MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN
TRADISIONAL BEBENTENGAN
( PenelitianTindakan Kelas di Kelompok Bermain Al-Munawaroh Kabupaten Sumedang )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh
UTAMI PUSPA KARINA 100.7584
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulilallah segala puji dan syukur penulis panjatka kehadiran Allah
SWT yang telah melipahkan berkat rahmat dan hidayah-Nya. Serta kemudahan
dan kelancaran segala urusan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi bab 1
sampai bab 5. Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW.
Penelitian ini berjudul “Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak
Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Bebentengan di Kelompok Bermain AL –Munawaroh , yang merupakan Skripsi untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana PAUD UPI Kampus Sumedang.
Bertitik tolak dari pengalaman tersebut maka penulisan skripsi ini penulis
mencoba memecahkan motorik kasar dengan menerapkan metode bermain dengan
permainan bebetangan sebagai solusi dalam meningkatkan keterampilan
kelincahan anak usia dini tentang motorik kasar.
Namun penulis menyadari dan yakin bahwa masih terdapat kekurangan
dan penulisan makalah ini, untuk mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan hasil skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Sumedang, Nopember2012
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Di dalam menyusun skripsi ini penulis banyak sekali mendapat bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, baik mengenai pembahasan maupun teknik
dan proses penyelesaian skripsi. Oleh karena itu , penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Badruzaman,S.Pd., M.Pd sebagai pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan pada penulis. Atas
saran-saran dan masukan yang telah diberikan serta kesabaran yang tak terukur saat
membimbing penulis.
2. Bapak Drs .Respati Mulyanto,MPd . sebagai dosen pembimbing 2 yang telah
memberikan kelancaran dalam pembuatan skripsi.
3. Ketua Prodi PGPAUD, Dr. Ocih Setiasih, M.Pd.atas segala kemudahan yang
diberikan, pada penulis.
4. Para dosen PGPAUD yang telah memberikan banyak ilmu pada penulis
selama menempuh perkuliahan dengan ilmu ilmu tersebut penulis
mendapatkan petunjuk yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kepala PAUD dan Guru-guru PAUD AL-MUNAWAROH
6. Ayahku Suhendra dan Bundaku Ipah Romlah tersayang yang telah
memberikan dorongan dan bantuannya baik berupa moril maupun materiil.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sebagai
balasan apa yang telah diberikan. Amiin.
Bandung, Januari 2012
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Observasi………. 40
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara……….. 41
Tabel 3.3 Pedoman Studi Dokumentasi……….. 43
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen ... 44
Tabel 4.1 Data Anak Kelompok Bermain AL-Munawaroh ... 52
Tabel 4.2 Data Guru Anak Kelompok Bermain AL-Munawaroh ... 53
Tabel 4.4 Data Hasil Observasi Kemampuan Anak Motorik Kasar Sebelum Diberi Tindakan ... 55
Tabel 4.6 Jadwal Pelaksanaan Tindakan Pada Setiap Siklus ... 56
Tabel 4.7 Data Hasil Observasi Kemampuan Anak Kasar Siklus I .... 66
Tabel 5.0 Data Hasil Observasi Kemampuan Anak Motorik Kasar Siklus II ... 79
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Pola Permainan Tradisional Bebentengan ... 25
DAFTAR LAMPIRAN
Siklus I
A.1 Rencana Kegiatan Harian Siklus I ... 98
A.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 101
A.3 Hasil Observasi Kemampuan Anak Siklus I ... 104
A.4 Hasil Wawancara bagi Anak Siklus I ... 116
A.5 Catatan Lapangan Siklus I ... 119
Siklus II B.1 Rencana Kegiatan Harian Siklus II... 112
B.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 125
B.3 Hasil Observasi Kemampuan Anak Siklus II ... 128
B.4 Hasil Wawancara bagi Anak Siklus II ... 141
B.5 Catatan Lapangan Siklus II ... 142
C. Pedoman Studi Dokumentasi ... 145
D. Foto Kegiatan... 146
E. Surat-Surat E.1 Bimbingan ... 148
E.2 Surat Keterangan Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 152
E.3 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 153
E.4 Surat Melakukan Penelitian ... 154
E.5 Surat Lembar validasi Instrumen ... 155
DAFTAR GRAFIK
Grafik1 Hasil Kemampuan Motorik Kasar Sebelum Tindakan ……….56
Grafik2 Hasil Penelitian Pada Kegiatan Siklus 1 ... 67
Grafik 3 Hasil Penelitian Pada Kegiatan Siklus II ... 80
RIWAYAT HIDUP
Nama Utami Puspa Karina biasa dipanggil Tami lahir di Sumedang pada
tanggal 4 Desember 1987 dari Bapak Suhendra dan Ibu Ipah Romlah. Alamat
sekarang di Jln. Mayor Abdulrachman Gang. Ita No.37 Rt.05 Rw.01 Kelurahan
Kotakaler Kecamatan Sumedang Kabupaten Sumedang. Anak pertama dari tiga
bersaudara yaitu Asifa Miftahul Gina dan Keisha Meidinatul Mokqudas.
Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah SDN Babankanhurif
lulus tahun 2000, melanjutkan ke SMP Negeri 1 Sumedang lulus 2003 dan
melanjutkan ke SMKN 2 dengan lulus 2006. Pendidikan Perguruan Tinggi
Sumedang yang ditempuh penulis di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus
Jurusan PAUD Program S1 dan mengajar sebagai guru sukwan di Kelompok
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN TRADISONAL BEBENTENGAN
Oleh
Utami Puspa Karina
1007584
Penguji I
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 19600707 198601 2 001
Penguji II
Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 1977082820013121002
Penguji III
Leli Kurniawati, M.Mus NIP. 132252248
Penguji IV
Hj. Cucu Eliyawati, M.Pd NIP. 1970102219980211001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Indonesia
LEMBAR PENGESAHAN
UTAMI PUSPA KARINA NIM. 1007584
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. Badruzaman, S.Pd., M.Pd. NIP. 19740806 200112 1 002
Pembimbing II
Drs. Respati Mulyanto, M.Pd. NIP. 19590520 198803 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
LEMBAR PERBAIKAN SKRIPSI
Nama : UTAMI PUSPA KARINA
NIM : 1007584
Prodi : PG PAUD
Judul : Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui
Permainan Tradisional Bebentengan
Masukan Catatan Hasil
Perbaikan Keterangan
- Susunan Ucapan Terima Kasih
- Daftar Isi
Sudah diperbaiki
Sudah diperbaiki
Bandung, Januari 2012
Penguji I,
LEMBAR PERBAIKAN SKRIPSI
Nama : UTAMI PUSPA KARINA
NIM : 1007584
Prodi : PG PAUD
Judul : Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melaui
Permainan Tradisional Bebentengan
Masukan Catatan Hasil
Perbaikan Keterangan
- Abstrak
- Bab I
- Bab III
- Bab IV tentang perbaikan grafik
Sudah diperbaiki
Sudah diperbaiki
Sudah diperbaiki
Sudah diperbaiki
Bandung, Januari 2012
Penguji II,
LEMBAR PERBAIKAN SKRIPSI
Nama : UTAMI PUSPA KARINA
NIM : 1007584
Prodi : PG PAUD
Judul : Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia Dini
Melalui Permainan Tradisional Bebentengan
Masukan Catatan Hasil
Perbaikan Keterangan
- Kesimpulan Sudah diperbaiki
Bandung, Januari 2012
Penguji III,
LEMBAR PERBAIKAN SKRIPSI
Nama : UTAMI PUSPA KARINA
NIM : 1007584
Prodi : PG PAUD
Judul : Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia Dini
Melalui Permainan Tradisional Bebentengan
Masukan Catatan Hasil
Perbaikan Keterangan
- BAB IV Ada kata yang menggantung
Sudah diperbaiki
Bandung, Januari 2013
Penguji IV,
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN
ABSTRAK
Keterampilan motorik kasar anak di Kelompok Bermain Al- Munawaroh masih rendah,sebagian besar yaitu sebanyak 12 orang anak belum berkembang optimal.Anak merasa bosan dan lelah pada saat mengikuti pembelajaran motorik kasar, oleh karena itu motivasi dan semangat anak pun tidak tercermin pada saat pembelajaran motorik kasar. Kemampuan lokomotor, anak masih kurang mampu mengangkat satu kaki dengan seimbang.Kemampuan nonlokomor, anak masih kurang mampu melakukan gerakan melompat . Sedangkan kemampuan manipulatif , penampilan anak yang tidak konsisten sehingga mereka dinyatakan belum berhasil pada pembelajaran tersebut. Salah satu penyebabnya adalah proses pembelajaran yang kurang kreatif, guru kurang mendukung terhadap keberhasilan pembelajaran secara optimal. Oleh sebab itu, permainan tradisional Bebentengan diharapkan dapat mempermudah anak dalam mengenal angka, serta dapat mengenalkan dan melestarikan kembali permainan-permainan tradisional yang ada di Indonesia.
Permainan tradisional Bebentengan merupakan permainan tradisional gdigemari oleh anak-anak baik laki-laki atau perempuan berumur 6 -12 tahun terutama di daerah pedesaan. Permainan ini mengunakan alat bantu bisa berupa batu bata / benda apa saja yang dijadikan bentengnya. Berkaitan dengan peraturan yang dipergunakan masing-masing daerah memiliki perbedaan , untuk memberikan hasil yang baik.
Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui penelitian tindakan kelas dengan model spiral Kemmis dan Mc Taggart dengan metode penelitian yang mengacu pada pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan datanya terdiri dari teknik tes dan obervasi yang dituangkan kembali ke dalam alat pengumpul data berupa format onservasi kinerja guru dan aktivitas anak serta format tes kemampuan anak.
Setelah melaksanakan tindakan sebanyak dua siklus, diperoleh data bahwa penerapan permainan tradisional Bebentengan dapat meningkatkan kinerja guru dan aktivitas anak sehingga kemampuan anak dalam pembelajaran motorikkasar meningkat. Jumlah anak yang dinyatakan berhasil berdasarkan data awal adalah 2 orang (16,66 %). Setelah siklus I diterapkan jumlahnya meningkat menjadi 6 orang (50 %) dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 11 orang (98,3 %), namun 1 orang (3,33 %) tergolong berhasil dengan bantuan sehingga dapat ditarik kesimpulan anak yang berhasil mencapai ≥ 100 %.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... ..vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian... 9
E. Stuktur Organisasi Skripsi ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis a. Pentingnya Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak ... 12
1. Definisi Perkembangan Motorik Kasar ... 12
2. Pengendalian Gerakan Tubuh………...12
b. Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak ... 14
c. Aspek-aspek Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak...19
d. Pengertian Permainan... ... ... 20
e. FungsiPermainan……….. 21
f. Pengertian Permainan Tradisional………. 21
g. Pengertian Permainan Bebentengan ... 23
h. Manfaat Permainan Tradisional... .28
B. Kerangka Pemikiran ... 28
1. Masalah Pembelajaran ... …………....29
2. Bagan Metode Pembelajaran Sebelum dan Sesudah Tindakan... 29
C. Hipotesis Tindakan ... 30
1. Rumusan pembelajaran Permainan Tradisional Bebentemgan…...30
BAB III Metodologi Penelitian a. Lokasi dan Subjek Penelitian...31
b. Desain Penelitian... 31
c.Metode Penelitian... 35
d.Definisi Operasional... 36
e.Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 38
f. Kisi-kisiPengembanganInstrumen... 36
g. Analisia Data... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...50
1. Profil Objektif Tempat Penelitian...50
2. Deskripsi Awal Proses Pembelajaran ...52
B. Pelaksanaan Pembelajaran Motorik Kasar...55
1. Paparan Siklus 1...57
2. Paparan Siklus 2...68
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 91
B.Rekomendasi...93
DAFTAR PUSTAKA………...96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan motorik kasar sangat penting dilakukan untuk membantu
menunjang pertumbuhan dan perkembangan secara optimal khususnya bagi anak
usia dini, karena berada pada fase golden age atau masa keemasan, dengan alasan
pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang berkembang
sangat pesat.
Pada anak usia dini proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak
berhubungan erat dengan proses tumbuh kembang gerak anak, oleh sebab itu
peningkatan keterampilan fisik juga berhubungan erat dengan kegiatan bermain
yang merupakan aktivitas utama anak usia dini. Semakin kuat dan terampilnya
gerak seorang anak, membuat anak senang bermain dan tak lelah untuk
menggerakkan seluruh anggota tubuhnya saat bermain.
Pergerakan anggota tubuh anak saat bermain mempunyai banyak manfaat
untuk perkembangan aspek-aspek kemampuan anak lainnya, seperti aspek
perkembangan kognitif, aspek perkembangan sosialemosional, perkembangan
fisiologis dan untuk menjaga kesehatan tubuh anak.( Moeslihatoen,2004:12)
Adapun karakteristik perkembangan motorik kasar pada anak usia dini adalah
berupa peningkatan kualitas pola gerak yang telah dikuasai pada masa bayi, serta
2
berjalan dan memegang akan semakin baik dan dapat dilakukan dengan berbagai
macam variasi gerakan.
Peningkatan kemampuan gerak terjadi seiring dengan meningkatnya
kemampuan koordinasi mata, tangan dan kaki. Perkembangan gerak akan
berkembang lebih optimal apabila anak memiliki kesempatan yang cukup besar
untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk gerakan-gerakan yang melibatkan
keseluruhan bagian anggota-anggota tubuh.
Namun, masih banyak permasalahan umum perkembangan keterampilan
motorik kasar pada anak yang terjadi pada saat ini penyebabnya, diantaranya
gangguan fisik baik karena bawaan sejak lahir, karena kecelakaan maupun karena
kurangnya kesempatan bergerak dalam bermain atau dengan kata lain mereka
lebih senang bermain pasif seperti melakukan permainan play station, menonton
film kartun kesayangannya dan lain sebagainya sebagai bukti dampak negativ dari
pengaruh modernisasi.
Adapula penyebabnya karena sejak kecil pada masa saatnya mulai belajar
melakukan aktivitas motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat dan lain
sebagainya oleh orang tua atau kerabatnya sebagai bukti rasa kasih sayangnya
anak malah lebih sering digendong daripada dibimbing untuk berlatih berjalan
perlahan-lahan. (Desmita ,2005:18)
Keterampilan gerak dasar motorik kasar sebaiknya mulai diajarkan kepada
anak pada tahun-tahun permulaan disekolah Kelompok Bermain, yaitu melalui
berbagai bentuk-bentuk gerakan berjalan, berlari, melompat, dan melempar.
3
tahun, yang kemudian keterampilan gerak untuk berlari,melompat, dan melempar
tersebut, lebih dikuasainya sebelum ia memasuki sekolah.
Tingkat Pencapaian Perkembangan fisik motorik diantaranya menggerakan
badan dan kaki dalam rangka keseimbangan,kekuatan,kelincahan dan melatih
keberanian. Permainan fisik dengan teratur, serta menggerakan lengannya untuk
kelenturan, kekuatan otot dan koordinasi.
Pada setiap permainan maupun bermain yang dilakukan anak-anak, secara
langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi kondisi fisiknya.
Komponen motorik kasar secara langsung terlatih dengan melakukan aktivitas
bermain.
Pada umumnya manusia memiliki kecenderungan selalu ingin bergerak
sambil bersenang-senang untuk mengeluarkan segala potensi yang ada pada
dirinya.Biasanya bentuk-bentuk kegiatan disebut disalurkan melalui permainan.
Permainan tradisional dilihat dari segi kebudayaan merupakan kebudayaan
asli yang mendukung budaya nasional dan adat tradisi bangsa yang ikut
memperkaya unsur kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia. Pada awalnya
permainan tradisional ini dimainkan dengan peraturan yang sederhana lambat laun
permainan ini berkembang menjurus kepada permainan yang dipertandingkan
atau diperlombakan.Lebih lanjut lagi beberapa macam bentuk permainan
tradisional beberapa macam dimasukan sebagai pokok bahasan yang harus
disampaikan dan dipraktekkan.( Kusmaedi Nurlan 2009: 144)
Bentuk permainan tradisional sangat sederhana dalam arti tidak begitu sulit
4
Adapun unsur-unsur yang berpengaruh positif terhadap para pelakunya antara lain
terhadap ketangkasan, kecepatan, kelincahan, kejujuran, kelenturan dan
kerjasama. Selajutnya dihadapkan dapat membina kesegaran jasmani dan rohani
bagi para pelakunya.
Ada macam-macam permainan tradisional yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak. Jenis permainan tradisional, ada permainan yang
memerlukan alat, ada permainan yang tidak memerlukan alat. Ada permainan
menggunakan energi yang lebih banyak namun ada pula permainan yang
memerlukan energi yang lebih sedikit . Oleh karena itu, permainan tradisional
suatu bentuk permainan yang tidak mempunyai peraturan tertentu, baik mengenai
peraturan permainannya, alat-alat yang digunakan , ukuran lapangan maupun
waktu untuk melakukannya, hal ini disesuaikan dengan daerahnya
masing-masing.
Berdasarkan pengamatan yang terjadi dilapangan khususnya di Kelompok
Bermain Al-Munawaroh. Kemampuan lokomotor,anak masih kurang mampu
mengangkat satu kaki dengan seimbang.Kemampuan nonlokomor,anak masih
kurang mampu melakukan gerakan melompat . Sedangkan kemampuan
manipulatif , penampilan anak yang tidak konsisten pada setiap kesempatan yang
berbeda.
Hal ini terlihat dari dua belas anak yang bisa dalam pembelajaran motorik
kasar ada dua orang anak (91,6%) dan sisanya (8,4%) anak yang mampu
melakukan pembelajaran motorik kasar. Sementara itu kinerja guru pada waktu
5
pembelajaran yang berpusat pada guru, terlalu mendominasi serta terlalu cepat
memberikan penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan oleh anak dalam
kegiatan pembelajaran motorik kasar.
Berdasarkan kondisi tersebut melalui diskusi dan refleksi dengan guru
disepakati solusi tindakan untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan
permainan tradisional bebentengan.
Melalui permainan bebentengan anak akan lincah dalam kegiatan
permainan tersebut. Melalui permainan bebentengan dengan cara praktek
langsung anak akan memperoleh kesan lebih bersemangat mengikuti permainan
bebentengan. permainan tradisional merupakan has daerah dengan tujuan
meningkatkan kualitas kinerja guru melalui penyusunan program pembelajaran
atau latihan yang selaras dengan usia anak. Ada permainan yang memerlukan alat
namun ada pula yang tidak menggunakan alat, dimainkan oleh anak laki-laki dan
perempuan.
Beranjak dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas penulis merasa
tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang penerapan permainan tradisional
untuk meningkatkan kelincahan pada anak, oleh karena itu dalam penelitian ini
penulis merumuskan judul “Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak
Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Bebentengan Di Kelompok Bermain Al-
6
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
a. Identifikasi Masalah
Kemampuan fisik diperlukan dalam mempelajari gerak agar hasil
yang dicapai cukup efisien. Dalam kenyataannya, kemampuan fisik diperlukan
sebagai dasar untuk mengembangkan gerakan-gerakan ketangkasan. Kegiatan ini
dapat dilakukan guru pada minggu-minggu pertama anak memasuki kegiatan
pendidikan Anak Usia Dini. Melalui bantuan tradisional bebentengan.
Kemampuan-kemampuan tersebut dipilih dan dikelompokkan agar
memudahkan guru berbagai bentuk kemampuan yang mendasari kemampuan
fisik. Berbagai kemampuan fisik dapat disusun dan dikelompokkan dalam
permainan tradisional (Mahendra,2007 :39), antara lain :
a. Daya tahan (endurance)
Kemampuan tubuh mensuplai oksigen yang diperlukan untuk melakukan
suatu kegiatan. Apabila seseorang melakukan kegiatan latihan khusus
untuk memperbaiki daya tahannya maka akan terjadi peningkatan
kapiler-kepiler jaringan otot.
b. Kekuatan (Strength)
Kekuatan otot dapat dikembangkan melalui latihan-latihan otot melawan
tahanan yang ditingkatkan sedikit demi sedikit.
c. Kelentukan (Flexibility)
Kelentukan seseorang ditentukan oleh kemampuan gerak dari
sendi-sendi.Makin luas ruang gerak sendi-sendi makin baik flesibilitas
7
d. Kelincahan (agility)
Kemampuan seseorang untuk bergerak secar cepat.Komponen-komponen
agilitas adalah, malakukan gerak perubahan arah secara cepat.
Berdasarkan penjajakan kemampuan awal inilah guru dapat
mengindentifikasi dan mengelompokkan berbagai kemampuan yang relative
sejenis sehingga akan lebih memudahkan guru memberikan arah pengembangan
kegiatan pembelajaran pada anak tersebut.
Kemampuan motorik kasar anak di kelompok bermain Al-Munawaroh masih
rendah, terbukti dengan kurang antusiasnya anak-anak dalam melakukan gerakan
fisik/motorik kasar yang diberikan oleh guru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fisik/motorik kasar pada anak antara lain :
a. Faktor keluarga
Orang tua bersama para pendidik dan lingkungan memiliki peran yang
sangat penting dalam membantu anak mengembangkan potensi
kecerdasan yang memilikinya.
b. Faktor lingkungan
Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering
digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan
motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu
penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot
8
c. Faktor guru
Guru semestinya memberikan metode yang tepat dalam menyampaikan
pembelajaran motorik kasar kepada anak, oleh karena itu dipilihlah
metode praktek langsung oleh peneliti untuk menyampaikannya. Namun,
sebelumnya guru harus memberi pengarahan kepada anak mengenai
permainan yang digunakan tersebut, supaya anak menjadi antusias dalam
mengikutinya.
d. Media
Media edukatif dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan
alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik/guru.
Menggunakan berbagaimedia edukatif dan sumber belajar . Pembelajaran
bagi anakmotorik kasar, serta mampu menerima rangsangan sensorik.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian ini penulis merumuskan beberapa permasalahan penelitian
sebagai berikut.
1. Bagaimana kemampuan motorik kasar anak di Kelompok Bermain Al – Munawaroh sebelum diterapkannya permainan tradisional bebentengan ?
2. Bagaimana langkah-langkah permainan tradisional bebentengan untuk
meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak Kelompok Bermain
Al – Munawaroh ?
3. Bagaimana hasil peningkatkan kemampuan motorik kasar di Kelompok
Bermain Al-Munawaroh setelah dilaksanakan permainan tradisional
9
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan, maka tujuan penelitian
tindakan kelas ini adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan motorik kasar pada anak di Kelompok
Bermain Al- Munawaroh sebelum dilaksanakan permainan tradisional
bebentengan.
2. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan
motorik kasar pada anak di Kelompok Bermain Al- Munawaroh.
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik kasar di Kelompok
Bermain Al-Munawaroh setelah dilaksanakan permainan tradisional
bebentengan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti
bagi :
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembinaan dan pelatihan
yang intensif terhadap pada guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini
dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka
inovasi pembelajaran khususnya tentang permainan tradisional untuk
10
b. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa dalam memahami pembelajaran motorik kasar dengan baik.
b. Bagi Guru
Meningkatkan kemampuan mengajar dalam membantu guru menyediakan
media yang lebih operatif.
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di
tingkat pendidikan, dapat menjadi rujukan sekolah dalam mengambil
kebijakan tentang peraturan sekolah, dan dapat membantu tercapainya tujuan
pembelajaran motorik kasar.
d. Bagi Lembaga
Dapat menjadi bahan bacaan dalam karya tulis ilmiah bagi para mahasiswa
atau pembaca yang ada dalam lembaga tersebut.
e. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman mengajar dengan menggunakan model dan
media pembelajaran dalam pendidikan.
E. Stuktur Organisasi Skripsi
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bagian (bab) , yaitu:
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis membahas dan mengemukakan tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah,tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
11
Dalam bab ini mengemukakan teori-teori yang sesuai penelitian yang
berhubungan dengan yang masalah. Kerangka pemikiran dan hipotensis
penelitian.
BAB III Metode Penelitian
Dalam bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ,lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data dan kisi-kisi instrumen.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab IV memuat dua hal utama yaitu pengolahan atau analisi data untuk
menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan
data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kualitatif yang diuraikan
dalam Bab III. Bagian ini pembahasan mendiskusikan temuan tersebut
dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas dalam Bab II.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Dalam Bab V disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan
penelitian. Saran berisikan harapan penulis kepada pembaca,baik itu
penelitian lain atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan masalah yang
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Al-Munawaroh yang
terletak di Bukit Nyampai Rt.01 Rw.02 Desa Mandaherang Kecamatan Cimalaka
Kabupaten Sumedang 45321.
Subjek dalam penelitian adalah anak Kelompok Bermain Al–Munawaroh
yang berjumlah 12orang siswa, yang terdiri dari 7 orang siswa laki-laki dan
5orang perempuan.
B. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah berbentuk siklus, setiap siklus terdiri dari satu pertemuan.Pada
akhir pertemuan diharapkan tercapainya tujuan yang ingin dicapai yaitu
meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran motorik kasar dengan
memodifikasi suatu permainan.
Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral, yang dalam
pelaksanaanya merupakan proses pengkajian berdaur melalui empat tahap
kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan. observasi, dan reflektif.Hasil
refleksi pada siklus berikutnya merupakan bahan pertimbangan untuk perncanaan
tindakan pada sirklus berikutnya.
Desain tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum meningkatkan
keterampilan motorik kasar melalui permainan bebetengan di Kelompok Bermain
Al – Munawaroh Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Didalamnya berisi
tindakan-32
tindakan untuk memperbaiki teknik, metode dan media yang digunakan, serta
rencana dan teknik pengolahan data.
Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran kemampuan motorik kasar
dengan menggunakan modifikasi permainan bebetengan di anak .
Observasi merupakan kegiatan mengamati proses dan hasil dari
pelaksanaan penerapan metode permainan bebetengan pada anak Kelompok
Bermain Al–Munawaroh Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang.
Pelaksanaan observasi waktunya bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan ,
yang intinya diajukan untuk mengamati, merkam, dan mendokumenmtasikan
setiap indikator dari proses dan hasil pelaksanaaan tindakan maupun efek
sampingnya.
Refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi, dan eksplanasi
terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi selama tindakan metode
permainan bebetengan pada Kelompok Bermain Al-Munawaroh. Dalam
penelitian tindakan kelas ini, digunakan model spiral Kemmis dan Taggart, yaitu
model siklus yang dilakukan secara berulang, berkelajutan artinya semakin lama
diharapkan semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau
33
S. Saud (1988: 226)
Model Kemmis & Mc Tanggart (1988)
Membahas mengenai teori dan praktek permainan/olahraga tradisional
bebentengan, meliputi peraturan permainan dan pertandingan/perwasitan,
teknik dasar bebentengan, dan menerapkannya dalam praktek bermain dan
bertanding, kemudian disertai dengan latihan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam PTK sebagai berikut.
1. Perencanaan Tindakan
a. Mengurus perizinan dari lembaga terkait dan Kepala Sekolah
b. Observasi dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran awal tentang
34
c. Menyusun rencana penelitian yaitu dengan membuat siklus-siklus
penelitian dengan prosedur, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan,
(3) observasi, (4) refleksi.
1. Tahap Perencanaan
Tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah
yang hendak dipecahkan dan hipotesis yang diajukan. Rencana tindakan disusun
untuk menguji secara empirik dari ketepatan hipotesis yang diajukan. Ini berarti,
suatu tindakan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran motorik kasar
dengan menggunakan modifikasi permainan. Adapun langkah-langkah kegiatan
yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan 1 adalah sebagai berikut :
a) Membuat skenario pembelajaran.
b) Penentuan metode mengajar.
c) Membuat alat evaluasi belajar untuk melihat peningkatan hasil belajar
siswa dalam belajar gerak.
d) Membuat lembar observasi maupun catatan lapangan untuk melihat
kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
mengembangkan modifikasi permainan.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan, peneliti berperan sebagai observer berkolaborasi
dengan guru sebagai prakisi. Guru sebagai prakisi dalam pelaksanaan tindakan
bertugas melaksanakan rencana tindakan kelas dalam pembelajaran motorik kasar
35
3. Tahap Pengamatan
Pengamatan dalam tindakan kelas ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi atau keterangan mengenai proses pembelajaran menggunakan
modifikasi permainan. Pengamatan tersebut mengacu pada lembar pedoman
observasi kinerja guru dan aktivitas siswa yang telah disediakan. Informasi hasil
pengamatan yang terkumpul adalah data mengenai pelaksanaan tindakan dan
hal-hal yang perlu dioptimalkan berdasarkan data atau informasi tersebut.
4. Tahap Refleksi
Langkah ini merupakan kegiatan analisis-sintesis, interprestasi, dan
eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan,
setiap informasi yang didapatkan akan dikaji dan difahami bersama oleh praktisi
dan peneliti. Informasi yang terkumpul perlu diuraikan, dicari kaitannya antara
yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya,
dikaitkan dengan dikaitkan dengan kategori yang relevan, melalui proses refleksi
yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang tajam untuk menentukan tindakan
berikutnya atau siklus kedua, kegiatan refleksi di bawah ini meliputi hal-hal yang
tercantum di bawah ini.
1. Mendiskusikan langkah selanjutnya dari hasil data yang diperoleh.
2. Mengecek dari data yang telah terkumpul dari pengamatan hasil
observasi yakni berdasarkan format hasil kinerja guru dan kemampuan
siswa.
3. Penyusunan kembali rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
36
C. Metode Penelitian
Penelitian ini bercorak penelitian kelas (PTK).Penelitian tindakan kelas
menurut Wardhani (2009: 34) adalah “ Penelitian yang dilakukan oleh guru
didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat”. Secara
prosedur penelitian tindakan kelas ditentukan oleh suatu kajian reflektif diri
secara inovatif, partisipasi diri ,kolaboratif terhadap latar alamiah dan impikasi
dalam suatu tinadakan. Denagn demikian classroom action research (PTK) adalah
upaya untuk memecahkan masalah- masalah pendidikan yang dihadapi guru serta
dapat dipecahkan secara kolaboratif dengan teman sejawat untuk mencapai
peningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran yang dihadapinya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007: 3)
mendefinisikan bahwa, “ Metodologi Kualitatif prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati ’’.
Penelitian ini peneliti memilih menggunakan pendekatan kualitatif, alasan
memilih pendekatan kualitatif adalah berdasarkan pendapat Moleong (2007:5),
yaitu sebagai berikut:
Pertama , menyesuaikan metode lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda: kedua metode ini menyajikan secara langsung hakikat berhubungan antara peneliti dengan respoden; dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
Selain itu, penelitian kualitatif mempunyai sejumlah ciri yang dapat
37
dari pendekatan untuk mengolah data sesuai dengan karakteristik pendekatan
kualitatif tersebut. Menurut pendapat Moleong (2007 : 4-8) karateristik
pendekatan kualitatif adalah:
Latar ilmiah, manusia sebagai instrumen,metode kualitatif, analisis secara induktif, teori dasar, deskriptif,lebih mementingkan proses daripada hasil, ada batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan kata, desain yang bersifat sementara, hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Pendekatan kuatitatif menurut McMilan dan Schumacher
(Wardhani.2009:44) mengatakan bahwa
Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang ditempat penelitian. Dengan penelitian kualitatif ini penelito akan menggambarkan dan menganalisis setiap individu dalam kehidupan dan pemikirannya.
D. Definisi Operasional
Dalam menghindari penafsiran yang salah mengenai pembelajaran dengan
permainan tradisional , penulis paparkan sebagai berikut :
1. Keterampilan motorik kasar adalah kemampuan anak dalam melakukan
gerakan-gerakan anak dapat berjalan dengan seimbang, anak dapat berjalan
maju pada garis lurus ,anak dapat berlaru seimbang tanpa jatuh, anak dapat
melakukan gerakan melompat ke depan, kebelakang dan kesamping,anak
dapat berlari sambil melompat, anak dapat melakukan gerakan merunduk dari
serangan lawan dan melakukan gerakan tangan untuk menghadang lawan.
2. Permainan tradisional bebentengan adalah permainan yang di suatu daerah
38
gerak,kelincahan, strategi, pesan moral, kejujuran,kompetisi lagu, kata-kata
dan hal-hal lain yang bersifat mendidik. Dalam permainan tradisional semua
pemain akan memerankan perananya dengan karakter permainan, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Guru mendemonstrasikan cara bermain dalam permainan bebentangan.
b. Sebelum permainan dimulai diadakan diadakan undian , yang kalah
sebagai penjaga dan menang sebagai penyerang
c. Regu penjaga menempati garisnya masing-masing dengan kedua kaki
berada diatas garis, sedangkan regu penyerang siap untuk masuk
d. Permainan dimulai setelah wasit membunyikan peluit.
e. Penyerang berusaha melewati garis depan dengan menghindari tangakapan
atau sentuhan pihak penjaga.
f. Penjaga berusaha menyentuh penyerang dengan tangan dalam posisi
kedua kaki berpijak di atas garis atau salah satu kaki berpijak di atas garis ,
sedangkan kaki yang satu lagi melayang.
g. Permainan dinyatakan salah apabila penyerang disetuh penjaga.
h. Penggantian pemain diadakan pada saat permainan sedang berhenti (pada
saat pergantian).
i. Setiap pemain yang telah berhasil melewati seluruh garis dari garis depan
sampai dengan garis belakang dan dari garis belakang samapi dengan
39
j. Demikian seterusnya permainan berlari tanpa berhenti kecuali kalau
dihentikan oleh wasit karen tertangkap atau tersentuh, pemain membuat
kesalahan dan waktu istirahat.
k. Apabila permainan telah berjalan 20 menit , wasit membunyikan peluit
tanda istirahat dan posisi pemain dicatat.
l. Apabila permainan babak kedua dilanjutkan posisi pemain sama seperti
pada saat permainan dihentikan.
m. Nilai diperoleh apabila, pemain yang telah berhasil melewati garis depan
sampai dengan belakang diberi nilai 1.
n. Pemain yang berhasil melewati garis belakang sampai dengan garis depan
diberi nilai 1.
E.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya:
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini merupakan cara pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap
proses pembelajaran penerapan permainan tradisional bebentengan dan
kemampuan anak dalam motorik kasar.Agar observasi yang dikembangkan oleh
guru dengan mengacu pada indikator yang telah diterapkan.
Teknik observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data
40
permainan tradisional bebentengan untuk mengatahui sejauhmana peningkatan
kemampuan motorik kasar pada anak.
[image:41.595.112.510.227.606.2]Berikut adalah contoh pedoman observasi yang digunakan untuk anak.
Tabel 3.1
Pedoman Observasi
1. Nama anak : ……….
2. Kelas/Kelompok : ……….
3. Hari/Tanggal observasi : ……….
No Aspek yang diobservasi Hasil Observasi
2. Wawancara
Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada guru pengajar sebagai
mitra peneliti untuk mengetahui tentang pelaksanaan permainan tradisional
bebentengan yang telah dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung. Hasil dari wawancara dapat diketahui kendala-kendala yang dihadapi
oleh guru selama pelaksanaan permainan tradisional bebentengan untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam kemampuan motorik kasar. Instrumen
41
[image:42.595.111.513.195.649.2]Berikut adalah contoh pedoman wawancara yang digunakan untuk anak.
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
1. Nama anak : ……….
2. Usia : ……….
3. Jenis Kelamin : ……….
4. Tanggal Wawancara : ……….
5. Tempat Wawancara : ……….
6. Wawancara ke : ……….
Aspek Sosial No
Pertanyaan Senang Ragu-ragu
Tidak Senang
* Jawaban dapat diberi tanda cek (√)
* Pertanyaan dapat diperbanyak
Guru
42
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan
pengamatan atau observasi, Berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas,
pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa,
mungkin juga hubungan orang tua siswa, iklim sekolah, leadership kepala
sekolah;demikian pula kegiatan lain dari penelitian ini seperti aspek orientasi,
perencanaan,diskusi, dan refleksi, semuannya dapat dibaca kembali dari catatan
lapangan ini( Rochiati, W.2008:125)
Catatan lapangan ini berisi rekaman perkembangan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran digunakan untuk menjaring data yang dilihat,
didengar dan diamati untuk menentukan hasil analisis. Catatan lapangan sama
halnya dengan pedoman observasi digunakan untuk mengumpulkan data sesuai
dengan tuntutan tujuan yang hendak dicapai yaitu kinerja guru dan aktivitas anak
selama proses pembelajaran permainan bebentengan. Catatan lapangan ini pun
dapat merefleksikan tindakan yang telah dilakukan peneliti, apabila tidak
mencapai target maka perlu dilakukan tindakan berikutnya.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mempelajari dan
mendalami berbagai dokumen yang berkaitan dengan penerapan permainan
tradisional bebentengan dan kemampuan motorik kasar. Dolumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah
dilaksanakan, data kemampuan anak sebelum penerapan permainan tradisional
43
Berikut adalah contoh pedoman studi dokumentasi.
Tabel 3.3
PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI
Nama TK : ………..
Sumber data : ………..
No. Data yang
Dibutuhkan Indikator
Keterangan
Deskripsi Ada Tidak
Ada
…………, ………
Responden
(……….) F. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen
Kisi-kisi instrumen yang disusun oleh peneliti terdiri dari :
1. Berjalan dan berlari
2. Menghindar dari serangan lawan
3. Melewati benteng lawan
Berikut adalah tabel 3.3 yang merupakan desain kisi-kisi instrumen
penerapan permainan tradisional bebentengan untuk meningkatkan kemampuan
42
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Peningkatan Motorik Kasar
Melalui Permainan Tradisional Bebentengan
Varibel Aspek Indikator Teknik
Pengumpulan Data Sumber Data Butir Item
A. Motorik Kasar
1. Berjalan dan berlari
2.Melewati benteng lawan
a. Berjalan maju pada garis lurus.
b. Berjalan ke samping pada garis lurus
c. Berlari seimbang tanpa jatuh.
d.Melakukan gerakan melompat ke depan
e. Melakukan gerakan melompat ke belakang
f. Berlari sambil melompat
a.Melakukan gerakan merunduk dari serangan lawan
Observasi
Observasi
Anak
Anak
1- 6
43 B. Permainan Tradisional Bebentengan 1. Perencanaan pembelajaran 2. Pelaksanaan kegiatan permainan bebentengan
untuk menghadang lawan Komponen-komponen pembelajaran ,meliputi : a. Tema pembelajaran b. Materi pembelajaran c. Metode pembelajaran d. Media pembelajaran e. Evaluasi pembelajaran
Dokumen perencanaan pembelajaran meliputi :
a. Kurikulum yang digunakan
b. Mengkomunikasikan tema dan kegiatan yang akan dilakukan anak-anak
c. Catatan penilaian anak d. Buku kegiatan anak
Kegiatan pembukaan yang terdiri :
a. Menyiapkan alat dan media yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan permainan bebentengan
b. Mengkomunikasikan tema dan kegiatan yang akan dilakukan
44
kegiatan pembelajaran. d. Mengkondisikan anak
untuk mengikuti kegiatan
Kegiatan pengembangan yang terdiri dari :
a. Membimbing anak belajar dalam kelompok agar dapat bekerjasama dengan temannya.
b. Untuk mengetahui manfaat dari tubuh dan memahami nama serta fungsi macam-macam bagian tubuh yang melekat pada diri anak Kelompok bermain seperti kaki, tangan, mata dan telinga.
c. Memberikan dorongan pada anak supaya bersemangat. d. Mengamati/ mengobservasi
anak dalam pengembangan kegiatan permainan tradisional.
Kegiatan penutup yang terdiri dari :
a. Mengadakan tanya jawab seputar kegiatan yang telah
45
pada anak untuk menjelaskan dan melaporkan hasil dari tiap kelompoknya.
c. Memberikan kesempatan
pada anak untuk
48
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data
kualilatif. Data yang diperoleh dari hasil observasi , wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi dianalisi kedalam bentuk deskriftif. Tahapan analisi data pada
penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Reduksi data
Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan, dan perumusan perhatian
untuk penyederhanaan, abstraksi, transformasi data kasar yang diperoleh menjadi
informasi hasil tindakan. Reduksi data dimulai dari pembuatan rangkuman dari
setiap data dengan tujuan agar mudah dipahami. Keseluruhan rangkuman data
yang berupa hasil observasi, wawancara , tes dan catatan lapangan mengenai
meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak menggunakan permainan
tradisional bebentengan berdasarkan permasalahan yang diteliti.
2. Mendeksipsikan data
Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi untuk menarik
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang digunakan dalam
bentuk paparan naratif. Data yang sudah dibuat terorganisasi dideskripsikan
[image:50.595.112.514.240.599.2]menjadi bermakna. Mendeskripsikan data dapat dilakukan dalam bentuk narasi,
grafik, maupun tabel. Pada penelitian permainan tradisional bebentengan ini data
yang telah direduksi disajikan dalam bentuk deskripsi yang menyeluruh pada
49
3. Penyimpulan
Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan
materi makna setiap gejala yang diperolehnya yang mungkin ada, alur kausalitas
dari penomena dan proporsi. Selanjutnya data tersebut disusun dan
dikategorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir
diperiksa keabsahannya. Dalam bentuk pernyataan atau formula singkat
berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat.Data yang telah terkumpul
dari penerapan permainan tradisional bebentengan diinterprentasi berdasarkan
teori pembelajaran motorik kasar dinterpretasikan berdasarkan teoori
pembelajaran fisik motorik dalam pengenalan motorik kasar yang disesuaikan
dengan hasil temuan dilapangan. Hasil dari interpretasi disajikan sebagai acuan
untuk melaksanakan siklus berikutnya.
I. Validasi Data
Keasahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari
aspek validasi data penelitian, untuk menguji reaksi penelitian dapat dilakukan
dengan teknik triangulasi, member chek, dan exper opinion, Wiriatmaja
(1993:163):
1. Member Check
Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesalahan data dalam proses ini
data tentang seluruh pelaksanaan tindakan dikonfirmasikan kepada guru dan siswa
melalui kegiatan reflektif pada setiap akhir pembelajaran melalui diskusi.
Memeriksa kembali keterangan-keterangan atau infomasi data yang dipeoleh
50
Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menguji konsistensi informasi yang
dituangkan. Data atau informasi dalam penelitian ini diperoleh dan
dikongfirmasikan dengan guru Kelompok Bermain yang berjumlah 3 orang
melalui diskusi.
2. Triangulasi
Memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.
Memeriksa kebenaran data yang diperoleh dari penelitian dengan cara
membandingkan dengan hasil orang lain yang ikut serta terlibat dalam
pelaksanaan permainan tradisional bebentengan. Sumber yang dapat digunakan
dalam penelitian ini yaitu guru lain sebagai mitra peneliti dan anak yang menjadi
subjek penelitian.
3. Audit trial
Mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara
mendiskusikan dengan pembimbing dan teman-teman mahasiswa. Penelitian ini
berarti memeriksa catatan yang telah dibuat peneliti dan memeriksaan kebenaran
dari hasil penelitian penerapan permainan tradisional bebentangan untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam motorik kasar. Pemeriksaan yang
dilakukan dengan cara mendiskusikan dengan kawan sejawat yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang sama atau lebih.
4.Expert opinion
Kegiatan validasi data dengan meminta nasihat kaepada pakar orang yang
ahli di bidang penelitian tindakan kelas. Peneliti meminta nasihat kepada para
pembimbing untuk memperoleh masukan dan arahan terhadap masalah-masalah
yang timbul dalam semua tahapan kegiatan penelitian penerapan permainan
tradisional bebentengan untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal motorik
92
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berikut ini peneliti akan menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh
dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian Meningkatkan
Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional
Bebentengan . Kedua hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta analisis dari permainan
tradisional bebentengan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak
yang dilakukan di Kelompok Bermain Al-Munawaroh Cimalaka, maka peneliti
membuat kesimpulan sebagai berikut :
Penerapan permainan tradisional bebentengan pada pembelajaran
motorikkasar anak di Kelompok Bermain dianggap telah berhasil dalam
meningkatkan proses pembelajaran, kinerja guru serta aktivitas dan hasil belajar
anak.
Setelah melaksanakan tindakan sebanyak dua siklus, diperoleh data bahwa
penerapan permainan tradisional dapat meningkatkan kinerja guru dan aktivitas
anak sehingga kemampuan anak dalam pembelajaran motorikkasar meningkat.
Jumlah anak yang dinyatakan berhasil berdasarkan data awal adalah 2 orang
(16,66 %). Setelah siklus I diterapkan jumlahnya meningkat menjadi 6 orang (50
%) dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 11 orang (98,3 %), namun 1 orang
(3,33 %) tergolong berhasil dengan bantuan sehingga dapat ditarik kesimpulan
93
B. Rekomendasi
Permainan tradisional bebentengan merupakan suatu strategi
pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar. Dengan
memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di
Kelompok Bermain AL-Munawaroh Kabupaten Sumedang, ada beberapa hal
yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, adalah
sebagai berikut :
l. Bagi Guru
a. Permainan bebentengan merupakan salah satu alternatif yang dapat
digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam
pembelajaran motorik. Namun demikian, guru pendidikan jasmani
harus mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik
pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada
pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman
materi, dan hal-hal lainya yang masih perlu dipertimbangkan.
b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai
modifikasi pembelajaran motorik kasar, sehingga dalam
penerapannya tidak menjadi salah persepsi.
c. Guru sebagai fasilitator harus mau dan mampu mengadakan
perubahan pada cara mengajar yang tadinya lebih banyak terpusat
pada guru, sekarang harus mulai merubahnya menjadi suatu
94
kreatifitas peserta didik sehingga pembelajaran itu akan lebih
menarik.
2. Bagi Siswa
a. Para siswa perlu dibina untuk melakukan pembelajaran motorik
kasar agar bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran
motorik kasar dapat berguna bagi kehidupannya kelak.
b. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran
pendidikan jasmani. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat
yang dimiliki setiap anak.
3. Bagi Lembaga
Sebagai sumbangan pemikiran yang dapat memperkaya khasanah karya
ilmiah yang berkaitan dengan pembelajaran motorik kasar menggunakan
permainan tradisional bebentengan untuk meningkatkan ketangkasan
dan motivasi siswa.
4. Bagi Sekolah
a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran motorik kasar , maka
pihak sekolah diharapkan berupaya untuk memberikan kontribusi
yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan
peraturan pemerintah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sarana
dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun
95
b. Dalam meningkatkan bakat dan minat terhadap motorik kasar , maka
perlu diadakannya pertandingan baik pada tingkat gugus, kecamatan,
maupun tingkat kabupaten yang dilakukan secara berkala.
c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu
diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat
meningkatkan kemampuan mengajamya dalam rangka inovasi
pembelajaran pendidikan jasmani.
5. Bagi peneliti lain
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus
landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan
modifikasi pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti
lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan
menjadikannya modifikasi dalam pembelajaran sebagai tindakan.
c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas
hendaknya menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga
temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran motorik kasar ini
96
DAFTAR PUSTAKA
Darujannah.(2011). PengertianMotorik.[Online].Tersedia:http//pgtkdarujannah. Blogspot.com[10oktober2012].
Depdikbud.(1986). PermainandanMetodik. Jakarta: Percetakan Negara RI.
Departemen Pendidikan Nasional (1995).Pengembangan Kemampuan MotorikKasar di Taman Kanak-kanak [Online]: Tersedia : http//tunaspe deteksi dan intervensi dini gerakan motorik kasar. [4Mei2012]
Departemen Pendidikan Nasional (1998). Aspek-aspek Perkembangan Anak UsiaDini [Online] : Tersedia :http://belajar psikologi.com/aspek-aspek.perkembangan-anakusiadini/alus.html.[4Mei2012]
Desmita.(2005). PsikologiPerkembangan.Bandung: RemajaRosdakarya
Hurlock, E.B. (1999). PerkembanganAnak. Jakarta: Erlangga.
Ismail, Adang. (2007). Education Games. Jakarta: Pilar Media.
Judarwanto W. (1973) .Klinik Intervensi Motorik Kasar [Online]: Tersedia http:// children clinic.wordpress.com[4Mei2012]
Kasbolah, Kasihani, (1998). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: Depdikbud
KusmaediNurlan. (2009). PermainanTradisional. UPI Sumedang.
Moeslihatoen.(2004). MetodePengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. RinekaCipta.
Mubarok,M .(2008). Plus BCM RahasiaCerdasBelajarBermain Surabaya.Bermain.PT. Java Pustaka Media Utama
Moleong,lexy.j(2007).Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya
Setiawan,(2002). PengertianPermainan.[Online]: Tersedia: http:// 4loveandlife.blogspot.com
Soemitro. (1992). Permainan
Kecil.DepartemenPendidikandanKebudayaanDirektoratJendralPedidikanTi nggiProyekPembinaanTenagaKependidikan
Sukintaka (1983) TeoriBermainUntuk D2 PGSD Penjakes.Jakarta :Depdikbud
97
Sugiyono.(2005). Memahami Penelitian Kulitatif. Bandung: Alfabet
Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung. RemajaRosda.
Wardhani.(2007 ). PenelitianTindakanKelas. Bandung.Universitas Terbuka