• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pornografi Dalam Karikatur Cover Majalah Tempo. Tamansari No. 1 Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pornografi Dalam Karikatur Cover Majalah Tempo. Tamansari No. 1 Bandung"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pornografi Dalam Karikatur Cover Majalah Tempo

¹Nico Maulana, ²Ferry Darmawan 1,2

Bidang Kajian Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116

e-mail: ¹nicomaulana.1992@gmail.com, ²ferrydarma_1@yahoo.com

Abstrak. Majalah sebagai media komunikasi massa dapat saja memiliki unsur pornografi yang berupa

gambar, sketsa, ilustrasi, foto dan tulisan. Adapun bagian majalah yang menjadi perhatian di sini yaitu pada bagian cover. Pada penelitian ini peneliti hendak mengungkap makna pornografi yang terkandung pada cover majalah tempo edisi “Nasabah Kakap Malinda” dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotika Charles Sanders Peirce, yaitu untuk mengetahui makna yang terkandung pada cover tersebut dengan teori segitiga makna yang terdiri dari tanda, acuan tanda, dan penggunaan tanda. Dengan menggunakan teori segitiga makna dari Peirce, peneliti mendapatkan bahwa dalam penelitian ini tanda yang terkandung dalam cover tersebut adalah argument sign. Sementara acuan tandanya berupa rambut Malinda yang digambarkan menjadi ular, jenderal polisi, pengacara kondang, pengusaha, tangan-tangan yang berusaha menggapai payudara milik Malinda Dee, belahan payudara yang ditonjolkan, dan baju ketat yang menonjolkan payudara yang besar. Untuk penggunaan tanda, peneliti dan narasumber memiliki perspektif yang sama, yaitu memaknai gambar cover ini termasuk ke dalam pornografi. Karena telah jelas tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2008 tentang pornografi, segala bentuk tentang menyajikan secara eksplisit ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan dan menyajikan secara eksplisit alat kelamin itu termasuk ke dalam pornografi.

Kata kunci: Pornografi, Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce, Majalah Tempo

Abstract. Magazine as a medium of mass communication may have an element of pornography in the

form of drawings, sketches, illustrations, photographs and writings. And one of the magazine’s elements that will become the main concern here is the cover. In this study the author wanted to reveal the meaning of pornography at the cover of Tempo magazine in "Nasabah Kakap Malinda" edition. In this study, the author used qualitative methods with semiotics approach by Charles Sanders Peirce, namely to know the meaning contained in the cover with triangle meaning theory, which consists of sign, object, and interpretan. By using the triangular theory of meaning of Peirce, the author found that the signs contained at the cover are arguments sign. While the object is described in the form of Malinda’s hair turns into snakes, police general, famous lawyer, businessman, hands trying to reach the breast belongs to Malinda Dee, cleavage is highlighted, and leotards which feature large breasts. As for the interpretan, the author and the informant have the same perspective, which is to interpret the cover image is included in the pornography. Because it has been clearly stated in the Law of the Republic of Indonesia Number 44 of 2008 on pornography, all forms of explicit nudity or present an impressive display of nudity and the explicit present of genitals is belong to the pornography.

Keywords: Pornography, Semiotics Analysis of Charles Sanders Peirce, Tempo Magazine

A. Pendahuluan

Majalah sebagai salah satu media komunikasi massa dapat saja memiliki unsur pornografi yang berupa gambar, sketsa, ilustrasi, foto dan tulisan. Adapun bagian majalah yang menjadi perhatian di sini yaitu pada bagian cover, sebab cover merupakan halaman depan yang membuat identitas perusahaan dan menghimpun isi pemberitaan verbal dan visual yang berkaitan dengan materi pemberitaan agar dapat menarik para pembaca.

Pornografi pada umumnya adalah perbuatan dengan segala bentuk caranya dan yang berhubungan dengan gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar

(2)

bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui bentuk media komunikasi yang dapat merangsang nafsu seksual pada pembaca dan penontonnya.

Pornografi sendiri merupakan suatu hal yang dilarang di Indonesia, bahkan hal tersebut diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi. Yang spesifiknya terkandung dalam Bab 2 tentang Larangan dan Pembatasan pornografi, tepatnya pada pasal 4 ayat 1 dan 2.

Pada ayat 1 menjelaskan setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang secara eksplisit yang terkadung pada poin d dan e yang memuat d. ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; e. alat kelamin. Sedangkan pada ayat 2 menjelaskan setiap orang dilarang menyediakan jasa pornografi yang menyajikan secara eksplisit ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan dan menyajikan secara eksplisit alat kelamin. berkenaan dengan publikasi tulisan yang melanggar kesusilaan.

Selain dalam dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi, pengaturan jurnalistik Indonesia juga memiliki larangan yang berkenaan dengan publikasi materi yang melanggar kesusialaan yaitu pada butir 4 Kode Etik Wartawan Indonesia menyatakan “Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.

Butir 20 Kode Etik AJI menyatakan: “Jurnalis tidak menyajikan berita dengan mengumbar kecabulan, kekejaman kekerasan fisik dan seksual”.

Karena penelitian ini hendak mengungkap makna pornografi yang terkandung dalam visualisasi cover majalah Tempo edisi “Nasabah Kakap Malinda”, maka peneliti menggunakan pendekatan analisis semiotika yang merupakan analisis terhadap tanda-tanda yang bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah Pemaknaan Pornografi dalam Karikatur Cover Majalah Tempo Edisi 11-17 April 2011 ditinjau dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi.

B. Landasan Teori

Majalah adalah sebuah media publikasi atau terbitan secara berkala yang memuat artikel – artikel dari berbagai penulis (Assegaff, 1983 : 127). Selain memuat artikel, Majalah juga merupakan publikasi yang berisi cerita pendek, gambar, review, ilustrasi atau fitur lainnya yang mewarnai isi dari majalah. Oleh karena itu, majalah dijadikan salah satu pusat informasi bacaan yang sering dijadikan bahan rujukan oleh para pembaca dalam mencari sesuatu hal yang diinginkannya.

Karikatur adalah gambar atau penggambaran suatu objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun, karena karikatur tidak membentuk cerita sebagaimana kartun, namun karikatur dapat menjadi kartun, misalnya dalam kartun editorial (Suprana, J, 2009: 14-15)

Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. (dalam UU Republik Indonesia).

(3)

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi. Yang spesifiknya terkandung dalam Bab 2 tentang Larangan dan Pembatasan pornografi, tepatnya pada pasal 4 ayat 1 dan 2.

Pada ayat 1 menjelaskan setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang secara eksplisit yang terkadung pada poin d dan e yang memuat d. ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; e. alat kelamin. Sedangkan pada ayat 2 menjelaskan setiap orang dilarang menyediakan jasa pornografi yang menyajikan secara eksplisit ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan dan menyajikan secara eksplisit alat kelamin. berkenaan dengan publikasi tulisan yang melanggar kesusilaan. (dalam UU Republik Indonesia).

Pengaturan jurnalistik Indonesia yang berkenaan dengan publikasi materi yang melanggar kesusialaan antara lain:

1. Pasal 282 dan 283 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang mengancam siapa saja yang menyiarkan, mempertunjukkan, atau menempelkan di muka umum tulisan, gambaran, atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan (Budairy. 2002).

2. Butir 4 Kode Etik Wartawan Indonesia menyatakan “Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.

3. Butir 20 Kode Etik AJI menyatakan: “Jurnalis tidak menyajikan berita dengan mengumbar kecabulan, kekejaman kekerasan fisik dan seksual”.

C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Untuk mempermudah penguraian, sebelum memulai analisis, peneliti akan memaparkan terlebih dahulu bagaimana cover majalah tersebut. Dalam gambar di bawah ini, seluruh gambar tersebut dipertimbangkan sebagai bahan analisis. Berikut cover majalah tersebut tersebut.

1. Tanda (Sign) pada Gambar Cover Majalah Tempo Edisi “Nasabah Kakap Malinda”

Dalam penelitian ini yang dimaksud tanda atau sign adalah gambar Cover Majalah Tempo edisi “Nasabah Kakap Malinda tersebut. Karena gambar tersebut ditangkap oleh

(4)

panca indera manusia, yaitu mata dan gambar itu masih merujuk hal lain berupa makna tertentu yang ingin disampaikan.

pada Cover Majalah Tempo Edisi “Nasabah Kakap Malinda”. Pada gambar pertama ini, ingin memperlihatkan sebuah payudara yang besar sehingga memperlihatkan belahan pada payudara tersebut, dan pada gambar kedua, ingin memperlihatkan payudara yang besar milik Malinda Dee dengan menggunakan baju yang ketat. Pada kedua potongan gambar ini termasuk ke dalam argument sign, yaitu tanda yang merupakan kesimpulan seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu.

2. Objek (Object) pada Gambar Cover Majalah Tempo Edisi “Nasabah Kakap Malinda”

Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Objek itu sendiri, melibatkan tiga unsur mendasar dalam teori segi tiga makna: simbol itu sendiri, satu rujukan atau lebih dan hubungan antara simbol dengan rujukan (Sobur, 2003 : 156). Di sini dapat dilihat, bahwa hubungan antara simbol sebagai penanda dengan sesuatu yang ditandakan (petanda) sifatnya konfensional. Berdasarkan konvesi tersebut, Alex Sobur (2003 : 156) memaparkan, masyarakat pemakainya menafsirkan ciri hubungan antara simbol dengan objek yang diacu dan menafsirkan maknanya. Objek merupakan benda-benda atau dikomposisikan sedemikian rupa sehingga dapat diasosiasikan dengan ide-ide tertentu dan merupakan Point of interpent atau pusat perhatian dalam foto/gambar. Acuan tanda pada gambar Cover Majalah Tempo Edisi “Nasabah Kakap Malinda” merupakan makna dari setiap potongan gambar dalam gambar tersebut.

Object atau acuan tanda yang terdapat di dalam Karikatur Cover Majalah Tempo Edisi 11-17 April 2011 berupa rambut Malinda yang digambarkan menjadi ular, jenderal polisi, pengecara kondang, pengusaha, tangan-tangan yang berusaha menggapai buah dada milik Malinda Dee, belahan payudara yang ditonjolkan, dan baju ketat yang menonjolkan payudara yang besar.

3. Penggunaan Tanda (Interpretant) pada Gambar Cover Majalah Tempo Edisi “Nasabah Kakap Malinda”

Pada cover Majalah Tempo edisi 11-17 April 2011 ini Malinda digambarkan dengan menggunakan baju yang ketat dan memiliki sebuah payudara yang besar sehingga memperlihatkan belahan pada payudaranya.

Pada potongan gambar tersebut, telah menunjukan sebuah tanda pornografi, karena pada gambar ini menunjukkan salah satu bagian tubuh wanita yaitu bagian payudara. Di sini Dr. Siti Rodiah, S.H., M.H. sebagai narasumber pada penelitian ini menyebutkan gambar tersebut termasuk kedalam pornografi karena telah mengeksplor bagian tubuh wanita. Dalam hal ini beliau menyebutkan bahwa gambar ini termasuk pada pornografi karena pada bagian perempuan ada unsur mengeksplor bagian tubuhnya yaitu bagian payudara, pada undang-undang sudah diatur tidak boleh untuk mengeksplornya tapi mengapa ini bisa ditampakkan sedemikian rupa. Padahal peraturanya sudah ada tapi mengapa peraturan tersebut tidak bisa digunakan seefektif mungkin. Berarti disini tidak ada kontrol baik dari pemerintah dan pemilik usaha itu sendiri tidak memperhatikan bagaimana dari suatu berita itu sendiri akan dibaca oleh pihak lain dan dampaknya karena sebelum melihat dari dalamnya sedangkan dari luar sudah demikian berarti

(5)

dampaknya akan berbeda. Misalkan seperti ibu “ah takut ah di luarnya sudah seperti ini apalagi di dalamnya takutnya lebih-lebih”

Pornografi sendiri merupakan suatu hal yang dilarang di Indonesia, bahkan hal tersebut diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi. Yang spesifiknya terkandung dalam Bab 2 tentang Larangan dan Pembatasan pornografi, tepatnya pada pasal 4 ayat 1 dan 2.

Pada ayat 1 menjelaskan setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang secara eksplisit yang terkadung pada poin d dan e yang memuat d. ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; e. alat kelamin. Sedangkan pada ayat 2 menjelaskan setiap orang dilarang menyediakan jasa pornografi yang menyajikan secara eksplisit ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan dan menyajikan secara eksplisit alat kelamin. berkenaan dengan publikasi tulisan yang melanggar kesusilaan. (dalam UU Republik Indonesia)

Pornografi adalah sesuatu penampilan yang seronok yang dapat dilihat melalui tampilan media audio visual, media massa, iklan maupun berbagai jenis media lainnya yang menampakkan aurat dan bagian sensitif tubuh dari wanita maupun pria. Masyarakat secara umum menilai pornografi sebagai bentuk penyimpangan/kejahatan, karena bertentangan dengan hukum dan norma-norma yang hidup pada masyarakat. Perkataan, tulisan, gambar dan perilaku serta produk atau media-media yang bermuatan pornografi dipandang bertentangan dengan nilai moral dan rasa kesusilaan masyarakat. Sifat pornografi yang hanya menampilkan sensualitas, seks dan eksploitasi tubuh manusia ini dinilai masih sangat tabu oleh masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai moral dan agama. Permasalahan seks merupakan ruang yang sangat privasi dan bukan untuk dipertontonkan atau disebarluaskan pada semua orang.

D. Kesimpulan

Setelah penulis meneliti Karikatur Cover Majalah Tempo Edisi 11-17 April 2011, kemudian memaknai tanda-tanda yang terdapat dalam Karikatur Cover Majalah Tempo Edisi 11-17 April 2011 dengan menggunakan teori Charles Sanders Peirce. Makna-makna yang tersembunyi dalam Karikatur Cover Majalah Tempo Edisi 11-17 April 2011 yang dapat penulis ambil kesimpulannya dari penelitian ini adalah :

1. Tanda (Sign)

Sign atau tanda yang terdapat dalam Karikatur Cover Majalah Tempo Edisi 11-17 April 2011 adalah cover itu sendiri. Dari beberapa jenis pembagian tanda menurut Peirce, di dalam Karikatur Cover Majalah Tempo Edisi 11-17 April 2011 terdapat tanda yang berupa argument sign.

2. Acuan Tanda (Object)

Object atau acuan tanda yang terdapat di dalam Karikatur Cover Majalah Tempo Edisi 11-17 April 2011 berupa rambut Malinda yang digambarkan menjadi ular, jenderal polisi, pengecara kondang, pengusaha, tangan-tangan yang berusaha menggapai buah dada milik Malinda Dee, belahan payudara yang ditonjolkan, dan baju ketat yang menonjolkan payudara yang besar.

3. Penggunaan Tanda (Interpretant)

Interpretant atau penggunaan tanda adalah pemikiran konsep seseorang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau

(6)

makna yang berbeda dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Pada cover Majalah Tempo edisi 11-17 April 2011, Malinda digambarkan dari kepala hingga atas pinggul di tengah segerombolan lelaki atau nasabah kakap yang terlihat seperti jendral polisi, pengacara kondang dan pengusaha yang telah membantu.

Malinda digambarkan menggunakan baju ketat berwarna hitam, yang senada dengan rambut ularnya. Penekanan visualisasi seolah menggunakan sinar lampu putih diarahkan ke tubuh Malinda dengan belahan buah dadanya didekati para nasabah lelaki yang terpikat lantas membatu dan terdapat gambar tangan yang berupaya menggapai buah dada Malinda.

Pada cover Majalah Tempo edisi 11-17 April 2011 ini Malinda digambarkan memiliki sebuah payudara yang besar, sehingga memperlihatkan belahan pada payudara tersebut. Dan ingin memperlihatkan payudara yang besar milik Malinda Dee dengan menggunakan baju yang ketat.

Pada potongan gambar tersebut, telah menunjukkan sebuah tanda pornografi, karena pada gambar ini menunjukkan salah satu bagian tubuh wanita yaitu bagian payudara.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa cover Majalah Tempo edisi 11-17 April 2011 ini termasuk ke dalam pornografi. Hal ini dikarenakan telah jelas tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2008 tentang pornografi. Segala bentuk tentang menyajikan secara eksplisit ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan dan menyajikan secara eksplisit alat kelamin itu termasuk ke dalam pornografi.

Daftar Pustaka

Assegaf, Djafar. 1983. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: PT Ghalia.

.1991. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.

Moleong, Lexy J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Sobur, Alex. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suprana, J. (2009), Naskah-Naskah Kompas Jaya Suprana, Jakarta: Elex Media Komputindo

Tinarbuko, Sumbo. 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Sumber lain :

2011. Undang-Undang RI Tentang Pornografi dan Informasi dan Transaksi Elektronik. Yogyakarta : Pustaka Mahardika.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap waste dari alumunium foil dengan menggunakan diagram tulang ikan [2], memberikan

BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF BAHAN BAKAR (Variasi Jumlah Green Phoskko (GP-7) Sebagai Media Pengurai Terhadap Rendemen Dan Karakteristik Biogas Dari Biomassa Organik

didihnya 78,4°C Untuk mendapatkan etanol harus dengan beberapa proses yakni pengurangan kadar lignin, dilanjutkan dengan proses hidrolisis asam sulfat yang mengubah pati

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi empati adalah kemampuan individu yang melibatkan komponen kognitif dan afektif untuk menempatkan diri dalam

Adapun judul laporan akhir ini adalah “ Pemodelan Karakteristik Motor Dc Shunt, Motor Dc Seri, Dan Motor Dc Kompon Menggunakan Matlab Simulink ” , yang dibuat

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG KEPOK SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN SIRUP GLUKOSA DENGAN METODE HIDROLISIS.. MENGGUNAKAN