• Tidak ada hasil yang ditemukan

ENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI KEGIATAN MENARI ANIMAL DANCE PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ABA KUTU ASEM YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI KEGIATAN MENARI ANIMAL DANCE PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ABA KUTU ASEM YOGYAKARTA."

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI

KEGIATAN MENARI

ANIMAL DANCE

PADA ANAK KELOMPOK A DI

TK ABA KUTU ASEM YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Kurnia Munawaroh NIM 12111247014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis

atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti

tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah

asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode

berikutnya.

Yogyakarta, 25 Januari 2015

Yang menyatakan,

Kurnia Munawaroh

(4)
(5)

v MOTTO

“Pendidikan seni (tari) sangat berpengaruh pada perkembanganan anak yang ditandai dengan perkembangan motorik”.

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Sksipsi ini kupersembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu yang telah banyak memberikan dukungan serta doa yang tulus

kepadaku.

2. Almamaterku tercinta Universitas Negeri Yogyakarta

3. Program Studi PG PAUD UNY yang kubanggakan

(7)

vii

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI KEGIATAN MENARI ANIMAL DANCE PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ABA KUTU

ASEM YOGYAKARTA

Oleh

Kurnia Munawaroh NIM 12111247014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar melalui kegiatan menari animal dance pada kelompok A TK ABA Kutu Asem Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan karena terdapat permasalahan dalam keterampilan motorik kasar pada anak kelompok A TK ABA Kutu Asem Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif. Dengan menggunakan prosedur penelitian model Kemmis & Mc Taggart. Subyek dalam penelitian ini adalah anak-anak kelompok A TK ABA Kutu Asem yang berjumlah 15 anak yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Objek penelitian adalah kekuatan, koordinasi dan kelincahan anak. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan menari animal dance dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak. Kegiatan menari animal dance dilakukan secara bertahap dengan mengajarkan gerakan tarian tahap demi tahap dari satu gerakan ke gerakan berikutnya sehingga terjadi peningkatan keterampilan motorik kasar pada setiap siklusnya.Peningkatan dapat dilihat pada hasil penelitian kondisi awal keterampilan motorik kasar anak sebesar 11.11%, setelah dilakukkan tindakan pada Siklus I keterampilan motorik kasar anak meningkat menjadi 33,33%, pada Siklus II keterampilan motorik kasar anak meningkat menjadi 84,44%. Penelitian dihentikan pada Siklus II karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

serta hidahyah-NYA, sehingga tugas akhir skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar melalui Kegiatan Menari Animal Dance pada Anak

Kelompok A di TK ABA Kutu Asem Yogyakarta” dapat terselesaikan dengan baik dan lancar sesuai harapan.

Sehubungan dengan selesainya penelitian ini dilaksanakan untuk

melengkapi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi ini tentu tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu perkenankanlah dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada Bapak/Ibu

tersebut di bawah ini.

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan

untuk menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

3. Bapak Dr. Suwarjo, M.Si, dosen pembimbing I yang telah berkenan

meluangkan waktu, untuk memberikan bimbingan, arahan, saran dan

motivasi kepada penulis selama proses penelitian hingga penulisan skripsi

ini.

4. Ibu Eka Sapti Cahyaningrum, M.M, M.Pd, dosen pembimbing II skripsi yang

telah berkenan meluangkan waktu, untuk memberikan bimbingan, arahan,

saran, dan motivasi kepada penulis selama proses penelitian hingga

(9)

ix

5. Bapak dan ibu dosen PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya.

6. Ibu Talkhisah, S. Ag, Kepala sekolah TK ABA Kutu Asem Yogyakarta yang

telah memberikan izin, kesempatan, dan kemudahan dalam kegiatan

penelitian.

7. Apriaji Ramadhani, kolaborator, terimakasih atas bantuannya.

8. Anak kelompok A TK ABA Kutu Asem Tahun Ajaran 2014/2015 yang dengan

senang hati mengikuti kegiatan menari animal dance.

9. Keluarga besar guru dan karyawan TK ABA Kutu Asem Yogyakarta.

10. Orang tua, Teman dan sahabat yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat untuk semua pihak.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan kepada semua

pihak. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diharapkan.Peneliti berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Aamiin.

Yogyakarta, 25 Januari 2015

Penulis

Kurnia Munawaroh

(10)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah……….. 1

B. Identifikasi Masalah………...……….. 6

C. Pembatasan Masalah………...……… 6

D. Perumusan Masalah………...……. 6

E. Tujuan Penelitian………..…… 6

F. Manfaat Penelitian……… 6

G. Definisi Operasional………. 7

BAB II. KAJIAN TEORI A. Hakekat perkembangan motorik kasar………...….. 9

1. Pengertian Perkembangan Motorik………..….. 9

2. Prinsip Perkembangan Motorik……….... 10

3. Aspek perkembangan motorik………... 11

4. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik……… 13

5. Fungsi Motorik………. 14

6. Unsur-Unsur Keterampilan Motorik Kasar……… 15

7. Karakteristik Perkembangan Motorik Anak Usia 4-5 Tahun….….. 17

(11)

xi

B. Hakekat seni tari untuk anak usia dini……….. 20

1. Pengertian Tari Secara Umum……… 21

2. Jenis Tari……….. 22

3. Tari Bagi Anak Usia Dini……… 23

4. Karakteristik Gerak Tari Anak Usia Dini……….…. 24

5. Manfaat Tari Bagi Anak Uia Dini………... 25

C. Animal Dance………. 26

D. Penelitian yang Relevan……….. 28

E. Kerangka Berpikir……….. 29

F. Hipotesis Tindakan……….. 31

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………. 32

B. Subyek Penelitian………. 32

C. Tempat dan Waktu Penelitian………. 32

D. Setting Penelitian……….. 33

E. Prosedur Penelitian……….. 33

F. Teknik Pengumpulan Data………... 36

G. Instrumen Pengumpulan Data………. 36

H. Teknik Analisis Data……….. 39

I. Indikator Keberhasilan……….. 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...41

1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 41

2. Deskripsi Subyel Penelitian... 41

3. Deskripsi Hasil Penelitian... 42

a. Deskripsi Pra Tindakan... 42

b. Deskripsi Siklus I... 44

c. Hipotesis Tindakan... 53

d. Deskripsi Siklus II... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 60

C. Keterbatasan Penelitian... 63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 64

(12)

xii

DAFTAR PUSTAKA... 66

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Instrumen lembar observasi keterampilan motorik kasar anak ... 37

Tabel 2. Rubik kemampuan motorik kasar ... 37

Tabel 3. Kondisi awal keterampilan motorik kasar anak ... 42

Tabel 4. Hasil pengukuran keterampilan motorik kasar Siklus I pertemuan I ... 47

Tabel 5. Hasil pengukuran keterampilan motorik kasar Siklus I pertemuan II... 58

Tabel 6. Hasil pengukuran keterampilan motorik kasar Siklus I pertemuan III... 50

Tabel 7. Hasil perbadingan kondisi awal dan Siklus I...51

Tabel 8. Hasil pengukuran keterampilan motorik kasar Siklus II pertemuan I.... 56

Tabel 9. Hasil pengukuran keterampilan motorik kasar Siklus II pertemuan II.... 58

Tabel 10. Hasil pengukuran keterampilan motorik kasar Siklus I pertemuan III.. 59

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Kerangka berfikir meningkatkan keterampilan motorik kasar

melalui menari animal dance ... 30

Gambar 2. Penelitian tindakan kelas model Kemiss dan Mc Taggart ... 33

Gambar 3. Grafik persentase keterampilan motorik kasar anak pada Pra

tindakan... 43

Gambar 4. Grafik persentase keterampilan motorik kasar anak pada kondisi awal dan Siklus I ... 52

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 69

Lampiran 2. Surat keterangan validasi Instrumen... 72

Lampiran 3. Lembar observasi dan rubrik instrumen... 74

Lampiran 4. Hasil observasi kondisi awal... 79

Lampiran 5. Lembar hasil observasi... 81

Lampiran 6. Rencana Kegiatan Harian... 88

(16)

1 BAB I PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. PAUD merupakan

salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada

peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan,

sosio emosional, bahasa dan komunikasi, sesuai keunikan dan tahap-tahap

perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Tujuan utama

diselenggarakannya PAUD yaitu untuk membentuk anak Indonesia yang

berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat

perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki

pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan dimasa dewasa (Aden

Ranggiasanka, 2011: 57).

Pada rentang usia lahir sampai 6 tahun anak mengalami masa

keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/

sensitif menerima berbagai rangsangan. Masa peka adalah masa terjadinya

kematangan fungsi fisik dan psikis, anak telah siap merespon stimulasi yang di

berikan oleh lingkungan (Montessori dalam Yuliani Nurani, 2009: 2). Masa peka

merupakan masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan

kognitif, bahasa, fisik motorik, dan sosio emosional pada anak usia dini. Pada

(17)

2

informasi yang anak terima akan berdampak pada kehidupan anak sampai dia

dewasa. Sejak lahir sampai 6 tahun sangat tepat untuk anak mempelajari

berbagai macam keterampilan, membentuk kebisaaan-kebisaaan yang akan

berpengaruh terhadap kehidupan selanjutnya. Masa peka pada masing-masing

anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara

individual. Masa peka yang dimiliki anak dapat distimulasi dengan baik ketika

anak berada pada usia 4 sampai 6 tahun yaitu usia Taman Kanak-kanak.

Di Taman Kanak-kanak terdapat lima aspek perkembangan yaitu nilai

agama moral, sosio emosional, bahasa, kognitif, dan fisik motorik, yang

merupakan aspek-aspek penting untuk menyiapkan anak memasuki pendidikan

lebih lanjut. Kelima aspek inilah yang nantinya akan menjadi bekal anak-anak

untuk melatih kemandirian dan bersosialisasi dengan orang lain. Sejak lahir

sampai 6 tahun, anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk

mengoptimalkan segala aspek perkembangannya melalui stimulasi yang

diberikan oleh guru atau orang tua. Dengan adanya stimulasi yang baik dan tepat

sasaran diberbagai aspek perkembangan maka anak akan tumbuh menjadi

pribadi yang baik.

Anak yang sedang berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan

sangat memerlukan perhatian khusus untuk segala aspek perkembangannya,

termasuk perkembangan motoriknya. Perkembangan motorik dibagi menjadi dua

yaitu motorik kasar dan motorik halus. Menurut Yudha M Saputra dan Rudyanto

(2005: 117-118), motorik kasar merupakan bagian dari aktivitas motorik yang

melibatkan keterampilan otot-otot besar, seperti melompat, menangkap bola,

berlari, sedangkan motorik halus merupakan kemampuan anak dalam

(18)

3

meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok dan memasukkan

kelereng. Keterampilan motorik halus berkembang setelah keterampilan motorik

anak berkembang. Artinya perkembangan motorik sebagai perkembangan dari

unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Terdapat hubungan yang

saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan gerak, dan kontrol

gerak, Keterampilan gerak anak tidak akan berkembang tanpa adanya

kematangan kontrol gerak. Kontrol gerak tidak akan optimal tanpa kebugaran

tubuh. Kebugaran tubuh tidak akan tercapai tanpa latihan fisik. Gerak pada anak

usia dini merupakan suatu aktivitas yang tak kunjung habis, sekaligus sebagai

tanda masa pertumbuhan dan perkembangaan anak secara normal. Gerak

sangatlah penting bagi anak usia dini, menurut Morison (1988: 186), gerak akan

memberikan kontribusi terhadap perkembangan intelektual dan keterampillan

anak di masa kehidupan selanjutnya. Perkembangan motorik merupakan salah

satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara

keseluruhan. Oleh karena itu peran penting bagi orang tua dan pendidik untuk

terus menstimulasi perkembangan motorik anak sangat diperlukan dalam masa

pertumbuhan. Perkembangan motorik pada anak usia dini, sangat memerlukan

banyak latihan dan kesempatan untuk menstimulasi perkembagan fisik secara

fundamental. Misalnya melompat, berlari, melempar, mendorong dan menarik.

Tujuan dari perkembangan motorik kasar menurut Yudha M Saputra

(2005: 115) antara lain adalah mampu meningatkan keterampilan gerak,

memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani, menanamkan sikap percaya

diri, menumbuhkan sikap bekerjasama, disiplin, jujur dan sportif. Selain itu dapat

mengembangkan kecerdasan anak, karena dapat merangsang otak melalui

(19)

4

oksigen ke otak sehingga syaraf-syaraf otak dapat berkembang. Melenturkan

otot-otot anak dan sebagai penunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat

dan terampil.

Gambaran tentang kondisi sekolah TK ABA Kutu Asem yang diamati

oleh peneliti, pegamatan awal yang dilakukan di TK ABA Kutu Asem yaitu TK

tersebut memiliki halaman yang sempit sekitar 12 m2, terdapat mushola, ayunan, dan papan titian yang masih jarang dimanfaatkan untuk media pembelajaran.

Halaman yang sempit membuat anak-anak merasa terbatasi ketika melalukan

aktivitas outdoor, terlebih lagi sekolah berbatasan langsung dengan jalan yang

cukup ramai. Hal ini dapat membahayakan bagi anak-anak yang bermain secara

aktif di luar ruangan. Hal ini disadari oleh pihak sekolah, keterbatasan ruang

gerak untuk anak membuat anak tidak dapat bergerak dengan bebas.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di TK ABA Kutu Asem

di kelas A yang berjumlah 15 anak yang terdiri dari 8 anak perempuan dan 7

anak laki-laki, memperoleh data bahwa keterampilan motorik kasar anak masih

belum optimal. Hal ini terlihat ketika peneliti mengamati anak-anak yang sedang

melakukan kegiatan senam sehat cerdas gembira didapati 4 anak masih belum

mau bergerak mengikuti irama musik, 8 anak masih merasa kesulitan dalam

bergerak, masih belum seimbang dan 3 anak sudah terlihat baik pada saat

pengamatan berlangsung. Pada saat bermain anak masih kesulitan dalam

melompat dan meloncat menggunakan dua kaki. Ketika menangkap bola besar

anak-anak mampu melakukannya, namun 8 anak masih sering meleset ketika

menangkap bola. Anak juga belum mampu berlari dengan cepat dan waktu

(20)

5

Berdasarkan pengamatan peneliti, upaya yang dilakukan oleh guru

selama ini kurang bervariasi dalam menstimulasi perkembangan motorik kasar.

Sebagian besar guru melakukan kegiatan bermain untuk mengembangkan

keterampilan motorik kasar anak menjadi satu dengan kegiatan pembelajaran.

adalah masih banyak kegiatan yang dapat diupayakan oleh guru untuk

mengembangakan aspek perkembangan motorik kasar anak salah satunya

dengan menari. Oleh karena itu peneliti mencoba mengadakan perbaikan dalam

upaya meningkatkan keterampilan motorik kasar pada anak melalui kegiatan

pembelajaran menari tari kreasi animal dance.

Tari kreasi animal dance merupakan tari kreasi baru yang dikenalkan oleh

zumba kid, dengan koreografer yang bernama Junko Agus. Animal dance telah

mendapat ijin dari persatuan ikatan guru TK Indonesia, yang telah di seminarkan

di beberapa kota. Animal dance terdiri dari tari elang, ular, kangguru, monyet dan

bebek. Peneliti memilih animal dance dikarenakan tarian ini memiliki beberapa

kelebihan dan sudah sesuai dengan karakteristik gerak anak TK. Tarian animal

dance memiliki beberapa manfaat antara lain adalah untuk melatih koordinasi

tangan dan kaki, melatih keseimbangan anak melatih kelenturan otot tangan dan

kaki. Menurut Junko Agus, tarian animal dance mengenalkan anak tentang

beberapa binatang yang ada di dunia, gerakan dalam tarian ini sederhana

sehingga mudah di ikuti oleh anak-anak TK. Tarian animal dance akan lebih

mudah jika dilakukan sambil menyanyikan lagu dalam tarian tersebut, hal ini

dapat dilakukan oleh anak-anak secara tidak sadar. Karena musik dalam tarian

animal dance sangat menarik bagi anak dan mudah dipahami oleh anak. Peneliti

memilih metode ini karena dari penelitian sebelumnya telah berhasil

(21)

6

anak-anak di TK ABA Kutu Asem secara tidak sadar dapat distimulasi untuk

bergerak secara aktif.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, permasalah

yang dihadapi dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Keterampilan motorik kasar yang dimiliki oleh anak masih belum optimal.

2. Metode pembelajaran yang diberikan guru belum bervariasi.

3. Halaman yang kurang luas membatasi anak untuk bergerak dengan bebas.

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa masalah yang dihadapi oleh anak kelompok A TK ABA

Kutu Asem maka peneliti membatasi penelitian ini pada keterampilan motorik

kasar oleh anak yang belum optimal.

D. Perumusan Masalah

Bagaimana meningkatkan keterampilan motorik kasar melalui kegiatan

menari animal dance pada anak kelompok A TK ABA Kutu Asem.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar

melalui kegiatan menari tari animal dance pada anak kelompok A TK ABA Kutu

Asem.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

terkait. Adapun manfaat ini dapat ditinjau dari segi teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta

(22)

7

pendidik dan pelaku di pendidikan anak usia dini untuk untuk dijadikan

sebagai salah satu metode yang bermanfaat untuk meningkatkan

keterampilan motorik kasar melalui tarian animal dance.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Anak

1) Anak lebih antusias dalam mengikut kegiatan pembelajaran.

2) Keterampilan motorik kasar anak pada anak dapat berkembang

optimal.

b. Bagi Guru

1) Meningkatkan kreativitas guru.

2) Memudahkan guru dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar

pada anak.

3) Memudahkan guru dalam melakukan penilaian keterampilan motorik

kasar pada anak.

G. Definisi Operasional

Menghindari kemungkinan meluasnya penafsiran terhadap

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka perlu

disampaikan definisi operasional yang akan di gunakan dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut:

1. Motorik kasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan

menggunakan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan

untuk mencapai keseimbangan.

2. Tarian animal dance yang dimaksud dalam peneitian ini adalah salah

satu bentuk tari kreasi baru. Gerakan-gerakan dari tari ini sangat

(23)

8

memberikan kesempatan kepada anak untuk meningkatkan

keterampilan motorik kasar anak, meningkatkan daya imajinasi, melatih

koordinasi tangan dan kaki, dan menjaga kebugaran tubuh anak. Tarian

yang digunakan dalam peneitian ini adalah adalah tari elang.

3. Anak TK kelompok A yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak

(24)

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Perkembangan Motorik Kasar

1. Pengertian Perkembangan Motorik Kasar

Perkembangan adalah proses perubahaan kapasitas fungsional atau

kemampuan kerja organ-organ tubuh kearah keadaan yang makin terorganisasi

dan terspesialisasi (Sumantri, 2005: 46). Menurut Agus Mahendra dan Yudha M

(2006: 3), perkembangan merupakan istilah umum yang mengacu pada

kemajuan dan kemunduran yang terjadi hingga akhir hayat. Perkembangan

meliputi semua aspek dari perilaku manusia. Dari kedua teori di atas maka

perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan fungsional menuju

pada kemajuan ataupun kemunduran yang terjadi sepanjang hayat.

Abu Ahmadi dan Sholeh Munawar (2005: 1) menyatakan bahwa

perkembangan adalah suatu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat

diulang kembali, dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan

yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diuangi. Menurut Agus

Mahendra dan Yudha M (2006: 5), perkembangan merupakan istilah umum yang

merujuk pada kemajuan dan kemunduran yang terjadi hingga akhir hayat. Dari

dua pernyataan di atas dapat disimpulkan banhwa perkembangan merupakan

suatu proses yang terjadi secara terus menerus yang dapat mengalami

kemajuan dan kemunduran dan tidak dapat diulang.

Motorik kasar merupakan keterampilan menggunakan bagian tubuh

secara harmonis dan sangat berperan untuk mencapai keseimbangan yang

menunjang motorik halus (Aswarni Sujud, 1998: 81). Yudha M dan Rudyanto

(2005: 117) mengungkapkan bahwa motorik kasar adalah kemampuan anak

(25)

10

dapat ditegaskan bahwa motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang

melibatkan otot-otot besar yang dilakukan secara harmonis yang dipengaruhi

oleh kematangan anak dan sangat berperan untuk mencapai keseimbangan

untuk menunjang motorik halus anak.

Hurlock (1978: 159) menyatakan bahwa perkembangan motorik diartikan

sebagai perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan

otak sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar

dan halus. Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan

dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Perkembangan motorik menurut

Yudha dan Rudyanto (2005: 114) adalah suatu perubahan dalam perilaku

motorik yang memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dan

lingkungannya. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat

ditegaskan bahwa perkembangan motorik kasar merupakan perkembangan yang

berasal dari unsur kematangan seorang anak untuk mengendalikan gerak tubuh

yang diperoleh melalui keterampilan anak.

Menurut Catron dan Allen (1999: 287), kesempatan yang luas untuk

bergerak, pengalaman belajar untuk menemukan aktivitas sensori motor yang

meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil memungkinkan anak untuk

memenuhi perkembangan perseptual motorik. Dari paparan di atas diketahui

bahwa anak perlu diberi kesempatan untuk bergerak sebebas mungkin untuk

mengembangkan pengalaman sensori motor yang dimiliki oleh anak.

2. Prinsip perkembangan motorik

Seperti yang dijelaskan oleh Hurlock (1978: 151-153). Prinsip-prinsip

perkembangan motorik anak sebagai berikut:

(26)

11

b. Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang.

c. Perkembangan motorik mengikuti pola yang diramalkan.

d. Dimungkinkan menentukan norma perkembanganan motorik.

Agus Mahendra dan Yudha M (2006: 7) menambahkan prinsip

perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis

sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik dipengaruhi oleh

gizi, status kesehatan dan perlakuan gerak sesuai dengan masa

perkembangannya. Dari pernyataan di atas, prinsip perkembangan motorik kasar

pada anak tidak terlepas dari beberapa faktor yang telah dijelaskan. Dari kedua

pendapat tersebut menyatakan suatu kesamaan yaitu perkembangan motorik

bergantung pada perkembangan otot dan syaraf dan dari pendapat yang lain

menyatakan bahwa perlakuan gerak sesuai dengan masa perkembangannya

memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan motorik kasar anak.

Apabila anak mendapatkan perlakuan atau mendapat stimulasi yang sesuai

dengan tahap perkembangannya maka anak motorik anak dapat berkembang

dengan baik sesuai dengan tahap perkembangan pada usianya. Namun

perkembangan motorik ini tidak saja terpaku pada stimulasi yang diberikan. Akan

tetapi masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik

kasar anak yaitu kecukupan gizi dan riwayat kesehatan.

3. Aspek Perkembangan Motorik

Aspek perkembangan motorik pada manusia meliputi urutan

perkembangan motorik dan sasaran perkembangan motorik. Urutan

perkembangan menentukan kesempurnaan gerak pada manusia. Umumnya

(27)

12

perkembangan secara anatomis, fisiologis maupun motoris atau perilaku gerak

(Agus Mahendra dan Yudha M, 2006: 18). Perkembangan anatomis ditunjukan

melalui peubagan struktur tulang, proporsi tinggi kepala dan badan secara

keseluruhan. Perkembangan fisiologis ditunjukan melalui perubahan secara

kuantitatif, kualitatif dan fungsional dari sebuah system kerja hayati seperti

peredaran darah, pernafasan, pencernaan, kontraksi otot dan lain sebagainya.

Pada usia anak-anak otot dapat berfungsi sebagai pengontrol gerak dan denyut

jantung. Seiring dengan pertumbuhan usia anak, maka fungsi organ tubuh anak

berubah menjadi lebih matang (Agus Mahendra dan Yudha M, 2006: 19).

Perkembangan perilaku gerak merupakan perkembangan yang memerlukan

adanya koordinasi fungsionalantara persyarafan dan otot serta fungsi kognitif,

afektif dan konatif.

Sasaran perkembangan motorik terbagi menjadi dua yaitu pengayaan

gerak dan kesadaran gerak. Pengayaan gerak terbagi menjadi dua yaitu

pengayaan gerak kasar dan halus. Pengayaan gerak kasar adalah suatu

kemampuan yag ditampilkan individu dalam beraktivitas domonan dengan

menggunakan otot-otot besarnya. Keterampilan menggunakan otot-otot besar

bagi anak tergolong pada keterampilan gerak dasar. Keterampilan gerak dasar

menurut Agus Mahendra dan Yudha M (2006 : 21-22) dibagi menjadi tiga yaitu:

a. keterampilan lokomotor artinya suatu kemampuan yang digunakan untuk memeindahkan tubuh dari suatu tempat ke tempat lain atau mentuk mengangkat tubuh ke atas seperti lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya yang termasuk lokomotor adalah berjalan, berlari, melompat, meluncur, dll. Kemampuan lokomotor sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari.

(28)

13

c. Keterampilan manipulatif adalah kemampuan individu melakukan aktifitas dengan merekayasa obyek. Keterampilan ini diperlukan ketika individu tengah menguasai macam-macan obyek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan.

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak.

Menurut Agus Mahendra dan Yudha M (2006: 6), beberapa faktor yang

mempengaruhi perkembangan motorik adalah proses kelahiran, lingkungan fisik,

aktifitas fisik dan latihan secara teratur. Perkembangan manusia ditentukan oleh

interaksi yang berkesinambungan antara hereditas dan lingkungan. Pada masa

pembuahan, sejumlah ciri pribadi yang luar biasa banyaknya sudah ditentuan

oleh struktur genetik. Pengalaman kita tergantung pada kebudayaan khusus,

kelompok sosial, dan keluarga (Atkinson dan Hilgard,1983: 86).

Menurut Endang Sukamti (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan motorik, sebagian kondisi yang mempengaruhi laju

perkembangan motorik antara lain:

a. Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan. b. Semakin aktif janin semakin cepat perkembangan motorik anak. c. Kondisi pralahir yang menyenangkan terutama gizi mendorong

perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa pascalahir. d. Kelahiran yang sukar apabila ada kerusakan otak akan

memperlambat perkembangan motorik.

e. Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan akan mempercepat perkembangan motorik.

f. Anak yang IQ tinggi perkembangannya lebih cepat dibanding IQ normal atau di bawah normal.

g. Adanya rangsangan, dorongan dan kesempatan untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik.

h. Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan berkembangnya kemampuan motorik.

i. Rangsangan dan dorongan dari orang tua, kecenderungan anak yang lahir pertama lebih baik daripada anak yang lahir kemudian.

j. Kelahiran sebelum waktunya bisaanya memperlambat perkembangan motorik.

(29)

14

l. Perbedaan jenis kelamin, warna kulit dan sosial ekonomi.

Dari beberapa pendapat di atas menyatakan bahwa banyak sekali faktor

yang mempengaruhi perkembangan fisik motorik pada anak baik itu faktor

internal maupun eksternal. Latihan secara teratur, dorongan dari orangtua untuk

memberikan kesempatan kepada anak untuk nelajar erta pemberian gizi yang

seimbang juga berperan penting dalam pembentukan fisik motorik pada anak.

oleh karena anak perlu diberikan stimulasi secara teratur agar fisik motorik anak

berkembang dengan baik.

5. Fungsi Motorik.

Fungsi perkembangan motorik kasar menurut Yudha Mahendra dan

Rudyanto (2005: 115) antara lain:

a. Sebagai alat pemacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan kesehatan untuk anak.

b. Sebagai alat untuk membentuk, membangun, serta memperkuat tubuh anak.

c. Untuk melatih keterampilan dan ketangkasan gerak, juga daya pikir anak.

d. Sebagai alat utuk meningkatkan perkembangan emosional. e. Sebagai alat utuk meningkatkan perkembangan social.

f. Sebagai alat untuk memumbuhkan perasaan senang dan memahami manfaat kesehatan pribadi.

Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda pula

dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak (Harlock, 1978: 162-163)

menyatakan bahwa ada empat kategori fungsi keterampilan motorik anak, yaitu:

a. Keterampilan bantu diri. Untuk memcapai kemandiriannya, anak harus mempelajari keterampilan motorik yang memungkinkan mereka mampu melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri.

(30)

15

c. Keterampilan bermain. Untuk dapat menikmati kegiatan kelompok sebaya atau untuk dapat menghibur diri di luar kelompok sebaya anak harus mempelajari keterampilan bermain bola, ski, menggambar, melukis, dan memanipulasi alat main. d. Keterampilan sekolah. Pada tahun permulaan sekolah, sebagian

besar pekerjaan melibatkan keterampilan motorik seperti melukis, menulis menggambar, membuat keramik, menari, bertukang kayu. Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dilakukan dan semakin baik prestasi di sekolahnya.

Dari pernyataan di atas dapat diperoleh bahwa kemampuan motorik

sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan seorang anak agar mampu

diterima dalam lingkungan sosial. Kemampuan motorik juga berpengaruh

terhadap kemampuan kognitif anak. Piaget dalam Suyanto (2005: 95)

menjelaskan bahwa perkembangan kognitif secara umum mengikuti pola dari

perilaku yang bersifat reflek. Usia prasekolah merupakan usia dimana anak

diajarkan berbagai hal untuk memenuhi aspek perkembangan. Lima aspek

perkembangan yang di berikan di usia prasekolah yaitu nilai moral dan agama,

kognitif, bahasa, sosial dan fisik motorik yang dimiliki oleh anak.

6. Unsur-unsur keterampilan motorik kasar

Kemampuan motorik seseorang berbeda-beda tergantantung pada

banyaknya gerakan yag dikuasainya. Keterampilan fisik seseorang dibagi

menjadi lima komponen, yaitu: kekuatan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi

dan kelincahan, yang merupakan unsur-unsur dalam kemampuan motorik.

Bambang Sujiono (2007: 3-6) mengemukakan bahwa unsur-unsur kesegaran

jasmani meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelenturan,

koordinasi, ketepatan dan keseimbangan. Lebih lanjut Bambang Sujiono (2007:

13) menyatakan bahwa gerakan yang timbul dan terjadi pada motorik kasar

merupakan gerakan yang terjadi dan melibatkan otot-otot besar dari bagian

(31)

16

dalam kemampuan motorik menurut Toho Cholik Mutohir dan Gusril (2004:

50-51) adalah sebagai berikut:

a. Kekuatan adalah keteraampilan sekelompok otot untuk menimbulkan tenaga sewaktu kontraksi. Kekuatan otot harus dimiliki anak sejak dini. Apabila anak tidak memiliki kekuatan otot tentu anak tidak dapat melakukan aktifitas bermain menggunakan fisik seperti berlari, melompat, melempar, memanjat, bergantung, dan mendorong.

b. Koordinasi adalah keterampilan untuk mempersatukan atau memisahkan dalam satu tugas yang kompleks. Dengan ketentuan bahwa gerakan koordinasi meliputi kesempurnaan waktu antara atau dengan system syaraf. Sebagai contoh anak dalam melakukan lemparan harus ada koordinasi seluruh anggota tubuh yang terlibat. Anak dikatakan baik koordinasi gerakannya apabila anak mampu bergerak dengan mudah, lancar dalam rangkaian dan irama gerakannya terkontrol dengan baik.

c. Kecepatan adalah keterampilan yang berdasarkan kelentukan dalam atuan waktu tertentu. Misal: berapa jarak yang ditenpuh anak dalam melakukan lari empat detik, semakin jauh jarak yang ditempuh anak maka semakin tinggi kecepatannya. d. Keseimbangan adalah keterampilan seseorang untuk

mempertahankan tubuh dalam berbagai posisi. Keseimbangan dibagi menjadi dua bentuk yaitu: keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis merujuk kepada memjaga keseimbangan tubuh ketika berdiri pada suatu tempat. Keseimbangan dinamis adalah keterampilan untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Ditambahkannyaa bahwa keseimbangan statis dan dinamis adalah penyerdehanaan yang berlebih. Ditambahkannya kedua elemen keseimbangan kompleks dan sangan spesifik dalam tugas gerak individu.

e. Kelincahan adalah keterampilan seseorang mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak dari titik ke titik lain. Misalnya: bermain menjala ikan, bermain kucing dan tikus, bermain hikau hitam semakin cepat waktu yang ditempuh untuk menyentuh maupun kecepatan untuk menghindar, maka semakin tinggi kelincahannya.

Kemampuan dasar gerak fisik atau aktivitas fisik disebut sebagai

biomotorik. Kemampuan biomotorik sebagian besar bersifat turunan atau

genetik. Berikut ini adalah kemampuan dasar biomotorik. Menurut Bompa yang

(32)

17

a. Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan.

b. Daya tahan adalah kemampuan melakukan kerja dalam waktu lama.

c. Kecepatan adalah perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan untuk bergerak dalam waktu singkat.

d. Kelentukan adalah kemampuan persendian untuk melakukan gerakan melalui jangkauan yang luas.

e. Koordinasi adalah kemampuan melakukan gerakan pada berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan tepat secara efisien.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur

keterampilan motorik tidak terlepas dari kemampuan dasar gerak atau aktifitas

fisik. Oleh karena itu keterampilan gerak dasar perlu diberikan sejak usia dini

agar nantinya dapat berkembang dengan baik.

7. Karakteristik Perkemangaan Motorik Kasar Anak Usia 4- 5 Tahun

Fisik atau tubuh adalah sistem organ yang komplek dan mengagumkan.

Perkembangan fisik adalah perubahan yang terjadi secara kualitatif dan

kuantitatif pada tubuh seseorang (Yudha Mahendra dan Rudyanto, 2005: 15-16).

Secara umum meliputi empat aspek yaitu:

a. Perubahan sistem syaraf, yang berlangsung dengan cepat selama dalam kandungan hingga 4 tahun pertama setelah lahir. Setelah usia 4 tahun, pertumbuhan sistem syaraf sedikit lebih lambat. Perkembangan system syaraf mempengaruhi proporsi tubuh, penampilan, rasa ketidak berdayaan, kemampuan mental.

b. Perubahan otot, jumlah otot yang dimiliki anak, baik langsung atau tidak langsung anak mempengaruhi perkembangaan fisik dan motorik anak.

c. Perubahan kelenjar endokrin. Sebelum masa kanak-kanak berakhir, tubuh anak telah mempersiapkan diri melalui tahap pematangan.

(33)

18

Perkembagan fisik pada usia 3-5 tahun berpusat pada gravitasi, membuat

lebih siap dan mungkin gerakan kakinya lebih cekatan. Perkembangan motorik

kasar meliputi peningkatan fungsional otot untuk melakukan aktifitas seperti

melompat, berlari, dan memanjat (Bredekamp and Copple,1996: 101). Berikut ini

adalah beberapa aspek perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun.

Perkembangan motorik kasar anak usia 4 tahun:

a. Berjalan dari tumit sepatu ke jari kaki, melompat tidak seimbang berlari dengan baik.

b. Berdiri dengan satu kaki dalam 5 detik atau lebih, menguasai balok keseimbangan (lebar 4 inci) tetapi masih kesulitan pada balok keseimbangan dngan ukuran 2 inci tanpa melihat kaki. c. Berjalan menuruni tangga dengan kaki bergantian;

memperkirakan dengan baik pijakan kaki pada susunan pijakan.

d. Memperkuat pertimbangan waktu untuk melompati tali atau bermain yang menuntun reasi yang cepat.

e. Memulai dengan mengkoordinasi perpindahan untuk memanjat pada jungle gym atau melompat pada trampoline kecil.

Sejalan dengan pendapat Yuliani Nurani (2009: 65) berikut ini adaah

karakteristik perkembangan motorik kasar anak pada rentan usia 4 tahun:

a. Peningkatan kemampuan fisik. b. Mengendarai suatu sepeda roda tiga.

c. Mondar-mandir naik turun tangga dengan kaki yang gentian. d. Berlari.

e. Melompat dengan dua kaki.

f. Berjalan pada balok keseimbangan. g. Memanjat pada peralatan bermain.

h. Menangkap bola dengan menggunakan lengan. i. Berjalan mundur.

Dari kedua pendapat di atas memiliki kesaaman sehingga dapat

disimpulkan bahwa karakter perkembangan motorik kasar pada anak usia 4

tahun meliputi beberapa keterampilan-keterampilan yang seperti apa yang telah

(34)

19

menilai apakah motorik kasar yang dimiliki oleh anak sudah berkembang dengan

baik.

Menurut Bredekam dan Copple (1996-97: 102) Pada usia lima tahun,

anak usia TK dapat melakukan berbagai kemampuan dalam bidang

perkembangan motorik kasar, yaitu:

a. Berjalan mundur dengan cepat, melompat dan berlari dengan tangkas dan cepat, dapat memadukan keterampilan motorik dalam permainan.

b. Berjalan di atas balok keseimbangan berlebar lima cm dengan baik, melompati benda.

c. Meloncat dengan baik, memelihara langkah dengan rata d. Melompat beberapa langkah, melompati tali

e. Memanjat dengan baik, mengkoordinasi gerakan untuk berenang atau menunggang sepeda

f. Menunjukan penilaian perseptual yang tidak seimbang, bertindak sangat yakin pada suatu saat tetapi menerima ketetapan batasan dan mengikuti aturan

g. Menunjukan tingkat energi yang tinggi, jarang menunjukan kelelahan, sulit diam dam mencari permainan dan lingkungan yang aktif.

Ditambahkan oleh Yuliani Nurani (2009: 65) perkembangan motorik kasar

pada anak rentan usia 5 tahun sebagai berikut:

a. Melompat dengan kaki yang saling bergantian. b. Mengendarai sepeda roda dua.

c. Bermain skate.

d. Melakukan lemparan denga wajar dan teliti.

e. Menangkap bola dengan menggunakan kedua tangan. f. Melaukan putaran atau berjungkir balik.

g. Mengambil bagian dari permaian yang menuntut keterampilan fisik.

Dari pemaparan di atas anak dengan rentan usia 5 tahun cenderung

sangat aktif dalam bergerak. Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri perkembangan

motorik kasa anak usia 5 tahun lebih banyak menggunakan aktivitas fisik.

8. Tahap perkembangan motorik Kasar

Tingkat perkembangan anak TK yang diungkapkan oleh Endang Rini

(35)

20

Tiga tingkat perkembangan dapat dengan mudah dikenali di dalam tahap praketerampilan. Tahap-tahap ini dinamai tingkat refleksi, integrasi sensorik(penggabungan sensor) dan pola gerakan dasar. Perkembangan pola gerakan dasar awal masa anak-anak (usia 2 – 8 tahun) ditunjukkan oleh pencapaian dan pengembangan yang cepat dari kemampuan gerak yang semakin kompleks. Gerakan-gerakan terpisah yang ada selama tahap perpaduan secara perlahan dipadukan dalam pola-pola gerak yang bertujuan. Anak-anak semakin aktif terlibat dalam menyelidiki lingkungannya dari gaya berjalan yang meningkat menandai permulaan perkembangan pola gerak dasar. Adapun gerakan-gerakantersebut meliputi, berjalan, berlari, melompat, meloncat, dan melempar.”

Pada usia 3-4 tahuh perkembangan motorik kasar anak seperti

menangkap bola besar dngan tangan lurus didepan badan, berdiri dengan satu

kaki selama lima detik, melompat sejauh 1 meter, menggunakan bahu dan siku

saat melempar bola hingga 3 meter melompat dengan satu kaki, dan lain

sebagainya. Carol dan Barbara (2008: 65) berpendapat bahwa perkembangan

fisik anak umur 4-5 tahun, gerak tubuh anak menjadi lebih serasi, berlari mulus

dan berhenti dengan mudah, melompat dengan satu kaki dan melompat-lompat

dengan dua kaki sekaligus. Melempar bola agak gampang dan menggunakan

tangan untuk menangkap, sering meleset, naik sepeda roda tiga, mendorong dan

naik gerobak, dan lari cepat berkeliling di sekitar kereta dorong kecil.

Perkembangan motorik kasar anak usia dini sama pentingnya dengan

aspek perkembangan yang lain. Apabila anak tidak mampu melakukan gerakan

fisik dengan baik akan menumbuhkan rasa tidak percaya diri dan konsep diri

negatif dalam melakukan gerakan fisik. Perkembangan motorik kasar untuk anak

usia TK antara lain melempar dan menangkap bola, berjalan di atas papan titian

(keseimbangan tubuh), berjalan dengan berbagai variasi (maju mundur di atas

satu garis), memanjat dan bergelantungan (berayun),melompati parit atau guling,

(36)

21 b. Hakikat Seni Tari Untuk Anak Usia Dini

Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang

diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media

untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer. Keindahan

tari terletak pada bentuk kepuasan,kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga

dan penikmat atau penonton.(Rahmida Setiawati, 2008 :12).

Gerak adalah media yang paling tua untuk berkomunikasi atau

merupakan bentuk reflekssi spontan dari gerak batin manusia (Purwatiningsih,

1978: 47). Berhubungan dengan tari, banyak ahli tari memberikan definisi yang

berbeda.

1. Pengertian Tari Secara Umum

Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi

bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya

sebagai ungkapan si pencipta (Hawkins, 1990: 2). Di sisi lain diungkapkan oleh

Soedarsono, tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak

ritmis yang indah. Selanjutnya, pola dan struktur dari alur gerakan lebih berirama.

Porsi alur gerak anggota tubuh diselaraskan dengan bunyi musik atau gamelan.

Di mana bunyi gamelan diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan

tujuan tari.

Tari adalah bentuk gerak yang indah dan lahir dari tubuh yang bergerak

berirama dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan dari tari (Jazuli, 1994:

3). Gerak-gerak dalam tari harus diungkapkan secara rimtis. Sehingga

memunculkan karakteristik terentu sesuai dengan kualitas ritme yang dihasilkan

(37)

22

Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan

waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud,

dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan

penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Di sisi lain Hawkins

(1990: 2) yang menyebutkan, tari adalah ekspresi perasaan manusia yang

diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk media gerak. Simbolis gerakan tersebut

menjadi gambaran atau representasi dari ungkapan si penciptanya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tari adalah gerak-gerak dari

seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai

dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan

bahwa tari merupakandesakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari

ungkapan beberapa gerak ritmis. Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan

ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dibentuk media gerak

sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan koreografer. Sebagai

bentuk latihan-latihan, tari digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak,

rasa, dan irama seseorang. Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti

manusia yang mempelajarinya.

2. Jenis Tari

Berdasarkan bentuk koreografinya tari-tarian di Indonesia dibagi menjadi

tiga yaitu tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru (Soedarsono, 1977: 19). Tari

rakyat adalah tarian yang sudah mengalami perkembangan sejak zaman primitif

sampai sekarang. Tarian ini sangat sederhana dan tidak mengindahkan

norma-norma keindahan dan bentuk yang standar. Rahmida Setiawati (2008: 168)

menyatakan bahwa tarian rakyat berorientasi pada koreografi yang berkembang

(38)

23

lama diakui sebagai bagian kehidupan masyarakat sekitar, menjadi milik

masyarakat sebagai warisan budaya yang sudah ada. Dari kedua pernyataan

tersebut tari rakyat merupakan tari sederhana yang berkembang di masyarakat

dari jaman dahulu sampai sekarang yang yelah menjadi warisan budaya.

Menurut Soedarsono (1977: 19), tari klasik adalah tarian yang telah

mencapai kristalisasi keindahan yang tinggi dan mulai ada sejak zaman rakyat

feodal. Rahmida Setiawati (2008: 172), menambahkan tari klasik mempunyai

gerak dan hitungan yang baku. Tari ini lahir dan berkembang di lingkungan

istana atau kalangan priyayi. Tari ini telah mengalami proses kristalisasi melalui

tata garap secara artistik yang tinggi. Garapan tarian telah menempuh perjalanan

sejarah yang cukup lama. Konsep penataan telah terbentuk setelah mengalami

perubahan yang matang.

Tari kreasi baru adalah tarian yang tidak berpijak pada pola tradisi dan

aturan yang sudah baku.Tarian ini merupakan bentuk ekspresi diri yang memiliki

aturan yang lebiht bebas, namun secara konseptual tetap mempunyai aturan

(Rahmida Setiawati, 2008: 173). Menurut Soedarsono (1977: 19), tari kreasi yaitu

tarian yang mempunyai keindahan tersendiri dari sang koreografer dimana dalam

penciptaannya berbeda dengan koreografer yang satu dengan yang lain

.

3. Tari bagi Anak Usia Dini

Menurut Eni Kusumastuti (2004: 6), pendidikan seni sangat penting bagi

anak terutama pada proses pertumbuhan dan perkembangan dalam diri anak.

Disisi lain pendidikan seni berfokus pada fakta dan pengetahuan teoritis, dan

disisi ain anak juga dapat memperoleh pemahaman estetismelalui eksplorasi dan

(39)

24

Pada dasarnya anak-anak menyukai musik dan tari. Untuk mengasah

kecerdasan fisik. Menari menuntut keseimbangan, keselarasan gerak tubuh,

kekuatan dan kelenturan otot. Tidak hanya tangan kaki dan tubuh pun ikut

bergerak. Gerakan Tari atau menari merupakan kegiatan untuk melatih motorik

anak khusunya motorik kasar anak guna mencapai kemampuan keterampilan,

sikap dan apresiatif. Keterampilan diperoleh dari bagaimana anak dapat

menggerakan anggota tubuhnya baik tangan, kepala, kaki, pundak dan

jari-jemari. Dari kemampuan-kemampuan ini maka anak akan mendapatkan

kemampuan keterampilan. Melalui tarian, anak mendapat kesempatan untuk

belajar, mempersatukan dan mendemonstrasikan pengetahuan mereka dengan

cara koreografi.(Campbell dan Dickinson,2006: 87).

4. Karakteristik Gerak Tari Anak Usia Dini

Tari anak usia dini merupakan ungkapan ekspresi jiwa manusia yang

berupa gerak sederhana yang rimtis dan indah dengan tema-tema dan

pendekatan yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Karakteristik gerak

tari anak usia dini menurut Waraningtyas Palupi (2011) antara lain adalah:

a. Biasanya bersifat maknawi/ bertema.

b. Menirukan gerakan orang tua dan orang-orang disekelilingnya c. Kadang meniru gerakan binatang.

d. Tema tari anak dapat diperoleh dari tema-tema yang di senangi anak-anak.

e. Bentuk gerakan biasanya lincah, menggambarkan kegembiraan anak.

f. Musik pengiring tari menggambarkan keceriaan dan kegembiraan, bisa berasal dari lagu-lagu sederhana yag mudah diingat.

(40)

25

Menurut Kamtini dan Husni Wardi Tanjung (2005: 53) menyatakan bahwa

secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak fisik anak TK

adalah :

a. bersifat sederhana.

b. bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu.

c. gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang yang berada di sekitarnya.

d. anak juga menirukan gerak-gerak binatang.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik gerak tari

anak usia dini adalah gerakan yang sederhana yang bersifat maknawi. Gerakan

yang sederhana dan bersifat menirukan gerakan orang lain dapat dipelajari

dengan mudah karena sesuai dengan tahap kemampuan anak yaitu meniru.

5. Manfaat tari bagi anak usia dini

Dengan mengenalkan seni tari kepada anak, orang dewasa telah

berkontribusi dalam memperkenalkan nilai-nilai budaya dan memberikan manfaat

bagi anak usia dini. Menurut Robby Hidayat (2009) manfaat yang diperoleh

ketika anak belajar menari:

a. Fungsi pembiasaan mekanisasi tubuh. b. Fungsi pembentukan tubuh (forming body). c. Fungsi sosialisasi diri.

d. Fungsi pembentukan kepribadian.

e. Fungsi pembentukan karakteristik diri (perwatakan). f. Fungsi komunikasi.

g. Menyatakan gagasan non verbal. h. Fungsi penanaman nilai budaya.

Eni Kusumastuti dalam Kraus (2009: 6) menyatakan bahwa pokok tujuan

tari dalam pendidikan yaitu sebagai pendidikan gerak, meningkatkan kreativitas,

pengalaman estetis, penggabungan seni dan budaya media sosialisasi,

(41)

26

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menari dapat memberikan

manfaat yang besar bagi kehidupan anak, dengan menari anak dapat melatih

kecerdasan kinestetik yang telah dimiliki. Selain itu memalui kegiatan menari

anak dapat melatih diri untuk bersosialisasi dengan orang lain, menambah ilmu

tentang estetika seni, dan mengenal budaya.

c. Animal Dance

Animal dance merupakan salah satu jenis tari kreasi baru. Tari kreasi

baru adalah tarian yang menpunyai keindahan tersendiri dari sang koreografer

dimana dalam penciptaannya berbeda dengan koreografer yang satu dengan

yang lain. Koreografer animal dance adalah Junko Agus. Tarian ini diciptakan

sesuai dengan karakteristik gerak tari untuk anak usia dini. Tidak ada teori yang

relevan tentang animal dance karena tarian ini termasuk tari kreasi baru yang

diciptakan untuk memberikan inovasi baru dalam dunia pendidikan anak usia

dini. Koreogarfer mempunyai harapan dengan adanya tarian ini anak-anak usia

dini dapat terstimulasi kemampuan motorik kasar yang dimiliki. Tarian yang

sederhana dengan musik yang bernada kegembiraan akan membuat anak lebih

baik dalam menirukan gerakan dalam tarian ini. Lagu yang mudah dihafalkan

oleh anak juga dapat membantu anak lebih baik dlam bergerak. Sesuai dengan

namaya animal dance yang dikenalkan yaitu, tari Kangguru, tari Gajah, tari

Bebek, tari Ular, tari Monyet dan tari Elang. Tarian animal dance dirancang

khusus untuk anak-anak. tarian animal dance telah diseminarkan di beberapa

kota. Tarian kreasi ini sangat cocok untuk anak usia dini, berikut ini adalah

beberapa manfaat dari animal dance:

1. Melatih koordinasi tangan, kaki, mata, telinga.

(42)

27 3. Melatih kelunturan otot tangan dan kaki.

4. Melatih daya imajinasi anak.

5. Menjaga kesehatan anak dan menjaga kebugaran anak.

6. Mengoptimalkan masa pertumbuhan anak.

Sesuai dengan namanya tari Elang didominasi oleh gerakan-gerakan

yang melatih koordinasi antara tangan dan kaki. Tangan, kaki dan badan

bergerak dengan aktif. Sehingga tarian ini dapat melatih konsentrasi dan

koordinasi tubuh khususnya tangan dan kaki. Pada tarian ini juga ada gerakan

melompat ke sampng kanan dan kiri. Berikut ini adalah lirik lagu kangguru:

Terbanglah-terbang, terbanglah elangku Setinggi langit dan awan biru

Matamu yang tajam, paruhmu yang kokoh Memburu mangsa dengan cakarmu Kepakkan sayapmu, kepakan sayapmu Terbang yang gagah wahai elangku Pekikkan suaramu, pekikkan suaramu Mangsa-mangsa mulai sembunyi.

Berikut ini adalah gerakan dalam tari Elang :

a. Menepukan tangan lalu kaki kanan melangkah kesamping kanan sambil

menepukan tangan, lalu tangan mengepak-ngepak 4x hitungan. Kemudian

bergantian dengan yang sebelah kiri 4x hitungan.

b. Memutar tangan secara silang membentuk lingkaran sambil kaki di

goyangkan ke atas dan ke bawah lutut sebagai pusat gerakan sebanyak 8x

hitungan.

c. Ibu jari dan jari telunjuk membuat lingkaran dan menaruhnya di depan mata

sambil melangkahkan kaki ke samping kanan lalu kaki digoyangkan ke atas

dan ke bawah 4x hitungan. Tangan diletakkan di depan mulut membentuk

seperti paruh lalu digoyangkan sambil kaki melangkah ke kiri di goyangkan

(43)

28

d. Memutar tangan secara silang membentuk lingkaran sambil kaki di

goyangkan ke atas dan ke bawah .lutut sebagai pusat gerakan sebanyak 8x

hitungan.

e. Mengepak-ngepakan tangan, badan dimiringkan lalu melompat 2x lompatan

ke kanan senanyak 4x hitungan lalu berpindah ke kiri 4x hitungan.

f. Mengepak-ngepakan tangan, badan dimiringkan lalu melompat ke kanan

senanyak 4x hitungan lalu berpindah ke kiri 4x hitungan.

g. Kaki kanan melompat ke samping kanan sambil menggoyangkan tangan 4x

hitungan kemudian berpindah ke samping kiri sambil mengoyangkan tangan

4x hitungan diulang sampai 4x ( 4x8 hitungan).

h. Tangan diletakan di depan dada kemudian tangan dibuka dan ditutup sambil

mengoyangkan kaki ke atas dan ke bawah sebanyak 2x8 hitungan.

i. Kemudian gerakan diulang 1x dari awal.

d. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dalam penelitian ini yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Febrita Cipta Putranti (2012) yang berjudul “ Peningkatan

Kemampuan Motorik Kasar Melalui Tari Aswa Tamtama Pada Kelompok B Tk

ABA Wiribrajan I”. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui tari aswa tamtama

dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.

Selain penelitian di atas penelitian yang dilakukan oleh Vita Navrina

(2012) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui

Permainan Loncat Galasi Dan Lari Zig-zag Pada Kelompok A di TK PKK

Sriharjo”. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui permainan loncat galaksi

dan lari zig-zag menunjukkan peningkatan dalam kemampuan melompat,

(44)

29

menekankan upaya peningkatan kemampuan motorik kasar melalui tari kreasi

baru.

e. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan kerangka berpikir senagai

berikut. Motoik kasar merupakan gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot

besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh

kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik kasar diartikan sebagai

perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak

sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan

halus. Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan

pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Perkembangan dipengaruhi oleh

beberapa faktor internal dan eksternal yang sangat perpengaruh pada kehidupan

seorang anak. Peningkatan keterampilan motorik terjadi sejalan dengan

meningkatnya kemampuan koordinasi tangan, kaki, dan mata. Perkembangan

motorik pada anak akan terjadi baik apabila anak mendapatkan kesempatan

yang luas untuk melakuakan aktivitas fisik dalam bentuk gerakan-gerakan yang

melibatkan seluruh anggota tubuh.

Untuk meningkatkan keterampilan motorik pada anak perlu dilakukan

upaya-upaya dari pihak pendidik ataupun orang tua. Pendidik dan orang tua

harus memiliki ide-ide kreatif yang menari dan disukai oleh anak. Namun pada

kenyataannya masih banyak sekolah yang belum melakukan inovasi baru dalam

pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan motorik kasar. Hal ini yang

membuat anak cepat bosan sehingga keterampilan motorik kasar anak belum

optimal. Apabila guru dapat memberikan inovasi baru dalam pembelajaran, yang

(45)

30

motorik kasat dapat meningkat. Pada dasarnya setiap anak senang menari.

Melalui menari anak dapat mengekspresikan diri, perasa dan emosi anak.

Dari sekian banyak sekolah yang ada, banyak sekolah yang belum

menyampaikan materi untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar melalui

Tari. Penggunaan tari sebagai media pengembangan motorik kasar didasari oleh

tari dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan khususnya motorik

kasar. Menari dapat memperkenalkan fungsi dan mekanisme tubuh dan sebagai

pembentukan tubuh sehingga seluruh tubuh akan berkembang secara optimal.

Melalui tari diharapkan dapat memberikan nilai positif terhadap kegiatan

pembelajaran serta dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar pada anak.

Melalui kegiatan tari animal dance tari Elang yang didominasi dengan gerakan

gerakan meloncat, koordinasi tangan dan kelincahan dalam gerak , diharapkan

mampu meningkatkan keterampilan motorik kasar pada anak.

Adapun skema kerangka berpikir yang dapat peneliti jabarkan sebagai

[image:45.595.118.527.461.613.2]

berikut:

Gambar 1. Kerangka berfikir meningkatkan keterampilan motorik kasar memalui menari animal dance

Menari Animal dance (tari

Elang)

-kekuatan -Koordinasi -kelincahan

Kemampuan motorik kasar

anak meningkat Keterampilan motorik

(46)

31 f. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada latar

belakang penelitian sebelumnya, maka dapat diajukan hipotesis dalam

penelitaian ini yaitu melalui kegiatan menari animal dance dapat meningkatkan

keterampilan motorik kasar anak pada kelompok A di TK ABA Kutu Asem

(47)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan Kelas adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri

sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis,

terencana, dan dengan sikap mawas diri (Mc. Taggart dalam Masnur

Muslich,2012: 8). Penelitian tindakan kelas ini dikemas dalam bentuk penelitian

kolaboratif dengan bekerja sama dengan guru kelas dalam merencanakan,

mengobservasi, dan merefleksikan tindakan yang telah dilakukan. Dengan

demikian, sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya

peneliti memantau, mengumpulkan data, menganalisis data serta melaporkan

hasil penelitian denga di bantu kolaborator.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa siswi kelompok A TK ABA Kutu Asem

Snduadi Mlati Sleman sebanyak 15 anak, yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 7

anak perempuan.

C. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelompok A di TK ABA

Kutu Asem yang berada di desa Sinduadi, Mlati, Sleman Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015

(48)

33 D. Setting Penelitian

Setting penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah di luar

ruangan. Setting di luar kelas dekat dengan lingkungan sekolah ini dimaksudkan

untuk mempermudah pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan. Pemilihan

setting di luar kelas agar anak dapat bergerak dengan leluasa. Mengingat

keterbatasan ruang di sekolah sehingga pelaksanaan pembelajaran animal

dance dilakukan di luar kelas.

E. Prosedur Penelitian

Penelitiaan ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas dari

[image:48.595.247.409.340.572.2]

model Kemmis & Mc Taggart sebagaimana dikutip Wijaya dan Dedi(2010:20-21)

Gambar 2. Penelitian tindakan kelas model Kemiss dan Mc Taggart

Apabila di cermati, model yang di kemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart

pada hakekatnya berupa perangkat-perangat dengan satu perangkat terdiri dari

empat komponen yaitu: perencanaan, tindakan, pengamaan dan refleksi.

(49)

34

siklus. Siklus adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,

pengamatan, refleksi.

Berdasarkan prosedur penelitian di atas, maka tindakan penelitian kelas

untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar pada anak dimulai dari

perencanaan, tindakan dan pengamatan, dilanjutkan dengan refleksi. Setelah

melalui refleksi dan mendapatkan data mengenai keterampilan motorik kasar

anak yang dirasa masih belum maksimal maka untuk memaksimalkan

peningkatan motorik kasar pada anak perlu dilakukan tindakan pada siklus

berikutnya.

1. Perencanaan

Sebagai persiapan awal peneliti mengadakan observasi bagaimana

keadaan sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, proses

pembelajaran. Kemudian dari hasil observasi tersebut digunakan sebagai bahan

dasar yang digunakan peneliti untuk menyusun penelitian yang akan

dilaksanakan bersama dengan guru kelas. Peneliti membuat rencana dan

rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran, yaitu :

menentukan tema, permasalahan, media, susunan pembelajaran, aktivitas anak,

aktivitas guru, kegiatan yang akan diobservasi dan evaluasi pembelajaran.

Persiapan yang dilakukan dalam penelitian antara lain:

a. Peneliti dan guru membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang akan

digunakan sebagai materi ajar. RKH berfungsi sebagai pedoman guru untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

b. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi anak.

c. Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang

(50)

35

d. Menyiapkan alat dan media yang akan digunakan dalam kegiatan animal

dance yaitu kaset dan video player.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan prosedur perencanaan

yang telah dibuat dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang

sedang berlangsung. Selama proses pembelajaran berlangsung guru kelas

sebagai kolaborator melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah

dibuat oleh peneliti. Peneliti bekerjasama membantu proses pembelajaran yang

berhubungan dengan keterampilan motorik kasar.

3. Observasi

Observasi tentang keterampilan motorik kasar yang dimiliki anak kelas A

di TK ABA Kutu Asem khususnya keterampilan melompat dengan dua kaki dan

berjalan maju mundur pada garis lurus dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

Observasi dilakukan untuk mengetahui partisipasi anak dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran yang berlangsung saat itu.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan tiap akhir siklus dan berdasarkan refleksi dapat

diketahui apakah tindakan yang selama ini dilakukan sudah sesuai dengan

dengan harapan dari peneliti dan apakah perlu adanya tindakan pada siklus

selanjutnya. Kemudian data yang telah diperoleh pada lembar instrumen

observasi dianalisis kemudian peneliti bersama

Gambar

Gambar 1. Kerangka berfikir meningkatkan keterampilan motorik  kasar memalui menari animal dance
Gambar 2. Penelitian tindakan kelas model Kemiss dan Mc Taggart
Tabel 1. Instrumen lembar observasi keterampilan mtorik kasar anak
Tabel 4. Hasil hasil pengukuran keterampilan motorik kasar anak
+7

Referensi

Dokumen terkait