• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perda no 03 th 1961 padjak djalan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perda no 03 th 1961 padjak djalan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR

NOMOR : 3 TAHUN 1961

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR

Menetapkan Peraturan Daerah Jang Berikut :

PERATURAN DAERAH TENTANG PUNGUTAN PADJAK DJALAN DALAM DAERAH TINGKAT II BANDJAR

Pasal 1

Jang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dengan :

a. Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong yaitu Dewan Perwakilan Rakjat Daerah

Gotong Rojong Daerah Tk. II Bandjar;

b. Bupati Kepala Daerah ialah Bupati Kepala Daerah Tk. II Bandjar;

c. Daerah ialah Daerah Tk. II;

d. Dewasa ialah telah berusia 18 tahun atau telah kawin atau pernah kawin.

Pasal 2

(1) Untuk membiajai pembikinan perbaikan dan pemeliharaan djalanan-djalanan didalam Tk. II

Bandjar dipungut Padjak Djalan yang selandjutnja dalam Peraturan Daerah ini disebut Padjak saja. Wadjib padjak jaitu laki-laki yang dewasa;

(2) Peraturan daerah tidak berlaku bagi wanita dan badan hukum atau badan lembaga sosial.

Pasal 3

(1) Dibebaskan dari / padjak yaitu :

a. Orang jang telah berusia 55 tahun atau lebih dengan djasmani tidak kuat. b. Mereka jang terganggu ingatannja.

c. Anggota ABRI dan Polisi.

d. Murid Sekolah dan Mahasiswa.

e. Anggota Transmigrasi jang didatangkan kedalam daerah, selama dua tahun padjak, terhitung mulai tahun padjak berikutnja, waktu mereka tiba di daerah.

f. Kepala kampung (pambakal), wakil pambakal, djuru tulis pambakal, pengerak dan pegawai

kampung lainnja termasuk pentjatat nikah talak dan rudjuk.

g. Pegawai-pegawai rumah peribadatan berdasarkan surat keterangan Kantor Urusan Agama

setempat.

(2) Bupati Kepala Daerah, tanpa permohonan dari jang berkepentingan dapat membebaskan sama

sekali kewadjiban membajar padjak dari sesuatu tahun padjak, bagi warga daerah yang mengalami kebakaran, bencana alam dan malapetaka lain-lainnja jang bersifat umum.

Pasal 4

(1) Tahun Padjak jaitu tahun almanak atau tahun takwim;

(2) Padjak hanja dikenakan kepada orang jang pada permulaan tahun padjak telah bertempat

kediaman dalam daerah;

(2)

2 Pasal 5

(1) Besarnya padjak bagi tiap-tiap wadjib padjak berdjumlah paling tinggi Rp. 20,- (dua puluh rupiah) setahun;

(2) Besarnya padjak bagi tiap-tiap wadjib padjak jang tinggal didaerah pegunungan / perairan berdjumlah paling tinggi Rp. 10,-(sepuluh rupiah) setahun.

Pasal 6

(1) Penetapan taksiran padjak dilakukan oleh Bupati Kepala Daerah;

(2) Hak untuk mengenakan padjak untuk sesuatu tahun padjak hilang apabila penaksiran tidak

dilakukan dalam waktu tiga tahun, terhitung dari permulaan tahun padjak jang bersangkutan.

Pasal 7

(1) Wadjib padjak dapat menundjukkan surat keberatan terhadap penetapan padjak kepada

Bupati Kepala Daerah, dalam tiga bulan, terhitung mulai tanggal ia menerima surat penetapan padjak djika ia menghendaki kepadanja dapat diberikan surat tanda penerimaan tanpa bajaran dalam surat mana ditjantumkan tanggal penjerahan surat keberatan itu;

(2) Bagi surat keberatan jang dikirimkan melalui pos, dalam surat tanda penerimaan

dicantumkan tanggal stempel kantor pos jang mengirimkan, sebagai tanda penerima;

(3) Bagi Orang jang buta huruf, dalam waktu tersebut dalam ajat (1) pasal ini dapat memadjukan keberatan dengan lisan langsung kepada Bupati Kepala Daerah atau Kepala Kantor Urusan Padjak Daerah;

(4) Djangka waktu tiga bulan, termasuk dalam ajat (1) pasal ini tidak mengikat, apabila terdapat alasan jang cukup, bahwa djangka waktu tersebut terlampaui, berhubung hal-hal dan keadaan-keadaan yang luar biasa;

(5) Kepala Kantor Urusan Padjak Daerah harus dalam djangka waktu jang sesingkat-singkatnja memberikan pertimbangan kepada Bupati Kepala Daerah terhadap semua permohonan keberatan termasuk dalam ajat (1) dan (3) pasal ini, Bupati Kepala Daerah memberikan keputusan terhadap keberatan-keberatan tersebut diatas;

(6) Dalam hal permohonan keberatan itu ditolak maka dalam surat keputusan penolakan harus

dinjatakan alasan-alasan penolakan itu;

(7) Sehelai salinan Surat Keputusan, baik jang berisi penolakan maupun pengabulan, diberikan kepada pemohon jang bersangkutan;

(8) Taksiran padjak jang dinjatakan keliru dapat dikurangi atau dihapuskan seluruhnja menurut Keputusan Bupati Kepala Daerah.

Pasal 8

(1) Hasil taksiran padjak didaftarkan oleh Kepala Kantor Urusan Padjak Daerah dalam kohir

(3)

3

(2) Pada tiap-tiap tahun padjak, sebelum tanggal 1 April Bupati Kepala Daerah menetapkan

kohir-kohir tersebut dalam ajat (1) diatas, terketjuali bilamana terdjadi hal-hal luar biasa;

(3) Tjontoh kohir dan surat penetapan padjak ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah;

(4) Segala sesuatu jang berkenaan dengan pelaksanaan penjerahan surat penetapan padjak dan

penagihan padjak diatur oleh Bupati Kepala Daerah;

(5) Kepada orang jang bukan pegawai daerah atau diperbantukan pada Daerah, jang diserahi

tugas untuk melakukan penagihan padjak diberikan upah pungut sebesar 10 % (sepuluh perseratus) dari djumlah wang padjak jang dipungut.

Pasal 9

(1) Padjak harus dilunasi dalam dua angsuran jang sama besarnja, masa angsuran pertama ialah tanggal 1 Djanuari sampai 15 Djuni dan masa angsuran kedua ialah dari tanggal 16 Juni sampai tanggal 15 Desember;

(2) Apabila penjerahan surat penetapan padjak dari suatu tahun padjak terdjadi sesudah akhir masa angsuran pertama, padjak harus dilunasi seluruhnja dalam masa angsuran kedua. Dalam hal jang luar biasa apabila penjerahan surat penetapan padjak dari suatu tahun padjak terdjadi dalam tahun padjak berikutnja padjak itu harus dilunasi seluruhnja dalam waktu tiga bulan sesudah tanggal penjerahan itu;

(3) Djika dianggap bermanfaat bagi kelancaran pemasukan padjak, Bupati Kepala Daerah

berhak mengatur cara pemungutan pembajaran angsuran padjak bagi segolongan wadjib padjak jang tertentu dengan menyimpang dari ketentuan jang tersebut dalam ajat (1) pasal ini;

(4) Djika djumlah padjak dikurangi, sesudah angsuran pertama dibajar lunas, pengurangan

padjak itu dilaksanakan terhadap angsuran jang akan harus dibajar, djika ternjata sudah lebih dibajar, maka kelebihan itu dibajar kembali kepada jang berhak;

(5) Kewadjiban membajar padjak tidak dapat ditunda, karena memadjukan surat keberatan

terhadap taksiran padjak.

Pasal 10

(1) Bilamana angsuran padjak tidak dipenuhi sebelum atau pada akhir masa angsuran termasuk

dalam ajat (1) pasal, terhadapnja dipungut denda sedjumlah 5 % (lima perseratus) dari sisa angsuran padjak jang tidak dibajar pada waktunja;

(2) Penagihan jang tersebut dalam ajat (1) pasal ini, setelah wadjib padjak diberikan peringatan, dapat dilakukan dengan surat paksa.

Pasal 11

(1) Kepada ahli waris seorang wadjib padjak jang meninggal dunia diberikan pembebasan

pembajaran padjak sedjumlah kesisaan bulan dari tahun padjak, terhitung pada waktu wadjib padjak meninggal dunia;

(2) Untuk mendapatkan pembebasan pembajaran padjak termaksud pada ajat (1) pasal ini, ahli

(4)

4 (3) Ketentuan dalam ajat (2) sampai ajat (7) pasal 7 berlaku sama atas permohonan tersebut

dalam ajat (2) pasal ini.

Pasal 12

(1) Peraturan Daerah ini dapat disebut PERATURAN PADJAK DJALAN DAERAH

TINGKAT II BANDJAR;

(2) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada saat penjerahan jang njata dari padjak ini oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah dan Menteri Keuangan dan setelah diundangkan.

Martapura 14 Pebruari 1961

A.n. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR

KETUA,

t.t.d.

BASRI. BA

Disahkan Dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Tanggal 4 Nopember 1964 Nomor.1-2-4-946

Diundangkan Dalam Lembaran Daerah Tingkat I Kal-Sel Tanggal 30 Oktober 1964 Nomor 14 Tahun 1964.

Referensi

Dokumen terkait

Atas perintah oleh atau atas nama Dewan Pemerintah Daerah, menebang pohon jang membahajakan dalam pekarangan mereka atau pada djalan umum atau membahajakan pekarangan orang

Pengawasan terlaksananya Peraturan Daerah ini dilakukan juga oleh Dinas Pendapatan Daerah, Inspektorat Wilayah/ Daerah, petugas lain yang ditetapkan dengan Surat Keputusan

(5) Daftar isian yang telah diisi oleh pemegang izin harus diserahkan kepada petugas yang ditunjuk oleh Bupati Kepala daerah untuk diteliti kebenarannya dan kemudian

(3) Berdasarkan surat keterangan dimaksud ayat (1) dan (2) pasal ini oleh Bupati Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk diberikan surat potong untuk pemotongan darurat..

Peraturan Daerah Kabupaten Darah Tingat II Banjar Nomor 9 Tahun 1987 tentang Tanda Nomor Perumahan dan Bangunan yang disahkan dengan Surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat

bahwa pengaturan tentang kedudukan keuangan ketua, wakil ketua dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar sebagaimana telah diatur dan

(3) Persyaratan dan tata cara untuk memperoleh surat tanda registrasi kapal sebagaimana dimaksud Ayat (1) pasal ini, diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah;..

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Kepala Sub Bagian Tata Usaaha, Kepala Seksi Pelayanan Informasi dan Pengaduan, Kepala Seksi