• Tidak ada hasil yang ditemukan

112050590 Makalah Kesehatan Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "112050590 Makalah Kesehatan Lingkungan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH

KESEHATAN LINGKUNGAN

BIOSFER

OLEH:

KELOMPOK VIII

ANGGOTA:

1.

FACHRUDIE PUTRA N 07174019

2.

LENGGO UTARI

1110942025

3.

ROHIMA RIRIN

1110942026

4.

ADE FEBRIANDI

1110942027

5.

FAUZIA RAHMI

1110942028

6.

MUTIARA FAJAR

1110942029

DOSEN:

TIVANY EDWIN, M.ENG

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang

memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas

menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh

makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur

litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi. Bumi hingga sekarang

adalah satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung kehidupan. Biosfer

dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5 miliar tahun dari 4,5 miliar tahun usia

Bumi.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Memahami pendalaman mengenai pengertian biosfer;

b. Mengetahui pengertian sukesi ekologis;

c. Memberikan gambaran hubungan biosfir dengan kesehatan;

d. Mengetahui bagaimana lingkungan makanan pada manusia;

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biosfer

Biosfer adalah lingkungan yang terdiri dari fauna dan flora, terkecuali manusia.

Biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup, terutama flora dan fauna, baik

yang ada di darat maupun udara. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer

adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan

antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air),

dan atmosfer (udara) B umi. B umi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang

diketahui yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung selama

sekitar 3,5 milyar tahun dari 4,5 milyar tahun usia Bumi.

Biosfer berpengaruh terhadap kesehatan dalam dua cara, positif dan negatif. Pengaruh

positif, karena didapati elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti bahan

makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya

seperti bahan baku untuk papan, pangan, sandang, industry, mikroba, patogen,

hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik, vector penyakit, dan

reservoir penyebab dan penyebaran penyakit.

B. Suksesi Ekologis

Proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan

yang lebih teratur dan stabil itulah yang disebut sebagai suksesi. Proses suksesi akan

berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau telah

mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah memiliki

homeostatis, sehingga mampu mempertahankan kestabilan internalnya.

Faktor yang memengaruhi proses suksesi, yaitu:

1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan;

2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu;

(4)

4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora dan benih

lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan;

5. Jenis substrat baru yang terbentuk.

C. Biosfir dan Kesehatan

Dilihat dari aspek kesehatan, pengaruhnya ada yang langsung dan tidak langsung:

1. Pengaruh tidak langsung

Secara tidak langsung disebabkan elemen-elemen didalam biosfir yang banyak

dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraannya. Semakin sejahtera

manusia, diharapkan semakin meningkat pula derajat kesehatan dari manusia

tersebut. Dalam hal ini biosfir berfungsi sebagai bahan mentah untuk berbagai

kegiatan industry seperti kayu, industrI meubel, rotan, obat-obatan, pangan, farmasi,

dan lain-lain.

2. Pengaruh langsung

Pengaruh langsung disebabkan oleh

a. Manusia itu sendiri membutuhkan energi yang diambil dari makanan yang

terdapat pada makanan. Manusia sebagai omnivora yang terdiri dari hewan dan

tumbuhan. Makanan yang diproduksi di dunia ini begitu banyak jumlahnya setara

dengan jumlah manusia yang ada.permasalahan yang dihadapi oleh manusia

bukanlah karena jumlah produksi dari makanan tersebut tetapi jug distribusinya.

Tidak semua tanah sama produksinya, demikian pula dengan kemampuan

manusia untuk memproduksi tidak sama di seluruh wilayah dunia.oleh karena itu

masih banyak di wilayah bumi yang tidak mendapatkan pasokan makanan. Hal

ini tentu akan mempengaruhi kebutuhan gizi pada setia manusia yang ada di dunia

yang akan mempengaruhi kesehatan masing-masing individu.

b. Adanya elemen yang langsung yang dapat membahayakan kesehatan secara fisik,

misalnya beruang, harimau, skorpio dan lain-lain.

c. Adanya elemen-elemen mikroorganisme yang dapat menyebabkan

penyakit(pathogen). Mikroba ini digolongkan kedalamberbagai jenis seperti virus,

(5)

d. Adanya vektor, yakni serangga penyebar penyebab penyakit, dan reservoir agen

penyakit . Vektor penyakit yang penting diindonesia adalah nyamuk, lalat, kutu,

pinjal, dan tungau. Vektor bersama-sama dengan penderita penyakit dapat

merupakan suatu system mekanisme yang memelihara kelestarian suatu penyebab

penyakit atu disebut dengan reservoir penyakit.

D. Lingkungan Makanan

Makanan adalah sumber energi satu-satunya bagi manusia. Karena jumlah penduduk

makin berkembang, maka jumlah produksi makanan juga terus bertambah memenuhi

kebutuhan asupan makanan manusia. Tapi yang menjadi masalah adalah

permasalahan yang diakibatkan oleh kualitas dan kuantitas bahan pangan.

Dari segi kualitas, baik kelebihan maupunkekurangan asupan makanan akan

menyebabkan kelainan gizi. Penyakit yang berhubungan dengan kegemukan yang

disebbkan oleh jumlah asupan makanan yang berlebihan, selain itu kualitas dari

makanan yang tidak seimbang. Demikian pula dengan penderita kekurangan gizi,

dimana penderita kekurangan asupan makanan dan kualitas makanan juga tidak

terpenuhi. Di Indonesia penyakit kekurangan gizi biasanya diderita oleh anak-anak.

a. Gizi

Kekurangan gizi dipengaruhi oleh:

1. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang kurang, berbagai kepercayaan tentang

makanan sehingga anak-anak tidak mendapatkan makanan yang bergizi.

2. Kontaminasi makanan dan minuman bayi akibat dari lingkungan yang tidak sehat,

sehingga bayi menderita penyakit bawaaan makanan yang mengakibatkan

pertumbuhananak terganggu.

3. Prioritas hidup lainnya selain makanan bergizi, misalnya membeli dan memiliki

brang elektronik atu kendaraan bermotor. Apabila kekurangan gizi pada anak

tidak ditangani secara baik maka akan mengakibatkan anak akan menderita

(6)

b. Kontaminasi Makanan

Makanan dapat terkontaminasi oleh berbagai racun yang berasal dari tanah, air, udara,

manusia dan vector. Zat racun yang terdapat pada udara, tanah, air termasuk racun

yang tidak dapat diuraikan. Sehingga apabila dikonsumsi oleh biota dalm taraf trofis

yang lebih tinggi maka konsentrasi racun pada masing masing biota pengonsumsi

juga akan makin meningkat. Zat racun pengkontaminasi makanan semakin banyak

wujud dan bentuknya hal ini disebabkan oleh hasil sampingan dari pertanian,

peternakan, pengawetan makanan, dll. Berbagai insectisida yang digunakan dalam

proses pertanian akan terkonsentrasi dalam biota rantai makanan sehingga apabila

sampai pada manusia akan mengakibatkan akumulasi konsentrasi zat racun yang

tinggi. Makanan juga dapat terkontaminasi oleh mikroba beberapa contoh mikroba

yang dapat membuat racun baik antara lain: salmonella, staphylococcus, Clostridium,

bacillus cocovenans, dll

c. Penyakit Bawaan Makanan

Penyakit bawaan makanan tidak dapat dipisahkan secara nyata dari penyakit bawaan

air. Penyakit bawaan makanan adalah penyakit umum yang diderita sesesorang akibat

mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh pathogen misalnya virus, bakteri,

protozoa, metazoan, dll.

Makanan dapat terkontaminasi oleh beberapa hal:

1. Pengolahan makanan yang tidak steril;

2. Terkontaminasinya makanan dari hewan peliharaan;

3. Dapur, alat masak makanan yang kotor;

4. Makanan yang sudah jatuh, tapi tetap saja dimakan;

5. Makanan yang disimpan tampa tutup, sehingga terkonntaminsi oleh lalat, tikus,

dl;

6. Makanan mentah dan masak disimpan bersama;

7. Makanan yang dicuci dengan air kotor;

8. Makanan yang terkontaminasi oleh hewan yang berkeliaran disekitar;

(7)

10.Pasar yang kotor, banyak insektisida, dan sebagainya.

Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara:

1. Pemilihan bahan baku yang sehat, tidak busuk, warna yang segar;

2. Penyimpanan dilakukan jangan sampai terkena srangga, tikus, atau jangan sampai

membusuk;

3. Pengolahan makanan yang higienis serta prosesnya dapat mematikan penyebab

penyakit dan peralatan masak yang bersih;

4. Pengolah makanan bukan carrier penyakit dn tidak sakit;

5. Penyajian makanan tidak terkena lalat , debu, dll;

6. Penyaji makanan harus mendapat surat eterangan sehat;

7. Penyimpanan maanan matag jangan sampai terkontaminasi dan membusuk.

E. Pengendalian Vektor Penyakit

Vektor penyakit adalah serangga penyebar penyakit atau antrophoda.

a. Jenis-jenis vektor penyakit:

Sebagian dari Arthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang mempunyai ciri-ciri

kakinya beruas-ruas, dan merupakan salah satu phylum yang terbesar jumlahnya

karena hampir meliputi 75% dari seluruh jumlah binatang.

Arthropoda yang dibagi menjadi 4 kelas :

1. Kelas crustacea (berkaki 10): misalnya udang;

2. Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu;

3. Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya Tungau;

4. Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk.

Dari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perlu diperhatikan

dalam pengendalian adalah :

1. Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat

a. Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria;

b. Nyamuk aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah;

(8)

2. Ordo Siphonaptera yaitu pinjal

Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pest.

3. Ordo Anophera yaitu kutu kepala

Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus exantyematicus.

Selain vektor diatas, terdapat ordo dari kelas hexapoda yang bertindak sebagai

binatang pengganggu antara lain:

1. Ordo hemiptera, contoh kutu busuk;

2. Ordo isoptera, contoh rayap;

3. Ordo orthoptera, contoh belalang;

4. Ordo coleoptera, contoh kecoak.

No Arthropoda Penyakit Bawaan

1. Nyamuk Merupakan vektor dari penyakit Malaria, Filaria,

Demam kuning Demam berdarah,

Penyakit otak, demam haemorhagic

2. Lalat Merupakan vektor dari penyakit tipus dan demam paratipus, diare, disentri, kolera, gastro-enteritis, amoebiasis, penyakit lumpuh, conjunctivitis, anthrax

3. Lalat Pasir Merupakan vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci dan bartonellosisi, Leishmania donovani,

4. Lalat Hitam Merupakan vektor penyakit Oncheocerciasis

5. Lalat tse2 Merupakan vektor dari penyakit tidur

6. Kutu Merupakan vektor dari penyakit tipus mewabah, relapsing demam, parit

7. Pinjal penyakit sampar, endemic typhus

8. Sengkenit Penyakit Rickettsia (Rickettsia Rickettsii)

9. Tungau penyakit tsutsugamushi atau scrub typhus yang disebabkan oleh Rickettsia tsutsugamushi,

b. Pengendalian Vektor Penyakit

a) Pengendalian Vektor Terpadu (PVT)

Pengendalian vektor dilakukan dengan memakai metode pengendalian vektor terpadu

yang merupakan suatu pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metoda

pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan,

rasionalitas, efektifitas pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan

(9)

Keunggulan Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) adalah:

1. Dapat meningkatkan keefektifan dan efisiensi sebagai metode atau cara

pengendalian;

2. Dapat meningkatkan program pengendalian terhadap lebih dari satu penyakit tular

vector;

3. Melalui kerjasama lintas sector hasil yang dicapai lebih optimal dan saling

menguntungkan.

Prinsip-prinsip PVT meliputi:

1. Pengendalian vektor harus berdasarkan data tentang bioekologi vektor setempat,

dinamika penularan penyakit, ekosistem dan prilaku masyarakat yang bersifat

spesifik local( evidence based);

2. Pengendalian vektor dilakukan dengan partisipasi aktif berbagai sector dan

program terkait, LSM, Organisasi profesi, dunia usaha /swasta serta masyarakat;

3. Pengendalian vektor dilakukan dengan meningkatkan penggunaan metoda non

kimia dan menggunakan pestisida secara rasional serta bijaksana;

4. Pertimbangan vektor harus mempertimbangkan kaidah ekologi dan prinsip

ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Beberapa metode pengendalian vektor sebagai berikut:

1. Metode pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya-upaya untuk mencegah,

mengurangi, menghilangkan habitat perkembangbiakan dan populasi vektor secara

fisik dan mekanik.

Contohnya:

- modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat perindukan (3M, pembersihan

lumut, penenman bakau, pengeringan, pengalihan/ drainase, dll)

- Pemasangan kelambu

- Memakai baju lengan panjang

- Penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier)

- Pemasangan kawat

(10)

- predator pemakan jentik (ikan, mina padi,dll)

- Bakteri, virus, fungi

- Manipulasi gen ( penggunaan jantan mandul,dll)

3. Metode pengendalian secara kimia

- Surface spray (IRS)

- Kelambu berinsektisida

- larvasida

Adapun prinsip dasar dalam pengendalian vektor yang dapat dijadikan sebagai

pegangan sebagai berikut :

1. Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-macam cara pengendalian agar

vektor tetap berada di bawah garis batas yang tidak merugikan/ membahayakan;

2. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan ekologi

terhadap tata lingkungan hidup.

b) Pengendalian secara alamiah (naturalistic control)

yaitu dengan memanfaatkan kondisi alam yang dapat mempengaruhi kehidupan

vector. Ini dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama

c) Pengendalian terapan (applied control)

yaitu dengan memberikan perlindungan bagi kesehatan manusia dari gangguan

vektor. Ini hanya dapat dilakukan sementara.

a. Upaya peningkatan sanitasi lingkungan (environmental sanitation improvement);

b. Pengendalian secara fisik-mekanik (physical-mechanical control) yaitu dengan

modifikasi/manipulasi lingkungan;

c. Pengendalian secara biologis (biological control) yaitu dengan memanfaatkan

musuh alamiah atau pemangsa/predator, fertilisasi;

d. Pengendalian dengan pendekatan per-UU (legal control) yaitu dengan karantina;

e. Pengendalian dengan menggunakan bahan kimia (chemical control).

Contoh studi kasus:

(11)

"Kelaparan hasil dari kombinasi" kegagalan triple ":. Produksi, akses, dan respon"

Pengumuman PBB kelaparan di Somalia merupakan sebuah wake-up call untuk skala

bencana ini, dan bangun-up call untuk solusi yang diperlukan untuk membatasi

kematian-dari-kelaparan sekarang dan di masa depan.

Kelaparan adalah "kegagalan triple" dari (1) produksi pangan, (2) kemampuan orang

untuk mengakses makanan dan, akhirnya, dan yang paling krusial (3) dalam respon

politik oleh pemerintah dan donor internasional. Gagal panen dan kemiskinan

membuat orang rentan terhadap kelaparan - tetapi kelaparan hanya terjadi dengan

kegagalan politik. Di Somalia tahun kekerasan internal dan konflik telah sangat

signifikan dalam menciptakan kondisi untuk kelaparan.

PBB menggunakan skala lima-langkah, yang disebut Ketahanan Pangan Terpadu

Tahap Klasifikasi (IPC), dikembangkan dengan LSM, termasuk Oxfam, untuk

menilai ketahanan pangan suatu negara. Tahap 5 - "kelaparan / bencana

kemanusiaan" - mensyaratkan bahwa lebih dari dua orang per 10.000 meninggal

setiap hari, tingkat malnutrisi akut di atas 30 persen, semua ternak sudah mati, dan

ada kurang dari 2.100 kilokalori makanan dan 4 liter air yang tersedia per orang per

hari.

Pada bulan Oktober 2009 Oxfam menerbitkan sebuah makalah tentang Ethiopia dan

daerah tetangga bertanya mengakui "apa yang dapat dilakukan untuk mencegah

kekeringan berikutnya dari menjadi bencana?" Bantuan pangan menyelamatkan

nyawa tetapi itu tidak efektif dan tidak saja membantu orang untuk menahan dampak

berikutnya.

Penyebab kelaparan

Kelaparan akibat dari "kegagalan tiga" Kombinasi:

1. Produksi Kegagalan: Di Somalia, kekeringan dua tahun - yang fenomenal di

sekarang menjadi tahun terkering dalam 60 terakhir - telah menyebabkan inflasi rekor

makanan, terutama di harapan panen berikutnya menjadi 50% dari normal. Somalia

(12)

berada dalam keadaan "normal" darurat permanen. Hal ini berlaku juga dalam saku di

seluruh wilayah.

2. Kegagalan akses: Kekeringan telah membunuh aset perdana penggembala 'hewan

ternak (sampai 90% kematian hewan di beberapa daerah), pemotongan lanjut daya

beli mereka. Selain itu, konflik internal yang parah Somalia telah membuat

perkembangan hampir mustahil untuk mencapai dan data sulit untuk mengakses

kedua akurat dan kredibel.

3. Respon gagal: Mendasari semuanya telah ketidakmampuan pemerintah Somalia

dan para donor untuk mengatasi kemiskinan kronis negara itu, yang telah

terpinggirkan dan rentan fundamental melemahkan kemampuan mereka untuk

mengatasi. Sudah ada kurangnya investasi dalam pelayanan sosial dan infrastruktur

dasar dan kurangnya pemerintahan yang baik. Sementara donor telah bereaksi

terlambat dan terlalu hati-hati. Tanggapan donor internasional untuk keseluruhan

krisis kemanusiaan telah lambat dan tidak memadai. Menurut angka PBB, $ 1 miliar

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Sejauh donor telah berkomitmen

kurang dari $ 200m, meninggalkan lubang $ 800.000.000 hitam .

Bagaimana situasi ini dibandingkan dengan krisis pangan saat ini di

bagian lain dunia?

Kelaparan ini merupakan situasi rawan pangan yang paling serius di dunia saat ini

baik dari segi skala dan tingkat keparahan.

Ini adalah kelaparan resmi-dinyatakan pertama di Afrika sejauh abad ini, pada saat

bencana kelaparan telah diberantas di tempat lain.

Apa yang perlu dilakukan?

Abad 21 adalah pertama kalinya dalam sejarah manusia bahwa kita memiliki

kemampuan untuk memberantas kelaparan. Untuk melakukannya, kita harus

mengatasi masalah mendasar:

1. Solusi produksi: Kita harus mempercepat investasi dalam produksi pangan di

Afrika. Ada daerah di Afrika kita tahu selalu menghadapi kekurangan pangan yang

(13)

mengerikan. Kita perlu lebih banyak dukungan untuk petani kecil dan penggembala

(misalnya hardier tanaman, input lebih murah, manajemen risiko bencana).

2. Solusi akses: Kita harus mengurangi kemiskinan pedesaan Afrika. Lebih bantuan

dan investasi ke anggaran infrastruktur fisik (jalan, komunikasi dll) dan

memungkinkan intervensi publik untuk mengoreksi kegagalan pasar sampai pasar

yang kuat (misalnya cadangan biji-bijian untuk menghentikan volatilitas harga).

3. Solusi Respon: Kita perlu menjauh dari bantuan discretionary untuk misalnya

jaminan perlindungan sosial seperti bantuan sosial kepada rumah tangga miskin untuk

mengakses makanan sepanjang tahun dan asuransi, sehingga dukungan yang dapat

dipicu secara otomatis di saat krisis. Dalam beberapa konteks transfer tunai dapat

lebih tepat daripada bantuan pangan, di mana ketersediaan pangan tidak menjadi

masalah.

Bantuan darurat sangat penting sekarang, tapi kita juga perlu bertanya mengapa hal

ini terjadi, dan bagaimana kita bisa menghentikan itu pernah terjadi lagi. Tanda-tanda

peringatan telah terlihat selama berbulan-bulan, dan dunia telah lambat untuk

bertindak. Jauh lebih besar investasi jangka panjang diperlukan dalam produksi

pangan dan pengembangan dasar untuk membantu orang mengatasi hujan yang buruk

(14)

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu biosfer memiliki keanekaragaman serta

pengaruhnya terhadap kesehatan manusia, baik positif maupun negatif. Hal ini dapat

dilihat dari berbagai macam kontaminasi, vektor penyakit, dan bagaimana cara untuk

menanggulanginya. Selain itu diperlukan kesadaran berbagai pihak untuk

mewujudkan lingkungan yang dapat menunjang keseimbangan biosfer.

3.2Saran

Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan yang maha esa diharapkan dapat

memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan tanpa menimbulkan dampak

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Soemirat Slamet, Juli. 1994. Kesehatan Lingkungan. Bandung : ITB.

Kirniwardoyo, Santio. 1992. Pengamatan dan pemberatasan vektor malaria, sanitas. Jakarta: Puslitbang Kesehatan Depkes Rl.

Anonymous A. Suksesi ekologi. http://biosejati.wordpress.com/tag/suksesi-ekologi/. Tanggal akses: 27 Oktober 2012.

Nurmaini. 2001. Identifikasi ,Vektor dan Binatang Pengganggu serta Pengendalian

Anopheles Aconitus secara Sederhana.

Referensi

Dokumen terkait

Dapat menerima air limpasan dari saluran sebelumya (saluran rumah tangga/kavling).. Dikembangkan pada jaringan jalan lingkungan permukiman penduduk. Adapun jenis saluran

Kegiatan ini meliputi : (1) Integrasi seluruh sub sistem di PUSTAKA pengelolaan informasi, pengelolaan publikasi, program, kepegawaian, keuangan, sarana/fasilitas);

Berdasarkan kewenangan pemerintah daerah terkait dengan otonomi daerah, maka semua kewenangan daerah, baik kewenangan yang menjadi urusan wajib dan urusan pilihan dari

Deadlock adalah keadaan dimana 2 atau lebih proses saling menunggu meminta resources untuk waktu yang tidak terbatas lamanya.. Analoginya seperti pada kondisi jalan raya dimana

Probity audit diterapkan selama proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa (real time) untuk memastikan bahwa seluruh ketentuan telah diikuti dengan benar, jujur dan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode optimasi menggunakan linear programming untuk mendapatkan tipe kapal yang sesuai pada rute terpilih yang

Di Medan penyediaan air ini dibagi- bagi dalam berbagai cabang yang salah satunya yaitu PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal yag mengambil air bakunya dari sungai

For the pipe is not the invention of Marsyas or Olympus or Hyagnis, as some suppose, taking only.the lyre to be Apollo's invention: the god invented the music of both pipe