• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan strategi Giving Questions and Getting Answer untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan strategi Giving Questions and Getting Answer untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

KHOLIFATUS ZUHRIYAH NIM. D07213018

PRODI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Kholifatus Zuhriyah, 2017. Penggunaan Strategi Giving Question and Getting Answer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa tehadap mata pelajaran IPA materi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan. Untuk itu peneliti mengambil tindakan pembelajaran melalui strategi giving question and getting asnwer.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penggunaan strategi giving question and getting untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo?. (2) Bagaimana peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo setelah menggunakan strategi giving questions and getting answer?.

Metode dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model siklus Kurt Lewin dengan melakukan dua siklus, pada setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan tes tulis serta dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa, instrumen panduan wawancara dan butir soal tes tulis.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) penggunaan strategi giving question and getting answer pada mata pelajaran IPA berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan pada hasil observasi aktifitas siswa yang mengalami peningkatan dari perolehan nilai 70,17 dengan kategori cukup baik pada siklus I menjadi 94,20 dengan kategori sangat baik pada siklus II. Sedangkan hasil observasi aktifitas guru juga mengalami peningkatan dari perolehan nilai 78,2 dengan kategori cukup baik pada siklus I menjadi 96,09 dengan kategori sangat baik pada siklus II. (2) Peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan strategi giving question and getting answer pada mata pelajaran IPA dapat dikatakan sangat baik berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan, terbukti dari prosentase ketuntasan siswa sebelum dilaksanakan siklus hanya mencapai nilai 5,88% tetapi ketika sudah dilaksanakan siklus dengan menggunakan strategi giving question and getting answer prosentase ketuntasan belajar mencapai nilai 76,47%. Tetapi dalam siklus I masih perlu perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan target indikator keberhasilan, sehingga perlu mengadakan siklus II. Setelah siklus II dilaksanakan prosentase hasil belajar siswa mencapai melebihi indikator keberhasilan yang ditargetkan yaitu 94,11%. Begitu juga nilai rata-rata dari setiap siklus mengalami peningkatan, seperti pada pra siklus nilai rata-rata hanya mencapai 42,94, sedangkan pada siklus I nilai rata-rata mencapai 81,23 dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 93.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tindakan yang Dipilih. ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Lingkup Penelitian ... 9

F. Signifikansi Penelitian ... 10

BAB II : KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar ... 12

2. Tujuan Belajar ... 13

3. Pengertian Hasil Belajar ... 14

4. Indikator dalam Hasil Belajar ... 15

5. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18

(8)

2. Pengertian Strategi GQGA ... 26

3. Langkah-langkah Strategi GQGA ... 27

4. Kelebihan dan kelemahan strategi GQGA ... 28

C. Pembelajaran IPA 1. Pengertian Mata Pelajaran IPA ... 29

2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 31

3. Mata Pelajaran IPA ... 32

D. Pengaruh Stategi GQGA terhadap hasil belajar... . 40

BAB III: PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 42

B. Setting Penelitian dan karakteristik subyek penelitian ... 43

C. Variabel yang Diselidiki ... 44

D. Rencana Tindakan ... 45

E. Data dan cara pengumpulannya ... 53

F. Teknik Analisis Data Kuantitatif ... 55

G. Indikator Kinerja ... 65

H. Tim Peneliti dan tugasnya ... 66

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 67

B. Pembahasan ... 97

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

(9)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN 108

RIWAYAT HIDUP 109

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Jenis dan indikator hasil belajar ... 16

Tabel 2.2 : Bentuk kaki burung ... 32

Tabel 3.4 : Instumen observasi aktivitas guru siklus I ... 53

Tabel 3.5 : Instumen observasi aktifvitas siswa siklus I ... 54

Tabel 3.6 : Instumen observasi aktivitas guru siklus II ... 55

Tabel 3.7 : Instumen observasi aktivitas guru siklus II ... 58

Tabel 4.1 : Distribusi hasil belajar siswa pra siklus ... 68

Tabel 4.2 : Daftar nilai evaluasi siswa pra siklus ... 107

Tabel 4.3 : Hasil observasi aktivitas guru siklus I ... 141

Tabel 4.4 : Hasil observasi aktivitas siswa siklus I ... 144

Tabel 4.5 : Daftar nilai evaluasi siswa siklus I ... 146

Tabel 4.6 : Hasil observasi aktivitas guru siklus II ... 175

Tabel 4.7 : Hasil observasi aktivitas siswa siklus II... 178

Tabel 4.8 : Daftar nilai evaluasi siswa siklus II ... 180

(11)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Pernyataan dari Sekolah

Lampiran 2 : Instrumen Panduan Wawancara Pra Siklus

Lampiran 3 : Daftar nilai evaluasi siswa kelas V pra siklus

Lampiran 4 : Hasil validasi dokumen RPP siklus I

Lampiran 5 : Hasil validasi butir soal evaluasi siklus I

Lampiran 6 : Hasil validasi instrumen observasi guru dan siswa siklus I

Lampiran 7 : Hasil observasi aktivitas guru siklus I

Lampiran 8 : Hasil observasi aktivitas siswa siklus I

Lampiran 9 : Daftar nilai evaluasi siswa siklus I

Lampiran 10 : Hasil validasi dokumen RPP siklus II

Lampiran 11 : Hasil validasi butir soal evaluasi siklus II

Lampiran 12 : Hasil validasi instrumen observasi guru dan siswa siklus II

Lampiran 13 : Hasil Observasi aktivitas guru siklus II

Lampiran 14 : Hasil Observasi aktivitas siswa siklus II

Lampiran 15 : Daftar nilai evaluasi siswa siklus II

Lampiran 16 : Foto kegiatan saat penelitian tindakan kelas

Lampiran 17 : Surat tugas bimbingan skripsi

Lampiran 18 : Kartu konsultasi bimbingan skripsi

Lampiran 19 : Hasil evaluasi pra siklus

Lampiran 20 : Hasil evaluasi siklus I

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu yang perlu guru lakukan demi tercapainya tujuan pendidikan

nasional dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan

strategi yang menarik dan bervariasi.1 Guru dapat menggunakan banyak

strategi dalam pembelajaran di kelas, tentunya penggunaan strategi antara

materi satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Penggunaan strategi

pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi

pembelajaran. Jika guru mampu menggunakan strategi yang tepat untuk peserta

didik maka proses kegiatan belajar mengajar tidak akan membuat peserta didik

merasa bosan mengikuti pembelajaran di kelas.2 Selain itu, peserta didik akan

menyukai mata pelajaran tersebut karena ada ketertarikan dari peserta didik

untuk belajar dengan sungguh-sunguh hingga menguasai materi pelajaran

tersebut. Peserta didik yang belajar sungguh-sungguh maka bisa dipastikan

tingkat hasil belajar peserta didik akan memuaskan.

Proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila peserta didik bisa

menguasai semua materi pelajaran yang telah diajarkan dengan sangat baik,

cara mengukur keberhasilan peserta didik dengan melihat hasil belajar peserta

      

1 Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), 49.

(13)

didik. Jika nilai hasil belajar peserta didik rata-rata tinggi, dapat dikatakan

bahwa strategi yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar berhasil.

Peserta didik akan saling berkompetensi satu dengan yang lain untuk

mendapatkan nilai hasil belajar yang terbaik. Dorongan seperti ini akan terjadi

sendiri kepada peserta didik yang lain ketika seorang peserta didik

mendapatkan nilai hasil belajar yang tinggi, maka peserta didik yang tidak

mendapatkan nilai seperti temannya tersebut akan berusaha dengan keras untuk

mendapatkan nilai yang lebih baik dari temannya dengan cara belajar dan terus

belajar. Proses dari kegiatan belajar mengajar yang baik akan membentuk

karakter baik juga bagi peserta didik.

Banyak sekali pengaruh positif yang dapat dilihat dari kegiatan belajar

mengajar, jika dalam pembelajaran guru menggunakan strategi pembelajaran

yang tepat. tetapi kenyataannya yang ada di lapangan menunjukkan masih

banyak permasalahan yang merujuk pada proses kegiatan belajar mengajar

yang membuat siswa merasa jenuh karena masih banyak guru yang

menggunakan metode ceramah saja. Selain itu, masih banyak siswa yang pasif

ketika pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Sehingga hal ini berdampak

pada hasil belajar peserta didik yang rendah karena tingkat antusias peserta

didik untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar juga rendah. Seperti yang

terjadi pada siswa kelas V di MI Ma’arif NU Kragan tingkat hasil belajar

(14)

Hal ini terlihat dari proses kegiatan belajar mengajar di kelas, terutama

ketika pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Dimana dari 20 siswa, ada 11 siswa yang sangat antusias mendengarkan

penjelasan guru, dan ada 9 siswa yang ramai sendiri di kelas dan tidak

memperhatikan guru saat menjelaskan materi di kelas, tetapi dari 11 siswa yang

antusias mendengarkan guru menjelaskan materi ketika diberi beberapa

pertanyaan oleh guru hanya beberapa siswa yang bisa menjawab pertanyaan

dengan benar. Masih banyak siswa yang belum dapat memahami apa yang guru

telah jelaskan, sehingga ketika diberi soal latihan dapat diperkirakan masih

banyak siswa yang mendapatkan hasil belajar yang kurang baik. Kondisi ini

menjadi beban tersendiri bagi guru kelas V MI Ma’arif NU Kragan.3 Hal ini

juga dapat diketahui berdasarkan hasil pra siklus hasil belajar siswa kelas V

banyak yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal sekolah yaitu

78 dan rata-rata nilai hasil belajar siswa tergolong rendah dengan nilai rata

42,94. Dimana hanya ada 1 siswa yang tuntas dan 16 siswa lainnya belum tuntas

karena nilainya masih dibawah KKM.

MI Ma’arif NU Kragan terletak di Desa Banjarsari Buduran, Kecamatan

Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. MI Ma’arif NU Kragan yang berdiri sejak tahun

ini sebenarnya sudah memiliki fasilitas yang cukup lengkap selain itu guru-guru

madrasah tersebut mampu menjadi guru yang profesional walaupun guru-guru

      

(15)

di madrasah tersebut bukan lulusan yang sesuai dengan bidang yang diambil

untuk mengajar di MI tetapi masih dalam ruang lingkup bidangnya yaitu

pendidikan.

Kelas V MI Ma’arif NU Kragan dikelola oleh Ibu Niswatin, S.Pd, M.Pd,

selaku wali kelas V sejak beberapa tahun terakhir. Bu Niswatin merupakan

lulusan PTN yang ada di Surabaya ketika mengambil Strata 1 dan 2 dengan

jurusan yang sama yaitu Pendidikan IPS. Beliau saat ini sedang melanjutkan

pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas Terbuka di Semarang

mengambil Strata 3. Kelas yang dipegang oleh Bu Niswatin memiliki fasilitas

yang cukup lengkap, yang terdiri dari papan tulis, meja, kursi mading kelas, dan

lain sebagainya. MI Ma’arif NU Kragan dalam kegiatan belajar mengajar

menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 (KTSP 2006) dan

proses pembelajaran di kelas V sudah dirancang dengan baik sejak menjelang

tahun pelajaran baru, RPP sudah disiapkan dari awal. Proses pembelajaran juga

sudah mengikuti RPP yang telah disusun sebelumnya. Hanya saja ada beberapa

kendala dalam kegiatan belajar mengajar yaitu rendahnya tingkat hasil belajar

siswa.4

Hal ini terjadi disebabkan karena adanya dua faktor yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor ekternal berasal dari lingkungannya seperti ketika

di rumah, orang tua tidak memperhatikan anaknya secara baik untuk

      

(16)

mendorong anak terus belajar. Kebanyakan orang tua tidak pernah bertanya

terkait bagaimana pelajaran di sekolah, apakah ada kesulitan dalam memahami

pelajarannya. Orang tua sering kali mengabaikan hal ini padahal pentingnya

peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk mengawasi dan mengarahkan anak

untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, salah satunya yaitu belajar

dengan disiplin sehabis pulang sekolah dan orang tua juga harus membatasi

waktu bermain anak agar mereka tidak lupa waktu untuk belajar. Jika orang tua

mampu membiasakan anaknya dengan lebih banyak meluangkan waktu belajar

maka anak akan terbiasa untuk terus belajar. Tetapi orang tua juga harus

memahami psikologi anaknya dengan sangat baik, anak tidak harus selalu

dituntut untuk terus belajar tetapi sesekali orang tua perlu memberikan waktu

bermain.

Sedangkan faktor internal yaitu pendekatan belajar, metode, strategi,

media serta pemanfaatan sumber belajar yang digunakan guru memiliki

pengaruh yang sangat besar terhadap hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif

NU Kragan. Guru harus menggunakan semua hal itu dengan sangat baik dan

harus sesuai tujuan, serta melihat karakteristik peserta didik.

Untuk menjawab permasalahan diatas diperlukan strategi yang tepat

untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti dalam mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tidak semua strategi pembelajaran

dapat diterapkan tetapi pengunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran

(17)

strategi yang cocok pada mata pelajaran ini dengan menggunakan strategi

giving question and getting answer. Strategi ini berupa memberi pertanyaan dan

menerima jawaban dengan menggunakan kartu pertanyaan. Strategi giving

question and getting answer bisa digunakan pada materi cara makhkluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya karena untuk mengetahui bagaimana

makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan menyesuaikan diri dengan

lingkungan secara jelas dan benar dengan membuat beberapa pertanyaan terkait

hewan dan tumbuhan yang beradaptasi di sekitar lingkungan mereka. Strategi

ini dalam konsepnya yaitu siswa diminta untuk lebih aktif di kelas dengan

bertanya.

Bertanya merupakan suatu teknik efektif dalam proses pembelajaran

IPA. Dari pertanyaan tersebut akan dapat mengoptimalkan proses beripikir dan

perkembangan mental atau psikologi siswa. Kemapuan dalam menyusun

pertanyaan dan jawaban merupakan landasan pertama dalam mempelajari

materi IPA dengan berbagai model pembelajaran. Selain itu pemberian

pertanyaan yang baik akan mampu mengoptimalkan proses berpikir tingkat

tinggi (Higher order thingking/ HOT) dan kempauan berpikir kritis (Critical

thingking). Hal ini menunjukkan bahwa strategi ini sangat sesuai digunakan pada karakteristik siswa yang telah mempunyai kemampuan berpikir tingkat

tinggi atau berpikir kritis yaitu digunakan pada kelas tinggi seperti siswa kelas

(18)

siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan dengan menggunakan strategi giving

question and getting answer.

Berdasarkan permasalahan di atas, menjadi pendorong utama bagi

peneliti untuk melakukan penelitian tentang “Penggunaan Strategi Giving

Question and Getting Answer (GQGA) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Mata pelajaran IPA Siswa Kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penggunaan strategi giving question and getting answer

dalam pembelajaran mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif

NU Kragan Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar dengan menggunakan strategi

giving question and getting answer pada mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo ?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih oleh peneliti pada siswa kelas V MI Ma’arif NU

Kragan Sidoarjo dalam pembelajaran IPA yaitu, menggunakan strategi giving

question and getting answer pada materi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan, untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif

(19)

question and getting answer karena materi ini banyak istilah baru tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan sulit untuk

dimengerti oleh siswa. siswa sering menjumpai banyak hewan dan tumbuhan

disekitar lingkungan mereka, tetapi mereka tidak begitu memahami bagaimana

cara hewan dan tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Hal ini secara tidak langsung akan membuat siswa merasa ingin tahu

tentang cara hewan dan tumbuhan yang pernah mereka jumpai disekitar

lingkungan melakukan penyesuaian diri baik itu untuk melindungi diri atau

memperoleh makanan. Dari rasa ingin tahu yang tinggi siswa akan mendorong

siswa untuk lebih bertanya dan menjawab berdasarkan pengetahuan yang

mereka miliki saja. Selain itu dengan melihat karakteristik siswa juga sangat

sesuai karena pada strategi giving question and getting answer ini

menggunakan teknik bertanya dan menjawab. Strategi ini akan mendorong

siswa untuk lebih berpikir kritis dan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran dikelas. Kempampuan berpikir tingkat tinggi

dan berpikir kritis hanya dimiliki oleh siswa kelas tinggi, sehingga strategi ini

(20)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui penggunaan strategi giving question and getting answer

dalam pembelajaran mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif

NU Kragan Sidoarjo

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan strategi

giving question and getting answer pada mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo

E. Lingkup Penelitian

1. Subjek yang diteliti pada siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan

Sidoarjo

2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran IPA Kelas V MI Ma’arif

NU Kragan Sidoarjo materi cara makhluk hidup meyesuaikan diri

dengan lingkungan

3. Kompetensi Dasar :

3.1Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan

lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup

3.2Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan

lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup

(21)

3.1.1 Menjelaskan cara hewan menyesuaikan diri dengan

lingkungannya untuk memperoleh makanan

3.1.2 Menjelaskan cara penyesuaian diri hewan untuk

melindungi diri

3.2.1 Menjelaskan cara tumbuhan menyesuaikan diri

dengan lingkungannya

3.2.2 Menyajikan laporan hasil pengamatan ciri khusus

tumbuhan dengan membuat booklet tumbuhan

F. Signifikansi Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengelola pendidikan

atau guru dalam memilih dan menggunakan strategi giving question and

getting answer.

2. Untuk memecahkan masalah dalam pendidikan yang berkaitan dengan

peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

b. Manfaat praktis

a) Bagi guru

1. Untuk memberikan pengalaman bagi guru tentang penggunaan

strategi GQGA pada mata pelajaran IPA.

2. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas

(22)

b) Bagi siswa

1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa di kelas dan meningkatkan

hasil belajar siswa

2. Mendapatkan pengalaman belajar yang menarik dan

menyenangkan

c) Bagi peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk menerapkan pengetahuan

tentang strtaegi giving question and getting answer pada mata pelajaran

IPA dan menjadikan pengalaman yang menantang untuk keberhasilan

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan terkait aspek-aspek

teoritis judul skripsi yaitu: “Penggunaan strategi giving question and getting Answer untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA ”. Untuk selanjutnya akan

diuraikan secara terperinci di bawah ini :

A. Hasil Belajar

a) Pengertian Belajar

Beberapa ahli mengemukakan pengertian belajar dalam memberikan

gambaran tentang pengertian belajar. Reber mendefinisikan belajar dalam

2 pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. 1 Sugihartono

mendefinisikan belajar secara lebih rinci, dimana belajar merupakan suatu

proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.2

Sejalan dengan pendapat tersebut, Abin Syamsudin mendefinisikan

bahwa belajar adalah perbuatan yang menghasilkan perubahan perilaku dan

pribadi. Dan pendapat tersebut diperkuat oleh Garry & Kingsley yang

1 Slameto, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2003), 10

(24)

mendefinisikan belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas)

ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan.3

Dari berbagai definisi belajar yang diungkapkan para pakar psikologi

dan pendidikan tersebut, dapat dimengerti bahwa belajar merupakan sebuah

aktifitas yang pada kenyataannya melibatkan dua unsur yakni jiwa dan raga.

Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk

mendapatkan perubahan. Dalam proses belajar, unsur jiwa dan raga sangat

berperan dan benar-benar terlibat. Jiwa dilibatkan dalam hal pola pikir dan

diindikasikan pada sikap, sedangkan raga memegang peranan dalam hal

keterampilan, kebiasaan, kecakapan. Melalui proses belajar, kedua unsur

jiwa dan raga, fisik dan psikis benar-benar dilatih untuk dapat

dikembangkan sehingga akhirnya dapat menghasilkan sebuah perubahan

positif dalam kedua unsur tersebut.

b) Tujuan Belajar

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan

bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi

pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan

tercapai oleh siswa. tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah

laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses

belajar.4

(25)

c) Pengertian Hasil Belajar

Nana Sudjana, mendefinisikan hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Dan hasil belajar itu sendiri menurut Horward Kingsley terbagi

menjadi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)

pengetahuan dan pengertian, dan (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing

jenis hasil belajar tersebut dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan

dalam kurikulum. 5 Dalam pembagian macam hasil belajar, Gagne

mempunyai pandangan berbeda yang membaginya menjadi lima kategori

hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c)

strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.

Dalam sistem pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi

hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya

menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik. Di bawah ini akan lebih dijelaskan mengenai ketiga ranah

tersebut, di antaranya:6

5 Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010),

22

(26)

a) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut

kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk

kognitif tingkat tinggi.

b) Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi,

dan internalisasi.

c) Ranah Psikomotoris

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam

aspek, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,

kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan

keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interaktif.

d) Indikator dalam Hasil belajar

Indikator hasil belajar menurut Benjmin S. Bloom dengan

Taxonomy of Education Obejectives membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pengembangan

(27)

Tabel. 2.1

JENIS DAN INDIKATOR HASIL BELAJAR7

No. Ranah Indikator

1. Ranah Kognitif a. Pengetahuan

(knowledge)

b. Pemahaman (Comprehension)

c. Penerapan (Application)

d. Analisis (analysis)

e. Menciptakan (Synthesis)

f. Evaluasi (evaluation)

Menidentifikasi, mendefinisikan, mendaftar, mencocokkan, menetapkan, menyebutkan, melabel, menggambarkan, memilih.

Menerjemahkan, merubah, menyamarkan, mengurai dengan kata-kata sendiri, membedakan, menduga, mengambil kesimpulan, menjelaskan.

Menggunakan, mengoperasikan, mencipatakan, membuat perubahan, menyelesaikan, memperhitungkan, menyiapkan, menentukan.

Membedakan, memilih, memisahkan, membagi, mengidentifikasi, merinci, menganalisis, membandingkan.

Membuat pola, merencanakan, menyusun, mengubah, mengatur, menyimpulkan, menyusun, mengubah, mengatur, menyimpulkan, menyusun, membangun, merencanakan.

Menilai, membandingkan, membenarkan, mengkritik, menjelaskan, menafsirkan merangkum, mengevaluasi.

2. Ranah afektif a. Penerimaan

(receiving)

b. Menjawab (responding)

Mengikuti, memilih, mempercayai, memutuskan, bertanya, memegang, memberi, menemukan, mengikuti.

Membaca, mencocokkan, membantu, menjawab, mempraktekkan, memberi,

(28)

c. Penilaian (valuing)

d. Organisasi (Organization)

e. Menentukan ciri-ciri nilai

(characterization by a value or value complex)

melaporkan, menyambut, menveritakan, melakukan.

Memprakarsai, meminta, mengundang, membagikan, bergabung, mengikuti, mengemukakan, membaca, belajar, bekerja, menerima, mendebat.

Mempertahankan, mengubah, menggabungkan, mempersatukan, mendengar, mempengaruhi, mengikuti, menyatukan.

Menghubungkan, memutuskan, menyajika, menggunakan, menguji, menanyai, menegaskan, mengemukakan, memecahkan, mempengaruhi,

menunjukkan 3. Ranah psikomotorik

a. Gerakan pokok (fundamental movement) b. Gerakan umum

(generic movement)

c. Gerakan ordinat (Ordinative Movement)

d. Gerakan kreatif (Creative movement)

Membawa, mendengar, memberi, reaksi, memindahkan, mengerti, berjalan, memanjat, melompat.

Melatih, membangun, membongkar, merubah, mengaitkan, merapikan, menggerakkan.

Bermain, menghubungkan, mempertimbangkan, berenang, memperbaiki, menulis.

Menciptakan, menemukan, memainkan, menunjukkan, membuat, menyusun.

Dengan melihat tabel diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

(29)

afektif dan psikomotorik. Dalam penelitian ini difokuskan pada salah satu

ranah hasil belajar yaitu ranah kognitif.

e) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar a. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa

a. Aspek fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang

berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini

dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan jasmani.

Keadaan jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi

aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan

bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan

belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau

sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang

maksimal. Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis.

Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis

(30)

terutama panca indera. Panca indera yang berfungsi dengan

baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.8

b. Aspek psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis

seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar.

Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi

proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat,

sikap dan bakat.9

a) Kecerdasan/ intelegensi siswa

Tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan

tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini berarti, semakin

tinggi kemampuan intelijensi siswa maka semakin

besar peluangnya untuk meraih sukses, sebaliknya,

semakin rendah kemampuan intelijensi siswa maka

semakin kecil peluangnya untuk memperoleh

kesuksesan.

b) Motivasi

Motivasi adalah kondisi fisiologis dan

psikologis yang terdapat dalal diri seseorang yang

(31)

mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna

mencapai suat tujuan (kebutuhan).

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus

menerus yang disertai rasa senang. Jadi berbeda

dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara

dan belum tentu diikuti dengan rasa senang,

sedangkan minat selalu diikuti dengan rasa senang dan

dari situlah diperoleh kepuasan.10

d) Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat

mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap

adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons

dangan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang,

peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun

negatif.

10 Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran,(Jakarta: Delia

(32)

e) Bakat

Bakat atau aptitude merupakan kecakapan

potensial yang bersifat khusus, yaitu khusus dalam

suatu bidang atau kemampuan tertentu.11 Apabila

bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang

dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses

belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan

berhasil. Pada dasarnya setiap orang mempunyai

bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar

sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi

lingkungan di sekitar siswa

a) Lingkungan Sosial

Yang termasuk lingkungan sosial adalah pergaulan

siswa dengan orang lain disekitarnya, sikap dan perilaku

orang disekitar siswa dan sebagainya. Lingkungan sosial

yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah

orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat

orangtua, peraktk pengelolaan keluarga, ketegangan

keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun

11 Nana Syaodih S., Landasan Psikoloi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2005),

(33)

buruk terhadap kegitan belajar dan hasil yang dicapai oleh

siswa.

b) Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial

adalah :

1. Lingkungan Alamiah

Lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup,

dan berusaha didalamnya. Dalam hal ini keadaan suhu

dan kelembaban udara sangat berpengaruh dalam

belajar anak didik. Anak didik akan belajar lebih baik

dalam keadaan udara yang segar. Dari kenyataan

tersebut, orang cenderung akan lebih nyaman belajar

ketika pagi hari, selain karena daya serap ketika itu

tinggi. Begitu pula di lingkungan kelas. Suhu dan

udara harus diperhatikan. Agar hasil belajar

memuaskan. Karena belajar dalam keadaan suhu

panas, tidak akan maksimal.12

(34)

2. Faktor instrumental

Perangkat belajar yang dapat digolongkan dua

macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan

lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, guru, buku

panduan, silabus dan lain sebagainya.

3. Faktor materi pelajaran

Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia

perkembangan siswa begitu juga dengan metode

mengajar guru, disesuaikandengan kondisi

perkembangan siswa. Oleh Karena itu, agar guru dapat

memberikan kontribusi yang postif terhadap aktivitas

belajr siswa, maka guru harus menguasai materi

pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat

diterapkan sesuai dengan konsdisi siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning)

yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan

metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

mempelajari materi-materi pelajaran.13

(35)

B. Strategi Giving Questions and Getting Answer (GQGA) a) Pengertian Strategi Pembelajaran

Pengertian strategi pembelajaran ada tiga unsur yang perlu kita

pahami bersama, yakni istilah strategi, belajar dan pembelajaran. Istilah

strategi pada mulanya digunakan dalam dunia kemiliteran. Strategi berasal

dari “kata benda” dan “kata kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai kata

benda, strategos merupakan gabungan kata stratos (militer) dengan “ego” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan). Strategos yang berarti “jenderal” atau “panglima”, sehingga strategi diartikan sebagai Ilmu Kejenderalan atau Ilmu Kepanglimaan. Strategi

dalam pengertian kemiliteran ini berarti cara penggunaan seluruh kekuatan

militer untuk mencapai tujuan perang. Pengertian strategi tersebut

kemudian diterapkan dalam dunia pendidikan, yang dapat diartikan sebagai

suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas, sehingga

tujuan yang ditetapkan dapat dicapai efisien.14

Dengan demikian strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan

ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi

mencakup tujuh kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan,

proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan.15

(36)

Dick dan Carey mengatakan, “Strategi pembelajaran adalah

komponen umum dari suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang

akan digunakan secara bersama-sama”. Terdapat 5 komponen strategi

pembelajaran, yakni (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2)

penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes dan (5)

kegiatan lanjutan. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan

kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik,

perlatan dan bahan, serta waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan.16

Secara sederhana, istilah pembelajaran (instructions) bermakna sebagai upaya untuk mebelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui

berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.17

Pembelajaran merupakan proses utama yang diselenggarakan dalam

kehidupan di sekolah sehingga antara guru yang mengajar dan anak didik

yang belajar dituntut untuk provit tertentu. Pembelajaran dapat dikatakan

sebagai hasil dari memori kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh

terhadap pemahaman. Dalam pembelajaran, seseorang perlu terlibat dalam

refleksi dan penggunaan memori untuk melacak apa saja yang harus ia

16 Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN,(Jakarta: PT Bumi Aksara,2013), 3

(37)

serap, apa saja yang harus ia simpan dalam memorinya, dan bagaimana ia

menilai informasi yang telah ia peroleh .18

b) Pengertian Strategi Giving Question and Getting Answers (GQGA) Strategi giving questions and getting answer merupakan salah satu strategi meninjau ulang (reviewing strategies), yang secara bahasa memberi pertanyaan dan menerima jawaban. Ashari dalam artikelnya

menyebutkan strategi giving questions and getting answer ditemukan oleh Spancer Kagan, orang berkebangsaan Swiss pada tahun 1963. Menurut

Silberman strategi ini secara tidak langsung menantang siswa untuk

mengingat kembali apa yang dipelajari dalam setiap topik atau unit

pelajaran. Sementara itu Zaini mengatakan “strategi ini sangat baik

digunakan untuk melibatkan siswa dalam mengulang materi pelajaran yang

telah disampaikan”.19

Selain dapat membantu siswa untuk mengingat kembali materi yang

telah dipelajari, strategi giving questions and getting answer juga dapat membantu siswa melatih kemampuannya bertanya jawab. Tanya jawab

dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial dalam pola

interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan bertanya jawab penting untuk

menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan

18 Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Offset,2013), 2

(38)

mengarahkan perhatian pada aspek yang diketahuinya. Selain itu kegiatan

bertanya jawab akan meningkatkan kualitas pembelajaran karena terjadi

interaksi antar siswa dalam hal tukar pemikiran. Seperti yang dijelaskan

oleh Hamdani “bahwa diskusi, dialog, dan tukar gagasan akan membantu

siswa mengenal hubungan-hubungan baru tentang sesuatu dan membantu

mereka memiliki pemahaman yang lebih baik”.20

Strategi giving question and getting answer pada pelaksanannya semua siswa diharuskan untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa

diharuskan melakukan tanya jawab mengenai materi yang sudah

disampaikan. Sehingga pada penerapan strategi ini siswa bertindak sebagai

subjek bukan sebagai objek sedangkan guru hanya bertindak sebagai

fasilitator. Dengan demikian strategi giving question and getting answer sangat baik diterapkan pada kegiatan pembelajaran.

c) Langkah-langkah Strategi Giving Questionsand Getting Answer Langkah-langkah strategi pembelajaran ini menurut Suprijono adalah21

1. Pada awal pembelajaran guru membuat kesepakatan dengan siswa mengenai peraturan strategi giving question and getting answer. 2. Kemudian bagikan dua potongan kertas kepada tiap siswa

3. Minta siswa untuk melengkapi pertanyaan

Kertas 1: saya masih punya pertanyaan

(39)

Kertas 2: bisa menjawab tentang....

4. Setelah guru menyampaikan materi, selanjutnya guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab.

5. Siswa yang akan mengajukan pertanyaan harus menyerahkan kartu

nomor 1 dan siswa yang akan menjawab pertanyaan harus

menyerahkan kartu nomor 2.

d) Kelebihan dan kelemahan strategi Giving Questionsand Getting Answer Kelebihan strategi giving questions and getting answer adalah: suasana pembelajaran menjadi lebih aktif, siswa mendapatkan kesempatan

menanyakan hal-hal yang belum dimengerti, guru dapat mengetahui

kemampuan siswa dalam menguasai materi yang telah disampaikan,

mendorong siswa untuk berani mengajukan pendapatnya, setiap siswa

mempunyai kesempatan yang sama untuk bertanya dan berpendapat dengan

memberi jawaban.22

Kelemahan penerapan strategi giving question and getting answer adalah pertanyaan pada hakikatnya sifatnya hanya hafalan, proses tanya

jawab yang berlangsung secara terus menerus akan menyimpang dari

pokok bahasan yang sedang dipelajari. Akan tetapi, sebenarnya kelemahan

22 Muhammad Fatkhan Ashari, Model Pembelajaran Giving Questions and Getting Answer,

(40)

pada saat menerapkan strategi ini dalam pembelajaran, yang

masing-masing tempat berbeda kondisinya.

Ashari juga menyampaikan penjelasan mengenai tujuan penerapan

strategi giving question and getting answer dalam pembelajaran, yakni sebagai berikut: mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar peraikan

proses pembelajaran, membimbing usaha para siswa untuk memperoleh

suatu keterampilan kognitif maupun sosial, memberikan rasa senang pada

siswa, merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa,

memotivasi siswa agar terlibat dalam interaksi, melatih kemampuan

mengutarakan pendapat, mencapai tujuan belajar.

C. Pembelajaran IPA

a. Pengertian Mata Pelajaran IPA

Secara umum istilah sains (science) diartikan sebagai ilmu

atau ilmu pengetahuan . Istilah ‘science’ yang berasal dariscio, scire

(bahasa latin) yang berarti tahu. Begitupun juga ilmu berasal dari kata

alima’ (bahasa arab) yang juga berarti tahu. Jadi, baik ilmu maupun

science secara etimologis berarti pengetahuan.23 IPA merupakan rumpun illmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam

yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian

23 Depdiknas, Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu SMP/ MTs, (Jakarta: Puskur

(41)

(events) dan hubungan sebab-akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk

anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, Astronomi, dan

geologi.

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara

sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang

dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh

powler bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala

dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum

yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.

Caril dan Sund mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang

sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan

berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen “. Merujuk pada

definisi carin dan sund tersebut maka IPA memiliki empat unsur utama

yaitu :24

1. sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup,

serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang

dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open

ended

2. proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;

metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan

(42)

eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan

kesimpulan

3. produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;

4. aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Pembelajaran IPA

Adapun tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa:

1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,

teknologi dan masyarakat.

2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains

yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam

kehidupan sehari-hari.

5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang

pengajaran lain.

6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan

alam. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam

(43)

c. Materi Pelajaran IPA

a) Cara Penyesuaian Diri Hewan dengan Lingkungan

1. Contoh hewan yang melakukan penyesuaian bentuk tubuh terhadap

lingkungan, seperti :25

a. Burung

Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda

disesuaikan dengan tempat hidupnya dan jenis mangsa yang

dimakannya. Bentuk paruh burung juga beraneka ragam. yang

dimakannya, bentuk kaki burung dan paruh burung

dikelompokkan menjadi lima, seperti pada tabel berikut :

a) Tabel 2.2 Bentuk Kaki Burung

25 Rositawaty, Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V, (Surabaya: PT Jepe Press Media Utama, 2008), 43.

No. Bentuk Kaki Burung Ciri-ciri Contoh

1.

Memiliki tiga jari menghadap ke depan

dan satu jari bagian

Ayam dan burung unta

2.

(44)

b) Tabel 2.3 Bentuk Paruh Burung

No. Contoh Burung Jenis makanan Ciri paruh 1.

Bebek

Ikan, cacing

Paruh seperti sudut dan pangkal bergerigi untuk menyaring dari air lumpur.

2.

Elang

Ular, ayam, kelinci

Paruh tajam, kuat, runcing, dan agak membengkok untuk mengoyak makanan yang berupa daging 3.

Pipit

Biji-bijian

Paruh pendek, tebal, dan runcing untuk memecah biji-bijan, seperti padi.

4.

Serangga

Paruh runcing agak panjang untuk memahat kayu 3.

Jari kaki pendek, kuku melengkung tajam, an cakar kuat untuk mencengkram

Burung elang dan rajawali

4.

Jari terdiri atas empat dengan dua jari berada di depan dan dua jari lainnya

di belakang.

Burung pelatuk.

5. Jari kaki panjang

dan telapak kakinya datar untuk bertengger di ranting-ranting

pohon

(45)

Pelatuk pohom dan menangkap serangga di dalamnya. 5.

Pelikan

Ikan

Paruh panjang dan berkantong besar pada bagian bawah untuk menyimpan ikan.

b. Serangga

Untuk memperoleh makanannya, serangga memiliki

cara tersendiri. Salah satu bentuk penyesuaian dirinya adalah

bentuk mulut yang bebedabeda sesuai dengan jenis makanannya.

Bedasarkan jenis makanan yang dimakannya, jenis mulut

serangga dibedakan menjadi empat, yaitu

mulut pengisap, mulut penusuk, mulut penjilat, dan mulut

penyerap.

c. Gambar 1 bentuk mulut serangga

d. Unta

Unta hidup di daerah padang pasir yang kering dan

(46)

keadaan lingkungan padang pasir. Bentuk penyesuaian diri unta

adalah adanya tempat penyimpanan air di dalam tubuhnya dan

memiliki punuk sebagai penyimpan lemak. Hal inilah yang

menyebabkan unta dapat bertahan hidup tanpa minum air dalam

waktu yang lama.

2. Selain cara memperoleh makanan, ada hewan yang melakukan

penyesuaian lingkungan dengan melindungi diri, seperti :

a. Bunglon

Bunglon dapat mengubah warna kulit sesuai dengan

lingkungannya. Misalnya di daun yang berwarna hijau, bunglon

berwarna hijau. Ketika berada di batang pohon berwarna colat,

bunglon akan berubah menjadi coklat. Tindakan hewan

mengubah warna kulitnya saat melindungi diri dinamakan

mimikri. b. Kalajengking

Kalajengking melindungi dirinya dari musuh dengan

menggunakan sengatnya. Sengatnya ini mengandung racun

yang dapat membunuh musuhnya. Selain kelajengking, hewan

lain yang menggunakan zat racun untuk melindungi dirinya dari

(47)

c. Cumi-cumi

Cumi-cumi melindungi diri dari musuhnya dengan cara

menyemburkan cairan, seperti tinta ke dalam air. Hal ini

menyebabkan musuh yang menyerangnya tidak dapat

melihatnya dan ia dapat berenang dengan cepat untuk

menghindari musuhnya tersebut.

d. Cicak dan kadal

Cecak dan kadal memutuskan ekornya jika diserang oleh

musuh. Tindakan hewan memutus bagian tubuhnya disebut

autotomi. Hal ini dilakukan untuk mengelabui musuhnya. Baian ekor yang putus dapat bergerak-gerak sehingga

mengalihkan perhatian musuhnya. Saat itulah kadal atau cecak

melarikan diri. Ekor yang telah putus pada hewan-hewan itu

dapat tumbuh kembali.

b) Cara Penyesuaian Diri Tumbuhan Terhadap Lingkungan

Selain hewan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan ,

tumbuhan juga memiliki cara yang unik untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup di lingkungan tersebut.

Pada umumnya tumbuhan hidup di tempat yang berbeda-beda. Ada

yang hidup di daerah kering ada pula yang hidupnya di air. Oleh karena

(48)

dengan lingkungan tempat hidupnya. Perhatikan uraian berikut tentang

cara-cara tumbuhan menyesuaikan diri terhadap lingkungan26 :

a. Pohon jati

Pohon jati menyesuaikan diri dengan cara menggugurkan

daunnya saat musim kemarau. Pengguguran daun ini bertujuan agar

tidak terjadi penguapan yang berlebihan yang dapat menyebabkan

tumbuhan kekurangan air dan mati. Pengguguran daun pada musim

kemarau juga dilakukan oleh tumbuhan lain, seperti mahoni

dan kedondong walaupun tidak sebanyak pada pohon jati.

b. Bambu

Saat menyentuhnya, tanganmu akan terasa gata. Hal ini

karena bambu mempunyai rambut-rambut halus. Rambut-rambut

halus tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal di kulit.

b. Gambar 2 pohon bambu

(49)

c. Salak, Bunga Mawar dan putri Malu

Tanaman salak, bunga mawar dan putri malu mempunyai duri.

Duri ini untuk melindungi diri dari musuhnya. Duri tersebut dapat

melukai hewan yang mencoba menggangunya.

c. Gambar 3 bunga mawar

d. Pohon Nangka, pohon karet dan bunga kamboja

Jenis-jenis tumbuhan terrsebut mampu mengeluarkan getah.

Getah dapat menempel ke tubuh hewan yang mengganggunya.

Getah yang menempel menyebabkan hewan suli bergerak. Dengan

demikian, Tumbuhan tersebut terhindar dari gangguan hewan.

d., Gambar 4 pohon karet

e. Kaktus

Tanaman kaktus tempat hidup aslinya sebenarnya

adalah tanah yang kering seperti gurun. Oleh karena itu tanaman ini

menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang kering dan

(50)

yang kecil-kecil seperti duri yang berfungsi untuk mengurangi

penguapan air, batangnya tebal berair dan berlapis lilin yang

berfungsi untuk menyimpan cadangan air, akarnya yang panjang

untuk mencari air.

f. Teratai dan enceng gondok

Teratai dan enceng gondok tempat hidupnya di air.

Tumbuhan ini menyesuaikan diri dengan memiliki daun yang

berbentuk lebar dan tipis. Bentuk daun seperti ini mengakibatkan

penguapan air terjadi dengan mudah. Selain itu, batangnya

yang berongga-rongga. Perbedaan teratai mempunyai akar yang

kuat dan menempel pada perairan sehingga tidak mudah terbawa

oleh arus air, sedangkan tumbuhan enceng gondok akarnya tidak

menancap di dasar perairan.

(51)

D. Pengaruh strategi giving question and getting answer terhadap hasil belajar

Strategi giving question and getting answer merupakan strategi

meninjau ulang (reviewing strategies), yang secara bahasa memberi pertanyaan dan menerima jawaban. Strategi ini sangat baik digunakan

untuk melibatkan siswa dalam mengulang materi pelajaran yang telah

disampaikan.27 strategi giving questions and getting answer juga dapat membantu siswa melatih kemampuannya bertanya jawab. Tanya jawab

dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial dalam pola

interaksi antara guru dan siswa.

Kegiatan bertanya jawab penting untuk menggali informasi,

mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian

pada aspek yang diketahuinya. Selain itu kegiatan bertanya jawab akan

meningkatkan kualitas pembelajaran karena terjadi interaksi antar siswa

dalam hal tukar pemikiran. Jika kualitas pembelajaran meningkat maka

hasil belajar siswa juga akan mengkat, karena hasil belajar merupakan

bagian terpenting dari suatu proses yang dilakukan dalam belajar. Hasil

belajar menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku

harus menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara

utuh. Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan proses

(52)

pembelajaran dan kegiatan evaluasi pembelajaran. sehingga diperlukan

adanya strategi pembelajaran aktif yang dapat menilai secara efektif proses

dan hasil belajar.

Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan

berpikir kritis dan ilmiah pada siswa, dapat dikaji proses maupun hasil

berdasarkan:28 1) kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak

apa yang dijelaskan atau diinformasikan, 2) kemampuan mengidentifikasi

atau membuat sejumlah pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca,

diamati dan atau didengar, 3) kemampuan mengirganisasi hasil-hasil

identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan. Dari

paparan diatas telah menjelaskan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar

salah satunya dengan memiliki kemampuan membuat sejumlah pertanyaan

dan menjawabnya secara tepat sehingga strategi giving question and getting answer dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(53)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas atau classroom action research. Penelitian tindakan kelas merupakan

suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan

tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh

siswa.1

Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran yang

berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan

masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil

pembelajaran, dan mencobakan hal-hal baru di bidang pembelajaran demi

peningkatan mutu dan hasil pembelajaran, maka jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) jenis

kolaboratif. 2 Guru dalam melakukan penelitian bisa dilakukan sambil

melaksanakan penelitian sambil melaksanakan proses pembelajaran, atau

dalam melakukan proses pembelajaran guru bisa melakukan penelitian. Jadi

      

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2007), 3

2 Dasna, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: Badan Penyelenggara Sertifikasi Guru Universitas

(54)

dengan melakukan satu kegiatan, guru bisa mendapatkan dua hasil yaitu

penelitian dan proses pembelajaran.3

Untuk itu penelitian ini melakukan penelitian tindakan yang dilakukan

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V

MI Ma’rifat NU Kragan Sidoarjo pada materi cara makhluk hidup

menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam pelaksanaannya peneliti

berkolaborasi dengan guru kelas V. Model pelaksaanan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) ini menggunakan acuan model siklus Kurt Lewin dengan alur

langkah sebagai berikut :

a. Gambar 2 Bagan Siklus Kurt Lewin

      

(55)

B. Setting penelitian dan subyek penelitian 1. Setting penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau

Classroom Action Research (CAR), yang dilakukan secara kolaboratif

artimya peneliti bekerja sama dengan guru kelas V MI Ma’arif NU Kragan

Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan di dalam

kelas, yaitu rendahnya hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPA

a) Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI NU Marifat

Kragan Sidoarjo tepatnya di kelas V

b) Waktu penelitian

Penelitian ini akan mulai dilaksanakan pada semester ganjil tahun

ajaran 2016-2017 yaitu bulan Oktober-Desember 2016

c) Siklus PTK

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus,

untuk menerapkan strategi giving questions and getting answer dengan

prosedur meliputi pelaksanaan (planning), tindakan (action), observasi

(observation) dan refleksi (reflection). Melalui dua tindakan siklus

tersebut maka dapat diamati peningkatan hasil belajar siswa kelas V

mata pelajaran IPA pada materi cara makhluk hidup menyesuaikan diri

(56)

2. Subjek Penelitian

subyek penelitian ini adalah siwa kelas V MI Ma’arif NU Kragan

Sidoarjo yang berjumlah 20 siswa, 7 siswa perempuan dan 13 siswa

lak-laki.

C. Variabel yang diselidiki

Dalam penelitian tindakan kelas ini, variabel-variabel yang diteliti

sebagai berikut :

1. Variabel input

Variabel input yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas v MI

Ma’arif NU Kragan Sidoarjo.

2. Variabel Proses

Variabel proses yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan

strategi giving question and getting answer

3. Variabel output

Variabel output yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan

hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran IPA materi cara makhluk hidup

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

D. Rencana tindakan

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang

(57)

langkah pokok yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing), refleksi (reflecting). Tahap-tahap yang ada dalam penelitian ini

disebut dengan siklus. Pada penelitian ini dimulai dengan siklus 1, sebelum

melaksanakan siklus 1 perlu dilakukan tahap pra tindakan pelitian yaitu :

1) Meminta izin kepada kepala madrasah untuk melakukan penelitian

sebagai skripsi

2) Melakukan observasi dan wawancara terhadap guru kelas v

3) Melakukan test terkait materi cara makhluk hidup menyesuaikan diri

dengan lingkungannya pada siswa kelas V

Setelah melakukan siklus pra tindakan baru melakukan siklus 1, rencana

tindakan pada setiap siklus diuraikan sebagai berikut:

Siklus 1

Siklus 1 dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dipaparkan sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

1) Menentukan waktu untuk melakukan siklus 1, yakni rencana pada

semester ganjil tahun ajaran 2016-2017 yaitu bulan November

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan media kartu pertanyaan dan kartu jawaban

3) Menuyusun pedoman observasi

4) Menyusun alat evaluasi siswa berupa tes tulis

(58)

2. Pelaksanaan (acting)

a. Kegiatan awal

1) Memulai dengan salam, menyiapkan siswa dan doa bersama

2) Memberikan apersepsi dengan menunjukkan beberapa gambar

hewan untuk mengaitkan dengan materi cara makhkuk hidup

menyesuaikan diri dengan lingkungan

3) Siswa menyiapkan buku paket IPA kelas V

b. Kegiatan inti

1) Siswa diberikan waktu selama 15 menit untuk membaca materi cara

hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam buku

paketnya

2) Siswa menjelaskan materi yang telah dibaca dengan menjawab

beberapa pertanyaan guru

3) Siswa membentuk kelompok sejumlah 4 orang dalam tiap

kelompoknya

4) Guru menjelaskan cara hewan menyesuaikan diri dengan

lingkungannya

5) Siswa mendapatkan katu pertanyaan dan kartu jawaban yang

diberikan oleh guru

6) Siswa wajib membuat pertanyaan dan memberi jawaban yang akan

(59)

7) Siswa menulis dulu pertanyaannya pada kartu pertanyaan kemudian

menukarkan kartu pertanyaan kepada anggota kelompoknya, salah

satu siswa lain dalam satu kelompok wajib menjawab pertanyaan

dengan menunjukkan kartu jawaban. Siswa yang menjawab

pertanyaan mengemukakan jawabannya pada kartu jawaban yang

dipegang.

8) Siswa yang mempunyai kartu pertanyaan dan jawaban yang masih

kosong harus membuat rangkuman diskusi dari pertanyaan dan

jawaban dari anggota kelompoknya sebagai sanksi karena tidak

bertanya dan menjawab

9) Siswa mempresentasikan hasil rangkumannya didepan kelas

10)Guru membimbing jalannya diskusi dan memberikan penguatan

materi

c. Kegiatan penutup

1) Siswa bersama guru melakukan refleksi dan membuat kesimpulan

belajar sehari dengan tanya jawab

11)Guru melakukan evaluasi pembelajaran dengan meminta tiap siswa

mengerjakan soal yang disediakan guru

(60)

3. Observasi

Beberapa hal yang diamati dalam proses pembelajaran IPA kelas V

MI NU Maa’rif Kragan Sidoarjo dengan menggunakan instrumen observasi

pada siklus 1

1) Pelaksanaan mengajar guru di kelas

2) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

4. Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini peneliti melakukan analisa data, memahami,

menjelaskan serta menyimpulkan segala sesuatu yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung. Setelah diketahui kekurangan dari hasil

pelaksanaan pembelajaran siklus 1, maka dapat dilakukan perbaikan lewat

pelaksanaan siklus 2

Siklus 2

Kegiatan penelitian tindakan tindakan pada siklus 2 dilaksanakan

sebagaimana pelaksanaan tindakan pada siklus 1 yang terdiri dari atas

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi

1. Perencanaan (planning)

a) Menentukan waktu untuk melakukan siklus 2, yaitu bulan Desember 2016

b) Membuat persiapan untuk rencana perbaikan pembelajaran yang sesuai

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas

V dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan

(61)

c) Menggunakan tes evaluasi pada mata pelajaran IPA materi materi cara

makhkuk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan

d) Menentukan keberhasilan dari belajar siswa dengan memberikan batasan

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 78.

2. Pelaksanaan (acting)

a. Kegiatan awal

1) Memulai dengan salam, menyiapkan siswa dan doa bersama

2) Memberikan apersepsi dengan bermain tebak-tebakan terkait materi

cara tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

3) Siswa menyiapkan buku paket IPA kelas V

b. Kegiatan inti

1) Siswa membentuk kelompok sejumlah 4 orang dalam tiap

kelompoknya

2) Masing-masing kelompok menulis laporan hasil pengamatan

tumbuhan pada gambar yang telah dibagikan dengan membuatnya

dalam bentuk booklet dan menempelkan gambar tumbuhan pada

booklet

3) Perwakilan dari salah satu anggota kelompok mempresentasikan

hasil kerja didepan kelas

4) Siswa yang lain menilai hasil kerja kelompok yang telah

mempresentasikannya. Hal ini dilakukan secara bergantian antar

(62)

5) Siswa mendapatkan katu pertanyaan dan kartu jawaban yang

diberikan oleh guru

6) Siswa wajib membuat pertanyaan dan memberi jawaban yang akan

diberikan kepada pasangannya teman sebangku

7) Setiap Siswa menulis dulu pertanyaannya pada kartu pertanyaan

kemudian menukarkan kartu pertanyaan kepada teman

sebangkunya, Siswa yang menjawab pertanyaan mengemukakan

jawabannya pada kartu jawaban yang dipegang secara bergantian.

8) Siswa yang sudah bertanya dan menjawab maka kartu pertanyaan

dan kartu jawaban diserahkan kembali kepada guru ketika diskusi

sudah selesai.

9) Siswa yang mempunyai kartu pertanyaan dan jawaban yang masih

kosong tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan kartu

pertanyaan dan jawaban kepada guru, atau jawabannya kurang tepat

siswa harus membuat rangkuman diskusi dari pertanyaan dan

jawaban dari anggota kelompoknya sebagai sanksi karena tidak

bertanya dan menjawab, atau kurang teliti dalam menjawab

pertanyaan

10)Siswa mempresentasikan hasil rangkumannya didepan kelas

11)Guru membimbing jalannya diskusi dan memberikan penguatan

(63)

c. Kegiatan penu

Gambar

Tabel. 2.1
Tabel 3.4 Instrumen Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Tabel 3.5  Instrumen Observasi  Aktivitas Siswa Siklus I
Tabel 3.6 Instrumen Observasi Aktivitas Guru Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar biologi pada materi fotosintesis melalui pembelajaran Giving Questions and Getting

Hasil penelitian yang diperoleh adalah penerapan strategi pembelajaran Giving Question And Getting Answer dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi

Kesimpulan dari penelitian ini dengan menggunakan metode giving question and getting answer dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Hal ini berarti pembelajaran dengan menggunakan model Giving Question and Getting Answer memberikan pengaruh dengan keriteri tinggi terhadap hasil belajar siswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) penerapan model pembelajaran giving question and getting answer pada mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas X Madrasah Aliyah

1. Diperoleh skor 4 dengan kategori sangat baik, karena persiapan media pembelajaran telah dipersiapkan dengan sangat baik, sudah sesuai dengan langkah-langkah RPP,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh strategi belajar aktif tipe giving question and getting answer terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

Variabel bebas (X) strategi pembelajaran aktiftipe giving question and getting answer (GQGA).Variabel terikat (Y) dalam penelitian adalah hasil belajar kimia