• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen SDM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manajemen SDM"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS SUMBER DAYA APARATUR

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL

KABUPATEN BARITO TIMUR

TESIS

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Magister Manajemen Agribisnis

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

………

03030537

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

(2)

Lembar Persetujuan

TESIS

PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS SUMBER DAYA APARATUR

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL

KABUPATEN BARITO TIMUR

Oleh

………

03030537

Disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, MSc. Ir. Amir Hamzah, MP.

(3)

TESIS

PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS SUMBER DAYA APARATUR

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL

KABUPATEN BARITO TIMUR

Oleh

……….

telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 25 April 2006 dan dinyatakan memenuhi syarat

Dewan Penguji

Penguji 1 Penguji 2

Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, MSc. Ir. Amir Hamzah, MP.

Ketua Penguji 3

Sutoyo, SP., MP.

Malang, 28 April 2006

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Program Pascasarjana

Direktur

Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, MSc. NIP 130 704 145

(4)

RINGKASAN

……….Peranan Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Komisi Pembimbing: Ketua: Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, MSc.. Anggota: Ir. Amir Hamzah, MP.

Untuk dapat mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dalam pelaksanaan kepemerintahan yang baik (good governance) pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur yang sangat prioritas untuk segera dilaksanakan adalah meningkatkan peran kepemimpinan dalam peningkatan kualitas sumber daya aparatur di lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia guna mewujudkan kepemerintahan yang baik dengan memaksimalkan potensi aparatur yang ada, (2) meningkatkan disiplin aparatur dalam rangka meningkatkan kinerja.

Penelitian dilaksanakan di Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur sejak bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2005. Subyek penelitian ini para staf secara keseluruhan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Model yang digunakan dalam penelitian ini diarahkan pada setting dan perilaku Kepala Dinas atau pemimpin sebagai penentu strategi kebijakan dalam memberdayakan seluruh staf Dinas Pendidikan Nasional meliputi para pejabat Eselon III dan IV serta para staf biasa sebagai subyek yang dikembangkan kualitas kerjanya. Aspek yang diamati dalam penelitian ini meliputi dimensi utama, yaitu kepemimpinan, strategi, kondisi dan kebijakan empat dimensi utama Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari tiga macam, yaitu pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Langkah analisis data dalam penelitian ini menggunakan interactive model dimana proses analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Disini data yang dikumpulkan pada awal penelitian melalui pengamatan dan wawancara serta dokumentasi, langsung dicatat untuk dianalisis. Dalam pembahasan dengan analisis permasalahan peneliti menggunakan analisis kepemimpinan melalui kajian paradigma pembangunan Sumber Daya Manusia, analisis kepemimpinan melalui kebijakan publik dan analisis managemen strategis dalam hal ini termasuk menggunakan analisis SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pimpinan dapat menjadi jembatan dalam membuat program monitoring serta evaluasi disiplin aparatur mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Peningkatan kualitas SDM dan meningkatkan kinerja Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito timur belum memadai untuk mendukung upaya perwujudan pelaksanaan good governance yang digambarkan melalui kurangnya kualitas dan kemampuan menyelenggarakan tugas dalam fungsinya. Situasi dan lingkungan kerja sangat mempengaruhi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi pegawai di Lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Peningkatan kualitas SDM dilingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur belum memadai untuk mengaplikasikan konsep manajemen stratejik ke dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, namun demikian sebagian pegawai telah

(5)

mengarah pada paradigma baru yang di topang dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional.

(6)

SUMMARY

……….. Leadership Role in Improving Quality of Human Resource of Dinas Pendidikan Nasional, Kabupaten Barito Timur. Supervisors Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, MSc. and Ir. Amir Hamzah, MP.

In improving human resource quality to achieve good governance at Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur, improvement of roles of leadership should be put as first priority. This study was aimed to (1) improve human resource quality to achieve good governance by maximizing human resource potency, and (2) improve discipline of staff to improve job performance.

This study was carried out at Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur from June to October 2005. Subject of this study was all staff of Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. This study was conducted using qualitative approached that was directed to setting and conduct of Head of Dinas as decision maker in empowering all staff of Dinas Pendidikan Nasional which included Head Sub Dinas ( eselon III) and Head of Section (eselon IV), as well as ordinary staff. Aspects measured during this study covered leadership, strategy, conditions and four main dimensions of the Dinas. Data was collected through interview, observation and documentation. Analysis data was carried out using interactive model where process of analysis was simultaneously carried out with data collection. Leadership was analyzed using paradigm of human resource development, and strategic management analysis including SWOT analysis.

Results of this study indicated that leaders could pose as a bridge in preparing monitoring and evaluation program on staff discipline, starting from planning to evaluation to achieve organization objectives effectively and efficiently. Improvement of human resource and improvement of job performance of Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur were not adequate to achieve good governance as shown by inadequate quality and capability off staff to run duties and functions. Working situation and environment strongly affected implementation of duties and functions of staff of Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Improvement of human resource quality at Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur was not adequate to apply concept pf strategic management in relation to duties and functions. However, several staff have directed to new paradigm that was supported by good human resource quality and professionalisms.

(7)
(8)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... i SUMMARY ...iii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR TABEL... vi I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan ... 2 1.3. Manfaat ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA... 3

2.1. Kepemimpinan ... 3

2.2. Konsepsi Kualitas SDM Ditinjau dari Sudut Pandang Administrasi Publik ... 4

2.3. Konsepsi Paradigma Pembangunan ... 7

2.4. Konsepsi Manajemen Strategis... 9

III. METODE PENELITIAN... 14

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

3.2. Metode Penelitian ... 14

3.2.1. Pendekatan Penelitian ... 14

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data... 17

3.2.3. Keabsahan Data... 20

3.2.4. Teknik Analisis Data... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1. Deskripsi Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur ... 23

4.1.1. Deskripsi Umum Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur... 23

4.1.2. Deskripsi Dinas Pendidikan Nasional Dalam Meningkatkan KualitasSumber Daya Aparatur ... 26

4.2. Analisis Permasalahan ... 28

4.2.1. Analisis Kepemimpinan Melalui Kajian Paradigma Pembangunan SDM ... 29

4.2.2. Analisis Kepemimpinan Melalui Kebijakan Publik... 33

4.2.3. Analisis Manajemen Strategis... 34

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 47

5.1. Kesimpulan ... 47

5.2. Saran... 48

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sumberdaya Aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito

Timur... 25

Tabel 2. Kesimpulan Analisis Faktor Internal dan Eksternal (KAFI/KAFE)... 38

Tabel 3. Analisis SWOT ... 39

(10)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka peningkatan kualitas SDM untuk meningkatkan kinerja Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur diperlukan semangat dukungan dari aparatur Dinas Pendidikan Nasional sebagai unit organisasi yang bertanggung jawab dalam pemberian bagi masyarakat khususnya pihak terkait dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia aparatur tersebut. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur dilakukan dengan cara meningkatkan pengembangan karier melalui pelaksanaan jalur pendidikan baik pendidikan formal, pendidikan penjenjangan dan pendidikan teknis fungsional.

Disamping kualitas SDM Dinas Pendidikan Nasional, kinerja aparatur dijajaran birokrasi dituntut memiliki kinerja yang memadai. Aparatur dituntut untuk merubah paradigma lama yang mempunyai kecenderungan untuk dilayani, menjadi melayani masyarakat. Perubahan paradigma ini mutlak dilakukan karena adanya pergeseran nilai-nilai yang dianut dalam penyelenggaraan kepemerintahan. Pergeseran-pergeseran nilai tersebut mencakup antara lain : peran, tanggung jawab, pola pikir, perilaku, sikap mental, daya cipta, persaingan, inovasi, dan intelektual yang harus dikondisikan dengan pola baru (Sanapiah, 2005).

Untuk dapat mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dalam pelaksanaan kepemerintahan yang baik (good governance) pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur yang sangat prioritas untuk segera dilaksanakan adalah meningkatkan peran kepemimpinan dalam peningkatan kualitas sumber daya aparatur di lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur.

(11)

1.2. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Kepemimpinan dalam meningkatkan kualitas sumber daya aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur guna mewujudkan kepemerintahan yang baik dengan memaksimalkan potensi aparatur yang ada.

1.3. Manfaat

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran upaya Kepala Dinas dalam memberdayakan aparatur untuk mencapai tujuan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur.

(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kepemimpinan

Demikian pula yang tidak kalah pentingnya yaitu paradigma kepemimpinan. Dalam Konteks ini Senge (dalam Tjokroamidjojo, 2005) menawarkan tentang kajian kepemimpinan, dengan memberi bobot kepada pendayagunaan organisasi yang berdasar kepada pembelajaran yang tidak pernah berhenti. Selanjutnya Senge (dalam Tjokroamidjojo, 2005) mengangkat tiga macam kemampuan bagi pemimpin yang akan membangun organisasi pembelajaran yaitu mampu memainkan peran baru (new role), memiliki keterampilan baru(new skill) dan mengaplikasikan sarana-sarana baru bagi pemecahan masalah (new tools).

Dengan paradigma baru atau disebut “leader’s new work” bahwa seseorang pemimpin yang baik memiliki tiga sifat (Raymond, 1983), yaitu :

1. Pemimpin sebagai perancang (designer) 2. Pemimpin sebagai guru (teacher)

3. Pemimpin sebagai pelayanan/pengasuh (steward)

Pimpinan bertanggung jawab pada pembangunan organisasi, dimana orang-orang secara terus menerus meningkatkan kemampuan mereka untuk mengerti kompleksitas, menjelaskan Visi dan memperbaiki mental model (Raymond, 1983)..

Fungsi pemimpin sebagai perancang (designer) harus peka terhadap perubahan internal maupun eksternal sehubungan dengan merancang ide utama yaitu, tujuan, visi dan nilai-nilai inti (Hartono, 1991). Seorang pemimpin harus mampu membangun visi bersama dimulai dari visi pribadi. Dengan tujuan dan visi bersama itulah organisasi hidup. Pemimpin sebagai pelayan (steward) adalah kesediaan bertanggung jawab atas kesejahteraan organisasi dan bertindak untuk

(13)

kepentingan anggota, sedangkan fungsi pemimpin sebagai guru adalah teladan bagi keseluruhan orang (Senge dalam Tjokroamidjojo, 2005).

2.2. Konsepsi Kualitas SDM Ditinjau dari Sudut Pandang Administrasi Publik

Dimensi manusia (SDM) dalam administrasi publik untuk mencapai hasil yang lebih baik, mempunyai peranan yang sangat strategis sebagai unsur dinamis, karena dua unsur lainnya dalam peningkatan SDM yaitu jenis tugas yang diemban dan ketepatan bentuk organisasi merupakan unsur statis (Tjokroamidjojo, 2005). Harus diakui bahwa dalam tatanan praktis, personil yang mempunyai karakteristik, kreatif, fleksibel, bebas dan kolaboratif akan mampu menumbuh kembangkan kompetensi utama administrasi publik (Dunn, 2000).

Untuk dapat menyusun tujuan pembangunan kinerja utama Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur kiranya perlu terlebih dahulu diuraikan elemen-elemen dari Kompetensi (competence) dan administrasi publik. Sehingga dalam mengukur pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan disusun indikator kinerja, yang terdiri dari indikator input (masukan), indikator Output (keluaran), indikator outcome (hasil), indikator Benefit (manfaat) dan indikator impact (dampak) (Bratakusumah, 2005).

Dari uraian terdahulu dapat diketahui bahwa elemen-elemen kompetensi adalah: 1. Penguasaan keahlian dan,

2. Pengetahuan serta

3. Perilaku (behavior) yang mendukung

Elemen-elemen dari suatu sistem manajemen, adalah : 1. Sumber Daya Manusia (SDM)

(14)

2. Institusi/Organisasi/Kelembagaan

3. Sistem yang mendasari pola interaksi antar institusi dan antar bagian. Kompetensi utama administrasi publik meliputi :

1. Kompetensi untuk mengkaji dan melembagakan paradigma baru reformasi; 2. Kompetensi manajemen Kebijakan Publik;

3. Kompetensi Manajemen stratejik;

4. Kompetensi fungsional bidang tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Berkaitan dengan empat kompetensi tersebut diatas dalam membangun kompetensi adalah upaya untuk (Tjokrowinoto, 1996):

1. Membangun Akuntabilitas kinerja sumber daya manusia aparatur yang menangani dan bertanggung jawab (responsible) atas berjalannya fungsi-fungsi administrasi publik pada aspek penguasaan keahlian dan pengetahuan serta membangun perilaku (behavioral) atau secara singkat, dapat dikatakan sebagai membangun SDM administrasi publik pada aspek intelektual, manajerial dan behavirour, sehingga mampu melaksanakan/menyelenggarakan administrasi publik sesuai dengan agenda paradigma baru. Membangun SDM ini dapat dilaksanakan melalui metode membangun komitmen pembelajaran (Building Learning Commitment) yang dibekali kata pemahaman atas system thinking, personal mastery, shared vision, mental model dan team learning (Senge dalam Tjokroamidjojo, 2005).

2. Membangun institusi/kelembagaan/organisasi pada aspek normatif dan struktural yang berintikan koordinasi, dengan dasar membangun komitmen organisasi pembelajaran. Untuk dapat memenuhi syarat paradigma baru administrasi publik, maka suatu organisasi harus terus komit dengan pembelajaran agar tetap

(15)

kompetitif, efisiensi, ekonomi, mendukung penyelenggaraan administrasi publik berdasar paradigma baru.

3. Membangun sistem yang berdaya guna berkoordinatif, efisien melalui pola sistem manajemen stratejik dimana kinerja organisasi terukur dan akuntabel. 4. Dalam rangka membangun kinerja pelayanan publik, Sumber Daya Manusia

(SDM) merupakan unsur yang sangat penting, sekaligus melaksanakan fungsi-fungsi perumus perencanaan pelaksanaan dan pengawasan. Aspek yang harus dibangun dan terus dibina meliputi :

a. Aspek Intelektual; berupa peningkatan penguasaan keahlian (skill) dan pendalaman penguasaan keahlian (skill) dan pendalaman pengetahuan (knowledge).

b. Aspek Manajerial; mencakup peningkatan kemampuan memimpin (leadership) serta kemampuan men-sinergikan fungsi-fungsi manajemen. Hal ini mengingat bahwa SDM yang mengisi unsur-unsur kepemimpinan dalam administrasi publik akan berperan sebagai seorang designer (perencana), steward (pelayan) sekaligus juga teacher (guru) dalam lingkungan organisasinya, selain juga berperan sebagai moderator, pembina, negosiator, informasi dan pengambil keputusan.

c. Aspek Behavioral; aspek ini sebagian telah terkandung dalam pembinaan aspek intelektual dan manajerial, namun kiranya masih perlu suatu program pembinaan khusus menyangkut filosofi dan etika, sikap dan ketakwaan berdasarkan nilai-nilai luhur keagamaan.

(16)

2.3. Konsepsi Paradigma Pembangunan

Paradigma berasal dari Bahasa Yunani yang berarti model, pola contoh, untuk kepentingan analisa, paradigma diartikan sebagai teori dasar atau cara pandang yang fundamental, dilandasi nilai-nilai tertentu, dan berisi teori pokok, konsep, asumsi, metodologi atau cara pendekatan yang dapat digunakan para teoritis dan praktisi dalam menangani suatu permasalahan bagi kemajuan hidup dan kehidupan kemanusiaan (Sanapiah, 2005).

Pemahaman terhadap paradigma pembangunan dimaksud agar aparatur di semua level memiliki pemahaman yang lebih dan mendasar terhadap fenomena pembangunan yang bersifat multi dimensi dan kompleks, bersifat lintas sektor, lintas wilayah dan lintas lembaga. Paradigma pembangunan diperlukan sebagai bangunan teori atau landasan pemikiran dalam mendesain strategi dan kebijakan pembangunan.

Perubahan paradigma dalam manajemen mengakibatkan pergeseran-pergeseran, misalnya dari organisasi terstruktur ke organisasi dinamis dengan kewenangan yang lebih besar, bentuk organisasi dinamis dengan kewenangan yang lebih besar, bentuk organisasi yang statis berubah ke organisasi pembelajaran yang dinamis, dari sistem sentralistik ke desentralistik dari kepemimpinan otoriter ke kepemimpinan yang membutuhkan pembelajaran, dari visi yang ditentukan pemimpin ke penciptaan visi bersama, dari cara berpikir sederhana atau linier berubah ke cara berpikir sistematik atau holistic, dan dari komunikasi yang bersifat satu arah ke komunikasi multi arah atau dialog.

Menyikapi pentingnya arti perubahan paradigma, maka setiap pimpinan aparatur pemerintah perlu memahami paradigma pembangunan. Hal ini sangat penting karena peran pokok pejabat aparatur pemerintah adalah yang melakukan pengelolaan kebijakan, baik dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pelayanan

(17)

maupun pembangunan yang meliputi pemahaman paradigma perilaku, administrasi publik, serta paradigma sosial, ekonomi dan politik.

Paradigma Perubahan Perilaku, yang meliputi paradigma membangun komitmen belajar dan organisasi pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana yang dirumuskan Senge (dalam Tjokroamidjojo, 2005), mengemukakan bahwa di dalam organisasi pembelajaran yang efektif di dasarkan 5 (lima) disiplin belajar yaitu : personal mastery, mental models, shared vision, term learning dan system thinking.

BERPIKIR SISTEM

Gambar 1. Unsur Pembangunan Learning Organization (Senge dalam Tjokroamidjojo, 2005) VISI BERSAMA TIM PEMBELAJAR KEAHLIAN PERSONAL DIALOG MODEL MENTAL

(18)

2.4. Konsepsi Manajemen Strategis 1. Konsep

Membahas konsep manajemen stratejik berarti membicarakan hubungan antara organisasi dan lingkungannya, lingkungan internal dan eksternal. Memberi petunjuk bagaimana menghadapi dan menanggulangi perubahan yang terjadi dalam lingkungan internal dan eksternal tersebut, dan juga memberi petunjuk bagi para eksekutif dalam mencoba mempengaruhi dan mengendalikan sehingga tidak sekedar bersikap memberi reaksi terhadapnya. Dengan demikian organisasi bersikap tetap mampu mengendalikan arah perjalanannya menuju sasaran yang dikehendaki (Anonymous, 2004).

Embrio dari perkembangan konsep manajemen strartejik adalah tentang stratejik (strategic planning system). Sistem perencanaan yang sangat diperlukan untuk dua alasan 1) merespon perubahan lingkungan eksternal dan 2) mengorganisir sumber daya untuk peningkatan kinerja. Inti dari kegiatan perencanaan adalah menyusun program kerja yang jelas dan dapat diimplementasikan sehingga dapat menjamin keberlangsungan suatu organisasi dalam lingkungan yang berubah.

2. Prinsip

Prinsip dalam manajemen stratejik adalah adanya formulasi strategi yang mencerminkan keinginan dan tujuan organisasi yang sesungguhnya (Anonymous, 2004), adanya implementasi strategi yang menggambarkan cara mencapai tujuan (secara teknis implementasi strategi mencerminkan kemampuan organisasi dan alokasinya termasuk dalam hal ini adalah alokasi keuangan, dengan anggaran berbasis kinerja); serta evaluasi strategi yang mampu mengukur, mengevaluasi dan memberikan umpan balik bagi perbaikan strategi.

(19)

Kegiatan dalam formulasi strategi meliputi :

a. Perumusan Visi, Misi, Nilai 1) Visi

Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistic dan diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (dapat mengisyaratkan adanya misi dan tantangan).

Agar suatu visi menjadi realistik, dapat dipercaya, meyakinkan, serta mengandung daya tarik maka dalam proses pembuatannya peru melibatkan semua stakeholders.

2) Misi

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya dan bagaimana melakukannya dan mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang utama yang digeluti organisasi.

3) Nilai

Nilai adalah ukuran yang mengandung kebenaran kebaikan mengenai keyakinan dan perilaku organisasi yang paling dianut dan digunakan sebagai budaya kerja dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan misi dalam rangka mencapai visi organisasi.

4) Pencermatan lingkungan Internal (PLI), Pencermatan Lingkungan Eksternal (PLE), Kesimpulan Analisis Faktor Internal dan Eksternal (KAFI & KAFE)

a) Pencermatan Lingkungan Internal (PLI);pada dasarnya adalah proses identifikasi yang mengurai menjadi kekuatan dan kelemahan yang

(20)

mencakup organisasi, SDM, pembiayaan, efektivitas dan efisien, sarana prasarana, dan lain-lain yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan kebijakan/keputusan organisasi.

b) Pencermatan Lingkungan Eksternal (PLE); yaitu mencermati (scanning) peluang dan tantangan yang ada di lingkungan eksternal organisasi sendiri (yang tidak dapat dikelola manajemen) yang meliputi berbagai faktor yang dapat dikelompokkan dalam bidang/aspek.

5) Kesimpulan Analisis Faktor Internal dan Eksetrnal, merupakan kesimpulan daftar prioritas faktor lingkungan, baik internal dan eksternal, serta dampaknya terhadap masa depan organisasi yang selanjutnya akan berpengaruh pada hubungan internal organisasi. Dalam kaitannya dengan penyusunan perencanaan stratejik organisasi, KAFI, dan KAFE dapat disebut “inventarisasi organisasi”.

6) Analisis Pilihan Strategi dan Kunci Keberhasilan

a) Analisis Pilihan Asumsi Strategi dilakukan dengan metode SWOT/TOWS atas berbagai faktor pengaruh lingkungan stratejik untuk mengetahui berbagai stratejik kunci yang selanjutnya ditentukan sejumlah pilihan strategis (strategic choice).

b) Faktor Kunci Keberhasilan adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dan berfungsi untuk lebih memfokuskan stratejik organisasi dalam rangka pencapaian visi dan misi secara efektif dan efisien.

7) Penetapan Tujuan, sasaran dan Strategi (Kebijakan, Program dan Kegiatan)

(21)

a) Tujuan. Merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, tujuan adalah akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 tahun.

b) Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh suatu organisasi dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan, atau juga bulanan. Sasaran diusahakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur dan dapat diwujudkan dalam SMART.

8) Strategi adalah suatu upaya untuk merealisasikan tujuan an sasaran organisasi (Anonymous, 2005) yang dijabarkan dalam kebijakan-kebijakan dan program-program

a) Kebijakan, pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi organisasi.

b) Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerja sama dengan masyarakat guna mencapai sasaran tertentu.

9) Perencanaan Kinerja: Untuk dapat dioperasikan rencana stratejik perlu dijabarkan dalam perencanaan kinerja tahunan (annual performance plan). Rencana kinerja ini berisi seluruh target kinerja yang hendak dicapai dalam satu tahun mendatang dengan menunjukan sejumlah indikator kunci yang

(22)

relevan. Rencana Kinerja ini merupakan tolok ukur yang digunakan dalam menilai keberhasilan/ kegagalan penyelenggaraan pemerintah untuk suatu periode tertentu.

a) Sasaran, indikator kinerja, dan target yang akan dicapai pada periode yang bersangkutan.

b) Program yang akan dilaksanakan

c) Kegiatan, indikator kinerja, dan target yang diharapkan dalam suatu kegiatan.

Kegiatan formulasi strategi dilanjutkan dengan implementasi strategi yang terdiri dari :

a) Rencana Program Kegiatan b) Penganggaran (Alokasi Biaya)

c) Sistem pelaksanaan, pemantauan dan pengawasan. Dan evaluasi strategi yang terdiri dari 2 (dua) kegiatan : a) Pengukuran dan evaluasi kinerja

(23)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur sejak bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2005. Subyek penelitian ini difokuskan pada Kepala Dinas sebagai pejabat Eselon II yang melakukan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Aparatur. Selain Kepala Dinas, subyek penelitian ini juga melibatkan unsur lain, yang dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni kelompok pejabat Eselon III. Kelompok berikutnya adalah pejabat Eselon IV merupakan pimpinan level terendah pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur, dan terakhir ada para staf secara keseluruhan. Alasan pemilihan subyek penelitian ini adalah:

1. Bahwa berdasarkan tugas pokok dan fungsi unsur pimpinan dari wakil level teratas yaitu pejabat Eselon II, III, dan IV. Yang merupakan pemimpin yang secara umum dan profesional penentu kebijakan sesuai dengan levelnya masing-masing, maka mereka menjadi sumber penelitian.

2. Selanjutnya kepada semua pihak, karyawan merupakan pelaksana kebijakan dimaksud, yang berperan penuh yang dibantu dukungan berbagai elemen, jenis dan jenjang dan kemampuan teknis.

3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Pendekatan Penelitian

Agar dapat secara mendalam memahami peran pemimpin (Kepala Dinas) dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur guna mewujudkan kepemerataan yang baik pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur.

(24)

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 1989) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik atau utuh. Selanjutnya secara umum penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi Kepala Dinas (kepemimpinan) dalam meningkatkan kualitas aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur dengan suasana dan pemberdayaan.

Nasution (dalam Moleong, 1989), mengatakan bahwa pemahaman terhadap situasi tertentu, menurut penelitian yang bersifat natural atau wajar sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau tes, pendekatan tersebut disebut naturalistic. Dengan demikian penelitian ini peneliti merupakan instrumen utama. Konsep ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 1989) yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif mempunyai sifat natural karena sumber data yang langsung dan peneliti sebagai instrumen kunci. Relevansi pemilihan pendekatan ini adalah bahwa penelitian kualitatif pada hakekatnya mengamati dan memahami orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka dalam pikiran kerja yang ada.

Dasar pertimbangan lain yang juga digunakan dalam memilih pendekatan ini adalah penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa peran pemimpin dalam hal ini Kepala Dinas dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Hal ini tercermin pada performance iklim kerja dan kinerja yang aparatur dari pejabat Eselon III (tiga) hingga staf.

(25)

Model yang digunakan dalam penelitian ini diarahkan pada setting dan perilaku Kepala Dinas atau pemimpin sebagai penentu strategi kebijakan dalam memberdayakan seluruh staf Dinas Pendidikan Nasional meliputi para pejabat Eselon III dan IV serta para staf biasa sebagai subyek yang dikembangkan kualitas kerjanya. Seluruh staf merupakan subyek penelitian secara holistic dan kontekstual. Konsep holistic di sini berarti; dengan berada di lapangan, peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, serta memperoleh pada pandangan yang menyeluruh. Selanjutnya kontekstual disini berarti peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara terinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan peran Kepala Dinas dalam kegiatan pengembangan sumber daya aparatur. Dengan demikian, data yang diperoleh merupakan suatu kebutuhan untuk menjawab permasalahan penelitian ini, meskipun diperoleh melalui beberapa teknik yang berbeda. Aspek yang diamati dalam penelitian ini meliputi dimensi utama, yaitu kepemimpinan, strategi, kondisi dan kebijakan empat dimensi utama, yaitu :

1. Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur 2. Rencana strategis Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur tahun

2003 – 2008 yang memuat tentang visi, misi, tujuan, kebijakan, rencana kerja umum dan lain-lain.

3. Rencana kerja tahunan tahun 2006 Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur, sebagai langkah kerja instansi setiap tahun, dengan konsekuensi rencana anggaran satuan kerja tahun 2006.

4. Kondisi kepegawaian pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten hingga saat penelitian.

(26)

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Pengamatan awal sampai pemilihan setting dilakukan melalui dua cara, yaitu pertama mencari informasi data di Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito timur. Cara yang kedua adalah menemui dan mengadakan pendekatan secara kekeluargaan dengan Kepala Dinas dan beberapa Pejabat Eselon III dan IV dimana termasuk peneliti sendiri. Dari keterbukaan dan penerimaan yang familiar semua pihak, peneliti berkeyakinan bahwa kedatangan peneliti ke kantor ini nantinya tidak akan mengganggu kebiasaan dan perilaku kerja para aparatur.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikategorikan sebagai human instrumen, dikarenakan data yang dikumpulkan adalah melalui instrumen utama, yaitu peneliti sendiri, hal ini juga disebabkan peneliti adalah salah satu pejabat Eselon III. Dengan menggunakan instrumen utama yaitu diri peneliti sendiri, data tentang peran Kepala Dinas dalam meningkatkan kualitas sumber aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Mengenai penelitian di mana peneliti berperan serta sebagai instrumen, Keating (1987) mendefinisikan sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial dengan subyek penelitian dalam lingkungan subyek dan memakan waktu yang relatif cukup lama.

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam, yaitu pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Ketiga teknik ini, digunakan secara bertahap dan integrative. Pengamatan dan wawancara dibangun sebagaimana dikemukakan oleh Sprandley (dalam Keating, 1987), dimulai dengan pengamatan dan wawancara deskriptif, pengamatan terfokus, wawancara struktural dan pengamatan selektif serta wawancara secara kontras.

(27)

1. Pengamatan

Kegiatan pengamatan disini pada dasarnya berarti peneliti dengan cermat dan seksama memperhatikan semua tindakan, gerakan, sikap yang muncul dalam relasi sosial antar pribadi di kantor, unjuk kerja, bahkan juga pada obyek yang tidak bergerak seperti antara lain situasi ruangan kerja. Untuk penelitian ini digunakan pengamatan terlibat (participation observation). Dengan metode pengamatan terlibat dan wawancara, peneliti melibatkan diri dalam kegiatan yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan yang sudah berjalan. Pengamatan dan wawancara dilakukan dalam beberapa tahap. Dimulai dari tahap deskriptif, dimana dilakukan eksplorasi umum untuk memperoleh gambaran umum mengenai semua elemen, yakni tentang visi dan misi, situasi kerja yang ada serta peran Kepala Dinas. Selanjutnya dilakukan pengamatan terfokus pada suatu detail tertentu. Di sini disempitkan fokusnya untuk dicermati secara mendetail. Pada tahap ini, pengamatan lebih ditujukan pada produk berkualitas yang akan dicapai Kantor Dinas, dan pada tahap terakhir dilakukan pengamatan lebih ditujukan pada upaya Kepala Dinas dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya aparatur.

Pada pengamatan ini, peneliti hadir dan berada di kantor sebelum pukul 07.00 WIB hingga siang hari pukul 14.00 WIB. Pengamatan ini dilakukan setiap hari Senin hingga Sabtu selama tiga bulan penuh. Obyek yang diamati bergantian terhadap Kepala Dinas, Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV dan para staf pelaksana, hal ini disebabkan peneliti adalah salah satu Pejabat Eselon III pada Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur.

(28)

2. Wawancara

Sebagai metode pengumpulan data, wawancara ditujukan kepada informan terpilih. Pemilihan informan ini dilakukan dengan pertimbangan relevansi kewenangan dan kemampuannya. Singarimbun (1989) mengatakan bahwa informasi haruslah orang yang memiliki pengetahuan dan sikap yang relevan dengan tujuan penelitian Kegiatan wawancara ini dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Namun kadang terjadi pertanayaan yang diajukan berkembang mengikuti luas sempitnya jawaban informan. Berkembangnya pertanyaan ini tetap diarahkan untuk selalu berada dalam bingkai pedoman wawancara. Untuk merekam data wawancara ini, selain dicatat secara manual, kadang juga direkam dengan menggunakan alat bantu, yaitu tape recorder.

Bentuk wawancara yang digunakan meliputi wawancara bebas terpimpin dan wawancara sambil lalu. Wawancara bebas terpimpin adalah prosedur wawancara yang mengikuti pedoman seperlunya. Pedoman wawancara hanya untuk butir-butir masalah dan sub masalah yang diteliti, yang selanjutnya dikembangkan sendiri oleh peneliti. Wawancara sambil lalu adalah wawancara yang ditujukan kepada informan pendukung kepada orang yang dijumpai secara kebetulan. Wawancara sambil lalu ditujukan pada sebahagian besar aparatur yang ada.

Kegiatan wawancara dan pengamatan dilakukan secara bergantian. Untuk menggali data tentang dara Kepala Dinas meningkatkan kualitas sumber daya aparatur sebagai informan kunci. Selain itu wawancara juga dilakukan kepada informan pendukung, para Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV dan para Aparatur pelaksana.

(29)

3. Dokumentasi

Guna melengkapi data yang diperoleh, peneliti berusaha mengumpulkan berbagai dokumen sebagai data autentik. Dokumen yang menjadi sasaran pengamatan adalah apa saja yang berbentuk tulisan dan simbol-simbol. Data dokumentasi tersebut berupa data sekunder seperti Peraturan Daerah Kabupaten Barito Timur Nomor 9 Tahun 2003, Rencana strategis 2003 – 2008 Dinas Pendidikan Nasional, Rencana Kerja Tahun 2006 Dinas Pendidikan Nasional, Dokumen Anggaran Satuan Kerja Tahun 2005. Program kerja operasional, profil pendidikan, data kepegawaian dan lain – lain.

3.2.3. Keabsahan Data

Sebelum dilakukan analisis dan penafsiran data, maka pemeriksaan keabsahan data lebih dahulu dilakukan. Ada beberapa teknik keabsahan data seperti kredibilitas, transferbilitas, serta auditabilitas. Dalam penelitian ini, pemeriksaan keabsahan datanya menggunakan pemeriksaan kredibilitas dengan cara, antara lain memperpanjang waktu penelitian, melakukan pengamatan yang terus menerus, melakukan triangulasi, berdiskusi dengan teman sejawat, serta berdiskusi dengan pakar yang menguasai, yang relevan dengan permasalahan penelitian ini.

Sebelum penelitian ini dilakukan terlebih dahulu dilakukan pra survei, yaitu bulan Februari 2005. Kegiatan pra survei ini dilakukan di Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur.

Pengamatan yang terus menerus dilakukan untuk membuktikan pernyataan-pernyataan yang disampaikan lewat wawancara, terlebih pada wawancara struktural. Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama masa penelitian ini, yakni pada

(30)

jam kerja berlangsung, yaitu dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB setiap hari sampai hari Sabtu selama 5 bulan mulai bulan Juni sampai bulan Oktober 2005.

Teknik trianggulasi merupakan suatu upaya menyilang informasi untuk memperoleh kebenaran maupun keabsahan data, sehingga diperoleh interprestasi yang tepat. Penggunaan teknik trianggulasi untuk pemeriksaan keabsahan data ini dan dicapai dengan jalan membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara langsung kepada peneliti. Membandingkan hasil pengamatan wawancara dengan dokumen yang berkaitan. Selanjutnya juga trianggulasi data berbagai waktu, yang dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan wawancara pada suatu waktu dengan waktu lainnya.

3.2.4. Teknik Analisis Data

Informasi data yang terkumpul meliputi catatan lapangan (field note), komentar peneliti, foto dan dokumen. Untuk memudahkan pemahaman terhadap data penelitian ini, sehingga lebih bermakna, maka data tersebut harus disaji secara teratur dan sistematik. Menurut Singarimbun (1989), analisis data adalah suatu proses mengatur urutan data, mengorganisasikan data tersebut ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Moleong (1989) menyatakan bahwa proses berarti pelaksanaan analisis sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilanjutkan setelah semua data terkumpul.

Langkah analisis data dalam penelitian ini menggunakan interactive model dari Miles dan Huberman (1984), dimana proses analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Disini data yang dikumpulkan pada awal penelitian melalui pengamatan dan wawancara serta dokumentasi, langsung dicatat untuk dianalisis. Dalam pembahasan dengan analisis permasalahan peneliti

(31)

menggunakan analisis kepemimpinan melalui kajian paradigma pembangunan Sumber Daya Manusia, analisis kepemimpinan melalui kebijakan publik dan analisis managemen strategis dalam hal ini termasuk menggunakan analisis SWOT.

(32)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur 4.1.1. Deskripsi Umum Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur a. Dasar Hukum

Mengacu pada Perda Nomor 9 Tahun 2003 tentang struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan nasional Kabupaten Barito Timur dan produk Hukum lainnya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur, maka disusunlah program kerja tahunan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur Tahun 2006 sebagai pedoman rencana kerja (Renja) dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang dilaksanakan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi..

b. Tugas Pokok

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Barito timur Nomor 9 Tahun 2003, Tanggal 6 Desember 2003 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur maka tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

- Melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang pendidikan ; - Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati;

- Memimpin, merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinir, mengendalikan, dan mengawasi kegiatan Dinas Pendidikan.

c. Fungsi

- Penyusunan kebijakan teknis di bidang pendidikan;

- Pemberian ijin dan pelaksanaan umum di bidang pendidikan; - Pembinaan pelaksanaan Unit Pelaksanaan teknis Dinas; - Pelaksanaan Urusan tata usaha Dinas;

(33)

d. Susunan Organisasi

Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito timur adalah Lembaga Teknis Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Barito Timur Nomor 9 Tahun 2003, tentang Susunan Organisasi dan tata Kerja Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur.

Susunan Organisasi Dinas Pendidikan Nasional Kepala Dinas Bagian Tata Usaha Bidang Pendidikan Luar sekolah Pemuda & Olahraga

Bidang Ketenagaan

Seksi Pendidikan Luar Sekolah

Seksi Ketenagaan TK/SD

Seksi Pemuda dan Olahraga Seksi Ketenagaan SLTP/SLTA Seksi Gedung, Perlengkapan Sekolah Seksi Teknis Pendidikan TK/SD Seksi Perpustakaan Sekolah Seksi Teknis Pendidikan SLTP/SLTA

Bidang Prasarana Bidang Pendidikan

dan Pengajaran

UPTD Tamiang Layang, 06 Desember 2005 Sub Bagian Perencanaan Sub Bagian Umum Kelompok Jabatan Fungsional

(34)

e. Sumber Daya Aparatur

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur didukung dengan Sumber Daya Aparatur sebanyak 30 orang (Tabel 1).

Tabel 1. Sumberdaya Aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur

No. Jenis Pendidikan / Eselon / Golongan / Penjenjangan Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Formal

1. S2 1 2. S1 12 3. Sarjana Muda/DIII 4 4. SLTA 12 5. SLTP 1 6. SD - Jumlah 30

Pegawai Berdasarkan Eselonisasi

1. Eselon II 1

2. Eselon III 5

3. Eselon IV 10

Jumlah 16

Pegawai Berdasarkan Golongan

1. Golongan IV 10

2. Golongan III 12

3. Golongan II 7

4. Golongan I 1

Jumlah 30

Pegawai Berdasarkan Diklatpim / Penjenjangan

1. Diklatpim Tk. II 2

2. Diklatpim Tk. III 4

3. Diklatpim Tk. IV 3

(35)

4.1.2. Deskripsi Dinas Pendidikan Nasional Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur

Untuk mengetahui proses penyelenggaraan tugas administrasi pemerintahan telah berjalan sesuai atau tidak dengan rencana yang telah disusun maka perlu dilakukan pemantauan terhadap kegiatan tersebut. Hasil pemantauan dijadikan sebagai proses umpan balik / feedback untuk kelancaran pencapaian tujuan.

Proses monitoring dan balikan ini telah dilaksanakan oleh Aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur, walaupun persentase hasil capaiannya belum sepenuhnya berjalan secara efektif. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kualitas sumber daya manusia, disiplin dan motivasi kerja aparatur yang masih kurang, sarana dan prasarana yang belum memadai, dana operasional terbatas, koordinasi dalam lingkup organisasi dengan pihak terkait lainnya belum optimal serta faktor eksternal yaitu kondisi sosial, ekonomi masyarakat relatif masih rendah. Beberapa kegiatan yang perlu dimonitor dalam rangka mendukung efisiensi dan efektifitas koordinasi administrasi serta penyelenggaraan tugas pemerintahan pada lingkup Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur yaitu antara lain :

a. Apakah Peningkatan SDM / Aparatur sudah berkualitas dan profesional b. Apakah Pengadaan sarana dan prasarana sudah terpenuhi

c. Apakah penetapan pedoman dan tata kerja sudah optimal atau belum d. Apakah dana operasional yang tersedia sudah memadai atau belum

e. apakah partisipasi masyarakat terhadap kebijakan yang ditetapkan sudah efektif (partisipatif)

f. Apakah tanggapan masyarakat terhadap kinerja sudah positif

g. Apakah koordinasi dan kerjasama dengan instansi lainnya sudah berjalan optimal atau belum

(36)

Strategi yang dilakukan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur dalam peningkatan kualitas SDM melalui :

a. Memperbaiki komposisi sumber daya manusia pegawai, dengan cara merekrut tenaga-tenaga yang berlatar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya dalam arti luas baik untuk tingkat sarjana (S!), Sarjana Muda (D3) maupun Sekolah Menengah Atas;

b. Melaksanakan mutasi pejabat struktural diutamakan bagi mereka yang telah menduduki jabatan yang sama lima (5) tahun keatas atau dalam satu wilayah kerja lebih 10 tahun dengan tetap memperhatikan jabatan struktural yang ada dan kinerja pejabat tersebut dengan mengacu pada pola karier PNS Dinas Pendidikan Nasional;

c. Mempertahankan kebijaksanaan bahwa Dinas Pendidikan merupakan salah satu kerja prioritas didalam memperoleh jalan formasi PNS, terutama diarahkan pada kebutuhan SDM profesional;

d. Memperbaiki kualitas kepegawaian dengan upaya memantapkan sistem informasi kepegawaian dan perencanaan pegawai yang berorientasi kepada kebutuhan organisasi. Langkah ini sangat mendasar bagi terwujudnya kualitas sumber daya aparatur yang mantap. Sehat sesuai kebutuhan nyata;

e. Memperbaiki sistem pelayanan yang baik diharapkan dapat menumbuhkan motivasi pegawai untuk meraih prestasi kerja yang lebih meningkat lagi;

f. Meningkatkan kualitas kinerja pegawai yang didasarkan pada karier dan prestasi kerja yang obyektif dengan mengacu pada pola karier PNS. Pola ini memberikan kejelasan akan jenjang karier bagi pegawai yang berprestasi, yang pada akhirnya akan menumbuhkan motivasi kerja bagi pegawai tersebut.

(37)

g. Melaksanakan pembinaan mental keamanan serta melancarkan pendisiplinan melalui program reward and punishment guna mendorong terciptanya kinerja setiap unit kerja yang memuaskan.

h. Mengupayakan perbaikan kesejahteraan pegawai melalui pelayanan Akses menghimbau agar dukungan pengadaan rumah melalui kredit BTN bagi pegawai yang kurang mampu, ini diharapkan akan dapat menciptakan dukungan terhadap kelancaran tugas kedinasan.

i. Mengusulkan Diklat yang merupakan motivasi untuk memperoleh persyaratan jabatan pada jenjang karier yang lebih tinggi bagi aparatur yang berdedikasi dan berprestasi sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kinerjanya.

Dengan ketersediaan SDM yang memadai dan kompetensi yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur, maka untuk meningkatkan kinerja organisasi dalam rangka perwujudan good governance akan sangat ditentukan oleh kualitas SDM dan profesionalisme sehingga pendidikan dan pelatihan yang di ikuti oleh para aparatur serta pemanfaatannya akan sangat mendukung untuk pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.

4.2. Analisis Permasalahan

Sebagai fokus dari penyusunan tesis ini adalah : Dinas Pendidikan Nasional Barito Timur, sedangkan fokusnya untuk melihat sejauh mana peran kepemimpinan dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur guna mewujudkan kepemerintahan yang baik.

Pengumpulan data primer maupun sekunder yang dilakukan pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur yang dianggap dapat mewakili.

(38)

Peningkatan kualitas sumber daya aparatur dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur dimaksudkan untuk mengatasi masalah kompetensi aparatur yang masih rendah belum sepenuhnya optimal karena belum didukung oleh kemampuan profesionalisme aparatur Dinas Pendidikan Nasional dalam rangka meningkatkan kinerja.

4.2.1. Analisis Kepemimpinan Melalui Kajian Paradigma Pembangunan SDM

Dalam pelaksanaan good governance, Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur sudah membuat laporan akuntabilitas kinerja instansi sebagai alat untuk mengukur sejauh mana tingkatan efisiensi keberhasilan atau kegagalan suatu instansi pemerintah dalam melaksanakan tugas, sebagai pertanggung jawaban kepada publik.

Dengan sejumlah sumber daya aparatur yang ada dan kompetensi yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur, maka untuk peningkatan kualitas dan kinerja Sumber Daya Aparatur dalam kerangka membangun paradigma baru administrasi publik akan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya aparatur dan profesionalisme personil dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya, pendayagunaan sumber daya aparatur akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

Dengan kualitas dan kuantitas pegawai yang ada sebenarnya belum dapat memberikan kinerja yang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya. Karena dilihat dari komposisi tingkat pendidikan, pegawai yang berpendidikan Sarjana (S1) belum dibekali oleh keterampilan khusus. Begitu juga tenaga fungsional sangat jarang ikut magang sehingga skillnya tidak berkembang yang berdampak pada rendahnya inovasi maupun kreasi dalam memberi pelayanan

(39)

pendidikan. Dengan demikian tentunya untuk menata dan mewujudkan pencapaian tujuan organisasi, hal yang sangat penting untuk diupayakan secara optimal adalah peningkatan kualitas dan pendayagunaan sumber daya aparatur yang diimplementasikan dalam suatu organisasi secara fungsional dan profesional. Hal ini merupakan perwujudan dan menunjukkan hubungan diantara fungsi serta wewenang dan tanggung jawab dalam menjalankan masing-masing tugasnya. Pengembangan sumber daya aparatur diarahkan pada pembangunan paradigma baru administrasi publik yang mengarah pada :

1. Berpikir Sistem (System Thinking) 2. Keahlian Pribadi (Personal Mastery) 3. Mental Model (Personal Mastery)

4. Membangun Visi Bersama (Building Shared Vision) 5. Pembelajaran Tim (Team Learning)

Kelima komponen organisasi pembelajaran tersebut diatas telah mulai berlangsung diantara aparatur, hanya saja tinggal bagaimana mensosialisasikan dan menerapkannya sesuai dengan prosedur organisasi pembelajaran yang baik.

Akhir-akhir ini berkembang pesat pemikiran dan penerapan organisasi pembelajaran, karena dipandang sebagai alat yang efektif untuk menangani dan memecahkan masalah yang berciri kerumitan, perubahan pesat dan ketidakpastian. Akibat adanya pengaruh langsung dari globalisasi dimana Indonesia sebagai suatu negara tidak dapat melepaskan ketergantungan dari pengaruh globalisasi. Melalui organisasi pembelajaran ini diharapkan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur dapat mensosialisasikannya kedalam lingkup pengembangan SDM pegawai yang berkualitas dan profesional dalam bentuk suatu wadah organisasi pembelajaran. Dimana Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur secara terus menerus

(40)

menjalankan fungsinya melalui proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kinerjanya untuk mewujudkan good governance.

Didalam memecahkan masalah yang dihadapi pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur, seperti yang diangkat dalam System Thinking harus merujuk kepada sifat-sifat holistik dan sifat keterkaitan (interconnectedness). Kelemahan dan permasalahan yang dihadapi dalam merumuskan bahan kajian penyusunan program dan petunjuk teknis serta membantu penyelenggaraan pemerintah harus dilihat dari segi akar permasalahan atau disebut systemic structure yang bersifat generatif. Solusi terhadap masalah harus bersifat fundamental solution, tidak bersifat symptomatic solution (Gambbar 2).

Karakter ini muncul dalam disiplin kelima disebut “system thinking” sedangkan sikap dan perilaku merujuk kepada empat disiplin lainnya yaitu Building

Shared Vision, Team Learning, Personal Mastery dan Mental Model sebagaimana

diungkapkan diatas. Agenda paradigma memberi arah bagi aparatur di lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur di dalam upaya meningkatkan kompetensi SDM Aparatur. Suatu hal yang harus dihindari yaitu sifat-sifat subjektif dan apriori terhadap struktur institusi sehingga nilai-nilai keadilan dan pemerataan serta prinsip-prinsip pembangunan menjadi bias.

(41)

DINAMIC STRUCTURE : Peningkatan Kualitas SDM Aparatur PENINGKATAN KUALITAS

SDM APARATUR

KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) PERAN KEPEMIMPINAN MANAJERIAL TEACHER, DESIGNER, STEWARD S S S S S R1 R2 - Peningkatan Mutu Aparatur Melalui Diklat Teknis dan fungsional - Pemantapan kelembagaan KUALITAS SDM APARATUR BELUM MEMADAI FUNDAMENTAL SOLUTION PERBAIKAN SISTEM REKRUITMEN DAN PENEMPATAN STAF KETIDAKPASTIAN MASYARAKAT DALAM PENEMPATAN PELAYANAN PENDIDIKAN B1 B2 O O O S S S R3 Delay Delay

GENERIC STRICTURE ARCHETYPE SHIFTING THE BURDEN Peningkatan Kualitas SDM Aparatur

Gambar 2. Solusi terhadap masalah harus bersifat fundamental solution, tidak bersifat symptomatic solution

(42)

4.2.2. Analisis Kepemimpinan Melalui Kebijakan Publik

Didalam membangun peningkatan kualitas dan kinerja Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur yang diaplikasikan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia akan terkait didalamnya komponen kajian kebijakan publik. Kebijakan publik merupakan fenomena yang kompleks dan dinamis yang meliputi paling tidak tiga kelompok utama yaitu : 1) pembuatan kebijakan, 20 pengendalian pelaksanaan dan, 3) evaluasi kinerja kebijakan. Karenanya maka proses kajian kebijakan merupakan serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan, yang pada dasarnya sebagai proses kegiatan yang bersifat praktis.

Pembentukan kebijakan terfokus kepada terciptanya pelayanan prima sesuai dengan kaidah pelayanan umum yang ditetapkan menurut Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993. secara lebih operasional lagi kebijakan tersebut dijabarkan melalui perbaikan mutu pelayanan yang dilakukan melalui perubahan sikap dan perilaku serta peningkatan profesionalisme para aparatur serta penyempurnaan berbagai peraturan-peraturan yang melandasi penyelenggaraan setiap jenis pelayanan, terutama menyangkut pembenahan sistem dan prosedur yang lebih cenderung meningkatkan kinerja organisasi sesuai dengan aspirasi reformasi dan tuntutan persaingan global. Tuntutan terhadap perbaikan dan peningkatan Akuntabilitas Kinerja dan pelayanan organisasi akan terus-menerus dan konsisten mengambil langkah-langkah nyata untuk menata sistem dan mekanisme pelayanan yang dilakukan oleh SDM profesional.

Untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas SDM aparatur melalui suatu kerangka kajian kebijakan publik, telah dilakukan pengkajian kebijakan terhadap beberapa aspek yang mempengaruhi upaya peningkatan kualitas dan kinerja Dinas

(43)

Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Dalam kerangka perwujudan good governance yang diantaranya adalah :

1. Kebijakan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia - Kesejahteraan pegawai

- Pendidikan dan latihan

- Menggali dan memahami nilai dan potensi kebudayaan - Meningkatkan kualitas kesehatan

- Meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2. Rencana Strategis Peningkatan Kualitas SDM

Pembangunan nasional mengalami perubahan mendasar baik menyangkut paradigma maupun mekanisme pelaksanaannya. Perubahan tersebut mewarnai pembangunan daerah. Salah satu perubahan tersebut adalah makin besarnya peranan masyarakat. Untuk itu, diperlukan kualitas manusia yang memadai. Disamping itu, paradigma baru pembangunan diarahkan pada upaya meningkatkan dan mengembangkan kualitas manusia dan kehidupannya.

4.2.3. Analisis Manajemen Strategis

Dalam pemahaman manajemen stratejik ada tiga aspek yang menjadi landasan pemikiran yakni Paradigm Shift, Management of Change dan Strategi (Palgunadi dalam Anonymous, 2004), maksudnya bahwa dalam berpikir strategis memerlukan pemahaman adanya paradigma yang baru mengenai terjadinya perubahan-perubahan eksternal maupun internal mengenai perubahan-perubahan yang bisa dibayangkan (vision), keterampilan yang harus disiapkan (skill). Dukungan apa yang bisa didapat (insentif), sumber daya (resources) dan rencana tindakan dalam mengantisipasi maupun menciptakan perubahan (Action Plan). Demikian pula

(44)

dalam hal melakukan tindakan strategi memerlukan konsolidasi tiga unsur yang terkait yaitu manusia (people), alat (technology) dan proses (process) yang ketiganya dirangkum dalam suatu tindakan operasi.

Dalam mengkaji manajemen stratejik penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Pendidikan Nasional melalui peningkatan kualitas SDM dan kinerja dapat dilihat dari perencanaan strategi dan analisis lingkungan stratejik unit kerja saling terkait erat dalam proses pelaksanaan dan penyelesaian tugas dan fungsinya, maka dipandang perlu untuk melakukan analisa lingkungan stratejik unit kerja.

Untuk dapat menentukan faktor penentu keberhasilan organisasi, maka disusun visi, misi, dan nilai organisasi untuk kemudian dianalisis baik lingkungan internal dengan mencermati kekuatan dan kelemahan yang ada maupun lingkungan eksternal melalui pencermatan tantangan dan peluang organisasi. Dengan analisis SWOT disusun asumsi dan faktor penentu keberhasilan pencapaian program.

Memperhatikan proses penyelenggaraan tugas dan fungsinya, Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur dalam rangka pembangunan di daerah yang dituangkan kedalam upaya perwujudan Good Governance, maka ditetapkan Rencana Stratejik, Pencermatan Lingkungan Internal dan Eksternal (PLI/PLE) dan Rencana Kinerja organisasi sebagai berikut :

1. Visi

“Terwujudnya penyelenggaraan Pendidikan di Barito Timur yang maju, Mandiri dan Demokratis untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, beriman dan bertaqwa Tahun 2010”.

(45)

2. Misi

- Meningkatkan sistem penyelenggaraan pendidikan pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan secara demokratis;

- Meningkatkan pembinaan pendidikan masyarakat, pemuda dan olah raga secara merata, jujur dan adil;

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi agar terwujudnya masyarakat yang tangguh, dinamis, kreatif, sanggup bersaing dalam menyongsong globalisasi diberbagai bidang; 4. Meningkatkan manajemen pendidikan dengan cara mengikutsertakan semua

komponen proses dan hasil pendidikan.

5. Togetherness (bekerja dalam kebersamaan)

6. Empathy (memahami masalah)

7. Willingness (kesediaan bekerja)

8. Organizational (berperilaku secara organisasional) 9. Pencermatan Lingkungan Internal (PLI)

Dilakukan melalui pencermatan (scanning) lingkungan internal organisasi yang menghasilkan :

Kekuatan (Strength)

1. Jumlah pegawai cukup memadai; 2. Disiplin cukup baik;

3. Pedoman tata kerja yang baik; 4. Dukungan pimpinan sangat tinggi.

Kelemahan (Weaknesses) :

1. Kualitas SDM masih kurang; 2. Sarana penunjang relatif terbatas;

(46)

3. Dana penunjang relatif terbatas; 4. Ketergantungan kepada pimpinan. 10.Pencermatan Lingkungan Eksternal (PLE)

Dilakukan melalui pencermatan scanning) lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan :

Peluang (Opportunity) :

1. Otonomi yang sesuai dengan Undang-undang No. 32 Tahun 2004; 2. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (UU No. 33 Tahun 2004); 3. Kesempatan pegawai untuk mengikuti pendidikan;

4. Partisipasi masyarakat terhadap program pembangunan;

Ancaman (Threats) :

1. Adanya berbagai masalah potensi yang muncul; 2. Situasi dan kondisi lingkungan kerja uang pasif; 3. Penilaian masyarakat terhadap perilaku aparatur; 4. Keterbukaan atau adanya transparansi kebijakan;

Tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan Pencermatan tersebut, adalah untuk menguasai kekuatan dan kelemahan internal organisasi dan memahami peluang dan tantangan eksternal organisasi sehingga organisasi dapat mengantisipasi perubahan-perubahan dimasa yang akan datang sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki menuju tujuan ingin dicapai.

Melalui Pencermatan Lingkungan Internal dan Eksternal diperoleh faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman dan selanjutnya dilakukan analisis KAFI dan KAFE dengan membuka bobot dan rating untuk memperoleh urutan prioritas sebagai berikut :

(47)

Tabel 2. Kesimpulan Analisis Faktor Internal dan Eksternal (KAFI/KAFE)

Lingkungan Bobot Rating Score

(Bxr) Prioritas FAKTOR-FAKTOR INTERNAL

KEKUATAN (Strenght) 1. Jumlah Pegawai 2. Disiplin

3. Pedoman tata kerja 4. Dukungan Pimpinan 40 30 10 20 4 3 1 2 160 90 10 40 I II IV III KELEMAHAN (Weaknesses) 1. Kualitas SDM rendah 2. Sarana dan Prasarana 3. Dana terbatas

4. Ketergantungan kepada pimpinan

40 30 20 10 4 3 2 1 160 90 40 10 I II III IV FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL PELUANG (Opportunity) 1. UU No. 32/2004 2. UU No. 33/2004 3. Kesempatan pendidikan 4. Partisipasi masyarakat 35 10 30 25 4 1 3 2 140 10 90 50 I IV II III ANCAMAN (Threats)

1. Adanya berbagai masalah yang muncul

2. Situasi dan kondisi lingkungan kerja 3. Penilaian masyarakat 4. Keterbukaan/transparansi kebijakan 40 30 20 10 4 3 2 1 160 90 40 10 I II III IV

Analisis SWOT dan faktor Kunci Keberhasilan (FKK) berdasarkan kesimpulan analisis faktor internal dan eksternal (KAFI dan KAFE) yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pisau analisis SWOT.

Keterangan :

Untuk memudahkan penarikan asumsi, kami memberikan nilai rating sebagai berikut : R (4) memiliki pengaruh sangat besar; R(3) cukup berpengaruh; R(2) berpengaruh; dan R(1) kurang berpengaruh dengan menekankan skor tertinggi sebagai faktor yang memiliki pengaruh kuat (besar) terhadap kinerja organisasi.

(48)

Tabel 3. Analisis SWOT

KEKUATAN (STRENGTH} KELEMAHAN (WEAKNESESS)

KAFI

KAFE

1. Jumlah pegawai cukup memadai 2. Disiplin cukup baik

3. Dukungan tata kerja yang baik 4. Dukungan Ketua sangat tinggi

1. Peningkatan kualitas SDM masih

kurang

2. Sarana penunjang belum memadai 3. Dana penunjang belum memadai 4. Ketergantungan kepada pimpinan

PELUANG (OPPORTUNITY) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

1. Otonomi yang luas sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004

2. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (UU No. 33 Tahun 2004)

3. Kesempatan pegawai untuk mengikuti pendidikan 4. Partisipasi masyarakat terhadap program

pembangunan daerah

1. Mempersiapkan pegawai yang ada untuk menunjang pelaksanaan otonomi daerah (UU No. 32 Tahun 2004)

2. Meningkatkan disiplin dalam melaksanakan UU No. 33/2004

1. Tingkatkan Akuntabilitas kinerja untuk mewujudkan GG.

2. Lengkapi sarana dan prasarana untuk menopang pelaksanaan UU No. 33/2004

ANCAMAN (THREATS) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

1. Adanya berbagai masalah potensi yang muncul 2. Situasi dan kondisi lingkungan kerja yang pasif 3. Penilaian masyarakat terhadap perilaku aparatur 4. Keterbukaan atau adanya transparansi kebijakan

1. Tingkatkan kualitas dengan

mengoptimalkan jumlah pegawai melalui kewenangan yang ada.

2. Jadikan disiplin sebagai alat untuk menopang situasi dan kondisi lingkungan kerja yang pasif.

1. Kualitas SDM ditingkatkan untuk mengatasi permasalahan yang muncul.

2. Tingkatkan dana untuk usaha

memperbaiki image dan wibawa pemerintah di mata masyarakat.

Selanjutnya berdasarkan hasil analisis SWOT dilakukan Analisis Stratejik dan Pilihan (ASAP) untuk memperoleh faktor Kunci Keberhasilan (FKK).

(49)

Tabel 4. Analisis Faktor Kunci Keberhasilan (FKK)

KETERKAITAN DENGAN

VISI MISI NILAI-NILAI

STRATEGI

1 1 2 3 4 1 2 3 4

Faktor FPK STRATEGI (SO)

1. Mempersiapkan pegawai yang ada untuk menunjang pelaksanaan good governance

2. Meningkatkan disiplin dalam melaksanakan UU No. 33/2004 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 4 2 3 3 3 2 4 20 (VII) 27 (II) STRATEGI (WO)

1. Meningkatkan kualitas SDM aparatur untuk menunjang otonomi daerah

2. Melengkapi sarana dan prasarana untuk menopang UU No. 33/2004 3 3 1 3 2 3 2 3 1 3 2 3 2 3 3 3 2 3 17 (VIII) 26 (III) STRATEGI (ST)

1. Tingkatkan Kualitas SDM dengan mengoptimalkan jumlah pegawai melalui kewenangan yang luas dari otonomi daerah.

2. Jadikan disiplin sebagai alat untuk menopang situasi dan kondisi lingkungan kerja yang pasif.

4 3 3 2 4 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 30 (I) 22(V) STRATEGI (WT)

1. Kualitas SDM ditingkatkan untuk mengatasi permasalah yang muncul.

2. Tingkatkan dana untuk usaha memperbaiki image dan wibawa pemerintah di mata masyarakat

3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 25 (IV) 12 (VI)

(50)

11. Faktor Kunci Keberhasilan (FKK)

Untuk memberi fokus dan memperkuat rencana yang memperjelas hubungan antara misi dengan tujuan maka dipilih faktor-faktor penentu keberhasilan (Critical Success Factor (CSF), yang dikembangkan dari strategi alternatif, sebagai berikut : 1. Meningkatkan Sumber Daya Aparatur untuk meningkatkan pelayanan publik

dengan mengoptimalkan kinerja pegawai melalui kewenangan yang luas;

2. Meningkatkan disiplin dalam mewujudkan good governance sebagai peluang diberikannya kewenangan yang lebih luas dalam menentukan kebijakan;

3. melengkapi sarana dan prasarana Dinas Pendidikan Nasional untuk menopang dan mengatasi permasalahan yang muncul;

4. Kualitas SDM ditingkatkan untuk mengatasi permasalahan yang muncul;

5. Jadikan disiplin sebagai alat untuk menopang situasi dan kondisi lingkungan kerja yang pasif;

6. Tingkatkan dana untuk usaha memperbaiki image dan wibawa pemerintah di mata masyarakat;

7. mempersiapkan pegawai yang ada untuk menunjang pelaksanaan good governance;

8. meningkatkan Kualitas SDM Aparatur untuk menunjang otonomi daerah.

Tujuan

Penerapan tujuan menjadi tolok ukur kinerja organisasi dari 8 (delapan) FKK, maka dipilih 3 (tiga) FKK sebagai proses pembelajaran untuk diuraikan lebih lanjut dengan membandingkan misi-misi yang akan dilaksanakan yaitu :

(51)

Formulasi Perumusan Tujuan FKK

MISI

1. Meningkatkan Kualitas Sumber daya Aparatur untuk meningkatkan pelayanan publik dengan mengoptimalkan kinerja pegawai melalui kewenangan yang luas;

2. Meningkatkan disiplin dalam mewujudkan good governance sebagai peluang diberikannya kewenangan yang lebih luas dalam menentukan kebijakan;

3. Melengkapi sarana dan prasarana Dinas Pendidikan Nasional untuk menopang dan mengatasi permasalahan yang muncul.

TUJUAN

1. Meningkatkan sistem

penyelenggaraan pendidikan pada jalur, jenis dan jenjang pendidikan secara demokratis;

2. Meningkatkan pembinaan pendidikan masyarakat, pemuda dan olahraga secara merata, jujur, dan adil;

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi agar terwujudnya masyarakat yang tangguh, dinamis, kreatif, sanggup bersaing dalam menyongsong globalisasi diberbagai bidang;

4. meningkatkan manajemen pendidikan dengan cara mengikuti sertakan semua komponen proses dan hasil pendidikan.

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur untuk meningkatkan kinerja;

2. Terpenuhinya sarana dan prasarana Dinas Pendidikan Nasional.

Sasaran

Dari tujuan yang telah ditetapkan, maka dipilih satu tujuan dan dapat diuraikan dalam sasaran, yaitu :

(52)

Berdasarkan tujuan sasaran yang telah dicapai, maka dapat dirumuskan strategi organisasi dalam kebijakan dan program sebagai berikut :

Strategi Organisasi Dalam Menentukan Kebijakan dan Program

5. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan 30 % Tahun 2007. 4. Tercapainya pemerataan kesempatan belajar 25 % Tahun 2007; 3. Tercapainya peningkatan kesejahteraan aparatur 20 % Tahun 2006;

2. Terwujudnya penempatan aparatur yang sesuai dengan bidang dan keahlian 30 % secara bertahap Tahun 2007;

1. Tercapainya peningkatan kualitas aparatur Dinas Pendidikan Nasional secara bertahap tenaga teknis 6 orang dan 3 orang tenaga managerial pada Tahun 2006;

(53)

RENCANA STRATEJIK Tahun 2006 s/d 2010 Instansi : Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur

Visi : “Terwujudnya penyelenggaraan pendidikan di barito timur yang maju, mandiri dan demokratis untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, beriman dan bertaqwa tahun 2010”

Misi : 1. Meningkatkan sistem penyelenggaraan pendidikan pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan secara demokratis;

2. Meningkatkan pembinaan pendidikan masyarakat, pemuda dan olahraga secara merata, jujur dan adil; 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi agar terwujudnya masyarakat yang tangguh, dinamis, kreatif, sanggup bersaing dalam menyongsong globalisasi

diberbagai bidang;

4. Meningkatkan manajemen pendidikan cara mengikut sertakan semua komponen proses dan hasil pendidikan.

SASARAN STRATEGI

TUJUAN

URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KET

1 2 3 4 5 6 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur untuk meningkatkan kinerja 1. Peningkatan kualitas Sumber daya Aparatur untuk 6 orang tenaga struktural dan 3 orang tenaga managerial Dinas Pendidikan Nasional 1.1Tercapainya peningkatan kualitas aparatur Dinas Pendidikan Nasional secara bertahap tenaga teknis 6 orang dan 3 orang tenaga managerial pada tahun 2006 1.2Terwujudnya

penempatan aparatur yang sesuai dengan

1.1.1Memperbaiki komposisi aparatur dengan cara merekrut 1.1.2Peningkatan kualitas pegawai 1.2.1Peningkatan kesejahteraan pegawai 1.2.2Peningkatan kesejahteraan keluarga pegawai 1. Penambahan pegawai 2. Pengembangan pengetahuan Diklat teknis 6 orang dan manajerial 3 orang 3. Studi banding 4. Seminar 5. Magang 1. Pemberian insentif 2. Pemberian beasiswa

Gambar

Gambar 1. Unsur Pembangunan Learning Organization (Senge dalam  Tjokroamidjojo, 2005) VISI BERSAMA  TIM  PEMBELAJAR KEAHLIAN PERSONAL DIALOG MODEL MENTAL
Gambar 1. Organisasi Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten  Barito Timur
Tabel 1.  Sumberdaya Aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur  No.  Jenis Pendidikan / Eselon / Golongan / Penjenjangan  Jumlah
Gambar 2. Solusi terhadap masalah harus bersifat fundamental solution, tidak  bersifat symptomatic solution
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal Wajib Pajak menolak menandatangani BA Pelaksanaan Permintaan Penjelasa maka Account Representative/Pelaksana Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan membuat

Manfaat studi penelusuran menurut Setiawan dan Muntaha (2000, h. 68) adalah sebagai bahan masukan untuk perbaikan proses belajar mengajar; sebagai bahan untuk

Tugas Akhir dengan judul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Kasir (SIKASIR) Berbasis Mobile” ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

Untuk mengantisipasi hal ini, diperlukan suatu pendekatan yang tepat, sehingga dapat menciptakan suatu layanan yang memiliki nilai bagi entitas mahasiswa dan entitas lainnya

* Denyut jantung systolic menyebabkan sisi kiri jantung berkontraksi dan mengirim darah melalui klep aortic yang memisahkan ventricle kiri dan aorta. * Darah lewat melalui aorta

Menurut Woodward (Romanyshyn 1971:6), diakonia karitatif cenderung mempertahankan status quo, ideologi, dan teologinya, karena kemiskinan tidak terhindarkan, karena

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel religusitas dan label halal berpengaruh secara positif dan signifikan dalam mempengaruhi keputusan konsumen