SKRIPSI
Oleh :
KHOLIFATUS ZUHRIYAH NIM. D07213018
PRODI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Kholifatus Zuhriyah, 2017. Penggunaan Strategi Giving Question and Getting Answer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa tehadap mata pelajaran IPA materi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan. Untuk itu peneliti mengambil tindakan pembelajaran melalui strategi giving question and getting asnwer.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penggunaan strategi giving question and getting untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo?. (2) Bagaimana peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo setelah menggunakan strategi giving questions and getting answer?.
Metode dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model siklus Kurt Lewin dengan melakukan dua siklus, pada setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan tes tulis serta dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa, instrumen panduan wawancara dan butir soal tes tulis.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) penggunaan strategi giving question and getting answer pada mata pelajaran IPA berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan pada hasil observasi aktifitas siswa yang mengalami peningkatan dari perolehan nilai 70,17 dengan kategori cukup baik pada siklus I menjadi 94,20 dengan kategori sangat baik pada siklus II. Sedangkan hasil observasi aktifitas guru juga mengalami peningkatan dari perolehan nilai 78,2 dengan kategori cukup baik pada siklus I menjadi 96,09 dengan kategori sangat baik pada siklus II. (2) Peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan strategi giving question and getting answer pada mata pelajaran IPA dapat dikatakan sangat baik berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan, terbukti dari prosentase ketuntasan siswa sebelum dilaksanakan siklus hanya mencapai nilai 5,88% tetapi ketika sudah dilaksanakan siklus dengan menggunakan strategi giving question and getting answer prosentase ketuntasan belajar mencapai nilai 76,47%. Tetapi dalam siklus I masih perlu perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan target indikator keberhasilan, sehingga perlu mengadakan siklus II. Setelah siklus II dilaksanakan prosentase hasil belajar siswa mencapai melebihi indikator keberhasilan yang ditargetkan yaitu 94,11%. Begitu juga nilai rata-rata dari setiap siklus mengalami peningkatan, seperti pada pra siklus nilai rata-rata hanya mencapai 42,94, sedangkan pada siklus I nilai rata-rata mencapai 81,23 dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 93.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tindakan yang Dipilih. ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Lingkup Penelitian ... 9
F. Signifikansi Penelitian ... 10
BAB II : KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar ... 12
2. Tujuan Belajar ... 13
3. Pengertian Hasil Belajar ... 14
4. Indikator dalam Hasil Belajar ... 15
5. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18
2. Pengertian Strategi GQGA ... 26
3. Langkah-langkah Strategi GQGA ... 27
4. Kelebihan dan kelemahan strategi GQGA ... 28
C. Pembelajaran IPA 1. Pengertian Mata Pelajaran IPA ... 29
2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 31
3. Mata Pelajaran IPA ... 32
D. Pengaruh Stategi GQGA terhadap hasil belajar... . 40
BAB III: PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 42
B. Setting Penelitian dan karakteristik subyek penelitian ... 43
C. Variabel yang Diselidiki ... 44
D. Rencana Tindakan ... 45
E. Data dan cara pengumpulannya ... 53
F. Teknik Analisis Data Kuantitatif ... 55
G. Indikator Kinerja ... 65
H. Tim Peneliti dan tugasnya ... 66
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 67
B. Pembahasan ... 97
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 103
B. Saran ... 104
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN 108
RIWAYAT HIDUP 109
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Jenis dan indikator hasil belajar ... 16
Tabel 2.2 : Bentuk kaki burung ... 32
Tabel 3.4 : Instumen observasi aktivitas guru siklus I ... 53
Tabel 3.5 : Instumen observasi aktifvitas siswa siklus I ... 54
Tabel 3.6 : Instumen observasi aktivitas guru siklus II ... 55
Tabel 3.7 : Instumen observasi aktivitas guru siklus II ... 58
Tabel 4.1 : Distribusi hasil belajar siswa pra siklus ... 68
Tabel 4.2 : Daftar nilai evaluasi siswa pra siklus ... 107
Tabel 4.3 : Hasil observasi aktivitas guru siklus I ... 141
Tabel 4.4 : Hasil observasi aktivitas siswa siklus I ... 144
Tabel 4.5 : Daftar nilai evaluasi siswa siklus I ... 146
Tabel 4.6 : Hasil observasi aktivitas guru siklus II ... 175
Tabel 4.7 : Hasil observasi aktivitas siswa siklus II... 178
Tabel 4.8 : Daftar nilai evaluasi siswa siklus II ... 180
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Pernyataan dari Sekolah
Lampiran 2 : Instrumen Panduan Wawancara Pra Siklus
Lampiran 3 : Daftar nilai evaluasi siswa kelas V pra siklus
Lampiran 4 : Hasil validasi dokumen RPP siklus I
Lampiran 5 : Hasil validasi butir soal evaluasi siklus I
Lampiran 6 : Hasil validasi instrumen observasi guru dan siswa siklus I
Lampiran 7 : Hasil observasi aktivitas guru siklus I
Lampiran 8 : Hasil observasi aktivitas siswa siklus I
Lampiran 9 : Daftar nilai evaluasi siswa siklus I
Lampiran 10 : Hasil validasi dokumen RPP siklus II
Lampiran 11 : Hasil validasi butir soal evaluasi siklus II
Lampiran 12 : Hasil validasi instrumen observasi guru dan siswa siklus II
Lampiran 13 : Hasil Observasi aktivitas guru siklus II
Lampiran 14 : Hasil Observasi aktivitas siswa siklus II
Lampiran 15 : Daftar nilai evaluasi siswa siklus II
Lampiran 16 : Foto kegiatan saat penelitian tindakan kelas
Lampiran 17 : Surat tugas bimbingan skripsi
Lampiran 18 : Kartu konsultasi bimbingan skripsi
Lampiran 19 : Hasil evaluasi pra siklus
Lampiran 20 : Hasil evaluasi siklus I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu yang perlu guru lakukan demi tercapainya tujuan pendidikan
nasional dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan
strategi yang menarik dan bervariasi.1 Guru dapat menggunakan banyak
strategi dalam pembelajaran di kelas, tentunya penggunaan strategi antara
materi satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Penggunaan strategi
pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi
pembelajaran. Jika guru mampu menggunakan strategi yang tepat untuk peserta
didik maka proses kegiatan belajar mengajar tidak akan membuat peserta didik
merasa bosan mengikuti pembelajaran di kelas.2 Selain itu, peserta didik akan
menyukai mata pelajaran tersebut karena ada ketertarikan dari peserta didik
untuk belajar dengan sungguh-sunguh hingga menguasai materi pelajaran
tersebut. Peserta didik yang belajar sungguh-sungguh maka bisa dipastikan
tingkat hasil belajar peserta didik akan memuaskan.
Proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila peserta didik bisa
menguasai semua materi pelajaran yang telah diajarkan dengan sangat baik,
cara mengukur keberhasilan peserta didik dengan melihat hasil belajar peserta
1 Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), 49.
didik. Jika nilai hasil belajar peserta didik rata-rata tinggi, dapat dikatakan
bahwa strategi yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar berhasil.
Peserta didik akan saling berkompetensi satu dengan yang lain untuk
mendapatkan nilai hasil belajar yang terbaik. Dorongan seperti ini akan terjadi
sendiri kepada peserta didik yang lain ketika seorang peserta didik
mendapatkan nilai hasil belajar yang tinggi, maka peserta didik yang tidak
mendapatkan nilai seperti temannya tersebut akan berusaha dengan keras untuk
mendapatkan nilai yang lebih baik dari temannya dengan cara belajar dan terus
belajar. Proses dari kegiatan belajar mengajar yang baik akan membentuk
karakter baik juga bagi peserta didik.
Banyak sekali pengaruh positif yang dapat dilihat dari kegiatan belajar
mengajar, jika dalam pembelajaran guru menggunakan strategi pembelajaran
yang tepat. tetapi kenyataannya yang ada di lapangan menunjukkan masih
banyak permasalahan yang merujuk pada proses kegiatan belajar mengajar
yang membuat siswa merasa jenuh karena masih banyak guru yang
menggunakan metode ceramah saja. Selain itu, masih banyak siswa yang pasif
ketika pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Sehingga hal ini berdampak
pada hasil belajar peserta didik yang rendah karena tingkat antusias peserta
didik untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar juga rendah. Seperti yang
terjadi pada siswa kelas V di MI Ma’arif NU Kragan tingkat hasil belajar
Hal ini terlihat dari proses kegiatan belajar mengajar di kelas, terutama
ketika pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Dimana dari 20 siswa, ada 11 siswa yang sangat antusias mendengarkan
penjelasan guru, dan ada 9 siswa yang ramai sendiri di kelas dan tidak
memperhatikan guru saat menjelaskan materi di kelas, tetapi dari 11 siswa yang
antusias mendengarkan guru menjelaskan materi ketika diberi beberapa
pertanyaan oleh guru hanya beberapa siswa yang bisa menjawab pertanyaan
dengan benar. Masih banyak siswa yang belum dapat memahami apa yang guru
telah jelaskan, sehingga ketika diberi soal latihan dapat diperkirakan masih
banyak siswa yang mendapatkan hasil belajar yang kurang baik. Kondisi ini
menjadi beban tersendiri bagi guru kelas V MI Ma’arif NU Kragan.3 Hal ini
juga dapat diketahui berdasarkan hasil pra siklus hasil belajar siswa kelas V
banyak yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal sekolah yaitu
78 dan rata-rata nilai hasil belajar siswa tergolong rendah dengan nilai rata
42,94. Dimana hanya ada 1 siswa yang tuntas dan 16 siswa lainnya belum tuntas
karena nilainya masih dibawah KKM.
MI Ma’arif NU Kragan terletak di Desa Banjarsari Buduran, Kecamatan
Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. MI Ma’arif NU Kragan yang berdiri sejak tahun
ini sebenarnya sudah memiliki fasilitas yang cukup lengkap selain itu guru-guru
madrasah tersebut mampu menjadi guru yang profesional walaupun guru-guru
di madrasah tersebut bukan lulusan yang sesuai dengan bidang yang diambil
untuk mengajar di MI tetapi masih dalam ruang lingkup bidangnya yaitu
pendidikan.
Kelas V MI Ma’arif NU Kragan dikelola oleh Ibu Niswatin, S.Pd, M.Pd,
selaku wali kelas V sejak beberapa tahun terakhir. Bu Niswatin merupakan
lulusan PTN yang ada di Surabaya ketika mengambil Strata 1 dan 2 dengan
jurusan yang sama yaitu Pendidikan IPS. Beliau saat ini sedang melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas Terbuka di Semarang
mengambil Strata 3. Kelas yang dipegang oleh Bu Niswatin memiliki fasilitas
yang cukup lengkap, yang terdiri dari papan tulis, meja, kursi mading kelas, dan
lain sebagainya. MI Ma’arif NU Kragan dalam kegiatan belajar mengajar
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 (KTSP 2006) dan
proses pembelajaran di kelas V sudah dirancang dengan baik sejak menjelang
tahun pelajaran baru, RPP sudah disiapkan dari awal. Proses pembelajaran juga
sudah mengikuti RPP yang telah disusun sebelumnya. Hanya saja ada beberapa
kendala dalam kegiatan belajar mengajar yaitu rendahnya tingkat hasil belajar
siswa.4
Hal ini terjadi disebabkan karena adanya dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor ekternal berasal dari lingkungannya seperti ketika
di rumah, orang tua tidak memperhatikan anaknya secara baik untuk
mendorong anak terus belajar. Kebanyakan orang tua tidak pernah bertanya
terkait bagaimana pelajaran di sekolah, apakah ada kesulitan dalam memahami
pelajarannya. Orang tua sering kali mengabaikan hal ini padahal pentingnya
peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk mengawasi dan mengarahkan anak
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, salah satunya yaitu belajar
dengan disiplin sehabis pulang sekolah dan orang tua juga harus membatasi
waktu bermain anak agar mereka tidak lupa waktu untuk belajar. Jika orang tua
mampu membiasakan anaknya dengan lebih banyak meluangkan waktu belajar
maka anak akan terbiasa untuk terus belajar. Tetapi orang tua juga harus
memahami psikologi anaknya dengan sangat baik, anak tidak harus selalu
dituntut untuk terus belajar tetapi sesekali orang tua perlu memberikan waktu
bermain.
Sedangkan faktor internal yaitu pendekatan belajar, metode, strategi,
media serta pemanfaatan sumber belajar yang digunakan guru memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif
NU Kragan. Guru harus menggunakan semua hal itu dengan sangat baik dan
harus sesuai tujuan, serta melihat karakteristik peserta didik.
Untuk menjawab permasalahan diatas diperlukan strategi yang tepat
untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tidak semua strategi pembelajaran
dapat diterapkan tetapi pengunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran
strategi yang cocok pada mata pelajaran ini dengan menggunakan strategi
giving question and getting answer. Strategi ini berupa memberi pertanyaan dan
menerima jawaban dengan menggunakan kartu pertanyaan. Strategi giving
question and getting answer bisa digunakan pada materi cara makhkluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya karena untuk mengetahui bagaimana
makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan menyesuaikan diri dengan
lingkungan secara jelas dan benar dengan membuat beberapa pertanyaan terkait
hewan dan tumbuhan yang beradaptasi di sekitar lingkungan mereka. Strategi
ini dalam konsepnya yaitu siswa diminta untuk lebih aktif di kelas dengan
bertanya.
Bertanya merupakan suatu teknik efektif dalam proses pembelajaran
IPA. Dari pertanyaan tersebut akan dapat mengoptimalkan proses beripikir dan
perkembangan mental atau psikologi siswa. Kemapuan dalam menyusun
pertanyaan dan jawaban merupakan landasan pertama dalam mempelajari
materi IPA dengan berbagai model pembelajaran. Selain itu pemberian
pertanyaan yang baik akan mampu mengoptimalkan proses berpikir tingkat
tinggi (Higher order thingking/ HOT) dan kempauan berpikir kritis (Critical
thingking). Hal ini menunjukkan bahwa strategi ini sangat sesuai digunakan pada karakteristik siswa yang telah mempunyai kemampuan berpikir tingkat
tinggi atau berpikir kritis yaitu digunakan pada kelas tinggi seperti siswa kelas
siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan dengan menggunakan strategi giving
question and getting answer.
Berdasarkan permasalahan di atas, menjadi pendorong utama bagi
peneliti untuk melakukan penelitian tentang “Penggunaan Strategi Giving
Question and Getting Answer (GQGA) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Mata pelajaran IPA Siswa Kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan strategi giving question and getting answer
dalam pembelajaran mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif
NU Kragan Sidoarjo?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar dengan menggunakan strategi
giving question and getting answer pada mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo ?
C. Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih oleh peneliti pada siswa kelas V MI Ma’arif NU
Kragan Sidoarjo dalam pembelajaran IPA yaitu, menggunakan strategi giving
question and getting answer pada materi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan, untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif
question and getting answer karena materi ini banyak istilah baru tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan sulit untuk
dimengerti oleh siswa. siswa sering menjumpai banyak hewan dan tumbuhan
disekitar lingkungan mereka, tetapi mereka tidak begitu memahami bagaimana
cara hewan dan tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Hal ini secara tidak langsung akan membuat siswa merasa ingin tahu
tentang cara hewan dan tumbuhan yang pernah mereka jumpai disekitar
lingkungan melakukan penyesuaian diri baik itu untuk melindungi diri atau
memperoleh makanan. Dari rasa ingin tahu yang tinggi siswa akan mendorong
siswa untuk lebih bertanya dan menjawab berdasarkan pengetahuan yang
mereka miliki saja. Selain itu dengan melihat karakteristik siswa juga sangat
sesuai karena pada strategi giving question and getting answer ini
menggunakan teknik bertanya dan menjawab. Strategi ini akan mendorong
siswa untuk lebih berpikir kritis dan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dikelas. Kempampuan berpikir tingkat tinggi
dan berpikir kritis hanya dimiliki oleh siswa kelas tinggi, sehingga strategi ini
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui penggunaan strategi giving question and getting answer
dalam pembelajaran mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif
NU Kragan Sidoarjo
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan strategi
giving question and getting answer pada mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan Sidoarjo
E. Lingkup Penelitian
1. Subjek yang diteliti pada siswa kelas V MI Ma’arif NU Kragan
Sidoarjo
2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran IPA Kelas V MI Ma’arif
NU Kragan Sidoarjo materi cara makhluk hidup meyesuaikan diri
dengan lingkungan
3. Kompetensi Dasar :
3.1Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan
lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup
3.2Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan
lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup
3.1.1 Menjelaskan cara hewan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya untuk memperoleh makanan
3.1.2 Menjelaskan cara penyesuaian diri hewan untuk
melindungi diri
3.2.1 Menjelaskan cara tumbuhan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya
3.2.2 Menyajikan laporan hasil pengamatan ciri khusus
tumbuhan dengan membuat booklet tumbuhan
F. Signifikansi Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1. Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengelola pendidikan
atau guru dalam memilih dan menggunakan strategi giving question and
getting answer.
2. Untuk memecahkan masalah dalam pendidikan yang berkaitan dengan
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
b. Manfaat praktis
a) Bagi guru
1. Untuk memberikan pengalaman bagi guru tentang penggunaan
strategi GQGA pada mata pelajaran IPA.
2. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas
b) Bagi siswa
1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa di kelas dan meningkatkan
hasil belajar siswa
2. Mendapatkan pengalaman belajar yang menarik dan
menyenangkan
c) Bagi peneliti
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk menerapkan pengetahuan
tentang strtaegi giving question and getting answer pada mata pelajaran
IPA dan menjadikan pengalaman yang menantang untuk keberhasilan
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan terkait aspek-aspek
teoritis judul skripsi yaitu: “Penggunaan strategi giving question and getting Answer untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA ”. Untuk selanjutnya akan
diuraikan secara terperinci di bawah ini :
A. Hasil Belajar
a) Pengertian Belajar
Beberapa ahli mengemukakan pengertian belajar dalam memberikan
gambaran tentang pengertian belajar. Reber mendefinisikan belajar dalam
2 pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. 1 Sugihartono
mendefinisikan belajar secara lebih rinci, dimana belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.2
Sejalan dengan pendapat tersebut, Abin Syamsudin mendefinisikan
bahwa belajar adalah perbuatan yang menghasilkan perubahan perilaku dan
pribadi. Dan pendapat tersebut diperkuat oleh Garry & Kingsley yang
1 Slameto, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2003), 10
mendefinisikan belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan.3
Dari berbagai definisi belajar yang diungkapkan para pakar psikologi
dan pendidikan tersebut, dapat dimengerti bahwa belajar merupakan sebuah
aktifitas yang pada kenyataannya melibatkan dua unsur yakni jiwa dan raga.
Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk
mendapatkan perubahan. Dalam proses belajar, unsur jiwa dan raga sangat
berperan dan benar-benar terlibat. Jiwa dilibatkan dalam hal pola pikir dan
diindikasikan pada sikap, sedangkan raga memegang peranan dalam hal
keterampilan, kebiasaan, kecakapan. Melalui proses belajar, kedua unsur
jiwa dan raga, fisik dan psikis benar-benar dilatih untuk dapat
dikembangkan sehingga akhirnya dapat menghasilkan sebuah perubahan
positif dalam kedua unsur tersebut.
b) Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan
bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan
tercapai oleh siswa. tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah
laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses
belajar.4
c) Pengertian Hasil Belajar
Nana Sudjana, mendefinisikan hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Dan hasil belajar itu sendiri menurut Horward Kingsley terbagi
menjadi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)
pengetahuan dan pengertian, dan (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing
jenis hasil belajar tersebut dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan
dalam kurikulum. 5 Dalam pembagian macam hasil belajar, Gagne
mempunyai pandangan berbeda yang membaginya menjadi lima kategori
hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c)
strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.
Dalam sistem pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi
hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik. Di bawah ini akan lebih dijelaskan mengenai ketiga ranah
tersebut, di antaranya:6
5 Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010),
22
a) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk
kognitif tingkat tinggi.
b) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi,
dan internalisasi.
c) Ranah Psikomotoris
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam
aspek, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interaktif.
d) Indikator dalam Hasil belajar
Indikator hasil belajar menurut Benjmin S. Bloom dengan
Taxonomy of Education Obejectives membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pengembangan
Tabel. 2.1
JENIS DAN INDIKATOR HASIL BELAJAR7
No. Ranah Indikator
1. Ranah Kognitif a. Pengetahuan
(knowledge)
b. Pemahaman (Comprehension)
c. Penerapan (Application)
d. Analisis (analysis)
e. Menciptakan (Synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
Menidentifikasi, mendefinisikan, mendaftar, mencocokkan, menetapkan, menyebutkan, melabel, menggambarkan, memilih.
Menerjemahkan, merubah, menyamarkan, mengurai dengan kata-kata sendiri, membedakan, menduga, mengambil kesimpulan, menjelaskan.
Menggunakan, mengoperasikan, mencipatakan, membuat perubahan, menyelesaikan, memperhitungkan, menyiapkan, menentukan.
Membedakan, memilih, memisahkan, membagi, mengidentifikasi, merinci, menganalisis, membandingkan.
Membuat pola, merencanakan, menyusun, mengubah, mengatur, menyimpulkan, menyusun, mengubah, mengatur, menyimpulkan, menyusun, membangun, merencanakan.
Menilai, membandingkan, membenarkan, mengkritik, menjelaskan, menafsirkan merangkum, mengevaluasi.
2. Ranah afektif a. Penerimaan
(receiving)
b. Menjawab (responding)
Mengikuti, memilih, mempercayai, memutuskan, bertanya, memegang, memberi, menemukan, mengikuti.
Membaca, mencocokkan, membantu, menjawab, mempraktekkan, memberi,
c. Penilaian (valuing)
d. Organisasi (Organization)
e. Menentukan ciri-ciri nilai
(characterization by a value or value complex)
melaporkan, menyambut, menveritakan, melakukan.
Memprakarsai, meminta, mengundang, membagikan, bergabung, mengikuti, mengemukakan, membaca, belajar, bekerja, menerima, mendebat.
Mempertahankan, mengubah, menggabungkan, mempersatukan, mendengar, mempengaruhi, mengikuti, menyatukan.
Menghubungkan, memutuskan, menyajika, menggunakan, menguji, menanyai, menegaskan, mengemukakan, memecahkan, mempengaruhi,
menunjukkan 3. Ranah psikomotorik
a. Gerakan pokok (fundamental movement) b. Gerakan umum
(generic movement)
c. Gerakan ordinat (Ordinative Movement)
d. Gerakan kreatif (Creative movement)
Membawa, mendengar, memberi, reaksi, memindahkan, mengerti, berjalan, memanjat, melompat.
Melatih, membangun, membongkar, merubah, mengaitkan, merapikan, menggerakkan.
Bermain, menghubungkan, mempertimbangkan, berenang, memperbaiki, menulis.
Menciptakan, menemukan, memainkan, menunjukkan, membuat, menyusun.
Dengan melihat tabel diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
afektif dan psikomotorik. Dalam penelitian ini difokuskan pada salah satu
ranah hasil belajar yaitu ranah kognitif.
e) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar a. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa
a. Aspek fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini
dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan jasmani.
Keadaan jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi
aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan
bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan
belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau
sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang
maksimal. Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis.
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis
terutama panca indera. Panca indera yang berfungsi dengan
baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.8
b. Aspek psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar.
Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi
proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat,
sikap dan bakat.9
a) Kecerdasan/ intelegensi siswa
Tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini berarti, semakin
tinggi kemampuan intelijensi siswa maka semakin
besar peluangnya untuk meraih sukses, sebaliknya,
semakin rendah kemampuan intelijensi siswa maka
semakin kecil peluangnya untuk memperoleh
kesuksesan.
b) Motivasi
Motivasi adalah kondisi fisiologis dan
psikologis yang terdapat dalal diri seseorang yang
mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna
mencapai suat tujuan (kebutuhan).
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus
menerus yang disertai rasa senang. Jadi berbeda
dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara
dan belum tentu diikuti dengan rasa senang,
sedangkan minat selalu diikuti dengan rasa senang dan
dari situlah diperoleh kepuasan.10
d) Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat
mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap
adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons
dangan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang,
peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun
negatif.
10 Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran,(Jakarta: Delia
e) Bakat
Bakat atau aptitude merupakan kecakapan
potensial yang bersifat khusus, yaitu khusus dalam
suatu bidang atau kemampuan tertentu.11 Apabila
bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang
dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan
berhasil. Pada dasarnya setiap orang mempunyai
bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa
a) Lingkungan Sosial
Yang termasuk lingkungan sosial adalah pergaulan
siswa dengan orang lain disekitarnya, sikap dan perilaku
orang disekitar siswa dan sebagainya. Lingkungan sosial
yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah
orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat
orangtua, peraktk pengelolaan keluarga, ketegangan
keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun
11 Nana Syaodih S., Landasan Psikoloi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2005),
buruk terhadap kegitan belajar dan hasil yang dicapai oleh
siswa.
b) Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial
adalah :
1. Lingkungan Alamiah
Lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup,
dan berusaha didalamnya. Dalam hal ini keadaan suhu
dan kelembaban udara sangat berpengaruh dalam
belajar anak didik. Anak didik akan belajar lebih baik
dalam keadaan udara yang segar. Dari kenyataan
tersebut, orang cenderung akan lebih nyaman belajar
ketika pagi hari, selain karena daya serap ketika itu
tinggi. Begitu pula di lingkungan kelas. Suhu dan
udara harus diperhatikan. Agar hasil belajar
memuaskan. Karena belajar dalam keadaan suhu
panas, tidak akan maksimal.12
2. Faktor instrumental
Perangkat belajar yang dapat digolongkan dua
macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan
lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, guru, buku
panduan, silabus dan lain sebagainya.
3. Faktor materi pelajaran
Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia
perkembangan siswa begitu juga dengan metode
mengajar guru, disesuaikandengan kondisi
perkembangan siswa. Oleh Karena itu, agar guru dapat
memberikan kontribusi yang postif terhadap aktivitas
belajr siswa, maka guru harus menguasai materi
pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat
diterapkan sesuai dengan konsdisi siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning)
yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi-materi pelajaran.13
B. Strategi Giving Questions and Getting Answer (GQGA) a) Pengertian Strategi Pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaran ada tiga unsur yang perlu kita
pahami bersama, yakni istilah strategi, belajar dan pembelajaran. Istilah
strategi pada mulanya digunakan dalam dunia kemiliteran. Strategi berasal
dari “kata benda” dan “kata kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai kata
benda, strategos merupakan gabungan kata stratos (militer) dengan “ego” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan). Strategos yang berarti “jenderal” atau “panglima”, sehingga strategi diartikan sebagai Ilmu Kejenderalan atau Ilmu Kepanglimaan. Strategi
dalam pengertian kemiliteran ini berarti cara penggunaan seluruh kekuatan
militer untuk mencapai tujuan perang. Pengertian strategi tersebut
kemudian diterapkan dalam dunia pendidikan, yang dapat diartikan sebagai
suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas, sehingga
tujuan yang ditetapkan dapat dicapai efisien.14
Dengan demikian strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan
ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi
mencakup tujuh kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan,
proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan.15
Dick dan Carey mengatakan, “Strategi pembelajaran adalah
komponen umum dari suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
akan digunakan secara bersama-sama”. Terdapat 5 komponen strategi
pembelajaran, yakni (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2)
penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes dan (5)
kegiatan lanjutan. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan
kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik,
perlatan dan bahan, serta waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.16
Secara sederhana, istilah pembelajaran (instructions) bermakna sebagai upaya untuk mebelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui
berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.17
Pembelajaran merupakan proses utama yang diselenggarakan dalam
kehidupan di sekolah sehingga antara guru yang mengajar dan anak didik
yang belajar dituntut untuk provit tertentu. Pembelajaran dapat dikatakan
sebagai hasil dari memori kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh
terhadap pemahaman. Dalam pembelajaran, seseorang perlu terlibat dalam
refleksi dan penggunaan memori untuk melacak apa saja yang harus ia
16 Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN,(Jakarta: PT Bumi Aksara,2013), 3
serap, apa saja yang harus ia simpan dalam memorinya, dan bagaimana ia
menilai informasi yang telah ia peroleh .18
b) Pengertian Strategi Giving Question and Getting Answers (GQGA) Strategi giving questions and getting answer merupakan salah satu strategi meninjau ulang (reviewing strategies), yang secara bahasa memberi pertanyaan dan menerima jawaban. Ashari dalam artikelnya
menyebutkan strategi giving questions and getting answer ditemukan oleh Spancer Kagan, orang berkebangsaan Swiss pada tahun 1963. Menurut
Silberman strategi ini secara tidak langsung menantang siswa untuk
mengingat kembali apa yang dipelajari dalam setiap topik atau unit
pelajaran. Sementara itu Zaini mengatakan “strategi ini sangat baik
digunakan untuk melibatkan siswa dalam mengulang materi pelajaran yang
telah disampaikan”.19
Selain dapat membantu siswa untuk mengingat kembali materi yang
telah dipelajari, strategi giving questions and getting answer juga dapat membantu siswa melatih kemampuannya bertanya jawab. Tanya jawab
dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial dalam pola
interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan bertanya jawab penting untuk
menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan
18 Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset,2013), 2
mengarahkan perhatian pada aspek yang diketahuinya. Selain itu kegiatan
bertanya jawab akan meningkatkan kualitas pembelajaran karena terjadi
interaksi antar siswa dalam hal tukar pemikiran. Seperti yang dijelaskan
oleh Hamdani “bahwa diskusi, dialog, dan tukar gagasan akan membantu
siswa mengenal hubungan-hubungan baru tentang sesuatu dan membantu
mereka memiliki pemahaman yang lebih baik”.20
Strategi giving question and getting answer pada pelaksanannya semua siswa diharuskan untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa
diharuskan melakukan tanya jawab mengenai materi yang sudah
disampaikan. Sehingga pada penerapan strategi ini siswa bertindak sebagai
subjek bukan sebagai objek sedangkan guru hanya bertindak sebagai
fasilitator. Dengan demikian strategi giving question and getting answer sangat baik diterapkan pada kegiatan pembelajaran.
c) Langkah-langkah Strategi Giving Questionsand Getting Answer Langkah-langkah strategi pembelajaran ini menurut Suprijono adalah21
1. Pada awal pembelajaran guru membuat kesepakatan dengan siswa mengenai peraturan strategi giving question and getting answer. 2. Kemudian bagikan dua potongan kertas kepada tiap siswa
3. Minta siswa untuk melengkapi pertanyaan
Kertas 1: saya masih punya pertanyaan
Kertas 2: bisa menjawab tentang....
4. Setelah guru menyampaikan materi, selanjutnya guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab.
5. Siswa yang akan mengajukan pertanyaan harus menyerahkan kartu
nomor 1 dan siswa yang akan menjawab pertanyaan harus
menyerahkan kartu nomor 2.
d) Kelebihan dan kelemahan strategi Giving Questionsand Getting Answer Kelebihan strategi giving questions and getting answer adalah: suasana pembelajaran menjadi lebih aktif, siswa mendapatkan kesempatan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti, guru dapat mengetahui
kemampuan siswa dalam menguasai materi yang telah disampaikan,
mendorong siswa untuk berani mengajukan pendapatnya, setiap siswa
mempunyai kesempatan yang sama untuk bertanya dan berpendapat dengan
memberi jawaban.22
Kelemahan penerapan strategi giving question and getting answer adalah pertanyaan pada hakikatnya sifatnya hanya hafalan, proses tanya
jawab yang berlangsung secara terus menerus akan menyimpang dari
pokok bahasan yang sedang dipelajari. Akan tetapi, sebenarnya kelemahan
22 Muhammad Fatkhan Ashari, Model Pembelajaran Giving Questions and Getting Answer,
pada saat menerapkan strategi ini dalam pembelajaran, yang
masing-masing tempat berbeda kondisinya.
Ashari juga menyampaikan penjelasan mengenai tujuan penerapan
strategi giving question and getting answer dalam pembelajaran, yakni sebagai berikut: mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar peraikan
proses pembelajaran, membimbing usaha para siswa untuk memperoleh
suatu keterampilan kognitif maupun sosial, memberikan rasa senang pada
siswa, merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa,
memotivasi siswa agar terlibat dalam interaksi, melatih kemampuan
mengutarakan pendapat, mencapai tujuan belajar.
C. Pembelajaran IPA
a. Pengertian Mata Pelajaran IPA
Secara umum istilah sains (science) diartikan sebagai ilmu
atau ilmu pengetahuan . Istilah ‘science’ yang berasal dariscio, scire
(bahasa latin) yang berarti tahu. Begitupun juga ilmu berasal dari kata
‘alima’ (bahasa arab) yang juga berarti tahu. Jadi, baik ilmu maupun
science secara etimologis berarti pengetahuan.23 IPA merupakan rumpun illmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam
yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian
23 Depdiknas, Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu SMP/ MTs, (Jakarta: Puskur
(events) dan hubungan sebab-akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk
anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, Astronomi, dan
geologi.
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara
sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh
powler bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala
dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum
yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
Caril dan Sund mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang
sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan
berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen “. Merujuk pada
definisi carin dan sund tersebut maka IPA memiliki empat unsur utama
yaitu :24
1. sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup,
serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang
dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open
ended
2. proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;
metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan
3. produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;
4. aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Pembelajaran IPA
Adapun tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa:
1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,
teknologi dan masyarakat.
2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains
yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang
pengajaran lain.
6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam
c. Materi Pelajaran IPA
a) Cara Penyesuaian Diri Hewan dengan Lingkungan
1. Contoh hewan yang melakukan penyesuaian bentuk tubuh terhadap
lingkungan, seperti :25
a. Burung
Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda
disesuaikan dengan tempat hidupnya dan jenis mangsa yang
dimakannya. Bentuk paruh burung juga beraneka ragam. yang
dimakannya, bentuk kaki burung dan paruh burung
dikelompokkan menjadi lima, seperti pada tabel berikut :
a) Tabel 2.2 Bentuk Kaki Burung
25 Rositawaty, Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V, (Surabaya: PT Jepe Press Media Utama, 2008), 43.
No. Bentuk Kaki Burung Ciri-ciri Contoh
1.
Memiliki tiga jari menghadap ke depan
dan satu jari bagian
Ayam dan burung unta
2.
b) Tabel 2.3 Bentuk Paruh Burung
No. Contoh Burung Jenis makanan Ciri paruh 1.
Bebek
Ikan, cacing
Paruh seperti sudut dan pangkal bergerigi untuk menyaring dari air lumpur.
2.
Elang
Ular, ayam, kelinci
Paruh tajam, kuat, runcing, dan agak membengkok untuk mengoyak makanan yang berupa daging 3.
Pipit
Biji-bijian
Paruh pendek, tebal, dan runcing untuk memecah biji-bijan, seperti padi.
4.
Serangga
Paruh runcing agak panjang untuk memahat kayu 3.
Jari kaki pendek, kuku melengkung tajam, an cakar kuat untuk mencengkram
Burung elang dan rajawali
4.
Jari terdiri atas empat dengan dua jari berada di depan dan dua jari lainnya
di belakang.
Burung pelatuk.
5. Jari kaki panjang
dan telapak kakinya datar untuk bertengger di ranting-ranting
pohon
Pelatuk pohom dan menangkap serangga di dalamnya. 5.
Pelikan
Ikan
Paruh panjang dan berkantong besar pada bagian bawah untuk menyimpan ikan.
b. Serangga
Untuk memperoleh makanannya, serangga memiliki
cara tersendiri. Salah satu bentuk penyesuaian dirinya adalah
bentuk mulut yang bebedabeda sesuai dengan jenis makanannya.
Bedasarkan jenis makanan yang dimakannya, jenis mulut
serangga dibedakan menjadi empat, yaitu
mulut pengisap, mulut penusuk, mulut penjilat, dan mulut
penyerap.
c. Gambar 1 bentuk mulut serangga
d. Unta
Unta hidup di daerah padang pasir yang kering dan
keadaan lingkungan padang pasir. Bentuk penyesuaian diri unta
adalah adanya tempat penyimpanan air di dalam tubuhnya dan
memiliki punuk sebagai penyimpan lemak. Hal inilah yang
menyebabkan unta dapat bertahan hidup tanpa minum air dalam
waktu yang lama.
2. Selain cara memperoleh makanan, ada hewan yang melakukan
penyesuaian lingkungan dengan melindungi diri, seperti :
a. Bunglon
Bunglon dapat mengubah warna kulit sesuai dengan
lingkungannya. Misalnya di daun yang berwarna hijau, bunglon
berwarna hijau. Ketika berada di batang pohon berwarna colat,
bunglon akan berubah menjadi coklat. Tindakan hewan
mengubah warna kulitnya saat melindungi diri dinamakan
mimikri. b. Kalajengking
Kalajengking melindungi dirinya dari musuh dengan
menggunakan sengatnya. Sengatnya ini mengandung racun
yang dapat membunuh musuhnya. Selain kelajengking, hewan
lain yang menggunakan zat racun untuk melindungi dirinya dari
c. Cumi-cumi
Cumi-cumi melindungi diri dari musuhnya dengan cara
menyemburkan cairan, seperti tinta ke dalam air. Hal ini
menyebabkan musuh yang menyerangnya tidak dapat
melihatnya dan ia dapat berenang dengan cepat untuk
menghindari musuhnya tersebut.
d. Cicak dan kadal
Cecak dan kadal memutuskan ekornya jika diserang oleh
musuh. Tindakan hewan memutus bagian tubuhnya disebut
autotomi. Hal ini dilakukan untuk mengelabui musuhnya. Baian ekor yang putus dapat bergerak-gerak sehingga
mengalihkan perhatian musuhnya. Saat itulah kadal atau cecak
melarikan diri. Ekor yang telah putus pada hewan-hewan itu
dapat tumbuh kembali.
b) Cara Penyesuaian Diri Tumbuhan Terhadap Lingkungan
Selain hewan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan ,
tumbuhan juga memiliki cara yang unik untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup di lingkungan tersebut.
Pada umumnya tumbuhan hidup di tempat yang berbeda-beda. Ada
yang hidup di daerah kering ada pula yang hidupnya di air. Oleh karena
dengan lingkungan tempat hidupnya. Perhatikan uraian berikut tentang
cara-cara tumbuhan menyesuaikan diri terhadap lingkungan26 :
a. Pohon jati
Pohon jati menyesuaikan diri dengan cara menggugurkan
daunnya saat musim kemarau. Pengguguran daun ini bertujuan agar
tidak terjadi penguapan yang berlebihan yang dapat menyebabkan
tumbuhan kekurangan air dan mati. Pengguguran daun pada musim
kemarau juga dilakukan oleh tumbuhan lain, seperti mahoni
dan kedondong walaupun tidak sebanyak pada pohon jati.
b. Bambu
Saat menyentuhnya, tanganmu akan terasa gata. Hal ini
karena bambu mempunyai rambut-rambut halus. Rambut-rambut
halus tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal di kulit.
b. Gambar 2 pohon bambu
c. Salak, Bunga Mawar dan putri Malu
Tanaman salak, bunga mawar dan putri malu mempunyai duri.
Duri ini untuk melindungi diri dari musuhnya. Duri tersebut dapat
melukai hewan yang mencoba menggangunya.
c. Gambar 3 bunga mawar
d. Pohon Nangka, pohon karet dan bunga kamboja
Jenis-jenis tumbuhan terrsebut mampu mengeluarkan getah.
Getah dapat menempel ke tubuh hewan yang mengganggunya.
Getah yang menempel menyebabkan hewan suli bergerak. Dengan
demikian, Tumbuhan tersebut terhindar dari gangguan hewan.
d., Gambar 4 pohon karet
e. Kaktus
Tanaman kaktus tempat hidup aslinya sebenarnya
adalah tanah yang kering seperti gurun. Oleh karena itu tanaman ini
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang kering dan
yang kecil-kecil seperti duri yang berfungsi untuk mengurangi
penguapan air, batangnya tebal berair dan berlapis lilin yang
berfungsi untuk menyimpan cadangan air, akarnya yang panjang
untuk mencari air.
f. Teratai dan enceng gondok
Teratai dan enceng gondok tempat hidupnya di air.
Tumbuhan ini menyesuaikan diri dengan memiliki daun yang
berbentuk lebar dan tipis. Bentuk daun seperti ini mengakibatkan
penguapan air terjadi dengan mudah. Selain itu, batangnya
yang berongga-rongga. Perbedaan teratai mempunyai akar yang
kuat dan menempel pada perairan sehingga tidak mudah terbawa
oleh arus air, sedangkan tumbuhan enceng gondok akarnya tidak
menancap di dasar perairan.
D. Pengaruh strategi giving question and getting answer terhadap hasil belajar
Strategi giving question and getting answer merupakan strategi
meninjau ulang (reviewing strategies), yang secara bahasa memberi pertanyaan dan menerima jawaban. Strategi ini sangat baik digunakan
untuk melibatkan siswa dalam mengulang materi pelajaran yang telah
disampaikan.27 strategi giving questions and getting answer juga dapat membantu siswa melatih kemampuannya bertanya jawab. Tanya jawab
dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial dalam pola
interaksi antara guru dan siswa.
Kegiatan bertanya jawab penting untuk menggali informasi,
mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian
pada aspek yang diketahuinya. Selain itu kegiatan bertanya jawab akan
meningkatkan kualitas pembelajaran karena terjadi interaksi antar siswa
dalam hal tukar pemikiran. Jika kualitas pembelajaran meningkat maka
hasil belajar siswa juga akan mengkat, karena hasil belajar merupakan
bagian terpenting dari suatu proses yang dilakukan dalam belajar. Hasil
belajar menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku
harus menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara
utuh. Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan proses
pembelajaran dan kegiatan evaluasi pembelajaran. sehingga diperlukan
adanya strategi pembelajaran aktif yang dapat menilai secara efektif proses
dan hasil belajar.
Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan
berpikir kritis dan ilmiah pada siswa, dapat dikaji proses maupun hasil
berdasarkan:28 1) kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak
apa yang dijelaskan atau diinformasikan, 2) kemampuan mengidentifikasi
atau membuat sejumlah pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca,
diamati dan atau didengar, 3) kemampuan mengirganisasi hasil-hasil
identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan. Dari
paparan diatas telah menjelaskan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar
salah satunya dengan memiliki kemampuan membuat sejumlah pertanyaan
dan menjawabnya secara tepat sehingga strategi giving question and getting answer dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas atau classroom action research. Penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh
siswa.1
Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran yang
berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran, dan mencobakan hal-hal baru di bidang pembelajaran demi
peningkatan mutu dan hasil pembelajaran, maka jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) jenis
kolaboratif. 2 Guru dalam melakukan penelitian bisa dilakukan sambil
melaksanakan penelitian sambil melaksanakan proses pembelajaran, atau
dalam melakukan proses pembelajaran guru bisa melakukan penelitian. Jadi
1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2007), 3
2 Dasna, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: Badan Penyelenggara Sertifikasi Guru Universitas
dengan melakukan satu kegiatan, guru bisa mendapatkan dua hasil yaitu
penelitian dan proses pembelajaran.3
Untuk itu penelitian ini melakukan penelitian tindakan yang dilakukan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V
MI Ma’rifat NU Kragan Sidoarjo pada materi cara makhluk hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam pelaksanaannya peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas V. Model pelaksaanan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini menggunakan acuan model siklus Kurt Lewin dengan alur
langkah sebagai berikut :
a. Gambar 2 Bagan Siklus Kurt Lewin
B. Setting penelitian dan subyek penelitian 1. Setting penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau
Classroom Action Research (CAR), yang dilakukan secara kolaboratif
artimya peneliti bekerja sama dengan guru kelas V MI Ma’arif NU Kragan
Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan di dalam
kelas, yaitu rendahnya hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPA
a) Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI NU Marifat
Kragan Sidoarjo tepatnya di kelas V
b) Waktu penelitian
Penelitian ini akan mulai dilaksanakan pada semester ganjil tahun
ajaran 2016-2017 yaitu bulan Oktober-Desember 2016
c) Siklus PTK
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus,
untuk menerapkan strategi giving questions and getting answer dengan
prosedur meliputi pelaksanaan (planning), tindakan (action), observasi
(observation) dan refleksi (reflection). Melalui dua tindakan siklus
tersebut maka dapat diamati peningkatan hasil belajar siswa kelas V
mata pelajaran IPA pada materi cara makhluk hidup menyesuaikan diri
2. Subjek Penelitian
subyek penelitian ini adalah siwa kelas V MI Ma’arif NU Kragan
Sidoarjo yang berjumlah 20 siswa, 7 siswa perempuan dan 13 siswa
lak-laki.
C. Variabel yang diselidiki
Dalam penelitian tindakan kelas ini, variabel-variabel yang diteliti
sebagai berikut :
1. Variabel input
Variabel input yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas v MI
Ma’arif NU Kragan Sidoarjo.
2. Variabel Proses
Variabel proses yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan
strategi giving question and getting answer
3. Variabel output
Variabel output yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan
hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran IPA materi cara makhluk hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
D. Rencana tindakan
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang
langkah pokok yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing), refleksi (reflecting). Tahap-tahap yang ada dalam penelitian ini
disebut dengan siklus. Pada penelitian ini dimulai dengan siklus 1, sebelum
melaksanakan siklus 1 perlu dilakukan tahap pra tindakan pelitian yaitu :
1) Meminta izin kepada kepala madrasah untuk melakukan penelitian
sebagai skripsi
2) Melakukan observasi dan wawancara terhadap guru kelas v
3) Melakukan test terkait materi cara makhluk hidup menyesuaikan diri
dengan lingkungannya pada siswa kelas V
Setelah melakukan siklus pra tindakan baru melakukan siklus 1, rencana
tindakan pada setiap siklus diuraikan sebagai berikut:
Siklus 1
Siklus 1 dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dipaparkan sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
1) Menentukan waktu untuk melakukan siklus 1, yakni rencana pada
semester ganjil tahun ajaran 2016-2017 yaitu bulan November
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media kartu pertanyaan dan kartu jawaban
3) Menuyusun pedoman observasi
4) Menyusun alat evaluasi siswa berupa tes tulis
2. Pelaksanaan (acting)
a. Kegiatan awal
1) Memulai dengan salam, menyiapkan siswa dan doa bersama
2) Memberikan apersepsi dengan menunjukkan beberapa gambar
hewan untuk mengaitkan dengan materi cara makhkuk hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungan
3) Siswa menyiapkan buku paket IPA kelas V
b. Kegiatan inti
1) Siswa diberikan waktu selama 15 menit untuk membaca materi cara
hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam buku
paketnya
2) Siswa menjelaskan materi yang telah dibaca dengan menjawab
beberapa pertanyaan guru
3) Siswa membentuk kelompok sejumlah 4 orang dalam tiap
kelompoknya
4) Guru menjelaskan cara hewan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
5) Siswa mendapatkan katu pertanyaan dan kartu jawaban yang
diberikan oleh guru
6) Siswa wajib membuat pertanyaan dan memberi jawaban yang akan
7) Siswa menulis dulu pertanyaannya pada kartu pertanyaan kemudian
menukarkan kartu pertanyaan kepada anggota kelompoknya, salah
satu siswa lain dalam satu kelompok wajib menjawab pertanyaan
dengan menunjukkan kartu jawaban. Siswa yang menjawab
pertanyaan mengemukakan jawabannya pada kartu jawaban yang
dipegang.
8) Siswa yang mempunyai kartu pertanyaan dan jawaban yang masih
kosong harus membuat rangkuman diskusi dari pertanyaan dan
jawaban dari anggota kelompoknya sebagai sanksi karena tidak
bertanya dan menjawab
9) Siswa mempresentasikan hasil rangkumannya didepan kelas
10)Guru membimbing jalannya diskusi dan memberikan penguatan
materi
c. Kegiatan penutup
1) Siswa bersama guru melakukan refleksi dan membuat kesimpulan
belajar sehari dengan tanya jawab
11)Guru melakukan evaluasi pembelajaran dengan meminta tiap siswa
mengerjakan soal yang disediakan guru
3. Observasi
Beberapa hal yang diamati dalam proses pembelajaran IPA kelas V
MI NU Maa’rif Kragan Sidoarjo dengan menggunakan instrumen observasi
pada siklus 1
1) Pelaksanaan mengajar guru di kelas
2) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
4. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini peneliti melakukan analisa data, memahami,
menjelaskan serta menyimpulkan segala sesuatu yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Setelah diketahui kekurangan dari hasil
pelaksanaan pembelajaran siklus 1, maka dapat dilakukan perbaikan lewat
pelaksanaan siklus 2
Siklus 2
Kegiatan penelitian tindakan tindakan pada siklus 2 dilaksanakan
sebagaimana pelaksanaan tindakan pada siklus 1 yang terdiri dari atas
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi
1. Perencanaan (planning)
a) Menentukan waktu untuk melakukan siklus 2, yaitu bulan Desember 2016
b) Membuat persiapan untuk rencana perbaikan pembelajaran yang sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas
V dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan
c) Menggunakan tes evaluasi pada mata pelajaran IPA materi materi cara
makhkuk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan
d) Menentukan keberhasilan dari belajar siswa dengan memberikan batasan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 78.
2. Pelaksanaan (acting)
a. Kegiatan awal
1) Memulai dengan salam, menyiapkan siswa dan doa bersama
2) Memberikan apersepsi dengan bermain tebak-tebakan terkait materi
cara tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3) Siswa menyiapkan buku paket IPA kelas V
b. Kegiatan inti
1) Siswa membentuk kelompok sejumlah 4 orang dalam tiap
kelompoknya
2) Masing-masing kelompok menulis laporan hasil pengamatan
tumbuhan pada gambar yang telah dibagikan dengan membuatnya
dalam bentuk booklet dan menempelkan gambar tumbuhan pada
booklet
3) Perwakilan dari salah satu anggota kelompok mempresentasikan
hasil kerja didepan kelas
4) Siswa yang lain menilai hasil kerja kelompok yang telah
mempresentasikannya. Hal ini dilakukan secara bergantian antar
5) Siswa mendapatkan katu pertanyaan dan kartu jawaban yang
diberikan oleh guru
6) Siswa wajib membuat pertanyaan dan memberi jawaban yang akan
diberikan kepada pasangannya teman sebangku
7) Setiap Siswa menulis dulu pertanyaannya pada kartu pertanyaan
kemudian menukarkan kartu pertanyaan kepada teman
sebangkunya, Siswa yang menjawab pertanyaan mengemukakan
jawabannya pada kartu jawaban yang dipegang secara bergantian.
8) Siswa yang sudah bertanya dan menjawab maka kartu pertanyaan
dan kartu jawaban diserahkan kembali kepada guru ketika diskusi
sudah selesai.
9) Siswa yang mempunyai kartu pertanyaan dan jawaban yang masih
kosong tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan kartu
pertanyaan dan jawaban kepada guru, atau jawabannya kurang tepat
siswa harus membuat rangkuman diskusi dari pertanyaan dan
jawaban dari anggota kelompoknya sebagai sanksi karena tidak
bertanya dan menjawab, atau kurang teliti dalam menjawab
pertanyaan
10)Siswa mempresentasikan hasil rangkumannya didepan kelas
11)Guru membimbing jalannya diskusi dan memberikan penguatan
c. Kegiatan penu