• Tidak ada hasil yang ditemukan

Haryanto* 1 SMPN 1 Moga, Pemalang. Dinas Pendidikan Kabupaten Pemalang. Banyumudal, Moga, Pemalang Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Haryanto* 1 SMPN 1 Moga, Pemalang. Dinas Pendidikan Kabupaten Pemalang. Banyumudal, Moga, Pemalang Indonesia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

208

Upaya Peningkatkan Minat dan Hasil Belajar

Vokal Group dengan Menerapkan Metode

Permodelan (Penelitian Tindakan Kelas pada

Siswa Kelas VIII B SMP N 1 Moga Tahun

2019)

Haryanto* 1

SMPN 1 Moga, Pemalang. Dinas Pendidikan Kabupaten Pemalang. Banyumudal, Moga, Pemalang 52354 Indonesia

*haryantospd64@gmail.com

Abstract. Tujuan penelitianini adalah untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar vokal group dengan menggunakan metode permodelan pada siswa kelas VIII B SMP N 1 Moga Pemalang. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan melalui dua siklus, setiap siklus terdiri dari: perencanaan, pengamatan, tindakan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi, observasi, penggunaan angket ,dan tes hasil belajar. Analisa data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil kegiatan pembelajaran vokal group dapat disimpulkan bahwa pembelajaran vokal group dengan metode permodelan memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa. Dari siklus 1 yang tuntas hanya 41% siswa namun pada siklus 2 mencapai 89% siswa. Selain itu penerapan metode permodelan mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan minat belajar siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa hasil kuesioner (angket) yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat berlatih vokal group dengan metode permodelan. Jadi Simpulan dari penelitian ini adalah metode permodelan dapat berpengaruh positif terhadap minat dan belajar vokal group pada siswa di SMPN 1 Moga Pemalang.

Kata kunci: minat, belajar, vocal group, dan metode permodelan.

1. Pendahuluan

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar menyampaikan materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi,

(2)

membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara atau metode mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 2 tahuan 1989 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan bangsa (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998: 3). Tujuan pendidikan nasional ini sangat luas dan bersifat umum sehingga perlu dijabarkan dalam Tujuan Institusional yang disesuaikan dengan jenis dan tingkatan sekolah yang kemudian dijabarkan lagi menjadi tujuan kurikuler yang merupakan tujuan kurikulum sekolah yang diperinci menurut bidang studi/mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran (Purwanto, 1988 :2).

Salah satu regulasi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah diberlakukannya Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP). Implementasi KTSP di sekolah menuntut para guru untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam suatu proses pembelajaran dibutuhkan suatu pendekatan tertentu agar dapat memperoleh hasil yang diharapkan. Pendekatan itu biasanya berupa metode yang dipilih dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan materi yang disajikan. Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan menyampaikan materi pelajaran.

Demikian juga dengan pembelajaran vokal group, siswa sebagian besar kurang berminat sehingga hasil belajar vokal group kurang memenuhi standar, buktinya ketika ada ulangan atau praktek vokal group hanya ada sekitar 40% yang mendapatkan nilai diatas KKM. Demikian juga setiap ada tugas unjuk kerja dalam bentuk kelompok hasilnya kurang maksimal dan tugas dikumpulkan tidak tepat waktu. Dengan menggunakan metode permodelan diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran vokal group sehingga dalam proses belajar mengajar mampu menyanyikan lagu dengan tepat sesuai dengan notasi yang dibacanya dan dapat menghasilkan produk suara sesuai dengan teknik menyanyi yang benar.

Berdasarkan hal tersebut di atas, guru lebih memfokuskan diri untuk merencanakan tindakan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas (PTK). PTK ini dilaksanakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar vokal group pada siswa kelas VIII B melalui metode permodelan. Dari beberapa tindakan perbaikan di atas diharapkan minat dan hasil belajar vokal group pada siswa kelas VIII B semakin meningkat, hal ini bisa dilihat dari hasil nilai ulangan semester di atas KKM dan siswa dapat menyanyikan sebuah lagu dalam bentuk vokal group dengan tepat.

Hasil penelitian ini dapat menambah kasanah ilmu pengetahuan yang dapat membantu penyelesaian masalah kesulitan belajar dalam bermain musik ansambel di sekolah menengah pertama dengan menggunakan metode tutor sebaya, bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan atau rujukan untuk meningkatkan proses pembelajaran ansambel di kelas, bagi siswa, meningkatkan pemahaman terhadap materi-materi dalam pelajaran seni musik (seni budaya) dan mengoptimalkan potensi diri yang dimiliki.

Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto, dalam Ari Asmoro: 2012: 7). Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang. Menurut Hardjana (1994), minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu (Lockmono, dalam Ari Asmoro: 2012: 8).

Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman (Hardjana, 1994). Menurut Gie (1998), minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan

(3)

sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah.

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap seni musik akan mempelajari seni musik dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran seni musik, dan bahkan dapat menemukan kesulitan–kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal-soal latihan dan praktek menyanyikan lagu dengan benar karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari seni musik. Siswa akan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya.

Minat berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah siswa mengerti (Hasnawiyah, 1994).

Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru (Slameto, 1995). Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa penyebabnya adalah kekurangan minat (Gie, 1998). Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang erat sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut. Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek tertentu, biasanya dapat membangkitkan minat pada objek tersebut. Jika seorang siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika siswa tidak berminat, maka perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya dia malas untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu mempengaruhi hasil belajarnya (Kartono, 1995).

Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar siswa, utamanya dengan yang berkaitan dengan bidang studi biologi. Minat sebagai aspek kewajiban bukan aspek bawaan, melainkan kondisi yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu minat sifatnya berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya.

Menurut Slameto (1995), ada faktor-faktor luar yang berpengaruh pada diri siswa yang dapat diatasi oleh guru di sekolah dengan cara: a) Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berserni, b)Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan, c) Mengembangkan kebiasaan yang teratur, d) Meningkatkan kondisi fisik siswa, e) Memepertahankan cita-cita dan aspirasi siswa, f) Menyediakan sarana oenunjang yang memadai.

Loekmono (1994), mengemukakan 5 butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yaitu : (a) Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran, (b) Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi, (c) Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi, (d) Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman, (e) Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.

Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar menurut (Sudarnoto, 1994), yaitu : (a) Mengarahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai, (b) Mengenai unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar, (c) Merencanakan aktivitas belajar dan mengikuti rencana itu, (d) Pastikan tujuan belajar saat itu misalnya; menyelesaikan PR atau laporan, (e) Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar, (f) Bersikaplah positif di dalam menghadapi kegiatan belajar, (g) Melatih kebebasan emosi selama belajar.

Siknner mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi minat belajar dan untuk dapat mempengaruhi minat siswa maka seorang pendidik

(4)

harus dapat mengubah proses belajar yang membosankan menjadi pengalaman belajar yang menggairahkan. Caranya antara lain sebagai berikut: (a) Materi yang dipelajari haruslah menjadi menarik dan menimbulkan suasana yang baru. Misalnya dalam bentuk permainan, diskusi atau pemberian tugas di luar sekolah sebagai variasi kegiatan belajar, (b) Materi peljaran menjadi lebih menarik apabila siswa mengetahui tujuan dari pelajaran itu,(c) Minat siswa terhadap pelajaran dapat dibangkitkan dengan variasi metode yang digunakan, (d) Minat siswa juga dapat dibangkitkan kalau mereka mengetahui manfaat atau kegunaan dari pelajaran itu bagi dirinya.

Selanjutnya Nasution dan kawan-kawan menjelaskan bahwa minat adalah sesuatu yang sangat penting bagi seseorang dalam melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat mewarnai perilaku seseorang, tetapi lebih dari itu minat mendorong orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyebabkan seseorang menaruh perhatian dan merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan.

Faktor yang mungkin terpenting dalam membangkitkan minat adalah pemberian kesempatan bagi siswa untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Seiring dengan pengalaman belajar yang menimbulkan kebahagiaan, minat anak akan terus tumbuh. Apabila anak memperoleh keterikatan kepada kegiatan-kegiatan dari pelajaran yang dialaminya, ia akan merasa senang. Oleh karena itu minat terhadap pelajaran harus ditimbulkan di dalam diri anak. Sehingga anak terdorong untuk mempelajari berbagai ilmu yang ada di kurikulum sekolah, semisal belajar vokal group.

Minat terhadap mata pelajaran memperbesar peluang hasil belajarnya. Selain itu dengan minatnya, anak akan menyukai pelajaran di sekolah. Denga demikian minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Seni Musik adalah juga kesukaan terhadap kegiatan-kegiatan dari suatu bidang pelajaran di sekolah. Berdasarkan hal tersebut di atas, minat merupakan suatu faktor yang berasal dari dalam diri manusia dan berfungsi sebagai pendorong dalam berbuat sesuatu yang akan terlihat dari indikator ”dorongan dari dalam”.”rasa senang”, ”memberi perhatian”, dan ”berperan serta dalam kegiatan”.

Minat sangat diperlukan sekali dalam proses pembelajaran vokal group, dari minat yang kuatlah akan muncul kemampuan siswa dapat menyanyikan suatu lagu dengan baik dan benar sesaui partitur. Karena itu, minat sangat diperlukan dan harus selalu ditingkatkan dalam pembelajaran vokal group.

Dalam Pembelajaran Pemodelan atau metode modeling adalah salah satu dari tujuh komponen pembelajaran kontekstual (Senduk dan Nurhadi, 2003, dalam digilip.unila.ac.id). Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu,ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan.Asumsi sistim nyata diwujudkan dari sistim nyata dengan menentukan faktor-faktor dominan (variabel, kendala, dan parameter) yang mengendalikan perilaku dari sistim nyata( Taha, 1992 dalam digilip.unila.ac.id)). Dalam operation research,yang dimaksudkan dengan model adalah representasi sederhana dari sesuatu yangnyata. Dengan pengertian ini menunjukkan bahwa model selalu tidak sempurna (Phillips, 1976).Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Dengan kata lain model itu dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, dan sebagainya. Dengan begitu, guru memberi model tentang bagaimanacara belajar. Pemodelan dapat diartikan sebagai upaya pemberian model (contoh) yang berhubungan dengan materi dan aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa (Nuryatin, 2010, dalam digilip.unila.ac.id)).

Pemodelan harus dilakukan secara terencana agar memberikan sumbangan pada pemahaman dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar mengalami peningkatan. Pemodelan dikatakan efektif apabila siswa menjadi lebih paham terhadap materi yang dipelajari, terlibat dengan lebih antusias, memberikan variasi situasi, biaya dan waktu lebih efisien. Pemilihan komponen pemodelan dalam pembelajaran vokal group merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memahami dan mengikuti nada-nada dan mengubah perilaku siswa ke arah yang positif. Persyaratan model yang baik, yaitu relevan dengan kebutuhan siswa, sesuai dengan tingkat siswa, menarik, praktis, fungsional, menantang, dan kaya aksi.

Adanya model dalam pembelajaran akan membantu siswa untuk berpikir kritis. Siswa akan terbantu dengan mengamati model yang disediakan, sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Siswa tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi siswa juga dapat menggali

(5)

informasi dari model yang disediakan. Komponen pemodelan merupakan salah satu dari tujuh komponen pembelajaran kontekstual. Maksud komponen pemodelan dalam pembelajaran adalah dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoprasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olah raga, contoh karya tulis, dan cara melafalkan sesuatu. Dalam pendekatan kontekstual komponen pemodelan, guru bukan satu satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Siswa bias ditunjuk untuk memberikan contoh temannya cara melafalkan suatu kata. Jika kebetulan ada siswa yang pernah memenangkan lomba baca puisi atau memenangkan lomba menyanyi, siswa tersebut dapat ditunjuk untuk model. Teknik pemodelan memiliki kelebihan. Kelebihan-kelebihan teknik pemodelan antara lain 1).memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan inspirasi, ide,kreativitas, dan seluruh sikap intelektual yang ada pada dirinya; 2).memupuk daya nalar siswa; 3).dapat melukiskan bentuk dan keadaan sebenarnya; 4).menghilangkan kebosanan dalamkegiatan proses belajar mengajar.

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran permodelan ini adalah sebagai berikut: 1).Guru memilih 2 siswa yang berprestasi dibidang menyanyi untuk dipilih menjadi seorang model untuk menyanyikan lagu yang telah dipersiapkan. 2). Siswa dilatih lagu yang akan diajarkan kepada siswa. 3). Setelah siswa sebagai model telah menguasai lagu tersebut diadakan rekaman. 4). Hasil rekaman inilah yang digunakan untuk mengajar vokal group kepada siswa. 5). Rekaman dibuat dengan berbagai nada dasar untuk memudahkan siswa menyesuaikan nada dasarnya.

2. Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), melalui tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang direncanakan selama dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Moga yang berjumlah 31 siswa. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Moga Kabupaten Pemalang, dilaksanakan pada semester I yang berlangsung selama 3 bulan yakni mulai bulan Agustus sampai dengan Oktober 2019.

Bulan Agustus dilakukan refleksi pra tindakan yaitu memberikan tugas, memberi lagu, membentuk kelompok besar, kemudian siswa dibebaskan untuk memilih kelompoknya sendiri untuk kegiatan penilaian. Bulan Agustus dilakukan pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I yakni menyanyikan lagu dengan bentuk vokal group secara kelompok dengan menerapkan metode permodelan. Bulan September dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II yakni menyanyikan lagu yang telah dikelompokan berdasarkan kelompoknya masing-masing.

Untuk memecahkan masalah penelitian, pendekatan yang dilakukan adalah dengan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan metode tutor sebaya. Penelitian dilakukan dengan dua siklus yang mana setiap siklus terdiri dari perencanaan (planing), tindakan (action), pengamatan (observasi),dan refleksi (reflektion), dengan menggunakan teori yang bebentuk model Spiral Kemmis dan Tanggart (1988)

Pada tahap Perencanaan dan Persiapan ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut Observasi dan wawancara, pengisian angket, melihat dokumen-dokumen, Indentifikasi permasalahan pelaksanaan pembelajaran, dengan melihat kurikulum yang ada dokumen pengembangan kurikulum yang dilakukan guru seperti promes (program semester), prota (program tahunan), rencana pembelajaran silabus, merumuskan spesifikasi strategis, menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dilakukan pada setiap siklus, menyusun dan menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan penelitian.

Tahap pelaksanaan peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut, menyiapkan materi pembelajaran dengan melalui metode permodelan, Dalam perencanaan, guru berusaha mempersiapkan dengan lebih matang antara lain: membuat rencana pembelajaran (RPP), membuat jadwal pertemuan untuk persiapan latihan vokal, menetukan alat bantu ( keyboard atau gitar), menyiapkan partitur lagu yang akan dinyanyikan.

Pada pendahuluan ini guru melakukan apresiasi dengan mengajak siswa melakukan olah vokal atau pemanasan dan teknik dengan cara: siswa mengikuti instruktur dengan latihan pernapasan (diafragma), secara bertahap dan berkesinambungan

(6)

Gambar 1: latihan dasar teknik vokal

Siswa mengikuti guru dengan latihan teknik vokal, yaitu dengan cara mendengarkan bunyi notasi pada alat musik keyboard/pianika yang dimainkan guru kemudian siswa menyimak dan menyauarakan nada-nada terse

Setelah melakukan pemanasan vokal , siswa diarahkan lebih jauh pada latihan melodi dengan seluruh latihan kemampuan yang dimulai dari: Latihan sight reading atau kemampuan membaca not.Pada kemampuan membaca not diawali dari indikator kemampuan membaca dengan ritme/irama. Dimulai dengan kegiatan latihan ritmik. Siswa membaca ”ta” dengan bimbingan guru sesuai dengan pulsa atau ketukan, aksesn dan pola irama lagu. Kegiatan ini bertujuan agar siswa dapat memahami tekanan keras lembut pada lagu sehingga bisa mengekspresikan dengan baik dan dapat menyanyi sesuai tempo.

Selanjutnya anak diajak latihan kemampuan pendengaran atau ear training sangat berhubungan erat dengan latihan membaca not atau sight reading. Pada latihan pendengaran, kegiatan yang dilakukan adalah kemampuan mendengar dan mengingat ritme/irama, maupun melodi/rangkaian nada. Berikutnya latihan suara 1, dalam kegiatan ini peserta didik diajak untuk mendengarkan melodi suara 1 dari video yang telah direkam sebelumnya untuk dinyanyikan secara bersama-sama sampai peserta didik menguasainya dengan tepat sesuai dengan notasi.

Latihan suara 2, dalam kegiatan ini peserta didik diajak untuk mendengarkan melodi suara 2 dari video yang telah direkam sebelumnya untuk dinyanyikan secara bersama-sama sampai peserta didik menguasainya dengan tepat sesuai dengan notasi Latihan dengan kelompoknya, dalam kegiatan ini peserta didik dibagi menjadi dua kelompok untuk menyanyikan melodi suara 1 dan 2 secara bergantian secara bersama-sama sampai peserta didik menguasainya dengan tepat sesuai dengan notasi, Latihan dengan kelompok kecil, dalam kegiatan ini peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok, yang masing- masing kelompok mempunyai 5-6 anggota untuk menyanyikan melodi suara 1 dan 2 secara bergantian secara bersama-sama sampai peserta didik menguasainya dengan tepat sesuai dengan notasi

Tahap observasi dan refleksi peneliti melakukan kegiatan analisis data berdasrkan format pengamatan selama sedang dalm proses bermain ansambel musik yang dilakukan dengan tujuan mengetahui tentang kesiapan, inisiatif, perhatian, keaktifan siswa, kemudian melakukan refleksi, dengan cara mengidentifikasi keberhasilan dan hal-hal yang perlu diperbaiki serta kemungkinan dikembangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.

Variabel penelitian terdiri, variabel input meliputi kondisi awal siswa, sarana dan prasarana serta pennunjang, variabel proses meliputi kondisi proses pembelajaran, variabel output meliputi kondisi siswa berkaitan dengan peningkatan ketrampilan menyanyikan lagu, minat yaitu meliputi aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, proses pengamatan aktivitas. Pengumpulan data diperoleh melalui, observasi partisipatif/aktivitas yang dilakukan peneliti selama pelaksanaan pembelajaran, dokumentasi hasil belajar, wawancara dan angkaet.

Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan menyanyi vokal group setelah dilakukan metode belajar permodelan secara klasikal siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Moga diharapkan memperoleh nilai rata-rata 72 berkategori baik yang mencapai lebih besar dari 72%. Disamping itu anak memiliki minat yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran vokal group dengan indikator 72%.

3. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan oleh guru sebelum dilaksanakan tindakan pembelajaran permodelan, menunjukan bahwa hasil belajar vokal group kelas VIII B masih rendah, hal ini ditunjukkan dengan nilai hasil belajar siswa yang rendah, dari 31 siswa hanya 9 siswa yang mendapat nilai tuntas (KKM =72), sehingga masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan, disamping itu minat siswa dalam pembelajaran juga belum optimal, aktifitas guru masih mendominasi pembelajaran, akibatnya nilai rata-rata ulangan yang diperoleh siswa adalah 60,25 atau kualifikasi rendah. Ketuntasan belajar yang dicapai pada kegiatan prasiklus disajikan pada tabel 1 berikut:

(7)

No Nilai Jumlah Siswa Persentasi

1 ≥ 72 22 65

2 < 72 9 35

31 100

Minat siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat kurang baik. Sebagai indikatornya adalah setiap guru memberikan tugas tidak semua siswa mengerjakan tugas dengan baik. Bahkan ada yang sama sekali tidak mengerjakan tugas dengan alasan tidak bisa, tidak konsentrasi, tidak membawa buku, atau sengaja bermain dengan teman, seingga rata-rata dari minat siswa hanya 30% yang berminat belajar vokal group (kriteria kurang baik). Dampaknya materi tidak dapat diserap siswa dengan baik dan hasil ulangannya tidak mencapai batas tuntas yang telah di tetapkan.

Pada kegiatan siklus I peneliti melakukan tahapan-tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, kemudian hasil dari pelaksanaan siklus I dapat dipaparkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel Prestasi Belajar Siklus I

No Nilai Jumlah Siswa Persentase

1 ≥ 72 19 58,6

2 < 72 12 41,4

Jumlah 31 100

Tabel Presentase minat Belajar Siswa Siklus I

No sekor Jumlah Siswa Persentase

1 ≥ 50 18 58%

2 ≤ 50 13 42%

Jumlah 31 100

Setelah dilakukan implementasi tindakan observasi dan tes penguasaan kompetensi dasar pada siklus I, peneliti melakukan refleksi. Berdasarkan hasil observasi dan pemberian tes tentang pembelajaran permodelan pada siklus I, dapat disampaikan refleksi sebagai berikut: (1) Siswa masih kelihatan asing dan kesulitan memahami materi lagu yang disampaikan; (2) Siswa kurang berminat belajar vokal group; (3) pembelajaran permodelan diluar jam pelajaran belum optimal; (4) pemahaman konsep lagunya belum optimal; dan (5) masih banyak siswa yang belum serius mengerjakan tugas.

Perencanaan pada siklus kedua dilaksanakan pada hari Rabu 25 September 2019. Guru dan kolaborator menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi pada kegiatan siklus I. Materi yang dibahas pada siklus II adalah: (1) suara dua;(2) tempo; (3) kekompakan dan (4) menyanyi secara kelompok. Tindakan pada siklus II ini masih menggunakan teknik pembelajaran permodelan. Tetapi ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dan perubahan dalam tindakan siklus II.

Setelah dilaksanakan tindakan siklus II dengan memperhatikan saran dan masukan dari kolaborator maka setelah diadakan tes akhir siklus II terjadi peningkatan nilai prestasi belajar siswa seperti yang tergambar dalam Hasil prestasi belajar siswa yang menunjukan bahwa 25 siswa mendapatkan nilai diatas 75, sehingga kalau dipersentasikan 85%, hasil tes akhir siklus II menunjukkan bahwa dengan metode permodelan nilai prestasi siswa dalam menyanyi vokal group dapat meningkat.

(8)

Secara rinci ketuntasan belajar siswa disajikan pada tabel di bawah ini;

No Nilai Jumlah siswa Persentasi

1 ≥ 72 28 89

2 < 72 3 11

Jumlah 31 100

Kemudian juga terjadi peningkatan minat siswa dalam pembelajaran vokal group seperti yang tergambar dalam tabel di bawah ini:

No sekor Jumlah Siswa Persentase

1 ≥ 50 4 12%

2 ≤ 50 27 88%

Jumlah 31 100

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dan tes penguasaan kompetensi dasar pada tiap siklus yang telah dikemukakan , maka dapat ditarik simpulan bahwa dengan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya khusus kompetensi dasar bermain ansambel musik kelas VIII B SMP Negeri 1 Moga tahun 2019/2020. Terbukti ada peningkatan presentase ketuntasan belajar siswa dari 30% pada kegiatan pra siklus, meningkat menjadi 41% pada siklus I dan 89% pada kegiatan akhir siklus II, juga dapat meningkatkan minat siswa Terbukti dari 31 siswa yang minatnya kurang baik pada kegiatan prasiklus dengan rerata skor 30% mengalami peningkatan pada akhir siklus I menjadi 42% dan akhir siklus II menjadi 88% atau kualifikasi sangat baik.

Saran, metode pembelajaran permodelan hendaknya dikembangkan di sekolah-sekolah khususnya untuk mengajar materi vokal group yang memerlukan latihan yang intensif untuk melatih keterampilan olah vokal dan kekompakan, kepada pengelola sekolah hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan yang berkaitan de ngan pengembangan profesi guru dan peningkatan kualitas pembelajaran.

5. References

[1] Asmoro, Ari. 1912. Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Vokal Dengan Menerapkan Metode SolfegioPada Siswa Kelas Viii E Smp N 2 Pemalang. PTK

[2] Coursehero.com Pengertian-Vokal-Grup . Diakses pada 5 Agustus 2019 dari https://www.coursehero.com/file/49798197/Pengertian-Vokal-Grup

[3] Choksy Lois, 1981, The Kodaly Context, Creating an Environment for Musical Learning,United States of America.

[4] Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

[5] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

[6] Depdikbud. 1998. Tujuan Pendidikan Nasional. Tahun 1998 Jakarta: Depdikbud.

[7] Digilib.unila.ac.id. Metode Pemodelan Dalam Pembelajaran. Diakses 10 Agustus 2019 dari http://digilib.unila.ac.id/14940/12/LANDASAN%20TEORI.pdf

(9)

[9] DS. Soewito M. 1996. Teknik Termudah Belajar Olah Vokal. Jakarta: Titik Terang. [10] Guba,E.Gie. 1998. Arti Penting Minat. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

[11] Graceangelinan.com. Vokal Group. Diakses pada 5 Agustus 2019, dari https://graceangelinan.wordpress.com/vokal-grup/vokal grup

[12] Hasdjana. 1994. Minat kecenderuangn untuk dapat tertarik. Bandung: Penerbit Eksismedia. [13] Infopengertian.biz.Pengertian-jenis-jenis-serta-peran-peran-dalam-vokal-grup. Diakses pada 8

Agustus 2019, dari https://infopengertian.biz/pengertian-jenis-jenis-serta-peran-peran-dalam-vokal-grup.html

[14] Kartono. 199. Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Percetakan Andi.

[15] Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria Dearcin University Press.

[16] Kennedy, M., 1980, The Concise Oxford Dictionary of Music, London: Oxford University Press.

[17] Kusumah Wijaya dan dwitagama Dedi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Indeks Jakarta

[18 ]Lars Eddlung-Modus Vetus. Sight Singing and Ear Training in Major/Minor Tonality, Translation revised by Alan Stout, New York. Inc., tanpa tahun.

[19] Mahmud.A.T 1995. Vokal dalam Hubungannya dengan Menyanyi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Dpdikbud

[20] Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta. [21] Mukis. 2000. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Indeks Jakarta

[22] Nasution. 1981. Minat Membaca Sastra Pelajar SMA Kelas III DKI Jakarta Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Dpdikbud.

[23] Simanungkalit. 2008. Dua Unsur Penting dalam Seni Musik. Jakarta: PT Gramedia.

[24] Simanungkalit,N. 2008. Teknik Vokal Paduan Suara, Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama. [25] Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. [26] Soeharto M. 1992. Kamus Musik, Jakarta: PT Gramedia Widiarsana Indonesia.

[27] Soewito, Ds. 1996. Teknik Produksi Suara. Yogyakarta: Penerbit Andi. [28] Stohrer, Sharon, 2006. The Singer’s Companion. Newyork. London. [29] Sudjana. 1990. Hasil Belajar meliputi tiga aspek. Jakarta: PT Gramedia. [30] Sumaryanto. 2005. Belajar adalah suatu proses. Yogyakarta: Penerbit Andi.

[31] Sumaryanto. 2005. Kemampuan Pendengara dan Ketajaman Pendengaran Musik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Gambar

Tabel  Presentase minat Belajar Siswa Siklus I

Referensi

Dokumen terkait

[r]

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK.. USIA 5-6 TAHUN KELAS B DI PAUD AL-HUSNA KECAMATAN TUNJUNG-TEJA

Hasil perhitungan tes kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran experiential learning dengan teknik pengamatan objek langsung di setiap

Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa adsorpsi maksimum untuk variasi konsentrasi oleh kitin dari kulit udang putih dengan waktu kontak 90

Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara gaya hidup merokok, minum kopi dan aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada pegawai negeri

Dengan dasar informasi yang dimiliki secara tidak sah itu, maka pihak orang dalam memiliki dasar dan perhitungan yang matang untuk melakukan perdagangan yang tidak fair

Hasil : Faktor yang berpengaruh terhadap keterlambatan waktu keluarnya kolostrum pertama kali (≥64 jam) adalah ibu yang mengalami emosional distress sebesar 3,7 kali, cara

Partisipasi masyarakat adalah hak masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembentukan peraturan daerah yaitu memberi masukan secara lisan dan/atau tertulis dalam