• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nomer Perkara PROVINSI: DAERAH PEMILIHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nomer Perkara PROVINSI: DAERAH PEMILIHAN"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

Nomer Perkara

* 1 3 2 — P H P

-PROVINSI:

* K A L I M A N T

(2)

REGISTRASI

No.

,l.?z3rJ

PHP.BUP-XIV/2016 Hart : S f iO f r ) ___________ Tanggal: 7

JfrJUAfc

! . : e d . 0 0 W l B < ... ... .. Jakarta 20 Desember 2015

Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi Rebulik Indonesia Di Jalan Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta Pusat.

Perihal: Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat Nomor 123/Kpts/KPU-Kab- 019.435755/2015 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 tanggai 17 Desember 2015.

Dengan Hormat,

Kami yang bertandatangan di bawah ini:

1. Nama : FRANSISKUS DIAAN, SH

NIK :6171051408810007

Tempat Tanggai Lahir : Lung Linge Hatung, 14 Agustus 1981 Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Alamat : Laki - laki : Katholik : Wiraswasta

: Jl. Danau Sentanu, Gg. Pak Majid I Nomor 10 RT/RW 001/039 Kelurahan Sungai Bangkong Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak

(3)

2. Ñama : AND! ASWAD, SH

NIK :6171022006830006

Tempat Tanggai Lahir : Nanga Semangut, 20 Juni 1983 Agama

Pekerjaan Alamat

: Islam

: Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat

: Jl. Tanjung Raya II Nomor 9 RT/RW: 004/014 Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak.

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 Nomor Urut 2

Berdasarkan Surat Kuasa Nomor 1901/SK.PHPU/RBK/XII/2015 tanggai 19 Desember 2015 dalam hal ini memberi kuasa kepada:

1) GIOFEDI, SH., MH.,

2) ANDIIRWANDA ISMUNANDAR, SH.. 3) IRMA ANGGESTI, SH.,

4) ANDEL, SH.,MH.,

5) PIRONI KNIGHT GRIMALDI, SH., 6) USMAN JUNTAK, SH.,MH., 7) EMIL RAHADIAN, SH.,MH., 8) JEFRI MAULANA AKBAR, SH., 9) SYAFRIJAH, SH.,

10) KELANA SURYA ALAM, SH., 11) RANA ANDITA, SH.,

(4)

12) NURKHOLIS FATHUR RACHMAN, SH., 13) SITI JUARIAH, SH.

Kesemuanya adalah Advokat/Kuasa Hukum yang tergabung dalam Tim Hukum dan Advokasi Fransiskus Diaan-Andi Aswad yang beralamat kantor pada Kantor RBK LAWFIRM beralamat di Jalan Danau Semayang No. 123 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210 Indonesia Hp. 081222352555, baik secara bersama maupun secara sendiri-sendin bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa.

Selanjutnya disebut sebagai--- -PEMOHON.

T E R H A D A P

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT, berkedudukan di Jl. Lintas Utara No. 11 Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat.

Selanjutnya disebut sebagai--- TERMOHON

Dalam hal ini mengajukan permohonan kepada Mahkamah Konstitusi perihal Perselisihan Penetapan Perolehan Suara Hasil Pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat, berdasarkan Keputusan KPU Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 123/Kpts/KPU-Kab-019.435755/2015 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 tanggai 17 Desember

(5)

2015 pukul 15.58 (lima belas lewat lima puluh delapan menit) Waktu Indonesia Bagian Barat.

I. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 24C ayat (1) Undang - Undang Dasar dan Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, dan Pasal 157 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang - Undang Nomor 1 tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang - Undang yang berbunyi:

"Perkara perselisihan penetapan perolehan suara hasil Pemilihan diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi sampai dibentuknya badan peradilan khusus"

2. Bahwa Permohonan Pemohon adalah perkara perselisihan penetapan perolehan suara hasil pemilihan umum Kepala Daerah Calon Bupati dan Wakil Bupati (Pilkada) Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015.

3. Bahwa pelaksanaan "Asas Demokrasi" atau "Asas Kedaulatan Rakyat" harus didasarkan Asas Nomokrasi atau Asas Negara Hukum, yang merupakan pengakuan, jaminan, perlindungan hukum dan kepastian hukum yang diberikan oleh Undang-Undang bagi setiap pemilih pada umumnya dan setiap Pasangan Calon yang menjadi peserta Pilkada.

4. Bahwa terkait dengan hal dimaksud, dalam mengemban misinya Mahkamah sebagai pengawal Konstitusi dan pemberi keadilan tidak dapat memainkan

(6)

perannya dalam mewujudkan perannya dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan negara dalam memberikan perannya dalam kesejahteraan bagi warga masyarakat jika dalam menangani sengketa Pilkada hanya menghitung perolehan suara secara matematis. Dengan demikian, Mahkamah tidak dapat atau dilarang memasuki proses peradilan dengan memutus fakta hukum yang nyata-nyata terbukti tentang terjadinya suatu tindakan hukum yang menciderai hak-hak asasi manusia, terutama hak politik yang mencedarai proses demokrasi dalam Pilkada yang jujur, dan demokratis. Oleh karena itu, jika Mahkamah diposisikan untuk membiarkan proses Pemilu ataupun Pilkada berlangsung tanpa ketertiban hukum, maka pada akhirnya sama saja dengan membiarkan terjadinya pelanggaran atas prinsip Pemilu yang Luber dan Jurdil. Jika demikian, maka Mahkamah selaku institusi negara pemegang kekuasaan kehakiman hanya diposisikan sebagai tukang stempel dalam menilai kinerja Komisi Pemilihan Umum. Jika hal itu terjadi, maka filosofi dan tujuan diadakannya peradilan atas sengketa hasil Pilkada menjadi jauh dan bias.

Bahwa dari pandangan hukum di atas, Mahkamah dalam mengadili sengketa Pilkada tidak hanya membedah permohonan dengan melihat hasil perolehan suara, melainkan Mahkamah juga meneliti secara mendalam adanya pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif yang mempengaruhi proses Pilkada itu sendiri dan hasil perolehan suara tersebut. Dalam berbagai putusan Mahkamah yang seperti itu terbukti telah memberikan makna hukum dan keadilan dalam penanganan permohonan, baik dalam rangka pengujian Undang-Undang maupun sengketa Pemilu atau Pilkada. Dalam praktik yang sudah menjadi yurisprudensi dan diterima sebagai

(7)

solusi hukum itu, Mahkamah dapat menilai pelanggaran-pelanggaran yang terstruktur, sistematis, dan masif sebagai penentu putusan dengan alasan pelanggaran yang memiliki tiga sifat itu dapat mempengaruhi hasil peringkat perolehan suara yang signifikan dalam Pemilu atau Pilkada.

6. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, menurut Pemohon Mahkamah Konstitusi berwenang memeriksa dan mengadili perkara perselisihan penetapan perolehan suara hasil pemiihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015.

KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PEMOHON

1. Bahwa berdasarkan Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Pasal 2 huruf a yang berbunyi:

"Para Pihak dalam perkara perselisihan hasil Pemilihan adalah: a. Pemohon;

b. Termohon; dan c. Pihak Terkait Pasal 3 ayat (1) huruf a:

"Pemohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a adalah: a. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur;

b. Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati; atau c. Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota.

(8)

2. Bahwa berdasarkan Keputusan KPU Kabupaten Kapuas Hulu Nomor: 72/Kpts/KPU-Kab-019.435755/2015 Tentang Penetapan Pasangan Calon Yang Memenuhi Syarat Sebagai Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kapuas Hulu Tahun 2015 ( Bukti P — 1 );

3. Bahwa Berdasarkan Keputusan KPU Kabupaten Kapuas Hulu Nomor: 75/Kpts/KPU-Kab-019.4355755/2015 tentang Penetapan Nomor Urut Dan Daftar Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kapuas Hulu Dalam Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Kapuas Hulu Tahun 2015, dengan Nomor Urut 2. (Bukti P - 2 )

4. Bahwa berdasarkan uraian di atas, menurut Pemohon, Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan pembatalan Keputusan Termohon Nomor 123/Kpts/KPU-Kab- 019.435755/2015 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 tanggai 17 Desember 2015 ( Bukti P - 3);

5. Bahwa berdasarkan Berita Acara yang ditetapkan oleh Termohon dengan Nomor 148/BA/XI1/2015 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Di Tingkat Kabupaten Dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2015 (Bukti P - 4), Pemohon berkeberatan terhadap hasil yang ditetapkan oleh Termohon.

6. Bahwa berdasarkan Pasal 106 ayat (1) UU 32/2004 juncto UU 12/2008 dan ketentuan Pasal 3 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota juncto Peraturan Mahkamah Konstitusi

(9)

Nomor 5 Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 tahun 2015 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota dinyatakan bahwa "Pemohon sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf a adalah: a. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur b. Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati; atau c. Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota";

7. Bahwa dengan ini Pemohon mengajukan Permohonan Pembatalan terhadap Keputusan Termohon Nomor 123/Kpts/KPU-Kab-019.435755/2015 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 tanggai 17 Desember 2015 {Vide Bukti P - 3) dikarenakan hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon dihasilkan dari suatu rangkaian proses pelanggaran yang bersifat Terstruktur, Sistematis, dan Masif yang selanjutnya disebut TSM.

III. TENGGATWAKTU PENGAJUAN

PERMOHONAN-1. Bahwa berdasarkan Pasal 157 ayat (5) UU 8/2015 juncto Pasal 5 ayat (1) Peraturan Mahkamah Konstitusi No 1 Tahun 2015 yang berbunyi "Permohonan Pemohon diajukan kepada Mahkamah Konstitusi paling lambat dalam tengang waktu 3x24 (tiga kali dua puluh empat) jam sejak Termohon mengumumkan penetapan perolehan suara hasil pemilihan", oleh karenanya pengajuan Permohonan Pemohon masih dalam tenggang waktu yang

(10)

ditentukan oleh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan oleh karenanya beralasan Permohonan Pemohon ini untuk diterima

2. Bahwa berdasarkan Berita Acara Nomor 148/BA/XII/2015 tentang Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kapuas Hulu Tahun 2015 (Vide Bukti P - 3) Termohon telah menerbitkan Berita Acara dan Keputusan-keputusan yang dibuat oleh Termohon a quo semuanya ditetapkan pada tanggai 17 Desember 2015 pukul 15.58 (lima belas lewat lima puluh delapan menit) Waktu Indonesia Bagian Barat, sedangkan permohonan ini diajukan kepada Mahkamah Konstitusi pada tanggai 20 Desember 2015 yaitu dalam jangka waktu paling lambat 3x24 (tiga kali dua puluh empat jam) sejak Termohon mengumumkan penetapan perolehan suara hasil Pemilihan;.

3. Bahwa Keputusan KPU Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat Nomor 123/Kpts/KPU-Kab-019.435755/2015 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulir Tahun 2015 tanggai 17 Desember 2015 pukul 15.58 (lima belas lewat lima puluh delapan menit) Waktu Indonesia Bagian Barat.

4. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, menurut Pemohon dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, Permohonan-Permohonan diajukan ke Mahkamah Konstitusi masih dalam tenggat waktu sebagaimana yang ditentukan dalam Peraturan Perundang- undangan.

(11)

POKOK PERMOHONAN

4.1 Ketentuan Pengajuan Permohonan (jumlah penduduk dan prosentase) a. Bahwa berdasarkan Pasal 158 ayat (2) UU 8/2015 Jo Pasal 6 ayat (1)

PMK 1/2015, Pemohon mengajukan permohonan pembatalan suara hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu, dengan ketentuan sebagai berikut:

No Jumlah Penduduk Perbedaan Perolehan Suara berdasarkan Penetapan

Perolehan Suara Hasil Pemilihan oleh KPU

1 < 250.000 2%

2 <250.000-500.000 1,5%

3 >500.000-1.000.000 1%

4 > 1.000.000 0,5 %

b. Bahwa Pemohon sebagai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Kapuas Hulu dengan jumlah penduduk 171.780 jiwa. Perbedaan perolehan suara antara Pemohon dengan pasangan calon peraih suara terbanyak berdasarkan penetapan hasil penghitungan suara Termohon paling banyak sebesar 1,46%

c. Bahwa berdasarkan penetapan hasil penghitungan suara tahap akhir yang ditetapkan oleh Termohon, Pemohon memperoleh sebanyak 67.221 suara, sedangkan pasangan calon peraih suara

(12)

terbanyak memperoleh sebanyak 69.166 suara. Sehingga perolehan suara antara Pemohon dengan pasangan calon peraih suara terbanyak terdapat selisih sejumlah 1.945 suara atau sebesar 1,46%.

d. Dengan demikian, menurut Pemohon, Pemohon telah memenuhi ketentuan Pasal 158 ayat (2) UU 8/2015 juncto Pasal 6 ayat (1) PMK 1/2015.

4.2 Kesalahan Hasil Penghitungan Suara

a. Bahwa berdasarkan hasil penetapan hasil penghitungan suara oleh Termohon, perolehan suara masing-masing calon sebagai berikut: Nomor

Urut

Nama Pasangan Calon Perolehan Suara

1 A.M. Nasir, S.H Dan Antonious L. Ain Pamero,

S.H.

69.166 suara

2 Fransiskus Diaan, S.H. dan Andi Aswad, S.H.

67.221 suara

b. Bahwa menurut Pemohon selisih suara Pemohon tersebut disebabkan adanya pelanggaran yang TSM sehingga mempengaruhi hasil akhir yang secara terang dan kasat mata telah merugikan

(13)

perolehan suara Pemohon. Adapun pelanggaran TSM Pemohon uraikan di bawah ini.

V. JENIS PELANGGARAN BERSIFAT TSM (TERSTRUKTUR, SISTEMATIS, DAN MASIF)

1. Bahwa berdasarkan Berita Acara yang ditetapkan Termohon Pemohon berkeberatan terkait dengan Penetapan hasil penghitungan suara tahap akhir yang ditetapkan oleh KPU Kabupaten Kapuas Hulu dikarenakan penetapan tersebut dihasilkan dari suatu rangkaian proses pelanggaran dan/atau kecurangan yang bersifat Terstruktur, Sistematis, dan Masif. Adapun bukti pelanggaran tersebut yaitu:

a. Bahwa terlampir ada kelebihan Aparatur Sipil Negara yang mendukung pasangan calon nomor urut 1 di Kecamatan Suhaid;

b. Bahwa di Kecamatan Selimbau terjadi pengerahan masa yang dilakukan oleh Camat setempat untuk mengarahkan pemilih memilih pasangan calon nomor urut 1;

c. Bahwa di Desa Kuala Kecamatan Selimbau Aparatur Sipil Negara menjadi tim sukses di tingkat desa untuk pasangan calon nomor urut 1;

d. Bahwa di Kecamatan Pengkadin perangkat desa menjadi tim sukses dari pasangan calon nomor urut 1;

e. Bahwa anggota KPPS, APS, dan perangkat desa menjadi tim sukses pasangan calon nomor urut 1; dan

(14)

f. Intimidasi dan penggunaan unsur perangkat desa untuk mempengaruhi pemilih memilih nomor urut 1 (Bukti P - )

Jenis pelanggaran yang bersifat Sistematis, Terstruktur, dan Masif. Pelanggaran yang nyata-nyata secara langsung telah menghancurkan nilai- nilai demokrasi bahkan merugikan suara pemohon yaitu:

a. Ditemukannya fakta pemilih yang tidak berhak akan tetapi diperbolehkan memilih. Hal ini telah Pemohon laporkan kepada Panwas. Hal ini sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 18/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 11 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding selaku pelapor. b. Ditemukannya fakta pemilihan atau pemungutan suara yang dilakukan

dengan cara diwakilkan. Hal ini telah Pemohon laporkan kepada Panwas. Hal ini sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 17/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 11 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding selaku pelapor. c. Ditemukannya fakta adanya pemilih memilih lebih dari 1 x. Hal ini telah

Pemohon laporkan kepada Panwas. Hal ini sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 13/LP/Panwaslu- KKH/XII/2015 tanggai 11 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding

Bahwa dengan melihat fakta di atas yang secara nyata telah merugikan Pemohon, Pemohon mohon agar dilakukannya Pemungutan Secara Ulang sesuai dengan ketentuan Pasal 112 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2015 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor

(15)

1 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati, dan walikota menjadi undang-undangyang berbunyi:

Pasal 112

(1) Pemungutan suara di TPS dapat diulang jika terjadi gangguan keamanan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan atau penghitungan suara tidak dapat dilakukan.

(2) Pemungutan suara di TPS dapat diulang jika dari hasil penelitian dan pemeriksaan Panwas Kecamatan terbukti terdapat 1 (satu) atau lebih keadaan sebagai berikut:

a. pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan dalam peraturan perundangundangan;

b. petugas KPPS meminta Pemilih memberi tanda khusus, menandatangani, atau menulis nama atau alamatnya pada surat suara yang sudah digunakan;

c. petugas KPPS merusak lebih dari satu surat suara yang sudah digunakan oleh Pemilih sehingga surat suara tersebut menjadi tidak sah;

d. lebih dari seorang Pemilih menggunakan hak pilih lebih dari satu kali, pada TPS yang sama atau TPS yang berbeda; dan/atau

e. lebih dari seorang Pemilih yang tidak terdaftar sebagai Pemilih, mendapat kesempatan memberikan suara pada TPS

Bahwa ditemukan fakta adanya penyimpangan dan atau pelanggaran secara terstruktur sistematis dan massif pada proses pemungutan suara dalam

(16)

pilkada kabupaten Kapuas Hulu yang secara langsung dan kasat mata mengakibatkan kerugian suara bagi Pemohon, yaitu:

a. bahwa pada tanggai 9 Desember 2015 bertempat di TPS .11 SDN No. 4 Ptg setelah selesai pemungutan suara sekitar jam 13 WIB Ketua KPPS TPS. II bersama anggota menetapkan dan melaksanakan penghitungan surat suara secara tertutup tanpa disaksikan oleh masyarakat umum dan tanpa melalui kesepakatan dari saksi pasangan calon. Perbuatan mana berdasarkan Undang-Undang Nomor dan PMK No. 1 Pasal 112, demi hukum mewajibkan KPU untuk melakukan pemungutan suara ulang. Perbuatan mana sudah Pemohon laporkan kepada Panwas sebagaimana dalam Tanda Laporan No. tanda bukti penerimaan laporan nomor 16/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 11 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding SH selaku pelapor; b. bahwa pada hari Rabu tanggai 9 Desember 2015 dilaksaankan

dilaksanakan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Desa mawang Dusun Melancau, setelah selesai pelaksanaan penyoblosan dan 'perlu dan penghitungan suara, saksi Pemohon tidak diberikan dokumen berita acara C -l sedangkan KPPS memberikan dokumen berita C -l kepada Kajak dan Sintan dan saksi dari pasangan urut no 1. Perbuatan mana sudah Pemohon laporkan kepada Panwas sebagaimana ternyata dalam Tanda Bukti Penerimaan Laporan Panwas No, 14 LP/PanwasIu- KKH/XII/2015.

c. Diketemukan fakta pada tanggai 10 Desember 2015 Hari Kamis sekitar jam 08:00 WIB Pelaku atas nama sintan dan kajak melarikan blanko

(17)

dokumen C -l. Perbuatan mana hingga saat ini masih diproses di Badau untuk dilakukna proses lebih lanjut.

bahwa pada tanggai 11 Desember 2015 pada saat dilakukan pleno kecamatan yang di selenggarkan oleh PPK Kecamatan Jongkong ditemukan fakta bahwa kotak suara TPS 1 Jongkong Pasar Terumpat gebak, ditemukan fakta kotak suara terbuka dan tidak tersegel dan didalamnya tidak ditemukan dokumen blanko C l. Keadaan mana telah dilaporkan oleh Pemohon, sebagimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 22/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 12 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding selaku pelapor;

Bahwa ditemukan fakta terdapat penggunaan formulir berita acara penghitungan suara tingkat TPS Model C.KWK dengan menggunakan logo yang berbeda, kop dan kalimat yang tertera pada formulir tidak sesuai dengan standart desain dan format formulir C.KWK yang telah ditetapkan oleh Termohon pada Pilkada Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2015 Bahkan terdapat formulir C KWK pada Pemilihan Gubernur Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2012 dipergunakan dalam Pilkada Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015. Perbuatan mana telah dilaporkan oleh Pemohon sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 05/LP/PILBUB/XII/2015 tanggai 17 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding selaku pelapor;

Pada tanggai 9 Desember 2015 setelah dilaksanakan perhitungan dan rekapitulasi Termohon tidak memberikan dokumen berita acara C l

(18)

Pada tanggai 9 Desember 2015 setelah dilaksanakan perhitungan dan rekapitulasi Termohon tidak memberikan dokumen berita acara C l yang berhologram. Pemohon hanya diberikan fotocopy dari berita acara C l. Perbuatan mana telah dilaporkan kepada Panwas sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 35/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 11 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus;

Diketemukan fakta terdapat pembukaan kotak suara secara melawan hukum atau setidak tidaknya tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlamu. Perbuatan mana dilakukan oleh Kepala Dusun dan PPK Kecamatan . Perbuatan mana telah Pemohon laporkan kepada Panwas sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor /LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Amriadi selaku pelapor.; Diketemukan fakta hilangnya C l hologram dan C2 Piano TPS 1 dan C l pleno TPS 02 Desa Jongkong Pasar. Perbuatan mana dilakukan dengan cara pembukaan kotak suara oleh Penyelenggara Pemilu yang diikut dengan perbuatan mengambil dokumen C l dan C2 tanpa sepengetahuan dan sepersetujuan saksi pasangan calon dan Pengawas Pilkada. Perbuatan mana telah Pemohon laporkan sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 03/LP/Panwas/12/2015 tanggai 11 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Andreas Winus kuncoro selaku pelapor.Perbuatan mana telah diperkuat dengan laporan hasil pengawasan pemilu Kecamatan

(19)

Ahmadi selaku anggota panwaslu Kecamatan Jongkong dan pernyataan atau temuan Panwas atas nama apolo sebagaimana ternyata dalam Formulir temuan panwaslu kecamatan jongkong nomor 06/TM/Panwas/12/2015 tertanggal 11 Desember 2015.

i. Ditemukan fakta DPTB 1, DPTB 2, DPPH tidak diberikan kepada saksi pasangan calon nomor urut 2. Perbuatan mana telah Pemohon laporkan sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor /LP/Panwas/12/2015 tanggai 16 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus selaku pelapor;

j. Ditemukan fakta bahwa hampir diseluruh TPS dalam lingkup Kabupaten Kapuas Hulu, Saksi Pemohon tidak diberikan blanko formulir penyataan kebertann saksi dan kejadian khusus di TPS. Perbuatan mana telah nyata-nyata merugikan Pemohon dalam menyatakan keberatanya dari sejak awai pada tingkat TPS. Hal tersebut sebagimana tenyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 32/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 16 Desem ber2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding selaku pelapor.

Bahwa ditemukan fakta adanya pemberian sejumlah uang dan atau pemberian uang atau pemberian janji-janji yang dilakukan oleh pasangan calon nomor urut 1 dengan maksud untuk mengarahkan agar para pemilih, memilih pasangan calon nomor urut 1. Adapun fakta yang ditemukan sebagai berikut:

a. Diketemukan fakta terdapat pemberian makan dan minum gratis dalam suatu acara atau pertemuan pada tanggai 8 Desember 2015 kurang

(20)

Diketemukan fakta terdapat pemberian makan dan minum gratis dalam suatu acara atau pertemuan pada tanggai 8 Desember 2015 kurang lebih jam 20:00 WIB yang dilakukan oleh saudara sandi dengan maksud untuk mengarahkan Pemilih untuk memilih pasangan calon nomor urut 1. Hal ini sudah Pemohon laporkan kepada Panwas, sebagaiman ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 15/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 11 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding SH selaku pelapor.

Diketemukan fakta pemberian sejumlah uang sebesar 200.000 (nomor seri : GHG531097 dan MMN385661 yang dilakukan oleh Stepanius Bagik selaku Kades Desa Seluan kepada meli dengan maksud untuk memilih pasangan calon nomor urut 1. Hal ini telah Pemohon laporkan kepada Panwas sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 009/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 09 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding selaku pelapor. Diktemukan fakta pada tanggai 9 Desember 2015 adanya pemberian sejumlah uang yang dilakukan oleh Ketua RT yang bernama Igon di Nanga Surin sebesar Rp 100.000 kepada Anton dan Ibu Rosalina dengan maksud untuk memilih Pasangan calon nomo urut 1. Perbuatan mana telah Pemohon laporkan kepada Panwas, Hal ini sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 19/LP/Panwaslu- KKH/XI1/2015 tanggai 11 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding selaku pelapor.

(21)

dengan tulisan : Nomorl Jangan lupa., yang dilakukan oleh Kepala Desa Jarak, Kecamatan Putussibau utara pada tanggai 7 Desember 2015. Perbuatan mana telah Pemohon laporkan kepada Panwas. Hal ini sebagamana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 20/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 11 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding selaku pelapor.

Diketemukan fakta pemberian uang Rp 100.000,-dalam bentuk 2 lembar uang pecahan Rp 50.000 dengan nomor seri CPU 945414 dan UGR 024601 yang dilakukan oleh Kepada Desa Jarak. pada tanggai 8 Desember 2015 kurang lebih 20:00 WIB. Pemberian uang tersebut dilakukan oleh kepala Desa Jarak dengan mendata ke rumah-rumah termasuk rumah saudara Agustinus dan pembagian uang tersebut disaksikan oleh uang yakni Oktavianus julus john Eradu ygo dan Bpk Thomas Ukal, Rosa Ani, Pumai ibnan, Bangkong, Apung, Ana Lunsa. Hal ini sebagaimana telah Pemohon laporkan kepada Panwas sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 20/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 11 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding selaku pelapor.

Pada tanggai 8 Desember 2015 diketemukan fakta kurang lebih adanya pembagian uang sebesar 700.000, jam 14:00 WIB yang dilakukan oleh tim pasangan nomor 1 bernama Alexsius Bulan dan Dulah ynag merupakan PNS Kabupaten Kapuas Hulu dengan maksud untuk mengarahkan Lusiana syaripah untuk memilih pasangan calon nomor urut 1. Perbuatan mana telah dilaporkan Pemohon kepada Panwas.

(22)

merupakan PNS Kabupaten Kapuas Hulu dengan maksud untuk mengarahkan Lusiana syaripah untuk memilih pasangan calon nomor urut 1. Perbuatan mana telah dilaporkan Pemohon kepada Panwas. Sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 12/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 11 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding selaku pelapor.

Pada tanggai 7 Desember 2015 di Dusun Lung miting diketemukan fakta pemberian sejumlah sebeasr Rp 100.000 uang dan nota non barang yang dapat ditukarkan pada warung atau toko di Dusun Sungai Lun Miting kec Putussibau utara yang dilakukan oleh ibu Christina Hanun kepada Susana dengan maksud untuk memilih pasangan calon nomor urut 1. Perbuatan mana telah dilaporkan Pemohon kepada Panwas sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 28/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 15 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus selaku pelapor.

Diketemukan fakta sejumlah pemberian uang dan atau barang dan/atau janji-janji yang dilakukan secara sistematis, terstruktur dan masif sekabupaten Kapuas hulu yang meliputi:

1 TPS 01 dan 02 Desa Seluan, Kecamatan Putussibau Utara 2 Langan Baru Dusun Apan Kecamatan Embaloh Hulu 3 TPS 02 Nanga Dwin Kecamatan Putussibau Utara 4 Jarak Dusun Simau Kecamatan Putussibau Utara 5 TPS 04 Melapi Kecamata Putussibau Selatan

(23)

pasangan calon nomor urut 1. Perbuatan mana telah dilaporkan Pemohon kepada Panwas sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 23/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 12 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus selaku pelapor. b. Pada tanggai 7 Desember 2015 pukul 19.00 WIB bertempat dikediaman

Bapak Basri di Dusun bukti raya 1 diketemukan fakta yang camat beserta staff terlibat aktif dalam pemenangan pasangan calon nomor urut 1, dengan mengumpulkan masyarakat dan secara terang dan kasat mata mengarahkan masyarakat mendukung dan memilih pasangan calon nomor urut 1. Perbuatan mana telah Pemohon laporkan kepada Panwas sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 27/LP/Panwaslu-KKH/XII/2015 tanggai 15 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus selaku pelapor.

c. Pada tanggai tanggai 7 Desember 2015 diketemukan fakta tim relawan pasangan calon nomor urut 1 yang kesemuanya merupakan PNS terlibat langsung dalam pemenangan pasangan calon nomor urut 1. Perbuatan mana telah Pemohon laporkan kepada Panwas sebagaimana ternyata dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor 13/LP/Panwaslu- KKH/XII/2015 tanggai 11 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Agustinus Ding selaku pelapor.

6. Bahwa ditemukannya penyimpangan dan/atau pelanggaran yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu maupun Pengawas Pemilu untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 1, sebagai berikut:

(24)

Bahwa ditemukannya penyimpangan dan/atau pelanggaran yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu maupun Pengawas Pemilu untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 1, sebagai berikut:

a. TPS 1 Desa Pala Pulai

Bahwa pada tanggai 9 Desember 2015 diketemukan fakta terdapat lima puluh orang pemilih yang berhak tidak diizinkan untuk memilih akan tetapi penyelenggaran Pemilu mengizinkan Pemilih yang tidak berhak dapat memilih dengan menggunakan undangan maupun surat suara orang yang sudah meninggal maupun yang pindah tempat tinggal.

b. TPS 03 Landau Pali

Bahwa pada tanggai 9 Desember 2015 diketemukan fakta KPPPS mengizinkan pemilih yang tidak hadir diwakili oleh pemilih lain. Pemilih tersebut mengaku memilih pasangan calon nomor urut 1. Disamping itu diketemukan fakta surat suara sah tidak ditandatangani KPPS.

c. PPK Kecamatan Jongkong

Diketemukan fakta bahwa hasil rekapitulasi suara di PPK Kecamatan Jongkong nyata-nyata merugikan Pemohon. Pada tanggai 11 Desember 2015 pada saat Pleno kecamatan diselenggarkan oleh PPK Kecamatan Jongkong, adanya pembukaan kotak suara oleh PPK pada TPS 01 Jongkong pasar ternyata gembok kotak suara terbuka dan tidak tersegel.

(25)

d. TPS 2 Sibau Hulu, Kecamatan Putusibau Utara

Bahwa pada tanggai 9 Desember 2015 diketemukan fakta adnayua pemilih yang berhak tidak perbolehkan memilih.

e. TPS 02 SDN Nomor4 Putussibau

Pada tanggai 9 Desember 2015 bertempat di TPS 02 diketemukan faktaproses penghitungan surat suara dilakukan diruangan tertutup tanpa disaksikan oleh umum, perbuatan mana dilakukan tanpa kesepakatan para saksi pasangan calon.

f. Diketemukan fakta di TPS 03 Desa Sungai Mawang ke pirung kencan pada tgl 9 Desember 2015, KPPS tidak memberikan salinan Form C 1 - KWK kepada saksi Pemohon;

g. TPS 01 Desa Pala Pulau Putussibau Utara.

KPPS mengizinkan adanya pemilihan dilakukan dengan cara mewakilkan (Pemilih mewakili).

h. Kec. Jongkong Ketua KPPS membongkar kotak suara di PPK Kecamatan Jongkong dan mengambil dokumen didalam kotak tidak sesuai prosedur/tidak pada waktunya serta tidak sepengetahuan saksi pasangan calon.

i. KPPS tidak memerikan Form C 2 - KWK tidak memberikan kepada Saksi di seluruh kecamatan sekabupaten Kapuas Hulu

j. Diketemukan fakta di TPS 01 batu tiga kec. Bunut hulu form C l -KW K yang diberikan kepada saksi paslon no 2 hanya fotocopy dan tidak berhologram;

(26)

k. TPS 01 Desa Nanga Taun Kec. Bunut Hilir surat suara berlubang berisi dianggap tidak sah oleh anggota KPPS;

I. TPS 01 Batu tiga kec. Bunut Hilir terdapat inkonsistensi dalam penentuan surat suara sah dan tidak sah.

m. Diketemukan fakta PPK Pengkadan kepada Dusun sasan dan anggota PPK pada tanggai 9 Desember 2015 pada pukul 15.00 wib dilakukan pembukaan kotak suara sebelum pleno ditingkat Kecamatan tanpa sepengetahuan dan sepersetujan saksi pasangan calon.

Bahwa terhadap temuan-temuan pelanggaran yang sudah kami laporkan kepada Panwaslu Kabupaten Kapus Hulu hingga saat ini belum ada satupun yang ditindaklanjuti oleh Panwaslu Kabupten Kapuas Hulu sebagaimana ternyata dalam dalam tanda bukti penerimaan laporan nomor Pemohon ke Bawaslu Nomor 04/LP/PILBUB/XII/2015 tanggai 16 Desember 2015 Formulir Model A.3 atas nama Andel, SH, MH selaku pelapor.

PETITUM

Berdasarkan hal-hal dan uraian diatas, PEMOHON memohon kepada Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi pemeriksa perkara a quo untuk memeriksa permohonan keberatan ini dan memberikan putusan:

(27)

Membatalkan dan menyatakan tidak mengikat secara hukum Berita Acara tentang Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2015 di tingkat Kabupaten Kapuas Hulu Oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kapuas Hulu tanggai 17 Desember 2015, sepanjang untuk hasil perolehan Suara Pasangan Calon Nomor Urut 2 : Fransiskus Diaan, SH - Andi Aswad, SH;

Membatalkan dan menyatakan tidak mengikat secara hukum Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat Nomor 123/Kpts/KPU-Kab-019.435755/2015 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 tanggai 17 Desember 2015, sepanjang untuk hasil perolehan Suara Pasangan Calon Nomor Urut 2:: Fransiskus Diaan, SH - Andi Aswad, SH;

Membatalkan dan menyatakan tidak mengikat secara hukum Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat Nomor 123/Kpts/KPU-Kab-019.435755/2015 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 tanggai 17 Desember 2015;

(28)

Menetapkan Pasangan Calon Nomor Urut 1: A.M.Nasir, SH - Antonius L. Ain Pamero, SH dibatalkan (didiskualifikasi) sebagai Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015.

Menetapkan Fransiskus Diaan, SH dan Andi Aswad, SH sebagai Pasangan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015.

ATAU

Mengabulkan permohonan PEMOHON untuk seluruhnya;

Membatalkan dan menyatakan tidak mengikat secara hukum Berita Acara Nomor 148/BA/XII/2015 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Di Tingkat Kabupaten Dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2015;

Membatalkan dan menyatakan tidak mengikat secara hukum Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat Nomor 123/Kpts/KPU-Kab-019.435755/2015 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 tanggai 17 Desember 2015;

Memerintahkan kepada TERMOHON untuk melaksanakan Pemungutan Suara Ulang di seluruh TPS dalam lingkup Kabupaten Kapuas Hulu

(29)

paling lambat 90 hari setelah Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap perkara a quo meliputi:

a. Kecamatan Empanang; b. Kecamatan Puring Kencana; c. Kecamatan Embaloh Hilir; d. Kecamatan Embaloh Hulu; e. Kecamatan Batang Lupar; f. Kecamatan Badau;

g. Kecamatan Putussibau Utara; h. Kecamatan Bunut Hulu; i. Kecamatan Bunut Hilir; j. Kecamatan Jongkong; dan k. Kecamatan Pengkadan

Atau

Apabila mahkamah konstitusi berpendapat lain mohon putusan yang seadil- adilnya (ex aequo et bono)

(30)

Hormat Kami IRMA ANG6ESTI. SH. USMAN JUNTAK. SH..MH. EMU> RAHADIAN. S>H..MH sVaFRIJAH. SH. RANA ANDITA. SH. SITI JUARIAH^SH.

(31)

A d v o k a t - L e g a l C o n su lt a n t - L e g a lt » iv = s ti g a ti o n

L j a,n

: Cft.

i r COtQ

Tanggai; g J W u A fZ f

yt>ii

- Ä - --- —

PERBAIKAN PERMOwm^x.

Har* :

Mtti&GC/

Hari H jb lO 1 ■jakarta 3 Januari 2015

Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi Rebulik Indonesia Di Jalan Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta Pusat.

Perihal: Perbaikan Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat Nomor 123/Kpts/KPU-Kab-019.435755/2015 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 tanggai 17 Desember 2015,

Dengan Hormat,

Kami yang bertandatangan di bawah ini:

1. Nama : FRANSISKUS DIAAN, SH

NIK :6171051408810007

Tempat Tanggai Lahir : Lung Linge Hatung, 14 Agustus 1981 Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Katholik

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Danau Sentarum, Gg. Pak Majid I Nomor 10 RT/RW 001/039 Kelurahan Sei Bangkong Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak.

2. Nama NIK

: AND1 ASWAD, SH

:6171022006830006

(32)

Tempat Tanggai Lahir : Nanga Semangut, 20 Juni 1983 Agama

Pekerjaan Alamat

: Islam

: Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat

: Jl. Tanjung Raya II Nomor 9 RT/RW: 004/014 Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak.

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 Nomor Urut 2.

Berdasarkan Surat Kuasa Nomor 1901/SK.PHPU/RBK/XI1/2015 tanggai 19 Desember 2015 dalam hal ini memberi kuasa kepada:

1) GIOFEDI, SH., MH.

2) ANDIIRWANDAISMUNANDAR, SH.

3) MARTINUS EKOK, SH.,MH.

4) IRMA ANGGESTI, SH.

5) ANDEL, SH.,MH.

6) PIRONI KNIGHT GRIMALDI, SH. 7) USMAN JUNTAK, SH.,MH.

8) EMIL RAHADIAN, SH.,MH.

9) JEFRI MAULANA AKBAR, SH.

10) SYAFRIJAH, SH.

11) KELANA SURYA ALAM, SH.

12) RANAANDITA, SH.

13) NURKHOLIS FATHUR RACHMAN, SH.

14) SITIJUARIAH, SH.

Kesemuanya adalah Advokat/Kuasa Hukum yang tergabung dalam Tim Hukum Dan Advokasi Fransiskus Diaan-Andi Aswad yang beralamat pada Kantor RBK LAWFIRM di Jalan Danau Semayang No. 123 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210 Indonesia Hp.

(33)

081287763333/081222352555, baik secara bersama maupun secara sendiri-sendiri bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa.

Selanjutnya disebut sebagai...PEMOHON. T E R H A D A P

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT, berkedudukan di Jl. Lintas Utara No. 11 Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat.

Selanjutnya disebut sebagai...TERMOHON.

Dalam hal ini mengajukan permohonan kepada Mahkamah Konstitusi perihal Perselisihan Penetapan Perolehan Suara Hasil Pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat, berdasarkan Keputusan KPU Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 123/Kpts/KPU-Kab-019.435755/2015 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 tanggai 17 Desember 2015 pukul 15.58 (lima belas lewat lima puluh delapan menit) Waktu Indonesia Bagian Barat.

I. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

A. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 24C ayat (1) Undang - Undang Dasar dan Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, dan Pasal 157 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang - Undang Nomor 1 tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang - Undang yang berbunyi:

(34)

“Perkara perselisihan penetapan perolehan suara hasil Pemilihan diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi sampai dibentuknya badan peradilan khusus."

B. Bahwa Permohonan Pemohon adalah perkara perselisihan penetapan perolehan suara hasil pemilihan umum Kepala Daerah Calon Bupati dan Wakil Bupati (Pemilukada) Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan BaratTahun 2015; C. Bahwa pelaksanaan "Asas Demokrasi” atau "Asas Kedaulatan Rakyat'' harus

didasarkan atas Asas Nomokrasi atau Asas Negara Hukum, yang merupakan pengakuan, jaminan, perlindungan hukum dan kepastian hukum yang diberikan oleh Undang-Undang bagi setiap pemilih pada umumnya dan setiap Pasangan Calon yang menjadi peserta Pemilukada sesuai dengan ide kedaulatan hukum atau prinsip hukum sebagai kekuasaan hukum tertinggi (The Rule ofLaw, Not Of Mari)-, D. Bahwa terkait dengan hal dimaksud, dalam mengemban misinya Mahkamah

Konstitusi sebagai pengawal Konstitusi dan pemberi keadilan tidak dapat memainkan perannya dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan negara (hukum) dalam memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Jika ide awai pembentukan Mahkamah Konstitusi sebagai penjaga sebuah Konstitusi, maka dalam menangani sengketa Pemilukada tidak boleh hanya menghitung perolehan suara secara matematis. Dengan demikian, Mahkamah Konstitusi melalui proses peradilan dengan cara memutus fakta hukum yang nyata-nyata terbukti tentang terjadinya suatu tindakan hukum yang mencederai Hak Asasi Manusia, terutama hak politik yang terkandung melalui proses demokrasi dalam Pemilukada yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan demokratis. Oleh karena itu, jika Mahkamah Konstitusi membiarkan proses Pemilukada berlangsung tanpa ketertiban hukum, maka pada akhirnya sama saja dengan membiarkan terjadinya pelanggaran atas prinsip Pemilukada yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Jika demikian, maka Mahkamah Konstitusi selaku institusi negara pemegang kekuasaan kehakiman hanya diposisikan sebagai tukang stempel dalam menilai

(35)

kinerja Komisi Pemilihan Umum. Jika hal itu terjadi, maka filosofi dan tujuan diadakannya peradilan atas sengketa hasil Pilkada menjadi jauh dan bias;

E. Bahwa dari pandangan hukum di atas, Mahkamah Konstitusi dalam mengadili sengketa Pemilukada tidak hanya membedah permohonan dengan melihat hasil perolehan suara, melainkan Mahkamah Konstitusi juga wajib meneliti secara mendalam adanya pelanggaran yang bersifat Terstruktur, Sistematis, dan Masif yang selanjutnya disebut TSM sehingga mempengaruhi proses Pemilukada itu sendiri dan hasil perolehan suara. Dalam berbagai putusan Mahkamah Konstitusi yang pernah diputus terbukti telah memberikan makna hukum dan keadilan dalam penanganan permohonan, baik dalam rangka pengujian Undang-Undang maupun sengketa Pemilu atau Pemilukada. Putusan yang dihasilkan menjadi yurisprudensi dan diterima sebagai solusi hukum, Mahkamah Konstitusi dapat menilai pelanggaran-pelanggaran TSM sebagai penentu putusan dengan alasan pelanggaran yang memiliki tiga sifat itu dapat mempengaruhi hasil peringkat perolehan suara yang signifikan dalam Pemilukada;

F. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, menurut Pemohon Mahkamah Konstitusi berwenang memeriksa dan mengadili perkara perselisihan penetapan perolehan suara hasil pemiihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015;

II. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PEMOHON

A. Bahwa di dalam Pasal 2 huruf a Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota yang berbunyi:

"Para Pihak dalam perkara perselisihan hasil Pemilihan adalah: a. Pemohon;

b. Termohon; dan

(36)

c. Pihak Terkait

Pasal 3 ayat (1) huruf a:

"Pemohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a adalah: a. Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur;

b. Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati; atau c. Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota.

B. Bahwa berdasarkan Keputusan Termohon Nomor: 72/Kpts/KPU-Kab- 019.435755/2015 Tentang Penetapan Pasangan Calon Yang Memenuhi Syarat Sebagai Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kapuas Hulu Tahun 2015

(Bukti P -1);

C. Bahwa berdasarkan Keputusan Termohon Nomor: 75/Kpts/KPU-Kab- 019.4355755/2015 tentang Penetapan Nomor Urut Dan Daftar Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kapuas Hulu Dalam Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Kapuas Hulu Tahun 2015, dengan Nomor Urut 2. (Bukti P - 2);

D. Bahwa berdasarkan Keputusan Termohon Nomor 123/Kpts/KPU-Kab- 019.435755/2015 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 tanggai 17 Desember 2015 pukul 15.58 (lima belas lewat lima puluh delapan menit) Waktu Indonesia Bagian Barat (Bukti P - 3);

E. Bahwa berdasarkan Berita Acara yang ditetapkan oleh Termohon dengan Nomor 148/BA/XII/2015 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Di Tingkat Kabupaten Dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2015 (Bukti P - 4), Pemohon berkeberatan terhadap hasil yang ditetapkan oleh Termohon;

F. Bahwa berdasarkan Keputusan Termohon Nomor: 76/Kpts/KPU-Kab- 019.435755/2015 tentang Rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil Pemutakhiran Dan

(37)

Penetapan Daftar Pemilih Sementara Dalam Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015. (Bukti P- 5);

G. Bahwa berdasarkan Pengumuman Pemohon tentang Penetapan Pasangan Calon yang Memenuhi Syarat Sebagai Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kapuas Hulu Tahun 2015 Nomor: 277/KPU-Kab-019.435755/VII/2015 (Bukti

P -6) ;

H. Bahwa berdasarkan Pasal 157 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang dan ketentuan Pasal 3 ayat (1) huruf b Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota dinyatakan bahwa "Pemohon sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) adalah: a. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur b. Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati; atau c. Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota";

I. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PEMOHON telah memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan Pembatalan terhadap Keputusan Termohon Nomor 123/Kpts/KPU-Kab- 019.435755/2015 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 tanggai 17 Desember 2015 (Vide Bukti P -4)

dikarenakan hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon dihasilkan dari suatu rangkaian proses yang menghancurkan prinsip - prinsip demokrasi dengan banyak pelanggaran yang bersifat TSM;

(38)

III. TENGGAT WAKTU PENGAJUAN PERMOHONAN

A. Bahwa berdasarkan Pasal 157 ayat (5) UU 8/2015 juncto Pasal 5 ayat (1) Peraturan Mahkamah Konstitusi No 1 Tahun 2015 yang berbunyi "Permohonan Pemohon diajukan kepada Mahkamah Konstitusi paling lambat dalam tengang waktu 3x24 (tiga kali dua puluh empat) jam sejak Termohon mengumumkan penetapan perolehan suara hasil pemilihan",.

B. Bahwa berdasarkan Berita Acara yang ditetapkan Termohon Nomor: 148/BA/XII/2015 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara di Tingkat Kabupaten dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kapuas Hulu Tahun 2015 ( Vide Bukti P-5) Termohon telah menerbitkan Berita Acara dan Keputusan-keputusan yang dibuat oleh Termohon a quo semuanya ditetapkan pada tanggai 17 Desember 2015 pukul 15.58 (lima belas lewat lima puluh delapan menit) Waktu Indonesia Bagian Barat, sedangkan permohonan ini diajukan kepada Mahkamah Konstitusi pada tanggai 20 Desember 2015 yaitu dalam jangka waktu paling lambat 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat jam) sejak Termohon mengumumkan penetapan perolehan suara hasil Pemilihan;

C. Bahwa berdasarkan Keputusan Termohon Nomor: 123/Kpts/KPU-Kab- 019.435755/2015 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 tanggai 17 Desember 2015 pukul 15.58 (lima belas lewat lima puluh delapan menit) Waktu Indonesia Bagian Barat ( Vide Bukti P - 4);

D. Bahwa berdasarkan uraian dan ketentuan peraturan perundang-undangan di atas, karena pengajuan Permohonan Pemohon diajukan pada hari Minggu Tanggai 20 Desember 2015 Pukul 13.00 (Tiga belas kosong kosong) maka Permohonan tersebut masih dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan oleh karenanya cukup

(39)

beralasan Permohonan Pemohon ini untuk diterima oleh Mahkamah Konstitusi;

POKOK PERMOHONAN

A. Ketentuan Pengajuan Permohonan (jumlah penduduk dan prosentase)

1. Bahwa di dalam Pasal 158 ayat (2) huruf a UU 8/2015 Jo Pasal 6 ayat (2) huruf a PMK 1 Tahun 2015, Pemohon mengajukan permohonan pembatalan suara hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu, dengan ketentuan sebagai berikut:

No jumlah Penduduk Perbedaan Perolehan Suara berdasarkan Penetapan Perolehan Suara Hasil

Pemilihan oleh KPU

1 < 250.000 2 %

2 <250.000-500.000 1,5%

3 >500.000- 1.000.000 1 %

4 > 1.000.000 0,5 %

2. Bahwa berdasarkan pengumuman KPU Kabupaten Kapuas Hulu No. 135/KPU-Kab-019.435755/Vr/2015 tentang syarat dukungan untuk calon perseorangan dalam pemilihan Bupati dan wakil Bupati Kapuas Hulu tahun 2015 terkait dengan jumlah penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebesar 234.192 jiwa (Bukti P-7) oleh karenanya Kabupaten Kapuas Hulu memiliki kewajiban perbedaan suara paling banyak sebesar 2%. Adapun jumlah maksimal perbedaan suara berdasarkan ketentuan a quo adalah, 2% dari penetapan hasil penghitungan perolehan suara oleh KPUD Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat yakni sebesar 136.387

(Bukti P-8) sebesar 2.728, sedangkan selisih perolehan suara antara

(40)

Pemohon dengan Pasangan Calon Nomor Urut 1 sebagai peraih suara terbanyak pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Kapuas Hulu berdasarkan penetapan hasil penghitungan suara Termohon adalah sebesar 1.945. Artinya selisih perolehan suara antara Pemohon dengan Pasangan Calon Nomor Urut 1 atau sebesar 1,43%. Berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 158 ayat (2) huruf a Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2105 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-Undang Juncto Pasal 6 ayat (2) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Permohonan Pemohon telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur oleh ketentuan aquo;

3. Bahwa berdasarkan penetapan hasil penghitungan suara tahap akhir yang ditetapkan oleh Termohon, Pemohon memperoleh sebanyak 67.221 suara, sedangkan pasangan calon peraih suara terbanyak memperoleh sebanyak 69.166 suara. Sehingga perolehan suara antara Pemohon dengan pasangan calon peraih suara terbanyak terdapat selisih sejumlah 1.945 suara atau sebesar 1,43%;

4. Dengan demikian, menurut Pemohon, Pemohon telah memenuhi ketentuan Pasal 158 ayat (2) UU 8/2015 juncto Pasal 6 ayat (2] PMK 1/2015.

B. Kesalahan Hasil Penghitungan Suara.

1. Bahwa berdasarkan hasil penetapan hasil penghitungan suara oleh Termohon, perolehan suara masing-masing calon sebagai berikut: ( Vide

Bukti P - 8)

(41)

Nomor Urut

Nama Pasangan Calon Perolehan Suara

1 A.M. Nasir, S.H Dan Antonious L. Ain

Pamero, S.H.

69.166 suara

2 Fransiskus Diaan, S.H. dan Andi Aswad, S.H.

67.221 suara

2. Bahwa menurut Pemohon selisih suara Pemohon tersebut disebabkan adanya pelanggaran Terstruktur, Masif dan Sistematis (TSM) serta merugikan perolehan suara Pemohon yang direncanakan sejak jauh hari dalam bentuk pemufakatan jahat oleh Termohon bersama Pasangan Calon Nomor Urut 1 yang merupakan calon petahana (incumbent) dan mengakibatkan rusaknya sendi-sendi dan pilar-pilar Demokrasi, yang pada akhirnya selain dari mencederai proses Demokrasi juga memengaruhi dan merugikan perolehan suara suara Pemohon. Pemerkosaan terhadap Demokrasi yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 1 dilakukan secara telanjang dan disaksikan oleh seluruh masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu. Pemohon sebagai warga negara yang taat hukum dan- menghormati proses Demokrasi telah melakukan segenap daya dan upaya untuk mengkoreksi kecurangan yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 1 sesuai ketentuan yang berlaku, hingga akhirnya Pemohon mencari keadilan kepada Mahkamah Konstitusi;

3. Bahwa upaya yang dilakukan oleh Pemohon rupanya tidak mampu membendung terjadinya kecurangan pada Pemilukada Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2015 yang telah direncanakan sejak jauh hari (terencana) oleh Pasangan Calon Nomor Urut 1 yang juga sebagai calon petahana [incumbent). Berdasarkan fakta-fakta tersebut, Hari ini Pemohon sebagai pencari keadilan (Justiabellen) akan menguraikan kecurangan-kecurangan

(42)

yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 1 pada Pemilukada Kabupaten Kapus Hulu tahun 2015. Pemohon percaya pada adagium hukum "DORMIUN ALIQUANDO LEGES, NUNQUAM MUR1UNTUR" (Hukum terkadang tidur, tetapi Hukum tidak pernah mati] dan Mahkamah Konstitusi sebagai benteng terakhir para pencari keadilan akan mampu menggali kebenaran materiil bukan hanya sebatas kebenaran formal. Adapun jenis-jenis pelanggaran yang dirancang sejak jauh hari oleh Pasangan Calon Nomor Urut 1 yang merupakan calon petahana {incumbent) yang mana keseluruhan pelanggaran tersebut bersifat TSM dan sangat memengaruhi perolehan suara Pemohon yang selanjutnya akan diuraikan di bawah ini.

V. JENIS PELANGGARAN BERSIFAT TSM (TERSTRUKTUR, SISTEMATIS, DAN MASIF)

Yang Mulia Majelis Mahkamah Konstitusi sebagai penjaga dasar negara dan penafsir akhir dari dasar negara {the guardian and the final interpreter of constitution) sepatutnya menjaga nilai-nilai dan prinsip-prinsip Demokrasi. Bahwa telah diketahui 'secara seksama dalam proses berdemokrasi yang dituangkan dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah saat ini banyak sekali terjadi kecurang-kecurangan yang mengotori Nilai-Nilai Dasar Perjuangan membangun bangsa dan negara. Hal tersebut sejalan dengan yurisprudensi Mahkamah Konstitusi terkait putusan-putusan PHPU ynag terdahulu. Banyak sekali pertimbangan hukum yang diberikan oleh Mahkamah Konstitusi agar ke depannya pelanggaran-pelanggaran sebagaimana sering terjadi di dalam penyelenggaran Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tidak terulang kembali. Salah satu pertimbangan hukum Mahkamah Konstitusi terdapat dalam Putusan Nomor 209-210/PHPU.D-VIII/2010 pada Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan Tahun 2010. Pelanggaran yang terjadi seputar Pemilihan Umum meliputi adanya pengondisian

(43)

pemilih melalui Aparatur Sipil Negara (ASN) secara terstruktur, money politic, penggelembungan suara melalui penyelenggara Pemilihan Umum baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah, sampai kepada pemalsuan data-data sampai kepada pencurian dokumen negara berupa hasil penghitungan suara. Hal tersebut tentunya memengaruhi Hak Asasi Manusia khususnya hak berpolitik dalam menentukan pilihan. Selain hal tersebut terjadi pembangkangan yang sangat halus melalui pihak penyelenggara dalam melakukan pembiaran pelanggaran dan/atau kecurangan yang terjadi dan dapat dipastikan hal tersebut telah menabrak ketentuan yang berlaku. Pemohon hendak menyampaikan bahwa keseluruhan pelanggaran yang akan Pemohon uraikan telah Pemohon sampaikan baik kepada Panwas Kabupaten Kapuas Hulu maupun Bawaslu Provinsi Kalimantan Barat namun tidak ada yang ditindaklanjuti, adapun pelanggaran dan/atau kecurangan dalam Pemilukada Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 baik yang dilakukan oleh Termohon maupun Pasangan Calon Nomor Urut 1, yang terjadi secara Terstruktur, Sistematis, Masif (TSM) dan sangat memengaruhi perolehan suara adalah sebagai berikut:

1. KESALAHAN PENGHITUNGAN SUARA YANG DILAKUKAN OLEH TERMOHON.

Yang Mulai Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi, sebelum masuk kepada pokok- pokok dalil permohonan pemohon hendak menyampaikan bahwa terhadap fakta berupa adanya kesalahan penghitungan baru Pemohon temukan pada tanggai 27 Desember 2015 setelah Pemohon menugaskan tim untuk melakukan pengeceken ulang terhadap ulang terhadap seluruh blanko Cl-KW K milik Pemohon yang dibandingkan dengan Blanko Cl-KW K milik Bawaslu. Ternyata setelah Pemohon melakukan investigasi hukum (legal investigation) Pemohon menemukan banyaknya modus-modus baru dalam melakukan pelanggaran dan/atau kecurangan baik yang dilakukan oleh Termohon sendiri, Pasangan Calon Nomor Urut 1 maupun Termohon bersama-sama dengan Tim Kampanye

(44)

Pasangan Nomor Urut 1. Berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang- undangan yang berlaku kesalahan dan/atau kecurangan berupa ketidaksesuaian/salah penghitungan rekapitulasi perolehan suara merupakan bentuk pembangkangan terhadap ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Karena keterbatasan yang dimiliki oleh Pemohon, Pemohon tidak mampu untuk menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Kapuas Hulu yang luasnya kurang lebih sama dengan luas Provinsi Jawa Barat disamping hal tersebut karena keterbatasan infrastruktur dan batasan waktu yang diberikan oleh Majelis Yang Mulia Mahkamah Konstitusi. Setidak-tidaknya Pemohon melalui segenap daya upaya yang dimiliki berhasil memberikan gambaran tentang modus operandi baru yang dilakukan baik oleh Termohon sendiri maupun Termohon bersama dengan pasangan calon nomor urut 1 sebagai pasangan calon yang ditetapkan oleh Termohon sebagai pasangan calon peraih suara terbanyak pada Pemilukada di Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2015. Tentunya modus operandi pelanggaran dan/atau kecurangan tersebut akan menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya, dalam hal ini Pemohon adalah pihak yang paling dirugikan akibat pelanggaran dan/atau kecurangan yang dilakukan oleh Termohon dan pasangan calon nomor urut 1. Pelanggaran dan/atau kecurangan tersebut dilakukan secara Terstruktur, Sistematis, dan Masif (TSM) dan sangat memengaruhi perolehan suara Pemohon. Adapun pelanggaran dan/atau kecurangan tersebut dilakukan dengan banyak cara dimulai dari kesalahan dalam penghitungan, pelanggaran terhadap prinsip-prinsip demokrasi, penyimpangan terhadap hasil perolehan suara, dan pelanggaran terhadap kode etik penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah. Adapun pelanggaran dan/atau kecurangan tersebut akan Pemohon uraikan secara satu persatu di bawah ini:

(45)

Kecamatan Pengkadan, TPS 02, Desa Buak Limbang.

Adanya perbedaan perolehan suara yang Pemohon uraikan pada tabel di bawah sebagi berikut (Bukti P - 9):

Nama Pasangan Perolehan Suara milik Pemohon

Perolehaan Suara milik Termohon

A.M. Nasir, SH Antonius L. Ain Pamero, SH

062 087

Fransiskus Diaan, SH - Andi Aswad, SH

122 30

2. PELANGGARAN TSM YANG NYATA-NYATA MELANGGAR PRINSIP DEMOKRASI.

Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen Pasal 28E ayat (2) yang berbunyi "Setiap orang berhak meyakini atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya". Pokok dari penafsiran bunyi pasal tersebut menyinggung terhadap adanya hak politik setiap orang dalam menentukan pilihannya tanpa adanya tekanan dari siapa pun. Sementara pelanggaran dan/atau kecurangan yang terjadi pada pelakasanaan Pemilukada Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2015 nyata-nyata mengkhianati substansi yang terkandung dalam Pasal 28E ayat (2) UUD 1945 Amandeman. Oleh karena itu, Pemohon akan uraikan pelanggaran dan/kecurangan yang telah mengkhianati hak dalam berpolitik secara satu persatu meliputi:

A. PEMILIH YANG DIWAKILI/MEWAKILI DAN MEMILIH LEBIH DARI SATU KALI

1) Kecamatan Batang Lupar

(46)

TPS 02 Dusun Manggin, Desa Melemba.

Bahwa telah terjadi pelanggaran dan/kecurangan mengenai adanya pemilih yang tidak datang/berhalangan hadir dapat diwakilkan oleh orang lain dengan kata lain pemilih menggunakan hak pilihnya lebih dari satu kali pada Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS yang sama. Terdapat kurang lebih sebanyak 48 orang yang melakukan pemilihan dengan cara perwakilan. Pelanggaran dan kecurangan tersebut didukung dengan adanya pembiaran oleh Ketua KPPS setempat. Pencoblosan dengan cara perwakilan pemilih kurang lebih terdapat 48 (empat puluh delapan) orang. (Bukti P - 10) Berikut nama-nama yang melakukan pencoblosan dengan cara perwakilan (Bukti P - 10A, P - 10B, P - IOC, P - 10D, dan P - 10E):

NO NAMA L/P DESA TPS MEWAKILKAN

1 Rahmat L Melemba 02 1. Siah 2. Jugah 3. Bedel 4. Asma 2 Ukien L Melemba 02 1. Ijau; 2. Mery; 3. Lina; 4. Nyempal 3 Palele L Melemba 02 1. Sunan:2. Soma;

3. Ramli

4 Pajua L Melemba 02 Susanti

5 Liang L Melemba 02 1. Madun;

2. Linda

6 Susiang P Melemba 02 jali

7 Isa L Melemba 02 1. Manyu;

2. Tinggau

8 Alexander L Melemba 02 lyus

(47)

9 Remat L Melemba 02 2. Bujak; 1. Awan; 3. Uni

10 Icin L Melemba 02 1. Mensi:

2. Melintang

11 Acai L Melemba 02 Zakaria

12 Ali L Melemba 02 1. Susi;

2. Jeli

13 Antonius Isik L Melemba 02 Merica

14 Riau P Melemba 02 Lajau

15 Canda P Melemba 02 Ranggi

16 Igok P Melemba 02 Senen

17 Lemba P Melemba 02 1. Juntak

2. Alin 18 Kumbau P Melemba 02 1. Onong;2. Injan;

3. Senen

19 Kabang P Melemba 02 1. Ros;

2. Sawah 20 Ibah P Melemba 02 1. Lunta (Penyandang Disabilitas); 2. Alim

21 Balang L Melemba 02 Sepet

22 Pasi P Melemba 02 1. Bagong;2. Ida; 3.Anyan 23 Mulyadi L Melemba 02 1. Sulaiman; 2. Nula; 3. Lusiana Sipuk; 4. Kristian; 5 .Bangkong 24 Akiem L Melemba 02 1. Linut;2. Lang;

3. Anca

(48)

Pelanggaran yang dilakukan dengan cara pencoblosan melalui perwakilan tersebut sebelumnya telah disepakati dan diketahui oleh Ketua KPPS, PPL, dan keberatan Pemohon terhadap hal tersebut tidak pernah ditanggapi oleh Termohon melalui KPPS. Akibat tindakan Termohon bersama Pasangan Calon Nomor Urut 1 tersebut, perolehan suara Pemohon sangat dirugikan sebagaimana terlihat dalam tabel dibawah ini: (Vide Bukti P -10)

Desa Melemba Kecamatan Batang Lupar A.M Nasir, SH- Antonius L. Ain Pamero, SH Fransiskus Diaan, SH - Andi Aswad, SH TPS 02 84 43

2) Kecamatan Putussibau Utara,

TPS 03 Dusun Landau Ipoh, Desa Nanga Awin.

Bahwa Termohon kembali melakukan kecurangan/pelanggaran TSM menggunakan kewenangan yang ada pada Termohon, pelanggaran berupa tidak menandatangani surat suara yang telah digunakan dan membiarkan terjadinya pemilih yang memilih lebih dari satu kali dengan syarat pemilih tersebut mencoblos/memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1. Pelanggaran tersebut dilakukan oleh warga yang bernama Gang yang memilih lebih dari satu kali menggunakan undang memilih milik 4 (empat) keluarganya yang terdiri dari undangan milik anak, menantu dan cucunya. Tidak hanya itu Termohon melalui ketua KPPS 03 yang bernama Robertus Malin tersebut juga melakukan pengitungan suara lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan didalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan melanggar ketentuan dalam Pasal 43 ayat (1) Peraturan KPU Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pemungutan Suara Dan Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan

(49)

Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota dalam bentuk menghitung hasil pemungutan suara pada pukul 10.30 (sepuluh lewat tiga puluh menit) WIB dari seharusnya pukul 13.00 (tiga belas kosong kosong) WIB pada tanggai 9 Desember 2015. Selain dari pelanggaran yang telah tersebut di atas, Termohon melalui ketua KPPS 03 Robertus Malin juga memberikan ijin kepada anggota KPPS 03 yang bernama Saleh untuk menjadi Saksi Mandat dari Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Bukti P - 11).

Tindakan Termohon bersama dengan Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 tersebut, merupakan bentuk pelanggaran TSM bersifat sistematis yang dilakukan dengan menggunakan kewenangan yang ada pada Termohon, atas tindakan Termohon yang dilakukan bersama dengan Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 perolehan suara Pemohon sangat dirugikan, hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: (Bukti P -11 A)

Desa Nanga Awin Kecamatan Putussibau Utara A.M Nasir, SH- Antonius L. Ain Pamero, SH Fransiskus Diaan, SH - Andi Aswad, SH TPS 02 143 127

a) Desa Sungai Uluk Palin, TPS 01

Bahwa Termohon bersama dengan Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 kembali melakukan pelanggaran/kecurangan bersifat TSM dalam bentuk membiarkan terjadinya Pemilih yang menggunakan hak pilih lebih dari satu kali dengan cara pencoblosan perwakilan dilakukan oleh warga bernama Jambul yang mewakili 5 (lima) orang anggota keluarganya atas nama: Robiyanto (Anak),

Referensi

Dokumen terkait

pemahaman bahwa karyawan dan perusahaan merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan. Menanamkan dalam diri karyawan bahwa pekerjaan yang dilakukan memberikan

Metode perancangan kreatif dan Design For Manufacturing (DFM) dipergunakan dalam penelitian ini untuk membantu Bengkel Metric dalam upaya mendapatkan satu unit rancangan mesin

Berdasarkan jumlah resep, prescribing error tertinggi baik pada resep elektronik maupun resep non-elektronik adalah ketidaklengkapan penulisan, diikuti dengan interaksi obat (pada

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN KABUPATEN SAMOSIRPROVINSI SUMATERA UTARA.. DENGAN

Dibandingkan terhadap proses aktivasi skala pabrik dengan kecepatan umpan 100 kg/jam dan waktu tinggal 10 jam yang menghasilkan bilangan yodium antara 1.000 dan 1.200 mg/gr

Alasan pengambilan judul tentang masalah tersebut yakni: Pertama, hal yang sangat unik pada masa itu di dalam instansi kepolisian terdapat suatu organisasi yang

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa karbon dari grafit adalah yang paling dapat menghasilkan zirkonium karbida lebih baik dari pada karbon dari bahan lain.. Struktur kristal

Pasal 65 ayat (1) Undang-Undang Pendidikan Tinggi menentukan bahwa penyelenggaraan otonomi perguruan tinggi dapat diberikan secara selektif kepada perguruan tinggi