87 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil analisa menunjukkan bahwa frekuensi dan tampilan dari adegan kekerasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam film 9 Naga bentuk adegan yang paling menonjol adalah bentuk adegan fisik dan diikuti dengan adegan psikis dengan presentase yang sangat kecil. Kekerasan fisik diperlihatkan dengan adanya kontak fisik antara pelaku dan korban seperti memukul, menembak, membuang, dan menendang, sedangkan kekerasan psikis terlihat pada kekerasan yang diperlihatkan melalui kata-kata kasar, membentak, memaki, dan merendahkan.
2. Ekspresi kekerasan non verbal pada film 9 Naga ini mendominasi. Ekspresi kekerasan ini ditunjukkan dengan ekspresi wajah dan volume suara yang meninggi, sedangkan ekspresi kekerasan verbal muncul dari kata-kata lisan dalam adegan kekerasan seperti memaki, membentak, dan mengeluarkan kata-kata kotor.
3. Untuk aspek motif kekerasan yang muncul adalah motif kekerasan dengan disengaja. Motif disengaja dilakukan karena adanya kesadaran dari pihak pelaku untuk melakukan kekerasan kepada korban dengan suatu latar belakang yang mendorong pelaku melakukan kekerasan. 4. Dalam aspek pelaku dan korban, keduanya menunjukkan bahwa
88 dalam adegan kekerasan. Sebagian besar kekerasan dialami oleh pelaku utama laki-laki, sedangkan pemeran pembantu laki-laki juga mengalami dan melakukan kekerasan akan tetapi dalam frekuensi yang lebih sedikit dari pemeran utama laki-laki.
5. Film 9 Naga telah memenuhi kriteria sebagai film yang layak untuk ditayangkan, karena memenuhi tri fungsi film diantaranya sebagai informasi, menghibur, mendidik, kontruktif, dan persuasif.
5.2 Saran
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah dibuat oleh peneliti dalam Film 9 Naga, maka saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Film 9 Naga adalah film yang bergenre film laga, yang sering menunjukkan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku kepada korban. Dalam hal ini sebaiknya adegan kekerasan yang ditunjukkan tidak terlalu ditonjolkan secara berlebihan karena konsumen dari film ini berasal dari berbagai kalangan termasuk anak-anak, yang sangat mudah menirukan adegan yang mereka tonton, salah satunya adegan mengenai kekerasan.
89 juga memberikan pelajaran yang baik bagi penonton dari apa yang mereka lihat.
3. Bagi masyarakat atau publik sebagai penonton diharapkan mampu menarik pelajaran yang baik dari film yang ditonton dan membuang hal yang tidak baik dari film tersebut. Publik harus peka, selektif, dan cerdas dalam memilih film yang ingin mereka tonton. Dalam film yang menunjukkan kekerasan, orang tua sebaiknya mengawasi putra putrinya yang masih kanak-kanak dan remaja agar tidak terpengaruh dengan tayangan yang mereka tonton.
4. Bagi pemerintah perlu mengevaluasi kelayakan film tersebut layak ditayangkan atau tidak dengan memberikan rambu-rambu kepada pembuat film sehingga film yang dihasilkan memang layak untuk menjadi konsumsi masyarakat luas.