• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMELIHARAAN KETERTIBAN UMUM DI KOTA PEKANBARU (Studi Kasus Tertib Jalan) NURHASNI ZAILI RUSLI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PEMELIHARAAN KETERTIBAN UMUM DI KOTA PEKANBARU (Studi Kasus Tertib Jalan) NURHASNI ZAILI RUSLI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMELIHARAAN KETERTIBAN UMUM DI KOTA PEKANBARU

(Studi Kasus Tertib Jalan) NURHASNI

ZAILI RUSLI

Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293, Telp/Fax (0761) 63277 Jalan Swakarya Blok C 129. kiede28@yahoo.com

Telp (081276456455)

This research attempts to describe the strategy DISHUBKOMINFO Pekanbaru in the maintenance of public order from the perspective of the factors behind the background and that could potentially hamper. Factors restricting factors and background that the formulation of this problem is examined further by using the Foundation concepts of theoretical frame concepts of Strategy which is able to describe the answers to problem formulation above. The primary Data used in this study were obtained from a variety of reliable sources that are considered to be directly related to this issue, either through personal interview methods as well as through observation and the media.

From research obtained in carrying out the strategy DISHUBKOMINFO Pekanbaru in the maintenance of public order was more focused in the areas of supervision. In the surveillance strategy using live instruments in the form of tools, programs, and resources. To support the effectiveness of performance. In the run strategy to keep public order in the city of pekanbaru, DISHUBKOMINFO are often inhibited by the issue of the agencies as well as from outside agencies. This sometimes makes strategies that try to address the problem of violation of public order cannot walk properly.

Keyword: DISHUBKOMINFO city of Pekanbaru, the concept of strategy, public order, an instrument of control.

PENDAHULUAN

Pekanbaru merupakan Ibu kota Propinsi Riau, sebagai pusat pemerintah, pendidikan, perindustrian dan perdagangan. Dengan peranannya yang cukup besar Kota Pekanbaru berusaha menjadi dirinya sebagai kota yang siap menerima segala konsekuensinya pertumbuhan yang tercipta. Seiring dengan perkembangan aktifitas ekonomi masyarakat dan pertambahan penduduk yang sangat pesat di Kota Pekanbaru dengan keanekaragaman dalam aspek sosial, ekonomi dan budaya.

.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2011 mencantumkan salah satu Ketertiban Umum yaitu Tertib Jalan. Dan berdasarkan Keputusan Walikota Nomor 5 Tahun 2002 yang dimaksud dengan ketertiban umum adalah suatu keadaan dimana Pemerintah dan rakyat melakukan

(2)

kegiatan secara tertib dan teratur. Selanjutnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Ketertiban Umum kemudian lahir peraturan pelaksanaan atas undang-undang tersebut mengenai Tertib Jalan, maka berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 dijelaskan pengertian Jalan yaitu Jalan dalam bentuk apapun beserta kelengkapannya (Selokan, Trotoar, tanda rambu-rambu jalan raya dan sebagainya), yang terbuka untuk umum.

Selanjutnya, selepas dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan Peraturan Daerah di atas, Kota Pekanbaru dapat dikategorikan sebagai kota yang berkermbang pesat dari segi pembangunan, peluang bisnis, jumlah penduduk maupun ruas jalan dan dan transportasinya. Seiring perkembangan kota maka, kebutuhan transportasi diperkotaan akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan permasalahan transportasi menjadi sangat kompleks sehingga diperlukan tindakan penanganan sesegera mungkin. Permasalahan transportasi dalam perkotaan tersebut antara lain berupa penertiban arus lalu lintas, penentuan jenis moda angkutan umum, pola jaringan, izin trayek angkutan, kebijakan perparkiran dan perambuhan lalu lintas. Arus lalu lintas yang identik dengan kamacetan, pelanggaran dan kecelakaan menjadi hal yang dianggap lumrah bagi masyarakat, terutama di wilayah perkotaan.

Table I.1

Jumlah Kasus Pelanggaran Rambu Lalu Lintas dalam Lima Tahun Terakhir

No Tahun Jumlah 1. 2006 300 2. 2007 142 3. 2008 246 4. 2009 321 5. 2010 213 Sumber: DISHUBKOMINFO, 2011

(3)

Tabel I.2

Lokasi Rawan Macet, Langgar dan Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Pekanbaru

Lokasi Rawan

No. Macet Langgar Kecelakaan

1. Jln. Sudirman, dari U-Turn Telkom s/d U-U-Turn Dwi Sartika Jln. Diponogoro dan Jln. Pattimura (Jam 10.00-24.00 WIB) Jln. Siak II Km 4,6,7,12,16

2. Jln. A. Yani, dari Pers Jln. M. Yamin s/d Pers Jln.KH. A. Dahlan Jln. Jend.Sudirman (Jam 16.00-21.00 WIB) Jln. HR. Subrantas Km 6,7,10,17,20 3. Jln. T.Tambusai, dari Pers

Jln. KH. A.Dahlan s/d Pers Jln. Pepaya Jln. A.Yani (Jam 06.00-07.00 WIB) Jln. Jend.Sudirman Depan Zam-Zam, Depan RS Awal Bros dan depan MTQ 4. Jln. Soekarno-Hatta/Jln.

Durian

Jln. T. Tambusai Jln. Imam Munandar Lintas Timur Km 21,23

5. Jln. Imam Munandar, dari Pers Jln. Jend.Sudirman s/d Jln. Kapling I Jln. H.Imam Munandar, pelanggaran rambu-rambu larangan berhenti dan parkir.

Jln. Soekarno-Hatta, dari Pers Jln. Durian s/d Jln. H.R. Subrantas 6. Jln.Soekarno Hatta/SP.Ardath/Arengka Indah jln. Kaharuddin Nst Depan RM Pondok Patin, Depan UIR dan Depan Indofood Sumber:DISHUBKOMINFO, 2011

Tabel I.3

Perbandingan (Ratio) Volume Kendaraan Dengan Kapasitas Jalan Pada Jam Sibuk No. RUAS JALAN STATUS JALAN VOLUME (SMP/JAM) KAPASITAS V/C RATIO 1. Sudirman Nasional 3395,00 4203,11 0,81 2. Riau Provinsi 1888,96 2726,05 0,69 3. Ahmad Yani Provinsi 1675 4022,37 0,42

4. Durian Kota 928,5 1745,63 0,53 5. T. Tambusai Provinsi 1840,9 2241,45 0,82 6. Soekarno-Hatta Nasional 1996 4205,78 0,47 Sumber: DISHUBKOMINFO, 2011

(4)

Tabel I.4

Jumlah Rambu Lalu Lintas yang Dibutuhkan dan Sudah Terpasang

No. Status Dibutuhkan Terpasang

1. Jalan Nasional 250 216

2. Jalan Provinsi 350 257

3. Jalan Kab/Kota 1.400 901

Jumlah 2.000 1.374

Sumber: DISHUBKOMINFO, 2011

Dalam hal ini kerjasama antar instansi yang terkait misalnya saja kerjasama antara DISHUBKOMINFO dengan Dinas PU harus mempertimbangkan aspek keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, seperti pada jalan yang rusak atau berlubang, perlu pengadaan rambu peringatan untuk berhenti-henti bagi pengguna jalan pada kondisi jalan tersebut. Adanya beberapa rambu kabur atau rusak masih banyak terdapat di jalan, misalnya rambu larangan U-Turn pada persimpangan empat jalan H.R. Soebrantas. Perlu dilakukan pengawasan serta pemeliharaan terhadap rambu yang sudah terpasang.

Berdasarkan permasalahan yang ada dapat penulis rumuskan masalah yang akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah Strategi dinas perhubungan komunikasi dan informasi kota (DISHUBKOMINFO) Kota Pekanbaru dalam Pemeliharaan Ketertiban Umum (Studi Kasus Tertib Jalan) ?

2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat Strategi Pemeliharaan Ketertiban Umum di Kota Pekanbaru (Studi Kasus Tertib Jalan) di Kota Pekanbaru ? Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dalam Pemeliharaan Ketertiban Umum (Studi Kasus Tertib Jalan) di Kota Pekanbaru.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat Strategi Pemeliharaan Ketertiban Umum (Studi Kasus Tertib Jalan) di Kota Pekanbaru?

Konsep Teori

Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani Strategos atau Strategis dengan kata jamak Strategi. Strategos berarti jendral tetapi dalam bahasa Yunani kuno sering berarti perwira Negara (state officer) dengan fungsi yang luas. Strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan yang dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. (salusu dalam Harie Septiadi)

(5)

Menurut Chandler dalam Harie Septiadi (2009 : 28) Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

Adapun kerangka berfikir dari penelitian ini mengenai Strategi oleh teori H.Hadari Nawawi (2005 :150) adalah sebagai berikut:

a. Rencana berskala besar dalam penelitian ini adalah meliputi Penentuan lokasi rambu, penataan lokasi rambu dan pemasangan atau penambahan memelihara atribut rambu-rambu lalu lintas.

b. Rencana Strategi Berorientasi dalam penelitian ini meliputi pembenahan sistem rambu lalu lintas dan meningkatkan tindakan petugas terhadap pengguna jalan.

c. Visi dan Misi dalam penelitian ini meliputi Penyesuaian durasi lampu merah di persimpangan jalan, Peningkatan kualitas rambu lalu lintas yang ada di Kota pekanbaru dan Evaluasi keadaan rambu lalu lintas yang ada di Kota Pekanbaru.

d. Rencana Operasional dalam penelitian ini meliputi Pembagian tugas pegawai dalam rencana tertib jalan khususnya mengenai lalu lintas di Kota Pekanbaru. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi ini dilakukan di Kota Pekanbaru, lingkungan, lingkungan masyarakat Kota Pekanbaru, dan Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Pekanbaru. Penulis beranggapan bahwa instansi (DISHUBKOMINFO) tersebut memahami masalah penelitian ini yaitu strategi pemeliharaan ketertiban umum (Studi Kasus Tertib Jalan) di Kota Pekanbaru. 2. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan key informan. Peneliti menetapkan Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Pekanbaru sebagai key informan atau pangkal informan. Dari key informan tersebut (Kepala DISHUBKOMINFO) akan di peroleh informan-informan susulan, dapat dilihat dari tabel 1.6 Informan susulan tersebut terdiri dari, Seksi Pengawasan dan pengendalian Lalu Lintas, Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Jalan dan Masyarakat Kota Pekanbaru. Untuk menentukan key informan dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Dalam memproleh data dari informan menggunakan metode snowball sampling atau bola salju, yang bertujuan untuk mendapatkan informan dari pihak atau orang yang memang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti, dan apabila dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informasi, maka proses pengumpulan informasi dianggap sudah selesai. Berikut adalah rincian dan jumlah informan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yang peneliti sediakan dalam bentuk table

(6)

Informasi Penelitian

NO. Informan Penelitian Jumlah

(orang) 1. Kepala DISHUBKOMINFO Kota Pekanbaru 1 2. Pengawasan dan Pengendalian Lalu Lintas 1 3. Seksi Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Jalan Kota

DISHUBKOMINFO Kota Pekanbaru

1

4. Masyarakat Kota Pekanbaru 2

Jumlah 5

3. Jenis Data

Peneliti ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni data primer dan data sekunder sesuai dengan klasifikasi atau pengelompokan informasi atau data yang telah diperoleh.

1. Data Primer

Yakni data yang diperoleh secara langsung dari wawancara dengan key informan dan informasi-informasi susulan peneliti mengenai strategi pemeliharaan ketertiban umum Khususnya Tertib Jalan (rambu-rambu lalu lintas) di Kota Pekanbaru dan observasi beberapa lokasi dilapangan Kota Pekanbaru.

2. Data Sekunder

Yakni data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku dan situs internet untuk mendukung penelitian yang dilakukan berupa profil yang terdiri dari struktur organisasi, tugas masing-masing bagian dari DISHUBKOMINFO Kota Pekanbaru dan Provinsi yang berkaitan dengan strategi pemeliharaan ketertiban umum Khususnya Tertib Jalan (rambu-rambu lalu lintas) di Kota Pekanbaru.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, antara lain:

a. Wawancara (interview)

Peneliti mengadakan wawancara mendalam (In Depth Interview) terhadap key nforman dan informan susulan untuk memproleh data dan memahami strategi pemeliharaan ketertiban umum khususnya tertib jalan (rambu-rambu lalu lintas) di Kota Pekanbaru serta faktor-faktor yang menghambat strategi pemeliharaan ketertiban umum tersebut. Wawancara dilakukan dengan cara tanya–jawab dengan beberapa pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Pekanbaru dan Provinsi mengenai strategi pemeliharaan ketertiban umum di Kota Pekanbaru. Menurut Faisal dalam Bungin (2003 : 73) yang dimaksud dengan wawancara mendalam (In Depth Interview) adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak (pewawancara dan terwawancara) dengan maksud menggali apa yang tersembunyi di sanubari seseorang, apakah menyangkut masa lampau, masa kini, dan masa depan guna memahami suatu fenomena sosial sesuai dengan dunia pemahaman para pelakunya itu sendiri.

(7)

b. Observasi

Peneliti melakukan observasi partisipasi pasif (passive participation) yaitu peneliti datang ketempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak begitu ikut terlibat dalam setiap kegiatanya.

5. Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Dimana penelitian ini dikaji secara deskriptif, artinya peneliti ini dilakukan untuk menggambarkan secara jelas dan terperinci mengenai masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada didukung dengan dilakukannya wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait. Kemudian peneliti akan manarik kesimpulan dan diharapkan menemukan teori terhadap apa yang diteliti sehingga peneliti berangkat dari pengetahuan umum atau mendasar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam mewujudkan tujuan yang akan di capai di perlukan sebuah strategi yang tepat. Dalam masalah pemeliharaan ketertiban umum pemilihan konsep strategi yang tepat sangat membantu dalam mewujudkan pencapain tujuan, tujuan jangka pendek, jangka menengah, jangaka panjang dan juga program akhir yang telah di tetapkan.

Strategi menjadi sangat penting dalam memberikan pemahaman dan pengertian kepada masyarakat agar maksud dan tujuan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Ada pun langkah yang diperlukan dalam menjalankan strategi antara lainPembangunan Infrastruktur, Program Kerja,Visi dan Misi, System Kerja untuk mendapatkan hasil strategi yang bisa di harapakan.

Strategi dari instansi yang terkaitdalam pemeliharaan ketertiban umum sangat mempengaruhi bisa atau tidaknya berjalan program yang telah di canangkan. DISHUBKOMINFO Kota Pekanbaru merupakan salah satu instansi yang memegang kendali dalam perencanaan ketertiban di jalan. Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru memang tidak bisa berjalan sendiri dalam menjaga ketertiban dijalan. Dinas perhubungan kota pekanbaru bersinergi dengan dinas terkait lainya dalam menjalakan tugasnya. Hal ini juga sesuai dengan amanah undang-undang No 22 tahun 2009.

Dilihat dari indikator sepertiPembangunan Infrastruktur, Program Kerja,Visi dan Misi, Ssstem Kerja. Strategi DISHUBKOMINFO Kota Pekanbaru dalam pemeliharaan ketertiban umum belum bisa berjalan dengan baik.Hanya setengah dari strategi yang bisa dijalankan secara penuh. Beberapa strategi masih terhambat dalam pelaksanaanya.

(8)

1. Pembangunan Infrastruktur

Pada pejelasan yang telah disampaikanPembangunan Infrastrukturtelah dijalankan dengan baik oleh dinas DISHUBKOMINFO kota Pekanbaru. Program-program yang dicanangkan bisa direalisasikan dengan baik. Pemasangan –pemasangan rambu-rambu yang strategis sudah bisa dilakukan dengan semestinya. Pemasangan rambu-rambu juga telah memberikan maafaat yang sangat nyata bagi masyarakat. Terkendali transportasi bisa mengurangi kemacetan, Kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas.

2. Program Kerja

Dalam menjalankan Program Kerjadinas DISHUBKOMINFO kota Pekanbaru sudah menjalankan dengan baik seperti melakukan sosialisasi terhadap peratuaran,rambu-rambu yang baru. Sosialisasi dilakuakan untuk bisa menyadarkan masyrakat terhadap kepedulian kepada keselamatan dan azas taat peraturan. Tindakan atau hukuman yang diberikan pada para yang melanggar juga sesuai procedural, tidak semena-mena. Melibatkan instansi berwenang lainya yang kompetibel dalam memberikan sanksi dan hukuman. Satu yang menjadi problem dalam mensosialisasikan sebuah peraturan, yaitu kurangnya staf DISHUBKOMINFO kota Pekanbaru dan efeknya tidak bisa merealisasikan sosialisai samapai pada wilyah atau kawasan tertentu.

3. Visi dan Misi

Dalam menjalankan visi dan misinya bisa dikatakan dinas DISHUBKOMINFO kota Pekanbaru sudah menjalankan dengan baik. Satu hal yang bisa diberikan nilai terbaik dari proses strategi DISHUBKOMINFO dalam menjaga ketertiban adalah mengenai visi dan misi banyak program taktis dan perencanaa yang bermamfaat telah terlaksana dan terprogram dengan baik. Pengadaan alat-alat cadangan saat bermasalahnya traffic light, program kerjasama dengan pengelola tempat hiburan dan keramaian dalam mengelola area parkir yang terkadang bisa membuat kemacetan disekitar wilayah tersebut.

4. Sistim Kerja

Satu hal yang paling tidak bisa berjalan dengan baik dalam kinerja yang baik DISHUBKOMINFO kota pekanbaru adalah Sistim kerja. Sistim kerja sangat erat kaitanya dengan sumber daya manusia dan pendanaan. Dalam menjalankan fungsinya DISHUBKOMINFO kota pekanbaru sangat terbatas dalam hal sumber daya manusia dan pendanaan. Pembagian kerja yang telah coba dilakukan tidak bisa mengtasi masalah mengenai mengurangi pelanggaran rambu-rambu lalu lintas.

(9)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi DISHUBKOMINFO Kota Pekanbaru Dalam Pemeliharaan Ketertiban Umum (Studi Kasus Tertib Jalan)

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi strategi DISHUBKOMINFO Kota Pekanbaru dalam pemeliharaan ketertiban umum : a. Faktor Internal

Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi strategi DISHUBKOMINFO Kota Pekanbaru dalam Pemeliharaan Ketertiban Umum antara lain:

1. Kurangnya sosialisasi dari petugas terhadap sebuah peraturan terbaru. Dalam hal pemasangan sebuah rambu-rambu terkadang tidak pernah di sosialisasikan secara jelas pada masyarakat yang membuat masyarakat terkadang sering komplein. Sosialisasi dilakukan ataupun masyarakat mengetahui adanya sebuah rambu-rambu ketika masyarakat telah diberi sanksi.

2. Kurangnya aparat lapangan DISHUBKOMINFO membuat mereka tidak bisa mengawasi area rambu-rambu di beberapa tempat di Pekanbaru. Dalam keadaan penting sangat dibutuhkan sekali aparat DISHUBKOMINFO untuk menyelesaikan masalah pelanggaran yang terjadi.

3. Keterbatasan dana dalam pembangunan dan perawatan rambu-rambu. b. Faktor Eksternal

Selain faktor insternal, terdapat pula faktor eksternal yang mempengaruhi strategi DISHUBKOMINFO Kota Pekanbaru dalam Pemeliharaan Ketertiban Umum, antara lain:

1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menbantu pihak DISHUBKOMINFO dalam menjalankan dan memelihara rambu-rambu

2. Perlunya bantuan dari pihak ketiga (swasta) dalam pengadaan dan pemasangan rambu di sekitar tempat usaha atau tempat tinggalnya.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan antara lain:

1.Secara umum strategi yang telah dijalankan oleh DISHUBKOMINFO dalam melakasanakan fungsinya sebagai instansi yang memelihara ketertiban dijalan telah berjalan dengan baik, namun ada beberapa indikator yang masih belum bisa berjalan dengan baik. Indikator mengenai sistim kerja belum bisa berjalan dengan baik karna keterbatasan jumlah pegawai dan juga anggaran yang dimiliki oleh DISHUBKOMINFO kota Pekanbaru. Kekurangan anggaran dan pegawai sangat mempengaruhi kinerja DISHUBKOMINFO kota Pekanbaru. Program yang telah coba dibuat tidak bisa terealisasikan dengan baik.

(10)

2.Faktor yang mempengaruhi strategi DISHUBKOMINFO Kota Pekanbaru dalam pemeliharaan ketertiban umum adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa kurangnya pegawai yang mengakibatkan sosialisasi yang terkesan asal-asalan. Salah satu hal lagi yang menjadi factor yang mempengaruhi startegi DISHUBKOMINFO Kota Pekanbaru adalah masalah pendanaan. Masalah eksternal adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan pihak swasta dalam menjaga dan mengelola rambu-rambu lalu lintas.

B.Saran

Berdasarkan hasil Penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Peningkatan jumlah staff lapanganDISHUBKOMINFO kota Pekanbaru . Jika kita bandingkan dengan jumlah penduduk pekanbaru sebagai kota berkembang yang tiap tahun terus meningkat sangat tidak relevan jika alasan kekurangan staff menjadi alasan utama. Sampai kapan alasan ini bisa dijadikan alasan untuk mengurangi kemapuan sebuah instansi. Banyak titik rawan pelangaran lalu lintas serta kemacetan sangat di butuhkanya tindakan taktis dan regular.

2. Diharapkan adanya kesungguhan dan Keseriusan dari para staff DISHUBKOMINFO dalam menjalankan tugas dan fungsinya agar program yang telah dicanangkan bisa berjalan dengan baik. Jika program telah dijalankan denmgan baik maka dapat menimalisr pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. 3. Diharapkan DISHUBKOMINFO kota pekanbaru melakuakan perhitungan anggran yang matang agar pembangunan infrastruktur yang mendukung ketertiban dijalan bisa merata di semua lokasi. Masih banyak area dikawasan pekanbaru belum dibangun infra struktur yang memadai. Banyak rambu-rambu yang harus dilakukan peremajaan.

4. Keikutsertaan para stakeholder dalam berpartisipasi pemeliharaan rambu-rambu lalu lintas demi kepentingan bersama. Dalam pemeliharan rambu-rambu-rambu-rambu tidak bisa kita beratkan saja pada DISHUBKOMINFO sebagai instansi yang terkait dengan pengawasan, namun siapa saja harus ikut bertanggung jawab dalam menjaga dan memelihara.

(11)

Daftar Pustaka

Bungin, M.Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana: Jakarta

Effendy, Uchajana Onong, 2002, Dinamika Komunikasi , Remaja Rosda Karya, Bandung.

Mahmudi.2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik.UPPAMPYKPN: Yokyakarta.

Nugroho, Riant. 2008. Public Policy. PT. Elek Media Komputindo: Jakarta. Sumaryadi, Nyoman. 2005. Efektifitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah.

Citra Utama: Jakarta Jurnal dan tesis

Maradona, Henry. 2007. Pelaksanaan Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum Dikota Pekanbaru. Skripsi

Peraturan Perundang-Undangan: UU No. 22 Tahun 1999

PP No. 25 Tahun 2000

Keputusan Menteri Perhubungan No. 61 Tahun 1993 tentang rambu-rambu lalu lintas di jalan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2011 Perda Kota Pekanbaru No. 3 Tahun 2003

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan serangkaian anailisis statistika pada data pesepsi ten- tang tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk obat sakit kepala ayng beredar

permukiman. b) Pusat ini ditandai dengan adanya pampatan agung/persimpangan jalan (catus patha) sebagai simbol kultural secara spasial. c) Pola ruang desa adat yang berorientasi

Whistle blowing merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan baik yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya

Jika handphone, blackberry atau mungkin Motorola Milestrone / Droid anda telah dilengkapi dengan fitur GPS, maka anda bisa melihat posisi anda berada saat ini di maps (Google

Jadi hisab hakiki wujudul hilal itu menetapkan bulan baru dengan tiga kriteria, yaitu: (a) telah terjadi ijtimak [konjungsi], yaitu tercapainya satu putaran

Pembangunan ekonomi di Kawasan Istana Basa Pagaruyung sudah menunjukkan pengembangan dari ekonomi berbasis kearifan lokal. Dari ketiga indikator pembangunan ekonomi, faktanya

Metode Profile Matching digunakan untuk menentukan rekomendasi guest house dan villa berdasarkan jarak, tarif dan fasilitas yang disediakan oleh penyedia jasa tersebut,

10 UU Nomor 4 Tahun 1976 tentang Perubahan dan Penambahan Beberapa Pasal dalam KUHP Bertalian dengan Perluasan Berlakunya Ketentuan Perundang-undangan Pidana,