• Tidak ada hasil yang ditemukan

melalui pelayanan dasar kesehatan. 1) Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik menjadi 4 (empat) yaitu :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "melalui pelayanan dasar kesehatan. 1) Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik menjadi 4 (empat) yaitu :"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

memadai. Keberadaan Desa Siaga menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan kehidupan masyarakat melalui pelayanan dasar kesehatan.

c. Urusan Pekerjaan Umum

1) Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

Kondisi jaringan jalan dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) yaitu :

a) Jalan Kondisi Baik (B) adalah semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi baik menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan ≤ 6 %), sehingga arus lalu -lintas dapat berjalan lancar sesuai dengan kecepatan disain dan tidak ada hambatan yang disebabkan oleh kondisi jalan.

b) Jalan Kondisi Sedang (S) adalah semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi sedang menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 6-1 %). Kerusakan yang ada belum menimbulkan gangguan terhadap kelancaran arus pergerakan lalu – lintas.

c) Kondisi Rusak (R) adalah semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi rusak menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 10- 20%). Kerusakan yang ada

sudah sangat menghambat kelancaran arus

(2)

berjalan secara perlahan-lahan, mengurangi kecepatannya, kadangkala harus berhenti akibat adanya kerusakan atau hambatan pada permukaan perkerasan.

d) Kondisi Rusak Berat (RB) adalah semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi rusak berat menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan > 20 %). Kerusakan yang ada sudah sangat parah dan nyaris tidak dapat lagi dilewati oleh kendaraan roda 4, atau hanya dapat dilewati dengan kecepatan sangat rendah.

Tabel 2.103. Jaringan Jalan

Dirinci menurut status dan kondisi jalan Tahun 2008 - 2013 N O KONDIS I JALAN PANJANG JALAN (KM)

JALAN NASIONAL JALAN PROVINSI JALAN KABUPATEN

2009 2010 2011 2012 2013 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 Baik 21,33 21,33 21,33 26,33 26,33 28,44 29,53 29,5 3 29,53 28,33 28,33 460,5 455.9 446.6 426.3 451.8 509.75 Persen 44,9 46,7 46,7 57,7 57,7 47,9 49,8 49,8 49,8 47,7 47,7 76,1 75,4 73,8 70,5 74,7 69,7 2 Sedang 24,33 24,33 24,33 19,33 19,33 14,3 12,60 12,6 12,6 12,6 12,6 115,0 2 74.0 74.5 77.9 50.1 115.24 Persen 55,1 53,3 53,3 42,3 42,3 24,1 21,2 21,2 21,2 21,2 21,2 19,0 12,2 12,3 12,9 8,3 15,8 3 Rusak 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 10,59 10,20 10,2 10,2 18,4 18,4 29,53 75.0 83.8 100.7 99.9 106.49 Persen 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 17,8 17,2 17,2 17,2 31,0 31,0 4,9 12,4 13,9 16,6 16,5 14,6 4 Rusak Berat 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6 7 7 7 0 0 0 0 0 0 3.0 0 Persen 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 10,1 11,8 11,8 11,8 0 0 0 0 0 0 0,5 0 Jumlah 45,66 45,66 45,66 45,66 45,66 59,33 59,33 59,3 3 59,33 59,33 59,33 59,33 605.0 605.0 605. 605 731.48 Sumber data : DPU Kabupaten Temanggung Tahun 2013

Berdasarkan pada tabel 2.103 diketahui bahwa jalan nasional yang melewati wilayah Kabupaten Temanggung adalah sepanjang 45,66 Km. Pada tahun 2013 dari semua ruas jalan nasional tersebut 26,33 km dalam kondisi baik. Sedangkan yang kondisinya sedang menjadi 19,33 Km.

(3)

Untuk ruas-ruas jalan berstatus jalan provinsi yang melewati wilayah Kabupaten Temanggung adalah sepanjang 59,33 Km. Apabila dilihat dari kondisi jalan pada Tahun 2013 maka jalan provinsi dalam kondisi baik 29,53 Km, kondisi sedang 12,6 Km, kondisi rusak 10,2 Km dan kondisi rusak berat 7 Km.

Jaringan jalan yang berstatus jalan kabupaten ada 545 ruas jalan dan mencakup 731,4 Km. Data Tahun 2013 menunjukkan bahwa jalan kabupaten dalam kondisi baik ada 509,75 Km, jalan yang kondisinya sedang 115,24 Km dan yang kondisinya rusak masih relatif banyak yaitu 106,49 Km.

2) Kondisi Jaringan Irigasi

Jaringan irigasi meliputi bangunan saluran dan bangunan pelengkapnya sebagai satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi. Selanjutnya secara operasional dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier. Sedangkan ditinjau dari sisi kewenangan jaringan dibedakan menjadi jaringan irigasi kewenangan provinsi dan jaringan irigasi kewenangan kabupaten. Data dan kondisi jaringan irigasi dapat dilihat pada tabel 2.104.

Tabel 2.104. Jaringan Irigasi

Ditinjau dari kewenangan, panjang dan kondisi Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Temanggung

Tahun 2008 – 2013

No Jaringan Irigasi Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jaringan Irigasi kewenangan provinsi (Km)

(4)

No Jaringan Irigasi Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

saluran sekunder 27,78 27,78 27,78 27,78 27,78 27,78

Jumlah 49,18 49,18 49,18 49,18 49,18 49,18

2. Jaringan Irigasi kewenangan kabupaten (Km)

saluran primer 0 0 0 0 0 0

saluran sekunder 875,50 875,50 875,50 875,50 875,50 875,50

saluran tersier 56,35 56,35 56,35 56,35 56,35 56,35

Jumlah 981,03 981,03 981,03 981,03 981,03 981,03

3. Persentase kondisi Irigasi kabupaten (%)

kondisi baik 47,5% 48% 48% 48% 52% 53%

kondisi sedang 22% 21% 21% 20% 16% 15%

kondisi rusak/rusak berat 30,5% 31,% 31% 32% 32% 32%

Sumber : DPU Kabupaten Temanggung Tahun 2013

Dari tabel 2.104 jaringan irigasi di wilayah Kabupaten Temanggung yang termasuk kewenangan provinsi sepanjang 49,18 Km, terbagi dalam saluran primer 21,40 Km dan saluran sekunder 27,18 Km. Sedangkan irigasi yang menjadi kewenangan Kabupaten mencakup jaringan sepanjang 981,03 Km, terdiri dari saluran sekunder sepanjang 875,5 Km dan saluran tersier sepanjang 56,35 Km.

Ditinjau dari sisi kondisi jaringan terdapat kondisi baik, kondisi sedang dan kondisi rusak/rusak berat. Pada Tahun 2013 dari seluruh jaringan yang ada 53% termasuk dalam kategori baik, 15% kategori sedang dan 32% rusak/rusak berat. Kondisi jaringan irigasi baik mengalami peningkatan jika dibanding tahun-tahun sebelumnya, dari 52% di tahun 2012 dan 48% di Tahun 2011. Namun demikian yang proporsi jaringan yang kondisinya rusak/rusak berat masih 32% atau mengalami peningkatan 1%.

Oleh karena hal tersebut ke depan kebijakan

daerah diarahkan pada peningkatan jaringan,

(5)

terobosan program-program dibidang pengairan yang

bersifat partisipatif, seperti Program WISMP (Water

Irigation System Management Participative), yang sampai

pada tahun 2013 sudah memasuki Tahap 5 (lima) tahun kedua.

3) Rasio tempat ibadah per satuan penduduk

Sarana peribadahan yang tidak ada di Kabupaten Temanggung adalah pura, walaupun ada penduduk yang beragama Hindu sejumlah 422 orang. Rasio ketersediaan rumah ibadah terhadap satuan pemeluk agama paling besar adalah ketersediaan masjid. Rasionya pada tahun 2013 sebesar 1 : 562, rasio ini akan lebih besar apabila jumlah mushola diikutkan.

Jumlah penduduk menurut agama dan

ketersediaan tempat ibadah di Kabupaten Temanggung Tahun 2013 tersebut pada tabel 2.105.

Tabel 2.105. Rasio Tempat Ibadah Kabupaten Temanggung

Tahun 2012

Sumber : Kantor Kementrian Agama Kabupaten Temanggung Tahun 2013

4) Persentase rumah tinggal bersanitasi

Pelayanan di bidang sanitasi yang meliputi pengelolaan air limbah dan drainase pada tahun 2013

NO Jenis Tempat Ibadah Jumlah Tempat Ibadah Jumlah Pemeluk Rasio

1 Mesjid 1.278 718.730 1 : 562 2 Gereja 81 34.785 1 : 429 3 Pura 0 422 4 Vihara 79 12.335 1 : 156 5 Kelenteng 2 39 1 : 20 Jumlah 1.440 766.311 1 : 532

(6)

persentasenya mencapai 74,28%, mengalami kenaikan dibanding tahun 2011 yang baru mencapai 70%. Data selengkapnya sebagaimana tersaji pada tabel 2.106.

Tabel 2.106.

Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Kabupaten Temanggung

Tahun 2009-2013

NO Uraian

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi 124.722 130.193 136.452 138.084 139.138

2. Jumlah rumah tinggal 173.182 177.182 193.685 195.282 196.825

3. Persentase 72,01 73,48 70,45 70,71 70,69

Sumber : Bappeda Kabupaten Temanggung Tahun 2013

5) Rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk

Indikator lainya untuk melihat kinerja di bidang persampahan adalah dengan melihat rasio Tempat Pembuangan Sementara (TPS) per satuan penduduk. Ratio TPS adalah jumlah TPS per 1.000 jumlah penduduk.

Dalam data pada tabel 2.107 tampak bahwa ada peningkatan rasio selama enam tahun terakhir, dari 1 : 9.892 menjadi 1 : 8.500 jiwa penduduk. Namun capaian tersebut masih jauh dari angka ideal ratio TPS, sehingga masih sangat relevan untuk terus melakukan pembangunan di bidang persampahan. Data rasio TPS per satuan penduduk tercantum pada tabel 2.107.

(7)

Tabel 2.107.

Rasio TPS terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2013 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah TPS (unit) 73 73 81 81 83 87 2. Jumlah Daya Tampung TPS(m3) 39.785 39.785 44.166 44.166 45.288 47.450 3. Jumlah Penduduk (jiwa) 708.467 715.072 721.679 727.184 733.418 739.873 4. Rasio Daya Tampung TPS

terhadap Jumlah penduduk 1 : 9.705 1 : 9.796 1 : 8910 1 : 8978 1 : 8.836 1 : 8.504

Sumber : DPU Kabupaten Temanggung tahun 2013

d. Urusan Perumahan

1) Jumlah Kebutuhan Rumah

Jumlah rumah yang dibutuhkan di Kabupaten Temanggung adalah jumlah kepala keluarga (yang tercatat di Disdukcapil) dikurangi jumlah rumah. Secara rinci tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.108. Kebutuhan Rumah Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2013 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah KK 191.178 241.653 243.232 245.760 248.985 241.809 2. Jumlah rumah 170.688 173.677 177.182 193.685 195.282 196.825 3. Kebutuhan rumah 20.490 67.976 66.050 52.075 53.703 44.984

Sumber : Bappeda Kabupaten Temanggung Tahun 2013, data diolah.

2) Rumah tangga pengguna air bersih

Sumber air bersih dapat dibedakan atas air hujan, mata air, air sumur dangkal dan air sumur dalam. Data rumah tangga yang menggunakan air bersih per kecamatan sebagaimana tercantum pada tabel 2.109.

Gambar

Tabel 2.108. Kebutuhan Rumah Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2013 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1

Referensi

Dokumen terkait

Data statistik perikanan tangkap Provinsi Sulawesi Selatan, menunjukkan laju produksi bagan tancap yang dioperasikan pada perairan Kabupaten Jeneponto cenderung menurun

Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, efek-efek, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, kredit

menyimpan peralatan olahraga, kesenian, dan keterampilan. 1) Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang dalam bangunan sekolah/madrasah dan

Penelitian ini dilakukan untuk memprediksi kebangkrutan bank dengan menggunakan metode Altman Z-Score modifikasi. Setelah dilakukan perhitungan nilai Z-score yang

Hasil evaluasi kondisi jalan pada ruas jalan Kabupaten Km.1,2 s/d Km.2,7 berdasarkan metode PCI (pavement condition index) menunjukkan hasil yang didominasi

TUJUAN/SASARAN STRATEGIS/KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TAHUN 2017 TARGET TRIWULAN I TAHUN 2017 REALISASI TW II SUDAH/BELUM MEMENUHI TARGET FAKTOR

Berkaitan dengan sistem pemerintahan, dalam Islam tercermin sebagaimana pada konsep imamah dimana hal ini secara eksplisit telah diatur dalam siyasah dusturiyah,

mengikuti pelatihan bagi peserta pelatihan yang dinyatakan belum kompeten untuk semua unit kompetensi dalam program pelatihan melalui asesmen di tempat kerja kompetensi