• Tidak ada hasil yang ditemukan

metode eksplorasi geologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "metode eksplorasi geologi"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan

untuk

mengumpulkan

data/informasi

selengkap mungkin tentang keberadaan

sumberdaya alam di suatu tempat. Kegiatan

eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum

pengusahaan bahan tambang dilaksanakan

mengingat keberadaan bahan galian yang

penyebarannya tidak merata dan sifatnya

sementara yang suatu saat akan habis

tergali.

Eksplorasi geologi = ekplorasi langsung.

(3)

Metode eksplorasi

1. metode tidak langsung

2. metode langsung

PEMBAHASAN

Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah permukaan, terhadap endapan yang dicari, serta dapat dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling terhadap objek yang dianalisis.

(4)

Beberapa metode (aspek) yang akan

dipelajari sehubungan dengan Metode

Eksplorasi Langsung ini adalah :

Pemetaan geologi/alterasi.

Tracing float

, paritan, dan sumur uji

.

Sampling (pengambilan dan preparasi

conto).

Pemboran eksplorasi dan

sampling

(5)

Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan

pendataan

informasi-informasi

geologi

permukaan dan menghasilkan suatu bentuk

laporan berupa peta geologi yang dapat

memberikan gambaran mengenai penyebaran

dan susunan batuan.

hal-hal yang perlu dilakukan dalam pemetaan

geologi adalah:

1.

Singkapan

2.

Lintasan

3.

Interprestasi dan informasi data

(6)

Pengamatan-pengamatan yang dapat

dilakukan pada suatu singkapan antara lain :

Pengukuran jurus dan kemiringan (

strike

&

dip

)

lapisan yang tersingkap.

Pengukuran dan pengamatan struktur-struktur

geologi (

minor

atau

major

) yang ada.

Pemerian (deskripsi) singkapan, meliputi

kenampakan megaskopis, sifat-sifat fisik,

tekstur, mineral-mineral

utama/sedikit/aksesoris, fragmen-fragmen,

serta dimensi endapan.

(7)

Dalam melakukan pemetaan geologi yang

sistematis, dibutuhkan lintasan-lintasan

pengamatan yang dapat mencakup seluruh

daerah pemetaan. Perencanaan lintasan tersebut

sebaiknya dilakukan setelah gambaran umum

seperti kondisi geologi regional dan geomorfologi

daerah diketahui, agar lintasan yang

direncanakan tersebut efektif dan representatif.

Secara umum lintasan (

traverse

) pemetaan ada

2 (dua), yaitu lintasan terbuka dan lintasan

tertutup.

(8)

Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi/alterasi antara lain :

 Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).  Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan,

bijih, atau batubara.

 Penyebaran dan pola alterasi yang ada.

 Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi

(stratigrafi atau formasi).

 Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi

daerah.

 Informasi-informasi pendukung lainnya seperti

geomorfologi, kondisi geoteknik dan hidrologi.

 Bangunan-bangunan, dll.

(9)

Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik,

maka dapat memberikan manfaat antara lain :

Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan)

dapat diketahui (diperkirakan).

Dapat disusun model geologi endapan yang

bersangkutan.

Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar

zona

bijih/endapan)

dapat

dihindarkan

(efisiensi).

Daerah-daerah

yang

belum

dieksplorasi

(dipelajari) dapat diketahui dengan pasti.

(10)

Tracing float

Float

adalah

fragmen-fragmen

atau

pecahan-pecahan (potongan-potongan) dari

badan bijih yang lapuk dan tererosi. Akibat

adanya gaya gravitasi dan aliran air, maka

float

ini ditransport ke tempat-tempat yang

lebih rendah (ke arah hilir).

(11)

Gambar Sketsa konseptual

pengerjaan metode

tracing float

dan

tracing with

panning

(12)

Informasi-informasi yang perlu diperhatikan

adalah :

Peta jaringan sungai.

Titik-titik (lokasi) pengambilan

float

.

Titik-titik informasi dimana

float

termineralisasi/tidak termineralisasi.

Titik-titik informasi kuantitas dan kualitas

float

.

(13)

Trenching

(pembuatan paritan) merupakan salah

satu cara dalam observasi singkapan atau dalam

pencarian sumber (badan) bijih/endapan.

Pembuatan

trenching

(paritan) ini dilakukan dengan

kondisi umum sebagai berikut :

Terbatas pada

overburden

yang tipis,

Kedalaman penggalian umumnya 2–2,5 m (dapat

dengan tenaga manusia atau dengan menggunakan

eksavator/

back hoe

),

Pada kondisi lereng (miring) dapat dibuat mulai dari

bagian yang rendah, sehingga dapat terjadi

mekanisme

self drainage

(pengeringan langsung).

2. Trenching

(pembuatan

paritan)

(14)

Test pit (sumur uji) merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih (> 2,5 m). Pada umumnya suatu deretan (series) sumur uji dibuat searah jurus, sehingga pola endapan dapat dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal.

Sumur uji berhubungan dengan:

Pada endapan berlapis, tujuan untuk menemukan jenis litologi. Biasanya

sumur uji dibuat dengan kedalaman sampai menembus keseluruhan lapisan endapan yang dicari, misalnya batubara dan mineralisasi berupa urat (vein).

Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau

residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.

(15)

Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

ketebalan horizon B (zona laterit/residual),

ketinggian muka airtanah,

kemungkinan munculnya gas-gas

berbahaya (CO

2

, H

2

S),

kekuatan dinding lubang, dan

kekerasan batuan dasar.

(16)

Metode sampling terdiri dai:

a.

Konsep sampling

1). Pada endapan berbentuk urat

2). Pada endapan statoform

3). Pada endapan sedimen

4). Pada endapan porfiri

b.

Grab sampling

c.

Bulk sampling

d.

Chip sampling

e.

Chanel sampling

(17)

Sampling dapat dilakukan karena beberapa alasan (tujuan) maupun tahapan pekerjaan (tahapan eksplorasi, evaluasi, maupun

eksploitasi).

 Selama fase eksplorasi sampling dilakukan pada badan bijih

(mineable thickness) dan tidak hanya terbatas pada zona

mineralisasi saja, tetapi juga pada zona-zona low grade maupun

material barren, dengan tujuan untuk mendapatkan batas yang jelas antara masing-masing zona tersebut.

 Selama fase evaluasi, sampling dilakukan tidak hanya pada zona

endapan, tapi juga pada daerah-daerah di sekitar endapan dengan tujuan memperoleh informasi lain yang berhubungan dengan

kestabilan lereng dan pemilihan metode penambangan.

 Sedangkan selama fase eksploitasi, sampling tetap dilakukan

dengan tujuan kontrol kadar (quality control) dan monitoring front kerja (kadar pada front kerja yang aktif, kadar pada bench open pit, atau kadar pada umpan material).

(18)

Pemilihan metode sampling dan jumlah conto

yang akan diambil tergantung pada beberapa

faktor, antara lain :

Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran

endapan.

Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi,

Lokasi pengambilan conto (pada zona mineralisasi,

alterasi, atau

barren

),

Kedalaman pengambilan conto, yang berhubungan

dengan letak dan kondisi batuan induk.

(19)

1). Pada endapan berbentuk urat

 Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.

 Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar sehingga diperlukan sample dengan

volume yang besar agar representatif.

 Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit (jika dibandingkan dengan bukaan

stope) sehingga rentan dengan dilution.

 Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser (regangan),

sehingga pada kondisi ini memungkinkan terjadinya efek dilution pada batuan samping, sehingga batuan samping perlu dilakukan sampling.

 Perbedaan assay (kadar) antara urat dan batuan samping pada umumnya tajam,

berhubungan dengan kontak dengan batuan samping, impregnasi pada batuan samping, serta pola urat yang menjari (bercabang), sehingga dalam sampling perlu dicari dan ditentukan batas vein yang jelas.

 Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang terbatas, serta

mempunyai kadar yang sangat erratic (acak/tidak beraturan) dan sulit diprediksi, sehingga diperlukan sampling dengan interval yang rapat.

 Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle, sehingga cukup sulit untuk mencegah

terjadinya bias akibat variabel kuantitas per unit panjang sulit dikontrol.

 Sampling lanjutan kadang-kadang terbatas terhadap jarak (interval), karena pada

umumnya harus dilanjutkan melalui pemboran inti. 

Aspek karakteristik endapan untuk

tujuan sampling ini dapat dijelaskan

sebagai berikut :

(20)

Karakteristik umum tipe endapan ini yang berhubungan dengan metode sampling antara lain :

 Mempuyai ketebalan yang cukup besar.

 Mempunyai penyebaran lateral yang cukup luas.

 Kadang-kadang diganggu oleh struktur geologi atau tektonik yang kuat, sehingga

dapat menimbulkan masalah dalam sampling.

 Arah kecenderungan kadar relatif seragam dan dapat diprediksi, namun

kadang-kadang dapat terganggu oleh adanya remobilisasi, metamorfisme, atau berbentuk urat.

 Perubahan-perubahan gradual atau sistematis dalam kadar harus diikuti oleh

perubahan dalam interval sampling.

 Dalam beberapa kondisi mungkin terdapat mineralisasi yang berbutir halus dan

kemudian berpengaruh pada besar volume material yang dilakukan sampling.

 Pada tipe hosted by meta-sediment, perlu diperhatikan variabel ukuran conto

akibat perubahan ukuran, kekerasan batuan, atau nugget effect.

 Setempat dapat terjadi perubahan kadar yang moderat dan dapat menyebabkan

kesalahan pada sampling yang signifikan.

Cut off kadar dapat gradasional (tidak konstan).

(21)

Pada tipe endapan ini, termasuk endapan batubara, ironstones, potash, gipsum, dan garam, yang mempunyai karakteristik :

 Mempuyai kontak yang jelas dengan batuan samping.

 Mempunyai fluktuasi perubahan indikator kualitas yang bersifat

gradual.

Sampling sering dikontrol oleh keberadaan sisipan atau parting

dalam batubara, sehingga interval sampling lebih bersifat ply per ply.

 Perubahan (variasi) ketebalan lapisan yang cenderung gradual,

sehingga anomali-anomali yang ditemukan dapat diprediksi lebih awal (washout, sesar, perlipatan, dll.), sehingga pola dan

kerapatan sampling disesuaikan dengan variasi yang ada.

 Rekomendasi pola sampling (strategi sampling) adalah dengan

interval teratur secara vertikal, bed by bed (atau ply by ply), atau jika relatif homogen dapat dilakukan secara komposit.

(22)

Karakteristik umum dari tipe endapan ini yang perlu diperhatikan adalah :

 Mempuyai dimensi yang besar, sehingga sampling lebih

diprioritaskan dengan pemboran inti (diamond atau

percussion).

 Umumnya berbentuk non-tabular, umumnya mempunyai

kadar yang rendah dan bersifat erratic, sehingga kadang-kadang dibutuhkan conto dalam jumlah (volume) yang

besar, sehingga kadang-kadang dilakukan sampling melalui

winze percobaan, adit eksplorasi, dan paritan.

 Zona-zona mineralisasi mempunyai pola dan variabilitas

yang beragam, seperti tipe disseminated, stockwork, vein, atau fissure, sehingga perlu mendapat perhatian khusus dalam pemilihan metode sampling.

(23)

metode grab sampling ini merupakan teknik sampling

dengan cara mengambil bagian (fragmen) yang berukuran besar dari suatu material (baik di alam maupun dari suatu tumpukan) yang mengandung mineralisasi secara acak (tanpa seleksi yang khusus).

Beberapa kondisi pengambilan conto dengan teknik grab sampling ini antara lain :

 Pada tumpukan material hasil pembongkaran untuk

mendapatkan gambaran umum kadar.

 Pada material di atas dump truck atau belt conveyor pada

transportasi material, dengan tujuan pengecekan kualitas.

 Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka

kerja untuk memperoleh kualitas umum dari material yang diledakkan, dll.

(24)

Bulk sampling

(conto ruah) ini merupakan

metode sampling dengan cara mengambil

material dalam jumlah (volume) yang besar, dan

umum dilakukan pada semua fase kegiatan

(eksplorasi sampai dengan pengolahan).

Metode

bulk sampling

ini juga umum dilakukan

untuk uji metalurgi dengan tujuan mengetahui

recovery

(perolehan) suatu proses pengolahan.

Sedangkan pada kegiatan eksplorasi, salah satu

penerapan metode

bulk sampling

ini adalah

dalam pengambilan conto dengan sumur uji

(25)

Chip sampling (conto tatahan) adalah salah satu metode sampling dengan cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur (dengan lebar 15 cm) yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat.

Chanel sampling

Channel sampling adalah suatu metode (cara)

pengambilan conto dengan membuat alur (channel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih (mineralisasi). Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan. Gambar chanel sampling pada urat dan pada endapan berlapis

(26)

Dalam melakukan perencanaan pemboran,

hal-hal yang perlu diperhatikan dan

direncanakan dengan baik adalah :

kondisi geologi dan topografi,

tipe pemboran yang akan digunakan,

spasi pemboran,

waktu pemboran, dan

pelaksana (kontraktor) pemboran.

(27)

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat pemboran :

 tujuan (open hole – coring),

 topografi dan geografi (keadaan medan, sumber air),  litologi dan struktur geologi (kedalaman pemboran,

pemilihan mata bor),

 biaya dan waktu yang tersedia, serta  peralatan dan keterampilan

Hasil yang diharapkan dari pemboran eksplorasi, antara lain :

 identifikasi struktur geologi,

 sifat fisik batuan samping dan badan bijih,  mineralogi batuan samping dan badan bijih,  geometri endapan,

 sampling, dll.

Umumnya mekanisme pemboran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu rotary drilling, percussive drilling, dan

(28)

Pada prinsipnya pemboran adalah suatu kegiatan

pembuatan lubang berdiameter kecil pada suatu

target eksplorasi dengan kedalaman mencakup

ratusan meter untuk memperoleh data yang

representatif.

Pemboran auger

Auger

adalah bor tangan dengan tangkai yang

dilengkapi spiral untuk membawa material halus

ke permukaan, biasanya digunakan untuk

endapan plaser.

Rotary drilling

Rotary drilling

adalah metode pemboran

non-coring

dan tidak sebanding jika pemboran

dilakukan pada batuan dengan kekerasan

halus-sedang seperti batugamping atau batulumpur.

(29)

Percussive drilling

Pada dasarnya alat ini menggunakan

kompresor udara dan ukurannya

bervariasi dari kecil (bor tangan) sampai

alat bor besar dengan rata-rata

kedalaman pemboran ratusan meter

Secara umum alat ini dapat dibagi dalam

dua tipe, yaitu : 

Down-the-hole hammer drills

(30)

Gambar

Gambar  Sketsa konseptual  pengerjaan metode

Referensi

Dokumen terkait