• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: PIPIT SEPTIANI J

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: PIPIT SEPTIANI J"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN BEBAN TAS DENGAN TERJADINYA SKOLIOSIS POSTURAL PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 10-12 TAHUN

DI KECAMATAN GUNUNG JATI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Fisioterapi pada Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh: PIPIT SEPTIANI

J120130002

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN BEBAN TAS DENGAN TERJADINYA SKOLIOSIS POSTURAL PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 10-12 TAHUN

DI KECAMATAN GUNUNG JATI

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan oleh: Pipit Septiani

J120 130 002

Telah disetujui oleh Pembimbing,

Dwi Kurniawati, S.St.FT., M.Kes

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN BEBAN TAS DENGAN TERJADINYA SKOLIOSIS POSTURAL PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 10-12 TAHUN

DI KECAMATAN GUNUNG JATI

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh Pipit Septiani

J120 130 002

Telah dipertahankan di depan Dewan penguji Pada tanggal 11 Maret 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Dwi Kurniawati, S.St.FT., M.Kes ( ) (Ketua Dewan Penguji)

2. Arif Pristianto, S.St.FT., M.Fis ( ) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Maskun Pudjianto, M.Kes ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Surakarta, 11 Maret 2017 Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Dekan

Dr. Suwaji, M.Kes

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 11 Maret 2017 Penulis

PIPIT SEPTIANI J120 130 002

(5)

1

HUBUNGAN BEBAN TAS DENGAN TERJADINYA SKOLIOSIS POSTURAL PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 10-12 TAHUN

DI KECAMATAN GUNUNG JATI ABSTRAK

Latar Belakang: Anak-anak sekolah khususnya Sekolah Dasar sangat menyukai berbagai macam ransel sesuai dengan keinginan. Ransel bermanfaat bagi anak-anak untuk membawa perlengkapan sekolah, dengan syarat cara penggunaan yang baik dan benar serta tidak berat hanya di satu sisi saja. Pemakaian tas yang beratnya hanya satu sisi saja dapat menyebabkan bentuk tubuh yang jelek. Ransel yang kebesaran dan berat tidak hanya merupakan penyebab sakit punggung, tetapi juga sakit di bagian tubuh yang lain. Skoliosis berarti lengkungan yang mengandung arti kondisi patologik. Menurut Rosadi (2009), 4,1% dari 2000 anak SD sampai SMP di Surabaya, setelah diteliti ternyata mengalami tulang belakang yang membengkok. Diagnosa sedini mungkin setidaknya dapat memberikan informasi kepada penderita dan keluarga bahwa terjadi pembengkokan tulang belakang sehingga dapat diberikan penanganan lebih lanjut untuk mencegah terjadinya pembengkokan tulang belakang yang lebih besar derajatnya sehingga tidak mengalami deformitas yang lebih parah.

Tujuan: Untuk mengetahui adanya hubungan beban tas dengan terjadinya skoliosis postural.

Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan metode cross sectional. Teknis pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 57 orang. Data primer di dapat dari observasi langsung. Pengujian statistik menggunakan uji Pearson Chi Square.

Hasil: Responden yang beban tas >10% dari berat badan sebanyak 99 orang (43,6%), beban tas yang <10% dari berat badan sebanyak 128 orang (56,4%). Sedangkan responden yang mengalami skoliosis postural sebanyak 73 orang (32,2%), tidak skoliosis postural sebanyak 154 orang (67,8%). Data ini diuji dengan Pearson Chi Square diperoleh nilai p=0,001 yang artinya ada hubungan antara beban tas dengan terjadinya skoliosis postural.

Kesimpulan: Ada hubungan antara beban tas dengan terjadinya skoliosis postural.

Kata Kunci: Beban Tas, Skoliosis Postural, Skoliometer. ABSTRACT

Background: The children in elementary like some backpack models depend on their pretension. Backpack is very useful to the children for bringing their equipment but they must use well and balance, not just in one site. Using bag in one site tringgered bad posture. The big and weight of the bag, not only tringgered back pain but also in other part of the body. Scoliosis is the angle that with patologic condition. Rosadi (2009) said, 4,1 % from 2000 elementary to junior

(6)

2

high school students in Surabaya get scoliosis. Early diagnostic can give the information to the student and the family to prevent scoliosis and deformity. Purpose : For knowing the relation between weight of the bag and occuring postural scoliosis.

Method : This research is observational research with cross sectional method. Taking sample technique use positive sampling. The total of samples is 57 people. Primary data is gotten from direct observation. Statistic test use pearson chi square test.

Results : Respondents with weight of the bag >10% from the weight are 99 people (43.6%), weight of the bag <10% from the weight are 128 people (56.4%). While the respondents with postural scoliosis are 73 people (32.2%), not postural scoliosis are 154 people (67.8%). This data is test by pearson chi square test and get the value p = 0,001, it mean that there is the relation between the weight of the bag with occuring postural scoliosis.

Conclusion : There is the relation between the weight of the bag with occuring postural scoliosis.

Keywords : Weight of the bag, Postural Scoliosis, Skoliometer

1. PENDAHULUAN

Anak-anak sekolah khususnya Sekolah Dasar sangat menyukai berbagai macam ransel yang memiliki gambar sesuai dengan tokoh kartun yang mereka suka. Berbagai model serta ukuran ransel bisa kita temukan dengan mudah di pasaran. Warna, bahan, serta motifnya yang sangat beragam, selalu saja menarik perhatian mereka.

Orang tua tentunya membelikan ransel yang anak-anaknya inginkan. Ransel sebenarnya baik buat anak-anak untuk membawa alat tulis dan buku-buku mereka ke sekolah, asal cara menggunakannya dengan baik dan benar, tidak berat hanya disatu sisi saja. Jika beban yang mereka bawa mengunakan ransel berat sebelah dalam waktu yang terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama maka akan mengalami perubahan postur.

Pemakaian tas yang beratnya hanya satu sisi saja dapat menyebabkan bentuk tubuh yang jelek. Anak-anak gadis dan anak-anak kecil lebih beresiko mengalami rasa sakit yang disebutkan di atas karena tubuh mereka yang kecil dan lemah dipaksa untuk membawa beban yang berat. Ransel dengan tali pengikat yang ketat dan sempit yang menarik bahu, dapat mengganggu sirkulasi darah dan syaraf anak-anak. Jenis tali pengikat ini dapat menimbulkan rasa kaku dan lemas di

(7)

3

bagian lengan dan tangan anak-anak. Ransel yang kebesaran dan berat tidak hanya merupakan penyebab sakit punggung, tetapi juga sakit di bagian tubuh yang lain (Wijana dan Mulyadiharja, 2013).

Menurut Rosadi (2009), karena kebiasaan duduk yang miring dan membawa beban yang berat, membuat sebagian syaraf yang bekerja menjadi lemah. Bila ini terus berulang menjadi kebiasaan, maka syaraf itu bahkan akan mati. Ini berakibat pada ketidakseimbangan tarikan pada ruas tulang belakang. Oleh karena itu, tulang belakang yang menderita skoliosis itu bengkok atau seperti huruf S ataupun huruf C. Dari 4% populasi terdapat 10-15 tahun yang kebanyakan perempuan bentuk normal dari tulang belakang dilihat dari belakang berbentuk lurus dari atas sampai os coccygeus. Bentuk skoliosis yang paling sering dijumpai adalah deformitas tripanal dengan komponen lateral, anterior posterior dan rotasional.

Skoliosis berasal dari kata Yunani yang berarti lengkungan, mengandung arti kondisi patologik. Tanda umum skoliosis antara lain tulang bahu yang berbeda, tulang belikat yang menonjol, lengkungan tulang belakang yang nyata, panggul yang miring, perbedaan antara ruang lengan dan tubuh. Lengkungan skoliosis idiopatik kemungkinan akan berkembang seiring pertumbuhan. Biasanya, semakin muda waktu kejadian pada anak yang struktur lengkungannya sedang berkembang maka semakin serius porgnosisnya (Sari et al., 2013).

2. METODE

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, untuk mengetahui adanya hubungan beban tas dengan terjadinya skoliosis postural. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara melakukan pengukuran dengan alat ukur skoliometer untuk mengetahui adanya skoliosis postural.

Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu peneliti hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel pada satu saat tertentu saja. Pengukuran variabel tidak terbatas harus pada satu waktu bersamaan, namun mempunyai makna bahwa setiap subyek hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan pengukuran.

(8)

4 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov Smirnov karena sampel >50 orang.

3.2 Uji Hubungan

Analisa statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji pearson chi square menggunakan tabel 2 X 2.

3.3 Pembahasan

Pada penelitian ini didapatkan bahwa ada beberapa anak yang skoliosis tetapi beban tasnya <10% dari berat badan, hal ini terjadi karena skoliosis dapat dipengaruhi dari beberapa hal, misalnya posisi duduk yang sering miring sebelah dan pengunaan ransel yang asimetris, sedangkan ada beberapa anak yang tidak skoliosis tetapi beban tasnya >10% dari berat badan, hal ini terjadi karena penggunaan tas yang baik dan benar serta simetris dalam mengunakan tas sehingga tidak mengalami skoliosis.

Menurut penelitian Chansirinukor et al. (2001), bahwa penggunaan tas ransel yang berat dan asimetris dalam waktu lama sangat berpengaruh terhadap terjadinya perubahan postur. Ada perbedaan yang signifikan yang dihasilkan pada penelitian ini dengan nilai p = 0,001 dimana terdapat berbedaan sudut tulang belakang ketika menggunakan ransel, dibandingkan dengan tidak menggunakan ransel setelah berjalan 5 menit. Menurut Hong et al. (2011), naik turun tangga dengan membawa ransel dengan beban 10% - 20% dari berat badan yang bebannya hanya ke satu sisi dapat terjadi perubahan postur seperti miringnya tulang belakang ke arah kiri atau kanan.

Penelitian ini didapatkan bahwa anak sekolah dasar yang usia 10-12 tahun di Kecamatan Gunung Jati sebagian besar berjalan selama 20 menit karena jarak dari rumah ke sekolahan cukup jauh dan mereka ke sekolah dengan berjalan kaki. Menurut Li et al. (2003), anak yang berjalan selama 20 menit dengan menggunakan tas yang asimetris dan beban nya >10% dari berat badan

(9)

5

secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama dapat memicu terjadinya kemiringan tulang belakang.

Menurut Qureshi et al. (2012), membawa sebuah tas bahu untuk jangka waktu yang lama dapat memiliki efek negatif pada tubuh manusia. Misalnya ada masalah pada muskuloskeletal, spasme otot, dan kemiringan tubuh. Kemiringan pada tubuh dapat menyebabkan aktivitas otot yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan nyeri punggung dari waktu ke waktu. Meskipun informasi tentang efek berbahaya dari membawa tas bahu yang bebannya berat sebelah, siswa terus menggunakannya karena kenyamanan dan kebutuhan barang-barang siswa yang cukup bila menggunakan tas bahu. Dari 63 sampel terdapat 60 orang yang mengalami perubahan postur ke samping.

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan kajian hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang diambil adalah ada hubungan antara beban tas dengan terjadinya skoliosis postural.

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Pendidik

Memberikan informasi kepada seluruh murid tentang beban tas yang dibawa saat sekolah dan penggunakan tas ransel yang baik dan benar.

4.2.2 Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan melakukan pengukuran panjang tungkai menggunakan meterline dan penelitian selanjutnya diharapkan memperhatikan posisi duduk responden pada saat belajar di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Chansirinukor, W., Wilson, D., Grimmer, K., & Dansie, B. 2001. Effects Of Backpacks On Students Measurement Of Cervical And Shoulder Posture. Australian Journal of Physiotherapy. 47: 110-116.

(10)

6

Hong, Y., Fong, D., & Li, J. 2011. The Effect Of School Bag Design And Load On Spinal Posture During Stair Use By Children. Journal Ergonomics. 54 (12), pp.1207-1213.

Li, JX., Hong, Y., & Robinson, PD. 2003. The Effect Of Load Carriage On Movement Kinematics And Respiratory Parameters In Children During Walking. Eur J Appl Physiol. Sep;90(1-2):35-43.

Rosadi, R. 2009. Hubungan Kebiasaan Duduk Terhadap Terjadinya Skoliosis Pada Anak Usia 11-13 Tahun Di SD Pabelan Kartasuro. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Qureshi, Y & Shamus E. 2012. Unilateral Shoulder Bags: Can They Be Worn in a Way to Reduce Postural Asymmetry. Journal of Allied Health Sciences and Practice. Volume 10, Number 4.

Sari, S., Tirtayasa, K., & Sugijanto. 2013. Swiss Ball Exercise Dan Koreksi Postur Tidak Terbukti Lebih Baik Dalam Memperkecil Derajat Skoliosis Idiophatik Daripada Klapp Exercise Dan Koreksi Postur Pada Anak Usia 11-13 tahun. Sport and Fitness Journal Volume 1, No. 2 : 27 – 40. Fakultas Fisiologi Olahraga, Universitas Udayana, Bali., Ilmu Faal, Universitas Udayana, Bali dan Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul, Jakarta.

Wijana, N & Mulyadiharja, S. 2013. Sosialisasi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Sekolah Di Sekolah Dasar Gugus 1 Dan II Kecamatan Saawan Kabupaten Buleleng. Laporan P2M. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Referensi

Dokumen terkait

Bersama dengan segenap jemaat Tuhan di GKI Nurdin, dari rumah masing-masing, maupun dari rumah sakit, atau tempat lainnya, marilah kita berhimpun di dalam Sang Pokok Anggur

Dengan demikian perlu dilakukan penelitian menggunakan kerangka kerja manajemen risiko pada industri pengolahan batu kapur menjadi pupuk dolomite atau kapur pertanian

Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki daerah sebagai amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 diatas, Pemerintah Daerah mengajukan Retribusi Jasa Umum dengan 8

Dari hasil penelitian struktur kepemilikan secara positif mempengaruhi struktur modal tetapi tidak signifikan mempengaruhi struktur modal, berarti struktur kepemilikan bertambah

Pertimbangan Hakim selanjutnya menolak eksepsi terdakwa terkait dengan kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi bahwa penyitaan dapat dilakukan oleh penuntut umum Komisi

Variasi struktur daun Angiospermae sedikit banyak ada hubungannya dengan habitatnya dan dapat dipakai sebagai ciri tipe ekologi tumbuhan tersebut, seperti mesofit (tumbuhan

Pengusaha wajib melunasi utang cukai karena penundaan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERT AMA, paling lama pada tanggal jatuh tempo sesuai dengan

Komite adalah komite yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris untuk membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris yang terdiri dari komite audit, komite