• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERPIKIR KRITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERPIKIR KRITIS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BERPIKIR 

BERPIKIR KRITISKRITIS

1.

1.

Pengertian Berpikir KritisPengertian Berpikir Kritis

Berpikir adalah kegiatan mental untuk menarik kesimpulan. Disamping Berpikir adalah kegiatan mental untuk menarik kesimpulan. Disamping keg

kegiatiatan an menmenginginderdera a dan dan dardari i wahwahyu, yu, berberpikpikir ir mermerupaupakan kan salsalah ah satsatu u sumsumber ber  penget

pengetahuan. Definisi berpikir kritis banyak ahuan. Definisi berpikir kritis banyak dikemdikemukakan ukakan para ahli. para ahli. MenuruMenurutt Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran merupakan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat.

konteks dan tipe yang tepat. Berpi

Berpikir kir kritkritis is juga juga merupmerupakan akan kegiatkegiatan an mengevmengevaluasialuasi-memp-mempertimertimbangkanbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut

untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking directed thinking ,, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju. Pendapat senada sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju. Pendapat senada dikemukakan Anggelo (1995:6), berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, dikemukakan Anggelo (1995:6), berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi. mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Dar

Dari i dua dua pendpendapaapat t tertersebsebut, ut, tamtampak pak adanadanya ya perpersamsamaan aan daldalam am hal hal sissistemtematiatikaka berpi

berpikir kir yang ternyata berprosesyang ternyata berproses. . BerpiBerpikir kritis kir kritis harus melalui beberapa harus melalui beberapa tahapatahapann untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian.

untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian.

Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan pula oleh Scriven, Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan pula oleh Scriven, berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sintesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil membuat sintesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil obser

observasi, pengalaman, pemikiranvasi, pengalaman, pemikiran, , pertipertimbangambangan, n, dan dan komunikomunikasi, yang kasi, yang akanakan membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan (Walker, 2001:1).

(2)

Pernyataan tersebut ditegaskan kembali oleh Angelo (1995:6), bahwa berpikir  kritis harus memenuhi karakteristik kegiatan berpikir yang meliputi : analisis, sintesis, pengenalan masalah dan pemecahannya, kesimpulan, dan penilaian.

Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan sistematis. Ketertiban berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan MCC  General Education Iniatives. Menurutnya, berpikir kritis ialah sebuah proses yang menekankan kepada sikap penentuan keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang berdasarkan intuisi dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan.

Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Menurut Ennis (1985: 54), berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan.

2. Makna Berpikir Kritis

Ilmu kedokteran merupakan bidang ilmu terapan, dimana pengetahuan yang kompleks digunakan untuk memecahkan satu masalah yang sama. Hal ini berbeda dengan ilmu murni dimana pengetahuan dan masalah yang dicari pemecahannya bersifat horisontal. Proses berpikir logis lebih tepat digunakan pada penelitian ilmu murni, sedangkan masalah di kedokteran menggunakan proses berpikir yang lebih luas yaitu rasional dan obyektif. Proses berpikir rasional dan obyektif  dikenal dengan istilah berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan kunci utama keberhasilan dalam menyelesaikan masalah klinis sebagai prerequisite dari kompetensi clinica lreasoning.

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak  1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik  pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1).

(3)

3. Indikator Berpikir Kritis

Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:

1) Kegiatan merumuskan pertanyaan, 2) Membatasi permasalahan,

3) Menguji data-data,

4) Menganalisis berbagai pendapat dan bias,

5) Menghindari pertimbangan yang sangat emosional, 6) Menghindari penyederhanaan berlebihan,

7) Mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan 8) Mentoleransi ambiguitas.

Karakteristik lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan Beyer  (1995: 12-15) secara lengkap dalam buku Critical Thinking , yaitu:

1) Watak (Dispositions)

Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek  terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.

2) Kriteria (Criteria)

Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.

(4)

3) Argumen (Argument)

Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan

pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.

4) Pertimbangan atau pemikiran (Reasoning)

Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.

5) Sudut pandang (Point of View)

Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir  dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

6) Prosedur Penerapan Kriteria (Procedures for Applying Criteria) Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.

Selanjutnya, Ennis (1985: 55-56), mengidentifikasi 12 indikator berpikir  kritis, yang dikelompokkannya dalam lima besar aktivitas sebagai berikut :

1) Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan.

2) Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

3) Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau

(5)

mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan.

4) Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah-istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi asumsi.

5) Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.

Indikator-indikator tersebut dalam prakteknya dapat bersatu padu membentuk sebuah kegiatan atau terpisah-pisah hanya beberapa indikator saja. Penemuan indikator keterampilan berpikir kritis dapat diungkapkan melalui aspek-aspek perilaku yang diungkapkan dalam definisi berpikir kritis. Menurut beberapa definisi yang diungkapkan terdahulu, terdapat beberapa kegiatan atau perilaku yang mengindikasikan bahwa perilaku tersebut merupakan kegiatan-kegiatan dalam berpikir kritis. Angelo mengidentifikasi lima perilaku yang sistematis dalam berpikir kritis. Perilaku tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

1) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis

Hanya sedikit hal dalam hidup ini yang berupa hitam dan putih sehingga sangat penting untuk mampu melihat segala sesuatu dari berbagai sisi hingga mampu mencapai kesimpulan yang logis. Salah satu hal penting yang akan anda pelajari di perguruan tinggi adalah berpikir kritis dan tidak menerima apa yang anda lihat dan dengar  secara seketika. Berpikir kritis sangat penting dalam mempelajari materi baru dan mengaitkannya dengan apa yang telah anda ketahui. Meskipun anda tidak mengetahui semuanya, anda dapat belajar untuk  bertanya secara efektif dan mencapai kesimpulan yang konsisten dengan fakta.

2) Ketika anda menjumpai fakta, gagasan atau konsep baru, pastikan anda memahami dan mengetahui istilah-istilah yang ada.

(6)

3) Pelajari fakta atau informasi yang diperoleh dari percobaan, apakah percobaan itu dilakukan dengan baik dan bebas bias ? Dapatkah percobaan itu diulangi ?

4) Jangan terima semua pernyataan secara seketika. Apakah sumber  informasi tersebut dapat dipercaya ?

5) Pertimbangkan apakah kesimpulan mengikuti fakta ? Bila fakta tidak  mendukung kesimpulan, ajukan pertanyaan dan tentukan mengapa demikian. Apakah argumen yang dipergunakan logis atau mengambang ?

6) Terbuka terhadap gagasan baru. Contoh terkenal adalah teori tektonik  lempeng. Meskipun prinsip-prinsip dasarnya telah diketahui pada awal abad 20, namun teori tersebut baru diterima kalangan luas setelah tahun 1970-an setelah bukti-bukti yang berlimpah.

7) Lihatlah pada gambaran yang besar untuk menentukan bagaimana berbagai unsur dalam topik tersebut dihubungkan. Sebagai contoh, bagaimana pembangunan sebuah bendungan akan mempengaruhi bentuk sungai ? Apa yang akan terjadi pada pantai di mana sungai tersebut bermuara ? Salah satu pelajaran yang sangat penting (yang juga membedakan geologi dengan ilmu lainnya) adalah bagaimana saling keterkaitan dan ketergantungan berbagai sistem di bumi ini. Ketika anda mengubah salah satu, anda akan mengubah berbagai hal lainnya pula.

4. Pengukuran kegiatan berpikir kritis

Pengukuran kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Berpikir pada dasarnya mencakup kegiatan manusia yang bersifat dapat dilihat/diamati (eksternal) maupun tidak dapat dilihat/diamati (internal).

(7)

Perilaku berpikir kritis mahasiswa dalam berdiskusi kelompok dapat dilihat dari beberapa aspek :

• Relevance

Relevansi dari “statement” • Importance

Penting-tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan • Novelty

Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru mahasiswa lain.

• Outside material

Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yg diterimanya di kuliah/reference.

• Ambiguity clarified

Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut bila dirasa ada ketidakjelasan.

• Linking ideas

Senantiasa menghubungkan fakta, idea, atau pandangan serta mencari data baru dari informasi yg berhasil dikumpulkan.

• Justification

Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi/kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa memberikan penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.

• Critical assessment

Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi yang datang dari dalam dirinya maupun dari mahasiswa lain, serta memberikan “prompts” untuk terjadi evaluasi yang kritis.

• Practical utility

Ide-ide baru yg dikemukakannya selalu dilihat pula dari sudut kepraktisannya (practicality) dalam penerapan.

• Width of understanding

Diskusi yg dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi/materi diskusi.

Secara garis besar perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam beberapa kegiatan:

1. Berpusat pada pertanyaan (focus on question) 2. Analisis argumen (analysis arguments)

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer  questions of clarification and/or challenge)

4. Evaluasi kebenaran dari sumber infromasi (Evaluating the credibility of sources of information).

(8)

5. Karakteristik Pemikir Kritis

Adapun karakteristik seorang pemikir kritis yaitu : 1) Jujur terhadap diri sendiri

2) Melawan manipulasi

3) Mengatasi kebingungan (confusion) 4) Mereka selalu bertanya

5) Mereka mendasarkan penilaiannya pada bukti 6) Mereka mencari hubungan antartopik 

7) Mereka bebas secara intelektual

6. Evaluasi Kemampuan Berpikir Kritis

Evaluasi merupakan proses pengukuran pencapaian tujuan yang diinginkan dengan menggunakan metode yang teruji validitas dan reliabilitasnya. Beberapa penelitian mengevaluasi kemampuan berpikir kritis dari aspek ketrampilan intelektual seperti ketrampilan menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang berbasis taxonomi Bloom. Sedangkan tujuan pengajaran berpikir kritis meliputi ketrampilan dan strategi kognitif, serta sikap.

Colucciello menggabungkan berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen pemecahan masalah keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen ketrampilan dan sikap berpikir kritis. Elemen tersebut antara lain menentukan tujuan, menyusun pertanyaan atau membuat kerangka masalah, menunjukkan bukti, menganalisis konsep, interpretasi, asumsi, perspektif yang digunakan, keterlibatan, dan kesesuaian. Dengan kriteria antara lain: kejelasan, ketepatan, ketelitian, keterkaitan, keluasan, kedalaman, dan logikal. Dia juga membandingkan dengan inventory yang sudah ada seperti California Critical Thinking Test (CCTT) untuk mengevaluasi ketrampilan berpikir kritis dan Critical Thinking Disposition Inventory (CTDI) untuk  mengevaluasi sikap berpikir kritis.

(9)

Evaluasi juga menilai kesesuaian rencana dengan penerapan di lapangan (evaluasi proses) yang termasuk di dalamnya adalah mengevaluasi budaya akademik dalam kelas dan budaya akademik dalam fakultas yang dilakukan secara sistematis baik oleh dosen maupun administrator yang dinyatakan oleh Orr  and Klein, 1991. Penilaian mahasiswa terhadap dosen dapat menggunakan berbagai karakteristik sikap yang menghambat atau mendorong kemampuan berpikir kritis yang telah dibahas sebelumnya.

7. Contoh Berpikir Kritis Dalam Praktek Klinik Kebidanan

Seorang bidan dalam melakukan praktek klinik kebidanan harus senantiasa berpikir kritis, sebagai contoh :

Dalam melakukan anamnesa ataupun pengkajian harus sacara mendalam agar  ibu tidak menutupi apa yang dirasakannya, oleh sebab itu seorang bidan harus dapat berpikir apa yang mungkin dirasakan oleh ibu tersebut agar didapatkan hasil maupun data yang akurat.

(10)

Daftar pustaka

Soeparto, Pitono, dkk. 2008. Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya : GRAMIK. Magnis, Franz. 1992. Filsafat sebagai Ilmu Kritis. Yogyakarta : Kanisius.

Muzaham, Fauzi. 1995. Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia. www.fk.undip.ac.id/pengembangan-pendidikan//77-pembelajaran-kemampuan-berpikir-kritis.html..// www.uripsantoso.wordpress.com//2008/08/23/cara-berpikir-cerdik-kritis-danilmiah http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2008/06/persepsi-pemilik-blog-tentang-kinerja.htm http://re-searchengines.com/1007arief3.html...//

Referensi

Dokumen terkait

Sekarang disimpan di EFEO (cole Française D’extréme-Orient) Bandung. Raudlatul ‘Irfa>n fi> Ma’rifatil Qur’a>n dan Tafri>ju Qulu>b al-Mu’min fi>

Antara lain penyakit pada lansia biasanya berupa penyakit degeneratif  Antara lain penyakit pada lansia biasanya berupa penyakit degeneratif  (penyakit yang

Ijasah yang diperoleh dari Sekolah atau Perguruan Tinggi Negeri dan/atau Ijasah yang diperoleh dari Sekolah atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi

Saya dapat menyelesaikan tugas yang dilimpahkan kepada saya dengan baik. Saya dengan sigap mampu menyelesaikan satu tugas ke tugas yang

Untuk itu, perlu sebuah aplikasi yang memungkinkan manusia sebagai pengguna smartphone untuk menunjukkan lokasinya serta mencari lokasi orang lain, namun memiliki privasi

bahwa menurut Majelis, Surat Tergugat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013 bukanlah objek gugatan sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (2) huruf c

Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER TENTANG PANITIA KEGIATAN UPACARA WISUDA KE 122 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PROGRAM DOKTOR,

Analisis rasio keuangan adalah salah satu metode analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba