• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTESA GEOLOGI DAN PEMINERALAN URANIUM SEKTOR RABAU HULU KALAN KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SINTESA GEOLOGI DAN PEMINERALAN URANIUM SEKTOR RABAU HULU KALAN KALIMANTAN BARAT"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PROSI DI NG

SEMINARPUSAT PENG-E"""BANGoANGEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAVA TAMBANGBAHA.N GoA.l...IAN DANJ<okcwtCl~ 22 s.e.pt~berGEC>LC>GI NUKLIR-BA.TANITAHUN 200420<)4

SINTESA GEOLOGI DAN PEMINERALAN URANIUM SEKTOR RABAU HULU KALAN KALIMANTAN BARAT

Bambang Soetopo, Retno Witjahyati, Yanu Wusana. Pusat Pengembangan Bahan Galian dan Geologi Nuklir - BATAN Abstrak

SINTESA GEOLOGI DAN PEMINERALAN URANIUM SEKTOR RABAU HULU KALAN KALIMANTAN BARA T. Hasil penelitian terdahulu yang terdiri dari data geologi, geofisika dan pemboran eksplorasi menyimpulkan bahwa Sektor Rabau Hulu cukup menarik untuk dikembangkan baik ditinjau dari geologi maupun pemineralan U. Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan sintesa geologi dan pemineralan U di Sektor Rabau Hulu. Dari kajian data sekunder menunjukkan bahwa geologi Sektor Rabau Hulu terdiri dari kuarsit biotit, kuarsit muskovit, kuarsit mikro muskovit, kuarsit leopard, batutanduk dan terobosan granit. Struktur yang berkembang berupa stratifikasi berarah NE-SW miring ke NW. Sesar yang berkembang berupa sesar mendatar sinistral NE-SW, sesar mendatar dekstral NNE-SSW dan NE-SW. Pemineralan berupa uraninit yang mengisi ruang antara mineral dan bidang frakturasi berarah ENE-WSW yang berasosiasi dengan pirit, pirhotit, kalkopirit, molibdenit, sfalerit, magnetit, turmalin dan kuarsa dengan anomali radioaktivitas

1.000-15.000 cis

Pembentukan pemineralan U berkaitan dengan terobosan granit sebagai

proses hidrotermal magmatik.

Kata Kunci : Geologi, pemineralan U, Rabau Hulu.

Abstract

SYNTHESIS ON GEOLOGY AND URANIUM MINERALIZATION OF RABAU HULU SECTOR KALAN KALIMANTAN BARA T. The results of previous research on Rabau Hulu sector consist of geology, geophysics and drilling data show that the area prospect for finding U mineralization. Goal of this synthesis is to know geological and U mineralization of Rabau sector in order to develop further followup program. In general geology the area consists of biotite micro quartzite, muscovite micro quartzite, muscovite quartzite, leopard quartzite, horn fels and granite. The direction of stratification is NE-SW of the dipping is NW. Prominent fault is NE-SW sinistral fault, NNE-SSW and NW-SE dextral fault. Uranium mineralization as a uraninite fill in the space between minerals and fractures system ENE-WSW, its associated with pyrite, pyrrhotite, chalcopyrite, molybdenite, sphalerite, magnetite, tourmaline and quartz. With radiometric anomalies values are about 1.000-15.000 cis. Uranium mineralization process is connected with the granite intrusions as the hydrotermaf magmatic process.

Key words :Geology, U mineralization, Upper Rabau.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Secara regional Sektor Rabau hulu termasuk dalam jalur Pegunungan Schwaner dan merupakan bagian tengah

ISBN 979-8769-12-0

dari Cekungan Kalan. Hasil penelitian terdahulu baik yang dilakukan oleh Tim Prospeksi Sistematik, Geofisika maupun Tim Pemboran Eksplorasi/Evaluasi

85

Ke Daftar Isi

(2)

PROSI

DI NG

SEMINARPUSA.T PENG-E-rv'I8A.NGANGEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYA TAMBANGBAJ-tAN GoALIANJcrkcw'fCl. 22DAN GEC>LC>GISeptEM'T'"tbEr-r2004NUKL.R-OA.TA~ITAHUN 20041

menunjukkan bahwa Sektor Rabau terutama bagian hulu sangat prospek ditinjau dari kedapatan mineralisasi uranium baik di permukaan maupun di bawah permukaan. Litologi terdiri dari kuarsit mikro muskovit, kuarsit mikro biotit, kuarsit muskovit, kuarsit leopard, batu tanduk, tuf berfelspar, dengan terobosan granit dan greisen. Struktur yang berkembang berupa sesar mendatar sinistral berarah NE-SW, sesar mendatar dekstral berarah NW-SE dan NNE-SSW. Kedapatan pemineralan U mengisi fraktur dan kesarangan batuan dengan arah NE-SW yang berasosiasi dengan pirit, pirhotit, magnetit, molibdenit, turmalin, kuarsa radiometri berkisar antara 1.000-5.000 cis. Untuk menunjang kegiatan eksplorasi lebih lanjut perlu dilakukan kajian secara terpadu data - data hasil penelitian sebelumnya baik data permukaan maupun bawah permukaan sehingga diperlukan sintesa geologidan mineralisasiU SektorRabauHulu. Tujuan

Pengetahuan sintesa geologi dan pemineralan U Sektor Rabau Hulu Kalimantan Barat guna pengembangan eksplorasi selanjutnya.

Lokasi kajian

Secara administratif Sektor Rabau hulu termasuk dalam Desa Nangantai

KecamatanElla IlIir, Nanga Pinoh Kabupaten MelawaiKalimantanBarat(Gambar1).

Metode Kerja

• Mengkaji hasil penelitian geologi Sektor Rabau dari data geologi permukaan. • Mengkaji hasil penelitian geologi bawah

permukaan dari data pemboran eksplorasi.

• Mengkaji data geofisika dihubungkan dengan data pemboran.

HASIL DAN PEMBAHASAN Geologi Regional

Geologi Pegunungan Schwanner Kalimantan dimulai dari batuan metamorf (PZM) dan granit terdaunkan yang merupakan konstituen alas Kerak Benua[1]. Batuan metamorfik Pinoh (PZM) adalah batuan metamorf di Kalimantan yang berumur Permo Karbon yang terdiri dari sekis mika, sekis kuarsa mika, filit, filit kuarsa, sabak, hornfels kuarsa. Secara lokal pada batuan sabak, filit, sekis mengandung porfiroblast andalusit, garnet dan agregat silimanit[2] . Di Kalimantan bagian barat laut batuan ini diintrusi oleh granit biotit yang berumur Perm - Trias Akhir (201-320 juta tahun), sedang di Pegunungan Schwanner batuan metamorf tersebut diintrusi oleh tonaliUgranitoid berumur Kapur Awal (tonalit Sepauk) dan

(3)

PROSIDING

SEMINAR GEOLOGIPu.s.A.T PENGEPY'IBA.N<3A.NNUKLIR DAN SUMBERDAYA TAMBANGBAHAN <3ALtAN Jc:.I<c:w"tOi. 22DAN GE<:>L<::><3-Is.e,.ptEtorT'llberNUKL.R-~TANITAHUN 200412O<J.4

batuan volkanik kapur Akhir-Tersier Awal (granit Sukadana)[J] . Magma tonalit bersifat kalkalkali dan kejadiannya diidentifikasikan sebagai "igneous proces". Intrusi granit Sukadana yang terjadi pada Kapur Akhir (91-80 juta tahun) terdiri dari granit monzonit, syenogranit dan alkali granit[1] .

Secara regional Cekungan Kalan adalah cekungan sedimenter yang terdiri dari sedimen Permokarbon berbutir kasar-halus yang termetamorfose tingkat rendah. Menurut CEA-BA TAN, 1977, secara litologi Cekungan Kalan dibagi menjadi tiga seri, yaitu seri bawah (Lower serie), seri tengah (intermediet serie) dan seri atas (upper serie) (Gambar 2). Serie bawah meliputi sektor Dendang Arai, Tanah Merah, Jumbang I, Jumbang II, Jumbang III dan Prembang Kanan yang dicirikan batuan berbutir kasar dengan terdapat terobosan -terobosan granit sepanjang perlapisan. Sedangkan sektor Rabau termasuk seri Tengah (Intermediate serie) yang dicirikan batuan kuarsit yang berukuran kasar -sedang. Sedang Sektor Remaja, Lemajung Sarana, Amir Engkala, Tiga Dara, Kayu Ara dan Rirang termasuk serie atas atau "upper

serie" yang dicirikan berselingan batuan

volkanik dan sedimen pada beberapa tempat mengandung material karbon[4] . Geologi Daerah Kajian

Secara stratigrafi Sektor Rabau Hulu merupakan bagian tengah (Intermediate

ISBN 979-8769-12-0

serie) dari Cekungan Kalan yang terdiri dari kuarsit mikro muskovit, kuarsit mikro biotit, kuarsit muskovit, kuarsit leopard dan terobosan granit dan greisen[5] (Gambar 3). Pada terobosan granit batuan tersebut memperlihatkan bintik-bintik hitam yang merupakan segregasi dari mineral kordierit, biotit, andalusit yang sering disebut fasies leopard[6]. Terobosan granit dengan ukuran milimetrik-sentimetrik memperlihatkan struktur agmatik, sceleren, ptigmatik. Batuan kuarsit mikro muskovit, kuarsit mikro biotit, kuarsit muskovit komposisi mineralnya terdiri dari kuarsa, muskovit, biotit, serisit, kordierit, andalusit, felspar, turmalin, epidot, zirkon, monasit, klorit, magnetit, pirit, pirhotit, rutH, ilmenit[7]. Oari indikasi mineral epidot, felspar, kordierit yang terdapat batuan kuarsit mikro muskovit, kuarsit mikro biotit, kuarsit muskovit termasuk fasies albit epidot hornfels[8]. Pota penyebaran litologii stratifikasi secara umum berarah timur laut-barat daya dengan kemiringan

30°-40°

ke utara.

Struktur yang berkembang adalah sesar sinistral berarah N

50°-70°

E miring ke utara sebagai sesar yang I (pertama) dan sesar mendatar merupakan sesar yang terjadi setelah pemineralan U berarah N

5°_ 10°

E dan N

140°-160°

E sebagai

sesar II (kedua)[5].

(4)

PROSIDING

SEMINAR GEC>LOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYA TAMBANG TAHUN 2004 P~T PEN<3rEI\;'lBANGAN BAHAN G>ALI.AN DANJ<:2kCll'"""tCl.GoEC>L<><:;'1 NUKLIR-BA.TANI22 S<E!!'pte-t""l""'ber 2004

Intrusi Granit

Secara regional granit Sukadana di

Pegunungan Schwaner yang berumur

Kapur Atas merupakan granit pembawa elemen radioaktif dengan ditunjukkan adanya elemen Th, U, Cu, Nb, Mn, W2].

Intrusi granit yang terdapat di Sektor Rabau Hulu berupa urat dengan komposisi mineral terdiri dari kuarsa, k felspar, plagioklas, biotit, monas it, pirit, pirhotit, magnetit, dengan nilai radiometri antara

100-120 cIs. Indikasi mineral uranium

ditunjukkan adanya anomali radiometri berkisar antara 600-1.500 cis. Hasil

pengamatan pada contoh inti bor

pemineralan U ditemukan bersamaan dengan granitES]. Dengan terdapatnya mineral radioaktif pada batuan granit

menunjukkan bahwa pembentukan

pemineralan U berkaitan dengan granit , hal ini menunjukkan bahwa batuan granit tersebut sebagai pembawa pemineralan U dan terjadi pada post metamorfik. tntrusi gran it berumur Kapur Atas (91-80 juta tahun) yang termasuk granit Sukadana.

Pemineralan U - Batuan favorabel

Batuan favorabel adalah batuan yang karena sifat-sifat yang khas dapat mengandung dan atau ditemukan gejala pemineralan U. Batuan favorabel tersebut terdiri dari kuarsit mikro biotit, kuarsit

leopard[5]. Berdasarkan data pengamatan pad a singkapan dan data intrusi dari beberapa lubang Bor, secara litofasies dan litogeokimia Sektor Rabau Hulu dibagi menjadi 2 zona, yaitu zona ferromagnesia (zona biotit) dan zona aluminium silikat

(zona klorit). Penyebaran zona

ferromagnesia (zona biotit) terletak diantara zona klorit, zona ferromagnesia tersebut ditempati oleh batuan favorabel [9].(Gambar 4). Pol a Penyebaran litofasies pada bawah permukaan mempunyai kesamaan dengan pola penyebaran pemineralan U pad a batuanfavorabel bawah permukaan, yang penyebarannya membaji kearah barat dan menerus kearah timur (Gambar 5,6). Secara umum pola penyebaran litofasies, batuan favorabel dan pemineralan U berarah barat laut-tenggara miring ke utara (Gambar 7).

Secara mikroskopis batuan kuarsit mikro biotit dan kuarsit berkomposisi kuarsa, biotit, muskovit, serisit, felspar, andalusit, turmalin, epidot, zirkon, klorit, mineral opak[4]. Berdasarkan indikasi mineral terse but batuan favorabel termasuk fasies albit epidot hornfels.

Karakter

Pemineralan uranium yang ditemukan dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu: Pemineral U yang terakumulasi dalam bidang tektonik, yaitu pemineralan U yang

(5)

PROSI DI

NG

SEMINARPU.s.A.T PENGEN18AN<3ANGEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYA TAMBANGBAHAN <:;;'A.LtANJClkcx-tCl•.22DAN GEC>LC>G-JSe>pt«W""'r'tbe-rNUKLIR-BA.TANTAHUN 200~2004

menglsl bidang frakturasi, berbentuk urat dengan ketebalan milimetrik-centimetrik. Kedapatan pemineralan U pada bidang frakturasi tersebar tidak merata, ditunjukkan dengan tidak meratanya nilai radiometri antara 1.000-5.000 cIs, secara umum bidang mineralisasi berarah N 70°-80° E dengan kemiringan ke utara.

Pemineralan U yang tidak terakumulasi dalam bidang tektonik yaitu pemineralan uranium yang mengisi ruang antar mineral terhadap larutan magmatik, bentuk nodul -nodul dan tidak kontinyu, radiometri berkisar antara 1.500-5.000C/S[4,5].

Secara litofasies kedapatan pemineralan U sangat terkait dengan zona ferromegnesia/zona biotit, sedangkan mineralisasi Kalsit-gipsum terdapat pada kedua zona baik zona biotit maupun zona klorit[9].Hal ini menunjukkan bahwa proses pembentukan pemineralan U terbentuk lebih dulu dibanding pembentukan mineralisasi kalsit-gypsum. Hasil pengukuran geofisika (IP) menunjukkan bahwa anomali radiometri (mineralisasi U) berkaitan dengan terdapatnya mineral sulfida dengan nilai PFE >7[10].

Secara mikroskopis mineral uranium berupa mineral uraninit yang ditunjukkan oleh adanya jejak-jejak partikel pada film CN 85. Mineral uranium berasosiasi dengan mineral pirhotit, molibdenit, pirit, kalkopirit, spalerit, lolingit, bornit, magnetit,

ISBN 979-8769-12-0

ilmenit, turmalin dan kuarsa. Sebagian mineral uraninit terlingkupi oleh mineral silika dan sulfida, hal ini menunjukkan mineral uraninit tersebut bermigrasi pada media silika dan sulfida. Berdasarkan asosiasi mineral dan gejala ubahan/alterasi yang berupa silisifikasi, serisitisasi, epodotisasi dan kloritisasi, gejala ubahan yang terjadi berdekatan dengan jalur pemineralan U, menunjukkan bahwa pemineralan U terjadi akibat proses hidrotermal pada suhu 200°-500° C dan berhubungan dengan terobosan granit[11]. Proses hidrotermal tersebut didukung dengan tidak terdapatnya mineral hematit pada mineralisasi uranium serta terdapatnya urat-urat kalsit dan gypsum[12]. Mineral turmalin ditemukan dalam 2 tipe, yaitu turmalin yang mengisi bidang fraktur sebagai urat, mineral tersebut berkaitan dengan mineral uraninit dengan bentuk kristal kasar dan berwarna hijau. HasH analisis Karyono, 1989 menyimpulkan pembentukan mineral turmalin yang terdapat pada urat pemineralan U terjadi pada temperatur 325°->400° C. yang menunjukkan bahwa pembentukan pemineralan U terjadi pada temperatur 325°->400° C. Sedang mineral turmalin yang berkaitan dengan batuan berukuran halus berwarna coklat, terbentuk

bersamaan dengan proses

metamorfosa[11].

(6)

PROSIDING

N o 0.1 1KlA

<---'

( .i~ .,.~ ~

SEMINAR GEOLOGIPUSAT PEN~BANGAN NUKUR DAN SUM8ERDAYA TAMBANGBAHAN GoAL-fAN DANJ<7kcIrt'ca..C-E<>LOGOf22 Sepot~NUKLJIR-••••••YAHUN ~2:CJO,.C

r.•••

.lUfll8ANG "

i

JUMSANG III

(7)

PROSI DI NG

SEMINARPUSAT PEN<3E •••••GEOLC>Gf_GAHNUKUR DAN StJllwtBERDAYA TAMBANG1:AHUNBAHAN <3ALIAN DAN ~c:>G4••~cortcz. 22 ••••••~~NUKUR-IJATA2004

a

-_.~

---~-

..•

---_

---~

..•.

_---_

_

..•~

Meta agilite from Bukit Biru

Volcanic unit of Amir Engkala type - Volcanism,especially

ignimbrite and cinerite - Alternate metapelite and

metasilt

- Fracture shistocity

Volcano Sedimentary unit of Upper Kalan type

- Metapelite intercalated of metasilt

- Fracture schistocity - Green Schist facies

~ Metamorphism (andalusite)

Quarzite of Rabau

±

800 m

Volcano Sedimentary of Lower sens type

- Alternate metapelite, metasilt, and rhyodacite

- ChrystaliophyUitic schistocity - Amphibolite facies

- Metamorphism (cordierite and silimanite)

- Granitod injection along statification

Tonalitic intrusion with contact metamorphism

Gambar 2. Kolom Stratigrafi Cekungan Kalan ( Soeprapto, dkk 1987)

(8)

PROSIDING

SEMINARPUSAT PENG-EIVlBAN<3ANGEOLOGI NUKUR DAN SUMBERDAYA TAMBANGBAHAN <3ALtAN JClkClr'fCI. 22DAN <3EC>LC>G-I NUKLIR-BATA'::1S4ii1tp1'4M"T'1Ib.erTAHUN 200412004 KETERANGAN ';':0_1 V...ars(n~."O"fIUS.0,·i: ~ •....;.<It~t1ml.ro~ctt :~ ".~flrtfTUEI.O.·it L::__~-L3f$Jtl~-cI --=.n.':.31d1..><; ~n V.:g-~,r.K

Z

Jo.n.t.;;;;"l("'l"'"9"' 7---:::~ • ~ 71M.6ox ~ s..-g. _~J----. s.c., •.• ,A - ••1.1.n'<:~;~:::-;~~~~~'::~ :~ \ .,••• oW

,

..~

Gambar 3 Peta Geologi Sektor Rabau Hulu (Modifikasi A. Sarwiyana S.,dkk, 1995

KETERANGAN

Ihblltf

Kontur

Sungai

Lubang Bor

Gambar4. PETA LOKASI BOR SEKTOR RABAU HULU KALIMANTAN BARAT (MODIFIKASI SODIKIN, DKK 1993)

Sesar Balas Zona

(9)

PROSIDING

700 M RABl7 T B 650 M, RABL 6 RABL 8 - G "'~Il""---'"

G - Kuarsit mikro muskovit ~ G

I I ~G LJG I I I I

-600 M-550 M 500M

I

I

Kuarsit mikro muskovit

-

-450 M. KETERANGAN I I I ___ "_~ __~ h __ ' C~_~ ~ "_ .. ~

~_J

0102030"1

-~_._--l

~mbj Kuarsit mikro biotitGranit

f!!DI

Km~- Kuarsit mikro muskovitMineralisasi U ~

l___ ;...__.__~ ~ Kuarsiit Leopard r

,

Zona Favorabel "' . "

Gambar 5.PENAMPANG GEOlOGI RABl 6, RABl 7, RABl 8

SEKTOR RABAU HUlU KALIMANTAN BARAT( Modifikasi KA BUTT,1984)

(10)

PROSIDING

SEMINARPUSA.T PENGoEI\oI"IBANGo.A.NBAJ-tAN GALlANGEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYA TAMBANGJok<:::W"fc=-. 22DAN GE<:>LC>GI NUKUR-B.A.TA.'::ISept •••....•...•TAHUN 2004\b~ 2004 700fn GSCm GOOm SSOm 500m B RabIE: A:UOT 1=$0 D = 3.5 Rabl17 A!:;U 180 T 1=$0 D=I 11S>&.72 m Rabl7 A=UOT 1=90 D=2 Kmm Rabl11 A:U ISOT 1:90 D:4 Kmm Zona Aluminiu 150.78m Rabl15 A:UOT 1=90 D:' lSO.SO m T i !115,HJm o~~~Om

--'0:::-L __

.

~

._~..

..

.

.

._

KETERANGAN _ Pemineralan U • Rabl6

-~--Lubang Bar Sesar Kmm

Zona Aluminium Silikat ( zona klaril )

Zona Aluminium Silikat ( zona klori! )

Kuarsil mikro muskovit

... Balas Zona 'Kn"ti Kuarsit mikro biallt

Gambar 6. Penampang lubang Bor Litofasies

(11)

PROSI DI NG

SEMINARPUSAT PENG>ervtBA.NG-A.NGEOLOGI NUKUR DAN SUMBERDAYA TAMBANGBAHAN <3A1...tAN DANJc.korto.GEC>L<:>G' NUKLIR-BA..TA'::I22 S..,p1"~b.e4""TAHUN 200.4\20<>4 150 nT' £50I'Tt u Rabl21 A ; U 180 T I =90 0;3 Rabl19 A = U 180 T I=90 0;1 Rabl 11 A=U 180 T I =90 0=2

s

>COm

!

L

i' . r r '.. -",.. ~. -_,>"..

//

:/

• KETERANGAN R..1bI9 et Lubang Bor =:::;; Sesar I!Imm Pemineralan U

Zona Aluminium Silika1 (Zona Klorit ) Kmm

tB9.5m

kmm· Kuarsit mikro muskovit

Kmo. Kuarsit mikro biotit

oJ 1(> 20

-

JiJm

Gambar 7 Penampang Lubang BorLitofasies

Rabl 21-Rabl (Modifikasi Sodikin,dkk,1992/1993)

Paragenesis: paragenesis fasa 1 dicirikan oleh Berdasarkan hubungan dan asosiasi

mineral yang ditemukan, maka paragenesis pemineralan pada Sektor Rabau adalah sebagai berikut :

ISBN 979-8769-12-0

terdapatnya mineral magnetit, ilmenit, pirhotit dengan sedikit pirit, turmalin, rutH, mineral tersebut merupakan mineral yang terdapat dalam batuan kuarsit mikro biotit dan kuarsit leopard. Kedapatan mineral

(12)

PROSI DI

,

NG

SEMINAR GEOLOGI NUKUR DAN SUMBERDAYATAMBANG TAHUN 200~PUSAT PENG-Erv'lBANGA.N BAHAN GALIAN DAN...J<:IkClr"t"CI•..cs.E<=>L<:>G-122 SE'r'pt~b~-NUKUR-BATA"::I2004

ilmenit mengkristal lebih dulu baru diikuti oleh magnetit, pirhotit, pirit, turmalin, rutil. Paragenesis fasa 2 pembentukan mineral uraninit, pirhotit, molibdenit, sfalerit, kalkopirit, lolingit, born it, turmalin dan kuarsa. Mineral tersebut mengisi frakturasi sebagai urat dalam batuan kuarsit mikro biotit. Mineral uraninit dan pirhotit adalah mineral yang mengkristal pertama

kemudian diikuti oleh molibdenit, pirit, kalkopirit, spalerit, lolingit, born it, turmalin dan kuarsa.

paragenesis fasa 3 pembentukan mineral pirit, kalsit, gipsum yang mengisi bidang frakturasi, terbentuk pada deformasi terakhir sebagai urat yang memotong fasa

1 dan 2[4].

Secara rind urutan kristalisasi mineral adalah sebagai berikut : No Fasa Kristalisasi 1 2

3

Mineral 1. Ilmenit ---2. Magnetit ---3. Pirhotit --- ---4. Pirit --- ---5. 6. RutilUraninit ---7. Molibdenit ---8. Spalerit

---9.11.10. BornitKalkopiritLolingit ---

- ---12. Turmalin

--- ---13. Kuarsa ---14. Gipsum ---15. kalsit

(13)

---PROSIDING

SEMINARP~T PENGe""BANGoANGEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYA TAMBANGBAHAN GALtAN DAN C3EC>LC>G...JOIk<:n""OI~2:2: Septe-rT'1lb~NUKLIR-8.ATANITAHUN 2004120<>4

KESIMPULAN

mikro biotit, Kuarsit mikro muskovit, kuarsit biotit, batutanduk yang berumur Permo Karbon. Batuan tersebut diduga mengandung elemen U yang terdapat dalam mineral biotit. Pada Kapur Awal terjadi proses tektonik dengan arah bukaan N 80°-90° E (Kalan) dan N 70-110 E (Ella IlIir) (A. Sarwiyana, 1991)[5]. Sedang di Pegunungan Schwaner terjadi intrusi granitoid/tonalit pada Kapur Awal yang mengintrusi batuan Permo Karbon. Pada Kapur Akhir (91-80 juta tahun) terjadi intrusi batuan granit yang kaya akan kadar elemen Th, U, Cu, Nb, Mn, W diduga sebagai granit Sukadana . Akibat intrusi granit tersebut mengakibatkan unsur U yang terdapat dalam mineral biotit pada batuan metasedimen mengalami mobilisasi dan terakumulasi dalam bidang fraktur dan ruang antar mineral sebagai urat berarah N 70°-80° E. Sedang unsur U yang terdapat dalam batuan granit terakumulasi dalam bidang fraktur bersamaan dengan unsur lain (sulfida, silika, gas boron) sebagai proses pegmatik pneumatolitik. Dengan terdapat mineral andalusit baik pada batuan favorabel maupunpada batuaninduk (bukanfavorabel)menunjukkanbahwa Sektor RabauHulutidakte~adiproses"refrograde". Sumberdaya Mineral uranium

Berdasarkan pengamatan minera lisasi uranium baik pada lubang bor maupun pada permukaan menunjukkan bahwa pola penyebaran zona mineralisasi uranium ke arah utara ketebalan makin menyempit dan kadar uranium juga makin rendah. Sedangkan kearah selatan kadar uranium cukup menarik terutama bidang mineralisasi A2 (Rabl 6, Rabl 7, Rabl 8, Rabl 11, Rabl 13, Rabl 17, NC3, NC4, NC5, R4, R5 dan R6) dengan tebal rata-rata 1,14 m, bijih U yang diperoleh 70.681 ton dengan kadar rata-rata 0,092 % U3Oa

sehingga diperoleh kandungan 65 ton U30a. Hasil perhitungan sumberdaya mineral uranium di Sektor Rabau Hulu pada 27 lubang bor inti dengan jumlah kedalaman 4.302,85 m dan 6 lubang bor non inti dengan jumlah kedalaman 412,93 m[13],dengan metode "Krigging" ketebalan rata-rata berkisar antara 0,3 - 1,4 m didapatkan bijih 389.189 ton dengan kadar 0,034-0,143 % total sumberdaya uranium sebesar 294.272 Kg U30a atau dibulatkan menjadi 294.000 kgU30a.Sedang estimasi cadangan terukur adalah sebesar 177 ton yang terdapat dalam 130.500 ton bijih[14]. Kronologi

Kronologi geologi dan mineralisasi uranium Sektor Rabau Hulu diawali dengan pembentukan batuan metasedimen (kuarsit

Kedapatan pemineralan U menglsl

bidang frakturasi berupa urat berarah N

(14)

PROSIDING

SEMINAR GEOLOGIPUSAT PENG-EtvtBANGANNUKUR DAN SUMBERDAYA TAMBANGBAl-tAN <GALtAN DANJOIkc:w1'cx.22<3EC>LC><31S.ept"ernbe..-NUKLIR-B.ATAN!TAHUN 20042004 70 ° - 80 ° E dan porositasprimerbatuan

berupa nodul-nodul dengan radiometri berkisarantara1.000-5.000as.

• Secara litofasies zona favorabel berupa ferromagnesia/zona biotit pada litologi kuarsit mikro biotit dengan pola penyebaran zona pemineralan U ke arah selatan cukup menarik.

• Pemineralan U berupa uraninit yang berasosiasi dengan pirit, pirhotit, kalkopirit, molibdenit, sfalerit, magnetit, turmalin, kuarsa dan terdapat alterasi silisifikasi, kloritisasi, epidotisasi yang diduga sebagai proses hidrotermal magmatik yang berkaitan pegmatik pneumatolitik dengan temperatur pembentukan 325°->400° C.

DAFTAR PUSTAKA

1. PIETER PE and SUPRIATNA S, Peta Geologi Daerah Kalimantan Barat, Tengah, Timur. Pusat Penelirtian Dan Pengembangan Geologi DEPTAMBEN bekerja sama dengan BMR Australia (1990).

2. PIETER PE and SANYOTO P, Geological Data Record Nangataman, Pontianak 1 : 250.000 Quadrayles, West Kalimantan. Geological Research and Development Center, Indonesia in Cooperation With The Berau of Mineral Resources Australia (1989).

3. WILLIAM PR, JOHNSTON CR, ALMOND RA and Cooperation WH, Late Cretaceous to early Tertiary Structural element of West Kalimantan, Tectonophysics (1988)

4. SOEPRAPTO TJOKROKARDONO,

MUDJO SUMEDI,

RETNOWITJAHY ATI, MANTO

WIDODO, Studi Mineralisasi dan Paragenesis Pemineralan U di Sektor Rabau Hulu kalimantan Barat, Majal;ah BATAN Vol XX No 3 - 4 Julki - Oktober (1988).

5. SARWIYANA SASTRA TENAYA A, DWIYONO, MANTO WIDODO, ALDAN DJALlL, laporan Akhir Prospeksi Super Detail Sektor Rabau Hulu Kalimantan Barat, P2BGN - BATAN, 1995 - 1986. 6. CEA - BATAN, Prospect to Develop

Uranium Deposite in Kalimantan Volume II (1977).

7. DWIYONO, PASTI SINULINGGA, SUBAGYO ES, BOMAN, Laporan Final Prospeksi Super Detail Daerah rabau -Samporno Kalan Kalimantan Barat, P2BGN - BATAN, 1986.

8. WILLIAM TUNER and GILBERT, Petrography An Introduction to the study of rocks in thin section, Second Edition by W. H Freeman and Company (1982).

9. SODIKIN ME, ZAINUDDIN HAMID, DWIYONO, KASWADI, HERWANDI

(15)

PROSI DI NG

SEMINARPUSAT PENGEfVlBANGANGEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYA TAMBANGBAHAN GAt...I.AN DAN GEC>Lc:><:;.tNUKLtR-BA.TANJ~k<:::W"QI. 22 S<El'pt~be-rTAHUN 200~200.4

SUSTAMAN, Laporan Pelaksanaan Kerja lapngan Tim Litogeokimia -Litofasies di Rabau HuluKalimantan barat, P2BGN - BATAN, 1992- 1993. 10. FRANCIS LlLIE, Uranium Prospection

Tectonic Study of Kalan, IAEA Expert, 15 Juni - 25 Juli, 1986.

11. PAUL RAMDOHR, The Ore Minerals and Their Intergrowth, Second edition in two volume, Pergamon Press, Oxford New York, Toronto Sydney Paris Frankufrt, (1980).

12. K.A BUTT, Mineralogy and Petrography of uranium Mineralisation

ISBN 979-8769-12-0

In kalan Basin, West Kalimantan, Proyect Ins/3/008/iaea, 1984.

13. RETNO WITJAHJA TI, HANDOKO, Perhitungan Sumberdaya uranium di Daerah Rabau Hulu Kalimantan Barat, Laporan Hasil Penelitian Proyek PTE&PBN BATAN, Jakarta, 1990/1991 14. MULYONO DAVID SINGGIH, YANU

WUSANA, Perhitungan Sumberdaya uranium Rabau Dan Sekitarnya, Kalimantan Barat, Laporan Hasil Penelitian Proyek PTE&PBN BATAN, Jakarta, 1992/1993.

99

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Kajian
Gambar 2. Kolom Stratigrafi Cekungan Kalan ( Soeprapto, dkk 1987)
Gambar 3 Peta Geologi Sektor Rabau Hulu (Modifikasi A. Sarwiyana S.,dkk, 1995
Gambar 5.PENAMPANG GEOlOGI RABl 6, RABl 7, RABl 8
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dankuantitatif, untuk mencari informasi mengenai tata rias, busana, dan aksesoris tokoh Minakjinggo danpenilaian

Lebih lanjut Rao mendefinisikan pupuk hayati sebagai preparasi yang mengandung sel-sel dari strain-strain efektif mikroba penambat nitrogen, pelarut fosfat atau

Setelah menganalisis data yang terkumpul, ditemukan kesalahan-kesalahan Bahasa Inggris dalam Status dan Obrolan di Media Sosial BBM yang kemudian digolongkan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bakteri yang berpotensi mendegradasi minyak solar di Pelabuhan Tanjung Perak dan dapat mengetahui kemampuan isolat bakteri

VI.8.2 Majelis Jemaat GPIB “SAWANGAN” Depok mengucapkan terima kasih kepada Warga Jemaat GPIB “SAWANGAN” dan simpatisan atas kehadiran serta perhatian dan

Setelah pemberian CBP selama 14 hari, dilakukan pengambilan tulang femur untuk pengecekan kadar osteocalsin melalui IHC dengan cara (1) preparat dilakukan parafinasi dengan

Jika pembelajaran yang dilaksanakan didukung dengan Lembar Kerja Siswa yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu maka pelaksanaan Proses Pembelajaran di dalam kelas

[r]