• Tidak ada hasil yang ditemukan

2016 3431 ped Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Kerangka Sampel Area (KSA)2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2016 3431 ped Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Kerangka Sampel Area (KSA)2015"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

i

KATA PENGANTAR

Data pertanian yang akurat dan tepat waktu dibutuhkan oleh para

pemangku kepentingan yang berkaitan dengan neraca perdagangan maupun

perencanaan pengembangan. Secara umum ada 3 pendekatan dalam statistik

pertanian, yaitu sensus, survei sampel, dan sistem pelaporan. Pendekatan

tersebut merupakan hasil pengembangan teknologi seperti remote sensing,

Geographic Information System (GIS), dan telekomunikasi yang memacu perkembangan spasial statistik dalam wujud kerangka sampel area (KSA) untuk

bidang pertanian.

Buku Pedoman Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) ini

memuat penjelasan teknis tentang: (1) materi/bahan survei; (2) kerangka sampel

survei; (3) pengamatan fase pertumbuhan padi; dan (4) survei dan pengiriman

data. Pendekatan KSA saat ini dibatasi pada statistik tanaman padi dan akan

dikembangkan untuk statistik tanaman pangan lainnya pada waktu mendatang.

Akhirnya, kami menyampaikan penghargaan kepada berbagai pihak

sehingga buku ini dapat terwujud dengan harapan semoga bermanfaat bagi

perbaikan statistik tanaman pangan.

Jakarta, Februari 2015

Kepala Badan Pusat Statistik

Republik Indonesia

(4)
(5)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 1

1.3. Landasan Hukum ... 2

1.4. Cakupan ... 3

1.5. Jenis Dokumen ... 3

1.6. Jadwal Kegiatan ... 4

1.7. Jadwal dan Materi Workshop INNAS ... 5

1.8. Jadwal dan Materi Pelatihan Petugas ... 6

ORGANISASI LAPANGAN ... 7

2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah ... 7

2.2 Petugas Pelaksanaan Pencacahan ... 7

(6)

iv |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

3.1 Tahapan Pembangunan Kerangka Sampel Area ...11

3.2 Pembangunan Kerangka Sampel Area Jawa Barat ...12

3.2.1 Pengumpulan Data dan Stratifikasi Lahan Sawah ...14

3.2.2 Pembuatan Model Random Sampling dan Ekstraksi Sampel Segmen ...19

3.2.3 Seleksi Sampel segmen dan Identifikasi Segmen ...23

3.2.4 Formulasi Matematis untuk ‘Stratified Sampling’ dan Presisinya ...28

TATA CARA PELAKSANAAN ... 33

4.1. Tahap Pelaksanaan Pencacahan ...33

4.2. Tata Tertib Pengisian Daftar ...35

DEFINISI DAN PENGENALAN ISTILAH ... 37

PENGISIAN DAFTAR V2015-KSA ... 47

(7)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Diagram Alir Pembangunan Kerangka Sampel Area (KSA) ... 13

Gambar 3.2. Peta Stratifikasi Sawah Provinsi Jawa Barat ... 18

Gambar 3.3 Ilustrasi Pembagian Wilayah dalam Blok dan Sub Blok ... 19

Gambar 3.4. Model Random Sampling 5% ... 21

Gambar 3.5. Model Random Sampling dan Grid 6 km x 6 km ... 22

Gambar 3.6. Stratified Systematic Random Sampling di Jawa Barat ... 22

Gambar 3.7. Tumpang Susun Stratified Random Sampling dan ... 23

Gambar 3.8. Segmen Terpilih Hasil Seleksi di Jawa Barat ... 25

Gambar 3.9. Foto Segmen dan 9 (Sembilan) Titik Pengamatan ... 26

Gambar 5.1. Ilustrasi Kerangka Sampel Area dan Penyebaran... 38

Gambar 5.4. Contoh Foto Segmen dan Titik-Titik Pengamatan ... 42

(8)

vi |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Sistem KSA 2015 ...4

Tabel 1.2. Jadwal dan Materi Workshop INNAS ...5

Tabel 1.3. Jadwal dan Materi Pelatihan Petugas ...6

Tabel 3.1. Perhitungan Luas Poligon dan Jumlah Segmen yang Mewakili Setiap

Strata ... 24

(9)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jumlah Sampel Segmen Per Kecamatan menurut Strata Poligon

Sawah ... 55

(10)
(11)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

1

1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan monitoring untuk estimasi produksi pertanian

diperlukan data dan informasi yang akurat dan tepat waktu. Salah satu cara

untuk memperoleh data yang akurat adalah dengan pengukuran langsung di

lapangan terhadap obyek. Sedangkan untuk memperoleh informasi tepat waktu

dapat dilakukan dengan dua tahapan. Tahapan pertama, adalah pengukuran

terhadap sampel untuk mengestimasi populasi. Tahapan kedua, adalah

pengiriman data melalui teknologi SMS gateway dari lapangan ke pusat

pengolah data. Rangkaian sistem estimasi dan peramalan produksi pertanian di

atas disebut sebagai sistem Estimasi dan Peramalan Produksi Padi Secara Cepat

melalui Kerangka Sampel Area (KSA). Kegiatan estimasi dan peramalan produksi

padi secara cepat ini dilakukan dengan survei lapangan terhadap titik-titik

pengamatan dalam sampel segmen. Adapun tujuan dari survei lapangan adalah

mengamati dan mencatat fase pertumbuhan padi pada setiap titik pengamatan.

Hasil catatan fase pertumbuhan padi dikirim ke pusat pengolahan data melalui

SMS, untuk dilakukan pemrosesan secara otomatis oleh SMS server. Hasil

pemrosesan luasan sawah, luasan panen, luasan fase pertumbuhan yang lain,

dan produksi ditampilkan dalam situs di internet.

1.2. Tujuan

Uji Coba Sistem KSA 2015 bertujuan untuk menguji penerapan metode

KSA dalam estimasi luas panen level kecamatan. Hasil uji coba system KSA ini

diharapkan dapat memberikan gambaran kelebihan, kekurangan, dan kendala

(12)

2 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

operasional system KSA sebelum dijadikan system resmi pengumpulan data

untuk estimasi luas panen padi.

1.3. Landasan Hukum

Pelaksanaan uji coba sistem KSA didasarkan pada sejumlah peraturan

perundangan yang meliputi:

1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3683);

2) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854);

3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang

Badan Pusat Statistik;

4) Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah; dan

5) Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

Dalam rangka menjalankan amanah undang-undang tersebut, baik

diminta maupun tidak, seluruh jajaran BPS di wilayah tempat pelaksanaan

kegiatan uji coba sistem KSA ini, dari tingkat tertinggi hingga terendah

membantu dan mengambil peran sesuai dengan bidangnya masing-masing

(13)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

3

1.4. Cakupan

Uji coba sistem KSA dilakukan di seluruh kecamatan di kabupaten

Indramayu dan Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, dengan jumlah sampel

masing-masing sebanyak 186 segmen dan 196 segmen. Uji coba sistem KSA ini

hanya mencakup komoditas padi. Setiap segmen terpilih akan diamati dengan

Daftar V2015-KSA.

1.5. Jenis Dokumen

Jenis dokumen yang digunakan:

1) Peta Lingkungan Sekitar

2) Foto Lingkungan Sekitar

3) Foto segmen dan titik pengamatan

4) Daftar V2015-KSA

(14)

4 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

1.6. Jadwal Kegiatan

Implementasi kegiatan uji coba sistem KSA 2015 mengikuti jadwal

sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Sistem KSA 2015

No. Kegiatan Jadwal

1 Penyusunan kuesioner dan buku pedoman 5 - 23 Januari

2

Penggandaan kuesioner dan buku

pedoman 26 - 30 Januari

3 Pengiriman kuesioner dan buku pedoman 2 - 6 Februari

4 Workshop Innas 10 - 12 Februari

16 Pengolahan hasil pengamatan 4 1 - 5 September

17 Evaluasi hasil pengamatan 4 7 - 11 September

18 Pengamatan 5 25 -31 Oktober

19 Pengolahan hasil pengamatan 5 2 - 6 November

20 Evaluasi hasil pengamatan 5 9 - 13 November

21 Pengamatan 6 25 - 31 Desember

22 Pengolahan hasil pengamatan 6 4 - 8 Januari 2016

(15)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

5

1.7. Jadwal dan Materi Workshop INNAS

Tabel 1.2. Jadwal dan Materi Workshop INNAS

Hari 1

No Waktu Materi

1 08.00 – 09.00 Pembukaan

2 09.00 – 10.00 Pendekatan statistik pertanian

3 10.00 – 11.00 Pembangunan Kerangka Sampel Area (KSA) di Indonesia

4 11.00 – 12.00

Survei lapangan - Cara membaca peta dan mengenali

lingkungan sekitar

5 12.00 – 13.00 ISHOMA

6 13.00 – 14.00 Pengisian Daftar V2015-KSA

7 14.00 – 15.00 Sistem pengiriman dan penerimaan data

8 15.00 – 16.00 Diskusi dan penjelasan survei lapang

Hari 2

1 08.00 – 09.30 Perjalanan ke lokasi survei

2 09.30 – 12.00 Survei Lapangan

3 12.00 – 13.00 ISHOMA

4 13.00 – 14.00 Perjalanan kembali

5 14.00 – 15.30 Diskusi hasil survai

(16)

6 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

1.8. Jadwal dan Materi Pelatihan Petugas

Tabel 1.3. Jadwal dan Materi Pelatihan Petugas

Hari 1

No Waktu Materi

1 08.00 – 08.30 Registrasi peserta

2 08.30 – 09.00 Pembukaan

3 09.00 – 10.00 Pendekatan statistik pertanian

4 10.00 – 11.00 Pembangunan Kerangka Sampel Area (KSA) di Indonesia

5 11.00 – 12.00

Survei lapangan - Cara membaca peta dan mengenali

lingkungan sekitar

6 12.00 – 13.00 ISHOMA

7 13.00 – 14.00 Pengisian Daftar V2015-KSA

8 14.00 – 15.00 Sistem pengiriman dan penerimaan data

(17)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

7

2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah

Penanggung jawab pelaksanaan uji coba sistem Kerangka Sampel Area

(KSA) secara keseluruhan adalah Kepala BPS. Pengarah untuk kegiatan

pelaksanaan pencacahan adalah Deputi Bidang Statistik Produksi sedangkan

Pejabat Eselon I lainnya, bertanggung jawab sebagai pengarah sesuai dengan

bidangnya masing-masing. Penanggung jawab bidang teknis adalah Direktur

Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan sedangkan Pejabat

Eselon II terkait bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS

Provinsi Jawa Barat. Penanggung jawab teknis adalah Kepala Bidang Statistik

Produksi BPS Provinsi Jawa Barat, sedangkan Pejabat Eselon III lainnya

bertanggung jawab sesuai dengan pembagian tugas di daerah masing-masing.

Penanggung Jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah

Kepala BPS Kabupaten Indramayu dan Kepala BPS Kabuapten Garut.

Penanggung jawab teknis adalah Kepala Seksi Statistik Produksi. Pejabat Eselon

IV lainnya bertanggung jawab sesuai dengan penugasan.

2.2 Petugas Pelaksanaan Pencacahan

Pelaksanaan pencacahan uji coba sistem KSA dilakukan oleh 2 (dua)

Petugas Pencacah Sampel (PCS) yang terdiri mitra statistik dan petugas

lapangan dari dinas pertanian setempat dan 1 (satu) Petugas

Pengawas/Pemeriksa Sampel (PMS) yaitu KSK, Kepala Seksi Produksi BPS

(18)

8 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Kabupaten, atau staf BPS Kabupaten yang ditunjuk. Dua orang PCS melakukan

pengamatan secara bersama pada sekitar 5 (lima) segmen setiap bulan

pengamatan. Pengamatan segmen dilakukan setiap 2 bulan selama tahun 2015.

Setiap PMS maksimum membawahi 2 kecamatan. Adapun tugas PCS dan PMS

uji coba sistem KSA 2015 adalah sebagai berikut:

1)

PCS

a.

Mengikuti pelatihan petugas uji coba KSA 2015.

b.

Bersama-sama PMS melakukan pengenalan segmen terpilih yang

menjadi wilayah tugasnya dengan menggunakan Peta Lingkungan

Sekitar, Foto Lingkungan Sekitar, Foto segmen dan titik pengamatan.

c.

Melakukan pencacahan/pengamatan segmen sebanyak 6 kali selama

tahun 2015 dengan menggunakan Daftar V2015-KSA.

d.

Mendiskusikan dengan PMS jika ada permasalahan teknis di lapangan.

e.

Mengirim hasil pengamatan melalui SMS dari nomor handphone yang

telah terdaftar pada sistem KSA.

f.

Menyerahkan dokumen V2015-KSA segera setelah pencacahan/

pengamatan selesai dilakukan serta diperiksa kelengkapan dan

kebenaran isiannya.

g.

Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.

2)

PMS

a. Mengikuti pelatihan petugas uji coba sistem KSA 2015.

b. Mendistribusikan Peta Lingkungan Sekitar, Foto Lingkungan Sekitar,

(19)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

9

c. Bersama-sama PCS melakukan pengenalan batas segmen terpilih yang

menjadi wilayah tugasnya dengan menggunakan Peta Lingkungan

Sekitar, Foto Lingkungan Sekitar, Foto segmen dan titik pengamatan.

d. Melakukan pengawasan pencacahan/pengamatan segmen dan

pemeriksaan isian Daftar V2015-KSA hasil pencacahan/pengamatan

PCS.

e. Bersama-sama PCS mendiskusikan permasalahan teknis yang terjadi di

lapangan.

f. Menyerahkan dokumen V2015-KSA yang telah diperiksa ke BPS

Kabupaten/kota.

(20)
(21)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

11

3.1 Tahapan Pembangunan Kerangka Sampel Area

Pembangunan Kerangka Sampel Area Jawa Barat untuk statistik pertanian

tanaman pangan ini dilakukan menggunakan pendekatan kerangka sampel area

dengan pengamatan titik. Tahapan yang akan dilakukan dalam pembangunan

kerangka sampel area ini meliputi:

1. Pengumpulan data pendukung, berupa peta administrasi yang berisi batas

administrasi sampai level kecamatan untuk seluruh Provinsi Jawa Barat, peta

baku sawah, dan peta tutupan lahan

2. Pembuatan kerangka studi dalam hal ini keangka sampel sawah dengan

melakukan stratifikasi sawah

3. Pembuatan grid 6 km x 6 km dan grid 300 m x 300 m untuk seluruh daerah

penelitian yaitu Jawa Barat

4. Pembuatan model sampling secara random

5. Melakukan ekstraksi sampel segmen

6. Menumpang susunkan hasil stratified random sampling dengan kerangka sampel sawah

7. Seleksi segmen sampai terpilih segmen sesuai dengan kriteria luas

8. Pemberian atribut pada segmen terpilih

9. Pembuatan peta-peta yang menunjukkan keberadaan lokasi segmen terpilih.

Alur kerja pembuatan kerangka sampel area secara detail dapat dilihat

pada Gambar 3.1.

(22)

12 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) 3.2 Pembangunan Kerangka Sampel Area Jawa Barat

Penjabaran kerangka sampel area (area frame sampling) dalam estimasi produksi tanaman pangan (dalam hal ini padi) dalam kegiatan ini diwujudkan

dalam suatu pendekatan rancangan kerangka sampel areal berbasis titik

pengamatan. Prinsip dasar pendekatan ini adalah estimasi luasan yang

didasarkan pada observasi langsung di lapangan terhadap tutupan lahan pada

titik – titik pengamatan yang sudah ditentukan di dalam sampel-sampel terpilih.

Proporsi tutupan lahan pada sampel segmen tersebut kemudian

diekstrapolasikan untuk memperoleh luasan populasi setiap jenis tutupan lahan.

Bab ini menjelaskan penentuan kerangka sampel area berbasis titik

dengan luas kerangka sampel area sebesar 300 x 300 m. Ukuran ini dipilih untuk

dapat mengakomodir banyaknya segmen dan sebarannya untuk memperoleh

(23)
(24)

14 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) 3.2.1 Pengumpulan Data dan Stratifikasi Lahan Sawah

Data yang dikumpulkan untuk pembangunan kerangka sampel area ini

terdiri dari:

1. Data batas wilayah administrasi yang diperoleh dari peta administrasi sampai

level kecamatan. Data administrasi ini sangat penting untuk mengetahui

sebaran dan pembagian segmen tiap kabupaten sampai level kecamatan.

2. Peta Baku Sawah yang diperoleh dari Kementerian Pertanian.

3. Peta tutupan lahan yang diperoleh dari peta rupa bumi skala 1:25.000.

Langkah berikutnya adalah melakukan stratifikasi dari data sawah yang

diperoleh. Stratifikasi bertujuan untuk membagi populasi () berukuran N ke dalam H sub-populasi yang tidak overlap (Ωh-strata) berukuran Nh. Dengan stratifikasi diharapkan efisiensi baik yang berhubungan dengan keakuratan hasil

maupun biaya akan dicapai. Stratifikasi akan efisien apabila karakteristik dari

elemen-elemen yang ada dalam setiap strata mempunyai sifat yang berdekatan

dan sangat berbeda antar strata. Kesamaan dan ketidaksamaan tersebut

berhubungan dengan obyek yang akan diestimasikan. Sebagai contoh,

stratifikasi berdasar jenis tanah tidak akan cocok untuk estimasi luasan tanaman

biji-bijian, jika petani memutuskan untuk berbudidaya biji-bijian walaupun

tanahnya tidak optimal untuk berbudidaya. Secara klasik strata ditentukan agar

setiap segmen dari populasi jatuh dalam satu strata, sehingga tidak ada satu

elemen yang dimiliki oleh dua atau lebih strata. Dalam kasus kerangka area,

tidak ada segmen yang melangkahi batas antar strata. Pada umumnya,

stratifikasi yang sama digunakan untuk semua tanaman yang diinginkan, tetapi

penstrataan yang berbeda untuk setiap tanaman atau kelompok tanaman dapat

(25)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

15

dikelola. Namun, dalam kegiatan ini stratifikasi dibatasi pada satu jenis tanaman

saja, yaitu tanaman padi.

Alat stratifikasi yang umum digunakan adalah peta topografi atau peta

tematik, meliputi : penggunaan tanah, geologi, peta tanah. Setiap strata yang

diperoleh biasanya berbentuk satu atau beberapa poligon yang mempunyai

ukuran relatif luas. Jika data statistik tersedia untuk satuan geografi yang kecil,

misalnya kabupaten, prosedur pengelompokan strata dapat dilakukan dengan

sejumlah poligon dengan ukuran kecil.

Sistem Informasi Geografis (GIS) merupakan alat untuk mengembangkan

pengelolaan dari berbagai layer informasi yang berbeda. Ketika menganalisis antar layer, hal yang perlu diperhatikan adalah untuk menghindari jumlah terlalu besar bagi poligon-poligon kecil berisi informasi yang salah. Visual interpretation photo satelit beresolusi tinggi dengan dibantu oleh peta topografi atau peta penggunaan lahan adalah sistem yang paling banyak digunakan

untuk stratifikasi.

Stratifikasi dimaksudkan untuk mengetahui informasi secara detail

mengenai kenampakan lingkungan, aspek pengelolaan, dan input (pupuk, air,

varietas dan lain-lain). Namun, dengan kendala-kendala yang ada, aktivitas

tersebut belum dapat dilakukan secara keseluruhan. Diharapkan stratifikasi

tersebut akan lebih disempurnakan dengan data dan informasi yang lebih

lengkap, misalnya data satelit, potret udara, dan peta-peta yang lebih detail.

Kelas-kelas kesesuaian lahan dan pola penggunaan lahan dapat

diinterpretasikan dari peta tersebut. Setiap poligon dalam peta digolongkan

(26)

16 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Tahap berikutnya adalah melakukan zonasi daerah studi dengan tujuan

utama untuk mengklasifikasi daerah padi dan non-padi sehingga dapat

mengurangi areal akan diambil sampelnya. Tahap akhir adalah re-stratifikasi

daerah studi dari kilas kesesuaian lahan. Dasar dari stratifikasi ini adalah

presentasi areal sawah, kondisi geomorfologi, dan homogenitas fase

pertumbuhan padi dari setiap poligon yang ada. Pengecekan lapangan juga

dilakukan dalam proses stratifikasi ini dengan tujuan untuk memverifikasi hasil.

Dalam kegiatan pembangunan kerangka sampel area di Jawa Barat ini,

stratifikasi yang dilakukan untuk Provinsi Jawa Barat menggunakan peta digital

peta administrasi, peta rupa bumi skala 1: 25.000, dan peta baku persawahan

Skala 1:10.000. Dalam peta tersebut juga terdapat batas administrasi, sehingga

untuk mendapatkan strata yang meliputi kecamatan atau seluruh kabupaten,

masing-masing peta kelompok penggunaan lahan ditumpangsusunkan dengan

peta batas administrasi kecamatan atau kabupaten. Proses stratifikasi tersebut

dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak GIS.

Dalam peta tersebut terdapat berbagai poligon penggunaan lahan, tetapi

dalam keperluan stratifikasi, poligon-poligon tersebut akan dikelompokkan

menjadi empat penggunaan lahan, yaitu (1) poligon bukan persawahan, (2)

poligon persawahan irigasi, (3) poligon sawah tadah hujan dan, (3) poligon

lahan kering untuk tanaman pangan (tegalan). Berdasar 4 kelompok besar

penggunaan lahan tersebut, akan diperoleh strata lahan dengan definisi sebagai

berikut:

Strata-0 : adalah poligon-poligon bukan persawahan (perkebunan, hutan,

(27)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

17

sampel segmen, karena selain untuk mengurangi jumlah sampel, strata ini

dianggap tidak ada unsur penggunaan lahan untuk persawahan

Strata-1 : adalah poligon-poligon persawahan irigasi, baik persawahan yang

dibudidayakan sekali maupun dua kali atau lebih musim tanam dalam satu

tahun. Sampel segmen akan dialokasikan dalam strata-1.

Strata-2 : adalah persawahan yang tidak diairi dengan jaringan irigasi atau

sawah tadah hujan, dimana sawah ini hanya ditanami pada musim hujan.

Sampel segmen akan dialokasikan dalam strata-2

Strata-3 : adalah poligon-poligon kemungkinan sawah, dimana dalam praktek

adalah poligon tegalan. Asumsi yang dipakai adalah: (1) petani ada

kemungkinan menanam padi di tegalan dengan sistem gogo, (2) tegalan pada

umumnya berdekatan dengan persawahan sehingga ada kemungkinan ada

konversi penggunaan, dan (3) persawahan sempit yang bercampur dengan

tegalan ada kemungkinan tidak terpetakan dalam peta baku persawahan

dengan skala kecil (1:10.000), dan digeneralisasikan menjadi poligon tegalan.

Sampel segmen dialokasikan dalam strata-3.

Proses stratifikasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak

ArcGIS dan sumber utama yang akan digunakan sebagai alat stratifikasi adalah

peta baku sawah skala 1:10.000 dan peta rupa bumi skala 1:25.000 dalam

format digital. Generalisasi poligon penggunaan lahan dilakukan berdasarkan

empat kelompok besar, yaitu bukan persawahan, persawahan irigasi,

perwasahan non irigasi dan tegalan. Masing-masing kelompok penggunaan

(28)

18 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

stratifikasi untuk wilayah Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini.

Gambar 3.2. Peta Stratifikasi Sawah Provinsi Jawa Barat

Dalam peta baku persawahan juga terdapat batas administrasi, sehingga

untuk mendapatkan strata yang meliputi seluruh kabupaten, masing-masing

peta kelompok penggunaan lahan (strata) ditumpangsusunkan dengan peta

batas administrasi kabupaten. Gambar 3.2 di atas merupakan hasil stratifikasi

untuk Provinsi Jawa Barat, dimana S-1 (strata-1) adalah wilayah persawahan

irigasi, Strata-2 (S-2) adalah strata sawah non-irigasi dan S-3 (strata-3) adalah

kemungkinan sawah, dimana poligon-poligon tegalan dan semak-semak masuk

dalam strata ini, dan S-0 adalah non-sawah. Strata-1, strata-2 dan Strata-3

(29)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

19

dialokasikan sampel. Wilayah strata-1, strata-2 dan strata-3 kemudian disebut

sebagai wilayah kerangka sampel area.

3.2.2 Pembuatan Model Random Sampling dan Ekstraksi Sampel Segmen

Desain sampel segmen yang digunakan dalam kegiatan ini didasarkan

pada kerangka areal dengan segmen berbentuk bujur sangkar. Segmen

ditentukan dengan menumpang-susunkan grid bujur sangkar di atas areal yang akan diteliti (gridding). Area operasional yang akan diteliti disebut studi area, dibagi ke dalam blok-blok besar berbentuk bujursangkar berukuran 6km x 6km

persegi. Masing-masing bujursangkar besar ini kemudian dibagi lagi menjadi

400 bujur sangkar yang lebih kecil (sub-blok) berukuran 300m X 300m.

Masing-masing bujursangkar ini disebut segmen. Batas segmen

ditentukan berdasarkan pada koordinat geografi dengan lokasi tetap.

Pembagian studi area menjadi blok dan sub-blok ditunjukkan dalam Gambar

3.3.

Gambar 3.3 Ilustrasi Pembagian Wilayah dalam Blok dan Sub Blok

6 km 6 km

400 bujursangkar berukuran

masing-masing 300 m x 300 m. Setiap

(30)

20 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Metode ‘Aligned Systematic Radom Sampling’ dengan menggunakan

ambang jarak (threshold) akan diaplikasikan untuk mengekstraksi sampel segmen. Daerah studi area yang sudah dibagi kedalam blok-blok berukuran 6

km x 6 km kemudian dibagi lagi menjadi 400 sub-blok berukuran 300m x 300m

yang menjadi ‘spatial unit’ dalam penentuan sampel segmen.

Dimensi (jumlah) sampel ditentukan dengan mengikuti sampel dimensi

minimum yang masih dimungkinkan dalam hubungannya dengan keakuratan

data yang dapat diterima dalam estimasi pada level kecamatan. Pertimbangan

dalam penentuan dimensi sampel terutama merujuk pada kesulitan

pelaksanaan survei serta berhubungan dengan kendala-kendala manajemen

kegiatan (koordinasi, jumlah Mantri Tani/PPL), biaya dan kesulitan dalam

transfer ‘know-how’ teknik survei. Dalam desain operasional ini, dimensi sampel

segmen adalah 5% dari luasan kerangka. Dimensi sampel ini juga mengalami

penyesuaian dengan pertimbangan koefisien variasi yang akan dicapai, dimensi

sampel per strata dan per Kabupaten, dan pengetahuan yang dikuasai tentang

kondisi setempat.

Untuk mendapatkan 5% sampel dari luas populasi, paling sedikit 20

segmen/blok harus dipilih dengan memperhatikan jarak ambang untuk

menghidari penumpukan sampel dalam daerah tertentu saja. Apabila dalam

pengacakan terdapat 2 segmen atau lebih yang bergandengan (berdekatan)

satu dengan yang lain, maka hanya satu saja yang diputuskan menjadi sampel

segmen. Ambang jarak yang dikenakan dalam penelitian ini adalah minimal 1

km jarak antara satu sampel segmen dengan segmen yang lainya. Adapun

(31)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

21

menghindari adanya segmen yang berdekatan mempunyai nomor urut yang

berurutan, sehingga ambang jarak dapat dicapai.

Gambar 3.4. Model Random Sampling 5%

Setelah diperoleh model random sampling pada grid 6 km x 6 km maka dilakukan ulangan (replikasi) 20 sampel segmen tersebut untuk setiap blok 6 km

(32)

22 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Gambar 3.5. Model Random Sampling dan Grid 6 km x 6 km

Gambar 3.6. Stratified Systematic Random Sampling di Jawa Barat

300 m x 300 m

6 km x 6

(33)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

23

Sebaran replikasi random samping atau stratified random sampling tersebut kemudian ditumpangsusunkan dengan peta kerangka sampel sawah, hal ini

dilakukan untuk melihat segmen mana saja yang bertumpangsusun dengan

strata-0, yang kemudian akan dieliminir.

Gambar 3.7. Tumpang Susun Stratified Random Sampling dan

Kerangka Sawah

3.2.3 Seleksi Sampel segmen dan Identifikasi Segmen

Dari 20 sampel segmen dalam setiap blok tersebut dipilih 4 sampel

segmen (atau sesuai prosentase terhadap luas strata sawah) yang memenuhi

(34)

24 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

dalam suatu strata di kecamatan tertentu jumlahnya sedikit, sebagai akibat dari

luas strata yang sempit, maka kerangka areal dalam kecamatan tersebut tidak

dilakukan pembedaan antara strata-1, strata-2, dan strata-3.

Karena setiap kecamatan harus ada segmen yang mewakili, maka

dilakukan perhitungan keterwakilan segmen pada setiap kecamatan dengan

cara menghitung luas poligon pada masing-masing strata sedangkan

banyaknya segmen adalah luas strata pada kecamatan tersebut dibagi 9 atau

Banyaknya segmen = round up (luas poligon sawah)/9). Luas sawah dalam km2 dan angka 9 adalah banyaknya sub segmen dalam sebuah segmen.

Tabel 3.1. Perhitungan Luas Poligon dan Jumlah Segmen yang Mewakili Setiap

Strata

KABKOT KECAMATAN id_kec Polygon Sawah (km2)

S

BOGOR NANGGUNG 3201010 2.1 13.6 2.7 1 2 1 4

BOGOR LEUWILIANG 3201020 6.0 6.2 5.8 1 1 1 3

BOGOR LEUWISADENG 3201021 5.9 1.1 1.6 1 1 1 3

BOGOR PAMIJAHAN 3201030 0.6 12.4 3.0 1 2 1 4

BOGOR CIBUNGBULANG 3201040 6.3 0.3 0.7 1 1 1 3

BOGOR CIAMPEA 3201050 6.2 0 1.4 1 0 1 2

BOGOR TENJOLAYA 3201051 2.8 3.5 1.8 1 1 1 3

BOGOR DRAMAGA 3201060 1.5 0.1 0.5 1 1 1 3

BOGOR CIOMAS 3201070 1.5 0 3.2 1 0 1 2

BOGOR TAMANSARI 3201071 2.1 0.3 4.5 1 1 1 3

BOGOR CIJERUK 3201080 0.5 4.7 10.7 1 1 2 4

BOGOR CIGOMBONG 3201081 2.2 4.0 10.3 1 1 2 4

BOGOR CARINGIN 3201090 4.1 6.1 9.8 1 1 2 4

(35)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

25

Gambar 3.8. Segmen Terpilih Hasil Seleksi di Jawa Barat

Jumlah keseluruhan sampel segmen di Jawa Barat adalah 2476 segmen.

Komposisi banyaknya segmen untuk masing-masing kabupaten sangat

bervariasi tergantung luas sawahnya. Kabupaten Indramayu, Subang, dan

karawang merupakan kabupaten dengan jumlah segmen strata-1 dan strata-2

terbanyak yang menunjukkan luas sawah yang sangat luas dan juga lumbung

padi Jawa Barat.

Titik pengamatan dipilih di setiap sampel segmen secara sistematik

dengan jarak dari satu titik ke titik berikutnya adalah 100 m. Dalam satu segmen

dibuat grid berukuran 100 m x 100 m, titik-titik pusat grid tersebut merupakan titik-titik pengamatan. Jadi total titik pengamatan dalam satu segmen adalah 9

buah. Titik-titik pengamatan ini yang kemudian secara regular disurvei untuk

(36)

26 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Gambar 3.9 mengilustrasikan penyebaran titik-titik pengamatan pada

sampel segmen terpilih yang berukuran 300 m x 300 m. Sedangkan jarak antar

titik pengamantan adalah 100 m. Untuk mempermudah orientasi dalam

pelaksanaan survei lapangan, ditumpangsusunkan antara titik-titik pengamatan

dengan foto segmen yang telah direktifikasi. Foto segmen merupakan foto

udara atau citra satelit resolusi tinggi yang menggambarkan

kenampakan-kenampakan fisik pada segmen tersebut. Kemudian hasilnya dicetak dalam

sekala 1:1.500, seperti yang terlihat dalam Gambar 3.9.

Kenampakan-kenampakan yang terlihat di foto segmen, seperti jalan, saluran irigasi,

pemukiman, jembatan dan lain-lain, dicocokkan dengan kenampakan yang ada

di lapangan sehingga akan mempermudah pelaksanaan survei lapangan.

Gambar 3.9. Foto Segmen dan 9 (Sembilan) Titik Pengamatan

Untuk memudahkan manajemen data, identifikasi setiap segmen terpilih

(37)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

27

provinsi, kode kabupaten, kode kecamatan, dan nomor urut segmen hasil

seleksi per kecamatan. Kode provinsi, kode Kabupaten dan kode kecamatan

mengacu pada kode yang selama ini dipakai oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Misal dilakukan pengacakan pemilihan sampel untuk daerah Provinsi Jawa

Barat, dan jatuh pada Kabupaten Bogor, dan Kecamatan Ciawi maka penomoran

sampel segmen dilakukan sebagai berikut:

Kode Provinsi : Pulau Jawa terdiri dari 4 provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa

Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur (DKI

Jakarta tidak dimasukkan). Kode dari BPS untuk Jawa Barat

adalah 32. Maka nomor sampel segmen tersebut untuk 2

digit pertama adalah 32 karena terletak di Provinsi Jawa

Barat

Kode Kabupaten: Kabupaten Bogor termasuk daerah Provinsi Jawa Barat

yang mempunyai kode 01, maka dua digit nomor sampel

segmen yang ke-3 dan ke-4t adalah 01

Kode Kecamatan: Kecamatan Ciawi yang terdapat di Kabupaten Bogor

mempunyai kode 100, maka tiga digit nomor sampel

segmen yang ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 100

Nomor Urut : Nomor acak ini didapat dari nomor urut untuk

masing-masing kecamatan. Untuk Kecamatan Ciawi, Kabupaten

Bogor, segmen ini mempunyai nomor urut 2. Dua digit

terakhir sampel segmen tersebut adalah 02.

(38)

28 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Setiap segmen terpilih tersebut dibuat dalam tiga peta penunjang untuk

membantu para petugas lapangan mengenali segmen tersebut yaitu: (1) Peta

Lingkungan Sekitar Segmen, (2) Foto Lingkungan Sekitar Segmen, (3) Foto

Segmen beserta Titik Pengamatannya.

3.2.4 Formulasi Matematis untuk ‘Stratified Sampling’ dan Presisinya

Dalam pembangunan kerangka sampel area (KSA) diterapkan pengacakan

berdasarkan strata (stratified radom sampling). Sedangkan pemilihan sampelnya dilakukan melalui dua tahapan (2-stage sampling), yaitu yang pertama adalah memilih sampel segmen sebagai unit sampel primer (psu: primary sampel unit) berukuran 300 m x 300 m, dan yang berikutnya adalah memilih sampel titik

sebagai unit sampel sekunder (ssu: secondary sampel unit) berjumlah 9 titik dalam satu sampel segmen terpilih.

Formulasi penduga (estimator) untuk keperluan estimasi luasan dan

pengukuran presisinya adalah sebagai berikut. Jika:

adalah proporsi tanaman pada strata h

adalah proporsi tanaman pada sampel segmen ke-i

h

n

adalah jumlah sampel segmen pada strata h

ih adalah sampel segmen ke-i pada strata h

H adalah jumlah strata pada wilayah kecamatan

Dhadalah luas wilayah pada strata h

D adalah total luasan kerangka sampel area di seluruh kecamatan

Ah Adalah luas tanaman pada strata h

A Adalah total luas tanaman pada seluruh kecamatan

Kemudian akan didapatkan formulasi penduga (estimator) sebagai

berikut:

p

h

i

(39)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

29

... (1)

... (2)

... (3)

Tingkat presisi hasil estimasi luas tanaman perlu dihitung varian, standar

deviasi, standar eror, dan koefisien variasi. Rumus matematikanya adalah

sebagai berikut:

Untuk mengetahui tingkat keragaman data statistik, ukuran yang biasa

dipakai adalah varian dan standar deviasi. Rumus matematika varian adalah

sebagai berikut:

... (4)

Dimana,

Adalah varian pada strata h

Sedangkan untuk mengukur simpangan baku atau standar deviasi

terhadap nilai tengah pengukuran dilakukan dengan akar kuadrat dari nilai

varian.

... (5)

Selain standar deviasi, kita juga mengenal istilah standard error (SE) atau kesalahan baku. SE merupakan nilai yang mengukur seberapa tepat nilai

rata-rata yang kita peroleh. Dengan kata lain, SE menjawab pertanyaanseberapa

(40)

30 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

populasi sawah. Nilai SE dapat diketahui dengan perhitungan sederhana

berikut:

SE = adalah akar dari nilai varian yang sudah dibagi dengan n.

n

Selanjutnya coefisien variasi (CV) diukur untuk mengetahui sejauh mana variasi kesalahan baku terhadap nilai tengah yang dinyatakan dalam persen,

dengan rumus sebagai berikut:

... (7)

Dalam estimasi luas tanaman padi ini, pembangunan kerangka sampel

didasarkan atas strata, yaitu strata-1 (S1) adalah persawahan irigasi, strata-2 (S2)

adalah persawahan tadah hujan, dan strata-3 (S3) adalah tegalan.

Penghitungan luasan dan pengukuran presisinya juga didasarkan atas strata ini.

Penghitungan estimasi luasan seperti yang tercantum sebelumnya, sedangkan

presisinya adalah sebagai berikut:

Rata-rata proporsi pada seluruh strata dihitung berdasarkan rumusan

sebagai berikut:

... (8)

Varian sampel segmen pada seluruh strata dihitung berdasarkan rumus

(41)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

31

Sedangkan SE dan CV dihitung memakai rumus sebagai berikut:

... (10)

... (11)

n

SE

st

st

2

100

(%)

x

p

SE

CV

st st

(42)
(43)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

33

4.1. Tahap Pelaksanaan Pencacahan

Tahap pelaksanaan kegiatan pencacahan meliputi:

1) Penyiapan Materi/Bahan

- Paket dokumen, terdiri dari: (a) Peta Lingkungan Sekitar, (b) Foto

Lingkungan Sekitar, (c) Foto segmen dan titik pengamatan, dan (d) Daftar

V2015-KSA

- Buku Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

- Alat Tulis

- Alat komunikasi Handphone (HP)

2) Pelatihan Petugas

Pelatihan petugas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para petugas

dalam pelaksanaan kegiatan perolehan data statistik pertanian melalui

pendekatan KSA. Materi utama dalam pelatihan petugas adalah teori dan

praktek survei lapangan, dimana survei lapangan lebih tinggi bobotnya.

Target utama dari pelatihan petugas adalah para petugas mengerti tentang

pendekatan KSA, mampu membaca peta dan mampu melaksanakan survei

dengan baik dan benar.

3) Survei Lapangan

Maksud dari survei ini adalah untuk mengamati fase pertumbuhan tanaman

padi pada segmen tersebut. Dalam pelaksanaan KSA, survei lapangan

merupakan bagian yang paling penting karena akan menentukan tingkat

(44)

34 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

keakuratan estimasi dan peramalan produksi padi. Pengamatan segmen

dilakukan pada 7 (tujuh) hari terakhir di bulan pengamatan. Tahapan yang

harus dilalui oleh petugas dalam pelaksanaan survei adalah:

1. Menentukan posisi petugas pada Peta Lingkungan Sekitar

2. Lihat posisi segmen pada Peta Lingkungan Sekitar. Ada dimana segmen

yang dituju? desa apa?, kampung apa? dan tentukan jalan terbaik

menuju ke lokasi segmen tersebut!

3. Setelah mendekati posisi segmen gunakan Foto Lingkungan Sekitar

untuk menentukan batas-batas segmen. Acuan yang digunakan dalam

menentukan batas-batas segmen adalah kenampakan visual yang ada

dalam foto lingkungan sekitar, seperti jalan, sungai, saluran irigasi,

pemukiman, kebun dan lain-lain.

4. Setelah menentukan batas segmen, mulai melakukan menentukan

lokasi dan mengobservasi titik-titik pengamatan dengan bantuan Foto

Segmen. Acuan yang digunakan dalam menentukan lokasi titik

pengamatan adalah kenampakan visual yang ada dalam foto segmen,

seperti galengan dan bentuk petakan, jalan, sungai, saluran irigasi,

pemukiman, kebun dan lain-lain.

5. Setiap petugas harus berjalan menyusuri area segmen dan mendatangi

setiap titik pengamatan. Setiap titik dimana petugas berdiri diamati fase

pertumbuhannya dan dicatat pada Tabel Fase Pertumbuhan Padi yang

terdapat di Daftar V2015-KSA.

4) Pengisian Daftar V2015-KSA (Tabel Fase Pertumbuhan, Pengisian Format

(45)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

35

5) Pengiriman hasil survei melalui layanan pesan singkat (SMS) sesaat setelah

pengamatan langsung di lapangan dilakukan.

6) Penyerahan Daftar V2015-KSA kepada PMS.

7) PMS melakukan pemeriksaan hasil pengamatan PCS dengan datang

bersama-sama PCS pada segmen terpilih atau datang sendiri setelah PCS

menyerahkan dokumen V2015-KSA.

4.2. Tata Tertib Pengisian Daftar

Tata tertib pengisian daftar adalah sebagai berikut:

1) Semua pengisian daftar harus dengan pensil hitam. Tinta dan pensil

berwarna tidak boleh digunakan.

2) Kata-kata harus dituliskan dalam huruf balok (huruf cetak) dengan jelas dan

tidak boleh disingkat agar mudah dibaca, kecuali singkatan yang sudah

baku dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka

biasa (bukan angka romawi).

3) Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat

kesalahan-kesalahan didalam pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa.

4) Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipegang

teguh dan tidak boleh diubah.

5) Rahasiakan keterangan yang diperoleh terhadap orang lain yang tidak

(46)
(47)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

37

Kerangka Sampel Area

Kumpulan sampel area (segmen) dengan ukuran tertentu dalam suatu

wilayah administrasi yang mewakili suatu populasi (areal pertanian/sawah).

Survei dilakukan langsung terhadap obyek di sampel segmen dan bertujuan

untuk mengestimasikan luasan atau produksi pertanian dengan ekstrapolasi

dari sampel ke populasi dalam periode yang relatif pendek (rapid estimate).

Lihat Gambar 1.

Sampel Segmen atau Segmen

Area/lokasi yang akan dikunjungi dan disurvei memiliki bentuk

beraturan (bujursangkar) dengan ukuran 300 meter x 300 meter dan dipilih

secara acak. Lokasinya tetap dan tidak boleh dipindah. Nomer untuk

masing-masing segmen juga telah ditentukan dan tidak boleh diubah.

DEFINISI DAN PENGENALAN

ISTILAH

TERPILIH

(48)

38 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Gambar 5.1. Ilustrasi Kerangka Sampel Area dan Penyebaran

Sampel Segmen

Strata

Strata adalah pembagian lahan sawah menjadi bagian-bagian yang lebih

homogen dimana setiap strata lahan sawah terdapat sampel segmen. S-0: strata

bukan sawah, S-1: strata sawah irigasi, S-2: strata sawah tadah hujan, dan S-3:

strata tegalan.

Paket Dokumen Survei

Merupakan berkas arsip atau dokumen survei yang yang harus dimiliki

oleh seorang petugas. Paket dokumen hasil survei terdiri dari : (1) peta

lingkungan sekitar berupa peta rupabumi lokasi segmen (2) foto lingkungan

(49)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

39

Peta Lingkungan Sekitar Segmen

Peta Rupa Bumi yang berisi plot segmen digunakan sebagai panduan

menuju ke lokasi segmen berada (lihat Gambar 5.2). Pada Peta lingkungan

sekitar dapat diidentifikasi lokasi pemukiman, sebaran sawah, sungai, jaringan

jalan; sehingga dengan keberadaan informasi tersebut dapat menjadi acuan

petugas menuju lokasi segmen

Foto Lingkungan Sekitar Segmen (Foto Surround)

Foto area sekitar segmen yang digunakan sebagai panduan untuk

menemukan area segmen yang sesungguhnya (lihat Gambar 5.3). Berbeda

dengan Peta lingkungan sekitar Foto lingkungan sekitar diperoleh dari Citra

Satelit atau Foto udara paling akhir dari area sekitar segmen, sehingga sangat

memudahkan petugas dalam mengidentifikasi batas-batas segmen dan

objek-objek di sekitar segmen tersebut, seperti perumahan, hutan, sungai dan lain-lain

Foto Segmen Beserta Titik Pengamatannya

Foto dari area segmen yang akan dikunjungi untuk disurvei. Petugas akan

membawa foto segmen ini untuk memudahkan menemukan lokasi titik-titik

pengamatan dalam pengumpulan data fase pertumbuhan padi di lapangan.

Segmen berukuran 300m x 300m dibagi menjadi 9 sub-segmen berukuran 100

m x 100 m.

Titik pengamatan adalah titik-titik yang terletak di dalam sampel segmen

(50)

40 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

9 titik pengamatan (lihat Gambar 5.4). Setiap titik pengamatan akan dikunjungi

dalam waktu tertentu untuk dicatat fase pertumbuhan padi.

(51)
(52)

42 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

(53)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

43

Kode dan Fase Pertumbuhan Padi

Kode digunakan sebagai pengganti fase pertumbuhan padi untuk

memudahkan pengisian Daftar V2015-KSA dan pengiriman data lapangan.

Adapun kode sebagai pengganti fase pertumbuhan padi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Kode dan Fase Pertumbuhan Padi

Kode Fase Pertumbuhan Padi

1 Vegetatif awal

2 Vegetatif akhir

3 Generatif

4 Panen

5 Persiapan Lahan

6 Puso

7 Lahan yang ditanami BUKAN PADI

8 BUKAN LAHAN PERTANIAN : hutan,

pemukiman, jalan, tubuh air (danau, sungai,

(54)

44 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Adapun kenampakan visual dari masing-masing fase pertumbuhan padi

adalah sebagai berikut:

Kode Kenampakan Visual Fase Pertumbuhan Padi

1

Vegetatif Awal: Fase tumbuh mulai dari awal

tanam sampai anakan maksimum (1-35 hari

setelah tanam)

2

Vegetatif Akhir: Fase tumbuh mulai dari anakan

maksimum sampai sebelum keluar malai (35-55

hari setelah tanam)

3

Generatif: Fase tumbuh mulai dari keluar malai,

pematangan, sampai sebelum panen (55-105 hari

(55)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

45

Kode Kenampakan Visual Fase Pertumbuhan Padi

4

Panen : Fase pada saat padi sedang atau sudah

dipanen

5

Persiapan Lahan: Fase dimana lahan sawah mulai

diolah untuk persiapan tanam padi.

6

Puso: Apabila terjadi serangan OPT (organisme

pengganggu tumbuhan) atau bencana, sehingga

(56)

46 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Kode Kenampakan Visual Fase Pertumbuhan Padi

7

Lahan yang ditanami BUKAN PADI: Adalah areal

persawahan yang tidak dibudidayakan untuk

tanaman padi

8

Bukan Sawah: Apabila titik pengamatan jatuh pada

areal bukan persawahan, misalnya hutan,

perkebunan, semak, pemukiman, badan air, jalan

(57)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

47

Pengisian Daftar V2015-KSA diawali dengan pengisian identitas segmen,

terdiri dari Nama Kabupaten/Kota, Nama Kecamatan, nomor segmen dan

tanggal survei. Kemudian dilanjutkan dengan pengisian tabel fase

pertumbuhan, pengisian format SMS dan mengirimkan ke nomor alamat SMS

server. Terakhir, petugas menandatangani kolom tanda tangan dan nama

terang.

Pengisian Nama Kabupaten/Kota: Isi nama Kabupaten atau Kota dari lokasi

segmen berada.

Pengisian Kecamatan: Isi nama Kecamatan dari lokasi segmen berada

Pengisian Nomor Segmen: Isi nomor segmen sesuai dengan nomor segmen

yang tercantum dalam Foto Segmen terdiri dari 9 digit

Pengisian Tanggal Survei: Isi tanggal survei dengan tanggal, bulan dan tahun

pada saat dilakukan survei.

Pengisian Tabel Fase Pertumbuhan: Tabel Fase Pertumbuhan berkaitan

dengan Foto Segmen, dimana terdapat 9 isian untuk 9 titik pengamatan yang

terdiri dari 3 baris dan 3 kolom. Setelah titik pengamatan dikunjungi, diamati

fase pertumbuhannya, kemudian catat fase pertumbuhan tersebut

menggunakan kode dalam Tabel Fase Pertumbuhan padi. Keterangan kode fase

pertumbuhan dapat dilihat pada Daftar V2015-KSA. Contoh pengisian kode fase

pertumbuhan adalah sebagai berikut:

(58)

48 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

a. Kode Padi Sawah

Pengisian kode fase pertumbuhan untuk padi sawah hanya

menggunakan angka 1 digit, misalnya kode 5 untuk padi sawah dengan fase

pertumbuhan pengolahan lahan.

Tabel 5.2 Fase Pertumbuhan Padi

Utara

A B C

Baris-1

Baris-2

Baris-3

(59)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

49

Keterangan:

- Pada baris-1 kolom-A diisi angka 3, karena pada titik pengamatan tersebut

fase pertumbuhan padi adalah Generatif dengan kode 3

- Pada baris-1 kolom-B diisi angka 2, karena pada titik pengamatan tersebut

fase pertumbuhan padi adalah Vegetatif akhir dengan kode 2,

- Pada baris-1 kolom-C diisi angka 3, karena pada titik pengamatan tersebut

fase pertumbuhan padi adalah Generatif dengan kode 3

- Pada baris-2 kolom-A diisi angka 4, karena pada titik pengamatan tersebut

fase pertumbuhan padi adalah Panen dengan kode 4, dan seterusnya.

Pengisian Format SMS

a. Pengisian format SMS terdiri dari pengisian nomor segmen, dan kode fase

pertumbuhan. Pengisian kode fase pertumbuhan mengacu pada tabel fase Tabel 5.3 Fase Pertumbuhan Padi

Utara

A B C

Baris-1 3 2 3

Baris-2 4 4 3

Baris-3 4 3 4

(60)

50 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

pertumbuhan padi, dan dilakukan secara berurutan mulai dari baris-1,

baris-2, dan baris-3.

Format pengetikan:

No_Segmen <spasi> baris-1<spasi> baris-2 <spasi> baris-3

b. Ketik isian format SMS pada Telepon Genggam dengan format yang benar.

c. Mengirim SMS sesuai format ke SMS Server.

Contoh Pengisian Format SMS:

No_Segmen Baris-1 Baris-2 Baris-3

320501002 323 443 434

Ketik : 320501002 323 443 434

Pengisian Tanda Tangan dan Nama Petugas: Tanda tangan dan nama diisi

oleh yang melakukan survei

Pengiriman Laporan: Selain mengirimkan laporan survei lewat SMS, petugas

juga harus membuat salinan Daftar KSA dan mengirimkan Daftar

V2015-KSA yang asli ke Dinas Pertanian Kabupaten, sedangkan salinannya disimpan

yang bersangkutan sebagai arsip. Contoh Daftar V2015-KSA yang sudah terisi

dan siap untuk dikirim lewat SMS dapat dilihat pada Gambar 14.

Catatan Penting : Jika pengiriman laporan melalui SMS sudah dilakukan, tetapi

belum mendapatkan balasan konfirmasi penerimaan dari server, maka

(61)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

51

Gambar 6.10. Contoh Pengisian Daftar V2015-KSA

V2015-KSA UJI COBA

SISTEM KERANGKA SAMPEL AREA (KSA) 2015

RAHASIA Bulan Pengamatan: MARET

I . K E T E R A N G A N T E M P A T

Rincian Mitra Statistik Petugas Dinas Pertanian

Kabupaten Pengawas/Pemeriksa

(1) (2) (3) (4)

201. N a m a HARJO AGUS DEDY

202. Tanggal Pelaksanaan 22 MARET 2014 22 MARET 2014 22 MARET 2014 203. Tanda tangan

I I I . H A S I L P E N G A M A T A N 301. Fase Keterangan Lahan:

1. Vegetatif Awal

7. Lahan yang ditanami BUKAN PADI

8. BUKAN LAHAN PERTANIAN (seperti: pemukiman, hutan, jalan, badan air (sungai, danau, kolam))

No_Segmen Baris-1 Baris-2 Baris-3

3 2 0 5 0 1 0 0 2 3 2 3 4 4 3 4 3 4

Contoh Pengetikan SMS:

Ketik: No_Segmen <spasi> Baris-1 <spasi> Baris-2 <spasi> Baris-3 Ketik: 320501002 323 443 434

303. Nomor handphone Mitra Statistik : 085726499299

(62)
(63)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

53

(64)
(65)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

55

Lampiran 1. Jumlah Sampel Segmen Per Kecamatan menurut Strata

Poligon Sawah

Kabupaten: Garut

Kecamatan

Polygon Sawah (km2) Banyaknya Segmen

(66)

56 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Lampiran 1. Jumlah Sampel Segmen Per Kecamatan menurut Strata

Poligon Sawah (lanjutan)

Kabupaten: Indramayu

Kecamatan

Polygon Sawah (km2) Banyaknya Segmen

(67)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

57

Lampiran 2. Kuesioner Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) 2015

V2015-KSA UJI COBA

SISTEM KERANGKA SAMPEL AREA (KSA) 2015

RAHASIA Bulan Pengamatan: ...

I . K E T E R A N G A N T E M P A T

Mitra Statistik Petugas Dinas Pertanian

Kabupaten Pengawas/Pemeriksa

(1) (2) (3) (4)

201. N a m a 202. Tanggal Pelaksanaan 203. Tanda tangan

I I I . H A S I L P E N G A M A T A N 301. Fase Keterangan Lahan:

1. Vegetatif Awal

7. Lahan yang ditanami BUKAN PADI

8. BUKAN LAHAN PERTANIAN (seperti: pemukiman, hutan, jalan, badan air (sungai, danau, kolam))

No_Segmen Baris-1 Baris-2 Baris-3

Contoh Pengetikan SMS:

Ketik: No_Segmen <spasi> Baris-1 <spasi> Baris-2 <spasi> Baris-3 Ketik: 321714004 323 443 434

303. Nomor handphone Mitra Statistik : ………

Tabel Pengamatan Fase Padi

Utara

Selatan

(68)

58 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

(69)
(70)
(71)

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Sistem KSA 2015
Tabel 1.2. Jadwal dan Materi Workshop INNAS
Tabel 1.3. Jadwal dan Materi Pelatihan Petugas
Gambar 3.1. Diagram Alir Pembangunan Kerangka Sampel Area (KSA)
+7

Referensi

Dokumen terkait