Volume 3, Nomor 3, September 2020 498 ejournal.ymbz.or.id
p-ISSN : 2623-1041 Berazam
EVALUASI PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
UNTUK PERSEDIAAN BARANG PADA PT. JAYA WASANTARA
KOTA BATAM
Novian Wira Putra1 , Argo Putra Prima 2
1Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Putera Batam email : [email protected]
2Dosen Program Studi Akuntansi, Universitas Putera Batam email : [email protected]
ABSTRACT
PT Jaya Wasantara is currently lacking in monitoring the company's inventory, this system is not effectively used and employee negligence is causing inventory disputes to occur. This study aims to analyze the internal control system and the constraints on inventory in the company. This study uses a qualitative descriptive method that is supported by observation, documentation, and interviews. The population used is all data owned by the company and the sample used is all documents about purchase transactions and sales transactions. The results of this study are ineffective information systems because there are some features that cannot be accessed in GF Accounting, internal control of the system has been running well but in manual control there is a slight problem in company employees due to negligence so that inventory is not in accordance with the syste.
Keywords: Internal Control; Inventory; System.
PENDAHULUAN
Dengan perkembangan dunia bisnis dan tingkat permintaan manusia hingga saat ini dapat memperngaruhi tinggi dan rendahnya persaingan antar perusahaan dengan perusahaan lain dan tingkat permintaan konsumen. Perusahaan tidak hanya harus berorientasi pada laba, perusahaan juga harus memperhatikan kinerja setiap bagian yang terhubung dalam proses kegiatan operasional. Salah satunya yaitu memantau atau memonitor pada sistem pengendalian internal perusahaan. Pengendalian internal dapat meningkatkan target kineja dan profitbilitas untuk suatu perusahaan.
Tujuan dari pengendalian internal adalah untuk kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, keandalan pada informasi keuangan, dan efisiensi dan efektivitas operasi menurut (Mulyadi, 2017:180). PT Jaya Wasantara telah menggunakan software GF Akuntansi untuk membantu memproses segala transaksi. Sejauh ini software tersebut cukup membantu karena harga jual yang ada dari pusat selalu di update. Software tersebut digunakan seluruh bagian operasional termasuk bagian persediaan (gudang). Pada PT Jaya Wasantara adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang distributor paint and varnish (retail) di kota Batam. PT Jaya Wasantara telah menggunakan software GF Akuntansi untuk mempermudah memproses segala pencatatan transaksi. Selama ini software yang digunakan sangat membantu karena harga jual yang ada dari pasar yang berubah selalu di update dengan cepat. Software yang digunakan saat ini digunakan untuk seluruh bagian operasional termasuk bagian persediaan didalam gudang. Pada bagian persediaan terdapat satu orang kepala gudang dan beberapa staf gudang. Pada bagian pemasaran terdapat admin dan sales marketing.
Volume 3, Nomor 3, September 2020 499 ejournal.ymbz.or.id
p-ISSN : 2623-1041 Berazam
kelebihan dan kelemahan. Ada beberapa kelemahan sistem pengendalian internal pada PT Jaya Wasantara diataranya Persediaan menurut sistem yang tercatat tidak sesuai dengan persediaan fisik dan sistem GF Akuntansi perusahaan tidak berjalan dengan efektif kemudian pengendalian internal terhadap persediaan dikhawatirkan adanya kecurangan dari karyawan sehingga menyebabkan persediaan perusahaan mengurang, kesalahan dalam mencatat persediaan pada transaksi penjualan maupun pembelian. KAJIAN TEORI
2.1 Evaluasi
Menurut (Astiti, 2017:2) Evaluasi merupakan kegiatan indentifikasi untuk mengamati suatu sistem yang sudah direncanakan telah tercapai sesusai yang di inginkan atau belum terpenuhi dengan apa yang telah di rencanakannya, serta dapat pula di pakai untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berkaitan dengan keputusan nilai. Setiap berjalannya organisasi biasanya evaluasi dilakukan untuk mengumpul, menganalisis dan menginterpretasikan informasi untuk menilai kegiatan tersebut sudah terlaksana sesuai dengan yang di kehendaki. Sedangkan menurut Menurut (Rukajat, 2018:1) evaluasi ialah sebuah proses yang dijalankan untuk menentukan hasil yang telah dicapai kedalam beberapa bagian yang telah direncanakan untuk mendukung tercapainya sebuah tujuan. Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa evaluasi ialah sebuah kegiatan atau proses yang harus dijalankan sesuai dengan rencana awal dengan tujuan untuk mencapai sebuah tujuan dengan mengumpulkan, menganalisa dan memberikan hasil informasi bahwa kegiatan atau proses telah dijalankan dengan baik.
2.2 Sistem
Menurut (Fauzi, 2017:3) Sistem merupakan dua komponen atau lebih yang saling berhubungan dan memiliki tujuan yang sama.
Kemudian menurut (Elfi Husda & Wangdra, 2016:91-92) sistem terdapat beberapa syaratnya dan berikut ini merupakan syarat-syarat sistem:
1. Sistem yang dibentuk harus bisa menyelesaikan tujuan 2. Saling berhubungan antara elemen yang satu dengan lainnya
3. Pembentukan elemen sistem harus ditetapkan rencana terlebih dahulu 4. Tujuan pada organisasi lebih penting dibandingkan tujuan pada elemen
5. Unsur dasar pada energi, material dan arus informasi lebih penting dibandingkan elemen sistem.
Pengendalian Internal
Menurut (Mayangsari & Wandanarum, 2013:59) committee of sponsoring Organizations of the treatway commission di singkat dengan COSO menyata kana da 5 omponen pengendalian intern, yaitu :
a. Lingkungan pengendalian (Control Environment) b. Penilaian Resiko (Risk assessment)
c. Prosedur Pengendalian (Control activities) d. Pemantauan (monitoring)
e. Informasi dan komunikasi (information and communication)
Menurut (Prima, 2018) Dalam arti sempit: Pengendalian Intern disamakan dengan “Internal Check” yang merupakan prosedur- prosedur mekanisme untuk memeriksa ketelitian dari data-data administrasi, seperti mencocokkan penjumlahan Horizontal dengan penjumlahan vertikal.
Volume 3, Nomor 3, September 2020 500 ejournal.ymbz.or.id
p-ISSN : 2623-1041 Berazam
2.3 Persediaan
Menurut (Hidayat, 2013:76)Persediaan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam kegiatan operasional, baik untuk perusahaan dagang maupun untuk perusahaan manufaktur. Tanpa adanya persediaan maka perusahaan dagang tidak akan dapat beroperasi. Tingginya jumlah persediaan dapat memenuhi semua kebutuhan konsumen, namun jumlah persediaan yang tinggi dapat menghambat kegiatan perusahaan karena sebagian besar dana perusahaan tertanam dalam persediaan dan tidak dapat dilakukan perputaran modal.
1. Fungsi Persediaan
Menurut (Riyadi, 2017:109) persediaan memiliki beberapa fungsi, diantaranya : a. Faktor ekonomis, ialah adanya keinginan dari pihak perusahaan ingin
mendapatkan biaya yang lebih rendah dalam membeli atau memproduksi barang
b. Faktor ketidakpastian penggunaan dari dalam perusahaan, yang artinya kesalahan yang terjadi karena salah peramala, kerusakan mesin, dan bahan cacat
c. Faktor ketidakpastian waktu datang dari pemasok, oleh sebab itu perusahaan perlu menyimpan lebih banyak barang dagang lagi agar tidak kehabisan
d. Faktor waktu, karena proses produksi dan waktu pengiriman agak lama sehingga perusahaan butuh menyimpan barangnya agar barang tidak kosong.
2. Biaya Persediaan
Menurut (Wijaya et al., 2020:124-127) Biaya persediaan akan munci jika adanya sebuah produk dan biasanya biaya akan mulai dihitung dari penyimpanan digudang sampai dengan produknya dipakai atau dijual oleh perusahaan. Biaya harus ditangani dengan baik agar tidak menjadi besar biayanya. Dan berikut ini merupakan beberapa biaya persediaan:
a. Biaya pemesanan b. Biaya penyimpanan c. Biaya kehabisan 3. Jenis-jenis Persediaan
Menurut (Agoes & Trisnawati, 2013:54–55) jenis-jenis persediaan perusahaan ini harus dilihat dari berbagai perusahaan karena semua perusahaan berbeda-beda dalam bidang atau kegiatan normal. Jika pada perusahaan manufaktur, maka persediaan dapat dibagi menjadi beberapa persediaan seperti persediaan
bahan baku (raw material), persediaan dalam proses (work in process), persediaan barang jadi atau siap pakai (finish goods), dan yang terakhi adalah persediaan bahan pembantu (factory supplies) yang biasanya digunakan dalam sebuah proses produksi suatu perusahaan. Sedangkan pada perusahaan dagang adalah persediaan yang digunakan adalah perusahaan yang dibeli kepada pemasok dan kemudian akan dijual kembali ke pelanggan atau konsumen perusahaan dengan maksud tidak mengubah sama sekali bentuk dari barang tersebut dan tidak perlu diolah kembali lagi karena barang tersebut telah merupakan barang jadi yang siap dipakai atau digunakan oleh konsumen yang membelinya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa persediaan ada terdiri dari empat jenis dan berikut ini merupakan keempat jenis persediaan :
Volume 3, Nomor 3, September 2020 501 ejournal.ymbz.or.id
p-ISSN : 2623-1041 Berazam
a. Persediaan bahan baku (raw material), adalah bahan persediaan yang digunakan untuk prosed produksi barang dan ada beberapa bahan baku yang diperoleh dari sumber daya yang alami, namun bahan baku yang diproduksi dari perusahaan pada umumnya yang menghasilkan bahan baku produk akhir. Contohnya seperti bahan baku kapas merupakan bahan baku utama bagi perusahaan benang wol. Meskipun dalam proses produksi kata bahan baku dapat digunakan secara luas untuk mencukupi semua bahan baku, tetapi sebutan bahan baku juga dibatasi untuk beberapa barang fisik yang dimasukkan pada produk yang diproduksi. Sedangkan istilah dari bahan penolong (factory supplies) adalah merupakan bahan tambahan yang akan digunakan oleh perusahaan dalam prosed produksi tetapi secara tidak langsung dimasukkan dalam produk perusahaan.
b. Barang dalam proses (goods in process), merupakan bahan baku yang masih dalam kondisi belum sempurna atau setengah jadi karena harus diproses produksi ulang baru bisa dijual kembali dan barang dalam proses juga sering disebut dengan pekerjaan dalam proses (work in process).
c. Barang jadi (finished goods), ialah produk atau barang yang telah selesai diproduksi oleh perusahaaan dan barang atau produk tersebut sudah siap dipakai oleh konsumen atau pelanggan sehingga dijadikan persediaan bagi perusahaan dengan maksud dapat dijual kembali oleh perusahaan.
d. Barang dalam perjalanan (good in transit), merupakan barang atas dasar FOB Shipping Point yang akan dikirimkan dan masih dalam perjalanan sampai dengan akhir periode barang tersebut akan dijadikan barang milik pembeli dan akan dicatat dan dihitung oleh perusahaan.
e. Barang konsinyasi (consigned goods) merupakan barang yang telah diberikan kepada penerima barang namun kepemilikan barang tersebut masih menjadi pengirim barang dan transaksi tersebut akan di jadikan sebagai persediaan pengirim barang atau persediaan consignor sebesar harga beli.
4. Metode Pencatatan Persediaan
Menurut (Agoes & Trisnawati, 2013:55-56) pada suatu perusahaan, persediaan dapat berpengaruh pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif. Oleh karena itu persediaan disebut sebagai akun ganda. Dalam laporan posisi keuangan, biasanya persediaan adalah nilai yang paling signifikan dalam aset lancar. Dalam laporan laba rugi komprehensif, persediaan menjadi penting dalam menentukan hasil operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Pertama perusahaan wajib menentukan metode pencacatan persediaan seperti apa yang ingin di gunakan atau di terapkan dalam usahanya . ada dua macam metode dalam mencatat persediaan, adalah sebagai berikut :
a. Metode Fisik/Periodik (Periodic/Physical Inventory System)
Dalam penggunaan metode ini, pencatatan pada persediaan ini hanya butuh dilakukan pada akhir periodenya akuntansi dengan menggunakan ayat jurnal dari penyesuasian. Transaksi yang berhubungan atau akan mempengaruhi persediaan perusahaan adalah terdiri dari transaksi Penjualan, Retur penjualan, Pembelian dan Retur pembelian. Perlu dilakukan perhitungan fisik (Stock Opname) untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik. Kekurangan dalam metode periodik adalah laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif tidak bisa dibuat sebelum mengetahui nilai persediaan.
b. Metode Perpetual (Continual Inventory System)
Volume 3, Nomor 3, September 2020 502 ejournal.ymbz.or.id
p-ISSN : 2623-1041 Berazam
berdampak atau mempengaruhi persediaan perusahaan wajib dicatat dalam pencatatan persediaan. Saldo akun yang ada didalam akun persediaan akan memberitahu saldo akun yang sebenarnya sehingga dalam pembuatan atau penyusunan laporan keuangan perusahaan tidak dibutuhkan jurnal penyesuaian. Namun pencatatan persediaan di akun persediaan harus dari harga pokok persediaan baik dalam transaksi penjualan atau pembelian. Jika menggunakan metode ini maka setiap saat laporan posisi keuangan dibutuhkan makan secara langsung saldo persediaan dapat terlihat dan metode ini harus didukung oleh pencatatan persediaan yang sudah menggunakan sistem meskipun pada metode ini telah disediakan data persediaan setiap kali dibutuhkan tetap saja perusahaan harus membuat perhitungan antara yang fisik dengan sistem.
5. Metode Penilaian Persediaan
Menurut (Agoes & Trisnawati, 2013: 57-58) Setelah menentuka metode pencatatan, perusahaan harus menentukan metode untuk menilai persediaan yang memiliki tujuan untuk menelaah laporan keuangan.
a. Metode Biaya Rata-rata (Average) b. Metode First In First Out (FIFO) 2.7 Penelitian Terdahulu
Menurut penelitian (Hendrayani, Anastasia, & Bintari, 2019) dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Pada PT. Fitria Sarbini Mitra Mandiri Kota Banjarbaru”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal persediaan bahan baku pada perusahaan tersebut. Dan jenis metode penelitian yang dipakai oleh penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dan pada penelitian ini peneliti hanya menghimpun fakta seadanya dan mengembangkan konsep. Dilihat dari hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa sistem pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan tersebut telah berjalan dengan baik dan perusahaan tersebut juga telah menerapkan beberapa prosedur sistem pengendalian intern yang baik, namun ada beberapa hal yang seharusnya diperhatikan seperti pada bagian keuangan perusahaan yang menjalankan fungsi transaksi dan juga pencatatan seharusnya ada bagian akuntansi yang dapat mengerjakannya dan harus menempatkan karyawan yang ahli dalam bidangnya serta karyawan yang telah memiliki pengalaman banyak pada struktur jabatan diperusahaan tersebut.
2.8 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori yang penulis jelaskan diatas, maka Kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Volume 3, Nomor 3, September 2020 503 ejournal.ymbz.or.id
p-ISSN : 2623-1041 Berazam
Volume 3, Nomor 3, September 2020 504 ejournal.ymbz.or.id
p-ISSN : 2623-1041 Berazam
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis data deskriptif kualitatif dengan metode analisis. populasi pada penelitian ini ialah sebuah objek perusahaan yaitu PT Jaya Wasantara. sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa beberapa data yang berhubungan dengan persediaan pada PT Jaya Wasantara.
Penelitian ini menggunakan sumber data primer karena datanya berasal dari dan hasil wawancara dengan General Manager perusahaan dan hasil dari penelusuran langsung dilapangan pada PT Jaya Wasantara Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi dan wawancara. Berikut merupakan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:
Gambar 1. Desain Penelitian (Sumber : Data Penelitian, 2020) HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
1. Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pada PT Jaya Wasantara
Untuk menganalisis pengendalian internal pada PT Jaya Wasantara, Penulis akan meggunakan metode COSO (committee of sponsoring Organizations of the treatway commission) yang dicantumkan sebagai berikut ini :
1. Lingkungan Pengendalian
Bagi PT Jaya Wasantara pengendalian internal sangat penting bagi perusahaannya karena dapat melindungi harta perusahaan dan mengontrol pekerjaan karyawan yang ada di perusahaannya. Kelebihan lingkungan pengendalian dalam persediaan perusahaan adalah dengan adanya data-data seperti kartu stok, bukti penerimaan stok, packing list, invoice, dan surat jalan sangatlah berguna untuk tidak terjadi hal yang tidak diinginkan oleh perusahaan. Namun kelemahan lingkungan pengendalian persediaan pada PT Jaya Wasantara adalah sering terjadi kelalaian karyawan dan salah memasukkan data yang menyebabkan persediaan perusahaan seringkali tidak sesuai antara fisik dan yang ada di sistem GF Akuntansi perusahaan. 2. Penilaian Resiko
penilaian resiko sistem pengendalian internal persediaan PT Jaya Wasantara adalah menggunakan CCTV (closed circuit television) disetiap sudut gudang agar pegawai gudang tidak melakukan kecurangan dan mengurangi resiko lainnya namun kelemahannya adalah masa penyimpanan data perekaman pada kamera hanya bertaahan tiga puluh hari dan setelah itu data akan hilang kemudian jika listrik perusahaan padam maka CCTV (closed circuit television) tidak akan berfungsi. Kemudian untuk pengendalian manual pada PT Jaya Wasantara adalah kepala gudang perusahaan harus membuat atau mencatat pengeluaran atau pemasukan barang dagang perusahaan atau stok perusahaan agar menambah catatan untuk pengecekan selanjutnya dengan sistem GF Akuntansi perusahaan. Setiap hari Jumat perusahaan akan melakukan pengecekan terhadap perselisihan stok antara yang ada di sistem GF Akuntansi dengan kartu stok yang dibuat oleh kepala gudang.
Volume 3, Nomor 3, September 2020 505 ejournal.ymbz.or.id
p-ISSN : 2623-1041 Berazam
3. Prosedur Pengendalian
berikut ini ada beberapa prosedur pengendalian lainnya pada PT Jaya Wasantara: a) Kepala gudang wajib membuat laporan untuk bagian pembelian atau purchasing
agar dibuatkan permintaan pembelian kepada pemasok.
b) Setelah purchasing membuat purchase requisition atau permintaan pembeliaan, maka harus dikirimkan kepada pemasok melalui email
c) Pada saat penerimaan barang, kepala gudang wajib membuat laporan penerimaan barang kepada purchasing
d) Bagian purchasing wajib menginput ke sistem total kuantiti yang diterima oleh kepala gudang kedalam sistem
e) Setiap transaksi penjualan yang membuat pengeluaran barang digudang wajib disetujui oleh kepala gudang dengan nota penjualan yang dicetak admin dan surat jalan yang dibuat oleh kepala gudang.
4. Pemantauan
Pemantauan sistem pengendalian internal persediaan PT Jaya Wasantara telah dilengkapi dengan CCTV (closed circuit television) agar mengurangi resiko kecurangan yang dilakukan karyawan perusahaan. Pemantauan selanjutnya adalah pada sistem GF Akuntansi memiliki fitur untuk memberikan tanggung jawab berbeda-beda kepada karyawannya dan dapat dipantau oleh direktur sendiri jika ingin mengecek hasil kerja karyawan karena direktur memiliki hak untuk membuka semua fitur sistem pada perusahaan. Meskipun perusahaan telah melakukan beberapa pemantauan yang baik untuk perusahaan namun terjadi sedikit masalah pada saat persediaan seringkali terjadi ketidakcocokan antara sistem dan fisik. Hal ini disebabkan oleh kelalaian karyawan yang salah menginput kuantiti dan mengeluarkan barang yang ada digudang.
5. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi pada sistem pengendalian internal persediaan PT Jaya Wasantara adalah sebagai berikut :
a) Kartu stok yang digunakan kepala gudang untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran stok perusahaan
b) Laporan pemesanan barang digunakan oleh kepala gudang untuk memberitahu bagian pembelian perusahaan memesan barang kepada pemasok PT Jaya Wasantara
c) Purchase requisition digunakan untuk membuat orderan kepada pemasok perusahaan
d) Laporan penerimaan barang wajib dibuat kepala gudang untuk diberikan kepada bagian pembelian untuk memasukan total kuantiti kedalam sistem GF Akuntansi perusahaan
e) Nota penjualan yang dicetak oleh admin adalah untuk diberikan kepada bagian gudang untuk disiapkan barangnya kepada pelanggan PT Jaya wasantara
f) Surat jalan akan dibuat oleh kepala gudang kemudian diberikan kepada kurir atau supir pengantaran barang yang akan ditandatangan oleh pelangga perusahaan untuk membuktikan bahwa barang yang diantar sesuai dengan nota penjualan dan surat jalan.
2. Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Persediaan Barang Pada PT Jaya Wasantara
Volume 3, Nomor 3, September 2020 506 ejournal.ymbz.or.id
p-ISSN : 2623-1041 Berazam
PT Jaya Wasantara juga memiliki beberapa unsur persediaan bagi perusahaannya yang dicantumkan sebagai berikut:
1. Fungsi Persediaan
Setiap perusahaan akan memiliki fungsi persediaannya sendiri. Bagi PT Jaya Wasantara fungsi persediaan perusahaannya adalah sebagai berikut ini:
a) Persediaan bagi perusahaan adalah barang dagang yang simpan digudang dan akan dikeluarkan pada saat ada yang membelinya
b) Persediaan juga termasuk aset bagi perusahaan karena kuantitinya yang banyak dan dijual dapat menghasilkan uang
c) Persediaan bagi perusahaan adalah barang dagang yang dapat ditawarkan oleh sales perusahaan kepada pelannggan perusahaan
d) Persediaan di perusahaan terdapat beberapa jenis merk dan beberapa macam. 2. Biaya Persediaan
berikut ini merupakan biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan: a) Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan pada PT Jaya Wasantara merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan agar barang yang dipesan bisa lancar sampai ke gudang perusahaan dengan baik dan legal.
1) Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi atau pengiriman barang 2) Upah
3) Biaya telepon
4) Pengeluaran surat menyurat
5) Biaya pengepakan dan penimbangan 6) Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan 7) Biaya pengiriman ke gudang perusahaan. b) Biaya penyimpanan
yaitu biaya yang dikeluarkan oleh PT Jaya Wasantara untuk menyimpan
persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas persediaan semakin banyak. Biaya yang termasuk dalam biaya penyimpanan antara lain :
1) Biaya administrasi pergudangan 2) Gaji pelaksana pergudangan 3) Biaya listrik
4) Biaya modal yang tertanam dalam persediaan 5) Biaya asuransi
6) Biaya kerusakan dan Biaya penyusutan 3. Jenis-jenis Persediaan
Setiap perusahaan distributor memiliki persediaan barang dagangnya atau yang disebut dengan barang jadi (barang yang siap untuk dijual kepasaran) sendiri untuk dijual kepada pelanggan dan berikut ini merupakan Jenis-jenis persediaan yang ada di PT Jaya Wasantara :
a) Paint Thinner
b) Fluorising PaintDuraprep 900 Paint & Colorant Solidifier c) Duraprep WB Paint Stripper
d) Glidden Pool Paint Azul Pavo e) PPG Paint & Colorant Solidifier
Volume 3, Nomor 3, September 2020 507 ejournal.ymbz.or.id
p-ISSN : 2623-1041 Berazam
f) Glidden Pool Paint Blanco g) Glidden Pool Paint Verde Agua h) Sigma Fluorescent Paint. 4. Metode Pencatatan Persediaan
Metode pencatatan yang digunakan oleh PT Jaya Wasantara dalam persediaan adalah menggunakan metode periodik. Dan jurnal yang digunakan adalah sebagai berikut ini:
a) Jurnal pembelian kredit b) Jurnal pembayaran pembelian c) Jurnal retur pembelian
d) Jurnal pembayaran biaya angkut e) Jurnal penjualan kredit
f) Jurnal retur penjualan.
5. Metode Penilaian Persediaan
PT Jaya Wasantara menggunakan metode penilaian persediaan FIFO(First In First Out). Berikut ini merupakan contoh yang diambil untuk membuktikan bahwa perusahaan menggunakan metode penialain persediaan FIFO(First In First Out:
3. Analisis Kendala Yang Dihadapi Perusahaan Dalam Penerapan Sistem Pengendalian Internal Atas Persediaan Barang Dagang Pada PT Jaya Wasantara Kendala pada sistem yang perusahaan hadapi adalah perusahaan hanya menggunakan sistem GF Akuntansi untuk menjalankan seluruh transaksinya oleh sebab itu ada beberapa fitur yang tidak ada di GF Akuntansi dan karyawan harus membuat catatan pribadi secara manual.Setelah kendala pada sistem perusahaan selanjutnya adalah kendala pada pengendalian internal pada PT Jaya Wasantara adalah sumber daya manusia yang tidak begitu cukup dan ada beberapa kelalaian yang dilakukan oleh manusia atau karyawan dalam menginput kuantiti persediaan sehingga stok perusahaan tidak jelas. Yang terakhir adalah kendala dalam persediaan sendiri adalah terdapat banyak jenis persediaan dan barang satuannya juga berat sehingga bagian penyimpanan digudang harus luas dan harus menyediakan banyak pallet kayu atau plastic untuk menyusun cat cat tersebut.
4.2 Pembahasan
1. Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pada PT Jaya Wasantara
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan direktur perusahaan dalam penelitian ini adalah bahwa Lingkungan pengendalian pada PT Jaya Wasantara telah berjalan dengan baik dan telah mengikuti kerangka pengendalian internal COSO (committee of sponsoring organizations of the treatway commission). pengendalian dalam persediaan perusahaan adalah dengan adanya data-data yang dibuat untuk mengurangi resiko, penilaian resiko juga sangat baik karena ada penggunaan beberapa kamera dan juga sistem yang digunakan dapat membantu perusahaan, prosedur pengendalian yang dibuat oleh PT Jaya Wasantara telah sesuai dengan posisi dan kemampuan masing-masing karyawan, pemantauan yang diterapkan secara sistem maupun manual juga telah berjalan dengan lancar, dan informasi dan komunikasi PT Jaya Wasantara adalah dengan membuat dokumen dokumen yang
Volume 3, Nomor 3, September 2020 508 ejournal.ymbz.or.id
p-ISSN : 2623-1041 Berazam
berguna bagi pemasok dan pegawai perusahaan untuk kemudahan kerja.
Menurut (Herry, 2014:11) pengendalian internal merupakan sebuah kebijakan yang digunakan sebuah perusahaan untuk melindungi seluruh kekayaan atau harta perusahaan memastikan informasi perusahaan akurat, dan memastikan pihak manajemen dan karyawan yang lainnya juga sudah mematuhi peraturan Undang-Undang. PT Jaya Wasantara telah memastikan keakuratan informasi menggunakan sistem GF Akuntansi yang dapat diakses oleh manager untuk memantau cara kerja karyawan telah mematuhi perintah perusahaan. Solusi dalam pengendalian internal supaya lebih baik adalah memperbanyak sumber daya manusia dan memperbaiki sistem menjadi lebih baik lagi dengan meningkatkan penjualan.
2. Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Persediaan Barang Pada PT Jaya Wasantara
Fungsi peersediaan bagi PT Jaya Wasantara adalah barang dagang yang simpan digudang dan akan dikeluarkan pada saat ada yang membelinya, Persediaan juga termasuk aset bagi perusahaan karena kuantitinya yang banyak dan dijual dapat menghasilkan uang, Persediaan bagi perusahaan adalah barang dagang yang dapat ditawarkan oleh sales perusahaan kepada pelannggan perusahaan, dan Persediaan di perusahaan terdapat beberapa jenis merk dan beberapa macam. Kemudian PT Jaya Wasantara merupakan perusahaan distributor maka secara normal perusahaan harus membayar beberapa biaya- biaya yang disebabkan oleh adanya persediaan contohnya ialah biaya pada pemesanan dan biaya pada penyimpanan persediaan. Jenis- jenis persediaan yang dijual oleh perusahaan ada terdapat Sembilan jenis baranag dagang. Metode pencatatan persediaan yang digunakan oleh PT Jaya Wasantara adalah menggunakan metode pencatatan periodic. Dan yang terakhir adalah metode penialain persediaan yang diterapkan oleh PT Jaya Wasantara adalah menggunakan metode penilain FIFO(First In First Out).
Menurut penelitian (Lahu & Sumarauw, 2017:4183) pada penelitiannya ada dijelakan bahwa dunkin donuts yang ada di Manado juga ada terdapat biaya persediaan dan biaya persediaannya adalah biaya pada bagian pemesanan dan juga biaya penyimpanan. Secara rinci biaya pada pemesanannya ada terdapat biaya angkut barang dan juga biaya untuk komunikasi antar karyawan, kemudian untuk biaya pada penyimpanan adalah biaya sewa gedung atau bangunan, biaya listrik air, biaya peawatan dan kebersihan gedung serta biaya untuk bayar pengawas. Begitu juga dengan PT Jaya Wasantara yang memiliki biaya-biaya persediaan seperti biaya pemesanan yaitu Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi atau biaya pengiriman , biaya upah atau gaji karyawan, Biaya telepon kantor, Pengeluaran surat menyurat, Biaya pengepakan dan penimbangan, Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan, dan Biaya pengiriman barang ke gudang perusahaan serta biaya penyimpanan seperti Biaya administrasi pergudangan, Gaji bagian gudang, Biaya listrik gudang, Biaya modal yang tertanam dalam persediaan yang ada digudang, Biaya asuransi bangunan gudang, dan terakhi adalah Biaya atas kerusakan bangunan atau gudang seerta Biaya penyusutan pada peralatan yang ada digudang.
3. Analisis Kendala Yang Dihadapi Perusahaan Dalam Penerapan Sistem Pengendalian Internal Atas Persediaan Barang Dagang Pada PT Jaya Wasantara Kendala pertama yang dihadapi oleh PT Jaya Wasantara adalah mengenai sistem perusahaan. Sistem perusahaan masih menggunakan sistem GF Akuntansi dan
Volume 3, Nomor 3, September 2020 509 ejournal.ymbz.or.id
p-ISSN : 2623-1041 Berazam
beberapa fitur tidak dapat dilakukan di sistem ini. Oleh sebab itu karyawan perusahaan harus menggunakan sistem Microsoft office untuk membantu sistem GF Akuntansi perusahaan. Sebagai solusinya adalah perusahaan harus merakit atau membeli sistem baru yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Agar karyawan dapat dengan mudah menyelesaikan pekerjaannya dan mudah di cek oleh atasan dengan membuka satu sistem dan tidak perlu membuka banyak sistem.
Kendala kedua adalah pada pengendalian internal perusahaan adalah yang utama pengendalian secara sistem dari unsur pemantauan dan penilaian resiko menurut COSO (committee of sponsoring Organizations of the treatway commission) adalah penggunaan CCTV (closed circuit television) pada perusahaan sangat membantu perusahaan namun kelemahannya adalah masa penyimpanan data tidak lebih dari tiga puluh hari dan jika listrik padam seluruh kegiatan perusahaan tidak dapat direkam dengan CCTV (closed circuit television) sehingga mudah terjadi kehilangan stok yang bisa diakibatkan kecurangan karyawan gudang atau kerugian lainnya. Maka solusi yang dapat penulis sampaikan atas kendala ini adalah perusahaan diharapkan dapat membeli sebuah generator listrik, karena akan berguna pada saat pemadaman listrik sehingga dapat mengurangi kerugian (pencurian) perusahaan dan masih bisa memantau karyawan. Kemudian untuk penyimpanan data dapat dilakukan setiap satu bulan atau tiga puluh hari pada sebuah database, agar mudah untuk diselidiki jika terjadi masalah.
Kendala yang terakhir adalah pada persediaannya sendiri, karena barang dagangnya merupakan barang dengan bentuk besar dan cukip berat. Maka solusinya adalah perusahaan harus memperkerjakan pagawai dan alat yang cukup untuk memindahkan barang dagangannya dan dapat membeli beberapa pallet jenis kayu ataupun plastik, sehingga memudahkan karyawan untuk memindahkan barang dan mengeluarkan barang dari gudang.
Menurut (Nainggolan & Sunarni, 2019:56) setiap perusahaan akan mengalami masalah atau kendala, dan sebagai karyawan dan pimpinan perusahaan harus bisa mencari solusi agar masalah atau kendala yang terjadi pada perusahaan terebut dapat teratasi oleh sebab itu pada penelitian ini menjelaskan bahwa perusahaan yang diteliti menggunakan metode lagrange untuk menyelesaikan masalah atau kendala pada biaya persediaan dan kapasitas gudang. Begitu juga dengan PT Jaya Wasantara yang selalu menyelesaikan kendala-kendala yang muncul sehingga dapat terselesaikan seperti pergantian dokumen- dokumen yang dibuat guna untuk menjadi bukti disaat masa yang akan datang. Namun tetap ada beberapa kendala yang masih butuh perubahan agar kinerja perusahaan menjadi lebih baik lagi kedepannya.
SIMPULAN
Kesimpulan penelitian yang dapat disumpulkan oleh penulis pada penerapan sistem pengendalian intern untuk persediaan barang pada PT Jaya Wasantara antara lain :
1. Sistem pengendalian internal pada PT Jaya Wasantara telah berjalan dengan baik dan telah mengikuti kerangka pengendalian internal COSO (committee of sponsoring organizations of the treatway commission).
2. Sistem pengendalian internal atas persediaan barang pada PT Jaya wasantara adalah barang dagang yang simpan digudang dan akan dikeluarkan pada saat ada yang membelinya. Metode pencatatan persediaan yang digunakan oleh PT Jaya Wasantara adalah metode pencatatan periodik. Dan metode penialain persediaan yang diterapkan adalah Metode penialain FIFO(First In First Out).
Volume 3, Nomor 3, September 2020 510 ejournal.ymbz.or.id
p-ISSN : 2623-1041 Berazam
3. Kendala yang dihadapi dalam penerapan sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagang pada PT Jaya Wasantara adalah yang pertama membutuh kan software tambahan pada sistem GF akuntansi, kedua penggunaan CCTV (closed circuit television) pada perusahaan sangat membantu perusahaan namun kelemahannya adalah masa penyimpanan data tidak lebih dari tiga puluh hari dan jika listrik padam seluruh kegiatan perusahaan tidak dapat direkam dengan CCTV sehingga mudah terjadi kecurangan atau yang merugikan perusahaan, ketiga barang dagang yang berat.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S., & Trisnawati, E. (2013). Akuntansi Perpajakan (3rd ed.). Jakarta: Penerbit Salema Empat.
Astiti, K. A. (2017). Evaluasi Pembelajaran. (Ratih, Ed.). Yogyakarta: Penerbit Andi. Fauzi, R. A. (2017). Sistem Informasi Akuntansi (Berbasis Akuntansi). Yogyakarta:
Penerbit Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi Utama).
Hendrayani, Anastasia, M., & Bintari, E. S. (2019). Analisis Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Pada PT. Fitria Sarbini Mitra Mandiri Kota Banjarbaru. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 5(1, ISSN:2615-2134), 17–26.
Hidayat, T. (2013). Membuat Aplikasi Excel untuk UKM. Mediakita.
Mayangsari, S., & Wandanarum, P. (2013). Auditing. Jakarta: Penerbit Media Bangsa. Mulyadi. (2017). Auditing. (E. S. Suharsi, Ed.) (6th ed.). Jakarta: Salemba Empat. Prima, A. P. (2018). Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dan Sistem Pengendalian
Internal Terhadap Kinerja Pegawai Bagian Akuntansi Sebagai Pengguna Enterprise Resource Planning (ERP) Pada PT. Pola Petro Development. Jurnal Akuntansi Keuangan Dan Bisnis, 11(1, ISSN:2085-0751), 52–60.
Riyadi, S. (2017). Akuntansi Manajemen. Jawa Timur: Penerbit Zifatama Publisher. Wijaya, A., Silitonga, S. H. P., Candra, V., Butarbutar, M., Sinaga, O. S., Haibuan, A.,
… Simarmata. (2020). Manajemen Operasi Produksi. (A. Rikki, Ed.) (1st ed.). Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis.