ABSTRAK
PERANCANGAN EVENT PASAR MALAM JAARBEURS
Oleh
Yoseph Nova Setiawan
NRP 0964182
Hiburan telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat saat ini. Pasar malam Jaarbeurs merupakan salah satu kegiatan yang menghadirkan berbagai macam hiburan, diantaranya pertunjukkan musik, aktivitas belanja, kuliner, dan sebagainya. Berdasarkan hasil observasi melalui wawancara mengenai pasar malam Jaarbeurs,
ditemukan bahwa pasar malam Jaarbeurs merupakan event yang banyak diminati
masyarakat pribumi di kota Bandung dan sekitarnya, bahkan turis asing pada masa kejayaannya di tahun 1930-an. Dikarenakan adanya pengaruh politik pada masa itu, pelaksanaan pasar malam Jaarbeurs tidak lagi dilakukan. Oleh karena itu, dirancang
kembali event pasar malam Jaarbeurs dengan konsep yang baru namun tetap
menghadirkan nuansa tempo dulu untuk target anak muda di kota Bandung.
Diharapkan dengan dirancangnya kembali event pasar malam Jaarbeurs dapat
menghadirkan hiburan bagi masyarakat kota Bandung, dan mengembalikan kejayaannya.
ABSTRACT
EVENT DESIGN OF JAARBEURS NIGHT MARKET
Submitted by
Yoseph Nova Setiawan
NRP 0964182
Entertainment becomes one of people’s needs nowadays. Jaarbeurs night market is a kind of activities that present various entertainment such as, music shows, shopping, culinary, and many more. Based on the observation through interviews about Jaarbeurs night market, it was found that Jaarbeurs night market was an interesting event for domestic tourist in around Bandung, even international tourist, on its greatness era in 1930’s. Because of political influence on that time, Jaarbeurs night market are no longer held. So, Jaarbeurs night market are re-designed with new concept but still with shades of the past for youth in Bandung. The expectation from the re-designed of Jaarbeurs night market are to presenting an entertainment for people in Bandung, also to bringing back its greatness!
Keywords : entertainment, night market, jaarbeurs, event, bandung
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN iv
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR TABEL xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 4
1.2.1 Rumusan Masalah 4
1.2.2 Ruang Lingkup 4
1.3 Tujuan Penulisan 5
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 5
1.5 Skema Penelitian 6
1.6 Sistematika Penulisan 7
BAB II LANDASAN TEORI 8
2.2 Logo 9
2.3 Promosi 10
2.3.1 Pengertian Promosi 10
2.3.2 Tujuan Promosi 10
2.4 Advertising 11
2.4.1 Fungsi Advertising 11
2.4.2 Jenis – jenis Advertising 11
2.5 Event 12
2.5.1 Pendekatan Event 13
2.5.2 Karakteristik Event 13
2.6 Event Organizer 14
2.7 Dewasa Awal 15
BAB III DATA DAN ANALISIS 17
3.1 Data dan Fakta 17
3.1.1 Pasar Malam di Indonesia 17
3.1.2 Pasar Malam Jaarbeurs 18
3.1.3 Lembaga Terkait 21
3.1.4 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis 24
3.2 Hasil Penelitian 27
3.2.1 Wawancara 27
3.2.2 Kuesioner 30
3.3 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 33
3.3.1 Analisis Segmentasi, Targeting, Positioning 33
3.3.2 Analisis SWOT 34
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 36
4.1 Konsep Komunikasi 36
4.2 Konsep Kreatif 37
4.3 Konsep Media 40
4.4 Hasil Karya 43
4.4.1 Logo 43
4.4.2 Tagline 43
4.4.3 Website 44
4.4.4 Social Media 45
4.4.5 Promotion Booth 46
4.4.6 Poster Awareness 47
4.4.7 Mural 48
4.4.8 Ambient Media 49
4.4.9 Poster Engaging 50
4.4.10 Brosur 51
4.4.11 Tiket 52
4.4.12 Entrance Gate 52
4.4.13 Ticket Box 53
4.4.14 Photo Backwall 53
4.4.15 T-Shirt 54
4.4.16 Pin 54
4.5 Budgeting Media 55
BAB V PENUTUP 56
5.1 Kesimpulan 56
5.2 Saran 57
5.2.1 Saran bagi Pemerintah Kota Bandung 57
5.2.2 Saran bagi Masyarakat 57
5.2.3 Saran bagi Pihak DKV 58
DAFTAR PUSTAKA 59
DAFTAR LAMPIRAN 60
DATA PENULIS 61
UCAPAN TERIMA KASIH 62
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 : Suasana pasar malam Jaarbeurs tempo dulu 19
Gambar 3.2 : Poster Jaarbeurs Bandung tahun 1924 dan tahun 1931 20
Gambar 3.3 : Logo Bandung Creative City Forum 21
Gambar 3.4 : Logo Event Pekan Raya Jakarta 25
Gambar 3.5 : Poster jadwal pertunjukkan musik PRJ 25
Gambar 3.6 : Poster event Carnaval PRJ 25
Gambar 3.7 : Poster informingkonser musik 25
Gambar 3.8 : Poster event pemilihan Miss Jakarta Fair 26
Gambar 3.9 : Peta lokasi stand PRJ 26
Gambar 3.10 : Foto Bapak Her Suganda 27
Gambar 4.1 : Logo Jaarbeurs 38
Gambar 4.2 : TimelineJaarbeurs 42
Gambar 4.3 : Logo Jaarbeurs 43
Gambar 4.4 : Tagline 43
Gambar 4.5 : Website homepage dan history page 44
Gambar 4.6 : Twitter, Facebook dan Instagram 45
Gambar 4.7 : Promotion Booth 46
Gambar 4.9 : Mural 48
Gambar 4.10 : Ambient Media 49
Gambar 4.11 : Poster Engaging 50
Gambar 4.12 : Brosur tampak dalam dan tampak luar 51
Gambar 4.13 : Tiket 52
Gambar 4.14 : Entrance Gate 52
Gambar 4.15 : Ticket Box 53
Gambar 4.16 : Photo Backwall 53
Gambar 4.17 : T – Shirt 54
Gambar 4.18 : Pin 54
Gambar 4.19 : Stiker 54
DAFTAR TABEL
Halaman
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A : Kuesioner
LAMPIRAN B : Daftar pertanyaan wawancara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas, terdiri dari
sekitar 500 kota atau kabupaten yang tersebar di seluruh pulau – pulau yang ada di
Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman,
mulai dari tradisi, budaya, kesenian, kuliner, termasuk hiburan. Ada berbagai
macam jenis hiburan di Indonesia, seperti objek – objek wisata, pusat – pusat
perbelanjaan, tempat makan atau pusat kuliner, area / wahana bermain, dan
sebagainya.
Industri hiburan merupakan salah satu industri yang sedang berkembang saat ini
di Indonesia. Perkembangan industri hiburan di Indonesia semakin pesat didukung
dengan munculnya berbagai macam media massa, terutama media massa
elektronik. Televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang paling
diminati masyarakat. Berbagai macam program televisi dihadirkan untuk
menghibur masyarakat. Pesatnya perkembangan televisi merupakan respon dari
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan hiburan.
Masyarakat membutuhkan hiburan lebih dari sekedar televisi. Sebagai makhluk
sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain, termasuk dalam hal
hiburan. Hal tersebut diresponi dengan maraknya pusat – pusat perbelanjaan yang
menyuguhkan berbagai macam hiburan. Setiap harinya masyarakat berkunjung ke
pusat perbelanjaan bersama dengan keluarga, kerabat, teman, dan sebagainya,
bermain, menonton di bioskop, karaoke, atau hanya sekedar berkumpul dan
melihat – lihat.
Selain pusat perbelanjaan, atau yang lebih dikenal dengan istilah mall, ada juga hiburan yang dikenal dengan sebutan pasar malam. Tidak jauh berbeda dengan
mall, pasar malam juga menyediakan berbagai hiburan bagi masyarakat,
khususnya pada malam hari. Pasar malam dapat menjadi alternatif bagi
masyarakat yang ingin memperoleh hiburan bersama keluarga, kerabat, atau
teman – teman. Biasanya pasar malam menyediakan berbagai macam barang
dagangan, seperti produk – produk pakaian, kerajinan tangan, produk jasa,
elektronik, dan sebagainya. Selain itu, ada juga berbagai macam jajanan / kuliner,
serta hiburan seperti pertunjukan musik, pagelaran seni, dan sebagainya.
Namun saat ini, pasar malam yang lebih dikenal oleh masyarakat adalah pasar
malam yang dalam aktivitasnya terdapat wahana permainan, seperti bianglala,
kora – kora, ombak banyu, dan sebagainya. Sayangnya, pasar malam tersebut saat
ini kurang ideal untuk dijadikan sebagai alternatif hiburan bagi seluruh
masyarakat. Saat ini, hanya sebagian kecil masyarakat yang masih tertarik untuk
berkunjung ke pasar malam guna memperoleh hiburan. Pasar malam ini dianggap
kurang layak bagi masyarakat kelas menengah dan menengah ke atas, karena
beberapa faktor diantaranya, masalah keamanan dan kelayakan permainan, rawan
kriminalitas, masalah kebersihan, ketertiban, dan isu – isu sosial lainnya.
Jika dilihat dari latar belakang sejarah, pasar malam yang awalnya muncul di
Indonesia bukanlah yang demikian. Pasar malam merupakan acara tahunan yang
digelar untuk pameran dan promosi produk – produk kerajinan, perkebunan,
industri, dan sebagainya. Pasar malam tersebut pada masa kolonial Belanda
Universitas Kristen Maranatha
dikenal dengan istilah jaarbeurs. Mungkin tidak jauh berbeda dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ) sekarang. Selain itu, ada juga berbagai atraksi dan perlombaan yang
diadakan selama pasar malam jaarbeurs berlangsung. Pasar malam yang demikian lebih memiliki banyak dampak positif, dan sedikit dampak negatif, dibanding
dengan pasar malam berpindah – pindah yang memiliki wahana permainan. Oleh
karena itu, masyarakat perlu untuk lebih memahami bahwa pasar malam yang
sesungguhnya menurut sejarah di Indonesia adalah pasar malam yang merupakan
acara bursa tahunan, bukan lagi pasar malam yang memiliki wahana permainan.
Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk
berkunjung ke pasar malam, karena selama ini alasan mengapa masyarakat,
khususnya masyarakat menengah dan menengah ke atas cenderung enggan untuk
berkunjung ke pasar malam adalah karena citra negatif yang ditimbulkan pasar
malam yang memiliki wahana permainan.
Permasalahan mengenai bagaimana mengembalikan citra pasar malam, dari citra
negatif mengenai pasar malam dengan wahana permainannya, menjadi citra
positif dari pasar malam Jaarbeurs, menjadi dasar diperlukannya perancangan
brand dan media promosi untuk repositioning pasar malam jaarbeurs di kota Bandung. Oleh karena itu, dengan adanya perancangan brand dan media promosi untuk repositioning pasar malam jaarbeurs di kota Bandung, diharapkan dapat
membangkitkan kembali pasar malam jaarbeurs yang dulu pernah ada di kota
Bandung, menjadi salah satu hiburan pilihan masyarakat khususnya masyarakat
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
berikut ini akan dirumuskan pokok – pokok persoalan yang akan dibahas,
dianalasis, dan dipecahkan dalam perancangan ini, yaitu sebagai berikut.
(1) Bagaimana pemahaman masyarakat mengenai pasar malam yang ada di
Indonesia ?
(2) Bagaimana merancang sebuah brand untuk repositioning pasar malam
menjadi pasar malam jaarbeurs ?
(3) Bagaimana merancang sebuah media komunikasi visual yang tepat untuk
mempromosikan pasar malam jaarbeurs sebagai hiburan yang menarik bagi
masyarakat ?
1.2.2 Ruang Lingkup
Pembahasan masalah dibatasi pada permasalahan upaya menciptakan citra
masyarakat tentang pasar malam yang sebelumnya mengenai wahana permainan
menjadi kegiatan pameran industri, khususnya masyarakat yang berasal dari
kalangan menengah dan menengah ke atas di wilayah Jawa Barat, rentang usia 13
– 30 tahun, dengan dewasa awal sebagai target primer, dan anak muda sebagai target sekunder. Waktu penelitian dan perancangan dilakukan dari Agustus – Desember 2013.
Universitas Kristen Maranatha
1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah
di atas, berikut ini merupakan hasil yang ingin diperoleh yaitu sebagai berikut :
(1) Menginformasikan kepada masyarakat mengenai pasar malam di Indonesia
ditinjau dari sejarahnya.
(2) Merancang sebuah brand untuk repositioning pasar malam menjadi pasar malam jaarbeurs.
(3) Merancang sebuah media komunikasi visual yang tepat untuk
mempromosikan pasar malam jaarbeurs sebagai hiburan yang menarik bagi
masyarakat.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, digunakan data – data yang diperoleh dari berbagai
sumber, antara lain sebagai berikut.
(1) Wawancara dengan narasumber yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan dipecahkan.
(2) Observasi secara langsung ke lokasi pasar malam untuk melakukan
pendekatan kepada subjek ataupun objek yang diteliti, dengan tujuan untuk
mengamati secara langsung kondisi di lapangan.
(3) Kuesioner yang dibagikan kepada target dari perancangan ini untuk
memperoleh data mengenai apa yang diketahui oleh responden perihal pasar
malam, dan bagaimana ketertarikan responden terhadap pasar malam.
(4) Studi pustaka sebagai metode untuk memperoleh berbagai informasi maupun
1.5 Skema Perancangan
Penyebab Masalah
Dualisme pengertian mengenai pasar malam
Masyarakat lebih banyak memahami pasar malam sebagai hiburan dengan wahana permainannya.
Sedikitnya pemahaman masyarakat tentang sejarah pasar malam jaarbeurs
Teori Promosi
Teori Penunjang Metode Penelitian
Konsep Perancangan
Strategi Komunikasi
Pra-event dan event Jaarbeurs Website
Gaya gambar art deco
Tampilan desain vintage
Logo Tipografi
Tagline
Strategi Media Metode Kreatif
Perancangan Brand dan Promosi Pasar Malam Pemecahan Masalah
Masalah
Pengertian masyarakat tentang pasar malam melenceng
Akibatnya, muncul keengganan masyarakat, terutama yang berasal dari kalangan menengah ke atas untuk berkunjung ke pasar malam
Pasar malam yang dipahami masyarakat saat ini memiliki citra yang buruk, karena cenderung memberikan dampak negatif
Fakta
Hiburan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat
Ada beragam jenis hiburan yang dimiliki oleh masyarakat di Indonesia Salah satu jenis hiburan yang sudah lama ada di Indonesia yaitu Pasar
Malam
Pasar malam merupakan salah satu tradisi yang dimiliki Indonesia, yang pada awalnya diserap dari luar negeri.
Tujuan Akhir
Agar pasar malam jaarbeurs dapat kembali berlangsung di kota Bandung
Universitas Kristen Maranatha
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, fokus penelitian yang
terdiri dari ruang lingkup serta batasan masalah, teknik pengumpulan data, skema
perancangan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Merupakan teori – teori yang digunakan sebagai acuan dalam menganalisis
masalah dan dalam perancangan.
BAB III DATA DAN ANALISIS
Berisi data – data mengenai instansi / lembaga yang terkait dengan perancangan,
masyarakat yang menjadi target, data dari narasumber yang melalui wawancara,
kuesioner dan sebagainya, data mengenai proyek sejenis, analisis data, dan
SWOT.
BAB IV PEMECAHAN MASALAH
Strategi yang digunakan dalam perancangan untuk memecahkan permasalahan,
meliputi konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media, konsep visual, serta
hasil perancangan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang terdiri dari jawaban, solusi,
kelebihan, serta saran dari sidang, rekomendasi, dan arahan pengembangan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan penganalisisan permasalahan, serta
perancangan dan pembahasan karya yang telah dilakukan, berikut ini kesimpulan
yang diperoleh, yaitu sebagai berikut. (1) Pemahaman masyarakat, khususnya
anak muda di kota Bandung sebagai target, mengenai pasar malam sangat
beragam. Secara umum, ada tiga bentuk pasar malam yang dipahami, yaitu
pertama, pasar malam yang merupakan aktivitas jual beli sayur / daging (pasar
tradisional), kedua pasar malam yang merupakan wahana permainan anak – anak,
dan ketiga yaitu pasar malam yang merupakan kegiatan pameran dagang. Namun
dari ketiga pemahaman tersebut, yang paling banyak dipahami sebagai pasar
malam adalah pasar malam yang merupakan wahana permainan, termasuk segala
citra buruk yang melekat pada pasar malam tersebut. (2) Pasar Malam Jaarbeurs
merupakan event yang pernah berjaya di kota Bandung pada rentang waktu
1920an hingga 1930an. Untuk mengembalikan kejayaan tersebut dilakukan
dengan merancang sebuah brand yang menampilkan kembali nuansa pasar malam
jaarbeurs tempo dulu, yang disesuaikan dengan minat dan ketertarikan target pada masa kini, sehingga mereka dapat memahami bahwa Jaarbeurs merupakan bentuk pasar malam yang sesungguhnya. (3) Untuk mendukung penyampaian
komunikasi mengenai pasar malam jaarbeurs sebagai pasar malam sesungguhnya, perlu dirancang media komunikasi. Media yang tepat untuk menyampaikan
komunikasi tersebut dirancang ke dalam tahapan – tahapan mulai dari tahap
Universitas Kristen Maranatha
edukasi, hingga tahap pelaksanaan event Pasar Malam Jaarbeurs. Media yang dirancang adalah media – media yang dekat dengan target, yaitu media internet
dan media sosial. Media digital dan media cetak tetap digunakan, namun
penggunaannya lebih diarahkan kepada media – media internet dan media sosial.
(4) Perancangan event Pasar Malam Jaarbeurs merupakan media yang efektif untuk mereposisi pemahaman target tentang pasar malam kepada pasar malam
jaarbeurs. (5) Karya – karya yang dihasilkan dalam perancangan event Pasar Malam Jaarbeurs memiliki kolerasi dengan topik mengenai hiburan di Indonesia.
5.2 Saran
5.2.1 Saran bagi pemerintah Kota Bandung
Kota Bandung dikenal sebagai creative city, oleh karena itu perlu diadakan berbagai kegiatan yang mendukung perkembangan industri kreatif yang ada di
kota Bandung, misalnya kegiatan seperti Pasar Malam Jaarbeurs. Pemerintah juga sebaiknya memperhatikan warisan sejarah yang pernah ada di kota Bandung,
tidak hanya warisan sejarah secara fisik seperti bangunan – bangunan, situs – situs,
tetapi juga seperti kegiatan – kegiatan yang pernah berlangsung pada tempo dulu.
5.2.2 Saran bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat lebih aktif untuk melestarikan warisan
sejarah yang ada di kota Bandung, dengan cara mencari informasi melalui internet,
buku, dan sebagainya, serta turut mendukung perkembangan industri kreatif di
Universitas Kristen Maranatha
58
5.2.3 Saran bagi pihak DKV
Pihak – pihak yang terkait dalam bidang keilmuan DKV diharapkan dapat
lebih memperhatikan hal – hal yang berkontribusi untuk perkembangan daerah,
melalui perancangan – perancangan komunikasi visual yang mempromosikan
daerahnya, meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan sektor industri, dan
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta : ANDI Kunto, Haryoto. 1984. Wajah Bandung Tempo Doeloe. Bandung : Granesia Kunto, Haryoto. 1986. Semerbak Bunga di Bandung Raya. Bandung : Granesia
Kamus Besar Bahasa Indonesia: pusat bahasa. 2008 Edisi 4. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Umum.
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta, C.V.
ANDI.
Asensio, Paco. 2012. Star Graphic Designers. Spanyol, Maomao Publications.