• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EKSPLORASI KENDALA-KENDALA GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP WILAYAH KECAMATAN MOYUDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI EKSPLORASI KENDALA-KENDALA GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP WILAYAH KECAMATAN MOYUDAN."

Copied!
230
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk

Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh: RISKI ASARINA

08416241038

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)

Oleh Riski Asarina

08416241038 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kendala-kendala guru dalam pembelajaran IPS di SMP wilayah Kecamatan Moyudan. Kendala-kendala tersebut dilihat dari aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

Penelitian ini merupukan penelitian deskriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru mata pelajaran IPS di SMP wilayah Kecamatan Moyudan yang berjumlah 11 orang. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh populasi guru yang ada di wilayah Kecamatan Moyudan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian inimenggunakan triagulasi sumber, sedangkan teknik analisis data menggunakan model interaktif dengan langkah-langkah: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/ verikasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)

Kendaladalamperencanaanpembelajaran IPS meliputi: (a)

Gurukurangmemahamikeseluruhan materi IPS yang dapat dipadukan. (b) Guru belum mempunyai buku pedoman yang dapat dijadikan acuan untuk membuat pemetaan secara terpadu. (c) Guru belum bisa membuat tema atau topik pembelajaran. (d) Guru kesulitanmenjabarkanKD ke dalam beberapa indikator materi. (e) Guru tidak mempunyai pedoman untuk membuat silabus terpadu (f)

Guru kesulitan dalammengalokasikan waktu. (g) Guru

kesulitanmenentukanmetodepembelajaran.(h) Membutuhkanwaktu yang cukup lama untuk membuat RPP. 2) Kendaladalampelaksanaanpembelajaran meliputi: (a) Tidak semua siswa siap untuk mengikuti pembelajaran IPS. (b) Guru kurang memahami keseluruhan materi IPS karena guru yang ada guru bidang studi.(c) Guru dituntut untuk dapat menyampaikan materi IPS dengan waktu yang terbatas.(d) Penggunaan metode pembelajaran IPS yang bervariasi belum dapat diaplikasikan, (e) Siswa kurang mempunyai antusias pada mata pelajaran IPS. (f) Pendekatan CTL belum dapat diaplikasikan sepenuhnya karena kurangnya waktu, fasiltas, dan alat peraga. 3)Kendaladalamevaluasipembelajaran meliputi: (a) Guru kesulitan membuat instrumen penilaian proses. (b) Guru kesulitan

mengembangkan instrumen dalam membuat soal tes.(c)

Nilaiakhirtidakdapatditentukansendiriolehsalahsatu guru, tetapiharusadapenggabungannilaidaribeberapa guru IPS.

(4)
(5)

1 A. Latar Belakang Masalah

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam

meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa, yakni dengan cara menciptakan

SDM yang berkualitas dan memiliki ketrampilan serta berdaya saing tinggi

dalam persaingan. Salah satu cara meningkatan kualitas SDM adalah melalui

pendidikan. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”

Dalam pendidikan terdapat proses komunikasi yang mengandung

transformasi pengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan. Proses pendidikan

berlangsung sepanjang hayat dalam kehidupan manusia. Pendidikan sendiri

mempunyai tujuan yang hendak dicapai yang tertuang dalam Undang-Undang

RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa:

(6)

Melihat fungsi pendidikan yang begitu kompleks seperti yang telah

dijelaskan dalam UU tersebut, maka pembaharuan dalam bidang pendidikan

sangatlah dibutuhkan untuk peningkatkan mutu pendidikan. Salah satu bentuk

usaha peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan cara

penyempurnaan kurikulum dari waktu kewaktu. Pada tahun pelajaran

2006/2007 Departemen Pendidikan Nasional meluncurkan kurikulum 2006

yang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kebijkan

baru ini berpijak pada Peraturan Mendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar

Isi (SI), Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Kelulusan (SKL) dan Peraturan Mendiknas No 24 Tahun 2006 tentang

pelaksanaaan Peraturan Mendiknas No.22 dan No.23 Tahun 2006. Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum

2004 yang sering disebut dengan Kurikulum Berbasis Komptensi (KBK)

Penyempurnaan kurikulum tersebut, berpengaruh pada perubahan struktur

kurikulum pada semua jenjang pendidikan, tidak terkecuali pada jenjang SMP/

MTs. Perubahan struktur kurikulum yang sangat dirasakan adalah pelaksanaan

pembelajaran terpadu IPA dan IPS di SMP/MTs. Pembelajaran IPS yang

sebelumnya dilaksanakan secara terpisah-pisah sesuai dengan disiplin ilmu

masing-masing (sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi) harus diajarkan

secara terintegrasi sehingga masing-masing disiplin ilmu tidak lagi berdiri

sendiri tetapi melebur menjadi satu dalam satu konsep atau tema

(7)

Seorang guru IPS dituntut mampu mengembangkan desain

pembelajaran yang inovatif sehingga memberikan ruang yang seluas-luasnya

kepada peserta didik untuk mengasah potensi yang dimilikinya. Pembelajaran

yang dilaksanakan secara terintegarsi ini mempunyai tujuan agar mata

pelajaran IPS lebih bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran IPS ini dapat

dilaksanakan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

Pendekatan interdisipliner dalam proses pembelajaran IPS memiliki makna

melibatkan disiplin Ilmu-ilmu Sosial (geografi, ekonomi, sejarah, dan

sosiologi). Pendekatan multidisipliner adalah proses pembelajaran yang

mencakup berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat.

Pembelajaran IPS Terpadu tidak mudah untuk diterapkan dalam proses

pembelajaran. Beberapa permasalahan muncul dalam pembelajaran IPS dari

aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Guru mengalami

kesulitan dalam membuat perencanaan yaitu pada pemetaan SK KD dan

pembuatan topik atau tema pembelajaran IPS. Selaian itu juga mengalami

kesulitan dalam mengembangkan silabus dan RPP, karena sebelum munculnya

kurikulum KTSP guru hanya mengembangkan silabus dan RPP dari satu

displin ilmu saja, akan tetapi dengan munculnya mata pelajaran IPS terpadu

pada jenjang SMP guru harus membuat silabus dan RPP yang mencerminkan

dari beberapa disiplin ilmu IPS.

Masalah lain juga dialami oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS

terkait dengan latar belakang pendidikan guru yang ada dilapangan merupakan

(8)

untuk mengintegrasikan dan menjelaskan materi-materi yang bukan berasal

dari displin ilmu yang dikuasai. Mislanya guru dengan latar belakang

Pendidikan Geografi kurang memahami materi sejarah, ekonomi, dan

sosiologi. Kemudian dari sisi evaluasi guru juga mengalami kesulitan karena

harus melakukan penilaian dari beberapa aspek.

Beberapa perubahan-perubahan dalam pembelajaran IPS tersebut

memunculkan kesulitan-kesulitan yang lebih kompleks lagi yang akan dihadapi

dalam pelaksanaan pembelajaran IPS secara terpadu. Beberapa permasalahan

yang muncul dalam pembelajaran IPS tersebut, menjadikan ketertarikan bagi

peneliti untuk meneliti lebih jauh lagi tentang kendala-kendala guru dalam

pembelajaran IPS di SMP wilayah Kecamatan Moyudan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut

dapat diidentifikasi beberapa permasalahan antara lain:

1. Ketidaksiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS.

2. Guru yang tersedia adalah guru spesialisasi dari salah satu disiplin Ilmu

Sosial saja.

3. Adanya kendala yang dihadapi guru dalam memetakan SK KD dan

penentuan topik atau tema pembelajaran.

4. Adanya kesulitan dalam pengembangan silabus dan RPP secara terpadu.

5. Adanya kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran

(9)

C. Pembatasan Masalah

Dari sejumlah masalah yang teridentifikasi di atas tidak semua dapat

diteliti karena adanya keterbatasan dari peneliti. Penelitian ini hanya akan

difokuskan pada kendala-kendala guru dalam pembelajaran IPS di SMP

wilayah Kecamatan Moyudan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pemabatasn

masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apa sajakah kendala yang dihadapi guru dalam membuat perencanaan

pembelajaran IPS di SMP Wilayah Kecamatan Moyudan?

2. Apa sajakah kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran

IPS di SMP Wilayah Kecamatan Moyudan?

3. Apa sajakah kendala yang dihadapi guru dalam evaluasi pembelajaran IPS

di SMP Wilayah Kecamatan Moyudan?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang dikemukakan, tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam hal:

1. Membuat perencanaan pembelajaran IPS di SMP Wilayah Kecamatan

Moyudan.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPS di SMP Wilayah Kecamatan Moyudan.

(10)

F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memberikan

sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam

bidang pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan bagi

penelitian lain yang sejenis.

2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti

Melatih diri agar mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dalam

perkuliahan sehingga dapat menambah wawasan, pengetahuan dan

pengalaman bagi peneliti.

b. Bagi SMP

Diharapkan dapat membantu mengatasi masalah pembelajaran IPS

yang dihadapi dan memberikan gambaran kepada guru dalam merancang

(11)

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori

1. Pengertian Studi Eksplorasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan pengertian studi

adalah penelitian ilmiah, kajian, telaahan, sedangkan eksplorasi adalah

penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih

banyak. Studi eksplorasi merupakan penelitian yang berangkat dari

beberapa rasional dan petunjuk untuk mengidentifikasi masalah yang

mencakup sejumlah peristiwa yang berkisar pada keputusan-keputusan,

program-program, proses implementasi, dan perubahan oeganinsasi

(Mudzakir, 2006: 31). Arikunto (2010: 14) menjelaskan bahwa studi

eksploratif adalah penelitian yang berusaha menggali sebab-sebab atau

hal-hal awal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu serta menggali

pengetahuan baru untuk mengetahui suatu permasalahan.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

studi eksplorasi merupakan penelitian ilmiah yang dilakukan di lapangan

dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak

kemudian memperoleh gambaran dan penjelasan yang mendalam tentang

suatu peristiwa atau fenomena yang terjadi.

2. Pengertian Kendala Pembelajaran

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 667) mendefinisikan

(12)

yangmembatasi, menghalangi atau mencegah pencapaian sasaran. Dalam

hal ini kendala yang akan dikaji adalah kendala yang terjadi dalam

pembelajaran. Kendala dalam pembelajaran adalah beberapa hambatan yang menghambat jalannya pembelajaran yang dilihat dari faktor

manusiawi (guru dan peserta didik), faktor intitusional (ruang kelas), dan

intruksional (kurangnya alat peraga) (Oemar Hamalik, 2002: 16).

Menurut Amhad Rohani (2004: 157) menjelaskan bahwa kendala dalam

pembelajaran adalah beberapa faktor yang menghambat pembelajaran

baik dari faktor guru, peserta didik, keluarga, dan fasilitas.

Pembelajaran menunjukkan pada usaha siswa mempelajari bahan

pelajaran sebagai akibat dari perlakuan guru Wina Sanjaya (2008: 81).

Oemar Hamalik (2011: 57) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah

suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi (siswa, guru,

dan tenaga lainnya), material (meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur,

fotografi, slide dan film, audio dan video tape), fasiltas dan perlengkapan

(ruang kelas, perlengkapan, audiovisual, komputer), Prosedur (jadwal

dan penyampaian informasi praktik, belajar, ujian). Dimyati dan

Mudjiono (2002: 157), menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses

yang diselenggarakan oleh guru dan membelajarkan siswa dalam belajar

bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan, dan

sikap.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kendala

(13)

mencegah tercapainya sasaran dalam pembelajaran baik yang bersumber

dari manusiawi, material, fasilitas perlengkapan dan prosedur yang

menghalangi guru dan siswa dalam memproses pengetahuan, ketrampilan

dan sikap dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Definisi Mata Pelajaran IPS di SMP/ MTs

Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdapat istilah untuk

nama mata pelajaran sosial. Mata pelajaranIlmu Sosial tersebut muncul

dengan nama mata pelajaran IPS. Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial

merupakan terjemahan dari Social Studies.NCSS(National Council For

Soscial Studies)dalam(Sapriya, 2009: 10), mendefinisikan social studies sebagai berikut:

“Social studies are the intergrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archeology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural sciences.”

Pendidikan IPS adalah studi Ilmu-Ilmu sosial dan humaniora yang

diintegrasikan untuk tujuan membentuk kewarganegaraan. IPS di sekolah

menjadi suatu studi secara sistematik dalam berbagai disiplin ilmu seperti

Antropologi, Arkeologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Hukum, Filsafat,

Politik, Psikologi, Agama, dan Sosiologi, sebagaimana yang ada dalam

Ilmu- ilmu Humaniora, bahkan termasuk Matematika dan Ilmu Ilmu Alam

dapat menjadi aspek dalam IPS. Hal ini sejalan dengan Supardi(2011: 182)

(14)

peserta didik dalam memecahkan masalah mulai dari lingkup diri sampai

masalah yang kompleks”.

Sapriya (2009: 19) menjelaskan bahwa istilah Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS)merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan

menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik

dengan istilah “social studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS merupakan

istilah hasil kesepakatan dari para ahli atau pakar diIndonesia dalam

seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu,

Solo.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa mata

pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang terintegrasi dari beberapa

disiplin Ilmu Sosial untuk mengkaji suatu peristiwa dengan menggunakan

beberapa sudut pandang Ilmu Pengetahuan Sosial. Melaluimata pelajaran

IPS diharapkan mampu mengarahkan peserta didik menjadi warga negara

yang baik dengan menanamkan nilai-nilai yang baik dalam kehidupan

sehari-hari. Adanya mata pelajaranIPS, juga diharapkan mampu

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan dunia global yang

dapat berubah dan berkembang dengan pesat.

4. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Setiap mata pelajaran tertentu memiliki karakteristik yang

membedakan dengan mata pelajaran yang lain. Demikian juga dengan

(15)

Menurut Trianto (2010: 174-175), mata pelajaran IPS di SMP/

MTS memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:

“1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hokumdan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama; 2) Standar Kompetensi dan Komptensi Dasar IPS berasal dari strukutur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologis, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema); 3) Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipiliner; 4) Standar Kompetensi dan Komptensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan perinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi pengelolaan lingkungan, struktur, proses, dan masalah-masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, keadilan dan jaminan keamanan.”

Supardi (2011: 187-189) Menjelaskan karakteristik mata pelajaran

IPS harus memperhatikan hal-hal: a) IPS harus disesuaikan dengan usia,

kematangan dan kebutuhan siswa; b) selalu berhubungan dengan hal-hal

yang nyata dalam kehidupan siswa; c) berdasarkan pengetahuan

kekinian/ konstektual yang dapat mewakili pengalaman, budaya,

kepercayaan, dan norma hidup manusia; d) dapat membantu siswa

mengembangkan pengalaman belajar baik dalam kegiatan kelompok

besar, kelompok kecil, maupun secara mandiri; e) bersifat mulitiple resourse, yakni menggunakan/ memanfaatkan berbagai macam sumber

dan menerapkan berbagai metode; f) mengangkat kasus, isu,

masalah-masalah sosial dalam rangka mendalami konsep dan materi IPS; g)

mengembangkan kemapuan berfikir kritis dan kegiatan inkuiri, sehingga

(16)

Jadi dapat disimpulkan bahwa, karakteristik mata pelajaran IPS

merupakan integrasi atau gabungan dari beberapa displin Ilmu Sosial

(geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi) dengan materi yang

berkenaan dengan dinamika sosial yang dikemas melalui pemaduan

Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar sehingga menjadi tema

pembelajaran yang diajarkan dengan pendekatan interdisipliner dan

multidisipliner.

5. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Menurut Depdikbud, dalam Trianto (2010: 61-63), pembelajaran

terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri

ciri sebagai berikut: 1) Holistik yaitu pengkajian sutu peristiwa atau

fenomena dari beberapa sudut pandang,agar siswa lebih arif dan bijak

dalam menyikapi suatu kejadian yang mereka hadapi; 2) Bermakna yaitu

adanya pengkajian peristiwa dari beberapa sudut pandang yang saling

terkait membuat materi lebih bermakna; 3) Otentik yaitu pembelajaran

dilaksanakan melalui kegiatan secara langsung oleh siswa. Guru hanya

sebagai fasilitator sedangkan siswa sebagai aktor pencari informasi atau

pengetahuan; 4) Aktif yaitu pembelajaran terpadu menekankan pada

keaktifan siswa secara keseluruhan untuk mencapai hasil belajar yang

(17)

Karakteristik pembelajaran terpadu menurut PUSKUR Balitbang

Depdiknas (2007: 6) adalah sebagai berikut:

“ 1) Memberikan pengalaman belajar melalui pemecahan masalah secara terpadu; 2)Memberikan pengalaman belajar yang banyak melalui antar mata pelajaran(interdisipliner) dan terpadu; 3) Lebih efisien dalam penggunaan waktu mengajar.Lebih berfokus pada problem-problem praktis; 4) Pembelajaran yang memadukan cara kerja otak manusia untuk mencari pola dan hubungan antara ide-ide.”

Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

karakteristik pembelajaran terpadu menekankan pada proses pembelajaran

yang memandang suatu masalah dengan konsep keterpaduan dari beberapa

sudut pandang dengan mengejak peserta didik ikut berpartisipasi aktif baik

secara fisik, mental, emosional dan intelektual dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian peserta didik mampu memahami apa yang sedang

dipelajari, sehingga makna dari pembelajaran dapat benar-benar

dimengerti, untuk kemudian dapat diaplikasikan untuk mengatasi semua

masalah yang ada di depan mereka.

6. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu (IPS Terpadu) a. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu

Menurut Oemar Hamalik (2011: 37) belajar adalah proses

perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungannya.

Seorangdinyatakan melakukan kegiatan belajar setelah ia memperoleh

hasil yakni terjadinya perubahan tingkah laku.Dalayono (2005:210)

menjelaskan bahwa belajar adalah proses perubahan.

(18)

batin, tidak hanya perubahan tingkahlakunya yang tampak, tetapi juga

perubahan-perubahan yang tidak dapat diamati, perubahan-perubahan

itu bukan perubahan yang negatif tetapi perubahan yang positif yaitu

perubahan yang menuju kearah kemajuan atau kearah perbaikan.

Belajar pada dasarnya merupakan proses perubahan pada diri

seseorang menuju kearah yang lebih baik. Dalam proses belajar akan

lebih bermakna dan berarti jika seseorang diberi kesempatan untuk

berfikir dan mengemukakan gagasannya sendiri. Proses pembelajaran

inilah yang harus diterpakan dalam pembelajaran IPS Terpadu pada

jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Pembelajaran

IPS secara terpadu mulai dilaksanakan sejak deiberlakukannya

kurikulum KTSP.

Pembelajaran IPS Terpadu merupakan salah satu langkah

untuk memepersiapkan peserta didik untuk mengahadapi dunia global

yang akan selalu mengalami perkembangan perubahan yang sangat

pesat. Degan adanya mata pelalajaran IPS di sekolah diharapkan

peserta didik mampu mengikuti perubahan-perubahan sosial, budaya

dan kultural yang terjadi pada era globalisasi. Tidak hanya itu saja,

jikadilihat dari sisi mteriIPS yang sangat kompleks, sehingga

mendorong siswa atau peserta didik untuk mampu melihat suatu

masalah sosial dari berbagai sudut pandang keilmuan dalam IPS untuk

memperoleh suatu jawaban dari berbagai macam permasalahan sosial

(19)

Permendiknas No. 20 tahun 2006 menegaskan bahwa

pelajaran IPS disusun secara sistematis, komperhensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan

dalam kehidupan di masyarakat. Makna terpadu dalam pembelajaran

IPS adalah keterkaitan antar dimensi kehidupan (alam, sosial,

ekonomi, budaya, politik, sejarah) yang tertuang dalam Standart Isi

(Standart kompetensi dan Kompetensi Dasar) IPS, sehingga

melahirkan konsep, tema atau topik pemebelajaran (Supardi2011:

193)

Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pada perinsipnya dalam pembelajaran IPS terpadu, terfokus pada

pengembangan perkembangan kemampuan siswa secara optimal, oleh

karena itu dibutuhkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.

Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat pengalaman langsung

dalam proses pembelajarannya, hal ini dapat menambah daya

kemampuan siswa tentang hal-hal yang dipelajarinya.Pembelajaran

terpadu juga suatu model pembelajaran yang dapat dikatakan sebagai

pendekatan pembelajaran yang bermakna kepada siswa. Dikatakan

bermakna pada pembelajaran terpadu artinya siswa akan memahami

konsep-konsep yang akan mereka pelajari itu melalui pengalaman

langsung dan menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah

mereka pahami.

(20)

Pembelajaran IPSTerpadu yang disusun sedemikian rupa

sehingga mudah dipahami, bermakna dan mempunyai kesan bagi

peserta didik, tentunya mempunyai tujuan yang ingin

dicapai.Menurut E. Mulyasa (2007: 126) tujuan pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial sebagai berikut:

“1)Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan social; 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusian; 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masayarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional, dan global.”

Supardi (2011: 186-187) menjelaskan tujuan IPS adalah

sebagai berikut: 1) menjadikan siswa sebagai manusia yang taat

sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan sebagai warga negara; 2)

mengembangkan kemampuan berfikir kritis sehingga mempunyai

ketrampilan untuk berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah

sosial; 3) Belajar berlatih mandiri dan membangun kebersamaan

dengan pembelajaran kreatif dan inovatf; 4) mengembangkan

kecerdasan, kebiasan, dan ketrampilan sosial; 5) melatih siswa untuk

menghayati nilai-nilai hidup yang baik dan terpuji sehingga memiliki

akhlak yang mulia; 6) mengembangkan kesadarn dan kepedulian

dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Ilmu

(21)

membentuk siswa agar memiliki rasa integritas sosial yang tinggi,

memahami dan mematuhi nilai-nilai sosial yang berlaku serta

memiliki kesadaran dan ketrampilan untuk ikut mengatasi

masalah-masalah atau isu-isu sosial yangtengah terjadi di masyarakat dengan

cara mengembangkan pola pikir yang sistematis dan kritis.

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS

Berdasarkan tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) seperti

yang telah dijelaskan,maka untuk dapat mengembangkan ruang

lingkup keilmuan untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS di kelas,

Arnie Fajar (2005: 114) menjelaskan beberapa ruang lingkup mata

pelajaran IPS di SMP dan MTs yang dapat dikaji oleh peserta didik

antara lain: 1) Sistem sosial dan budaya; 2) Manusia, tempat, dan

lingkungan; 3) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan; 4)Waktu,

keberlanjutan, dan perubahan; 5) Sistem berbangsa dan bernegara.

Supardi (2011: 186), menjelaskan dan merumuskan beberapa

hal tentang ruang lingkup IPS yang didasarkan kepada pengertian dan

tujuan dalam Permendiknas No.22 Tahun 2006 yakni:

(22)

Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa ruang

lingkup yang dikaji pada mata pelajaran IPS pada jenjang SMP/ MTs

tidak lepas dari kehidupan sosial masyarakat lokal, nasional, global

maupun lingkungan yang ada disekitarnya yang dikaji dengan cara

mengintegrasikan dari beberapa cabang Ilmu Sosial dan humaniora.

d. Konsep Pembelajaran Terpadu Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial

Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran (Depdiknas, 2007: 5). Sedangkan menurut Hamid Hasan (1990 : 27) konsep pendekatan terpadu ialah Pendidikan Ilmu Sosial

yang memadukan berbagai disiplin Ilmu-Ilmu Sosial sedemikian rupa

sehingga batas antar disiplin ilmu yang satu dengan yang lain tidak

tampak.Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga akan lebih mudah untuk memahami dan menyerap kesan-kesan yang mereka pelajari.

Sugiyanto (2010: 136-138) menjelaskan bahwa, model pembelajaran terpadu dapat dikembangkan dengan tiga cara, yaitu: 1) Teknik integrasi berdasarkan topik; 2) Teknik integrasi berdasarkan potensi utama; 3) Teknik integrasi berdasarkan permasalahan. Adapun skema dari beberapa model pembelajaran tersebut dijelaskan sebagai berikut:

(23)

Dalam pembelajaran terpadu dapat dilakukan berdasarkan topik yang terkait, misalnya “Pariwisata”. Dalam konsep tema pariwisata ini dapat ditinjau dari beberapa displin Ilmu IPS yaitu:

(a) Secara Ilmu Geografi, maka dalam pengambangan pariwisata ini dapat dilihat perseberan dan kondisi fisis geogarfisnya. (b) Dari sudut pandang sosiologis, dapat dilihat bagaimana

partisipasi masyarakat terhadap konsdisi sosial budanya, dan adanya interaksi antara para wisatawan dengan masyarakat lokal (c) Ditinjau dari sisi sejarah, dapat dilihat dari sejarah terbentuknya

daerah pariwisata.

(d) Secara kehidupan politik, dapat dilihat bagaimana keadaan polotik suatu tempat dapat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnnya daerah wisata tersebut.

(e) Secara ekonomi, dapat dilihat dari dampak perkembangan pariwisata terhadap perekonomian lokal dan nasional.

Skema dari pembelajaran dengan keterkaitan topik/ tema yang terintegrasi dari beberapa disiplin ilmu sosial, dapat terlihat dalam gambar berikut.

Sejarah Persebaran

perkembangan kondisi fisik

daerah wisatadaerah

objek wisata Sejarah Geografi

PENGEMBANGAN PARIWISATA

(24)

Partisipasi Dampak

masyarakat terhadap

kesejahteraan masyarakat Pengaruh terhadap

perkembangan

[image:24.595.193.471.645.805.2]

masyrakat di sekitar objek wisata

Gambar 1.1ModelIntegrasi Berdasarkan Topik/ Tema (Dalam Sugiyanto, 2010: 137)

2) Teknik Integrasi Berdasarkan Potensi Utama

Dalam pembelajaran terpadu berdasarkan potensi utama,

dapat dikembangkan dengan cara melihat aspek utama yang ada di

suatu daerah. Misalnya “Potensi Bali Sebagai Daerah Tujuan

Wisata” dapat dikembangkan dari sudut kebudayaan yang ada

daerah Bali, kemudian dapat dikaji dan ditinjau dari faktor alam,

historis kronologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat

terhadap peraturan. Melalui kajian potensi utama di daerahnya ,

maka siswadiharapkan mampu memahami kondisi dan

jugaKompetensi Dasar yang terdapat pada beberapa disiplin Ilmu

Sosial.

Potensi objek wisata Memupuk aspirasi

Sosiologis / antropologi Kedaan Alam

(25)

terhadap kesenian

[image:25.595.211.477.181.253.2]

 Keamananabilitas daerahAsas manfaat terhadap kesejahteraan penduduk

Gambar 1.2Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama (Dalam sugiyanto, 2010: 138)

3) TeknikIntegrasi Berdasarkan Permasalahan

Model pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya adalah

berdasarkan permasalahan yang ada, contohnya “Pemukiman

Kumuh”.Pada pembelajaran terpadu pemukiman kumuh ditinjau

dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah

faktor ekonomi, sosial,dan budaya. Juga dapat dari faktor historis

kronologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap

aturan/norma.

Keadaan Politik Ekonomi

Faktor Sosial dan budaya

(26)
[image:26.595.221.484.128.278.2]

Gambar 1.3Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan (Dalam Sugiyanto, 2010: 138)

7. Unsur-Unsur Dalam Proses Pembelajaran

Menurut Suryo Subroto (2002: 19) “proses belajar mengajar

meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan,

pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang

berlangsung dalam suasana edukatif”.Yunus Namus (2003: 30)

menjelaskan bahwa proses belajar mengajar merupakan inti dari proses

pendidikan formal, yang di dalamya terjadi interaksi dari berbagai

komponen (unsur pengajaran) yang disebut dengan interaksi edukatif.

Jadi pada dasarnya dalam proses pembelajaran terdapat beberapa

unsur yang harus dilaksanakan oleh guru yaitu perencanaan, kegiatan

pelaksanaan, dan evaluasi yang terjadi dalam interaksi edukatif.

Unsur-Unsur tersebut dapat dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:

a) Perencanaan

Pemukiman Kumuh

Perilaku terhadap aturan

(27)

Perncanaan merupakan beberapa komponen yang harus disiapkan

guru sebelum pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Menurut

Hamzah (2006: 2) perencanaaan adalah cara untuk membuat kegiatan

dapat berjalan dengan baik yang dilaksanakan dengan beberapa langkah

yang harus dususun agar kegiatan dapat berjalan.E. Mulyasa (2010 : 25)

menjelsakan bahwa perencanaan pembelajaran terdiri daripenyusunan

silabus dan pengembangan RPP.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran

merupakan cara untuk menjalankan suatu kegiatan sebelum

pembelajaran dilaksanakan yang terdiri dari penyusunan silabus dan

pengembangan RPP. Unsur-unsur tersebut dapat diperinci sebagai

berikut:

1) Silabus merupakan perangkat pembelajaran yang harus disusun

oleh guru sebelum membuat RPP. Menurut E. Mulyasa (2010:

132-133) silabus merupakan rencana pembelajaran yang mencakup

identitas sekolah, standar kompetensi, komptensi dasar, materi

pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapain kompetensi,

penilain, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan

oleh setiap satuan pendidikan berdasrkan standar nasional

pendidikan. Pengembangan silabus ini dapat dilaksanakan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

(a) Mengisi kolom identitas yang berisi tentang nama sekolah,

(28)

(b) Mengkaji dan menganlisis Stndar Komptensi berdasrkan hirarki

konsep displin ilmu dalam tingkat kesulitan bahan, keterkaitan

antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata

pelajaran, dan keterkaitan standar kompetensi dengan

kompetensi dasar antar mata pealajaran.

(c) Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar dengan konsep

tingkat kesulitan materi, keterkaitan antara kompetensi dasar

dalam mata pelajaran dan dengan standar kompetensi

(d) Meteri pokok yang dikembangkan harus mempertimbangkan

hal-hal sebagai berikut: pertama tingkat perkembangan fisik,

intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik, kedua

kebermanfaatan bagi peserta didik, ketiga struktur keilmuan,

keempat kedalaman dan keluasan materi, kelima relevansi

dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan,dan

yang terakhir adalah alokasi waktu.

(e) Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan mental dan fisik

yang dilakukan oleh peserta didik dalam proses pembentukan

komptensi dengan rumusan pengalaman belajar mencerminkan

menejemen pengalaman belajar peserta didik.

(f) Indikator pencapain kompetensi merupakan tanda-tanda,

perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh

peserta didik. Indikator ini dikembangkan sesuai dengan

(29)

dirumuskan dalam kata kerja operasional yang dapat diukur dan

dapat diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar

dalam menyusun alat penilian.

(g) Penilaian dilaksanakan berdasarkan indikator dengan

menggunakan tes maupun non tes dengan memperhatikan

hal-hal sebagai berikut pertama penilain dilakukan untuk mengukur

pencapain kompetensi, kedua menggunakan acuan kriteria,

ketiga menggunakan sistem penilaian berkelanjutan, keempat

hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, yang

terakhir adalah kesusaian dengan pengalaman belajar yang

ditempuh dalam kegiatan pembelajaran.

(h) Alokasi waktu merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan

oleh rata-rata peserta didik untuk menguasai kompetensi

dasar.Pengalokasian waktu ini harus memperhatikan jumlah

minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu

dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,

kedalaman, tingkat kesulitan dan tingkat kepentingannya.

(i) Sumber belajar merupakan rujukan, objek, dan bahan yang

digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang dapat berupa

media cetak dan media elektornik, nara sumber, serta

lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya. Sumber belajar

(30)

kompetensi dasar, indikator kompetensi, materi pokok, dan

kegiatan pembelajaran.

2) Renacana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah tahapan

selanjutnya yang harus dikembangkan oleh guru setelah menyusun

silabus. RPP merupakan sauatu perkiraan atau proyeksi guru

mengenai seluruh kegiatan yang dilakukan oleh guru mauapun

peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan pembentukan

kompetensi dan pencapaian tujuan pembelajaran (Mulyasa, 2010:

155). Menurut Abdul Mujid (2008: 103) Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran merupakan pemikiran-pemikaran sistematis untuk

memproyeksikan atau memperkirakan menganai apa yang akan

dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran. Jadi dapat

disimpulkan bahwa RPP adalah perkiraan kegiatan pembelajaran

yang dibuat oleh guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar

untuk mencapi tujuan pembelajaran.

E. Mulyasa (2010: 164-165) menjelaskan beberapa komponen RPP

sebagai berikut:

(a) Identitas mata pelajaran (mata pelajaran, satuan pendidikan,

kelas atau semester, peretemuan ke, alokasi waktu) yang diisi

sesauai yang tertera dalam silabus.

(b) Kompetensi Dasar dan indikator yang ditulis lengkap sesuai

(31)

(c) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan lengkap yang

mengacu pada indikator.

(d) Materi standar dituliskan dengan secara garis besar atau

pokok-pokok yang langsung berkiaitan dengan indikator dan tujuan

pembelajaran.

(e) Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang akan

ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran, dapat diisi

misalnya dengan ceramah, tanya jawab, karyawisata,dan

cara-cara lainnya,

(f) Kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan

awal(pembukaan), kegiatan inti (pembentukan kompetensi),

kegiatan akhir (penutup). Ketiga unsur tersebut ditulis kegiatan

apa saja yang akan dilaksanakan dari awal hingga akhir untuk

mencapai tujuan dan membentuk kompetensi).

(g) Sumber belajar diisi dengan menuliskan sumber belajar yang

akan digunakan termasuk alat, media, dan bahan pembelajaran

atau buku sumber.

(h) Penilian yang terdiri dari beberapa sistem penilaian yaitu tes

tulis, kinerja (perfomansi),produk, penugasan/proyek,portofilio.

Dari beberapa macam penilaian tersebut dituis dengan memilih

(32)

b) Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implemenatasi dari RPP

yang meliputi kegiatan kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup (Abdul Mujid, 2008: 104-105). Menurut E. Mulyasa (181)

adalah cara untuk menyampaiakan isi dari SK dan KD agar dapat

dicerna oleh peserta didik seperti yang telah dijabarkan dalam RPP

yang secara umum terdiri dari tiga kegiatan yaitu pembukaan,

pembentukan kompetensi, dan penutup.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksaanaan pembelajaran

merupakan cara untuk menyampaikan materi pada peserta didik dengan

mencakup tiga kegiatan yaitu pembukaan, pembentukan kompetensi,

dan penutup. Kegiatan tersebut dapat diperinci sebagai berikut:

(1) Kegaiatan awal merupakan cara awal untuk memotivasi siswa,

memusatkan perhatian, dan mengetahu apa yang siswa telah kuasai

berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari dengan melaksanakan

apresepsi. E. Mulyasa (2010: 181) menjelaskan bahwa dalam

kegiatan awal pembelajaran meliputi kegiatan sebagi berikut:

(a) Menghubungkan kompetensi yang telah dimiliki oleh peserta

didik dengan materi yang akan disajikan.

(b) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi

(33)

(c) Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan

tugas-tugas yang harus diselesaiakan untuk mencapai tujuan

yang telah dirumuskan.

(d) Mendayagunakan maedia dan sumber belajar yang bervariasi

sesuai dengan materi yang disajikan.

(e) Mengajukan pertanyaaan, untuk menegetahui pemahaman

peserta didik terhadap pembelajaran yang telah lalu maupun

untuk menjajagi kemampuan awal berkaitan dengan bahan

yang akan dipelajari (pretes)

(2) Kegiatan inti pembelajaran, merupakan kegiatan utama untuk

menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan

ketrampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan.

Kegaitan inti mencakup beberapa kegiatan antara laian:

penymapain tujuan pembelajaran; menyampaian materi dengan

menguggunakan metode, alat, media, yang sesuai; memberikan

bimbingan bagi pemahaman siswa; melakukan penngecekan

tentang pemahaman siswa.

(3) Kegiatan Penutup, merupakan kegiatan yang

memberikanpenegasan atau kesimpulan dan penialain terhadap

penugasan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Menurut

E. Mulyasa(2010: 185-186) dalam kegiatan penutup terdapat

beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh guru diataranya

(34)

beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapain tujuan dan

keefektifan pembelajaran yang dicapai, menyampaiakan bahan

pendalaman yang harus dipelajari dan memberikan pekerjaan

rumah, memberikan postes baik secara lisan maupun tulisan.

c) Evaluasi atau Penilaian Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (2003: 210) “ Evaluasi adalah suatu

proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi

untuk menilai dan merancang suatu sistem pengajaran”. Dalam

kesempatan lain Thoha Chabib (1991: 1) menjelaskan bahwa Evaluasi

merupakan kegiatan yang terencana untuk menilai suatu objek dengan

menggunakan instrumen dengan tolak ukur untuk memperoleh

kesimpulan. Jadi dapat disimpulkan bahwa evalusai atau penilian

pembelajaran merupakan kegiatan tentang pengumulan dan penafsiran

informasi yang terencana dengan menggunakan instrumen sebagai

tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Teknik penialian dapat menggunakan teknik penialian tes dan

non tes yang dapat dijelasakan sebagai berikut:

(1) Penialain tes meruupakan tes dalam bentuk bahan tulisan mauapun

maupun jawabannya. Penilaian tes dapat berbentuk tes objektif

mauapun non objektif. Menurut Abdul Mujid (2013: 346-347) tes

objektif terdiri dari bentuk plilihan ganda, benar salah,

menjodohkan, sedangkan tes non objektif terdiri dari isian singkat

(35)

(2) Penilian non tes adalah penilaian yang diarahakan untuk

mengetahui kompetensi siswa. Abdul Mujid (2013: 350-353)

menjelaskan bahwa penilaian non tes terdiri dari penilaian kerja,

penilaian sikap, penilian proyek, penilaian produk, dan penilaian

portofolio.

8. Strategi Proses Pembelajaran IPS Terpadu

Prose pelaksanaan pembelajaran IPS secara terpadu pada dasarnya

sama dengan langkah-langkah dalam pembelajaran yang lain, yaitu terdiri

dari perencanaan, pelaksanaan dan evalusi. Trianto (2010: 189-208),

menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan pemebelajaran IPS Terpadu

terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,dan evaluasi pembelajaran

yang diperinci sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan hal yang terpenting sebelum

pelaksanaan pembelajaran, karena perencanaan pembelajaran

merupakan komponen penting dari sistem pembelajaran secara utuh.

Rencana pembelajaran ini akan menjadi panduan guru untuk

melaksanakan pembelajaran (Suwarna, 2005: 33). Maka untuk dapat

melaksanakan pembelajaran IPS juga dibutuhkan perencanaan yang

matang agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan

yang akan dicapai. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu

bergantung pada kesesuain rencana yang dibuat dengan kondisi dan

(36)

Langkah-langkah perencanaan pembelajaran terpadu dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Melakukan Pemetaan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar

pada mata pelajaran IPS yang dapat dipadukan dalam satu tingkat

kelas yang sama untuk memperoleh gambaran utuh dan

menyeluruh tentang SK dan KD yang dapat dipadukan.

2) Penentuan Topik/ tema. Tema dalam pembelajaran IPS merupakan

keterpaduan antar kompetensi-kompetensi dasar yang ada dalam

mata pelajaran IPS. Dalam satu tingkatan kelas dapat termuat

dalam beberapa tema atau topik pembelajaran yang relevan dengan

Kompetensi-Kompetensi Dasar dan relevan dengan pengalaman

pribadi peserta didik yang berarti sesuai dengan lingkungan

setempat sehingga memudahkan siswa untuk memahami meteri

pelajaran. Untuk menentukan topik-topik tersebut dilakukan

dengan cara memprioritaskan isu-isu sentral yang sedang

berkembang saat ini yang tentunya dengan tidak mengabaikan

keterkaitan antar kompetensi dasar yang telah dipetakan. Beberapa

contoh penentuan topik yang masih relevan dengan apa yang

dialami akhir-akhir ini, misalnya: Gempa di Yogyakarta, Pasca

Gempa Bumi dan Tsunami, Penyakit Busung Lapar, Semburan

Lumpur di Sidoarjo.

3) Penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam indikator adalah untuk

(37)

dalam menyusun silabus. Kompetensi-Kompetensi Dasar yang

telah dipetakan, dijadikan acuan dalam penjabaran kedalam

indikator yang kemudian digunakan untuk penyusunan silabus.

4) Penyusunan Silabus, merupakan tahap selanjutnya dari beberapa

langkah yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran IPS. Adapun

komponen penyusunan silabus terdiri dari Standart Komptensi IPS

(sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi), Kompetensi Dasar,

indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu, dan penilaian.

5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan realisasi dari

pengalaman belajar peserta didik yang telah ditentukan dalam

silabus pembelajaran terpadu. Komponen yang harus ada dalam

RPP antara lain: identitas mata pelajaran, Kompetensi Dasar yang

hendak dicapai, meteri pokok beserta uraiannya, langkah

pembelajaran, alat media yang digunakan, penilaian dan tindak

lanjut, serta sumber bahan yang digunakan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran IPS

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan awal dalam pembelajaran adalah usaha guru

untuk menciptakan kondisi awal agar mental dan perhatian murid

terpusat dengan apa yang akan dipelajarinya sehingga akan

memperoleh efek positif dari apa yang akan dipelajarinya(Suryo

Subroto, 2002: 39). Oleh karena itu kegiatan awal merupakan hal

(38)

pembelajaran. Kegiatan utama yang dilakukan dalam kegiatan

pendahuluan antaralain:

a) Menciptakan kondisi awal yang kondusif, dengan mengecek

atau memeriksa kehadiran siswa, menumbuhkan kesiapan

belajar peserta didik, menciptakan suasana belajar demokratis,

dan membangkitkan motivasi belajar peserta didik

b) Melaksanakan kegiatan aprsepsi, kegiatan apresepsi dengan

mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang sudah

dipelajari atau diberikan sebelumnya dan memberikan

komentar terhadap jawaban peserta didik, kemudian

dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan

dibahas.

c) Penilaian awal (pre-test), dapat dilakukan dengan cara lisan pada beberapa peserta didik yang dianggap dapat mewakili

keseluruhan, atau pre-test ini dapat dipadukan dengan kegiatan

apresepsi.

2) Kegiatan Inti Pembelajaran

Kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan dalam

rangka pelaksanaan pembelajaran terpadu yang menekankan pada

proses pembentukan pengalaman (learning experience) bagi peserta didik yang bersifat situasional artinya pembelajaran

terpadu dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat

(39)

bisa dalam bentuk tatap muka dalam artian pembelajarannya

dilakukan dengan interaksi langsung antara guru dengan peserta

didik dan dapat dilakukan dengan non-tatap muka dalam artian

proses belajar mengajar dilakukan oleh peserta didik yang

berinteraksi dengan sumber lain yang bukan kegiatan interaksi

guru dengan peserta didik.

Kegiatan inti pembelajaran IPS ini antara lain mencakup

kegitan-kegiatan sebagai berikut:

a) Memberitahukan tujuan atau Kompetensi Dasar yang akan

dicapai oleh peserta didik beserta garis-garis besar bahan atau

materi yang akan dipelajari

b) Menyampaikan pada peserta didik tentang kegiatan yang harus

ditempuh peserta didik, dalam mempelajari tema/topik, atau

meteri dalam pembelajaran terpadu.

Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang

berorientasi pada siswa, sedangkan guru hanya bertindak sebagai

fasilitator untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik

selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu dalam

membahas dan menyajikan materi, harus diarhakan pada

perubahan tingkah laku peserta didik. Oleh karena itu guru harus

menyajikan bahan pelajaran dengan dengan strategi mengajar

yang bervariasi, yang mendorong peserta didik pada upaya

(40)

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran IPS Terpadu perlu

adanya pendekatan dalam pelaksanaannya. Pendekatan

pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS

adalah dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and

Learning), karena dalam pendekatan CTL siswa didorong untuk mampu menghubungkan antara pengetahuan yang dimiliknya

dengan kehidupan nyata yang mereka alami (Sugiyanto, 2009: 5).

Hal ini sejalan dengan pendapat Supardi (2011: 199) yang

mengatakan bahwa “pendekatan CTL dalam pembelajaran IPS

yakni, pembelajaran yang berusaha mengakaitkan atau

mendekatkan materi yang dipelajari dengan kenyataan yang

dihadapi siswa.”

Tujuh komponen utama pembelajaran CTL menurut Sugiyanto

(2009: 17-20) adalah sebagai berikut:

a) Kontruksivisme (Constructivism)

Kontruksivisme dalam hal ini, siswa diarahkan untuk

menyusun dan membangun pengetahuan baru secara

kongnitif siswa berdasarkan pengalaman yang dibangun oleh

siswa sendiri melalui proses pengamatan.

b) Menemukan (Inquiry)

Pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan

perumusan masalah melalui proses berfikir secara sistematis,

(41)

mengajukan hipotesa, mengumpulkan data, menguji

hipotesis, dan membuat kesimpulan. Dengan adanya proses

berfikir ini akan mampu menumbuhkan sikap ilmiah,

rasional, sebagai dasar pembentukan kreatifitas

c) Bertanya (Questioning)

Bertanya adalah satu cara untuk menemukan sebuah

pengetahuan. Maka dalam konsep ini pengembangan

kemampuan guru dalam bertanya sangat diperlukan untuk

memancing siswa menemukan jawabannya sendiri.

d) Masyarakat Belajar (Learning Comunity)

Dalam konsep masyarkat belajar, dapat diasumsikan bahwa

hasil pembelajaran dapat diperoleh dari hasil kerjasama dan

shering dengan orang lain. Dengan demikian konsep belajar

secara berkelompok sangatlah dianjurkan, sebab dalam

kelompok akan akan terbentuk masyarakat belajar

e) Permodelan (Modelling)

Menurut pendekatan CTL, proses pembelajaran hendaknya ada

model yang dapat ditiru.

f) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan cara berfikir tentang apa yang dipelajari

atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan

(42)

g) Penilain Nyata

Penilain nyata merupakan cara guru untuk mengetahui

perkembangan belajar yang dilalui oleh siswa, apakah

pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif terhadap

perkembangan siswa baik intelektual, mental, maupun

psikomotorik, karena keberhasilan dalam pembelajaran dilihat

dari perkembangan keseluruhan peserta didik.

3) Kegiatan Akhir (Penutup) dan Tindak Lanjut

Pada kegiatan akhir ini bukan sebagai akhir dalam kegiatan

pembelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar

peserta didik dan kegiatan tindak lanjut yang harus ditempuh

berdasarkan proses serta hasil belajar peserta didik. Hal ini sejalan

dengan penjelasan dari Suwarna (2005: 68) yang menjelaskan

bahwa “ ...dalam kegiatan penutup mempunyai komponen yaitu

meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dan penilain hasil belajar...”.

Adapun kegiatan akhir dan tindak lanjut dari pembelajaran

terpadu terdiri dari: pelaksanaan dan pengkajian nilai akhir,

pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah,

menjelaskan kembali bahan ajar yang dianggap sulit oleh peserta

didik, mengemukakan topik yang akan dibahas selanjutnya dan

(43)

c. Evaluasi/ Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu

Objek dalam evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran

terpadu mencakup penilain terhadap proses dan hasil belajar siswa.

Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa,

sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai

terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria

tertentu.Teknik yang digunakan dalam pelaksanaan penilaian adalah

teknik tes dan non tes

Tes yang digunakan dalam penilaian dapat berupa tes objektif

yang terdiri dari bentuk benar salah, menjodohkan, pilihan ganda dan

test subjektif yang terdiri dari tes urain bebas dan test urain terbatas .

Penilian dengan teknik tes ini digunkan untuk mengukur hasil belajar

yang berfifat hard skillsedangkan untuk mengukur hasil belajar yang

bersifatsoft skilmengunakan teknik penilain dengan teknik non tes. B. Penelitian yang Relevan

1. Penilitian yang dilakukan oleh Rizca Mutiara yang berjudul

“Probelematika Guru IPS Dalam Melaksanakan Pembelajaran IPS

Terpadu di SMP Negeri (Studi Kasus Pada SMP Negeri di Wilayah Eks.

Kotip Kabupaten Cilacap”, dengan kesimpulan hasil penelitian bahwa

pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu belum sepenuhnya dilaksanakan

(44)

menerapkan pembelajaran terpadu atau terintegrasi karena adanya

beberapa kendala yang diahadapi guru untuk dapat melaksanakannya.

2. Penelitian yangdilakukan oleh Fitri Wulandari yang berjudul

“Implementasi Pembelajaran Terpadu Pada Mata Pelajaran IPS di SMP

Negeri 5 Wates Kabupaten Kulon Progo”, dengan kesimpulan hasil

penelitian bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS telah dilaksanakan, tetapi

masih ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

pembelajaran IPS.

C. Kerangka Pikir

Fungsi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk

membangun pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan siswa agar dapat

direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara

Indonesia.Berdasarkan fungsi tersebut, maka pembelajaran IlmuPengetahuan

Sosial harus dapat membantu siswa memahami setiap materi yang telah

diajarkan.Pembelajaran Terpadu merupakan struktur kurikulum KTSP yang

dikembangkan di sekolah mulai tingkat SD/MI/ sampai SMP/MTs. Adanya

pengembangan kurikulum tersbut maka terdapat kebijakan baru dalam

pembelajaran IPS di SMP, yaitu pembelajaran IPS yang dulunya diajarkan

terpisah harus diajarkan secara terintegrasi.

Pemberlakuan kebijakan baru pada pelaksanaan pembelajaran IPS,

tentunya membutuhkan banyak penyesuaian dalam pelaksanaannya. Dalam

proses penyesuaian tersebut akan ada beberapa permasalahan yang akan di

(45)

tahap evaluasi pembelajaran. Adapun berbagai permasalahan yang muncul

dalam pelaksanaan pembelajaran IPS misalnya saja, pertama guru yang

tersedia di lapangan bukanlah guru IPS, sehingga sulit untuk melaksanakan

pembelajaran terpadu, keduaketidaksiapan guru dalam melaksanakan

pembelajaran IPS, ketiga adanya kesulitan dalam Penyusunan RPP dan

silabus yang harus dikembangkan secara terpadu, dan beberapa permasalahan

lain yang berkaitan dengan pembelajaran IPS Terpadu, maka penelitian ini

perlu dilakukan untuk menggali lebih jauh lagi kendala-kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu pada jenjang Sekolah

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP/ MTS di seluruh Kecamatan

Moyudan, Kabupaten Sleman. Waktu penelitan dilaksanakan bulan Juli

sampai dengan bulan Oktober 2013.

B. Bentuk Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratif.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) deskriptif adalah suatu penelitian

yang bertujuan untuk mengambarkan atau memaparkan suatu hal,

misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain.

Suharsimi Arikunto (2010: 14) menjelaskan bahwa penelitian

eksploratif adalah penelitian yang berusaha menggali sebab-sebab

terjadinya sesuatu serta menggali pengetahuan baru untuk mengetahui

permasalahan. Penelitian ini berusaha menggambarkan permasalahan

aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklarifikasi,

menganalisis secara deskriptif. Penelitian ini berusaha menemukan dan

menggambarkan tentang kendala-kendala guru dalam pembelajaran IPS di

SMP wilayah Kecamatan Moyudan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah, guru-guru IPS di Sekolah

Menengah Pertama di wilayah Kecamatan Moyudan dengan jumlah guru

(47)

Negeri 2 Moyudan, SMP Muhamadiyah 1 Moyudan, SMP IT Bina Umat,

SMP Pangudiluhur. Sedangkan Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah keseluruhan populasi guru mata pelajaran IPS di SMP wilayah

Kecamatan Moyudan yang berjumlah 11 guru.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Perencanaan Pembelajaran IPS

Perencanaan pembelajaran merupakan komponen yang harus

disiapkan untuk menjalankan suatu kegiatan sebelum pembelajaran

dilaksanakan. Adapun kompenen perencanaan pembelajaran yang

harus dibuat dalam pembelajaran IPS yakni; 1) Pemetaan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar; 2) Penetuan topik atau tema

pembelajaran; 3) Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi indikator; 4)

Penyusunan silabus; 5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP.

2. Pelaksanaan Pembelajaran IPS

Pelaksanaan pembelajaran merupakan cara untuk

menyampaikan materi pada peserta didik dengan mencakup tiga

kegiatan yaitu pembukaan, pembentukan kompetensi, dan penutup.

Beberapa kegiatan dalam pembelajaran IPS yakni; 1) Menciptakan

kondisi awal yang kondusif; 2) Melaksanakan kegiatan apresepsi; 3)

Penilaian awal atau preteset; 4) Memberitahukan Kompetensi Dasar

yang akan dicapai oleh peserta didik; 5) Menyampaikan pada peserta

didik, kegiatan yang akan ditempuh dalam pembelajaran IPS; 6)

(48)

(Contxstual Teaching and Learning) dalam pembelajaran IPS; 8) Pelaksanaan dan pengkjian nilai akhir; 9) Pemberian tugas yang

dikerjakan dirumah; 10) Menjelaskan kembali bahan ajar yang

dianggap sulit oleh peserta didik; 11) Mengemukakan topik yang akan

dibahas selanjutnya; 12) Menutup pembelejaran

3. Evaluasi atau Penilaian

Evalusai atau penilian pembelajaran merupakan kegiatan

tentang pengumulan dan penafsiran informasi yang terencana dengan

menggunakan instrumen sebagai tolak ukur untuk memperoleh

kesimpulan. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran IPS yakni dengan;

1) Penilaian proses belajar dengan cara non test yang terdiri dari

Bagan Partisipasi (Participation charts), Daftar cek (chek list),

Skalalajuan (Rating scale); 2) Penilaian hasil belajar dengan cara test, yang terdiri dari test objektif (benar salah, menjodohkan, piliahan ganda) dan test Subjektif (test uraian bebas dan test uraian terbatas.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara,

dokumentasi, dan observasi.

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud terterntu yang

dilakkukan oleh dua pihak, yaitu pihak pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan pihak yang diwawancarai memberikan jawaban atas

(49)

wawancara mempunyai peranan yang sangat penting. Metode ini

bertujuan untuk memperoleh keterangan, informasi, atau

penjelasan-penjelasan dan mengeksplorasi kendala-kendala guru dalam

pembelajaran IPS di SMP wilayah Kecamatan Moyudan.

Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

teknik wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara. Sebelum

wawancara dilakukan perlu dibuat pedoman wawancara yang berisi

kerangka dan garis-garis besar yang akan ditanyakan dalam proses

wawancara (pedoman wawancara terlampir pada halaman lampiran)

Wawancara dilakukan terhadap guru-guru mata pelajaran IPS Sekolah

Menengah Pertama di wilayah Kecamatan Moyudan. Wawancara ini

bertujuan untuk mengeksplorasi kendala-kendala guru dalam

[image:49.595.144.533.482.757.2]

pembelajaran IPS di SMP wilayah Kecamatan Moyudan.

Tabel 1 . Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Untuk Guru IPS

NO Aspek Indikator Butir

Wawanc ara 1. Perencanaan Pembelajaran 1) Pemetaan Standart Kompetensi dan

Kompetensi Dasar 1

2) Penentuan Topik atau Tema 2 3) Penjabaran Kompetensi Dasar

menjadi indikator

3

4) Penyusunan Silabus 4

5) Menyiapkan RPP IPS 5

2 Pelaksanaan Pembelajaran IPS

a. Kegiatan awal 1) Menciptakan kondisi awal yang kondusif

6

2) Melaksanakan kegiatan apresepsi 7

3) Penilaian awal atau pretest 8

b. Kegiatan inti 1) Memeberitahukan KD yang akan dicapai oleh peserta didik

(50)

2) Menyampaikan pada peserta didik,kegiatan yang akan ditempuh selama proses pembelajaran berlangsung

10

3) menyampaikan materi 11

4) Penggunaan pendekatan CTL 12

c. Kegiatan Penutup 1) Melaksanakan dan mengakaji nilai akhir

13

2) Memberikan tugas yang dikerjakan dirumah

14

3) Menjelaskan kembali bahan ajar yang dianggap sulit

15

4) Mengungkapkan topik yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang

16

5) Menutup pembelajaran 17

3 Evaluasi pembelajaran IPS 1) Penilian proses 18

2) Penilian hasil 19

2. Dokumentasi

Dokumen sebagai sumber adalah setiap bahan baik tertulis

maupun tidak tertulis, baik dalam bentuk gambar atau yang lain yang

dapat digunakan untuk memperkuat data yang ada. Dokumentasi

dapat berupa buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan , notulen

rapat, catatan harian dan sebagainya. Dokumen ini sebagai sumber

data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan

untuk meramalkan (Lexy J. Moleong, 2001: 161).

Dokumen yang diambil dalam penelitian ini adalah

dokumen-dokumen yang menunjang kegiatan pembelajaran IPS. Adapun

dokumen yang digunakan antara lain: Pemaetaan SK dan KD ,

(51)

menggunakan lembar observasi dan didokumentasikan dalam bentuk

[image:51.595.143.484.179.707.2]

foto sehingga dapat membantu dalam proses mengolah data

Tabel 2. Kisi-kisi Chek List Data Dokumentasi

NO Aspek Indikator

1. Perencanaan Pembelajaran 1) Pemetaan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar

2) Penentuan Topik atau Tema 3) Penjabaran Kompetensi Dasar

menjadi indikator 4) Penyusunan Silabus 5) Menyiapkan RPP IPS 2 Pelaksanaan Pembelajaran

IPS

a. Kegiatan awal 1) Menciptakan kondisi awal yang kondusif

2) Melaksanakan kegiatan apresepsi

3) Penilaian awal atau pretest

b. Kegiatan inti 1) Memeberitahukan KD yang akan dicapai oleh peserta didik

2) Menyampaikan pada peserta didik,kegiatan yang akan ditempuh selama proses pembelajaran berlangsung

3) menyampaikan materi

4) Penggunaan pendekatan CTL

c. Kegiatan Penutup 1) Melaksanakan dan mengakaji nilai akhir

2) Memberikan tugas yang dikerjakan dirumah

3) Menjelaskan kembali bahan ajar yang dianggap sulit

4) Mengungkapkan topik yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang

5) Menutup kegiatan pembelajaran

3 Evaluasi pembelajaran IPS 1) Penilian proses

(52)

3. Observasi

Observasi ini bertujuan untuk mengamati pelaksanaan

pembelajaran IPS. Penelitian ini menggunakan lembar observasi yang

berisi pedoman dalam melaksanakan pengamatan pelaksanaan

pembelajaran IPS yang terlampir pada halaman lampiran. Pedoman

observasi merupakan lembar pengamatan untuk mengamati saat

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar IPS di dalam kelas yang

diamati dan dicatat sesuai dengan indikator yang ada dalam lembar

observasi, yang kemudian lembar observasi ini digunakan untuk

[image:52.595.136.507.399.749.2]

mengolah data.

Tabel 3. Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPS

No Aspek yang diamati Indikator Butir

kendali observasi 1. Perencanaan

Pembelajaran

a) Pemetaan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar

b) Penentuan topik atau tema c) Penjabaran kompetensi

Dasar kedalam indikator d) Silabus e) RPP 1 2 3 4 5 2. Kegiatan awal

pembelajaran

a) Menciptakan kondisi awal yang kondusif

b) Melaksanakan kegiatan apresepsi

c) Penilaian awal atau pretest

6

7

8

3. Kegiatan inti pembelajaran

a) Memeberitahukan KD yang akan dicapai oleh peserta didik b) Menyampaikan pada peserta

didik,kegiatan yang akan ditempuh selama proses pembelajaran berlangsung c) Menyampaikan materi d) Penggunaan Pendekatan CTL

9

10

11 12

4. Kegiatan Penutup a) Melaksanakan dan mengakaji nilai akhir

b) Pelaksanaan dan pengkajian nilai 13

(53)

akhir

c) Pemberian tugas yang dikerjakan dirumah

d) Mengungkapkan topik yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang

e) Menutup kegiatan pembelajaran 15

16

17

5. Evaluasi Pembelajaran a) Penilian proses b) Penilaian hasil

18 19

F. Validitas Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data penting untuk dilakukan agar

data tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini

menggunakan triangulasi dengan sumber sebagai teknik pemeriksaan

keabsahan data. Triangulasi sumber sebagai teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan sumber, menurut Paton yang dalam Lexy J.

Moleong (2008: 178), berarti mebandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam metode kualitatif. Pembandingan dan pengecekan sumber

ini dilakukan dengan cara, pertama membandingkan data hasil pengamatan

dengan data hasil wawancara, kedua membandingkan apa yang dikatakan

orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, ketiga

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang terkait.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis data kualitatif model interaktif, artinya data yang diperoleh dalam

penelitian ini disajikan apa adanya kemudian dianalisis secara deskriptif

untuk mendapatkan gambaran fakta-fakta yang ada. Adapun

(54)

1. Reduksi Data

Setelah memperoleh data dari hasil wawancara, dokumentasi, dan

observasi langkah selanjutnya adalah melakukan reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilah hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temannya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti unutuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Hasil dari pengorganisasian data disajikan secara sistematis dan

logis dalam bentuk laporan. Bentuk penyajian laporan berupa deskriptif

analitik dan logis yang mengarah pada kesimpulan. Dalam tahap ini

peneliti di tuntut untuk melakukan penafsiran terhadap data. Data

disajikan dalam bentuk narasi berupa informasi mengenai

kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPS Di SMP Wilayah

Kecamatan Moyudan.

3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Kesimpulan yang diambil dari data yang terkumpul perlu

diverifikasi terus menurus selama penelitian berlangsung agar data yang

diperoleh terjamin keabsahannya dan objektivitasnya, sehingga

kesimpulan akhir dapat dipertanggungjawabkan. Analisis data kualitatif

(55)

menerus, terjalin hubungan yang saling terkait antara kegiatan reduksi

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Keadaan Umum Kecamatan Moyudan

Kecamatan Moyudan merupakan bagian dari wilayah

Kabupaten Sleman yang terletak pada 7.77306‘ LS dan 110.25373‘ BT

dengan luas wilayah27,62 Km2. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan

Moyudan adalah, sebagai berikut:

a. Barat : Kecamatan Nanggulan (Kabupaten Kulonprogo)

b. Utara : Kecamatan Minggir

c. Timur : Kecamatan Godean

d. Selatan: Kecamatan Sedayu (Kabupaten Bantul)

Secara Administratif Kecamatan Moyudan terbagi dalam

empat Desa, yaitu Sumberragung, Sumberrarum, Sumberrsari,

Sumberrahayu. Wilayah Kecamatan Moyudan termasuk wilayah

Sleman Barat yang berjarak kurang lebih 25 Km dari pusat Kota

Yogyakarta. Akses untuk menuju wilayah ini dapat melalui dua jalur

yaitu melewati jalan Godean dan melawati jalan Wates.

2. Keadaan Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Wilayah Kecamatan Moyudan

Kecamatan Moyudan secara umum memiliki 5 sekolah yang

(57)

Moyudan, SMP N 1 Moyudan, SMP N , SMP IT Bina Umat, dan

SMP N 2. Kelima sekolah tersebut dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

a. SMP Muhammadiyah 1 Moyudan 1) Lokasi

SMP Muhammadiyah 1 Moyudan terletak di Desa

Sumberrahayu tepatnya berlokasi di wilayah Moyudan,

Sumberrahayu, Moyudan, Sleman. SMP ini mempunyai letak

yang strategis karena terletak di tepi jalan Klangon Tempel,

sehingga dapat diakses dengan mudah.

2) Sarana dan Prasana Sekolah

Secara umum SMP Muhammdiyah 1 Moyudan terdapat

beberapa gedung yaitu ruang kelas yang terdiri dari sembilan

ruangan, tiga kelas untuk kelas VII, tiga kelas untuk kelas VIII,

dan tiga kelas untuk kelas IX. Sekolah ini juga memiliki satu

masjid yang cukup luas. Selain itu juga memiliki perpustakaan

yang dapat dijadikan tempat untuk mencari refrensi

sumber-sumber buku pelajaran.

3) Kultur Sekolah

SMP 1 Muhammdiyah memiliki kultur yang bagus, yang dapat

dilihat dari adanya keramahan dan sopan santun baik dengan

(58)

sekolah. Selain itu di sekolah ini juga mempunyai kegiatan

rutin yaitu sholat dhuha saat jam istirahat pertama yang

diwajibkan bagi seluruh siswa dan guru.

b. SMP N 1 Moyudan 1) Lokasi

SMP N 1 Moyudan terletak di Desa Sumberragung dengan

alamat Blendung, Sumberrsari, Moyudan, Sleman. Sekolah

ini mempunyai akses yang mudah untuk dijangkau karena

terletak di tepi jalan umum.

2) Sarana dan Prasarana Sekolah

Sekolah ini mempunyai 12 ruang kelas yang terdiri dari

empat kelas untuk kelas VII, empat kelas untuk kelas VIII,

dan empat kelas untuk kelas IX, dan beberapa gedung lain

seperti perpustakaan, kantor guru, kantin, toilet,

Gambar

Gambar 1.1ModelIntegrasi Berdasarkan Topik/ Tema(Dalam Sugiyanto, 2010: 137)
Gambar 1.2Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama
Gambar 1.3Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan
Tabel 1 . Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Untuk Guru IPS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesulitan guru biologi dalam merencanakan asesmen autentik terdapat beberapa kesulitan yang dialami oleh guru biologi yaitu

Berdasaran hasil wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi dapat disimpulkan bahwa: 1) Penilaian yang diberikan kepada staf tata usaha, guru- guru, siswa, orang tua

Hasil dari pengolahan data observasi dan wawancara, secara keseluruhan didapatkan bahwa ada beberapa hambatan yang dialami guru dalam memanfaatkan IT sebagai

Penelitian menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Cara pengumpulan datanya menggunakan observasi,wawancara, dan dokumentasi. Penelitian mendapatkan hasil bahwa

Data diperoleh dari dokumentasi, hasil pengamatan (observasi) dan wawancara guru-guru SD Negeri 1 Wonoharjo pada saat in house training dan proses

serta data yang diperoleh yaitu metode data wawancara, dokumentasi, observasi (3) dan juga hasil penelitian ini bertujuan bahwa orang tua dalam memberikan pemahaman dengan

Sesuai hasil wawancara diatas, baik wawancara dengan kepala sekolah MTsN Karangrejo Tulungagung, maupun wawancara dengan guru fiqih, observasi dan dokumentasi yang

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam pelaksanaan pembelajaran new normal yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas II di SD Negeri 1 Ulak Pianggu pada materi