• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 2"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 2

PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 8 TAHUN 1953

TENTANG TUGAS BELADJAR. _______

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA

menetapkan peraturan daerah sebagai berikut :

PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA TENTANG TUGAS BELADJAR.

Pasal 1.

Untuk mempertinggi nilai kepegawaian guna menjempurnakan pemerintahan Daerah Kota Besar Surakarta, maka Dewan Pemerintah Daerah Kota Besar Surakarta, dengan mengingat kebutuhan pemerintahan daerah dan mengingat keuangan daerah, dapat menundjuk pegawai pegawai daerah untuk melakuka tugas beladjar.

Pasal 2. (1) Tugas beladjar itu berupa :

a. beladjar pada universiteit universiteit dan sekolah sekolah tingg, atau lembaga lembaga pendidikan jang diselenggarakan oleh universiteit /sekolah tinggi,

b. beladjar ada sekolah sekolah vak negeri atau partikelir,

c. mengikuti kursus kursus dinas jang diselenggarakan oleh pemerintah, d. mengikuti latihan latihan jang diselenggarakan oleh pemerintah.

e. memperdalam pengetahuan / pengalaman tentang pelbagai ilmu pengetahuan, f. memperdalam dan memperluas pengetahuan dengan diperbantukan kepada

pelbagai instansi Pemerintah.

(2) Tugas beladjar tersebut pada ajat (1), djika diberikan pada seorang pegawai sebagai kewadjiban berhubung dengan djabatannyja, tidak dikenakan peraturan daerah ini.

Pasal 3.

Untuk dapat diberi tugas beladjar, tjalon tjalon harus memenuhi sjarat sjarat dibawah ini :

a. warga negara Indonesia,

b. berumur sekurang kurangnja dua puluh tahun,

c. mempunyai dasar pendidikan dan pengalaman kerdja jang dianggap tjukup untuk memberi djaminan, bahwa mereka akan dapat melaksanakan dengan baik tugas-beladjar jang diberikan kepadana, dan telah mempunjai masa kerdja pada Kota Besar Surakarta sekurang-kurangnja dua tahun.

d. berkelakuan baik, tjakap dan radjin bekerdja, e. sehat badannja menurut dokter daerah.

Pasal 4.

Mereka jang akan mendapat tugas beladjar harus memadjukan surat permintaan kepada Dewan Pemerintah Daerah dengan perantaraan kepala djawatan jang bersangkutan jang diwadjibkan memberikan pertimbangan atas permintaan tersebut.

Pasal 5.

(1) Pegawai yang mendapat tugas beladjar selama melakukan tugas itu dibebaskan dari pekerdjaannya dan diberi gadji penuh dengan tundjangan tundjangan menurut peraturan peraturan yang berlaku untuk Daerah Kota Besar Surakarta, djika diperlukan ditambah uang kuliah / sekolah dan uang pemondokan.

(2)

(2) Djika untuk mendjalankan tugas beladjar itu perlu pindah tempat, maka semua beaja pindah pulang pergi dipikul oleh daerah menurut peraturan yang berlaku. (3) Pembelian buku buku, alat alat, dan keperluan lain - lain jang mutlak

dibutuhkan untuk mendjalankan tugas beladjar itu, dibajar oleh daerah sebagai pindjaman.

(4) Sesudah selesai tugas beladjar, pinjaman tersebut ajat (3) diatas dapat dibadjar kembli dengan berangsur angsur.

Pasal 6.

Pegawai dpat diperiksa lagi keadan kesehatanja selama melakukan tugas beladjar djikaterdapat alasan alasanmenurut pertimbangan kepala / pimpinan jang bersangkutan da / dokter daerah.

Pasal 7.

(1) kepala pegawai jang diberi tugas beladjar diadakan perdjandjian jang yang menentukan bahwa sesudah pegawai tersebut mengachiri tugas belajarnjaharus meneruskan bekerdja sebagai pegawai Daerah Kota Besar Surakarta selama waktu jang sama dengan waktu jang sama waktu mereka melakukan tugas beladjar itu ditambah dengan dua tahun dan sanggup memenuhi ketentuan ketentuan dalam peraturan daerah ini dan ketentuan ketentuan lainja yang berhubungan dengan pemberian tugas beladjar dan jang ditjantumkan pula dalam surat perdjandjian tersebut.

(2) perdjandjian tersebut ajat (1) diatas, dapat diadakan dihadapan Notaris jang ditundjuk oleh Dewan Pemerintah Daerah, terutama djika tugas beladjar jang diberikan kepada pegawai itu tidak langsung mengenai djabatannja.

(3) Dalam menentukan bandjaknya tahun kerdja jang harus didjalankan sebagai pegawai dimaksud dalam ajat (1), tiap masa kurang dari satu tahun tugas beladjar mendjadi satu tahun.

Pasal 8.

(1) Pegawai tersebut dalam pasal 5 diwadjibkan beladjar dengan sungguh -sungguh supadja dapat menjelesaikan tugas beladjarnja dalam waktu sesingkat singkatnja.

(2) Tiap tiap waktu triwulan dia diwadjibkan mengirimkan rapor / surat keterangan dari kepala / pimpinan jang bersangkutan mengenai kemadjuan tentang peladjaran jang dituntutnja kepada Dewan Pemerintah Daerah.

(3) Djika kewadjiban tersebut dalam ajat (2) tidak dipenuhi,setelah diberi peringatan tiga kali, Dewan Pemerintah Daerah dapat membatalkan pemberian tugas beladjar tehadap pegawai jang bersangkutan.

Pasal 9.

Djika pegawai tidak memperoleh kemadjuan dalam peladjarannja, tidak lupus udjian karena tidak radjin beladjar atau hal lain disebabkan kesalahan sendiri, maka Dewan Pemerintah dapat membatalkan pemberian tugas beladjar terhadap pegawai jang bersangkutan.

Pasal 10.

(1) Semua djumlah beaja dan pindjaman jang sudah diterima ole seorang pegawai berhubung dengan tugas beladjar, harus dikembalikan, jika;

a. Ia menghentikan tugas beladjarnja atas kehendak sendiri. b. Ia dihentikan tugas beladjarnja karena berkelakuan tidak baie.

c. Dibatalkan tugas beladjarnja seperti tersebut dalam pasal 8 ajat (3) dan pasal 9

(2) Sema djumlah gadji, tundjangan, beaja dan pindjaman jang sudah diterima oleh seorang pegawai selama melakukan tugas beladjar, harus ikembalikan , djika ia;

a. Tidak bersedia meneruskan menjadi pegawai setelah hal hal tersebut pada ajat [1] sub a, b dan c.

(3)

b. Tidak bersedia meneruskan mendjadi pegawai sesudah selesai tugas beladjarnja.

(3) Djumlah seperti tersebut dalam ajat [2] dibagi dengan angka waktu [djumlah bulan] terebut dalam pasal 7 ajat [1], dikalikan dengan angka waktu [djumlah waktu] jang masih didjalani, harus dikembalikan, djika ia;

a. Sesudah kembali bekerdja tidak memenuhi waktu tersebut dalam pasal 7 ajat [1]

b. Sesudah kembali bekerdja dipetjat dari djabatannja karena kesalahannja sendiri.

(4) Djumlah tersebut dalm ajat [1], [2] dan [3] harus dibajar sekaligus dalam waktu enam bulan terhitung dari tanggal satu bulan berikutnja waktu terdjadinja hal hal tersebut dalam ajat [1], [2] dan [3].

Pasal 11.

Ketentuan ketentuan tersebut dalam pasal 10 tdak berlaku bagi pegawai jang pada waktu atau sesudahmelakukan tugas- beladjar:

a. Meninggal dunia

b. Karena ketjatjatan djasmani dan/atau rochani menurut keterangan dokter daerah tidak dapat melandjutkan tugas beladjarnja

c. Karena lama sakit atau medapat ketjelakaan dengan diluatkan oleh keterangan dokter daerah jang menerangkan bahwa pegawai tersebut tidak dapat menjelesaikan tugas beladjarnja dalam waktu jang sesingkat singkatnja. d. Sesudah kembali bekerdja dihentikan sebagai pegawa didalam waktu tersebut

pasal 7 ajat [1] karena ketjatjatan djasmani dan/atau rochan menurut keterangan dokter daerah.

Pasal 12.

Djika seorang pegawai jang diberi tugas beladjar menurut pendapat Dewan Pemerintah Daerah tidak perlu dibebaskan dari pekerdjaannja seperti tersebut pada pasal 5 ajat [1], maka bagi pegawai tersebut Dewan Pemerintah Daerah dapat menetukan hal-hal jang menjimpang dari ketentuan ketentuan tersebut pada pasal 7 dan 10.

Pasal 13.

Pegawai jang mengachiri tugas-beladjar dengan mendapat iddjazah, dapat diberi penghargaan sesuai dengan peraturan peraturan jang berlaku.

Pasal 14.

Peraturan daerah ini mulai berlaku semendjak diumumkannja. Surakarta, 1 10 - 1952. Kepala Daerah

Kota Besar Surakarta,

MOHAMMAD SALEH

Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Sementara Kota Besar Surakarta,

Ketua, SISWOPRANOTO.

Peraturan daerah ini didjalankan berdasarkan pasal 30 ajat [1] Undang-undang No. 22 tahun 1948.

Diundangkan pada tanggal 1 Djuni 1953. Dewan Pemerintah Daerah Sementara

Kota Besar Surakarta, Sekertaris, SOETONO,

(4)

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska No. 1 th. Ke IV tg. 1 Djan. 1954

PEDOMAN

DEWAN PEMERINTAH DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA

Mengenai

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 7 TAHUN 1953.

TENTANG MENDIRIKAN DAN MENJEWAKAN KIOSK DI TANAH MILIK DAERAH

_______

I. Bagi kiosk lama jang untuk mendirikannja dulu telah mendapat izin dari Kantor Agraria Kota Besar Surakarta, tetapi hingga kini belum mempunyai surat izin dari atau belum mengadakan Perdjandjian dengan Djawatan Perusahaan Kota Besar Surakarta, ditentukan seperti berikut :

1) Djika kiosk itu telah memenuhi sjarat-sjarat seperti jang termatub dalam pasal 3 dan 4 peraturan daerah tersebut diatas, maka :

a. kiosk itu terus diserahkan kepada daerah Kota Besar Surakarta dan mulai saat itu kiosk mendjadi milik Daerah, sedangkan pemilik jang menjerahkan kiosk itu tetap berhak mempergunakan kiosk itu dan selama dua tahun terhitung mulai saat penjerahan tersebut, tidak membajar sewa kiosk dan sewa tanah. b. Selandjutnja berlakulah pasal 8 ajat [1] sub c, ajat [2] dan [3], dan pasal

pasal berikutnja.

2) Djika kiosk itu tidak / belum memenuhi sjarat-sjarat seperti jang termaktub dalam paal 3 dan 4 peraturan daerah tersebut diatas, maka :

a. Berlakulah pasal 14 dan pemiliknja memajar sewa tanah,

b. Setelah ketentuan tersebut pasal 14 ajat [1] terpenuhi, maka lalu terus berlakulah ketentuan termaktub dalam No. 1 sub a dan b diatas.

II. Bagi kiosk lama jang telah mempunjai surat izindari atau telah mengadakan perdjandjian dengan Djawatan Perusahaan Kota Besar Surakarta, ditentukan seperti berikut:

a. dalam waktu 2 tahun terhitung mulai tanggal pemberian surat izin atau penanda tangan perdjandjian, pemilik kiosk membajar sewa tanah,

b. setelah waktu 2 tahun tersebut berachir, kiosk terus diserahkan kepada Daerah dan mulai saat itu kiosk mendjadi milik Daerah, sedangkan pemilik jang menjerahkan kiosk itu diperbolehkan terus mempergunakannja dengan membajar sewa kiosk. c. Selandjutnja berlakulah pasal 10 ajat [1] sub b, ajat [2] dan [3] dan pasal pasal

berikutnja.

III. Bagi kiosk jang untuk mendirikannja telah mendapat surat izan atau telah diadakan perdjandjian dengan Pemerintah Daerah [Kantor Agraria atau Djawatan Perusahaan], tetapi ingá tanggal ditetapkannja Pedoman ini Belem selesai pembuatannja, berlakulah pasal 7 peraturan daerah tersebut diatas, dengan tjatatan bahwa waktu-waktu jang tertjantum dalam pasal 7 itu, terhitung mulai tanggal penetapan Pedoman ini.

IV. Tanah dikelilingi kiosk jang lebarnja satu meter dari kiosk, tidak dikenakan sewa tanah.

V. Pemberian izin pembuatan kiosk baru, dilakukan menurut peraturan daerah tersebut diatas seluruhnja, dengan mempergunakan formulier formulier seperti tjontoh terlampir.

Surakarta, 1 Desember 1953. DEWAN PEMERINTAH DAERAH KOTA BESAR

SURAKARTA. Ketua,

(5)
(6)

This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.

The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu.

[r]

Namun pada realitanya hari ini, apa yang diatur dalam hukum agama tidak lah absolut diterima dan diterapkan oleh hukum adat Minangkabau, salah satunya mengenai garis

Awareness merupakan tahapan awal ketika konsumen diperkenalkan pada sebuah produk oleh produsen, kemudian pada tahapan knowledge konsumen mulai memiliki pengetahuan

Disamping usaha-usaha rehabilitasi lahan mendapatkan banyak manfaat dari tingginya curah hujan terhadap garam ini, perlakuan-perlakuan konvensional lainnya, seperti drainase

Penelitian ini didesain dengan fragmen/penggalan dari penelitian pengembangan dengan langkah analisis kebutuhan dilakukan melalui penelitian eksplorasi di kawasan pasir pantai