• Tidak ada hasil yang ditemukan

AD ART PDGI 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AD ART PDGI 2008"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGARAN DASAR

(2)

ANGGARAN DASAR

PERSATUAN DOKTER GIGI INDONESIA

MUKADIMAH

Bahwa sesungguhnya, demi kesadaran akan hak dan kewajiban serta tujuan, peranan dan tanggung jawabnya sebagai dokter gigi, meyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan usaha yang teratur, terencana dan bijaksana.

Maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, para dokter gigi sebangsa dan setanah air menghimpun diri dalam suatu organisasi Persatuan Dokter Gigi Indonesia yang berasaskan Pancasila, berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, serta berpedoman pada Sumpah Dokter Gigi serta Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia dan diatur sesuai Anggaran Dasar sebagai yang tercantum di bawah ini.

B A B I

NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Bagian Pertama

N a m a

Pasal 1

Organisasi ini bernama Persatuan Dokter Gigi Indonesia (Indonesian Dental Association), disingkat PDGI dan merupakan satu-satunya organisasi profesi yang menghimpun dokter gigi di Indonesia.

Bagian kedua

W a k t u dan t e m p a t

Pasal 2

PDGI didirikan pada tanggal 22 Januari 1950 di Bandung untuk jangka waktu yang tidak ditentukan

Bagian ketiga K e d u d u k a n

Pasal 3

(3)

BAB II

ASAS, DASAR DAN PEDOMAN

Bagian Pertama

A s a s

Pasal 4

PDGI berasaskan Pancasila

Bagian Kedua

D a s a r

Pasal 5

PDGI berdasarkan UUD 1945

Bagian Ketiga

P e d o m a n

Pasal 6

PDGI berpedoman pada Sumpah Dokter Gigi serta Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia

BAB III

TUJUAN DAN UPAYA

Bagian Pertama

T u j u a n

Pasal 7 PDGI bertujuan untuk :

1. Menyumbangkan darma baktinya demi kepentingan bangsa dan negara

2. Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan kesehatan umum dalam rangka menunjang kesejahteraan rakyat Indonesia.

3. Memajukan ilmu kedokteran gigi dalam arti yang seluas-luasnya. 4. Meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Bagian Kedua

U p a y a

Pasal 8 Untuk mencapai tujuan, PDGI berupaya :

1. Membina dokter gigi yang berjiwa Pancasila, berwawasan Nasional, profesional dan etis

2. Memelihara dan membina terlaksananya Sumpah Dokter Gigi dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia

3. Meningkatkan rasa kesejawatan dan kesetiakawanan antar sesama anggota

4. Mengembangkan potensi kreatifitas anggota dalam bidang ilmiah, organisasi dan sosial

5. Meningkatkan mutu profesi kedokteran gigi

6. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut

(4)

7. Menjalin, memelihara dan meningkatkan hubungan antara lembaga pemerintah/ swasta dan organisasi profesi lainnya, baik di dalam maupun luar negeri

8. Menjadi mitra kerja pemerintah untuk membantu melancarkan pelaksanaan program-programnya.

9. Usaha lain sepanjang tidak bertentangan dengan asas, dasar dan tujuan PDGI

BAB IV

ORGANISASI

Bagian Pertama

SUSUNAN ORGANISASI Pasal 9

Susunan Organisasi PDGI terdiri dari :

1. Badan Pengurus adalah Pengurus Besar, Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang 2. Dewan Pertimbangan

3.

Badan kelengkapan : MKKGI, MKEKG,BPPA, Badan Fungsional

Bagian Kedua

KEDAULATAN ORGANISASI Pasal 10

Kedaulatan tertinggi organisasi PDGI berada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya melalui:

1. Di tingkat Pusat melalui KONGRES

2. Di tingkat Cabang melalui Rapat Umum Anggota

Bagian Ketiga

KEPUTUSAN ORGANISASI Pasal 11

PDGI mempunyai tingkatan keputusan secara hierarkis sebagai berikut: 1. Anggaran Dasar

2. Anggaran Rumah Tangga 3. Keputusan Kongres 4. Keputusan Rapat Kerja 5. Keputusan Rapat Pengurus

6.

Keputusan Ketua Umum PB PDGI 7. Kebijakan Ketua Umum Lainnya

(5)

BAB V

KEANGGOTAAN

Pasal 12 Anggota PDGI terdiri atas :

a. Anggota Biasa b. Anggota Luar Biasa c. Anggota Kehormatan

BAB VI

LAMBANG, DUAJA , BENDERA DAN ATRIBUT LAIN

Pasal 13

(1)

Lambang organisasi adalah satu lingkaran putih dan di dalamnya terdapat segitiga sama kaki terbalik warna putih dan dalam segitiga terdapat gambar tongkat yang dilingkari ular, sebanyak lima kali, menghadap ke kiri berwarna kuning dengan tulisan PDGI berwarna putih di ujung segitiga. Dasar lambang berwarna ungu.

(2) Duaja organisasi berbentuk persegi panjang berwarna kuning emas dengan lambang organisasi di tengah-tengah. Tulisan Pengurus Besar di atas lambang dan tulisan Persatuan Dokter Gigi Indonesia di bawah lambang. Duaja hanya dibuat untuk Pengurus Besar.

(3) Bendera organisasi digunakan untuk cabang, dengan lambang organisasi di tengah-tengah bendera, tulisan cabang di bawah, warna dasarputih.

(4) Atribut lain terdiri dari :

a. Uniform berbentuk jas dengan warna dasar ungu, di dada kiri terdapat lambang organisasi

b.

Pin berbentuk empat persegi panjang dengan sebelah kiri terdapat lambang organisasi dan sebelah kanan terdapat nama organisasi dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

BAB VII

HYMNE DAN MARS PDGI

Pasal 14

(1) Lagu resmi PDGI adalah Hymne dan Mars PDGI

(2) Hymne dan Mars PDGI dinyanyikan pada acara resmi PDGI.

BAB VIII

KEKAYAAN

Pasal 15 Kekayaan organisasi diperoleh dari :

a. Uang Pangkal

b. Iuran Wajib

(6)

BAB IX

KETENTUAN LAIN

Bagian Pertama

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 16

Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan oleh Kongres, dengan terlebih dahulu dilakukan pembahasan dalam Rakernas.

Bagian Kedua

PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 17

Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh :

1.

Suatu Kongres luar biasa diadakan untuk maksud tersebut

2. Pemerintah, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan seperti diatur dalam BAB VII.

Bagian Ketiga

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 18

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar PDGI.

(7)

(8)

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN DOKTER GIGI

INDONESIA

BAB I

ORGANISASI

Bagian Pertama PENGURUS BESAR Pasal 1 a. Status

Pengurus Besar Merupakan pelaksana tertinggi organisasi. b. Susunan Pengurus Besar terdiri dari :

1. Seorang Ketua Umum 2. Seorang Sekretaris Jenderal

3. Paling banyak 2 (dua) orang Bendahara

4. Sekurang-kurangnya 5 (lima) Ketua Bidang atau sebanyak-banyaknya 5 (lima) Ketua Bidang

Sekretariat PB PDGI perlu dibantu seorang sekretaris eksekutif dan sejumlah staf yang diperlukan, dibawah tanggung jawab Sekretaris Jenderal

2.

Periode kepengurusan PB PDGI adalah 5 ( lima) tahun.

3.

Apabila Ketua Umum berhalangan tetap, Sekretaris Jenderal dipilih sebagai pelaksana tugas Ketua Umum

4.

Serah terima Pengurus Besar lama ke Pengurus Besar baru dilaksanakan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah Kongres

5.

Ketua Umum PB PDGI dapat dipilih lebih dari 1 kali periode masa jabatan. 6. Kriteria Calon Ketua Umum

1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Setia dan Taat pada Pancasila dan UUD 1945.

3. Anggota Biasa PDGI 4. Sehat Jasmani dan Rohani

5. Mempunyai pengalaman dalam kepengurusan organisasi PDGI dan mempunyai pandangan luas mengenai profesi Kedokteran Gigi

6.

Sekurang-kurangnya mendapatkan dukungan dari 2 pengwil secara utuh atau sekurang-kurangnya 10 cabang dari 4 pengwil.

7. Mempunyai integritas tinggi pada PDGI, tidak pernah mencemarkan nama baik dan melanggar disiplin organisasi PDGI

8. Mempunyai kemampuan dan dedikasi untuk mewujudkan tujuan PDGI 9. Menyatakan secara tertulis bersedia menjadi calon Ketua Umum PDGI

7. Tata cara pemilihan ketua umum PB PDGI ditetapkan dalam tatib pemilihan ketua umum PB PDGI dalam sidang pleno kongres.

(9)

c. Tugas dan Wewenang

1. Melaksanakan keputusan Kongres

2. Melaksanakan amanat AD/ART dan pokok-pokok pedoman kegiatan PDGI yang

tertuang dalam renstra PDGI

3. Menyelenggarakan Kongres

4. Menyelenggarakan Rapat Kerja

5.

Melaksanakan pengukuhan Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang

6.

Melindungi dan membela anggota PDGI sesuai dengan hukum peraturan yang berlaku dan Etik Kedokteran Gigi Indonesia.

7.

Membina hubungan dengan pemerintah maupun swasta baik dalam dan luar negeri, khususnya yang berhubungan dengan dunia kesehatan dan kedokteran gigi.

8.

Menyampaikan pertanggungjawaban kepada cabang-cabang, 1 (satu) bulan sebelum Kongres.

9. Bertanggung jawab kepada Kongres

d. Tata Cara Pengelolaan

1. Pengurus Besar menjalankan tugasnya segera setelah serah terima jabatan 2. Untuk menyelenggarakan kegiatannya PB harus mengadakan rapat-rapat

berupa rapat pleno, rapat pleno diperluas, rapat pengurus harian tetap, rapat kerja

3. Rapat pleno dihadiri oleh segenap anggota pengurus PB PDGI dan diadakan sesuai kebutuhan

4. Rapat pleno diperluas dihadiri oleh segenap pengurus PB, Pengurus Dewan Pertimbangan, Badan fungsional,Pengurus Badan Khusus, Pengurus Wilayah dan Ketua cabang dimana rapat tersebut diadakan dan dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu periode kepengurusan

5. Rapat Pengurus Harian dihadiri sekurang-kurangnya oleh ketua, sekretaris dan bendahara diadakan setiap kali diperlukan

6. Ketentuan Rapat Kerja diatur dalam pasal tersendiri.

7. Hal-hal lain yang belum ditetapkan dalam tata cara pengelolaan ini akan diatur dalam suatu peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara pengelolaan

Bagian Kedua PENGURUS WILAYAH

Pasal 2

a. Status

1. Pengurus Wilayah adalah kepanjangan tangan Pengurus Besar dalam lingkup administrasi propinsi yang bertugas melakukan pembinaan kewilayahan dan pengembangan organisasi dalam satu propinsi.

(10)

3. Pengurus Wilayah berkedudukan di ibukota propinsi.

4.

Kepengurusan wilayah terdiri dari sekurang-kurangnya ketua, sekretaris, bendahara, bidang-bidang dan perangkat lain (MKEKG Wilayah, BPA Wilayah dan Tim P3KGB) yang diperlukan. Kepengurusan Pengurus Wilayah disahkan oleh PB PDGI.

5.

Periode kepengurusan wilayah adalah lima tahun.

6. Tata cara pembentukan Pengurus Wilayah diatur dengan peraturan tersendiri dan dilaksanakan pada Rapat Wilayah.

7. Ketua Pengurus Wilayah dapat dipilih maksimum dua periode berturut-turut.

8.

Ketua Pengwil PDGI dapat dipilih lebih dari 1 kali periode masa jabata

9. Kriteria Calon Ketua Pengwil PDGI :

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Setia dan Taat pada Pancasila dan UUD 1945.

c. Anggota Biasa PDGI

d. Sehat Jasmani dan Rohani

e. Mempunyai pengalaman dalam kepengurusan organisasi PDGI dan mempunyai pandangan luas mengenai profesi Kedokteran Gigi

f. Sekurang-kurangnya mendapatkan dukungan dari 2 pengcab.

g. Mempunyai integritas tinggi pada PDGI, tidak pernah mencemarkan nama baik dan melanggar disiplin organisasi PDGI

h. Mempunyai kemampuan dan dedikasi untuk mewujudkan tujuan PDGI

i. Menyatakan secara tertulis bersedia menjadi calon Ketua Pengwil PDGI

b. Tugas Pengurus Wilayah

1. Mengkoordinasikan kegiatan cabang-cabang dalam suatu propinsi.

2. Melaksanakan program kerja PB PDGI di propinsi dan melaksanakan amanat Rapat Umum Wilayah.

3.

Menyelenggarakan Rapat Umum Wilayah.

4. Menjalin dan membina hubungan baik dengan pemerintah dan instansi lainnya di tingkat propinsi dalam bidang kesehatan dan kedokteran gigi.

5.

Melaksanakan program kerja PDGI di propinsi dan melaksanakan amanat Rapat

Wilayah.

6.

Pengurus Wilayah memberikan laporan kepada Pengurus Besar sekurang-kurangnya sekali dalam waktu 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu bila dianggap perlu

7. Pengurus Wilayah bertanggung jawab kepada Pengurus Besar dan Rapat Umum Wilayah

c. Wewenang Pengurus Wilayah

1. Hal ini sudah diatur dalam wewenang Tim P3KGB yang selama ini baru dirancang ada di setiap wilayah regional yang nantinya akan berada di setiap pengurus wilayah.

2. Kewenangan ini ada di cabang 3. Melaksanakan fungsi koordinas

4. Pengwil berfungsi sebagai perpanjangan tangan PB / koordinator di wilayah propinsi dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan PB

(11)

d. Tata Cara Pengelolaan

1.

Apabila dalam satu propinsi mempunyai lebih dari 2 (dua) cabang, dapat dibentuk Pengurus Wilayah atas inisiatif dari cabang-cabang

2. Rapat Wilayah menetapkan kepengurusan wilayah dan selanjutnya susunan pengurus dikukuhkan oleh PB PDGI

3. PB PDGI menerbitkan Surat Keputusan pengukuhan dan sejak itu kepengurusan wilayah sah, tanpa pengesahan oleh Kongres

4. Hal-hal lain yang belum ditetapkan dalam ketentuan umum ini akan diatur sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan umum ini.

Bagian Ketiga PENGURUS CABANG

Pasal 3

a. Status

1. Pengurus Cabang berkedudukan di Kota/Ibukota Kabupaten

2. Pengurus Cabang dipilih oleh Rapat Umum Anggota (RUA) untuk masa jabatan lima tahun.

3.

Ketua Pengcab PDGI dapat dipilih lebih dari 1 kali periode masa jabatan. 4. Kriteria Calon Ketua Pengcab PDGI :

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Setia dan Taat pada Pancasila dan UUD 1945.

c. Anggota Biasa PDGI

d. Sehat Jasmani dan Rohani

e. Mempunyai pandangan luas mengenai profesi Kedokteran Gigi f. Sekurang-kurangnya mendapatkan dukungan dari 20% anggota.

g. Mempunyai integritas tinggi pada PDGI, tidak pernah mencemarkan nama baik dan melanggar disiplin organisasi PDGI

h. Mempunyai kemampuan dan dedikasi untuk mewujudkan tujuan PDGI

i. Menyatakan secara tertulis bersedia menjadi calon Ketua Pengcab PDGI 5. Rapat Umum Anggota diadakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah Kongres dan Pengurus Cabang dibentuk 1 (satu) bulan setelah Rapat Umum Anggota.

Bila Pengurus Cabang belum melaksanakan butir ke-3 tersebut, maka dinyatakan demisioner melalui SKEP PB PDGI dengan tugas menyelenggarakan RUA

6.

Pengurus Cabang harus dibentuk di setiap kabupaten / kota dengan syarat minimal 10 anggota. Apabila syarat anggota tidak dipenuhi maka kepengurusan cabang harus digabung dengan kabupaten / kota terdekat dalam satu wilayah pengwil.

7. Susunan Pengurus Cabang terdiri dari sekurang-kurangnya Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.,4 seksi

b. Tugas Pengurus Cabang

1. Melaksanakan keputusan- keputusan kongres, rakernas dan rakercab

2. Memberikan laporan kepada Pengwil yang ditembuskan kepada PB PDGI tentang hasil kerja yang dilakukan minimal sekali dalam setahun

3. Membina hubungan dengan semua aparat pemerintah, organisasi profesi yang ada khususnya yang berkaitan dengan mengembangkan kebijakan dan dalam program-program kesehatan.

4. Bertanggung jawab pada rapat umum anggota dan Pengwil 5. Memberi mandat kepada peserta utusan kongres

(12)

6. Meneruskan usulan anggota untuk melakukan registrasi ke tingkat wilayah/pusat

7. Memperjuangkan dan memelihara kepentingan serta kedudukan anggota sesuai dengan harkat dan martabat profesi kedokteran gigi.

c.Wewenang Pengurus Cabang

1. Melakukan pembinaan praktik dokter gigi di tingkat cabang mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi

2. Memberikan dan mencabut Rekomendasi Surat Izin Praktik sesuai dengan tempat praktek.

3.

Mengadakan hubungan kerjasama dengan badan-badan lainnya yang mempunyai tujuan yang sama atau selaras, pemerintah maupun swasta

4. Melaksanakan atau mengembangkan usaha-usaha meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

5. Mewakili PDGI dalam berbagai upaya pemecahan masalah di daerah.

d. Tata Cara pengelolaan

1. Pengurus cabang menjalankan tugasnya segera setelah dilakukan serah terima dengan pengurus cabang sebelumnya

2. Untuk menyelenggarakan kegiatannya pengurus cabang harus mengadakan rapat-rapat pengurus harian yang diadakan sekurang-kurangnya 6 bulan sekali 3. Hal-hal yang diperlukan dan belum ditetapkan dalam ketentuan umum ini akan

diatur kemudian sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan umum ini. Bagian Keempat

DEWAN PERTIMBANGAN Pasal 4

a. Status

1.

Dewan Pertimbangan adalah suatu badan yang memberikan pertimbangan untuk masalah etik, hukum, keahlian dan profesi kepada PB PDGI

2. Dewan Pertimbangan mengkoordinasikan MKEKG, MKKGI, BPA

3.

Dewan Pertimbangan mengkoordinasikan Ketua–Ketua MKEKG, MKKGI, dan BPA

4.

Dewan pertimbangan MKKGI tidak ada di tingkat Pengwil. Tetapi MKEKG dan BPA tetap ada di pengwil. Hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi apabila MKEKG dan BPA tidak ada di tingkat cabang.

5. Masa kerja Dewan Pertimbangan sama dengan masa kerja PB PDGI

b. Tugas dan Wewenang

1. Dewan Pertimbangan Pusat memberikan pertimbangan, masukan dan saran kepada PB PDGI, baik diminta maupun tidak diminta.

c. Masa Kerja

Masa kerja anggota Dewan Pertimbangan sama dengan masa Kerja PB-PDGI

d. Tata Cara Pengelolaan

1. Dewan pertimbangan Pusat dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih oleh Ketua Umum terpilih

2. Tata kerja Dewan Pertimbangan dibuat oleh Dewan Pertimbangan dan disahkan oleh Keputusan PB PDGI

(13)

Bagian Kelima

MAJELIS KOLEGIUM KEDOKTERAN GIGI INDONESIA ( MKKGI ) Pasal 5

a. Status

1.

Ketua MKKGI Pusat adalah anggota Dewan Pertimbangan Majelis Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia (MKKGI) adalah Badan yang terdiri dari Ketua atau wakil Kolegium dari ikatan keahlian dan kolegium dokter gigi yang tergabung dalam PDGI, yang dibentuk secara khusus menjalankan tugas pengawasan, bimbingan dan pengarahan dalam melaksanakan pendidikan dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang dilaksanakan di perguruan tinggi.

2. MKKGI terdiri dari seorang Ketua dan seorang Sekretaris dan Anggota 3. Masa kerja MKKGI sama dengan masa kerja Pengurus Besar PDGI.

b. Tugas

1. Melalui Dewan Pertimbangan memberikan usul dan saran baik diminta atau tidak diminta oleh Pengurus Besar PDGI dalam bidang pendidikan dan pembinaan dokter gigi dan dokter gigi spesialis.

2.

Bertanggung jawab kepada Ketua Umum terpilih

c. Wewenang

1. Memberikan pengakuan dan mendaftar keahlian seorang dokter gigi spesialis sesuai prosedur

2. Merupakan forum penyelesaian setiap persoalan yang timbul antara ikatan keahlian

d. Tata cara pengelolaan

1. Ketua MKKGI dipilih di dalam sidang MKKGI dan dikukuhkan oleh Ketua Umum terpilih

2.

Tata kerja MKKGI dibuat oleh rapat MKKGI dan disahkan oleh Keputusan PB PDGI tugas pengawasan, bimbingan dan pengarahan dalam melaksanakan pendidikan dokter gigi dan dokter gigi spesialis adalah tugas PDGI

Bagian Keenam

MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN GIGI (MKEKG) Pasal 6

a. Status

1. Ketua MKEKG Pusat adalah angota Dewan Pertimbangan

2.

MKEKG dibentuk pada tingkat pusat, wilayah, dan bila dimungkinkan di tingkat cabang, dengan pertimbangan khusus menjalankan tugas bimbingan dan pengawasan dalam pelaksanaan Etik Kedokteran Gigi.

3. Bertanggung jawab kepada Pengurus Besar pada tingkat pusat dan Pengurus Wilayah pada tingkat wilayah dan Pengurus Cabang pada tingkat daerah.

4. Pada tingkat cabang, wilayah atau beberapa cabang (bergabung) dibentuk MKEKG cabang atau wilayah.

5. Masa kerja MKEKG, sama dengan masa kerja kepengurusan PDGI.

6. Bila pada tingkat cabang tidak dimungkinkan, maka MKEKG wilayah harus mengambil alih

(14)

1. Melakukan tugas bimbingan, pengawasan dan penilaian dalam pelaksanaan Etik Kedokteran gigi

2. Memberikan usul dan saran diminta atau tidak diminta kepada dewan pertimbangan dalam hubungan dengan masalah etik kedokteran gigi

3. Membina hubungan baik dengan aparat pemerintah, swasta maupun organisasi profesi lain dalam masalah etik.

4. Bertanggung jawab kepada Ketua PB PDGI untuk di pusat, kepada Ketua Pengwil PDGI untuk tingkat wilayah, dan Ketua Pengcab PDGI untuk tingkat cabang.

c. Tata cara pengelolaan

1. Ketua MKEKG pusat dipilih oleh Ketua PB PDGI, Ketua MKEKG wilayah dipilih oleh Ketua Pengwil PDGI, dan Ketua MKEKG Cabang dipilih oleh Ketua Pengcab PDGI

2. Tata kerja MKEKG dibuat oleh Rapat MKEKG dan disahkan oleh Keputusan PB PDGI

Bagian Ketujuh

BADAN PEMBELA ANGGOTA ( BPA ) Pasal 7

a. Status

1. Ketua Badan Pembela Anggota (BPA) Pusat adalah anggota Dewan pertimbangan

2.

BPA dibentuk pada tingkat pusat, wilayah, dan bila dimungkinkan di tingkat cabang, dengan pertimbangan khusus menjalankan tugas penanganan masalah etik, hukum, administratif atau organisatoris

3. Masa kerja BPA sama dengan masa kerja pengurus PDGI.

1. Susunan BPA terdiri dari seorang Ketua, Sekretaris dan Anggota berjumlah maksimal lima orang.

2. Bila pada tingkat cabang tidak dimungkinkan, maka BPA wilayah harus mengambil alih

c. Tugas dan Wewenang

1. Membela anggota dalam menghadapi masalah etik, hukum, administratif atau organisatoris baik diminta atau tidak diminta.

2. Dalam menjalankan tugasnya BPA perlu mendengarkan saran-saran, baik dari Pengurus Besar PDGI maupun pihak lain yang dipandang perlu.

3. BPA Bertanggung jawab kepada Ketua PB PDGI untuk di pusat, kepada Ketua Ketua Pengwil PDGI untuk tingkat wilayah, dan untuk Ketua Pengcab PDGI untuk tingkat cabang.

d. Tata cara pengelolaan

1.

Ketua BPA pusat dipilih oleh Ketua PB PDGI, Ketua BPA wilayah dipilih oleh Ketua Pengwil PDGI, dan Ketua BPA Cabang dipilih oleh Ketua Pengcab PDGI

2.

BPA dapat mengikutsertakan profesi lain yang dipandang perlu dalam kepengurusannya

(15)

(16)

Bagian Kedelapan BADAN-BADAN FUNGSIONAL Pasal 8 IKATAN KEAHLIAN 1. Status

1. Ikatan keahlian merupakan badan fungsional yang menghimpun anggota PDGI dokter gigi spesialis sejenis.

2. Ketua Ikatan Keahlian menjadi perwakilan ikatan keahlian di Majelis Kolegium Kedokteran Gigi Indonesi

a. Tugas dan Wewenang

1. Masing-masing Ikatan Keahlian dapat menjadi penyelenggara kegiatan profesional dan fungsi ilmiah organisasi sesuai dengan keahlian masing-masing 2. Memberikan usul dan saran baik diminta maupun tidak diminta kepada MKKGI

dalam pelaksanaan kegiatan profesional dan fungsi ilmiah

b. Tata cara pengelolaan

1. Susunan Pengurus Pusat Ikatan Keahlian dikukuhkan oleh Ketua PB PDGI atas rekomendasi dari MKKGI

2. Pengukuhan Ikatan Keahlian yang baru, dilakukan oleh Kongres atas usul MKKGI melalui Dewan Pertimbangan

3. Permohonan pengukuhan tsb telah diajukan oleh Pengurus Pusat Ikatan Keahlian/Peminat kepada PB PDGI 1(satu) bulan sebelum Kongres

4. Tata kerja Ikatan Keahlian dibuat oleh Rapat Ikatan Keahlian dan disahkan oleh Keputusan PB PDGI atas rekomendasi MKKGI.

Pasal 9

IKATAN PEMINATAN

a. Status

1. Ikatan keahlian merupakan badan fungsional yang menghimpun anggota PDGI dokter gigi seminat dalam lapangan ilmu kedokteran gigi yang bersifat multidisipliner dan tidak berprediksi suatu keahlian

2. Ikatan Peminatan dikoordinasikan oleh ketua PB PDGI bersama-sama dengan MKKGI dan organisasi profesi yang terkait.

3. Anggota Ikatan Peminatan adalah dokter gigi yang telah mengikuti pendidikan sesuai dengan bidang yang diminati pada institusi penyelenggara pendidikan terakreditasi oleh Komisi P3KGB

b. Tugas, Wewenang,

(17)

Pasal 10

KOMISI PENDIDIKAN PELATIHAN PROFESIONAL KEDOKTERAN GIGI BERKELANJUTAN ( P3KGB )

c. Status

1. Komisi P3KGB yang berkedudukan di Pusat

2. Dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada PB PDGI, ditetapkan melalui SK. PB PDGI,

3.

Masa kerja Komisi P3KGB sama dengan masa kerja pengurus PDGI.

4.

Susunan Komisi P3KGB terdiri dari susunan Ketua, ekretaris, Bendahara, Divisi Penyelenggaraan dan Akreditasi dan Divisi Penilaian dan Pengawasan yang berjumlah maksimal 9 orang.

d. Tugas dan Wewenang Tugas

1. Membantu PB PDGI dalam pelaksanaan penyelenggaraan P3KGB

2. Menjaga dan meningkatkan kompetensi dokter gigi dan dokter gigi spesialis dalam profesionalisme pelayanan kepada masyarakat melalui mekanisme penyelenggaraan P3KGB yang tertuang dalan tugas pokok dan fungsinya.

3. Memfasilitasi proses sertifikasi kompetensi dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang diperlukan untuk regristrasi ulang STR

Wewenang :

1. Menyusun petunjuk pelaksanaan penyelenggaraan dengan mengacu pada pedoman P3KGB, dan selanjutnya akan ditetapkan dengan SK PB PDGI.

2. Menilai kelayakan Penyelenggara P3KGB sesaat.

3. Menetapkan akreditasi penyelenggara P3KGB berkelanjutan.

4. Menilai kelayakan kegiatan P3KGB yang akan diselenggarakan sesuai dengan jenjang pendidikan dan standar kompetensi yang telah ditetapkan.

5. Memberikan nilai SKP kegiatan P3KGB tingkat nasional dan internasional 6. Melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan

e. Tata cara pengelolaan

Tata kerja P3KGB dibuat oleh Komisi P3KGB dan disahkan oleh Keputusan PB PDGI Bagian Kesepuluh

BADAN KHUSUS Pasal 10

a. Status

1. Badan khusus adalah badan yang dibentuk secara khusus oleh PB untuk melaksankan amanat kongres dan bertanggung jawab ke PB PDGI

2. Hanya ada satu badan khusus untuk melaksanakan amanat kongres

3. Selain Badan khusus tersebut, terdapat pula lembaga usaha dan lembaga jenis lainnya dibawah naungan badan khusus antara lain Yayasan PDGI, Jurnal PDGI

b. Tugas dan Wewenang

diatur oleh PB PDGI

BAB II

KEDAULATAN ORGANISASI Bagian Pertama

(18)

KONGRES Pasal 11

a. Status.

1. Kongres memegang wewenang tertinggi organisasi.

2. Kongres merupakan musyawarah delegasi wilayah dan cabang

3.

Kongres diadakan lima tahun sekali. Kongres dihitung berdasarkan jumlah suara Rakernas dihitung berdasarkan nama instansi cabang

4. Dalam keadaan luar biasa, dapat diadakan Kongres Luar biasa sewaktu-waktu atas usul sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) cabang dari 3 (tiga) wilayah yang berbeda dan mendapatkan persetujuan lebih dari setengah jumlah cabang

b. Tugas dan Wewenang

1. Menetapkan AD/ART dan Pokok-pokok Pedoman Kegiatan Organisasi. 2. Menilai dan mengesahkan pertanggungjawaban PB PDGI periode yang lalu.

3.

Memilih Ketua dengan syarat semua calon terpilih harus menyampaikan visi

misi dan strategi kerjanya didepan Kongres.

4. Menetapkan ketentuan-ketentuan yang berguna untuk kemajuan profesi dan organisasi

c. Tata Kerja dan pengelolaan

1.

Kongres diselenggarakan oleh Pengurus Besar bersama panitia pelaksana Kongres yang dibentuk oleh PB PDGI

2. Pengurus Besar bertindak sebagai pengarah dan panitia pelaksana Kongres bertanggung jawab atas segi teknik pelaksanaannya.

3. Kongres dihadiri oleh Pengurus Besar beserta perangkatnya, delegasi-delegasi Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, peninjau dan undangan.

4. Kongres dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah cabang. 5. Apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi, maka Kongres diundur selama satu

kali tiga jam sesudahnya Kongres dianggap sah dengan jumlah cabang yang hadir.

6. Delegasi cabang dengan mandat resmi, mempunyai hak bicara dan mempunyai hak suara.

7. PB PDGI beserta perangkatnya dan peninjau mempunyai hak bicara dan tidak mempunyai hak suara.

8. Delegasi Pengurus Wilayah mempunyai hak bicara

9. Cabang persiapan yang telah menerima Surat Keputusan dari PB PDGI memiliki hak suara dan hak bicara

10. Hak suara cabang dikaitkan dengan jumlah anggota setiap cabang yang memenuhi kewajiban sebagai anggota.

11. Jumlah suara setiap cabang berdasarkan perhitungan jumlah anggota setiap cabang sebagai berikut :

Jumlah anggota Jumlah suara

(19)

51 - 100 orang 2 suara

Setiap penambahan Jumlah anggota Kelipatan 100 dst nya mendapat tambahan 1 suara

12. Jumlah delegasi setiap Pengurus Wilayah adalah satu delegasi. Jumlah suara setiap delegasi wilayah adalah satu suara.

13.

Jumlah delegasi setiap cabang berdasarkan perhitungan anggota cabang sebagai berikut :

Jumlah anggota Jumlah delegasi

10 - 300 orang 1 delegasi

301 - 800 orang 2 delegasi

801 - 1600 orang 3 delegasi

1601 - keatas 4 delegasi

14.

Jumlah peninjau dengan mandat resmi maksimum sama dengan jumlah delegasi.

15. Kongres dipimpin oleh Presidium terdiri dari lima orang yang dipilih dari dan oleh peserta Kongres terdiri dari satu orang utusan PB PDGI, satu orang utusan Panitia Pelaksana, tiga orang utusan PDGI Cabang.

16. Sidang pengesahan agenda Tata Tertib Kongres dipimpin oleh Panitia Pengarah. Apabila penilaian pertanggungjawaban Pengurus Besar telah diterima maka Pengurus Besar dinyatakan demisioner, dan selanjutnya anggota Pengurus Besar tersebut mempunyai status sebagai peninjau. Sedang tugas sebagai Panitia Pengarah tetap dilaksanakan sampai dengan berakhirnya Kongres.

17. Hal yang belum tercantum dalam ketentuan umum ini akan diatur dalam suatu peraturan tersendiri, sepanjang tidak bertentangan dengan

Bagian Kedua

RAPAT UMUM ANGGOTA Pasal 12

a. Status

1. Rapat Umum Anggota merupakan musyawarah anggota di tingkat cabang 2. Diadakan selambat-lambatnya 6 bulan setelah Kongres.

b. Tugas dan Wewenang

1. Meminta pertanggungjawaban Pengurus Cabang mengenai pelaksanaan program kerja cabang dan program Pengurus Besar di tingkat cabang

2. Menetapkan garis-garis besar program kerja Pengurus Cabang periode berikutnya

c. Tata cara pengelolaan

1.

Sebelum Rapat Umum Anggota diadakan, Pengurus Cabang harus memberitahukan kepada PB PDGI dan Pengurus Wilayah

2. Rapat Umum Anggota diselenggarakan oleh Pengurus Cabang bersama panitia pelaksana Rapat Umum Anggota yang dibentuk oleh Pengurus Cabang

3. Panitia pelaksana Rapat Umum Anggota bertanggung jawab dalam segi teknis penyelenggara Rapat Umum Anggota

4.

Rapat Umum Anggota dihadiri oleh Pengurus Cabang dan anggota cabang.

5.

Setiap anggota cabang mempunyai hak bicara dan suara.

(20)

6. Rapat Umum Anggota dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggota.

7.

Apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi, maka Rapat Umum Anggota ditunda selama satu kali 30 menit dan sesudahnya Rapat Umum Anggota dianggap sah dengan jumlah anggota yang hadir.

8.

Pengurus cabang yang baru dilantik oleh PB PDGI atau dapat didelegasikan oleh Pengurus Wilayah.

9.

Hal yang belum tercantum dalam ketentuan ini akan diatur dalam suatu tata tertib tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan umum ini.

Bagian Ketiga RAPAT WILAYAH

Pasal 13

a. Status

1. Rapat Wilayah adalah rapat antara Pengurus Cabang dan Pengurus Wilayah dalam satu propinsi

2. Rapat Wilayah diadakan selambat-lambatnya dalam satu bulan setelah RUA cabang terakhir

3. Dalam keadaan luar biasa, Rapat Wilayah dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul Pengurus Cabang dengan mendapatkan persetujuan sekurang-kurangnya oleh setengah jumlah cabang yang ada dalam propinsi tersebut atau atas usul Pengurus Besar.

b. Tugas dan Wewenang

a. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Wilayah periode yang lalu mengenai amanat yang diberikan oleh Rapat Wilayah

b. Menetapkan garis-garis besar program kerja Pengurus Wilayah yang sejalan dengan program kerja Pengurus Besar dan Pengurus Cabang

c. Memilih Pengurus Wilayah periode berikutnya yang akan dikukuhkan oleh PB PDGI

c. Tata cara pengelolaan

1. Rapat Wilayah dilaksanakan oleh Pengurus Wilayah

2. Bila Pengurus Wilayah belum terbentuk, Rapat Wilayah dapat dilaksanakan oleh Pengurus Cabang yang berkedudukan di ibukota propinsi dan disetujui sekurang-kurangnya oleh setengah dari jumlah cabang yang ada dalam propinsi tersebut.

3. Rapat Wilayah dihadiri oleh utusan cabang dalam satu propinsi, Pengurus Wilayah dan PB

4. Rapat Wilayah harus diberitahukan kepada Pengurus Besar.

5.

Hal-hal yang belum tercantum dalam ketentuan umum ini diatur dalam suatu

peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan umum ini.

Bagian Keempat

RAPAT KERJA NASIONAL Pasal 14

(21)

1. Rapat Kerja Nasional adalah Rapat Kerja pengurus PB PDGI dengan Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang.

2.

Peserta dari Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang adalah ketua pengwil /pengcab atau pengurus yang ditunjuk/mewakili ketua yang dikukuhkan dengan surat mandat

3. Rapat Kerja Nasional diadakan sekurang-kurangnya sekali selama periode kepengurusan PB PDGI, dimana waktu pelaksanaan minimal satu tahun sebelum Kongres.

4.

Tuan Rumah pelaksanaan Rakernas adalah Pengwil b. Tugas dan Wewenang

1.

Mengadakan evaluasi program yang telah dilaksanakan dan menetapkan program kerja selanjutnya sebagai tindak lanjut amanat Kongres

2. Mempersiapkan hal – hal yang berkaitan dengan kongres berikutnya

c. Tata cara pengelolaan

1. Rapat Kerja Nasional diadakan oleh Pengurus Besar bersama panitia pelaksana yang dibentuk oleh PB PDGI.

2. Panitia pelaksana Rapat Kerja Nasional bertanggung jawab mengenai teknis pelaksanaan Rapat Kerja.

3. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang dan perangkat lainnya yang dianggap perlu.

4. Rapat Kerja dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah jumlah delegasi.

5. Bila persyaratan ini tidak dipenuhi, maka Rapat Kerja diundur paling lama 1 x 30 menit dan setelah itu rapat kerja dianggap sah dengan jumlah yang hadir.

6. Peserta Rapat Kerja mempunyai hak bicara dan hak suara 7. Rapat Kerja dipimpin oleh Pengurus Besar/ Panitia Pengarah.

8. Hal-hal yang belum tercantum dalam ketentuan umum ini akan diatur tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan ini.

BAB III KEANGGOTAAN

Bagian Pertama KETENTUAN

Pasal 15

1. Anggota Biasa ialah dokter gigi dan dokter gigi spesialis warga negara Republik Indonesia yang memiliki ijazah yang diakui oleh pemerintah RI

2. Anggota Luar Biasa ialah dokter gigi atau dokter gigi spesialis warga negara asing yang bekerja di Indonesia (Drg asing yang mau praktik di Indonesia harus mempunyai keanggotaan PDGI)

3. Anggota Kehormatan yaitu mereka yang telah berjasa dalam lapangan kedokteran gigi Indonesia

(22)

Bagian Kedua

SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN Pasal 16

1. Calon Anggota harus mempunyai ijazah dokter gigi atau dokter gigi spesialis kecuali anggota kehormatan

2.

Tata cara menjadi anggota (penerimaan keanggotaan) selanjutnya diatur dalam Tatalaksana Manajemen anggota

Bagian ketiga HAK ANGGOTA

Pasal 17

1. Anggota biasa berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau pertanyaan lisan maupun tulisan kepada pengurus , mengikuti semua kegiatan organisasi serta memilih dan dipilih sebagai pengurus.

2.

Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau pertanyaan lisan maupun tulisan kepada pengurus , mengikuti semua kegiatan organisasi tetapi tidak mempunyai hak memilih dan dipilih.

3. Tiap anggota mendapatkan hak perlindungan dan pembelaan dalam tugas profesiinya.

4. Tiap anggota berhak mendapatkan KTA (Nasional)

5. Tiap anggota berhak mendapat informasi dari pengurus antara lain tentang peningkatan keprofesiannya

6. Tiap anggota berhak untuk memperoleh rekomendasi PDGI untuk kepentingan keanggotaannya / keprofesiannya*

Bagian Keempat KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 18

Kewajiban :

a. Anggota biasa dan anggota luar biasa berkewajiban menjunjung tinggi, mematuhi dan mengamalkan sumpah dokter dan kode etik Kedokteran Gigi, AD/ART, segala peraturan dan keputusan PDGI

b. Wajib membayar uang pangkal dan uang iuran setiap bulan serta kewajiban lainnya, kecuali anggota kehormatan.

c. Berpartisipasi aktif pada setiap kegiatan PDGI. d. Menjaga dan mempertahankan kehormatan PDGI e. Wajib :

1. Meningkatkan pengetahuan,

2. Memperhatikan kesejahteraan individu dan keluarga baik fisik maupun spiritual,

3. Mmeningkatkan rasa kesejawatan sesama anggota PDGI

Anggota Kehormatan diharapkan menjaga dan mempertahankan kehormatan PDGI

Bagian kelima

(23)

Pasal 19

Berakhirnya masa keanggotaan dapat terjadi apabila: 1. Meninggal dunia

2. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan mengajukan secara tertulis kepada Pengurus Cabang dan selanjutnya diteruskan kepada Pengurus Besar dan atau atas usul Pengurus cabang yang bersangkutan

3. Tidak melaksanakan kewajibannya sebagai anggota sebagaimana yang tercantum dalam AD/ART selama-lamanya 5 tahun

Bagian Keenam

PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN Pasal 20

a. Keanggotaan diberhentikan sementara dan atau tetap sebagai anggota PDGI apabila: Melanggar Kode Etik Kedokteran Gigi dan atau AD ART PDGI

b.

Anggota yang berhenti atau diberhentikan sebagaimana Pasal 19 ayat (1) dan Pasal 19 ayat (2) tidak berhak menarik iuran keanggotaan, uang pangkal dan sumbangan lain yang ada dalam organisasi dan tetap berkewajiban mempertanggungjawabkan / menyelesaikan segala kewajibannya terhadap organisasi maupun pihak lain bila ada

BAB IV

KEUANGAN DAN HARTA BENDA ORGANISASI Bagian Pertama

SUMBER KEUANGAN Pasal 21

1. Sumber keuangan organisasi diperoleh dari uang pangkal, iuran anggota, sumbangan yang tidak mengikat dan sumber lainnya yang sah.

2.

Dana abadi dari usaha-usaha lain dan tatacara memperoleh keuangan serta penataan administrasi keuangan diatur lebih lanjut (Tatacara memperoleh keuangan serta penataan administrasi keuangan diatur lebih lanjut)

Bagian Kedua

PENGELOLAAN KEUANGAN Pasal 22

Ayat 1 PENGGUNAAN

Keuangan yang diperoleh sebagaimana dimaksud Pasal 21 digunakan untuk kepentingan organisasi meliputi :

1. Kesekretariatan

2.

Pelaksanaan Rapat

3. Perjalanan Dinas pengurus atau anggota yang diutus oleh organisasi 4. Melaksanakan program-program organisasi

5. Kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan 6. Lain-lain yang dipandang perlu

Ayat 2

(24)

1. Keuangan dan harta benda organisasi harus terpisah dari keuangan dan harta kekayaan pribadi pengurus maupun anggota.

2. Pemindahan atau pengalihan keuangan dan harta benda kepada pihak lain serta investasi dana dan usaha yang hanya dapat dilakukan menurut ketentuan organisas

Ayat 3

PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN DAN KEKAYAAN

1. Pengurus wajib membuat laporan keuangan dan harta benda organisasi secara periodik dan memberitahukan kepada anggota.

2. Pengurus bertanggung jawab dalam penggunaan dan pengelolaan keuangan dan harta benda organisasi

BAB V

LAMBANG, DUAJA, LAGU DAN BENDERA ORGANISASI Bagian Pertama

LAMBANG Pasal 22

1. Berupa lingkaran putih yang di dalamnya terdapat segi tiga sama kaki terbalik.

2.

Di dalam segi tiga tersebut, terdapat gambar tongkat yang dilingkari ular sebanyak lima kali dan kepala ular menghadap ke kiri berwarna kuning.

3. Tulisan PDGI tertera di ujung segi tiga di bagian bawah dalam lingkaran, berwarna putih.

4. Dasar lambang berwarna ungu.

5. Ukuran lambang dan tata cara penggunaannya diatur dalam ketentuan tersendiri. 6. Semua lambang yang dibuat misalnya untuk Kongres, seminar dan lain-lain harus

mencerminkan identitas PDGI.

7. Tulisan PDGI tertera di ujung segi tiga di bagian bawah dalam lingkaran, berwarna putih.

8. Dasar lambang berwarna ungu.

9. Ukuran lambang dan tata cara penggunaannya diatur dalam ketentuan tersendiri. 10. Semua lambang yang dibuat misalnya untuk Kongres, seminar dan lain-lain harus

mencerminkan identitas PDGI.

Bagian ketiga L A G U

Pasal 24 1. Lagu resmi PDGI adalah Hymne dan Mars PDGI

2. Hymne dan Mars PDGI dinyanyikan pada acara resmi PDGI. Bagian kedua

DUAJA Pasal 23

1. Duaja hanya digunakan oleh pengurus besar sebagai simbol keberadaan organisasi PDGI.

2. Duaja berbentuk persegi panjang berwarna kuning emas dengan lambang organisasi di tengah-tengah.

3. Pinggiran duaja berumbai warna kuning emas.

(25)

Bagian Keempat BENDERA ORGANISASI

Pasal 25

1. Bendera organisasi digunakan oleh seluruh jajaran organisasi PDGI dan tingkat pusat wilayah dan cabang.

2. Bendera merupakan tanda keberadaan kepengurusan PDGI sesuai tingkatannya.

3.

Bendera berukuran 120 cm x 80 cm dengan lambang organisasi di tengah-tengah bendera. Tulisan tingkat dan lokasi kepengurusan di bawah lambang dengan tulisan mendatar.

4. Warna dasar bendera diseragamkan warna putih.

BAB VI

KETENTUAN LAIN

Bagian Pertama

SYARAT PERUBAHAN AD / ART Pasal 26

Untuk mengubah AD / ART harus ada usulan dari sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) Cabang dari 3 ( tiga) Wilayah yang berbeda

Bagian Kedua

TATA CARA PERUBAHAN AD / ART Pasal 27

1. Sebelum dilakukan Kongres untuk merubah AD / ART, usulan perubahan AD / ART dibahas melalui Rapat Kerja Nasional

2.

Kongres untuk mengubah AD / ART sekurang-kurangnya dihadiri oleh 2/3 dari jumlah Cabang dan mendapat persetujuan sekurang-kurangnya separuh ditambah 1 (satu) cabang yang hadir

3. Apabila jumlah Cabang sebagaimana ayat (2) tidak terpenuhi, Pimpinan Musyawarah atau Kongres wajib membuat penjadwalan kembali dan waktu pelaksanaannya paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tertunda

4. Apabila jumlah Cabang sebagaimana ayat (3) tetap tidak terpenuhi, Kongres tetap sah tanpa dihadiri oleh 2/3 Cabang.

Bagian Ketiga

PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 28

1. Pembubaran organisasi hanya dapat dilaksanakan oleh Kongres yang khusus diadakan untuk maksud tersebut yang sekurang-kurangnya dihadiri oleh lebih dari ½ (setengah) jumlah cabang.

2. Sesudah pembubaran segala kekayaan PDGI diserahkan kepada badan sosial atau perkumpulan-perkumpulan yang ditetapkan oleh Kongres

3.

AD/ART ini disahkan oleh Kongres ... PDGI di ... tanggal ... bulan ... tahun ...

(26)

Bagian Keempat PENUTUP

Pasal 29

Hal-hal yang diperlukan dan tidak tercantum dalam AD/ART ini akan ditetapkan oleh Pengurus Besar sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan AD/ART PDGI AD/ART ini disahkan oleh Kongres ... PDGI di ... tanggal ... bulan ... tahun ...

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kopang.. Jurnal Media

Dalam keberlangsungan kegiatan barong ngelawang yang dilakukan anak-anak, barong yang semula bersifat sekuler kemudian berubah menjadi sakral karena ada suatu kekuatan

Berdasarkan penelitian diatas yang dilakukan oleh Sumra dan Manzoor (2011), Al-Smadi (2011), Sugiarto (2012), serta Egan (2013) diidentifikasi faktor-faktor yang dapat

Hasil penelitian menunjukkan dari 54 responden sebagian besar tidak puas dalam menerima pelayanan perawat dalam program Multi Drug Therapy (MDT) yaitu sebanyak 29 responden (53.7%)

Ketidakserempakan pembungaan akan mengurangi jumlah serangga yang mendatangi bunga dalam populasi tersebut, yang akhirnya akan berdampak pada berkurangnya perpindahan tepung

Terjadinya selisih antara total cost perusahaan dengan total cost hasil perhitungan dengan menggunakan metode Heuristik Silver Meal disebabkan dalam menentukan

Berdasarkan korelasi stratigrafi pada sub-cekungan yang terdapat pada fore arc basin, Cekungan bengkulu bagian offshore memiliki kesamaan geological setting dengan Cekungan

Bahwa berdasarkan Berita Acara yang ditetapkan Termohon Nomor: 148/BA/XII/2015 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara di Tingkat Kabupaten dalam Pemilihan