• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1 Latar Belakang. Laporan Akhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1.1 Latar Belakang. Laporan Akhir"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1.1

Latar Belakang

Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, bersama seluruh wilayah tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan manfaat yang sebesar–besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Pendayagunaan sumber daya yang lebih optimal diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan di daerah, penciptaan lapangan pekerjaan dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan sosial, ekonomi dan lingkungan secara terpadu melalui perencanaan program yaitu Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan infrastruktur yang lebih luas dan diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan.

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya merupakan suatu pendekatan dan cara yang dapat digunakan untuk keseluruhan sektor pembangunan permukiman, prasarana dan sarana PU/Cipta Karya. Prinsip keterpaduan yang digunakan dalam penyusunan RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya diharapkan akan memudahkan mobilisasi sumber pembiayaan melalui kesepakatan bersama

(2)

untuk pengalokasian sumberdaya dalam jangka menengah, memudahkan kerjasama antara instansi pusat dan daerah dan antara program dan pelaksanaan. Disamping itu RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya ini disusun melalui proses partisipatif yang mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Kota dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah serta memperhatikan karakteristik dan potensi daerah. Disamping itu, RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya disusun dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan/pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan dan memperhatikan aspek kelayakan program masing – masing sektor, kelayakan spasial dan lingkungan.

Dengan adanya RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya diharapkan dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kualitas pelayanan serta mendukung pembangunan permukiman, prasarana dan sarana PU yang mempunyai ciri – ciri :

1. Memerlukan mobilisasi sumber pembiayaan yang besar 2. Memerlukan persiapan dan perencanaan teknis yang matang 3. Memerlukan pemantapan program dan penganggaran

4. Memerlukan manajemen pelaksanaan yang menjamin tercapainya tujuan, sasaran dan manfaat secara efisien serta pemanfaatan sumberdaya

Dalam mendorong pembangunan permukiman, prasarana dan sarana PU/Cipta Karya di Kabupaten Hulu Sungai Utara telah dilakukan penyusunan RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya yang mencakup program tiap sektor secara keseluruhan. RPIJM tahap pertama telah disusun tahun 2008, namun karena pertimbangan keterbatasan kemampuan pendanaan dan waktu penyusunan serta prioritas mendesak untuk mendukung pelaksanaan pembangunan 2009 maka RPIJM Kabupaten Hulu Sungai Utara yang telah disusun hanya untuk mendukung pelaksanaan pembangunan tahun 2009 pada 4 lokasi prioritas yaitu Kawasan Wisata Religius Kalampayan, Kawasan Tradisional Bersejarah Teluk Selong, Kawasan Tradisional Bersejarah Pesayangan dan Kawasan Minapolitan Cindai Alus. RPIJM Tahap Kedua disusun pada Tahun 2009 dilakukan penyusunan kembali yang lebih Komprehensip meliputi seluruh kawasan prioritas di Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk semua sector Cipta Karya dan dalam jangka waktu 5 tahun yaitu mulai tahun 2010-2015. Sebelum penyusunan RPIJM Kabupaten Hulu Sungai Utara harus dilakukan review terlebih dahulu terhadap hasil penyusunan RPIJM yang telah disusun berdasarkan kawasan tersebut.

Untuk mendukung penyusunan RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Hulu Sungai Utara dibentuk satuan tugas (Satgas) RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Hulu Sungai Utara yang melibatkan Ketua Bappeda selaku ketua tim dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum selaku pelaksana harian satgas. Satgas akan bertugas mengarahkan

(3)

konsultan dalam penyusunan RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya sehingga RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Hulu Sungai Utara yang disusun dapat mencerminkan keterpaduan program dan pembangunan Bidang PU/Cipta Karya secara konkrit dengan mengakomodasi kebutuhan pembangunan sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah, mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

1.2

Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya adalah dokumen perencanaan dan pemrograman

pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu lima tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional , provinsi, dan kabupaten/kota untuk mewujudkan keterpaduan pembanunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.

Gambar 1.1 Skema Kedudukan RPI2-JM Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan

(4)

Sesuai dengan skema di atas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sektor sangat penting, termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM),Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Dokumen sektoral ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala kota/kabupaten. Selanjutnya, SPPIP ini akan diturunkan ke dalam Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dengan skala kawasan.RPI2-JM perlu mempertimbangkan dokumen-dokumen teknis ini sehingga perencanaan pembangunan infrastruktur permukiman menjadi lebih terarah dan terpadu.

RPI2-JM yang telah disusun kemudian akan dituangkan ke dalam rencana program tahunan berupa Memorandum Program yang merupakan kesepakatan bersama antara pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota terkait rencana kegiatan di suatu Kabupaten/Kota dalam jangka waktu 5 tahun.

Gambar 1.2 Keterkaitan Substansi Antara Dokumen Teknis

1.3

Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Dengan RPI2-JM

Bidang Pekerjaan Umum

Infrastruktur Pekerjaan Umum secara umum meliputi 4 sektor, yaitu sektor cipta karya, sektor bina marga, sektor sumberdaya air dan sektor tata ruang, dari keempat sektor tersebut hanya sektor tata ruang yang tidak terkait secara langsung dengan infrastruktur fisik, sementara sektor lainnya langsung bersentuhan dengan penyediaan infrastruktur fisik. Dalam pelaksanaannya, sektor bina marga dan sektor sumberdaya air lebih bersifat makro

(5)

atau regional dan umumnya memiliki volume kegiatan skala besar, sementara itu sektor cipta karya merupakan penuyediaan infrastruktur yang langsung bersentuhan dengan kehidupan masyarakat, bersifat masif, tersebar, sangat variatif jenis kegiatannya serta memiliki volume fisik mulai dari yang kecil hingga besar.

Penyediaan infrastruktur sektor cipta karya yang meliputi sektor air minum, sektor penyehatan llingkungan permukiman, sektor penataan bangunan dan lingkungan dan sektor pengembangan permukiman memiliki lingkup pelayanan mulai dari perkotaan hingga perdesaan. Sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan sektor ke-PU-an lainnya untuk implementasi dan optimalisasi pelaksanaan sektor cipta karya, atau pengembangan infrastruktur sektor ke-PU-an lainnya akan lebih optimal dan operasional jika ditindaklanjuti dengan pengembangan sektor cipta karya. Sehingga dalam perencanaan dan pemrogramannya terdapat keterkaitan yang kuat antara Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Sektor Cipta Karya dengan Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (JM) Pekerjaan Umum, karena RPI2-JM merupakan bagian dari pengembangan RPI2-RPI2-JM secara keseluruhan, dengan hubungan keterkaitan sebagai berikut :

1. Pengembangan dan penyediaan sektor air minum berupa pembangunan Instalasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) harus didukung dengan penyediaan air baku yang menjadi kewenangan dari Ditjend Sumber Daya Air

2. Pengembangan Permukiman Perdesaan berupa kawasan agropolitan, minapolitan, perbatasan, pesisir dan lain lain memerlukan dukungan besar dari akses jaringan jalan yang pelaksanaannya oleh Ditjen Bina Marga serta pengembangan sistem irigasi oleh Ditjen Sumber Daya Air.

3. Pengembangan sistem drainase perkotaan harus diintegrasikan dengan sistem pengendalian banjir regional yang dibangun oleh Ditjend Sumberdaya Air.

1.4

Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan kemandirian Kabupaten Hulu

Sungai Utara dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah Melakukan Review Rencana Terpadu Program

Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2010-2014 dan Menyusun Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015-2019 sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi stakeholders

(6)

Sasaran yang ingin dicapai dengan Penyusunan Review RPI2-JM Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015-2019 adalah :

1. Tersusunnya kesiapan program pembangunan yang menunjang kemandirian kawasan, layak untuk dihuni dan mampu mendanai pembangunan wilayahnya sendiri.

2. Tersusunnya program-program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai.

3. Terjabarkannya operasionalisasi dari dokumen legal seperti RPJPD, RPJMD, Renstrada, dan Renstra SKPD dalam kerangka tata ruang yang berlaku.

4. Tersusunnya program investasi infrastruktur yang akan didanai dengan skema pendanaan melalui pinjaman, hibah/ grant dan dana pendamping (equity).

5. Tersusunnya program reformasi dasar perkotaan yaitu partisipasi dan transparansi, pengelolaan keuangan daerah dan reformasi pengadaan barang dan jasa yang mendukun program utama

6. Tersusunnya program reformasi yang mendorong peningkatan pelayanan publik yang lebih baik melalui peningkatan kapasitas pengelolaan pemerintahan.

1.5

Prinsip Penyusunan RPI2-JM

Dalam penyusunan dan pembuatan dokumen RPI2-JM harus memiliki prinsip dasar sebagai berikut:

1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.

2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan kawasan permukiman,

pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber

pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa.

(7)

4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2-JM maupun pada saat pelaksanaan program.

5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota

dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan yangefektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusunprogram yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraanmasyarakat Indonesia. RPI2-JM ini juga bersifat dinamis, dimana setiap tahunnyadiperlukan review terhadap program-program pembangunan yang tercantum di dalamdokumen RPI2-JM, sehingga dihasilkan rencana pembangunan infrastruktur yangmutakhir sesuai perkembangan kebutuhan daerah.

1.6

Muatan Dokumen RPI2-JM

1.6.1

Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan

Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan ibukota Amuntai secara geografis terletak pada koordinat 2° 1’ 37”b - 2° 35’ 58” Lintang Selatan dan 144° 50’ 58” - 115° 50’ 24” Bujur Timur. Dengan luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara sebesar 892, 7 km² atau hanya sekitar 2, 38 % dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Wilayah ini memiliki sejumlah wilayah administrasi desa/ kelurahan sebanyak 219 desa/kelurahan.

Adapun Kabupaten Hulu Sungai Utara ini memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah dan

Kabupaten Tabalong;

Sebelah Barat : Kabupaten Barito Selatan dan Barito Timur Propinsi Kalimantan

Tengah;

Sebelah Selatan : Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin , Barito Kuala

dan Hulu Sungai Tengah;

Sebelah Timur : Kabupaten Kabupaten Balangan dan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah.

1.6.2

Ruang Lingkup Materi Perencanaan

Lingkup kegiatan ini adalah melakukan Penyusunan Review Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015-2019 yang meliputi :

(8)

1. Perumusan Kebijakan nasional terkait program bidang cipta karya : a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

c. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) d. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan

Kemiskinan Indonesia (MP3KI) e. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

f. Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan

g. Peraturan perundangan yang terkait dengan bidang cipta karya :

1) UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman 2) UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

3) UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air 4) UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 5) UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun

2. Perumsan kebijakan global tetrkait komitmen bangsa Indonesia terhadap lingkungan, permukiman dan lainnya yang berhubugan dengan keciptakaryaan :

a. Agenda Habitat b. Konferensi Rio+20

c. Millenium Development Goals d. Agenda Pembangunan Pasca 2015 3. Perumusan kebijakan tata ruang :

a. RTRW Nasional

b. RTRW Pulau Kalimantan

c. RTRW Provinsi Kalimantan Selatan

d. RTRW Kawasan Strategis Nasional (Metropolitan Banjar Bakula, Kapet Batulicin) e. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) f. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

4. Karakteristik wilayah perencanaan :

Materi mengenai Karakteristik wilayah merupakan bagian yang penting dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, Karakteristik meliputi bebrapa aspek, yaitu: a. Gambaran kondisi geografis dan administrasi wilayah

b. Demografi c. Topografi d. Geohidrologi e. Geologi f. Klimatologi

(9)

g. Kondisi sosial dan ekonomi.

5. Kajian pengembangan sektor penataan bangunan dan lingkungan :

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

6. Kajian pengembangan sektor pengembangan permukiman Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:

a. Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta.

b. Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.

Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:

a. Pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil. b. Pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE). c. Desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.

7. Kajian pengembangan sektor penyehatan lingkungan permukiman Penyehatan lingkungan permukiman meliputi:

a. Air limbah

Air Limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman (Municipal Wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).

b. Sampah

Sampah yang akan dikaji dalam materi ini yaitu:

1) Sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga (tidak termasuk tinja);

2) Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dll;

3) Sampah spesifik meliputi sampah beracun, sampah akibat bencana, bongkaran bangunan, sampah yang tidak dapat diolah.

c. Drainase

Drainase yang dimaksud disini adalah drainase perkotaan yang didefinisikan sebagai drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk mengelola dan

(10)

mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu dan/atau merugikan masyarakat.

8. Kajian pengembangan sektor air minum

SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air.

9. Kajian lingkungan dan sosial

a. acuan peraturan perundang-undangan. b. kondisi eksisting lingkungan dan sosial c. analisis dengan instrumen.

d. pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.

10.Kajian keuangan dan pembiayaan pembangunan

a. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

b. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

c. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

d. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

e. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

f. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri. 11.Kajian kelembagaan

a. organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga.

b. tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan.

(11)

c. sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

1.7

Mekanisme Penyusunan RPI2-JM

1.7.1

Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM

Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkanpemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintahpusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kotamerupakan penyusun dari dokumen RPI2-JM.

Di dalam mekanisme penyusunanan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan diPusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2-JM/Randal yang terdiri daripejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat PengembanganPermukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat PengembanganAir Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat Bina Program Cipta Karya juga terdapat Koordinator Wilayah (Korwil) yangterdiri dari Kasubdit Program dan Anggaran (Korwil Sumatera), Kasubdit EvaluasiKinerja (Korwil Jawa), Kasubdit Kerjasama Luar Negeri (Korwil Kalimantan, Bali danNusa Tenggara), Kasubdit Data dan Informasi (Korwil Sulawesi), serta Kasubdit Kebijakan dan Strategi (Korwil Maluku dan Papua), sesuai dengan SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012.

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2-JM. SatgasProvinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dariunsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM.

(12)

Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM

1.7.2

Langkah Penyusunan RPI2-JM

Dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota harus mengacu pada dokumen perencanaan spasial yang dituangkan dalam RTRW serta perencanaan pembangunanyang dijabarkan dalam RPJMD. Di samping itu, RPI2-JM juga mengacu pada dokumen perencanaan teknis bidang Cipta Karya seperti dokumen RPKPP, RI-SPAM, SSK, RTBL, dan dokumen Strategi yang lain yang terkait dengan pengembangan wilayah.

Keseluruhan rencana teknis ini, terintegrasi dan tersinkronisasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). SPPIP ini memberikan arahan strategi makro pembangunan infrastruktur permukiman, sedangkan RPI2-JM merupakan penjabaran program dari strategi tersebut.

Setelah memahami arahan yang ada dalam dokumen kebijakan dan rencana, dilakukan analisis teknis untuk menghasilkan rencana program dan investasi di setiap sektor. Proses analisis teknis ini diawali identifikasi isu strategis yang dapat berpengaruh terhadap penyediaan infrastruktur permukiman, kondisi eksisting infrastruktur permukiman, permasalahan yang menghambat, serta tantangan kedepan. Setelah itu, dilakukan analisis

SATGAS RPIJM KABUPATEN

BAPPEDA DINAS PERUMAHAN & PERMUKIMAN BLHD DINAS PU DAN SUMBERDAYA AIR DINAS KESEHATAN PDAM BAGIAN KEUANGAN SETDA BAGIAN TATA PEMERINTAHAN

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DINAS PERIKANAN

& KELAUTAN DINAS PERIKANAN

& KELAUTAN

SATGAS RPIJM PROVINSI

BAPPEDA DINAS PU BLHD DISPENDA SKPD Terkait Pemb. CK PDAM SATKER RANDAL SATKER AIR MINUM SATKER PLP SATKER BAN GKIM SATKER PBL ASOSIASI/DUNIA USAHA/MASYARAKAT

SATGAS RPIJM PUSAT

Kasubdit Program & Anggaran Kasubdit Evaluasi & Kinerja Kasubdit Kerjasama Luar Negeri Kasubdit Data dan Informasi Kasubdit Kebijakan dan Strategi Korwil I (Sumatera) Korwil II (Jawa) Korwil III (Kalimantan & Nusa Tenggara) Korwil IV (Sulawesi) Korwil V (Maluku dan Papua)

Direktorat Bina Program Direktorat Pengembangan Air Minum (PAM) Direktorat Pengembangan Permukiman Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

(13)

kebutuhan infrastruktur permukiman disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Dari analisis tersebut akan muncul program program pembangunan sektoral yang perlu dilakukan di kabupaten/kota tersebut.

Apabila readiness criteria sudah terpenuhi, maka program-program sektoral yang telah teridentifikasi tersebut dapat dikembangkan menjadi usulan program dan kegiatan dalam bentuk rencana program dan investasi sektoral.

Selain melihat rencana investasi dari masing-masing sektor dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota diperlukan suatu analisis terhadap keuangan daerah, kelembagaan serta perlindungan terhadap lingkungan dan sosial. Analisis keuangan daerah dimaksudkan untuk melihat kapasitas keuangan daerah dan sumber-sumberpendanaan keuangan daerah dalam investasi pembangunan jangka menengah.Sedangkan aspek kelembagaan menganalisis keorganisasian, tata laksana, dansumber daya manusia dalam implementasi RPI2-JM, dan analisis perlindungan lingkungan dan sosial dimaksudkan untuk melindungi lingkungan dan sosial seperti diperlukannya KLHS, AMDAL, atau konsultasi masyarakat.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya RPI2-JM dirumuskan oleh Satgas tingkat Kabupaten/Kota, untuk kemudian direview oleh Satgas tingkat provinsi dan pusat. Adapun, skema koordinasi dalam RPI2-JM dapat terlihat padagambar dibawah ini.

Adapun alur kegiatan penyusunan RPI2-JM yang dilakukan pada setiap tingkatan Satgas adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Draft I RPI2-JM (tingkat Satgas Kabupaten/Kota)

Penyusunan RPI2-JM di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kondisi lokal, termasuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Oleh karenaitu, dalam perumusan Draft I RPI2-JM ini perlu mengundang tokoh masyarakat setempat, dunia usaha dan organisasi berbasis komunitas.

2. Penyusunan Draft II RPI2-JM (tingkat Satgas Provinsi)

Di tingkat provinsi, satgas provinsi akan melakukan penilaian kelengkapan dokumen RPI2-JM dan memberikan masukan terutama terkait dengan keterpaduan infrastruktur permukiman berskala regional. Pembahasan Draft II ini perlu mengikutsertakan unsur akademisi, asosiasi profesi, dan pemerintah kabupaten/kota yang berbatasan.

3. Penyusunan Draft Final RPI2-JM (tingkat Satgas Pusat)

Satgas pusat melakukan penilaian kelayakan terhadap draft yang disusun pemerintah kabupaten/kota. Setelah melakukan review, maka akan dilakukan pembahasan yang melibatkan direktorat sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya

(14)

Tabel 1.1 Proses Penyusunan RPI2-JM

Sumber: Dit. Bina Program, DJCK 2014

1.8

Landasan Hukum

Peraturan/ Acuan/ Pedoman dalam Penyusunan Review Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015-2019 ini adalah:

A. Undang – Undang (UU)

1. UUNomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Agraria;

2. UUNomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; 4. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

(15)

6. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 7. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

8. UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

9. UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;

10.UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; 11.UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal;

12.UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;

13.UUNomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; 14.UUNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UUNomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah;

15.UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;

16.UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 17.UU No. 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

18.UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun;

19.UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

B. Peraturan Pemerintah (PP)

1. PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan;

2. PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi;

3. PP No. 36 tahun 2005 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;

4. PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

5. PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan SistemPenyediaan Air Minum.

6. PP No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri;

7. PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah;

8. PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

9. PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah;

10.PP No. 07 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

11.PPNomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

(16)

12.PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 13.PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

14.PPNomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah;

15.PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan; 16.PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

17.PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah;

18.PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan SampahSejenis Sampah Rumah Tangga.

C. Peraturan Presiden (Perpres)

1. Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan UsahaDalam Penyediaan Infrastruktur;

2. Perpres No. 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka MenengahNasional 2010-2014;

3. Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha DalamPenyediaan Infrastruktur;

4. Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; 5. Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan

PerluasanPembangunan Ekonomi Indonesia;

6. Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;

7. Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi GasRumah Kaca.

D. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

1. Permen PU No. 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota).

2. Permen PU No. 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM);

3. Permen PU No. 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);

4. Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

5. Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;

(17)

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan.

7. Permen PU No. 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL;

8. Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);

9. Permen PU No. 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan;

10.Permen PU No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014;

11.Permen PU No. 12/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM;

12.Permen PU No. 14/PRT/M/2010 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

13.Permen PU No. 15/PRT/M/2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur; 14.Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala

Bangunan Gedung;

15.Permen PU No. 14/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan KegiatanKementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan DilaksanakanSendiri;

E. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH)

1. Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL – UPL dan SPPLH;

2. Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.

3. Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS;

4. Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau KegiatanWajib AMDAL;

F. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)

1. Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007.

2. Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

3. Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

(18)

G. Peraturan Kementerian Lainnya

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;

2. Peraturan Menteri Bappenas No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan KPS dalam Pembangunan Infrastruktur;

H. Peraturan Daerah (Perda)

1. Perda No 12 Th 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara;

2. Perda No 4 Th 2013 tentang Bangunan Gedung;

3. Perda No 8 Th 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2013 - 2017;

1.9

Sistematika Penulisan

Sistematikan penyusunan RPI2-JM Kabupaten Hulu Sungai Utara 2015-2019 mengacu pada pedoman penyusunan RPI2-JM Tahun 2014 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, yang terdiri dari 11 bab, sementara untuk buku Laporan Akhir disusun dalam 11 bab sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, mekanisme penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, ruang lingkup, dan sistematika pembahasan.

Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya, antara lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional.

Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kabupaten

Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini.

(19)

Bab 4 Profil Kabupaten Hulu Sungai Utara

Bab ini menggambarkan kondisi daerah dari berbagai aspek, terkait permasalahan dan trend yang dihadapi. Gambaran kondisi wilayah mencakup beberapa hal, yaitu gambaran umum dan gambaran prasarana. Gambaran umum, meliputi : gambaran geografis, gambaran demografis, perekonomian daerah, dan gambaran kondisi sosial dan budaya.

Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Hulu Sungai Utara

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.

Bab 6 Aspek Teknis Rencana Program Investasi Infrastruktur

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor.

Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan. Selain itu juga penjelasan mengenai keterpaduan pada Kawasan Strategis Kabupaten yang terpilih menjadi kawasan prioritas untuk RPI2-JM sesuai dengan amanat RTRW Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

(20)

Bab 9 Aspek Pembiayaan

Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten Hulu Sungai Utara, profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

Bab 10 Aspek Kelembagaan

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2-JM Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2015 - 2019 dan matriks keterpaduan program investasi RPI2-JM Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2015 - 2019.

Gambar

Gambar 1.1 Skema Kedudukan  RPI2-JM Dalam Sistem  Perencanaan Pembangunan
Gambar 1.2 Keterkaitan Substansi Antara Dokumen Teknis
Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM
Tabel 1.1 Proses Penyusunan RPI2-JM

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

Selanjutnya pada tahun 2017 dilakukan penyusunan dokumen RPIJM, yang sebelumnya disebut RPI2-JM (Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2- JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur