :

x Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Simokerto

x Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Gubeng dan Tegalsari

x Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bubutan

x Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tambak Sari.

Sedangkan Kecamatan Genteng Kali terdiri dari 5 kelurahan yang jaraknya cukup jauh dari kelurahan satu ke kelurahan yang lain1. Berikut ini rincian Kelurahan yakni:

x Kelurahan Embong Kaliasin

x Kelurahan Genteng

x Kelurahan Kapas Sari

1

(48)

39

x Kelurahan Ketabang

x Kelurahan Peneleh.

[image:48.612.141.492.233.496.2]

Sedangkan letak Kampung Peneleh berada di Kelurahan Peneleh, Kelurahan Peneleh ini terbagi menjadi 4 Perkampungan yaitu Peneleh, Plampitan¸ Jagalan dan Pandean. Jarak antara kampung satu dengan kampung lain saling berdekatan, dan Perkampungan tersebut melalui Jalan Ahmad Jaiz. Berikut peta geografis letak Perkampungan Peneleh.

Gambar 3.1: Peta letak Perkampungan Peneleh

(49)

40

kebanyakan dari masyarakat urban, dan pemukimannya sangat padat penduduk. Wilayah ini merupakan kampung yang bisa disebut kampung kuno yang ada di Surabaya. Kampung ini memiliki bangunan-bangunan yang bersejarah peninggalan belanda sampai sekarang masih ada tetapi belum terjaga dan belum disadari keberadaan prasejarah tersebut. Kampung Peneleh merupakan kampung yang sederhana yang di batasi oleh aliran sungai yang biasa disebut Kalimas yang

memiliki cerita sejarah yang berpengaruh di Surabaya.

B. Demografis

Peneleh termasuk di Keluruhan Peneleh Surabaya, sedangkan kecamatanya berada di kecamatan Genteng Kali Surabaya. Kecamatan Genteng kali terdiri dari lima Kelurahan, Peneleh termasuk di Keluruhan Peneleh yang memiliki tiga rukun warga (RW) dan didalamnya terdapat delapan rukun tetangga (RT). Sedang kan jumlah penduduk RW 04 yang terdiri dari RT 02 dan RT 03 Dengan jumlah penduduk 1330 KK dan jumlah pemuda di RW 08 sekitar 25 Pemuda. Mayoritas penduduk di Kampung Peneleh ini Masyarakat urban, dan masih tergolong kampung yang penduduknya sangat sepi atau individualis dan jarang ada kegiatan dalam hal sosial maupun agama.

(50)

41

pemukiman padat penduduk. Jumlah kepadatan penduduk di perkampungan ini sangat berdampak pada keterpurukan atas dunia kerja pada setiap masing-masing keluarga. Para kepala keluarga bersaing untuk mendapatkan pekerjaan demi memenuhi kebutuhan hidup mereka. Warga masyarakat bekerja sesuai dengan keahlian mereka masing-masing sebagai karyawan produksi tas, agen buah yang berdekatan dengan perkampungan ini, ada juga yang berkerja di perkantoran, AKBRI, DPR, PNS, wiraswasta atau pedangang, pertukangan, Rata-rata yang berkerja mencari nafkah adalah para kepala keluarga sedangkan ibu-ibu mengurusi rumah tangga mereka.

C. Sejarah berdirinya Kampung Peneleh

Kata Peneleh berasal dari lokasi yang dahulunya merupakan tempat tinggal pangeran Pinilih, Putra dari Wisnu Wardhana dari Kerajaan Singosari yang dulunya di angkat menjadi pemimpin di Kampung pinggir Kalimas. Kampung Peneleh ini merupakan kawasan asli Kota Surabaya yang memiliki tempat-tempat bersejarah seperti masjid kuno Peneleh yang letaknya dipusat perkampungan. Masjid ini biasanya disebut oleh masyarakat masjid jami’ yang diyakini merupakan salah satu masjid tua yang ada di Surabaya yang di bangun sejak masanya Sunan Ampel. Perkampungan tua yang model bangunannya berbentuk bangunan belanda dan sudah menjadi ciri khas kampung Peneleh yang memiliki unsur kampung sejarah dengan suasana yang sepi, nyaman dan tentram.

(51)

42

Peneleh ini tidak ada yang mengenalnya, masyarakat tidak mengerti kalau rumah tersebut rumah yang pernah di tempati oleh HOS.Cokroaminoto dan tempat kost Bung Karno. Setelah ini di kampung Peneleh ini ada kunjungan dari putri Sukarno yang bernama Sukmawati, beliau menerangkan bahwa sesuai catatan Pak Karno beliau pernah tinggal ditempat ini. setelah itu kebenaran tersebut diselidiki dengan teliti dan salah satu dari istri Pak RT pada masa zaman dahulu yang bernama Soenarjo membenarkan, bahwa tempat tersebut pernah ditempati oleh HOS. Cokroaminoto dan Bung Karno. Rumah tersebut memiliki luas sekitar 9 x 13 meter ini kabarnya dibeli oleh HOS Cokroaminoto dari seseorang keturunan arab pada tahun 1902. Dan rumah ini pernah disewakan ke aktivis muda seperti Sukarno, Semaoen, Alimin, Musso, Kartosoewirjo, kemudian HOS. Cokroaminoto diboyong ke Jakarta oleh Bung Karno dan tinggal di Jakarta. Tempat bersejarah di Peneleh ini merupakan aset terpenting yang dimiliki oleh masyarakat sekitar yang harus dijaga dan dirawat sedemikian rupa supaya ada nilai sejarah dan bisa dikembangkan.

D. Kesehatan di Peneleh Surabaya

(52)

43

[image:52.612.135.510.191.486.2]

mereka tidak dipungut biaya hanya iuran seikhlasnya setiap bulannya di saat ibu-ibu PKK arisan. bahkan dibentuk kader bagi Ibu-ibu-ibu posyandu, untuk berjaga-jaga jika terjadi masalah dalam hal kesehatan mereka bisa mengatasi terlebih dahulu. Dan mengurus semua persiapan jika ada posyandu sudah tiba pada waktunya.

Gambar 3.2 Puskesmas Peneleh

(53)

44

mereka peduli terhadap kebersihan, setiap rumah warga memiliki tong sampah yang sama dan mereka iuran untuk mambayar jasa tukang pengangkut sampah setiap minggunya iuran. Dengan begini lingkungan mereka terjaga dan bersih tanpa bisa terserang penyakit.

E. Perekonomi Masyarakat Peneleh

Perekonomian merupakan salah satu aspek terpenting yang perlu diteliti, untuk mengetahui tingkat perekonomian dan kesejahteraan. Karena bagaimanapun perekonomian itu penting untuk kebutuhan hidup manusia. Seperti halnya perekonomian masyarakat peneleh yang mayoritas masyarakatnya bermata pencarian sebagai karyawan, wiraswasta dan pedangan rumahan. Hasil mereka perbulan ini tercukuplah meskipun terkadang karyawan yang sudah berkeluraga itu mengalami kekurangan.

(54)

45

F. Pendidikan Masyarakat Peneleh

[image:54.612.131.500.245.575.2]

Pendidikan merupakan hal terpenting bagi generasi muda untuk menuntu ilmu setinggi mungkin, agar tercapai kesejahteraan masyarakat yang lebih maju. begitu juga dengan masyarakat Peneleh yang memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya dunia pendidikan bagi para generasi muda, mereka mengutamankan pendidikan formal dan non formal bagi anak-anak mereka. Jarak antara sekolah dan perkampungan ini tidak jauh bahkan ada didalam gang tersebut. banyak para orang tua menyekolahkan anak-anak ketempat terdekat agar anak mereka tidak malas untuk bersekolah dan juga bisa di kontrol oleh para orang tua. Berikut Fasillitas pendidikan formal dan non formal yang ada di Peneleh.

Table 3.1 : Sarana Pendidikan di Peneleh

Pendidikan anak usia dini (PAUD) di Peneleh ini terdapat dua sekolah yang memiliki cabang di wilayah Rukun Warga lain. sedangkan untuk Taman kanak-kanak (TK) ini lebih menekankan pada nilai agamanya , Sekolah Dasar (SD) ini

No Pendidikan Jumlah

1 PAUD 2

2 TK 1

3 SD 2

4 SMP 1

5 SMA 1

6 PESANTREN Hafidz Qur’an 1

(55)

46

memiliki dua sekolah yang memiliki perbedaan yang satu lebih kepada pengarahan agama kemuhammadiyahan dan sekolah satunya lebih kepada umum dan keagamaanya hanya sedikit, sedangkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang letaknya tidak jauh dari kecamatan. Sedangkan pendidikan non formal di Peneleh yakni mengaji diTPQ Peneleh yang terdapat dua TPQ yakni TPQ Muhammadiyah dan TPQ Nahdatul Ulama’, pesantren hafidz Qur’an dan sebagian ada juga yang privat ngaji di rumah mereka masing-masing.

G. Keagamaan Masyarakat Peneleh

(56)

47

menjadi terpecah belah dan tidak adanya kerjasama yang aktif di perkampungan tersebut.

[image:56.612.132.503.207.513.2]

Di kampung Peneleh ini terdapat 1 Masjid dan disetiap RW (rukun warga) dan RT (rukun warga) memiliki satu sampai dua Musholla, tapi kebanyakan musholla tersebut tidak digunakan karena masyarakat lebih sering sholat di rumah mereka masing-masing. Musholla hanya di pakai pada saat bulan ramadhan saja. Sedangkan jika masjid yang ada di Peneleh masih dipergunakan tetapi tidak seluruh warga mempergunkannya, hanya warga yang rumahnya dekat dengan masjid saja.

Gambar 3.3 Masjid Peneleh berdekatan dengan pesantren Qur’an

(57)

48

Di kampung Peneleh ini juga terdapat pondok pesantren Qur'an bagi santriwan dan santriwati. Tetapi pemuda di Peneleh ini jarang sekali ikut mondok di tempat pesantren ini. Justru santri pesantren Qur’an ini peminatnya kebanyakan dari luar kota saja.

H. Pembangunan

Terdapat beberapa bangunan di kampung Peneleh ini, yakni setiap gang di wilayah Peneleh ini terdapat Pos yang terletak dekat dengan gapura, dana pembangunan ini dari kas kampung dan iuran warga. Lalu pembenahan musholla dari masing-masing gang mereka, dananya juga menggunakan iuran warga sesuai dengan kesepakatan masing-masing RT. Kemudian pembangunan gapura dan pager kampung supaya kampung mereka terlihat rapi, indah dan aman, karena sesuai dengan peraturan RW dan RT di setiap kampung harus memiliki gapura dan pager untuk menjaga keamanan kampung agar terhindar dari maling yang sedang marak di perbincangkan.

(58)

49

[image:58.612.150.474.142.502.2]

Berikut rincihan sarana pembangunan di Perkampungan Peneleh dari RT 01 sampai RT 09 yakni :

Table 3.2 Sarana Pembangunan di Perkampungan Peneleh

No Sarana Pembangunan Jumlah

1 Masjid 1

2 Balai RT 9

3 Sekolah 3 (PAUD, TK, SD)

4 Musholla 9

(59)

BAB IV

PROSES PENDAMPINGAN MASYARAKAT PENELEH DALAM

REVITALISASI SITUS SEJARAH NAPAK TILAS HOS.

COKROAMINOTO

A. Pendampingan Masyarakat Peneleh

Awal dari dilakukannya pendampingan ini dimulai dari, inkulturasi dan melakukan observasi ke lokasi pendampingan yang akan di damping, supaya mengetahui kondisi secara real seperti apa lokasi dan kondisi fisik yang akan di dampingi, kemudian meminta izin kepada ketua rukun warga 04 (RW) setempat dan juga kepada ketua rukun tetangga 02 (RT) agar proses pendampingan bisa berjaan dengan lancar. Penulis mengajukan proposal pendampingan kepada ketua kaprodi pengembangan masyarakat Islam dan kepala jurusan manajemen dan pengembangan masyarakat. Tahap awal melakukan wawancara kepada masyarakat dan perangkat desa setempat, menggali data dari sekitar lokasi pendampingan. Fasilitator memilih untuk mendampingi asset situs sejarah dari napak tilas HOS. Cokroaminoto Kecamatan Genteng Kali Kota Surabaya.

(60)

51

yang mengerti sejarah dari Peneleh dan HOS. Cokroaminoto, beliau juga memiliki tujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat peneleh prasejarah yang ada di peneleh. Selain itu kita juga melakukan pendekatan terhadap suatu struktur masyarakat baik itu formal maupun nonformal. Maka dari itu untuk masuk kedalam suatu masyarakat kita harus mendapatkan izin terlebih agar masyarakat bisa percaya dan yakin kepada kita.

Awal bulan Oktober 2015, fasilitator melakukan pendampingan pada masyarakat peneleh di wilayah napak tilas HOS. Cokroaminoto. Fasiliator melakukan inkulturasi terhadap masyarakat Peneleh, dengan tujuan membangun kepercayaan di masyarakat, memperkenalkan diri kepada masyarakat Peneleh, mengenal karakter masyarakat Peneleh lebih dalam. Masyarakat Peneleh ini dikenal masyarakat yang memiliki banyak tempat bersejarah, mulai dari rumah yang di tempati, tempat kost Bung Karno dan HOS.Cokroaminoto, jembatan penghubung peneleh dengan paraban, dan masih banyak yang belum terealisasi oleh masyarakat setempat. Masyarakat peneleh ini memiliki asset yang baik untuk dikembangkan agar nantinya bisa memperbaiki ekonomi masyarakat. Kampung ini juga dikenal sebagai kampung sepi yang masyarakat jarang sekali mengadakan kegiatan yang membangun masyarakat yang rukun dan memiliki jiwa persaudaraan yang tinggi. Seperti yang di ungkapkan Bapak Budi Prasetya (50 tahun).

“lek nang kene iki masyarakat e keakehan pendatang, jadi yo

(61)

52

keluaraga e. jarang ngadakno rapat-rapat kampung nng kene ini, opo-opo gak ataek di musyawarah no, langsung gawe keputusan RW lan RT” (kalau disini ini masyarakat nya mayoritas pendatang (urban), jadi kampungnya sepi terus karena masyarakat Cuma sekedar berangkat kerja, pulang kerjam terus masuk ke rumah kumpul-kumpul bersama keluaraga saja. Jarang sekali mengadaka rapat-rapat kampung disini ini. apa-apa yang nggak usah musyawarah, langsung keputusan RW (Rukun Warga) dan RT (Rukun Tetangga)1.

Ungkap Bapak Budi ketika duduk santai di depan Rumahnya, sambil mengeluh kesepian kampung mereka. Dari dulu kampung ini memang sepi meskipun banyak penduduk tapi mereka tidak pernah keluar rumah, bahkan Ibu-Ibu sekalipun mereka jarang keluar, tetapi mereka juga mengadakan arisan PKK sebagai kewajiban warga saja. begitupun para Bapak-Bapak tidak ada kegiatan apapun, bahkan kegiatan Agama pun jarang. Semua ini membuat kerukunan warga jadi berkurang dan menjadi kampung yang sepi sampai sekarang.

B. Mengapa Napak Tilas HOS.Cokroaminoto

Dari berbagai macam asset yang ada di Peneleh Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng Kali Surabaya, masyarakat yang tinggal di daerah ini tidak menyadarkan bahwa ada salah satu yang kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, tidak di kembangkan cagar budaya yang ada, dan dampak apa yang di timbulkan jika situs ini disadari oleh masyarakat peneleh. Padahal dari asset tersebut mampu memperbaiki perekonomian masyarakat, meningkatkan aspek

1

(62)

53

sosial (kerukunan), dan juga aspek budaya yang ada di masyarakat Peneleh. Alasan memilih napak tilas HOS. Cokroaminoto karena ini adalah salah satu asset yang harus di kenang dan di perkenalkan kepada generasi penerus bangsa agar nantinya mereka tidak lupa akan jasa-jasa yang terlah di perjuangkan oleh pahlawan kita. Kampung Peneleh ini juga tidak akan mengalami kampung yang sepi karena banyaknya pengunjung dan warga sering berkumpul membahas kerjasama mengenai napak tilas HOS. Cokrominoto.

(63)

54

Rumah HOS. Cokroaminoto yang terletak di Peneleh gang 07 no 29 dan 31, ini pada zaman dahulu merupakan rumah kost-kostan yang ditempati oleh Soekarno dan Pemuda-pemuda lainya. Kost-kostan tersebut terdiri dari 15 kamar tanpa jendela dan tanpa pintu begitulah Seokarno menggambarkan dimana beliau pada tahun 1916 tinggal. HOS. Cokroaminoto merupakan guru dari Soekarno, beliau sangat menghormati dan mematuhi semua perintah dan aturan yang ada di kost miliki HOS. Cokroaminoto. Soekarno tinggal di kost HOS. Cokroaminoto tersebut sejak tahun 1916, ketika itu beliau masih sekolah di HBS (Hogere Burger

School) Soerabaia yang terletak di jalan Wijaya Kusuma Surabaya. HOS.

Cokroaminoto memiliki anak putri dari pernikahan beliau, putrinya bernama Utari. Sedangkan HOS. Cokroaminoto sangat senang dengan Soekarno karena Soekarno merupakan pemuda yang penurut dan taat dengan aturan. Setelah itu Utari dijodohkan oleh HOS. Cokroaminoto dengan Soekarno, mereka berdua telah menikah siri.

(64)

55

[image:64.612.133.518.223.545.2]

Pariwisata belum merenovasi dan mengelolahnya dengan baik. Berikut SK kepemilikan tanah yang diberikan kepada pemerintah sesuai SK Walikota Surabaya No. 188.45/ 251/ 402.1.04/ 1996 No. Urut 55. Namun sampai saat tempat situs tersebut belum dikelolah dengan maksimal, pemerintah hanya melakukan renovasi saja, namun tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar Peneleh gang 07 Surabaya.

(65)

[image:65.612.133.503.76.488.2]

56

Gambar 4.2 Papan informasi keberadaan situs sejarah

Gambar 4.3 : Peta Wilayah Peneleh Kecamatan Genteng Kali Surabaya

(66)

57

bersejarah ini, dan di jadikan situs sejarah ini sebagai salah satu langkah menuju perubahan dalam segi sosial (kerukunan), ekonomi dan budaya, tapi beliau hanya bergerak sendiri tanpa di bantu oleh ketua RW (rukun warga) dan ketua RT (rukun tetangga) berserta masyarakat sekitar.

Fasilitator melihat adanya potensi yang sangat unik dan bernilai, namun tidak banyak orang melihatnya sebagai asset yang bisa mengangkat sosial, ekonomi masyarakat Peneleh. Mulai dari aspek sosial (kerukunan) masyarakat Peneleh akan mengalami perubahan mereka sering kumpul membahas situs sejarah ini, kegiatan bagi para remaja juga terjadi, mereka juga akan membentuk struktur organisasi untuk kemajuan situs bersejarah dan memberikan kegiatan yang positif bagi masyarakat Peneleh. Dari aspek ekonomi masyarakat Peneleh bersama Pemuda memiliki rencana dengan adanya situs bersejarh tersebut masyarakat bisa memafaatkannya dengan mengembangkan usaha yakni berjualan di depan kampung yang berdekatan dengan aset situs bersejarah tersebut. Semua ini jika di jalankan sesuai rencana maka perubahan dari aspek sosial dan ekonomi perkampungan Peneleh menjadi lebih baik lagi.

Pada tahap ini masyarakat diajak untuk bisa memahami “apa yang terbaik dan

apa yang pernah menjadi terbaik di kampung mereka”, itulah yang harus bisa

(67)

58

[image:67.612.145.474.144.467.2]

kampung mereka. Karena itu akan membawa masyarakat Peneleh akan bisa memimpikan apa yang terjadi di masa depan.

Gambar 4.4 Aset Situs Bersejarah

C. Menemukan Kembali Aset Masyarakat Peneleh

Asset yang miliki masyarakat adalah kekuatan yang sangat berharga untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perubahan sosial. Tujuan dari pemetaan asset adalah supaya masyarakat belajar memahami kekuatan yang sudah mereka miliki, kemudian apa yang bisa dilakukan dengan baik m

Gambar

Tabel 01.01: Jadwal Pendampingan
Gambar 3.1: Peta letak Perkampungan Peneleh
Gambar 3.2 Puskesmas Peneleh
Table 3.1 : Sarana Pendidikan di Peneleh
+7

Referensi

Dokumen terkait