• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROSES PENDAMPINGAN MASYARAKAT PENELEH DALAM

F. Monitoring, Pembelajaran Dan Evaluasi Pendampingan

Proses ini bertujuan untuk mengetahui tujuan pendampingan. Selain mengetahui tujuan pendampingan juga bermanfaat untuk menyatukan suatu tujuan pendampingan bersama baik dari pendamping atau komunitas. Fokus tema pendampingan harus berupa tema yang positif.

Proses define yang dilakukan pendamping di Kampung Peneleh yaitu dengan Pemuda bersama perwakilan Bapak-Bapak. Pendamping melakukan pendampingan di Kampung Peneleh dengan Fokus pendampingannya yaitu pengembangan aspek sosial dan ekonomi masyarakat Kampung Peneleh. Kebanyakan dari pendekatan berbasis aset berkembang dari harapan yang sama, yaitu meningkatkan peluang terwujudnya pembangunan yang dipimpin oleh warga. Alat bantu yang digunakan untuk meningkatkan partisipasi masih relevan dalam pendekatan berbasis aset ini. Namun, pemilihan alat ditentukan oleh apa yang paling bisa memberdayakan komunitas untuk mengelola aset mereka sendiri. Alat bantu partisipatif digunakan untuk membantu komunitas menemukan apa yang bisa mereka bawa ke dalam proses pembangunan.

Pada tanggal 06 Desember 2015, local leader dan fasilitator menagajak Bapak- bapak dan Para pemuda di Peneleh untuk berdiskusi atau FGD (focus grup

discasio) tahap pertama, yang bertempatan di rumah Bapak Eko (Bapak RT). Pada

saat diskusi fasilitator tidak perlu mengumpulkan warga banyak-banyak dikarenakan mereka susah untuk kumpul karena keperluan kerja mereka. Hanya warga bersama pemuda yang penting-penting saja dan yang biasa hadir dan yang

76

mau ikut diskusi saja. Hasil dari diskusi bersama pemuda dan masyarakat Peneleh mereka sepakat akan menghidupkan kampung mereka melalui keberadaan napak tilas HOS.Cokroaminoto masyarakat bisa berkumpul membicarakan bagaimana asset ini bisa dikembangkan untuk mempengaruhi perekonomian masyarakat dan bisa mempersatukan warga dengan pemuda untuk membentuk struktur kepengurusan agar mengelolah aset tersebut menjadi lebih berkembang dan memberikan kegiatan yang membuat masyarakat bisa terjalin silaturahim. Dan pemuda juga memiliki insiatif untuk memgembangkan usaha pedagang kaki lima yang berada disekitar lingkungan situs bersejarah tersebut. Dengan begitu aspek sosial dan ekonomi masyarakat Peneleh bisa mengalami perubahan yang lebih baik lagi. Sebagai fasilitator membantu masyarakat Peneleh untuk mencapai apa yang di inginkan, menggapai mimpi masyarakat supaya bisa mewujudkan mimpi tersebut.

Pendekatan berbasis aset juga membutuhkan studi data dasar (baseline), monitoring perkembangan dan kinerja outcome. Tetapi bila suatu program perubahan menggunakan pendekatan berbasis aset, maka pendekatan berbasis aset bertanya tentang sejauh mana masyarakat Peneleh mengenali dan memobilisasi secara produktif aset mereka sampai mendekati tujuan bersama. Pendekatan aset mendorong setiap orang untuk menuju proses perubahan dengan menggunakan aset yang mereka miliki. Supaya nantinya akan timbul sumber daya apa yang mereka bisa identifikasi dan kerahkan. Kemudian mereka menyadari bahwa sumber daya ini ada dan bisa dikelolah, dengan begitu bantuan dari piak lain menjadi bahan pertimbangan dan bahkan menjadi tidak penting.

77

Setelah masyarakat mampu mengerti dan mendayagunakan kemampuannya dan aset yang mereka, jelas akan terlihat perubahan yang ada di masyarakat. Proses ini tidak bisa dilihat hasilnya dalam sekejap, namun fasilitator yakin bahwa pengetahuan masyarakat akan mampu mengembangkan pengetahuannya. Aspek berkelanjutan bisa dirasakan disini dengan berkembangnya terus menerus pengetahuan masyarakat. Dari masyarakat Peneleh yang belum begitu menyadari dampak positif keberadaan situs sejarah napak tilas HOS. Cokroaminoto, pada akhirnya bisa mengetahui dampak positif yang di timbulkan dari situs bersejarah ini. Pendampingan oleh fasilitator dilakukan hanya untuk mendorong dan memunculkan potensi yang selama ini terabaikan, menjadi sesuatu yang memberdayakan bagi mereka.

BAB V

HASIL PENDAMPINGAN BERBASIS ASET

A. Manfaat yang didapat Masyarakat Menuju Perubahan

Masyarakat sekitar situs HOS. Cokroaminoto sudah bisa mulai mengeolah dan menfaatkan situs tersebut saat proses focus group discussion (FGD) bersama pemuda pada tanggal 27 Desember 2015 di Rumah Bapak Ali yang berjalan dengan lancar. Masyarakat mempunyai kesadaran akan pentingnya mengelolah aset yang mereka miliki. Masyarakat harus bisa memanfaatkan aset napak tilas tersebut yang ada karena itu merupakaan aset mereka untuk lebih menyikapi hal yang positif, buanglah hal yang negative pada diri masing-masing tanamkan hal yang pada diri kita, karena itu merupakan kunci kesuksesan nantinya.

Pendampingan yang sering digunakan untuk mengetahui keinginan pemuda yaitu dengan diskusi. Proses diskusi merupakan proses yang membentuk pemuda untuk berani mengutarakan apa yang diinginkan untuk kedepannya. Proses diskusi juga merupakan proses untuk merubah pemikiran pemuda yang masih kanak – kanak menjadi pemuda yang mempunyai pola pikir kritis. Dengan diskusi pemikiran orang satu dengan orang yang lainnya tidak sama sehingga semua anggota bisa menyikapi pemikiran yang berbeda untuk menuju satu visi yang sama. Hasil dari focus group discussion (FGD) bersama pemuda mereka sepakat dan menyadari tanggung jawab mereka sebagai pemuda dari agen perubahan kampung mereka. Dengan begitu mereka membentuk kepengurusan unutk

79

mengelolah perkampungan melalui aset tersebut. Berikut adalah struktur pengelolahan aset napak tilas HOS. Cokroaminoto :

No Jabatan Nama

1. Ketua Bagas prasetya

2 Wakil Ketua Apriyanto Haris

3 Sekertaris Aisya Fitria ningsih

4 Bendahara Wahidatul Fitria

5 Kordinator sie Kemasyarakatan Zainal Arifin

6 Kordinator sie Pendidikan Ainul Yakin

7 Kordinator keekonomian Fahmi Aris

Table 5.1 Struktur Kepengurusan Pemuda Pencinta Pahlawan

Melakukan pembentukan struktur organisasi dan membagi sesuai dengan tugas mereka masing-masing, agar nantinya pemuda bersama masyarakat memiliki tanggung jawab dan tugas mereka masing-masing untuk melancarkan pariwisata sejarah ini. Tugas untuk ketua yakni mengawasi dan mengkoordinir seluruh anggotanya untuk melakukan program kerjanya sesuai tanggal ketentuan yang disepakati bersama. Tugas wakil ketua hanya mendampingin ketua dan menggantikan peran ketua juga ketua berhalangan hadir di dalam rapat. Sedangkan tugas sekertaris mencatat semua hasil dari rapat dan mengelolah keluar masuknya surat-surat. Begitu juga dengan tugas bendahara yakni mengelolah keluar masuknya keuangan. Sedangkan sie pendidikan, sie kemasyarakat dan sie ekonomi mengelolah dan mengadakan kegiatan yang positif bagi masyarakat

80

sesuai bidang mereka masing-masing. Mereka sepakatan akan membuat kegiatan yang diawal dengan perlombaan yang diikuti oleh ibu-ibu, bapak-bapak dan anak- anak. Mereka menggap bahwa kegiatan awal di perkampungan mereka harus diawali dengan perlombaan yang bisa menarik partisipasi masyarakat Peneleh. Lomba tersebut dalam rangka memperingati syukuran kampung mereka, untuk langkah awal menuju perubahan yang lebih baik.

Gambar 5.1 FGD (focus groupdiscussion) Tahap Kedua Bersama

Pemuda

Berikut hasil dari FGD (focus Group discussion) Pemuda membentuk struktur organisasi yang bernama Pemuda PECIPA (Pemuda Cinta Pahalawan) yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara, koordinator sie. kemasyarakatan, koordinator sie.pendidikan, koordinator sie. Keagamaan, koordinator sie.ekonomi. dengan dibentuk organisasi PECIPA mereka

81

menjelaskan masing-masing tugas dari jabatan mereka. Kemudian setiap koordinator sie akan menyeleksi kader pemuda yang ada di Peneleh unutk di ajak bergabung menjadi anggota dari setiap sie yang ada di kepengurusan organisasi PECIPA (Pemuda Cinta Pahlawan).

Organisasi Pemuda PECIPA (Pemuda Cinta Pahlawan) bermusyawarah merencakan program kerja untuk melancarkan kegiatan yang sudah tiada menjadi kembali diadakan. Berikut program kerja yang sudah disepakati bersama :

No Jabatan Program Kerja

1 Ketua

9 Bertanggung jawab atas semua kegiatan 9 berkoordinasi dengan pihak institusi dari laaur

maupun dari dalam

2 Wakil Ketua

9 Mendampingi ketua dan membantu mengkoordinir kegiatan di setiap bidang

9 Menggantikan posisi ketua jika ketua berhalangan hadir

3 Sekretaris

9 Mencatat seluruh hasil rapat

9 Membuka dan menutup acara di saat rapat

4 Bendahara

9 Bertanggung jawab atas keuangan

9 Memcatat seluruh pengeluran dan pemasukan uang kas

5 Sie

Kemasyarakatan

Program kerja bulanan :

9 Mengadakan acara perkumpulan warga untuk memberi kesempatanbagi warga mengeluarkan

82

pendapat atas kegiatan yang ada di kampung 9 Mengadakan bersih-bersih kampung yang

diadakan setiap sebulan sekali di hari Minggu 9 Saling berkoordinasi dengan insititusi

lembaga-lembaga masyarakat yang ada di Peneleh.

Program kerja tahunan :

9 Mengadakan jalan sehat dalam rangka memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus 9 Mengadakan acara sillaturahim bersama warga

rukun warga 08 (RW) pada waktu hari Raya Idul Fitri

6 Sie Keagamaan

Program kerja Bulanan:

9 Mengadakan pengajian rutin bersama masyarakat rukun warga 08 (RW), ibu-ibu fatayat, dan remaja masjid.

9 Memberikan wadah kepada masyarakat khusunya para ibu-ibu dan Bapak-bapak untuk belajar mengaji bagi yang tidak bisa mengaji 9 Saling berkoordinasi dengan remaja masjid

dam ibu-ibu fatayat.

Program kerja tahunan :

9 Mengadakan peringatan haul

HOS.Cokroaminoto.

9 Menperingati hari-hari besar Islam seperti Isyro’ mi’roj, Maulid Nabi Muhammad SAW,

83

hari Raya Idul Fitri dan hari Raya Idul Adha.

7 Sie Pendidikan

Program bulanan :

9 Mengadakan seminar tentang kemasyarakat. 9 Mengadakan belajar bersama masyarakat

khususnya Ibu dan Bapak untuk belajar membaca bagi yang belum bisa membaca. 9 Saling berkoordinasi dengan sekolah-sekolah

terdekat

Program kerja tahunan :

9 Berkerjasama dengan pihak sekolah untuk mengajak para murid-murid memperkenalkan / mensosialisasikan situs sejarah yang ada di sekitar mereka

9 Mengadakan peringahatan lomba-lomba pendidikan dan lomba yang menghibur seluruh masyarakat.

8 Sie Ekonomi

9 Mengelolah lahan kosong untuk dimanfaatkan menjadi peluang bisnis. Seperti pedangan kaki lima disekitar perkampungan mereka.

Table 5.2 Program Kerja Organisasi Pemuda PECIPA (Pemuda Cinta Pahlawan)

Kegiatan pemuda di Peneleh merupakan sebuah kegiatan yang termasuk dalam proses perubahan sosial. Perubahan sosial yang dimaksut adalah perubahan yang terdiri dari perubahan pemikiran masyarakat khususnya pemuda di wilayah

84

tersebut. pemuda termasuk elemen masyarakat untuk menjadikan peubahan sosial diwilayah tersebut. Pola pikir masyarakat khususnya pemuda merupakan pola pikir yang masih segar dan bersemangat dalam proses perubahan. Pemuda merupakan elemen masyarakat yang berpengaruh dalam menuju perubahan. Pemuda kampung Peneleh telah melakukan pembentukan struktur pengelolahan dan membuka usaha pedagang asongan. Kegiatan tersebut merupakan awal dari kegiatan yang menuju perubahan desa. Perubahan desa yang awalnya masyarakat tersebut acuh tak acuh terhadap sesama masyarakat dan tidak ada kegiatan di wilayah tersebut maka nantinya wilayah tersebut akan menjadi tentram dan kompak. Berikut awal kegiatan pemuda untuk masyarakat Peneleh:

Gambar 5.2 Kegiatan di kampung

Kegiatan pemuda tersebut merupakan pemberdayaan melalui pemanfaatan aset. Selain pemanfaatan aset untuk menuju perubahan pemanfaatan masyarakat lokal juga termasuk proses pemberdayaan. Masyarakat lokal mempunyai kekuatan

85

yang beragam. Pemanfaatan kekuatan tersebut bisa digabung menjadi satu untuk menuju perubahan. Kekuatan tersebut bisa menjadi perubahan untuk masa depan.

Perubahan sosial yang terbentuk di organisasi merupakan awal dari sebuah pembangunan desa. Pembangunan desa yang dimaksut adalah perubahan yang terdiri dari perubahan lingkungan, sosial, budaya, keagamaan, dll. Perubahan – perubahan tersebut menjadikan pembangunan di perkampungan menjadi maju sehingga masyarakat yang berdomisili di wilayah tersebut bisa aman, nyaman, tenang, dan sejahtera. Pembangunan perkampungan Peneleh harus mendapatkan partisipasi aktif dari semua elem masyarakat. Elemen masyarakat yang ada digunakan untuk memulai dan mengawal proses pembangunan perkampungan. Sehingga pembangunan perkampungan bisa berkelanjutan sampai masa akan datang.

B. Perubahan mindset masyarakat

Perubahan merupakan proses-proses sosial yang harus ditangani secara cermat, hati-hati, dan konsisten agar tidak menimbulkan resistensi sosial. Perubahan sosial merupakan suatu perwujudan dinamika kehidupan masyarakat yang bersifat dinamis, dimana kelompok sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat bukanlah sesuatu yang statis atau tetap. Melainkan mengalami suatu perkembangan sesuai dengan perubahan yang diperlukan oleh kelompok tersebut. Masyarakat memiliki kecenderungan untuk semakin maju dan berkembang, seiring dengan pola pikir dan tingkat kemampuannya.

86

Proses merubah mindset masyarakat tidaklah mudah, karena merubah pola pikir membutuhkan pemahaman yang nyata kepada masyarakat. Sebuah pemahaman yang bisa masyarakat terima sebagai logika berfikir yang sesuai dengan nalar mereka. Ketika suatu pemikiran bisa diterima oleh masyarakat, maka lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang akhirnya akan merubah pola pikir masyarakat itu sendiri. Dalam pendampingan ini masyarakat baru menyadari bahwasanya mereka bertempat tinggal di wilayah yang letaknya sangat strategis, fasilitator membantu masyarakat bahwa mereka mempunyai aset yang besar yang bisa dimanfaatkan.

Dalam peningkatan kesadaran awal masyarakat Peneleh, ada beberapa aspek dalam proses peningkatan kesadaran masyarakat. Aspek personal adalah aspek yang terpenting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, kalau aspek itu belum muncul pada masyarakat maka masyarakat akan sulit untuk melakukan sebuah perubahan. Karena perubahan harus muncul pada diri mayarakat itu sendiri tanpa ada tekanan dari pihak luar. Jika masyarakat mau berubah untuk lebih maju maka aspek itu sangat dibutuhkan. Sama halnya yang terjadi pada pemuda dan masyarakat Peneleh, mereka harus menanamkan aspek personal dalam diri mereka.

Tidak hanya menanamkan aspek personal, meningkatkan taraf hidup dan membangun sosial pun harus dimulai dari dalam diri masing-masing. Bukan semacam pembangunan model top down yang telah banyak terbukti kurang efektif dalam membangun masyarakat. Karena pembangunan masyarakat yang ideal

87

menekankan keterlibatan masyarakat secara sadar dalam pembangunan.1 Pemanfaatan potensi Pemuda dan masyarakat Peneleh tentu saja digunakan sebagai alat untuk memberdayakan mereka sendiri. Pengetahuan yang dimiliki, dikembangkan serta diaplikasikan didalam kehidupan jika ingin mencapai kesuksesan yang diharapkan.

Jika dirujuk pada Al-Qur’an, Allah pun telah menjelaskan bahwa apa yang telah diciptakan tidak dijadikan sia-sia.

                              

Artinya : orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

Melalui pendampingan pengembangaan revitalisasi situs bersejarah yang dilakukan oleh pemuda, secara tidak langsung mengajak masyarakat dan pemuda untuk mengembangkan dirinya sendiri untuk mencapai kesuksesan. Melalui proses penyadaran, dengan itu mereka bisa sadar bahwa di dalam lingkungan terdapat potensi yang dapat dimanfaatkan guna melakukan perubahan menuju

1

Nanih Mahendrawati (2001). Pengembangan Masyarakat Islam. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Hal.156

88

kehidupan yang lebih baik. Islam mengajarkan bahwa barang siapa yang hari ini lebih baik dengan kemarin, termasuk orang yang beruntung. Tetapi jika hari ini sama atau bahkan lebih buruk dari hari kemarin maka termasuk orang yang celaka.

Pemuda dan masyarakat mulai menyadari bahwa aset yang mereka miliki bermanfaat untuk menuju perubahan yang lebih baik. Mereka mulai membentuk struktur kepengurusan dalam mengelolah situs bersejarah tersebut, agarnya kampung mereka menjadi ramai dan dengan adanya kegiatan ini masyarakat bisa saling bersilaturahim meskipun dalam lingkup kecil terlebih dahulu. Ketua RW berharap bisa mengadakan kegiatan lagi di hari-hari terpenting seperti hari kemerdekaan, hari Isro’ Mi’raj, Maulid Nabi, dan lainya sebagainya. Semua kegiatan itu bisa berjalan dengan lancar dan dukungan dari pihak-pihakyang berwajib.

C. Partisipasi Pemuda Dalam Pembangunan di Peneleh

Partisipasi pemuda di perkampungan Peneleh merupakan bentuk partisipasi untuk proses pembangunan Perkampungan Peneleh. Kegiatan yang dilakukan oleh pemuda di Peneleh adalah meningkatkan jiwa sosial (kekerabatan) yang terjalin dengan baik dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar aset situs sejarah.. kegiatan tersebut berupa pembentukan struktur dan pembukaan usaha pedagang kaki lima di sekitar situs sejarah tersebut. Kegiatan tersebut berawal dari proses diskusi yang biasanya disebut dengan Focus Group Discussion ( FGD ). Proses FGD tersebut memberikan pelajaran bagi pemuda dengan adanya aset situs sejarah HOS.Cokroaminoto maka perkampungan mereka mengalami

89

perubahan yang lebih baik. Sehingga perubahan menset pemuda yang awalnya tidak peduli terhadap perkampungan mereka tersebut sehingga bisa peduli terhadap perkampungan dengan melihat aset yang ada diwilayah tersebut.

Partisipasi melibatkan lebih banyak mental dan emosi daripada fisik seseorang, sehingga pribadinya diharapkan lebih banyak terlibat dari pada fisiknya sendiri. Partisipasi yang didorong oleh mental dan emosi yang demikian itu, disebut sebagai partisipasi "sukarela". Sedangkan partisipasi dengan paksaan disebut mobilisasi. Partisipasi mendorong orang untuk ikut bertanggung jawab di dalam suatu kegiatan, karena apa yang disumbangkannya adalah atas dasar kesukarelaan sehingga timbul rasa bertanggung jawab kepada organisasi.

Pemuda merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh perkampungan Peneleh untuk menuju perubahan sosial. Pemuda bisa dijadikan generasi penerus yang lebih baik. Kreatifitas pemuda bisa membuat perubahan desa yang lebih maju. Sehingga peningkatan partisipasi pemuda meruapakan awal menuju pembangunan perkampungan yang langsung bermanfaat bagi masyarakat di Peneleh. Pemuda sangat penting dalam proses pembangunan perkampungan mereka. Pembangunan ini semata – mata untuk kesejahteraan masyarakat. Sehingga posisi Pemuda menjadi poros yang utama dalam melakukan pembangunan perkampungan Peneleh. proses pembangunan merupakan proses tawar menawar antara kebutuhan masyarakat dengan keinginan pemerintah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembagunan partisipasi pemuda dan masyarakat merupakan hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembangunan itu sendiri.

90

Tahapan selanjutnya proses perubahan ini harus tetap berjalan sesuai rencana dan mimpi masyarakat Peneleh. dan kegiatan yang sudah dibentuk sedemikian rupa ini tetap berjalan sesuai rencana dan berkelanjutan. maka Fasilitator bersama pemuda dan masyarakat Peneleh, melakukan musyawarah rencana penunjukan local leader agar kampung mereka terus mengalami perubahan yang lebih baik, dan meningkatkan semangat para pemuda untuk melakukan kegiatan positif dan kreatif di kampung Peneleh. Hasil dari musywarah tersebut, bahwa sudah ditentukan local leader yang tepat sesuai dengan rencana dan visi misi bersama masyarakat, mereka menunjuk bapak Eko sebagai local leader, mereka memilih di karenakan bapak Eko memiliki jiwa semangat yang tinggi supaya kampung Peneleh ini mengalami perubahan yang lebih baik lagi. Harus ada local leader yang mendampingi pemuda, karena dengan adanya local leader, pemuda dan masyarakat masih tetap pada garis yang sudah di rencanakan bersama masyarakat dan fasilitator. Dan tidak hanya ada local leader saja, masyarakat juga harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas kepemilikian aset tersebut. Dengan demikian perkampungan Peneleh tidak merasa khawatir kampung mereka akan kembali kepaada masa yang dahulu.

BAB VI

REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG PENELEH

Pendampingan masyarakat Peneleh dalam memanfaatkan aset yang mereka miliki merupakan salah satu cara untuk merubah pola pikir mereka. Upaya-upaya yang dilakukan sengaja di arahkan agar masyarakat Peneleh bisa berubah dan berinsiatif secara mandiri untuk merubah masyarakat sekitar. Setelah dilakukan pendampingan secara berkelanjutan, setelah itu nampak perubahan dari hasil pendampingan yang telah dilakukan. Adapun perubahan yang paling utama dari masyarakat setelah adanya pendampingan adalah perubahan pola pikir atau penyadaran masyarakat terhadap keberadaan situs bersejarah.

Masyarakat Peneleh pada awalnya mereka kurang menyadari keberadaan situs bersejarah yang memiliki pengaruh positif terhadap perkampungan mereka, namun saat ini mereka mulai sadar dan tertarik untuk mengelolah situs bersejarah ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian warga dan jiwa sosial yang berpusat pada kekerabatan masyarakat Peneleh, supaya kampung mereka tidak di katakan kampung mati. Peran paling penting dalam hal ini adalah para Bapak-bapak dan pemuda di kampung Peneleh. Namun peran ibu-ibu hanya sebagai pendukung untuk pelaksanaan pengenalan situs bersejarah ini kepada seluruh masyarakat khususnya di kecamatan Genteng Kali.

Selama melakukan pendampingan di lapangan, banyak sekali pengalaman dan tantangan yang di dapat selama pendampingan di Peneleh. Selama kegiatan pendampingan berlangsung fasilitator banyak mendapatkan pelajaran baru dari

92

segi sosial yang dapat menciptakan Suasana kekeluargaan dan membaur bersama masyarakat. Langkah awal sebelum melakukan pendampingan, sebaiknya terlebih dahulu membangun kepercayaan dengan masyarakat Peneleh, namun sangatlah tidak mudah dalam hal membangun kepercayaan kepada masyarakat agar mereka bisa langsung menerima kedatangan orang baru di lingkungan mereka. Untuk membangun kepercayaan itu pendamping harus sering melakukan interaksi dan pengenalan diri terhadap masyarakat sekitar, bahkan jika ada kegiatan arisan PKK juga ikut serta di dalamnya.

Setelah menjalin hubungan sacara baik, kemudian dilakukan pendampingan dan mengajak berdiskusi bersama masyarakat Peneleh. Awal pendampingan ini fasilitator mencoba berinteraksi dengan Bapak Ali yang kebetulan rumahnya berdekatan dengan situs sejarah atau aset dari kampung ini, dan Bapak Ali ini bisa disebut juru kunci dari situs bersejarah HOS. Cokroaminoto karena bapak ini penduduk asli dan sudah sejak puluhan tahun tinggal di kampung Peneleh ini. dengan melakukan pendekatan tersebut, diharapkan fasilitator bisa masuk dan berbaur warga secara baik-baik dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. fasilitator tidak membutuhkan waktu lama untuk berbaur, tahap awal yang dilakukan fasilitator yakni mulai menggalih informasi mengenai potensi yang ada di lingkungan Peneleh. Lalu keesokan harinya, kami bersama local leader melakukan pengamatan kondisi sesungguhnya di situs bersejarah itu, kami melanjutkan pembicaraan dan menggalih informasi secara mendalam. Local leader juga mengajak fasilitator untuk bertemu dengan warga Peneleh untuk mengakrabkan antara fasilitator dengan warga peneleh.

93

Fasilitator mendapatkan sambutan yang hangat dari warga Peneleh dan warga menerimanya dengan ramah sekali. Dengan begini fasilitator mulai menggalih

Dokumen terkait