• Tidak ada hasil yang ditemukan

Boks1DAMPAKKEKERINGANDANANCAMANRAWANPANGANDIPROVIN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Boks1DAMPAKKEKERINGANDANANCAMANRAWANPANGANDIPROVIN."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Triwulan I - 2010

|

 

DAMPAK KEKERINGAN DAN ANCAMAN RAWAN PANGAN DI PROVINSI NTT

Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan daerah kepulauan dengan luas

perairan mencapai 200.000 km2

dan luas daratan seluruhnya 47.347,9 km2 yang

sebagian besar atau 96,5% berupa lahan kering dan lahan basah sekitar 3,5%.

Secara klimatologis, NTT tergolong ke dalam daerah semi-arid dengan curah

hujan yang rendah. Musim hujan dan bulan basah umumnya berlangsung

pendek, yaitu sekitar 3 (tiga) sampai 4 (empat) bulan dan bulan kering

berlangsung antara 6 (enam) sampai 9 (sembilan) bulan.

Lahan pertanian terdiri dari lahan basah/sawah dan lahan kering. Potensi

lahan sawah seluas 262.407 ha dan yang difungsikan seluas 127.208 ha atau

48,48%, sementara potensi lahan kering seluas 1.528.258 ha dan yang

difungsikan seluas 689.112 ha atau 45,09% (sumber : Distanbun NTT). Sentra produksi padi NTT terdapat di Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai,

Manggarai Timur, Ngada, Rote Ndao, Kupang, Sumba Timur, Sumba Barat Daya

dan Nagekeo dengan produktivitas hasil padi sawah rata-rata sebanyak 3,6

ton/ha dan padi ladang sebanyak 2,1 ton/ha. Sedangkan sentra produksi jagung

terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Belu, Kupang, Timor Tengah

Utara, Sumba Barat Daya dan Sumba Timur dengan produktivitas rata-rata

2,5 ton/ha.

Tahun 2009, jumlah produksi padi di NTT mencapai 610.970 ton (angka

sementara) yang menghasilkan sekitar 343.850 ton beras. Dengan konsumsi

pangan perkapita perbulan penduduk NTT sebesar 8,54 kg (sumber : Susenas

2008) maka kebutuhan beras masyarakat NTT diperkirakan sebesar 467.460

ton. Oleh karena itu, pada tahun 2009 terdapat kekurangan pasokan beras

sebanyak 123.610 ton.

BOKS

|

Kajian Ekonomi Regional NTT 

(2)

Triwulan I - 2010

|

 

|

Kajian Ekonomi Regional NTT 

2

2008 2009* 2008 2009* 2008 2009*

Padi 189.217 195.815 590.052 610.970 3,12 3,12

Komoditi Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)

Pada tahun 2010, diperkirakan jumlah produksi beberapa komoditi pokok

mengalami penurunan. Fenomena iklim El-nino membawa dampak terjadinya

kekeringan di beberapa wilayah NTT yang disebabkan oleh rendahnya intensitas

dan frekuensi curah hujan serta pendeknya rentang waktu musim hujan. Kondisi

tersebut mengakibatkan terjadinya gagal panen di beberapa Kabupaten. Hasil

sementara data luas kerusakan atau gagal panen ditunjukkan pada tabel di

bawah ini.

Kec Desa Padi Jagung Kacang Ubi

TTS 9 46 417 5.075

Wilayah yang menderita gagal panen terparah adalah Kabupaten Sumba

Timur dengan tingkat kerusakan lahan pertanian mencapai 23.099 ha. Hal ini

sejalan dengan hasil pendataan kerawanan pangan yang menggunakan

instrumen analisa Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SPKG) oleh Badan

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Provinsi NTT, dimana Sumba Timur

dan Timor Tengah Selatan (TTS) merupakan daerah yang masuk dalam kategori

resiko tinggi.

Sumber : Distanbun NTT

(3)

Triwulan I - 2010

|

 

Data sementara kondisi gagal

panen di beberapa wilayah

mengakibatkan terjadinya

penurunan produksi, khususnya

untuk padi sebesar 18.654 ton

atau 3,05% dari jumlah produksi

tahun 2009 dan untuk komoditi

jagung sebesar 78.571 ton atau

12,33%. Menurunnya jumlah

produksi tersebut berimplikasi pada ketersediaan pangan khususnya beras dan

jagung untuk wilayah NTT yang semakin menurun masing-masing sebesar

10.499 ton dan 66.068 ton. Secara detail, penurunan produksi beras dan

jagung di beberapa wilayah NTT akibat gagal panen dapat dilihat pada grafik.

Dengan menggunakan asumsi luas lahan pertanian dan kebutuhan

konsumsi masyarakat tahun 2009, maka pada tahun 2010 NTT diperkirakan

mengalami kekurangan pasokan beras minimal sebesar 134.109 ton atau

meningkat sebesar 8,49% dibandingkan tahun 2009 sebesar 123.610 ton.

Untuk memenuhi kekurangan tersebut, pengusaha sebagian besar

mendatangkan dari Surabaya, Makassar dan NTB. Kondisi ini akan berdampak

pada semakin tingginya tingkat ketergantungan NTT terhadap wilayah lain serta

dapat dimanfaatkan oleh pengusaha untuk mengambil keuntungan (profit taking) dengan menahan harga beras tetap pada level yang tinggi.

Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengantisipasi

ancaman rawan pangan antara lain dengan membentuk tim untuk melakukan

pemantauan dan pendataan terhadap ketahanan pangan dan resiko ketahanan

pangan. Selain itu, Menko Kesra dan Bulog telah meninjau langsung kondisi

kekeringan dan rawan pangan di Sumba Timur pada tanggal 17 April 2010. Dari

kunjungan tersebut Menko Kesra menginstruksikan untuk menambah alokasi

beras cadangan pangan masing-masing 100 ton khusus untuk semua

kabupaten di wilayah Sumba. Sedangkan dari BULOG telah menyiapkan stok

sebanyak 48.860 ton yang diperkirakan cukup untuk kebutuhan 3 (tiga) bulan

kedepan.

|

Kajian Ekonomi Regional NTT 

3

Sumber : BKPP NTT diolah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam beberapa kasus, menjadi social entrepreneur dalam konteks ini mengabdi sebagai volunteer atau amil lembaga zakat belumlah menjadi pilihan utama sebagian

Secara Hukum Ekonomi Syariah terhadap Pemanfaatan Marhun oleh Murtahin dalam Pelaksanaan Gadai kebun di Desa Air Buluh, Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan putusan hakim adalah pernyataan hakim sebagai pejabat negara yang dinyatakan pada sidang terbuka umum yang berupa

Oleh karena itu hubungan kerjasama dapat berjalan hingga saat ini dan menyebabkan kemudahan dalam pengembangan kerjasama.Selama tiga periode, kerjasama sister city

Oleh karena itu, penelitian mengenai penentuan umur masak optimal tandan buah kelapa sawit untuk memperoleh benih bervigor tinggi (mutu maksimal) sangat

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut 1) Distribusi frekuensi klien hipertensi

Daerah Ranau pada 31 Disember 2015, dan hasil serta pembayaran dalam tahun yang berakhirT. pada tarikh itu mengikut

Data yang dianalisis adalah data hasil kuisioner yang diambil dari konsumen merek AGI tersebut, dimana kuisioner tersebut dibagi menjadi 5 bagian yaitu : awereness measures ,